Toaz - Info Makalah Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan PR
Toaz - Info Makalah Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan PR
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. RAMAITA.M.Kep
2020
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
i
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar.......................................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Askep Sehat Jiwa Pada Ibu Hamil...............................................................................................3
B. Askep Sehat Jiwa Pada Bayi.......................................................................................................6
C. Askep Sehat Jiwa Pada Toddler..................................................................................................8
D. Askep Sehat Jiwa Pada Prasekolah..........................................................................................10
E. Askep Sehat Jiwa Pada Usia Sekolah........................................................................................12
F. Askep Sehat Jiwa Pada Remaja................................................................................................15
G. Askep Sehat Jiwa Pada Dewasa...............................................................................................16
H. Askep Sehat Jiwa Pada Lansia..................................................................................................19
BAB III..................................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................................21
Kesimpulan......................................................................................................................................21
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai
karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan
yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwaadalah kondisi
jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan
dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stress yang serius (Kusumawati &
Hartono, 2011).
Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2011,yang di kutip
dari Ikrar (2012),penderita gangguan jiwa berat telah menempati tingkat yang luar
biasa. Lebih 24 juta mengalami gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan
jiwa di dunia, seperti fenomena gunung es di lautan, yang kelihatannya hanya
puncaknya, tetapi dasarnya lebih banyak lagi yang belum terlacak. Bahkan menurut
laporan pusat psikiater Amerika, dibutuhkan dana sekitar US$ 160 bilyun pertahun.
Berarti gangguan jiwa berdampak dalam semua segi kehidupan,ekonomi, politik,
sosial, budaya, keamanan, dan seterusnya.
1
laporan riset kesehatan dasar tahun2007, ditemukan bahwa sebanyak 11,6%
individu yang berumur 15 tahun keatas melaporkan bahwa mereka memiliki
gangguan
emosional (Dimyati, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang askep sehat jiwa sepanjang rentang
kehidupan yang meliputi ibu hamil, bayi, toddler, prasekolah, usia sekolah, remaja,
dewasa, dan lansia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
A. Riwayat Obstetri
B. Riwayat Kontrasepsi
C. Riwayat Penyakit dan Operasi
D. Riwayat Kesehatan
3
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f) Riwayat dan perawalan anemia.
g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i) Merokok (Jumlah batang per hari).
j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
k) Alergi dan sensitif dengan obat.
l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit,
E. Riwayat Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
2. Ketakutan
Intervensi :
a. Berikan informasi sesuai tingkat pemahaman atau penerimaan klien.
b. Orientasikan klien ke lingkungan sekitar
c. Orientasikan keluarga pada kebutuhan khusus klien dan izinkan anggota
keluarga berpartisipasi dalam memberikan perawatan.
d. Atur anggota keluarga untuk tinggal bersama klien.
Intervensi
a) Berikan kesempatan klien untuk mendiskusikan keluhan yang mungkin
menghalangi tidur.
b) Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang memungkinkan pasien tidur
tanpa terganggu selama beberapa jam.
c) Berikan bantuan tidur, kepada klien, seperti bantal, mandi sebelum tidur,
makanan atau minuman, dan bahan bacaan.
d) Ciptakan lingkungan tenang yang kondusif untuk tidur.
e) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang teknik relaksasi.
5
B. Askep Sehat Jiwa Pada Bayi
1. Pengkajian
Penyimpangan perkembangan :
berkembangnya
rasa tidak percaya
Menangis menjerit-jerit saat ditinggal ibunya
Tidak mau berpisah sama sekali dengan ibunya
Tidak mudah berhubungan dengan orang lain
Menangis Berkepanjangan
Agitasi yang berlebihan
2. Diagnosa Keperawatan
7
C. Askep Sehat Jiwa Pada Toddler
1. Pengkajian
a) Identitas
b) Nama
c) Umur
d) Jenis Kelamin
e) Agama
f) Penanggung jawab
e. Keluhan Utama
f. Riwayat Penyakit Sekarang
g. Riwayat Penyakit Dahulu
h. Riwayat Pengobatan Keluarga
i. Riwayat Psikososial
j. Riwayat Keluarga
k. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
8
2) Risiko terhadap cedera berhubungan dengan keadaan tumbang dan
lingkungan
Intervensi :
a) Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi
b) Lindungi kaki anak dengan sandal/sepatu
c) Beri makanan yang aman untuk usia anak
d) Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan
3) Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang
anak
Intervensi :
a) Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini
sesuai umur
b) Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan
c) Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
9
D. Askep Sehat Jiwa Pada Prasekolah
1. Pengkajian
Keluarga
1. Pengetahuan keluarga
2. Peran orang tua
Anak
1. Perkembangan fisik, yang perlu di kaji antara lain :
a) Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun. Berat
badan rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 Kg terkait denga
nutrisi anak.
b) Pertumbuhan anak ( tinggi badan 2 – 3 inchi per tahun ).
c) Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatan koordinasi otot
besar dan halus, sehingga mereka dapat berlari dengan baik, berjalan
naik dan turun dengan mudah dan belajar untuk melompat.
d) Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.
3. Perkembangan psiko-sosial
a) Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.
b) Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial,
mereka berganti dari bermain paralel ke jenis asosiatif.
4. Persepsi Kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melaui keluarga, pola hidup mereka,
sensasi pada tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu anak-anak mengembangkan perilaku
sehat mereka, berpakaian dan makan.
11
E. Askep Sehat Jiwa Pada Usia Sekolah
1. Pengkajian
1. Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Penanggung jawab
Nama orang tua sebagai penanggung jawab
Pendidikan ayah/ibu
Pendapatan keluarga yang memadai menunjang tumbuh kembang anak
karena orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan anak
Alamat
3. Riwayat Parental
Riwayat kesehatan ibu, gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan
maupun sedang hamil, akan menghasilkan BBLR atau bayi lahir mati dan
menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin,
anemia pada BBL, mudah terkena infeksi, abortus dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995 :
2).
4. Riwayat Kelahiran
Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu system yang
teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu system
yang tergantung pada kemampuan genetic dan mekanisme hemeosttik bayi itu
sendiri. Masa prenatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari
setelah dilahirkan, merupakan masa awan dalam proses tumbuh kembang anak
khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan
berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen (Soetjiningsih,
1995 : 4-5).
7. Riwayat Imunisasi
Dengan pemberian imunisasi diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit
tertentu yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian.
Eliminasi BAB/BAK
Anak umur 1,5 – 2 tahun berhenti mengompol pada siang hari, 2,5 – 3 tahun
berhenti mengompol pada malam hari. Anak perempuan lebih dulu berhenti
mengompol, bila umur 3-4 tahun masih mengompol, dicari penyebabnya. Toilet
training (latihan defekasi) perlu dimulai penyebabnya agar evakuasi sisa makanan
dilakukan secara teratur yang mempermudah kelancaran pemberian makanan.
(Abdoerrachman, dkk, 1985 : 55).
Personal hygiene
Anak mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, potong kuku 1x seminggu,
membersihkan mulut dan gigi.
9. Tanda-tanda vital
14
F. Askep Sehat Jiwa Pada Remaja
1. Pengkajian
a) Identitas
b) Keluhan utama saat masuk Rumah Sakit
c) Faktor predisposisi
d) Aspek fisik atau biologis
e) Aspek psikososial
f) Status mental
g) Catat pola pertumbuhan dan perkembangan dan bandingkan dengan alat
standar
h) Catat bukti pencapaian tugas perkembangan yang sesuai bagi remaja
i) Lakukan pemeriksaan fisik
j) Kaji respon perilaku yang dapat mengindikasikan gangguan pada remaja
k) Observasi adanya bukti-bukti gangguan mood
2. Diagnosa Keperawatan
15
G. Askep Sehat Jiwa Pada Dewasa
1. Pengkajian
a. Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20
tahun.Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan
fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita hamil dan
keluarga usia subur sangat luas. Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami
penyakit berat tidak sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung
mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda dalam mencari perawatan
kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia baya. Temuan
pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali klien mempunyai penyakit.
Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari
pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup dapat membantu perawat dan
klien mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung,
maligna, paru, ginjal atau penyakit kronik lainnya. Pengkajian gaya hidup pribadi
dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup secara umum, yaitu :
a) Hobi dan Minat
b) Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan
c) kafein, alcohol dan obat terlarang
d) Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
kesehatan
e) dan hewan peliharaan
f) Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik
g) dan mental
b. Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal dan
tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup secara
umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep individu,
pemecahan masalah dan keterampilan motoric. Mengidentifikasi area pekerjaan
yang diinginkan adalah tugas utama dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui
persiapan pendidikannya, keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan
pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan
pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system
pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan keahlian
yang diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa dewasa
awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas.
16
c. Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu
mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa awal kadang
terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada
tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa. Namun pola tertentu atau
kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun, arang dewasa
memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34 tahun
orang dewasa mengarahkan kelebihan energinyaterhadap pencapaian dan
penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari
tujuan hidup dan hubungan. Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi, sosial
dan pekerjaan. Seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan “krisi usia baya”
ketika pasangan dalam pernikahan, gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah.
Selama masa dewasa awal, seseorang biasanya lebih perhatian pada pengejaran
pekerjaan dan sosial. Selam periode ini individu mencoba untuk membuktikan status
sosialekonominya. Mobilitas yang lebih tinggi didapat melalui pilihan karier. Akan
tetapi adanya kecenderungan saat ini terhadap pengecilan perusahaan
menyebabkan posisi yang tinggi lebih sedikit. Kemudian banyak dewasa awal
menghadapi peningkatkann stress karena persaingan yang lebih besar di tempat
kerja untuk mencapai dan mempertahankan status kelasmenengah. Konseling karier
dan kepribadian dapat membantu individu mengidentifikasi pilihan karier dan
menentukan tujuan yang realistik. Faktor etnik dan jender mempunyai dampak
sosiologis dan psikologis dalam kehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat
merupakan tantangan yang jelas bagi asuhan keperawatan. Dewasa awal harus
membuat keputusan mengenain kerier, pernikahan dan menjadi orang tua.
Meskipun setiap orang membuat keputusan tersebut berdasarkan faktor individu,
perawat harus memahami prinsip umum yang tercangkup dalam aspek
pengembangan
psikososial dewasa awal.
d. Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan
dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat
waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan
menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya
lebih sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang
tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap individu
menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada setiap klien.
Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan yang
biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian pekerjaan juga
meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau
makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
e. Stress Keluarga
2. Diagnose Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
3. Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan
pergi dari rumah).
Intervensi :
a. Identifikasi factor penyebab dan penunjang
b. Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepian
c. Tingkatkan interksi social
- Kerahkan system pendukung tetangga dan keluarga individu
- Rujuk pada penyuluhan keterampilan social
- Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri
18
pada orang lain
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat
Pernah mengalami perubahan fungsi mental sebelumnya?
Kaji adanya demensia. Dengan alat-alat yang sudah distandardisasi,
meliputi Min Mental Status Exam (MMSE) (Menurut Flostein, MS. Dkk,
1995)
I. Orientasi
II. Registrasi
- Minta pasien untuk menghitung mundur dari 100 dengan selisi 7. Berhenti
setelah 5 jawaban. Berilah skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.
- Bila dia tidak mampu menghintung, mintakan padanya untuk mengeja suatu
kata dari arah belakang (misalnya RUMAH--------H-A-M-U-R), beri skor satu
untuk setiap huruf yang ditempatkan benar. Catatlah jawaban pasien.
Minta pasien unutk mengingat kembali ketiga kata yang ditanyakan kepadanya
diatas tadi.
V. Bahasa
2. Data Demografi
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
21
. DAFTAR PUSTAKA
Stuart & Sundeen. 2000. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
22