Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR BAHAN

KONTRUKSI KIMIA

NAMA : IQBAL MAULANA


KELAS : 2 EGM
NPM : 062040412327
• Tujuan Instruksional Khusus
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Berdasarkan viskositas
1.1.2 Berdasarkan aspek geometri/kristalinitas
1.1.3 Berdasarkan kemurnian
1.1.4 Berdasarkan sifat kelistrikan
1.1.5 Berdasarkan sifat mekanis (gaya ikat)
1.2 Susunan Atom dalam Benda Padat
1.2.1 Berdasarkan struktur atom
1.2.2 Kisi kristal dan struktur
1.2.3 Penyusunan Sel Satuan dalam Kristal
1.3 Ikatan Kimia Benda Padat
1.3.1 Jenis Ikatan pada Zat Padat
a. Ikatan Ionik
b. Ikatan kovalen
c. Ikatan Hidrogen
d. Ikatan logam
1.4 Sifat Mekanik Bahan
1.4.1 Elastisitas Bahan
1.4.2 Kekuatan Bahan (Strength)
1.4.3 Hukum Hooke
1.5 Rangkuman
Tujuan Instruksional Khusus

a. mengklasifikasikan bahan,
b. menjelaskan susunan atom dalam benda padat,
c. menjelaskan ikatan kimia benda padat,
d. menjelaskan sifat-sifat mekanik bahan.
01
1.1 Pendahuluan
02
Klasifikasi bahan dapat dikelompokkan
berdasarkan : 03
1. viskositasnya
2. aspek geometri/kristalinitas 04
3. kemurnian
05
4. sifat kelistrikan
5. sifat mekanis (gaya ikat). 06
1.1.1 Berdasarkan viskositas 01

02
Berdasarkan viskositasnya, material/bahan dapat dibagi
3(tiga), yaitu zat padat (solid), zat cair (liquid), dan gas. 03
Sifat material terkait dengan viskositas yaitu:
• difusitas atom penyusun 04

• kerapatan (densitas) atom 05


• kekerasan (hardness) atau kekuatan mekanis
06
1.1.2 Berdasarkan aspek geometri/kristalinitas 01
Berdasarkan aspek geometri, material dibedakan atas:
02
• Padatan kristal atau kristalin, jika semua atom atau molekul
penyusun padatan tertata dalam kisi ruang periodik 1,2 atau
3D. 03

• Padatan polikristal atau polikristalin, jika padatan 04


mengandung banyak kristalit (= butiran (grain): kristal
kecil yang terorientasi random dan saling bergabung oleh
gaya elektrostatik). 05

• Padatan amorf, jika atom dan molekul semuanya tertata


random dan tidak membentuk kristalit. 06

• Padatan dinyatakan imperfect jika tidak kristalin atau atom-


atomnya dipindahkan dari posisinya pada suatu tatanan
titik periodik. Imperfeksi perpindahan atom disebut juga
dengan cacat fisis (physical defect) atau cacat (defect) saja.
01
1.1.3 Berdasarkan kemurnian
02
Didasarkan atas kandungan atom asing yang tertata acak
(impuritis kimia). Jika atom impuritis membentuk tatanan tertentu yang
03
periodik disebut kristal tidak murni dengan superlattices.
Jika suatu padatan kristal tersusun oleh 2 atom yang masing-masing
04
membentuk tatanan periodik tertentu disebut kristal biner.
Contoh: GaAs, P-Si (jika P tertata dalam superlattice)
05
Berdasarkan kemurnian, material dibedakan atas:
• padatan perfect (kristalin) dan murni
• padatan perfect (kristalin) dan tidak murni 06
• padatan imperfect dan murni
• padatan imperfect dan tidak murni
1.1.4 Berdasarkan sifat kelistrikanthe 01

Didasarkan atas sifat konduktivitas listrik atau resistivitas padatan.


02
Tabel 1.1 Sifat konduktivitas listrik material
03

04

05

06

Check the answers


1.1.5 Berdasarkan sifat mekanis (gaya ikat) 01

Berdasarkan sifat mekanis (gaya ikat), material dibedakan atas:


02
• Crystal of inert gases (low temperature
8 solid)
• Ionic crystals
03
• Covalent crystal
• Metal Crystals 6 04
• 1
Hydrogen-bonded crystals
3
Selain klasifikasi di atas,6pembagian material berdasarkan atas 05
5
komposisi kimia dibagi menjadi 2 yaitu logam (dan paduan) dan
bukan logam yang klasifikasinya dapat dilihat pada Gambar 1.1. 06

3+6+1=10 Well done!


Gambar 1.1 Klasifikasi bahan berdasarkan komposisi kimia 01

02
2
03

04

05
6
1 06

3
1.2 Susunan Atom dalam Benda Padat 01
Sifat-sifat zat padat bergantung pada jenis atom penyusunnya dan struktur
materialnya. Pada temperatur kamar, zat padat tidak dapat dikompresi/ditekan.
Berdasarkan struktur atom dalam zat padat dikenal dua tipe zat padat, yaitu kristalin dan
amorf. Perbedaan antara kristalin dan amorf dilihat dari susunan molekul-molekul 02
pembentuk zat padat yaitu:
• Kristalin: memiliki titik leleh yang tajam dan molekulnya tersusun secara
berulang dan teratur dalam rantai yang panjang. 03
Contoh : grafit, es, dan lain-lain.
• Amorf: tidak memiliki titik leleh yang tajam ataupun satuan ulang yang teratur
(molekulnya tersusun dengan keteraturan yang pendek). 04
Contoh : gelas, plastik, dan lain-lain.
Perbedaan susunan atom antara kristal dan amorf dapat dilihat pada Gambar 1.2.
05
(a) (b)

06

Gambar 1.2 Susunan Atom Kristal (a) dan Amorf (b)


1.3 Ikatan Kimia Benda Padat 01
Zat padat terdiri atas sejumlah atom-atom/molekul
yang terikat. Jarak antar atom/molekul berdekatan 02
dan tersusun secara teratur.
03
Besar gaya tarik dan tolak, jika:
r > ro gaya tarik lebih besar 04
r < ro gaya tolak lebih besar
r = µ gaya tarik dan gaya tolak = 0 05
r = ro gaya tarik = gaya tolak, sehingga ro
disebut jarak keseimbangan atau jarak ikatan 06
1.3.1 Jenis Ikatan pada Zat Padat 01
a. Ikatan Ionik
Ikatan ionik terjadi karena gaya tarik elektrostatik antara ion 02
positif dan ion negatif (terjadi karena serah terima elektron
valensi). 03
Tabel 1.4 Beberapa Contoh Kristal Ionik
04

05

06

Check the answers


Sifat kristal ionik 01
1. Keras dan stabil
2. Merupakan konduktor yang buruk, karena tidak ada
elektron bebas 02
3. Suhu penguapannya tinggi sekitar 1000 sampai 2000 K
4. Tidak tembus cahaya 03
5. Mudah larut dalam cairan polar (air)
6. Menyerap radiasi infra merah 04

b. Ikatan kovalen
05
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena adanya
pemakaian bersama elektron-elektron dari atom-atom yang bersangkutan
atau patungan elektron valensi dari kedua atom. Sebagai contoh atom 06
hidrogen (H) memiliki konfigurasi 1s1 akan lebih stabil jika pemakaian
bersama sepasang elektron dengan sebuah elektron hidrogen yang lain
sehingga membentuk molekul H2.
01
CONTOH IKATAN KOVALEN :
02

03

Gambar 1.10 Ikatan kovalen Hidrogen 04

05

06

Gambar 1.11 Kristal Kovalen Intan dan Grafit


Tabel 1.5 Beberapa Contoh Kristal Kovalen
01

02

03

04

Sifat-sifat Kristal kovalen: 05

1. Tidak larut dalam zat cair biasa 06


2. Penghantar yang buruk
3. Tembus cahaya (contoh : intan)
4. Beberapa kristal kovalen sangat keras (intan, silikon karbid untuk
ampelas), karena energi kohesif kristal ini besar
5. Sebagian kristal, titik lelehnya sangat tinggi (intan = 4000 K)
c. Ikatan Hidrogen 01

Merupakan ikatan antar molekul dimana atom hidrogen suatu molekul 02


berikatan dengan atom oksigen dari molekul yang lain. Ikatan ini yang
menyebabkan air memiliki titik didih yang tinggi dan kalor penguapan
yang besar. 03

04

05

06
Molekul es
Gambar 1.12 Ikatan Hidrogen
d. Ikatan logam 01
Satuan sel ulangnya terdiri atas atom-atom logam. Elektron valensi pada logam
bebas bergerak meloncati satu atom ke atom lain membentuk lautan elektron.
02

03

04

05
Gambar 1.13 Elektron Valensi pada Logam

06
1.4 Sifat Mekanik Bahan 01
Pemakaian bahan umumnya dikhususkan menerima gaya atau beban
terpakai. Dalam kondisi ini, perlu untuk mengetahui karakteristik suatu bahan dan
merancang dengan teliti untuk membuat bahan yang mampu menerima deformasi 02
dengan tidak mengalami keretakan. Sifat mekanik suatu bahan mencerminkn
hubungan antara rangsangan atau deformasi dengan gaya terpakai. Perilaku sifat
03
mekanik ini sangat penting seperti kekuatan, kekerasan, elastisitas, dan
ketangguhan bahan
04
1.4.1 Elastisitas Bahan
Elastisitas adalah kemampuan benda padat untuk kembali ke bentuk
semula setelah gaya yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan. Benda-benda 05
yang memiliki sifat elastis disebut benda elastik, misalnya karet gelang, mistar
plastik, dan pegas baja. 06
1.4.2 Kekuatan Bahan (Strength) 01
Dalam bidang teknologi, kualitas bahan yang digunakan harus sesuai dengan
keperluan dan fungsinya. Untuk keperluan tersebut, suatu bahan harus diuji macam-
macam komposisi zatnya, dan juga dilakukan pengujian sifat mekanis bahan yaitu tentang 02
kelenturan dan kekerasannya. Empat sifat mekanis yang penting ialah kekuatan (strength),
kekakuan (stiffness), kelenturan (ductility), dan kekerasan (hardness). 03

1.4.3 Hukum Hooke 04


Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada pegas sebanding
dengan konstanta pegas dan pertambahan panjang pegas. Jika sebuah gaya bekerja pada 05
sebuah pegas hingga pegas terenggang.

06

Anda mungkin juga menyukai