Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NAUVAL MULYANA

NIM : D1011171076

KELAS :B

MATKUL : TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

DOSEN : CEK PUTERA HANDALAN, ST.,MT

UJIAN AKHIR SEMESTER

Soal :

1. Sebutkan keunggulan dan kelemahan BETON sebagai bahan konstruksi.


2. Jelaskan teknologi pembuatan BETON MUTU TINGGI atau KINERJA TINGGI.
3. Dalam spesifikasi beton disyaratkan mutu beton fc’ = 25 MPa. Dalam pelaksanaannya
diduga syarat tersebut tidak terpenuhi. Jelaskan cara membuktikan bahwa syarat
tersebut dipenuhi atau tidak dipenuhi.
4. Apa tujuan pembatasan pemakaian ukuran butiran maksimum? Sebutkan berapa factor
yang membatasi ukuran maksimum agregat sehingga tidak selalu dapat dipakai ukuran
maksimum yang paling besar.
5. Jelaskan peluang, ancaman dan keunggulan penggunaan kayu sebagai bahan bangunan
dan bagaimanakah proses yang harus dilaksanakan sehingga dalam pemanfaatan kayu
sebagai bahan bangunan tersebut dapat awet dan kuat.
6. Dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan kayu, seringkali oleh pemberi pekerjaan
mensyaratkan jenis kayu dan mutu tertentu. Jelaskan bagaimana menentukan Jenis2
Kayu dan Mutu kayu tersebut?
7. Dalam pemanfaatan baja sebagai bahan bangunan, jelaskan permasalahan permasalahan
yang sering terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
8. Jelaskan peluang, ancaman, keunggulan dan kekurangan penggunaan bambu sebagai
bahan bangunan.
9. Jelaskan proses terciptanya teknologi baja ringan, dan keunggulan serta kekurangan
pemakaian baja ringan sebagai bahan bangunan. Jelaskan juga dalam bangunan, baja
ringan dapat digunakan sebagai apa saja?
10.Buatkan tabel perbandingan system rangka kayu vs rangka baja ringan.
11.Jelaskan yang dimaksud dengan Berat Volume dan Berat Jenis. Beri contoh nya
12.Ceritakan perkembangan teknologi bahan konstruksi sampai saat ini.
Penyelesaian
1. keunggulan dan kelemahan BETON sebagai bahan konstruksi :
Kelebihan:
 Tahan lama
 Kekuatannya bisa diatur
 Mudah dibentuk
 Maintenance/ perawatannya lebih mudah
 Tahan terhadap
 Mampu memikul beban tekan yang berat
 Tahan terhadap temperatur tinggi
Kekurangan:
 Pekerjaan butuh ketelitian tinggi
 Lebih mahal
 Kuat tariknya lemah
 Lebih lama dalam proses pengerjaan
 Bentuk yang sudah dibuat susah diubah
 Daya pantul suara besar
 Beton yang mengeras sebelum pengecoran, tidak bisa didaur ulang

2. Beton Mutu Tinggi


Beton mutu tinggi merupakan beton yang memiliki kekuatan yang relatif
cukup besar yaitu  kuat tekan minimal > 41,4 MPa (SNI 03-6468-2000). Beton mutu
tinggi biasanya digunakan untuk elemen struktur yang memikul beban yang besar
misalnya balok girder jembatan, pier, poer, spun pile pondasi, sheet pile, elemen
struktur bangunan tingkat tinggi dll. Beton mutu tinggi umumnya selain memiliki kuat
tekan yang tinggi juga memiliki kelemahan yaitu meningkatnya tingkat getasnya, oleh
karena itu bisanya beton mutu tinggi dimodifikasi dengan material serat/batang fiber
untuk meningkatkan tingkat daktalitasnya. Beton mutu tinggi dalam proses
pembuatannya (Mix Design) selalu menjaga kadar air semen (Water/Cement Ratio)
yaitu berkisar 0,2-0,3 agar tingkat porositas dalam beton dapat berkurang,  tetapi tidak
menghilangkan sifat workability saat proses pelaksanaannya yaitu dengan
penambahan bahan  kimia superplastisizer. Teknologi beton mutu tinggi terus diteliti
dan dikembangkan, sebagai contoh perubahan beton mutu tinggi menjadi beton
berkinerja tinggi (Ultra High Performance Concrete -UHPC) dengan kuat tekan dapat
mencapai fc’= 240 MPa dan kini sedang dikembangkan beton reaktif yang dikenal
dengan istilah Reactive Powder Concrete - RPC dengan menggunakan material
reaktif berukuran mikro – nano seperti silica dan Quartz.  Dengan penggunaan beton
mutu tinggi dimensi beton dapat direduksi sehingga secara otomatis dapat mengurangi
bobot massa struktur bangunan. Dalam beberapa percobaan, beton mutu tinggi
cenderung mengurangi penggunaan ukuran agregat kasar yang besar tetapi lebih
dititik beratkan pada tingkat kehalusan, kekerasan dari agregat yang digunakan. 

3. Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat jika dipenuhi :
 Satu nilai kuat tekan uji adalah nilai kuat tekan pada umur 28 hari dari satu buah
benda uji
 Tidak ada lenih dari 1 nilai berturut-turut dari hasil uji yang kukrang dari nilai
kuat tekan rencana
 Rata-rata dari 4 nilai kuat uji tekan yang berurutan tidak boleh ada yang kurang
dari (σ’bk + 0,82 sd)
 Selisih dari nilai terbesar dan terkecil dari empat nilai uji kuat tekan yang
berurutan tidak boleh dari (4,3 sd)
 Secara keseluruhan, hasil anlisis minimal 20 benda uji yang berurutan tidak boleh
kurang dari (σ’bk + 1,64 sd)

4. Tujuan pembatasan ukuran agregat maksimum adalah agar tidak terjadinya


rongga-rongga pada beton. Dimana rongga ini yang dapat menyebabkan rendah nya
mutu beton itu sendiri. Ukuran agregat sendiri sudah di tentukan menggunakan
saringan yang lolos sesuai dengan saringan yang sudah di tentukan sebelumnya.
pada pekerjaan baik di balok maupun plat ukuran agregat yang besar biasanya
jarang di gunakan karena sulit melewati tulangan-tulangan yang ada di lapangan.
Besarnya butir maksimum agregat tidaklah dapat terlalu besar, karena terdapat
faktor yang mebatasi. Ukuran butiran maksimum agaregat adalah :
1. ≤ ¼ kali jarak bersih antar baja-tulangan atau baja – tulangan dan cetakan.
2. ≤ 1/3 kali tebal pelat
3. ≤ 1/5 kali jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan
Untuk beton-betulang, ukuran agregat ≤ 40 mm, dan untuk beton tanpa baja-tulangan
ukuran maksimum butiran dapat lebih besar.

5. a. peluang penggunaan kayu sebagai bahan bangunan


Peluang penggunaan kayu sebagai bahan bangunan yaitu kayu sebagai bahan
bangunan yang berasal dari batang pohon kemudian diolah menjadi potongan –
potongan balok yang sesuai dengan kebutuhan bangunan kayu itu sendiri.
Kayu sebagai Bahan Bangunan terbagi atas 3 golongan:
1) Kayu bangunan struktural, digunakan sebagai bahan struktural bangunan
2) Kayu bangunan non-struktural, kayu bangunan untuk digunakan dalam
bagian bangunan yang tidak berfungsi sebagai struktur bangunan
3) Kayu bangunan untuk keperluan lainnya yang tidak termasuk kepada
duakategori diatas.

b. Ancaman penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi

Jika sumber daya alam sebagai sumber bahan bangunan tidak dikelola dengan
baik maka kerusakan lingkungan hidup tidak akan terhindarkan. Disamping kerugian
lingkungan alam , tentunya akan menurunkan produksi kayu dan pada giliran
berikutnya akan menaikkan harga bahan kayu bangunan yang semakin tidak
terjangkau oleh masyarakat. Hutan-hutan bakau menghadapi banyak ancaman dan
kerusakan yang bisa membawa kepunahan. Ancaman itu ditimbulkan baik oleh
penyebab-penyebab alami maupun oleh manusia. Namun ancaman kegiatan
manusialah yang berpengaruh paling besar dan paling menentukan terhadap
kelestarian hutan. Contohnya saja berbagai tumbuhan dari hutan mangrove
dimanfaatkan orang untuk bermacam-macam keperluan. Kayu bakau berkualitas baik
sebagai bahan bangunan. Selain itu dalam sebuah konstruksi bangunan dengan
menggunakan kayu mengakibatkan berbagai resiko, seperti:

- Kayu mudah menyerap air.

- Mudah mengalami kembang-susut

- Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca.

- Rentan terhadap rayap.


Kayu memiliki kerugian antara lain, ialah sifat kurang hommogen dengan cacat
alam seperti arah serat yang berbentuk menampang, spiral dan diagonal, mata kayu
dan sebagainya. Beberapa kayu bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu. Kayu
dapat memuai dan menyusut dengan perubahan kelembaban dan meskipun tetap
elastis, pada pembebabanan berjangka lama suatu balok akan terdapat lendutan yang
relative besar. Sifat – sifat karakteristik ini memperlihatkan perbedaan penting antara
kayu dan bahan yang lain, untuk analisa matematis dalam ilmu kekuatan biasanya
diidealisir sebagai bahan yang sempurna akan homogenitas dan elatisitasnya.

Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidak teraturan struktur serat yang
disebabkan karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidak teraturan
atau cacat yang umum adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada
batang utama kayu. Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena cabang
tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau serangga. Cacat ini sudah tentu
mengurangi kekuatan kayu dalam menerima beban konstruksi.

Cacat akibat proses produksi umumnya disebabkan oleh kesalahan


penggergajian dan proses pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak,
crooking, bowing, twisting (baling), cupping dan wane (tepian batang bulat) karena
penggergajian yang terlalu dekat dengan lingkaran luar kayu.

c. Keunggulan penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi

1) Bahan Alami yang dapat diperbaharui

2) Kuat tarik yang tinggi

3) Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna.

4) Memberi efek hangat.

5) Bahan penyekat yang baik pada perubahan suhu di luar rumah.

6) Dapat meredam suara.

7) bahan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa.

Kayu sebagai bahan konstruksi yang masih banyak digunakan di Indonesia,


antara lain untuk keperluan rumah tinggal, jembatan dan lain-lain. Disamping itu
ditinjau dari segi arsitektur, bangunan dari kayu memiliki nilai estetika yang tinggi.
d. proses yang harus dilaksanakan sehingga dalam pemanfaatan kayu sebagai
bahan bangunan tersebut dapat awet dan kuat

Pengawetan suatu jenis kayu untuk meningkatkan daya alamiah dari kayu tersebut
terhadap serangan-serangan organisme, seperti cendawan dan jenis serangga. Keawetan
ini disebut keawetan alamiah.

Tujuan dari pengawetan :

1) kayu yang semula tidak awet menjadi awet

2) jenis kayu yang kurang awet dapat dijadikan sebagai pengganti kayu yang awet
dapat menghemat biaya pembangunan

Cara-cara pengawetan

1) Membakar kayu, yang dibakar adalah kulit luarnya agar tidak dimakan rayap,
ini untuk kayu yang ditanam dalam tanah

2) Ditutup dengan lapisan ter, sebelumnya kayu harus kering benar. Ini untuk
tiang-tiang pagar atau rangka atap dari kayu muda

3) Dengan carbolineum, pengawet yang efektif untuk kayu berpori, sangat baik
untuk kayu-kayu di dalam air (turap-turap)

4) Minyak creosoot, kayu yang diawetkan dimasukkan ke dalam ketel lalu


masukkan uap air sehingga getahnya keluar, selanjutnya semua cairan dipompa
keluar. Minyak creosoot yang telah dipanasi dimasukkan sampai suhunya
600C, selanjutnya dipres sampai tekanan 10 atmosfer

5) Proses Burnett, hampir sama dengan proses meng-creosoot, hanya saja bahan
yang dipakai ZnC12 yang berbusa dan tidak berwarna, perbandingan
pemakaian adalah 1 : 40 /1 ; 60 bagian air. Kayu yang diawetkan dimasukkan
ke dalam lori lalu maukkan ke dalam ketel dan ditutup rapat, tekanan dalam
ketel dikurangi hingga ¼ atmosfer selama 1jam. Setelah zat air dalam kayu
keluar, barulah zat atau cairan ZnC, dipompakan ke dalam ketel. Cairan ini
mula-mula 6 jam, dengan cara ini kayu khusus yang berhubungan dengan udara
luar.
6) Imfregnasi dengan konpervitrinool, sebuah tanki yang berisi campuran
kompervitriool dan air diletakkan diatas tanah setinggi +0,5 m dan letaknya
miring 600. Bahan pengawet dialirkan dari tangki I ke tangki 2 sampai jenuh
dan meresap ke dalam kayu.

7) Proses kiyanisaasi, obat yang dipakai adalah HgC12 yaitu zat cair putih yang
beracun, sangat berbisa dan tidak berwarna. Perbandingan campuran 1 : 150.
Kayu dimasukkan ke dalam bak-bak beton yang besarny ditumpuk dan diberi
bilah-bilah, dimasukkan supaya kayu tidak mengapung. Bak diisi cairan selama
5 – 14 hari. Setelah proses pengawetan di tumpuk pada tempat berangin.

6. Cara menentukan jenis kayu dan mutu kayu yaitu :


Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan
cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan
memeriksa sepotong kecil kayu.Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada
umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayuyang mudah dilihat seperti
penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya.
Untuk menentukan mutu kayu dapat dilakukan secara visual terkait dengan kualitas
muka kayu, seperti: cacat, pola serat, dan kelurusan batang, serta kadar air kayu.

7. Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada baja sebagai bahan


bangunan :
 Tidak tahan terhadap panas, api sehingga penggunaan dihindari daerah api dan
panas yang tinggi.
 Tidak tahan karat, sehingga penggunaanya harus dijauhkan dari penyebab
karat.
 Tidak mampu menahan arah horizontal yang tinggi seperti kemampuan
menahan tekuk.
cara mengatasi masalah tersebut :
1. Pencegahan korosi ada beberapa cara, antara lain:
a. Pencegahan korosi permanent, biasanya pencegahan ini cukup dengan
menambah elemen tertentu untuk menambah kekuatan pada korosif
contohnya: stainless steel dan weathering steel. Bisa juga dilakukan
dengan electric protection.
b. Pencegahan korosi sekunder yaitu dengan cara melindungi sementara dari
korosi contohnya pengecatan, pemberian minyak, passelin, plastic secara
berkala. Bisa juga dengan pelapisan timah, tembaga, zink dan disepuh.

2. Perlindungan struktur baja dari panas ada beberapa:


a. Melindungi baja dengan menyelubungi beton ringan. Agar beton ringan
tidak retak maka perlu dipasang tulangan membujur pada rangka
struktur.
b. Pemasangan kawat anyam yang diselubungkan pada baja, kemudian
diberi mortar ringan.
c. Pemasangan pelapis dari bahan asbestos, lapisan silicon, rock wool.
d. Penyemprotan, metode ini ada dua cara yaitu:
o Penyemprotan kering (dengan menyemprotkan asbestos atau rock
wool)
o Penyemprotan basah (dengan menyemprotkan nosel)

8. Peluang penggunaan bambu saat ini sangat sulit dikarena kan sulitnya mendapatkan
bahan bambu tersebut dan pembudi dayaan yang tidak ada.
Ancaman dari penggunaan bahan bambu sendiri adalah berkurang nya pohon bambu
di karenakan diperlukan jumlah yang sangat banyak untuk penggunaan bambu
sebagai material konstruksi.

Keuntungan menggunakan bahan bambu. Antara lain ;

 Mudah budidaya dan perawatan. Bambu adalah tanaman yang mudah


dibudidayakan oleh manusia. Cara menanamnya cukup mudah dan tidak perlu
perawatan khusus untuk membuatnya tumbuh subur. Setelah panen, tidak
memerlukan proses penanaman kembali. Serumpun bambu dapat mencapai usia 40
tahun baru kemudian perlu dilakukan penanaman baru.

 Laju tumbuh cukup cepat. Tanaman bambu memiliki laju pertumbuhan yang cukup
cepat. Pada beberapa jenis bambu, bahkan laju tumbuhnya mencapai 5 cenitmeter
per jam! Karena laju tumbuhnya cepat, maka masa panennya juga cukup cepat,
yaitu sekitar 3 hingga 5 tahun. Bandingkan dengan kayu yang memerlukan masa
tumbuh pohonnya hingga 40 tahun untuk mendapatkan kayu dengan kualitas baik.

 Tanaman bambu memiliki daya tahan yang cukup tinggi. Tanaman ini boleh
dibilang sebagai tanaman yang tidak mudah rusak. Saat terjadi angin kencang,
pohon-pohon lain bertumbangan, tetapi bambu masih tetap berdiri.

 Tanaman bambu dapat mencegah erosi, longsor dan banjir sehingga bermanfaat
bagi lingkungan sekitarnya. Rumpun bamboo juga dikenal dapat menjaga kualitas
air tanah.

 Harganya relatif murah dibandingkan kayu. Bagi konsumen ini adalah sebuah
kelebihan, tetapi bagi pembudidaya ini adalah sebuah kekurangan. Jika
dibandingkan dengan negara Asia lain, harga material bambu di Indonesia masih
rendah.

 Menurut penelitian, bambu lebih kuat dalam struktur dibandingkan beton dan
memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik.

 Bambu dikenal sebagai bahan bangunan yang elastis dan sanggup menahan beban
tarik, geser, tekuk, dan tekan. Hal ini membuat bambu mudah untuk dipotong dan
dibentuk.

 Bambu memiliki bobot yang ringan, sehingga tidak membebani beban bangunan
seara keseluruhan.

 Penampilannya eksotik dan artistik, sehingga cocok untuk diekspos.


 Kekurangan bambu sebagai bahan material

 Kekuatan sambungnya sangat rendah, karena menggunakan ikatan tali ijuk, paku
maupun pasak. Bambu juga tidak mudah disambungkan dengan material lain.

 Bambu cenderung tidak tahan terhadap jamur, lumut, dan serangan hama seperti
kumbang bubuk yang dapat melemahkan strukturnya. Perlu biaya ekstra untuk
membuat material bambu tahan lama.
 Bambu tidak tahan air untuk waktu lama dan juga tidak tahan api, sehingga mudah
terbakar.

9. Proses terciptanya teknologi baja ringan :


Perkembangan teknologi bahan konstruksi bangunan saat ini menunjukkan
kecenderungan penggunaan material yang efisien sesuai dengan kebutuhan. Salah
satunya adalah penggunaan material baja ringan sebagai elemen struktur dalam
konstruksi bangunan, terutama pada konstruksi rangka atap. Konstruksi atap dengaN
menggunakan material baja ringan telah menjadi alternatif pengganti penggunaan
material kayu pada struktur bentangpendek, misal pada bangunan rumah tinggal, dan
alternatif pengganti material baja biasapada struktur atap dengan bentang yang lebih
panjang.
Berkembangnya pemakaian material baja ringan dimulai dengan adanya
penelitian yang dilakukan oleh George Winter dari Universitas Cornell tahun 1939.
Hasil penelitian yang didapatkan oleh George Winter adalah dilahirkannya edisi
pertama tentang “Light Gauge Steel Design Manual”tahun 1949 atas dukungan AISI
(American Iron and Steel Institute). Sejak saat itulah digunakannya material baja
ringan untuk konstruksi bangunan, mulai struktur sekunder sampai struktur utama
(Andreas, 2012).
Baja ringan merupakan baja yang dibentuk dalam keadaan dingin dari
sebuah lembaran pelat, sehingga menjadi sebuah profil yang diinginkan. Berbeda
dengan baja biasa, baja ringan adalah baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan
tidak tebal (tipis), namun dari segi kekuatan tidak kalah dengan baja biasa.
keunggulan serta kekurangan pemakaian baja ringan sebagai bahan bangunan :
keunggulan baja ringan :
1. Anti karat dan anti rayap
2. Lebih murah dibandingkan kayu
3. Proses pemasangan mudah dan murah
4. Punya sifat yang lentur
5. Daya tahan jangka panjang
6. Material ramah lingkungan karena bisa didaur ulang
Kekurangan baja ringan :
1. Kurang fleksibel untuk profil rumah tertentu
2. Mudah terbawa angin
3. Nilai estetika berkurang
4. Proses pembuatannya tak ramah lingkungan
5. Bisa berakibat fatal jika salah hitung
6. Rentan terkena hempasan angin
Baja ringan dapat digunakan sebagai :
  Bahan baja ringan dapat diaplikasikan di banyak tempat, salah satunya adalah
atap. Selain untuk atap, baja ringan juga banyak di aplikasikan di pintu dan juga
jendela rumah.
10. tabel perbandingan system rangka kayu vs rangka baja ringan

Rangka Atap Kayu: baja ringan


Kuat terhadap gaya Tarik, tekan serta Kuat terhadap gaya tekan antara 650 MPA
momen lengkung. hingga 920 MPA.
Bersifat elastis dan fleksibel. Tahan Kurang fleksibel dibandingkan kayu.
terhadap arah beban yang tegak lurus
terhadap arah serat kayu.
Harga relatif cukup murah. Harga tidak dapat dikatakan murah.
Mudah dikerjakan dan tidak perlu terlalu Perlu pengerjaan yang presisi,
karena jika tidak, struktur lainnya
presisi.
pun terganggu.

Tidak memerlukan tenaga ahli Memerlukan tenaga yang ahli.


khusus.
Material kayu lebih mudah terbakar. Lebih sulit terbakar dan lebih tahan api.

Dapat berubah bentuk (melengkung karena Nilai pemuaian dan penyusutannya sangat
memuai, menyusut maupun retak) jika kecil sehingga tidak berubah bentuk.
terkena perubahan cuaca langsung.
Mudah terserang hama kayu. Perlu proses Tidak dapat diserang hama kayu.
pelapisan bahan kimia anti rayap.
Bobotnya lebih berat sehingga membebani Bobotya lebih ringan sehingga tidak
struktur di bawahnya. membebani struktur di bawahnya.
Mudah berjamur dan lapuk jika terkena Tahan terhadap jamur dan pelapukan.
kelembaban maupun hujan dan panas
langsung.
Tahan karat. Tidak tahan korosi karat jika zat
pelapisnya failed.
Usia pakainya relatif lebih Usia pakainya relatif lebih panjang
pendek dibandingkan rangka atap baja dibandingkan rangka atap kayu.
ringan.
11. Berat volume adalah rasio antara berat tanah kering mutlak dan volume total contoh
tanah termasuk pori-pori yang ada. Sedangkan berat jenis adalah rasio antara berat
tanah jering mutlak dan volume partikel tanah tanpa pori-pori yang ada di antara
partikel. Contoh berat jenis adalah berat jenis air dan contoh berat volume adalah
berat volume beton.

12. Perkembangan teknologi konstruksi saat ini mengalami kemajuan pesat, yang
ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern. Pada
jaman dahulu dengan peralatan yang sederhana dapat didirikan bangunan bangunan
monumental yang sampai saat ini masih tetap dikagumi. Dalam perkembangan
dunia konstruksi sekarang ini, sangat banyak usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, baik secara struktur maupun manajemen
konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk memperbaiki
dan mencapai hasil kerja yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai