Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

STASE MATERNITAS

Diajukan Oleh:
Muhammad Sholeh Ramadhana
Nim : 24.19.1413

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
YOGYAKARTA
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN


NUTRISI IBU HAMIL

Pokok Bahasan : Nutrisi

Sub Pokok Bahasan : Nutrisi Ibu Hamil

Penyuluh : Muhammad Sholeh Ramadhana, S.Kep

Hari/Tanggal : Selasa, 28 April 2020

Waktu : 15-20 Menit

Tempat : Poliklinik Ramadhan Berau

Sasaran : Ibu Hamil

A. Tujuan Umum

Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes), Ibu-ibu hamil


dapat mengetahui nutrisi yang baik bagi diri ibu dan janin selama masa
kehamilan
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1x20
menit, Ibu-ibu dapat mengetahui :
a. Definisi nutrisi ibu hamil dan janin

b. Komponen nutrisi bagi ibu hamil dan janin


c. Pola makan yang benar bagi ibu hamil dan janin
d. Contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil dan janin
e. Gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil
C. Strategi Pelaksanaan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
D. Media
Leflet
E. Materi
Terlampir
F. Kegiatan
No Acara Waktu Kegiatan Penyluh Evaluasi
1 Pembukaa 5 Menit 1. Mengucap salam Menjawab salam
n 2. Memperkenalkan dan
diri mendengarkan
3. Kontrak waktu
4. Tujuan
pembelajaran
2 Isi 10 Menit 1. Definisi nutrisi Mendengarkan
pada hamil dan
2. Komponen nutrisi memperhatikan
bagi ibu hamil
3. Pola makan yang
benar bagi ibu
hamil
4. Contoh menu
sehari-hari bagi
ibu hamil
5. Gangguan akibat
kekurangan dan
kelebihan nutrisi
bagi ibu hamil
3 Evaluasi 5 Meni Meminta pasien Bertanya dan
t menjelaskan dan menjawab
menyebutkan pertanyaan
Kembali:
1. Definisi nutrisi
pada hamil
2. Komponen nutrisi
bagi ibu hamil
3. Pola makan yang
benar bagi ibu
hamil
4. Contoh menu
sehari-hari bagi
ibu hamil
5. Gangguan akibat
kekurangan dan
kelebihan nutrisi
bagi ibu hamil
4 Penutup 5 Menit 1. Menyimpulkan Menjawab salam
hasil penyuluhan
2. Mengakhiri
kegiatan dengan
salam
G. Evaluasi
a. Pasien mampu menjelaskan dan memahami definisi nutrisi ibu hamil
b. Pasien mengetahui dan memahami komponen nutrisi bagi ibu hamil
c. Pasien memahami dan mengetahui pola makan yang benar bagi ibu
hamil
d. Pasien mengetahui contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil
e. Pasien dan keluarga mahami dan mengetahui gangguan akibat
kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil
MATERI
A. Pengertian nutrisi pada ibu hamil
Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh
manusia yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin,
mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-
organ tubuh manusia (Sartika,Mitayani,20010)
Dalam ( Mitayani & Sartika 2010), zat gizi pada fase kehamilan
merupakan suatu zat-zat yang terkandung dalam suatu makanan atau menu
makanan yang memiliki kandungan semua zat gizi yang diperlukan oleh
ibu hamil dan janin setiap harinya serta memiliki kandungan zat gizi
dengan takaran batas wajar sesuai yang dibutuhkan dan tentunya tidak
berlebihan. Oleh karena itu sangat penting pemenuhan kebutuhan gizi bagi
ibu dan janin untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan yang nantinya akan berpengaruh pada proses
pembentukan organ-organ janin.
B. Komponen Nutrisi Bagi Ibu Hamil Dan Janin
Nutrisi diperlukan dalam jumlah besar pada ibu hamil daripada
yang dibutuhkan orang dewasa normal. Laju metabolik basal (Basal
Metabolic Rate / BMRI) meningkat 20% selama masa hamil. Peningkatan
ini sudah termasuk dalam pemakaina jaringan sintesis. Beberapa
komponen nutrisi yang diperlukan ibu hamil antara lain:
a. Energi
Seorang ibu selama masa kehamilannya membutuhkan energi yang
cukup tinggi jika dibadingkan dengan masa sebelum hamil ini yang
membuat kebanyakan wanita hamil memiliki nafsu makan yang tinggi
atau kadang nafsu makannya meningkat drastis dari sebelum hamil.
Energi ini nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan janin,
pembentukan plasenta, pembentukan pembuluh darah dan jaringan
yang baru ( Almatsir, 2009).
Selain hal tersebut kebutuhan lemak dan tambahan kalori
dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta nantinya untuk proses
metabolisme jarngan baru. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi tahun 2008 ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambhan kalori
dalam proses kehamilannya. Serta penambahan 300 kkal/ hari untuk
ibu hamil yang ada dalam fase kehamilan trimester ketiga. Dengan
demikian dalam perharinya asupan energi ibu hamil trimester ketiga
dapat mencapai 2300 kkal/ hari. Energi bisa didapatkan dari
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak
dalam jumlah yang cukup.
b. Lemak
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara
minggu 35- 40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada
lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk
pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf. sampai
pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalamtubuh janin,
setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g
lemak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta
sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin
Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3 bulan
terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu
pada bayi aterm 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan
subkutan. Kebutuhan lemak bisa didapatkan dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat lemak yang cukup baik seperti kacang-
kacangan, biji-bijian lemak dan minyak (Soetjaningsih, 2009).
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh
mengingat sebagian besar energi yang kita hasilkan kebanyakan dari
adanya asupan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat menjadi sangat
penting bagi ibu hamil yang harus memenuhi energi yang cukup tinggi
yang berhubungan dengan energi yang dikeluarkannya dan janin. Pada
proses kehamilan janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada
minggu ke 33 kehamilan, dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34
g. Konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada
akhir kehamilan. Sumber makanan yang banyak emiliki kandungan
karbohidrat yang tinggi diantaranya seperti padi-padian, umbi-umbian
dan gula murni (Soetjaningsih, 2009).
d. Protein
Pada keadaan hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan
baru ( Aritonang, 2010). Jumlah protein yang diperlukan dan harus
tersedia sampai akhir masa kehamilan yaitu sekitar 925 gr yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan
dan Gizi Tahun 2008 menganjurkan penambahan sebanyak 17 gram
untuk kehamilan pada trimester ketiga atau dalam satu harinya
kebutuhan protein untuk ibu hamil yaitu sebanyak 67-100 gr. Bahan
makanan hewani merupakan sumber proein yang baik dalam hal
jumlah maupun kualitasnya seperti telur, susu, daging unggas dan
kerang. Selain protein yang berasal dari hewani protein juga dijumpai
dalam makanan nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacagan dan
biji-bijian ( Almatsir, 2009).
e. Vitamin dan Mineral
Bagi ibu hamil pertumbuhan janin yang normal menjadi suatu hal
yang penting. Pertumbuhan janin dalam kandungan memerlukan
asupan vitamin dan mineral yang baik dan cukup seperti vitamin C,
asam folat, zat besi, dan zink. Angka kecukupan vitamin dan mineral
bagi ibu hamil menurut Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun 2008
untuk tambahan ibu hamil trimester ketiga adalah vitamin A 300 RE,
vitamin C 10 mg, tiamin 0,3 mg, riboflavin 0,3 mg, niasin 4 mg, asam
folat 200 μg, vitamin B12 0,2 μg, kalsium 150 mg, magnesium 40 mg,
zat besi 13 mg, zink 10,2 mg serta iodin 50 μg ( Almatsier, 2009).
f. Zat Besi
Selama masa kehamilan zat besi merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh karena nantinya zat besi akan digunakan untuk
mensuplai pertumbuhan janin dan juga plasenta yang nantinya akan
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi diperlukan untuk
pengembangan fetoplasenta dan untuk memperluas massa sel darah
merah ibu hamil. Selain itu zat besi juga bermanfaat untuk mengurangi
peningkatan resiko SGA keturunan dan bayi lahir prematur. Di Negara
maju seperti UK merekomendasikan takaran zat besi setiap harinya
sebesar 14,8 mg/ hari. Diperkirakan sebanyak 45 % wanita memiliki
cadangan zat besi yang rendah bahkan sebagian tidak ada sementara
hanya 15-20 % wanita yang memiliki kandungan zat besi seimbang
selama proses kehamilan dan melalui peambahan suplemen dan
makanan ( Francesa et all, 2014).
g. Asam Folat
Asam folat adalah vitamin B yang larut dalam air dan memainkan
peran koenzimatic sentral dalam metabolisme karbon dan juga
berperan dalam sintesis DNA, RNA dan beberapa asam amino
(Francesa et all, 2014). Asam folat berperan dalam berbagai proses
metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin
dan timidat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat
(Aritonang, 2010). Asam folat juga nantinya akan dibutuhkan untuk
proses pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-
sum tulang belakang dan untuk pendewasaan. Apabila kekurangan
asam folat nantinya akan berpengaruh dengan malformasi janin seperti
mengakibatkan bibir sumbing dan malformasi jantung serta
mengakibatkan kehamilan yang merugikan seperti keguguran dan
preklamsia. Berdasarkan Preventive Services US Task Force
(USPSTF) merekomendasikan suplementasi yang mengandung 0,4-0,8
mg asam folat untuk semua wanita dimana pemberiannya 1 bulan
sebelum dan selama 2-3 bulan pertama setelah konsepsi (Francesa et
all, 2014).
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun negara
maju rata-rata mengalami masalah kekurangan asam folat, hal ini
dikarenakan makanan yang mereka konsumsi setiap harinya tidak
memiliki kandungan asam folat yang tercukupi untuk memenuhi
takaran kebutuhan asam folat selama proses kehamilan. Kekurangan
asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan
seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan
dan pendarahan ( Aritonang, 2010).
Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2008 menganjurkan bahwa
penambahan asam folat sebanyak 200 μg untuk ibu hamil bisa
didapatkan hanya dengan rajin mengkonsumsi suplemen. Suplementasi
sebaiknya diberikan dalam 28 hari setelah terjadi ovulasi atau 28 hari
pertama usia kehamilan. Banyaknya kandungan suplemen asam folat
yang dibutuhkan yaitu sebesar 280, 660 dan 470 μg per hari dimana
masing-masing dari itu dibutuhkan dalam trimester I, II dan III
(Arisman, 2008). Beberapa jenis makanan yang banyak mengandung
asam folat anatara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-
kacangan, ikan, daging, jeruk dan telur.
h. Kalsium
Ibu hamil dan janin yang dikandung sangat membutuhkan zat
kalsium untuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta
persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Perkembangan janin
membutuhkan sekitar 30 g kalsium selama masa kehamilan, terutama
pada trimester terakhir. Jumlah ini akan sangat mudah dipindahkan
dari tubuh ibu yang menyimpan cadangan kalsium ke janin untuk
memenuhi kebutuhan kalsium janin (Francesa et all, 2014). Jika
seandainya kebutuhan kalsium tidak tercukupi melalui asupan nutrisi
berupa makanan yang masuk kedalam tubuh ibu maka, kalsium yang
dibutuhkan janin akan diambil dari cadangan kalsium yang tertimbun
di tulang ibu hal ini nantinya akan berakibat tulang ibu menjadi kropos
atau bisa terjadi osteoporosis ( Sophia, 2009).
Widyakarya Pangan dan Gizi 2008 menganjurkan penambahan
sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil pada trimester ketiga. Dengan
demikian kebutuhan kalsium yang seharusnya dipenuhi oleh ibu hamil
ialah sebesar 950 mg/ hari. Makanan yang menjadi sumber kalsium
diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau da berbagai olahan susu
seperti keju dan yogurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan
menyebabkan tekanan darah ibu akan meningkat. Dengan demikian
suplemen kalsium diberikan kepada ibu hamil ditujukan untuk
mengurangi resiko penyakit hipertensi ibu hamil, namun hal ini
sebenarnya tidak efektif untuk wanita yang sehat dimana asupan
kalsium dasarnya telah memadai sehingga WHO merekomendasikan
suplemen yang memiliki kandungan sekitar 1,5 sampai 2 g/ hari
takaran ini bisa digunakan untuk ibu hamil dengan tingkat kalsium
yang rendah dan untuk pencegahan preklamsia. Akan tetapi pemberian
suplemen kalsium tidak menjamin meurunkan kelahiran prematur
spontan ataupun keguguran (Francesa et all, 2014).
C. Pola Makan yang Benar Bagi Ibu Hamil
Kesehatan ibu hamil tergantung dari pola makannya sehari-hari
yang dapat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang
dikonsumsi terkait dengan kandungan nutrisi dari bahan makanan tersebut.
Pola makan adalah suatu cara ataupun usaha yang dilakukan terkait
dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu
seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau
membantu kesembuhan suatu penyakit. Menurut Margaret Mead yang
dikutip oleh Almatsier (2009), pola makan atau food patern adalah suatu
cara seseorang dalam memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi
terhadap tekanan sosio-ekonomi yang dialaminya dan dihubungkan
dengan kebiasaan makan.
Menurut Husada (2009) menyebutkan bahwa pengertian pola
makan pada dasarnya mendekati dengan definisi diet jika dikaitkan dengan
ilmu gizi. Diet diartikan sebagai suatu pengaturan jumalh dan jenis
makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat dan bugar. Dalam
mencapai pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari intake gizi yang
sebenarnya merupakan proses organisme penggunaan makanan yang
dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ serta
menghasilakn energi.
Pola makan merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan oleh ibu hamil pada umumnya, hal ini akan mempengaruhi
janin di dalam kandungan (Devi, 2010). Oleh karena itu ibu hamil
seharusnya memiliki pola makan yang baik dan tentunya harus memenuhi
sumber karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral demi
tercapainya kesehatan ibu dan janin. Sejalan dengan hal tersebut Husada
(2009) menyatakan bahwa salah satu pedoman pola makan sehat harus
makanan triguna yaitu :
a. Memiliki kandungan zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, roti dan mie yang mengandung karbohidrat serta
minyak dan lemak yang mengadung lemak.
b. Memiliki kandungan zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan
dan mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat
pembangun yang berasal dari hewan tenunya memiliki protein hewani
seperti telur, ikan, ayam, daging, kerang, udang, kepiting, susu serta
hasil olahannya. Sedangkan jenis makanan yang mengandung protein
nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang tanah, kacang
merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe
dan tahu.
c. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi
tubuh dan melindungi tubuh dari beberapa penyakit. Bahan makanan
yang termasuk zat pengatur seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.
Untuk mendapatkan pengaruh yang baik dari pengaturan pola
makan, ibu hamil sebaiknya memperhatikan prinsip ibu hamil yaitu harus
memilih makanan yang bermutu dalam artian memiliki nilan kandungan
gizi yang baik serta susunan menu makanan yang dikonsumsi harus
diperhatikan dan seimbang. Ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi
makanan yang bervariasi setiap hari, minimal mengandung buah dan
sayur, karbohidrat kompleks, protein, lemak dan dilengkapi dengan
kombinasi makanan produk susu.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil terkait pola
makan (Kemenkes RI, 2011):
a. Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan
sesuai dengan umur kehamilan.
b. Bagi ibu yang terlalu gemuk, kurangi porsi makanan sumber energi
dari lemak dan karbohidrat.
c. Bila ibu terlalu kurus tambahkan porsi makanan sumber energi dan
protein.
d. Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering.
e. Untuk menghindari penimbunan cairan/edema perhatikan penggunaan
garam dalam makanan dan minuman agar tidak berlebihan.
D. Contoh Menu Sehari Bagi Ibu Hamil
Menu makanan bagi ibu hamil sangat penting terkait denagn
asupan nutrisi ibu hamil dan janin dengan mengkonsumsi beberapa jenis
makanan yang harus dikombinasi dan diatur setiap harinya. Untuk
mempermudah dalam melakukan pengaturan jam makan bagi ibu hamil
beserta dengan contoh makanan yang dikonsumsi agar lebih bervariasi
setiap harinya bisa menggunakan tabel atau catatan menu makanan.
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil Dalam Sehari (Kemenkes RI,
2011):
a. Pagi : Nasi, Ayam goreng bumbu lengkuas, pepes tahu, oseng-oseng
jagung muda ditambah wortel dan susu. Jam 10.00 pagi ditambah
selingan bubur kacang hijau.
b. Siang : Nasi, sop sayuran, ikan baldo, keripik tempe dan buah jeruk.
Jam 16.00 ditambah selingan selada buah.
c. Malam : Nasi,telur balado, perkedel tahu, tumis tauge ditambah baso
dan buah pisang. Pengaturan Takaran Makanan Sehari Untuk Ibu hamil
(Kemenkes RI, 2011):

Bahan makanan Trimester I Trimester II & III


Nasi 3 1/4 gelas 3 1/2 gelas
Daging 2 1/2 potong 2 1/2 potong
Tempe 5 potong 5 potong
Sayur 3 gelas 3 gelas
Buah 2 potong 2 potong
Minyak 2 sdm 2 sdm
Kacang hijau 2 1/2 sdm 2 1/2 sdm
Susu 2 1/2 sdm 2 1/2 sdm
Tepung sari kedelai - 4 sdm
Gula 1 sdm 1 sdm
Nilai Gizi Energi: 2095,8 Kal Energi: 2164,5 Kal
Protein : 79,5 gram Protein : 80,5 gram
Lemak : 57 gram Lemak : 65 gram
K.H : 273,8 gram K.H : 275 gram
Vit.C : 70 mg Vit.C : 70 mg
Zat besi : 31 mg Zat besi : 31 mg

E. Gangguan Akibat Kekurangan Dan Kelebihan Nutrisi


a. Dampak kekurangan gizi selama kehamilan terhadap janin dan proses
persalinan
Malnutrisi dan kehamilan malnutrisi didefinisikan sebagai
kurangnya asupan nutrisi yang cukup, yang dibutuhkan untuk fungsi
tubuh yang normal. Kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, bisa menghambat
pertumbuhan janin dan menyebabkan kelainan janin.
1. Kekurangan nutrisi saat kehamilan akan meningkatkan resiko
terjadinya keguguran, cacat bawaan, asfiksia, berat badan bayi lahir
rendah (BBLR), bayi lahir meninggal, bahkan kematian dalam
kandungan (Manuaba, Ide BG, 2008).
2. Kekurangan nutrisi saat hamil juga bisa menyebabkan ibu
mengalami anemia karena ibu kurang mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi. Anemia pada ibu hamil ini bisa
mengakibatkan abortus (keguguran), mudah terjadi infeksi,
persalinan prematuritas, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr
%), pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD),
terhambatnya pertumbuhan janin, dan BBLR (berat bayi lahir
rendah). Bahaya anemia pada saat persalinan yaitu, gangguan
kekuatan mengejan (Manuaba, Ide BG, 2008).
3. Efek umum dari kurang asupan gizi selama kehamilan adalah
sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga resiko terkena
penyakit lebih besar. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
menyebabkan persalinan yang sulit, membutuhkan waktu lama,
tidak tepat waktu (prematur), dan bisa menyebabkan pendarahan
saat persalinan (Manuaba, Ide BG, 2008).
4. Kekurangan energi dan protein (KEP) KEP mengakibatkan ukuran
plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin.,
sehingga resiko berat badan bayi lahir rendah (BBLR) meningkat.
Akibat lain KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama tahap
pertama pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam
kandungan. Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel saraf
adalah 3 bulan pertama kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah
lahir. Kekurangan gizi pada masa dini perkembangan otak akan
menghentikan sintesis protein dan DNA. Hal tersebut
mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih
sedikit sel-sel otak yang berukuran normal. Dampaknya akan
terlihat pada struktur dn fungsi otak pada masa kehidupan
mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak
(Soetjiningsih, 2009)
b. Dampak kelebihan gizi selama kehamilan
Ada beberapa akibat yang ditimbulkan ketika seorang ibu hamil
mengalami obesitas. Secara garis besar, akibat-akibat tersebut
dikelompokkan menjadi 2 bagian, akibat jangka pendek dan akibat
jangka panjang. Akibat jangka pendek obesitas selama kehamilan yaitu
aborsi spontan, keguguran berulang, anomali kongenital seperti tabung
saraf dan cacat jantung, pre-eklampsia, diabetes gestasional, kelahiran
prematur dan lahir mati. Risiko diabetes mellitus gestasional
meningkatkan dua kali lipat untuk wanita kelebihan berat badan dan
delapan kali lipat untuk wanita gemuk. Pada periode peripartum, ada
peningkatan prevalensi operasi caesar, diinduksi tenaga kerja,
menerima oksitosin, perkembangan lebih lambat melalui tenaga kerja
dan komplikasi operasi caesar seperti infeksi luka dan kehilangan
darah yang berlebihan (Sarmiento Olga l et all, 2012).
Selain hal tersebut apabila ibu hamil kelebihan asupan nutrisi maka
biasanya akan menyebabkan penambahan berat badan yang kemudian
dalam jangka panjang mengakibatkan ibu hamil bisa terserang
penyakit diabetes melitus tipe II, obesitas dan kemudian hari bisa
menyebabkan darah tinggi. Bayi yang terlahir dari ibu yang memiliki
kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin untuk menderita
makrosomia janin dan distosia bahu (Sarmiento Olga l et all, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. A (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Arisman. (2008). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Aritonang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press.
Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara.
Francesca P, Arianna L & Iree C. (2014). Multiple Micronutrient Needs in
Pregnancy in Industrialized Countries. Meeting Nutrition Needs in the First
1,000 Days of Life
Husada. (2009). Gizi Untuk Ibu hamil. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Kemenkes RI. (2016). Info Datin Situasi Gizi. Depkes RI. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatingizi-2016.pdf
Kemenkes RI. (2010). Makanan Sehat Ibu Hamil. Depkes RI. Jakarta Diuduh dari
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-MakananSehat-
IbuHamil.pdf
LIPI. (2008). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Diunduh dari
http://www.bappenas.go.id/files/4913/5078/6556/ranpg-.pdf
Manuaba, Ida BG. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai