Diajukan Oleh: Muhammad Sholeh Ramadhana Nim : 24.19.1413
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI IBU HAMIL
Pokok Bahasan : Nutrisi
Sub Pokok Bahasan : Nutrisi Ibu Hamil
Penyuluh : Muhammad Sholeh Ramadhana, S.Kep
Hari/Tanggal : Selasa, 28 April 2020
Waktu : 15-20 Menit
Tempat : Poliklinik Ramadhan Berau
Sasaran : Ibu Hamil
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes), Ibu-ibu hamil
dapat mengetahui nutrisi yang baik bagi diri ibu dan janin selama masa kehamilan B. Tujuan Khusus Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1x20 menit, Ibu-ibu dapat mengetahui : a. Definisi nutrisi ibu hamil dan janin
b. Komponen nutrisi bagi ibu hamil dan janin
c. Pola makan yang benar bagi ibu hamil dan janin d. Contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil dan janin e. Gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil C. Strategi Pelaksanaan a. Ceramah b. Tanya jawab D. Media Leflet E. Materi Terlampir F. Kegiatan No Acara Waktu Kegiatan Penyluh Evaluasi 1 Pembukaa 5 Menit 1. Mengucap salam Menjawab salam n 2. Memperkenalkan dan diri mendengarkan 3. Kontrak waktu 4. Tujuan pembelajaran 2 Isi 10 Menit 1. Definisi nutrisi Mendengarkan pada hamil dan 2. Komponen nutrisi memperhatikan bagi ibu hamil 3. Pola makan yang benar bagi ibu hamil 4. Contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil 5. Gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil 3 Evaluasi 5 Meni Meminta pasien Bertanya dan t menjelaskan dan menjawab menyebutkan pertanyaan Kembali: 1. Definisi nutrisi pada hamil 2. Komponen nutrisi bagi ibu hamil 3. Pola makan yang benar bagi ibu hamil 4. Contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil 5. Gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil 4 Penutup 5 Menit 1. Menyimpulkan Menjawab salam hasil penyuluhan 2. Mengakhiri kegiatan dengan salam G. Evaluasi a. Pasien mampu menjelaskan dan memahami definisi nutrisi ibu hamil b. Pasien mengetahui dan memahami komponen nutrisi bagi ibu hamil c. Pasien memahami dan mengetahui pola makan yang benar bagi ibu hamil d. Pasien mengetahui contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil e. Pasien dan keluarga mahami dan mengetahui gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil MATERI A. Pengertian nutrisi pada ibu hamil Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ- organ tubuh manusia (Sartika,Mitayani,20010) Dalam ( Mitayani & Sartika 2010), zat gizi pada fase kehamilan merupakan suatu zat-zat yang terkandung dalam suatu makanan atau menu makanan yang memiliki kandungan semua zat gizi yang diperlukan oleh ibu hamil dan janin setiap harinya serta memiliki kandungan zat gizi dengan takaran batas wajar sesuai yang dibutuhkan dan tentunya tidak berlebihan. Oleh karena itu sangat penting pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu dan janin untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan yang nantinya akan berpengaruh pada proses pembentukan organ-organ janin. B. Komponen Nutrisi Bagi Ibu Hamil Dan Janin Nutrisi diperlukan dalam jumlah besar pada ibu hamil daripada yang dibutuhkan orang dewasa normal. Laju metabolik basal (Basal Metabolic Rate / BMRI) meningkat 20% selama masa hamil. Peningkatan ini sudah termasuk dalam pemakaina jaringan sintesis. Beberapa komponen nutrisi yang diperlukan ibu hamil antara lain: a. Energi Seorang ibu selama masa kehamilannya membutuhkan energi yang cukup tinggi jika dibadingkan dengan masa sebelum hamil ini yang membuat kebanyakan wanita hamil memiliki nafsu makan yang tinggi atau kadang nafsu makannya meningkat drastis dari sebelum hamil. Energi ini nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembentukan pembuluh darah dan jaringan yang baru ( Almatsir, 2009). Selain hal tersebut kebutuhan lemak dan tambahan kalori dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta nantinya untuk proses metabolisme jarngan baru. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2008 ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambhan kalori dalam proses kehamilannya. Serta penambahan 300 kkal/ hari untuk ibu hamil yang ada dalam fase kehamilan trimester ketiga. Dengan demikian dalam perharinya asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/ hari. Energi bisa didapatkan dari mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang cukup. b. Lemak Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35- 40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf. sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalamtubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34 dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g lemak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3 bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi aterm 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan. Kebutuhan lemak bisa didapatkan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat lemak yang cukup baik seperti kacang- kacangan, biji-bijian lemak dan minyak (Soetjaningsih, 2009). c. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh mengingat sebagian besar energi yang kita hasilkan kebanyakan dari adanya asupan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat menjadi sangat penting bagi ibu hamil yang harus memenuhi energi yang cukup tinggi yang berhubungan dengan energi yang dikeluarkannya dan janin. Pada proses kehamilan janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. Konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan. Sumber makanan yang banyak emiliki kandungan karbohidrat yang tinggi diantaranya seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni (Soetjaningsih, 2009). d. Protein Pada keadaan hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru ( Aritonang, 2010). Jumlah protein yang diperlukan dan harus tersedia sampai akhir masa kehamilan yaitu sekitar 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun 2008 menganjurkan penambahan sebanyak 17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau dalam satu harinya kebutuhan protein untuk ibu hamil yaitu sebanyak 67-100 gr. Bahan makanan hewani merupakan sumber proein yang baik dalam hal jumlah maupun kualitasnya seperti telur, susu, daging unggas dan kerang. Selain protein yang berasal dari hewani protein juga dijumpai dalam makanan nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacagan dan biji-bijian ( Almatsir, 2009). e. Vitamin dan Mineral Bagi ibu hamil pertumbuhan janin yang normal menjadi suatu hal yang penting. Pertumbuhan janin dalam kandungan memerlukan asupan vitamin dan mineral yang baik dan cukup seperti vitamin C, asam folat, zat besi, dan zink. Angka kecukupan vitamin dan mineral bagi ibu hamil menurut Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun 2008 untuk tambahan ibu hamil trimester ketiga adalah vitamin A 300 RE, vitamin C 10 mg, tiamin 0,3 mg, riboflavin 0,3 mg, niasin 4 mg, asam folat 200 μg, vitamin B12 0,2 μg, kalsium 150 mg, magnesium 40 mg, zat besi 13 mg, zink 10,2 mg serta iodin 50 μg ( Almatsier, 2009). f. Zat Besi Selama masa kehamilan zat besi merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh karena nantinya zat besi akan digunakan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan juga plasenta yang nantinya akan meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi diperlukan untuk pengembangan fetoplasenta dan untuk memperluas massa sel darah merah ibu hamil. Selain itu zat besi juga bermanfaat untuk mengurangi peningkatan resiko SGA keturunan dan bayi lahir prematur. Di Negara maju seperti UK merekomendasikan takaran zat besi setiap harinya sebesar 14,8 mg/ hari. Diperkirakan sebanyak 45 % wanita memiliki cadangan zat besi yang rendah bahkan sebagian tidak ada sementara hanya 15-20 % wanita yang memiliki kandungan zat besi seimbang selama proses kehamilan dan melalui peambahan suplemen dan makanan ( Francesa et all, 2014). g. Asam Folat Asam folat adalah vitamin B yang larut dalam air dan memainkan peran koenzimatic sentral dalam metabolisme karbon dan juga berperan dalam sintesis DNA, RNA dan beberapa asam amino (Francesa et all, 2014). Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin dan timidat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat (Aritonang, 2010). Asam folat juga nantinya akan dibutuhkan untuk proses pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum- sum tulang belakang dan untuk pendewasaan. Apabila kekurangan asam folat nantinya akan berpengaruh dengan malformasi janin seperti mengakibatkan bibir sumbing dan malformasi jantung serta mengakibatkan kehamilan yang merugikan seperti keguguran dan preklamsia. Berdasarkan Preventive Services US Task Force (USPSTF) merekomendasikan suplementasi yang mengandung 0,4-0,8 mg asam folat untuk semua wanita dimana pemberiannya 1 bulan sebelum dan selama 2-3 bulan pertama setelah konsepsi (Francesa et all, 2014). Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun negara maju rata-rata mengalami masalah kekurangan asam folat, hal ini dikarenakan makanan yang mereka konsumsi setiap harinya tidak memiliki kandungan asam folat yang tercukupi untuk memenuhi takaran kebutuhan asam folat selama proses kehamilan. Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan pendarahan ( Aritonang, 2010). Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2008 menganjurkan bahwa penambahan asam folat sebanyak 200 μg untuk ibu hamil bisa didapatkan hanya dengan rajin mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan dalam 28 hari setelah terjadi ovulasi atau 28 hari pertama usia kehamilan. Banyaknya kandungan suplemen asam folat yang dibutuhkan yaitu sebesar 280, 660 dan 470 μg per hari dimana masing-masing dari itu dibutuhkan dalam trimester I, II dan III (Arisman, 2008). Beberapa jenis makanan yang banyak mengandung asam folat anatara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang- kacangan, ikan, daging, jeruk dan telur. h. Kalsium Ibu hamil dan janin yang dikandung sangat membutuhkan zat kalsium untuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Perkembangan janin membutuhkan sekitar 30 g kalsium selama masa kehamilan, terutama pada trimester terakhir. Jumlah ini akan sangat mudah dipindahkan dari tubuh ibu yang menyimpan cadangan kalsium ke janin untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin (Francesa et all, 2014). Jika seandainya kebutuhan kalsium tidak tercukupi melalui asupan nutrisi berupa makanan yang masuk kedalam tubuh ibu maka, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari cadangan kalsium yang tertimbun di tulang ibu hal ini nantinya akan berakibat tulang ibu menjadi kropos atau bisa terjadi osteoporosis ( Sophia, 2009). Widyakarya Pangan dan Gizi 2008 menganjurkan penambahan sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil pada trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium yang seharusnya dipenuhi oleh ibu hamil ialah sebesar 950 mg/ hari. Makanan yang menjadi sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau da berbagai olahan susu seperti keju dan yogurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu akan meningkat. Dengan demikian suplemen kalsium diberikan kepada ibu hamil ditujukan untuk mengurangi resiko penyakit hipertensi ibu hamil, namun hal ini sebenarnya tidak efektif untuk wanita yang sehat dimana asupan kalsium dasarnya telah memadai sehingga WHO merekomendasikan suplemen yang memiliki kandungan sekitar 1,5 sampai 2 g/ hari takaran ini bisa digunakan untuk ibu hamil dengan tingkat kalsium yang rendah dan untuk pencegahan preklamsia. Akan tetapi pemberian suplemen kalsium tidak menjamin meurunkan kelahiran prematur spontan ataupun keguguran (Francesa et all, 2014). C. Pola Makan yang Benar Bagi Ibu Hamil Kesehatan ibu hamil tergantung dari pola makannya sehari-hari yang dapat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi terkait dengan kandungan nutrisi dari bahan makanan tersebut. Pola makan adalah suatu cara ataupun usaha yang dilakukan terkait dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan suatu penyakit. Menurut Margaret Mead yang dikutip oleh Almatsier (2009), pola makan atau food patern adalah suatu cara seseorang dalam memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi terhadap tekanan sosio-ekonomi yang dialaminya dan dihubungkan dengan kebiasaan makan. Menurut Husada (2009) menyebutkan bahwa pengertian pola makan pada dasarnya mendekati dengan definisi diet jika dikaitkan dengan ilmu gizi. Diet diartikan sebagai suatu pengaturan jumalh dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat dan bugar. Dalam mencapai pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari intake gizi yang sebenarnya merupakan proses organisme penggunaan makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ serta menghasilakn energi. Pola makan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil pada umumnya, hal ini akan mempengaruhi janin di dalam kandungan (Devi, 2010). Oleh karena itu ibu hamil seharusnya memiliki pola makan yang baik dan tentunya harus memenuhi sumber karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral demi tercapainya kesehatan ibu dan janin. Sejalan dengan hal tersebut Husada (2009) menyatakan bahwa salah satu pedoman pola makan sehat harus makanan triguna yaitu : a. Memiliki kandungan zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, roti dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan lemak yang mengadung lemak. b. Memiliki kandungan zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewan tenunya memiliki protein hewani seperti telur, ikan, ayam, daging, kerang, udang, kepiting, susu serta hasil olahannya. Sedangkan jenis makanan yang mengandung protein nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang tanah, kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu. c. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari beberapa penyakit. Bahan makanan yang termasuk zat pengatur seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral. Untuk mendapatkan pengaruh yang baik dari pengaturan pola makan, ibu hamil sebaiknya memperhatikan prinsip ibu hamil yaitu harus memilih makanan yang bermutu dalam artian memiliki nilan kandungan gizi yang baik serta susunan menu makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan dan seimbang. Ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari, minimal mengandung buah dan sayur, karbohidrat kompleks, protein, lemak dan dilengkapi dengan kombinasi makanan produk susu. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil terkait pola makan (Kemenkes RI, 2011): a. Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan sesuai dengan umur kehamilan. b. Bagi ibu yang terlalu gemuk, kurangi porsi makanan sumber energi dari lemak dan karbohidrat. c. Bila ibu terlalu kurus tambahkan porsi makanan sumber energi dan protein. d. Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering. e. Untuk menghindari penimbunan cairan/edema perhatikan penggunaan garam dalam makanan dan minuman agar tidak berlebihan. D. Contoh Menu Sehari Bagi Ibu Hamil Menu makanan bagi ibu hamil sangat penting terkait denagn asupan nutrisi ibu hamil dan janin dengan mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang harus dikombinasi dan diatur setiap harinya. Untuk mempermudah dalam melakukan pengaturan jam makan bagi ibu hamil beserta dengan contoh makanan yang dikonsumsi agar lebih bervariasi setiap harinya bisa menggunakan tabel atau catatan menu makanan. Contoh Menu Makanan Ibu Hamil Dalam Sehari (Kemenkes RI, 2011): a. Pagi : Nasi, Ayam goreng bumbu lengkuas, pepes tahu, oseng-oseng jagung muda ditambah wortel dan susu. Jam 10.00 pagi ditambah selingan bubur kacang hijau. b. Siang : Nasi, sop sayuran, ikan baldo, keripik tempe dan buah jeruk. Jam 16.00 ditambah selingan selada buah. c. Malam : Nasi,telur balado, perkedel tahu, tumis tauge ditambah baso dan buah pisang. Pengaturan Takaran Makanan Sehari Untuk Ibu hamil (Kemenkes RI, 2011):
E. Gangguan Akibat Kekurangan Dan Kelebihan Nutrisi
a. Dampak kekurangan gizi selama kehamilan terhadap janin dan proses persalinan Malnutrisi dan kehamilan malnutrisi didefinisikan sebagai kurangnya asupan nutrisi yang cukup, yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang normal. Kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, bisa menghambat pertumbuhan janin dan menyebabkan kelainan janin. 1. Kekurangan nutrisi saat kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya keguguran, cacat bawaan, asfiksia, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), bayi lahir meninggal, bahkan kematian dalam kandungan (Manuaba, Ide BG, 2008). 2. Kekurangan nutrisi saat hamil juga bisa menyebabkan ibu mengalami anemia karena ibu kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Anemia pada ibu hamil ini bisa mengakibatkan abortus (keguguran), mudah terjadi infeksi, persalinan prematuritas, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %), pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), terhambatnya pertumbuhan janin, dan BBLR (berat bayi lahir rendah). Bahaya anemia pada saat persalinan yaitu, gangguan kekuatan mengejan (Manuaba, Ide BG, 2008). 3. Efek umum dari kurang asupan gizi selama kehamilan adalah sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga resiko terkena penyakit lebih besar. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan persalinan yang sulit, membutuhkan waktu lama, tidak tepat waktu (prematur), dan bisa menyebabkan pendarahan saat persalinan (Manuaba, Ide BG, 2008). 4. Kekurangan energi dan protein (KEP) KEP mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin., sehingga resiko berat badan bayi lahir rendah (BBLR) meningkat. Akibat lain KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama tahap pertama pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel saraf adalah 3 bulan pertama kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dn fungsi otak pada masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak (Soetjiningsih, 2009) b. Dampak kelebihan gizi selama kehamilan Ada beberapa akibat yang ditimbulkan ketika seorang ibu hamil mengalami obesitas. Secara garis besar, akibat-akibat tersebut dikelompokkan menjadi 2 bagian, akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang. Akibat jangka pendek obesitas selama kehamilan yaitu aborsi spontan, keguguran berulang, anomali kongenital seperti tabung saraf dan cacat jantung, pre-eklampsia, diabetes gestasional, kelahiran prematur dan lahir mati. Risiko diabetes mellitus gestasional meningkatkan dua kali lipat untuk wanita kelebihan berat badan dan delapan kali lipat untuk wanita gemuk. Pada periode peripartum, ada peningkatan prevalensi operasi caesar, diinduksi tenaga kerja, menerima oksitosin, perkembangan lebih lambat melalui tenaga kerja dan komplikasi operasi caesar seperti infeksi luka dan kehilangan darah yang berlebihan (Sarmiento Olga l et all, 2012). Selain hal tersebut apabila ibu hamil kelebihan asupan nutrisi maka biasanya akan menyebabkan penambahan berat badan yang kemudian dalam jangka panjang mengakibatkan ibu hamil bisa terserang penyakit diabetes melitus tipe II, obesitas dan kemudian hari bisa menyebabkan darah tinggi. Bayi yang terlahir dari ibu yang memiliki kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin untuk menderita makrosomia janin dan distosia bahu (Sarmiento Olga l et all, 2012) DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. A (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Arisman. (2008). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Aritonang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press. Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Francesca P, Arianna L & Iree C. (2014). Multiple Micronutrient Needs in Pregnancy in Industrialized Countries. Meeting Nutrition Needs in the First 1,000 Days of Life Husada. (2009). Gizi Untuk Ibu hamil. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Kemenkes RI. (2016). Info Datin Situasi Gizi. Depkes RI. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/download.php? file=download/pusdatin/infodatin/infodatingizi-2016.pdf Kemenkes RI. (2010). Makanan Sehat Ibu Hamil. Depkes RI. Jakarta Diuduh dari http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-MakananSehat- IbuHamil.pdf LIPI. (2008). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Diunduh dari http://www.bappenas.go.id/files/4913/5078/6556/ranpg-.pdf Manuaba, Ida BG. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC