0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan3 halaman
Kasus ini membahas seorang pasien wanita berusia 57 tahun dengan kanker payudara stadium akhir. Analisis etik yang relevan adalah prinsip beneficience, otonomi, non-maleficience, dan veracity. Keputusan untuk tidak menambah dosis obat nyeri diambil untuk menghindari pelanggaran hukum dan etika meskipun dapat mengatasi keluhan pasien.
Kasus ini membahas seorang pasien wanita berusia 57 tahun dengan kanker payudara stadium akhir. Analisis etik yang relevan adalah prinsip beneficience, otonomi, non-maleficience, dan veracity. Keputusan untuk tidak menambah dosis obat nyeri diambil untuk menghindari pelanggaran hukum dan etika meskipun dapat mengatasi keluhan pasien.
Kasus ini membahas seorang pasien wanita berusia 57 tahun dengan kanker payudara stadium akhir. Analisis etik yang relevan adalah prinsip beneficience, otonomi, non-maleficience, dan veracity. Keputusan untuk tidak menambah dosis obat nyeri diambil untuk menghindari pelanggaran hukum dan etika meskipun dapat mengatasi keluhan pasien.
Aprivia Wibawanti A22020165 Nur Azizah A22020193 Arif Mukorobin A22020167 Puji Lestari A22020204 Desty Maryani A22020170 Risma Riawardani A22020209 Edi Wiyono A22020173 Rista Sari Nur Fitriyani A22020210 Endang Rini Astuti A22020174 Robertus Eka W A22020212 Etik Yulita Suberti A22020175 Susi Trianingsih A22020226 Furry Hermintarsih A22020177 Yuyun Ika Setiati A22020233 Heni Oktantri A22020180 Adita Novitasari A22020243 Heri Budianto A22020181
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG 2021 RESUME
A. Judul Kasus Ca Mammae Stadium Akhir Pada Pasien Wanita Berusia 57 Tahun B. Ringkasan Kasus
C. Analisa Etik yang berkaitan
1. Beneficience Prinsip etik ini adalah kemurahan hati atau kebaikan pasien. Prinsip ini mendorong pasien untuk melakukan tindakan yang baik demi kebaikan pasien. Akan tetapi pada kasus di atas, apabila perawat melakukan penambahan frekuensi pemberian morfin dan meningkatkan dosisnya akan berefek pada pelanggaran etik dan hukum meskipun mengatasi permasalahan pasien saat itu. 2. Otonomi Prinsip etik ini adalah menghargai apa yang telah menjadi keputusan pasien dan keluarga, perawat akan melanggar etik ini apabila tidak melakukan permintaan pasien dan keluarga demi kebaikan pasien, akantetapi keputusan untuk penambahan obat nyeri tersebut menyalahi prinsip etik yang lain dan prinsip hukum sehingga tindakan bijak yang dapat diambil oleh perawat yatiu mengkomunikasikan segala hal yang terjadi kepada antar pemberi pelayanan kesehatan dan kepada keluarga dan pasien. 3. Non-Maleficience Prinsip ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian atau menghindari munculnya harm. Pada kasus ini, perawat telah melaksanakan prinsip etik ini karena mengenyampingkan konsekuensi kematian yang disengaja atau aktif dilakukan oleh perawat. 4. Veracity Prinsip etik veracity adalah prinsip kejujuran, bahwa seorang perawat harus berkata dan bertindak jujur sesuai kaidah asuhan keperawatan. Dalam kasus ini, perawat telah menerapkan prinsip veracity yaitu menjelaskan konsekuensi yang akan terjadi apabila pemberian obat neri ditingkatkan, yaitu berimbas pada kematian ilegal pasien atau yang disebut euthanasia aktif, padahal secara hukum tindakan tersebut melanggar huku dan melanggar kode etik keperawatan dan kesehatan lainnya.
5. Beneficienci dan nonmaleficienci
Pada prinsip benificienci dan nonmaleficienci, keputusan untuk tetap mempertahankan peralatan yang menyokong kehidupan dianggap membawa dampak yang baik untuk kelangsungan hidup klien. Akan tetapi mengingat lamanya kondisi klien dalam kondisi koma, sehingga muncul komplikasi penyakit pneumonia dan jantung karena perawatan juga merugikan klien untuk bisa mnegakhiri hidupnya dengan tenang.