Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI HAMA DAN PENYAKIT IKAN

A.RANIA RABBANI RAHMA


NRP : 55196212786
KELAS : PP – 2A
RANGKUMAN MATERI HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Dalam usaha budidaya perikanan pengenalan jenis-jenis dan karakteristik hama dan
penyakit pada ikan mutlak di perlukan untuk mmendukungkelancaran usaha budidaya.
Secara umum, hama dan penyakit di artikan sebagai semua hewan atau makhluk hidup
yang berada dalam areal budidaya ikan yang mana keberadaannya bdapat menimbulkan
kerugian. Hama ikan dapat mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam artian hama ikan dapat membunuh atau memangsa ikan secara langsung
maupun mengganggu sehingga menyebabkan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan
tergaggu.
A. HAMA
Hama ikan adalah semua makhluk hidup yang dapat memangsa, mengganggu ataupun
menjadi pesaing hidup dalam suatu habitat ikan. Adapun hama dibedakan menjadi 4 macam
yaitu predator, penyaing, perusak sarana dan pencuri.
1. Hama Predator
Predator aladah hama ikan yang bersifat memangsa atau sebagai pemangsa ikan.
Umumnya predator adalah binatang karnivora (pemakan daging) uamh memburu
dan menyantap ikan sebagai targetnya. Predator tidak selalu memiliki ukuran bentuk
yang lebih besar dari mangsanya, ada juga predator yang ukurannya lebih kecil dari
mangsanya. Biasanya predator yang bertubuh lebih kecil memiliki senjata khusus
yang mematikan seperti racun atau bisa. Predator yang ukurannya lebih besar
biasanya memangsa ikan dalam jumlah banyak dan dilakukan berkali kali.
Adapun jenis-jenis hama predator ialah ikan tagih, ikan lele, ikan kakap, ikan bulan-
bulan, belut dan ikan gabus. Hama predator lainnya yaitu ular, kura-kura, labi-labi,
biawak, burung bangau, burung kuntul, burung blekok, burung ibis, burung raja
udang dan katak. Sedangkan predator dari golongan serangga/insekta air umumnya
ditemukan di kolam pembenihan ikan. Predator jenis ini menyerang dan memangsa
lava dan benih ikan. Karakteristik predator benih ikan bermacam-macam, ada yang
langsung memangsa, membunuh kemusian memangsa bangkai ikan setelah
beberapa waktu dan ada juga predator yang hanya menghisap cairan tubuh benih
ikan.
2. Hama Penyaing
Hama Penyaing adalah hewan atau organisme yang sama-sama berada dalam
satu habitat ikan dimana keberadaannya tidak diinginkan karena menimbulkan
persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen maupun ruang gerak ikan.
Penyaing atau kompetitor dapat berupa ikan maupun jenis hewan lain yang berada
dalam suatu areal habitat ikan. Contohnya hama penyaing dalam memperoleh
makanan adalah ikan mujair. Keberadaan ikan ini dalam suatu habitat ikan budidaya
cukup berbahaya, ikan mujair dikenal sangat rakus dan mudah berkembang biak
hingga populasinya cepat meningkat. Oleh karena itu keberadaan ikan mujair dapat
menimbulkan persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen maupun ruang
gerak. Jenis hama penyaing lainnya yaitu kepiting, yuyu, katak, keong dan
sebagainya. Keberadaan hewan penyaing/kompetitor tersebut menyebabkan
pertumbuhan ikan yang dibudidayakan teganggu, seperti lambatnya pertumbuhan
ikan budidaya dan bahkan menimbulkan kematian.
3. Hama Perusak Sarana dan pencuri
Hama perusak sarana adalah organisme yang dapat menimbulkan kerusakan
sarana budidaya, seperti kepiting yang menggali pematang kolam atau tambak, belut
juga mampu menggali pematang kolam atau tambak. Ikan-ikan buas yang dapat
merobek keramba jaring apung di laut. Selain hama-hama di atas manusia juga
merupakan hama apa lagi jika manusia tersebut bermetamorfosis menjadi pencuri,
pencuri termasuk hama pengganggu dan mendatangkan banyak kerugian bagi
petani kolam.

 Adapun faktor penyebab timbulnya hama


Pada dasarnya hama sangat tidak dibutuhkan dalam kegiatan budidaya, pertama
hama ini dapat timbul karena lingkungan yang mendukung, dalam artian kondisi
lingkungan yang tidak bersih seperti banyak rumput atau tumbuhan-tumbuhan air
yang dapat menjadi tempat bersarang atau tempat berlindung bagi hama. Yang
kedua proses persiapan lahan yang tidak sempurna sebagai contoh, pengeringan
yang tidak berlangsung secara sempurna mengakibatkan masih banyak bibit-bibit
hama yang terdapat didalam wadah budidaya. Proses pemberantasan hama secara
mekanis/manual tidak dapat memeatikan semua hama yang ada didalam wadah
budidaya dan yang ketiga pintu masuknya air yang tidak dipasangi saringan
sehingga banyaknya hama yang bisa masuk ke dalam wadah budidaya dan yang
terakhir adalah kondisi kualitas air yang sangat buruk bagi ikan utamanya yang
dibudidayakan dan hama masih mampu hidup dalam kondisi yang ekstrem
sekalipun. Yang utama harus kita perhatikan dalam hala menjaga kondisi lingkungan
dan kualitas air agar tetap optimum bagi kehidupan ikan dibudidaya.
 Teknik pengendalian hama ikan
Untuk menanggulangi serangan hama lebih ditekankan pada sistem pengendalian
hama terpadu, yaitu pemberantasan hama yang berhasil tetapi tidak mengakibatkan
kerusakan ekosistem, termasuk hewan yang dibudidaya, hewan ternak, manusia dan
musuh alami yang mengonsumsinya (hama). Dengan kata lain apabila masih ada
cara lain yang dapat dilakukan dan ternyata memberikan hasil yang baik maka tidak
perlu menggunakan obat-obatan, apalagi obat-obatan yang sifatnya anorganik.
Pemberian obat-obatan yang sering menimbulkan masalah baru yang merugikan,
misalnya terhadap bakteri nitrifikasi, terhadap pertumbuhan pakan alami atau
menyebabkan lahirnya generasi penyakit yang tahan terhadap obat-obatan yang
diberikan.
Oleh karena itu umumnya penanggulangan hama dilakukan secara mekanis atau
fisik atau manual. Sebaiknya proses pemberantasan hama secara mekanis
dilakukan sebelum penebaran benih, cara ini merupakan tindakan preventif
(pencegahan), cara pencegahan model ini lebih menguntungkan karena tidak
menimbulkan dampak yang merugikan pada lingkungan, mudah dan murah
pelaksanaannya, tidak berpengaruh buruk pada usaha budidaya dan memberikan
pengaruh yang cukup lama.
Apabila upaya pengendalian hama diatas belum memberikan hasil yang baik maka
dilakukan upaya penanggulangan dengan mempergunakan pestisida alami
(pestisida organic) secara langsung, yang bahan bakunya mudah diperoleh di
sekeliling kita dan mudah diperoleh. Penggunaan obat – obatan an organic tidak
dianjurkan sebab selain harganya yang relative mahal, daya racunnya dapat
bertahan lama. Sehingga dikhawatirkan akan masuk ke dalam tubuh ikan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui pakan alami, sehingga dapat
mengganggu konsumen (manusia) baik cepat maupun lambat. Berikut ini adalah
jenis – jenis pestisida organic yaitu Akar tuba (rotenon), tembakau (nicotine), biji teh
(saponin). Jenis-jenis pestisida anorganik yaitu brestan-60, Chemfish 5 EC, Sodium
Pentachlorphenate (PCA-NA) dll.
B. PENYAKIT IKAN
Definisi atau pengertian penyakit ikan adalah suatu gejala fisiologis ikan yang disebabkan
oleh suatu parasit atau faktor lingkungan yang tidak sesuai. Munculnya penyakit pada ikan
selain dipengaruhi kondisi ikan yang lemah juga cara penyerangan dari organisme yang
menyebabkan penyakit tersebut. Beberapa faktor ynag menyebabkan timbulnya penyakit
pada ikan antara lain sebagai berikut :

1) Adanya serangan organisme parasit


2) Lingkungan yang tercemar (ammonia, sulfide atau bahan-bahan kimia
lainnya).
3) Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar.
4) Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan.
5) Kondisi tubuh ikan yang lemah karena faktor genetic (kurang kuat
menghadapi perubahan lingkungan).
Penyakit ikan terjadi jika ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang
sesuai untuk kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau
berkembang biak. Ini akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-organ
tubuh ikan. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak
serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit.
Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme
pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Jika pertahanan tubuh inang lemah dan patogen yang terdapat dalam tubuh inang banyak,
tetapi lingkungan tetap sesuai dan mendukung untuk meningkatkan ketahanan tubuh inang
maka penyakit tidak akan muncul karena patogen tidak dapat berkembang biak.
1. Ikan
Ikan merupakan sasaran atau inang dari penyakit. Ikan sehat memiliki
kemampuan mempertahankan diri dari serangan berbagai penyakit dengan adanya
mekanisme pertahanan diri. Kemampuan ikan mempertahankan diri dari serangan
penyakit tergantung pada kesehatan ikan dan lingkungan. Jika kesehatan ikan
menurun atau kondisi lingkungan kurang menunjang, maka ikan akan mengalami
stres, sehingga menurunkan kemampuannya mempertahankan diri dari serangan
penyakit.
Stres terjadi jika suatu faktor lingkungan (stressor) meluas atau melewati kisaran
toleransi untuk ikan dan akan mengganggu fungsi fisiologis pada ikan tersebut.
Pengaruh stres terhadap menurunnya ketahanan ikan terjadi secara hormonal. Ikan
stres mempunyai respon hormonal, contohnya dapat berupa hormon esteorase
(hormon yang banyak tertimbun di otak), atau hormon adrenaline dan respon seluler
(phagocytic) relatif rendah, sehingga tidak mempunyai ketahanan yang memadai
terhadap serangan penyakit.
2. Lingkungan

Lingkungan dalam hal ini air, merupakan media paling vital bagi kehidupan ikan.
Stressor (faktor lingkungan) dalam sistem budidaya ikan meliputi stressor 1) fisik
(suhu, cahaya, suara, tekanan air) 2) kimiawi (pH, NH3, NO2, CO2, buangan
metabolik, logam berat), 3) biologis (padat tebar, keberadaan hama) dan 4)
prosedural budidaya (penebaran, sampling, pergantian air, pergantian wadah,
pemanenan). Ikan yang mengalami stres akan mengalami rangkaian perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut general adaptive syndrome (GAS).
Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci
keberhasilan budidaya ikan. Parameter air yang biasanya diamati untuk
menentukan kualitas air adalah oksigen, karbondioksida, pH (derajat keasaman),
alkalinitas dan sistem buffer, ammonia, dan temperatur.

3. Parasit

Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya menimbulkan


kerugian cukup besar. Karakteristik khusus yang terdapat pada penyakit ikan yang
menyebabkan infeksi adalah kemampuan untuk menularkan penyakit (transmisi)
dari satu ikan ke ikan yang lain secara langsung dimana organisme parasit sering
menyebabkan infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena gesekan dengan
benda keras atau berhasil meloloskan diri dari serangan hama. Tetapi jika terlambat
mengobatinya, tubuh ikan yang luka akan mengalami infeksi sekunder yang
disebabkan oleh serangan organisme parasit. Serangan parasit pada suatu usaha
budidaya ikan menimbulkan dampak negatif yang cukup tinggi. Jika tidak ditangani
segera tidak tertutup kemungkinan terjadi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti
bakteri dan virus misalnya melalui luka yang ditimbulkan olehnya. Dengan demikian,
petani tidak akan membuat kesalahan dalam menduga penyebab timbulnya
penyakit tersebut.

Infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit telah terbukti


menimbulkan banyak kematian pada ikan. Faktor-faktor yang menentukan
prevalensi dan tingkat serangan dari parasit dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Faktoriologis meliputi umur, stes, nutrisi dan tingkat kepadatan yang tinggi.
b) Faktor ligkungan meliputi sanitasi, kualitas air dan jenis sistem akuakultur.
Inang dapat berupa ikan atau hewan air lainnya dimana daya tahan tubuh inang
terhadap serangan penyakit dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : umur dan
ukuran, jenis, daya tahan tubuh dan status kesehatan ikan. Pada kondisi normal,
ketiga faktor yaitu ikan, lingkungan dan patogen akan mampu menjaga
keseimbangan. Ikan yang kita budidayakan akan memanfaatkan makanan yang
berasal dari makanan yang bermutu, sehingga ikan dapat tumbuh berkembang
dengan baik, bereproduksi dalam rangka melanjutkan keturunan, mampu
mempertahankan diri dari perubahan lingkungan sekitarnya dengan baik. Terjadinya
serangan penyakit pada ikan merupakan akibat adanya ketidakseimbangan antara
ketiga faktor di atas. Jasad patogen biasanya akan menimbulkan gangguan
sehingga terjadi perubahan pada kondisi lingkungan yang mengakibatkan penurunan
daya tahan tubuh ikan (ikan menjadi stress).
Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan
gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara
langsung maupun tidak lansung. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak
datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi
lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad pathogen (jasad
penyakit). Dengan demikian timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil dari interaksi
yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad/ organisme penyakit.
Secara garis besar, jenis-jenis penyakit pada ikan dikelompokkan menjadi 2, yaitu sebagai
berikut ;

1. Penyakit Parasiter/Infektif (Infectious disease)


Adalah penyakit yang disebabkan oleh aktivitas organisme parasit. Organisme
yang sering menyerang ikan peliharaan antara lain virus, bakteri, jamur, protozoa,
golongan cacing dan udang renik. Bakteri dan virus akan menyebabkan infeksi pada
ikan budidaya, sementara yang disebabkan oleh parasit akan mengakibatkan
investasi pada ikan budidaya.

2. Penyakit Non Parasiter/Non Infektif (Non Infectious disease)


Adalah penyakit yang disebabkan bukan oleh hama maupun organisme parasit.
Penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan faktor penyebabnya
yaitu sebagai berikut ;
a) Faktor lingkungan
Penyakit non parasiter yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang
menunjang bagi kehidupan ikan, antara lain pH air terlalu tinggi/rendah,
kandungan oksigen terlarut terlalu tinggi/rendah, perubahan temperatur air
secara tiba-tiba, adanya gas beracun hasil penguraian bahan organik (gas
metan, ammonia atau asam belerang), adanya polusi dari pestisida
(insektisida atau herbisida), limbah industri atau limbah rumah tangga.
b) Faktor pakan/nutrisi
Salah satu penyakit non parasiter akibat pakan adalah kelaparan.
Kelaparan merupakan kekurangan nutrisi yang bersifat absolut. Kelaparan
pada ikan menunjukkan gejala seperti anemia dan hambatan pertumbuhan.
Contoh lainnya adalah penyakit yang disebabkan karena kualitas pakan yang
diberikan kurang baik (malnutrition) antara lain karena kekurangan vitamin,
gizinya rendah, bahan pakan yang digunakan telah busuk atau mengandung
racun.
c) Faktor genetik/turunan
Penyakit yang disebabkan oleh turunan, misalnya bentuk fisik dan kelainan-
kelainan tubuh yang sudah ada sejak lahir, seperti tubuh bengkok, larva ikan
yang cacat, sisik tidak lengkap atau sirip melengkung. Bentuk fisik dan
kelainan-kelainan tubuh yang disebabkan oleh keturunan, dimana faktor
keturunan sangat berpengaruh langsung terhadap penampilan fisik ikan.
Untuk mencegahnya harus dilakukan seleksi induk yang ketat pada saat
melakukan breeding. Variasi genetika ini juga dapat menyebabkan terjadinya
kanibalisme, tutup insang yang tidak dapat menutup sempurna, ikan menjadi
kerdil dan cacat.
 Pencegahan Penyakit

Mencegah lebih baik daripada mengobati, selain lebih ekonomis karena terhindar
dari kerugian yang besar akibat kemauan massal ikan. paling tidak ada tiga hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyakit.
1. Melakukan persiapan lahan yang benar, yaitu pengeringan dan pemupukan.
Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit. Dilakukan kira-
kira selama tiga minggu sampai dasar kolam retak-retak. Pengapuran
digunakan untuk menstabilkan pH tanah dan air serta dapat membunuh
bakteri dan parasit. Pemupukan digunakan untuk menyuburkan kolam dan
menumbuhkan fitoplankton sebagai pakan alami.
2. Menjaga kualitas air pada saat pemeliharaan. untuk itu dapat dilakukan
treatment probiotik secara ter
3. atur 0,3 ppm setiap hari. Probiotik akan mendegradasikan bahan organik,
menguraikan gas beracun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan
penyebab timbulnya bakteri.
4. Meningkatkan ketahanan tubuh ikan melalui kekekbalan non spesifik dengan
aplikasi imunostimulant secara teratur seperti vitamin,  glukan, dan
pemberian probiotik.
 Pengobatan Penyakit
Apabila ikan terlanjur terserang penyakit segera dilakukan pengobatan sesuai
penyebab penyakit. Antibiotik diberikan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
anti parasit diberikan untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh parasit. untuk
penyakit-penyakit virus, treatment yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan system ketahanan tubuh ikan melalui pemberian vitamin terutama
vitamin C.

Anda mungkin juga menyukai