Dalam usaha budidaya perikanan pengenalan jenis-jenis dan karakteristik hama dan
penyakit pada ikan mutlak di perlukan untuk mmendukungkelancaran usaha budidaya.
Secara umum, hama dan penyakit di artikan sebagai semua hewan atau makhluk hidup
yang berada dalam areal budidaya ikan yang mana keberadaannya bdapat menimbulkan
kerugian. Hama ikan dapat mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam artian hama ikan dapat membunuh atau memangsa ikan secara langsung
maupun mengganggu sehingga menyebabkan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan
tergaggu.
A. HAMA
Hama ikan adalah semua makhluk hidup yang dapat memangsa, mengganggu ataupun
menjadi pesaing hidup dalam suatu habitat ikan. Adapun hama dibedakan menjadi 4 macam
yaitu predator, penyaing, perusak sarana dan pencuri.
1. Hama Predator
Predator aladah hama ikan yang bersifat memangsa atau sebagai pemangsa ikan.
Umumnya predator adalah binatang karnivora (pemakan daging) uamh memburu
dan menyantap ikan sebagai targetnya. Predator tidak selalu memiliki ukuran bentuk
yang lebih besar dari mangsanya, ada juga predator yang ukurannya lebih kecil dari
mangsanya. Biasanya predator yang bertubuh lebih kecil memiliki senjata khusus
yang mematikan seperti racun atau bisa. Predator yang ukurannya lebih besar
biasanya memangsa ikan dalam jumlah banyak dan dilakukan berkali kali.
Adapun jenis-jenis hama predator ialah ikan tagih, ikan lele, ikan kakap, ikan bulan-
bulan, belut dan ikan gabus. Hama predator lainnya yaitu ular, kura-kura, labi-labi,
biawak, burung bangau, burung kuntul, burung blekok, burung ibis, burung raja
udang dan katak. Sedangkan predator dari golongan serangga/insekta air umumnya
ditemukan di kolam pembenihan ikan. Predator jenis ini menyerang dan memangsa
lava dan benih ikan. Karakteristik predator benih ikan bermacam-macam, ada yang
langsung memangsa, membunuh kemusian memangsa bangkai ikan setelah
beberapa waktu dan ada juga predator yang hanya menghisap cairan tubuh benih
ikan.
2. Hama Penyaing
Hama Penyaing adalah hewan atau organisme yang sama-sama berada dalam
satu habitat ikan dimana keberadaannya tidak diinginkan karena menimbulkan
persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen maupun ruang gerak ikan.
Penyaing atau kompetitor dapat berupa ikan maupun jenis hewan lain yang berada
dalam suatu areal habitat ikan. Contohnya hama penyaing dalam memperoleh
makanan adalah ikan mujair. Keberadaan ikan ini dalam suatu habitat ikan budidaya
cukup berbahaya, ikan mujair dikenal sangat rakus dan mudah berkembang biak
hingga populasinya cepat meningkat. Oleh karena itu keberadaan ikan mujair dapat
menimbulkan persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen maupun ruang
gerak. Jenis hama penyaing lainnya yaitu kepiting, yuyu, katak, keong dan
sebagainya. Keberadaan hewan penyaing/kompetitor tersebut menyebabkan
pertumbuhan ikan yang dibudidayakan teganggu, seperti lambatnya pertumbuhan
ikan budidaya dan bahkan menimbulkan kematian.
3. Hama Perusak Sarana dan pencuri
Hama perusak sarana adalah organisme yang dapat menimbulkan kerusakan
sarana budidaya, seperti kepiting yang menggali pematang kolam atau tambak, belut
juga mampu menggali pematang kolam atau tambak. Ikan-ikan buas yang dapat
merobek keramba jaring apung di laut. Selain hama-hama di atas manusia juga
merupakan hama apa lagi jika manusia tersebut bermetamorfosis menjadi pencuri,
pencuri termasuk hama pengganggu dan mendatangkan banyak kerugian bagi
petani kolam.
Lingkungan dalam hal ini air, merupakan media paling vital bagi kehidupan ikan.
Stressor (faktor lingkungan) dalam sistem budidaya ikan meliputi stressor 1) fisik
(suhu, cahaya, suara, tekanan air) 2) kimiawi (pH, NH3, NO2, CO2, buangan
metabolik, logam berat), 3) biologis (padat tebar, keberadaan hama) dan 4)
prosedural budidaya (penebaran, sampling, pergantian air, pergantian wadah,
pemanenan). Ikan yang mengalami stres akan mengalami rangkaian perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut general adaptive syndrome (GAS).
Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci
keberhasilan budidaya ikan. Parameter air yang biasanya diamati untuk
menentukan kualitas air adalah oksigen, karbondioksida, pH (derajat keasaman),
alkalinitas dan sistem buffer, ammonia, dan temperatur.
3. Parasit
Mencegah lebih baik daripada mengobati, selain lebih ekonomis karena terhindar
dari kerugian yang besar akibat kemauan massal ikan. paling tidak ada tiga hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyakit.
1. Melakukan persiapan lahan yang benar, yaitu pengeringan dan pemupukan.
Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit. Dilakukan kira-
kira selama tiga minggu sampai dasar kolam retak-retak. Pengapuran
digunakan untuk menstabilkan pH tanah dan air serta dapat membunuh
bakteri dan parasit. Pemupukan digunakan untuk menyuburkan kolam dan
menumbuhkan fitoplankton sebagai pakan alami.
2. Menjaga kualitas air pada saat pemeliharaan. untuk itu dapat dilakukan
treatment probiotik secara ter
3. atur 0,3 ppm setiap hari. Probiotik akan mendegradasikan bahan organik,
menguraikan gas beracun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan
penyebab timbulnya bakteri.
4. Meningkatkan ketahanan tubuh ikan melalui kekekbalan non spesifik dengan
aplikasi imunostimulant secara teratur seperti vitamin, glukan, dan
pemberian probiotik.
Pengobatan Penyakit
Apabila ikan terlanjur terserang penyakit segera dilakukan pengobatan sesuai
penyebab penyakit. Antibiotik diberikan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
anti parasit diberikan untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh parasit. untuk
penyakit-penyakit virus, treatment yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan system ketahanan tubuh ikan melalui pemberian vitamin terutama
vitamin C.