0 Sektor Tekstil
Inovasi industri tekstil bukan hanya pada tahap produktifitas, akan tetapi
perkembangan produk. Seperti pemanfaatan Internet of things (IoT) akan membantu industri
tekstil untuk mengembangkan tshirt yang memiliki fungsi, seperti measuring calories burned,
movement sensing, heart rate, dan lain-lain. Jadi suatu produk tidak hanya memenuhi
kebutuhan pakaian saja, akan tetapi ada nilai tambah lain yang dapat diberikan oleh suatu
produk. Nilai tambah tersebut dapat dicapai dengan isu kesehatan, preferensi pribadi
konsumen atau customer engagement dalam proses desain produk, dan lain-lain.
Permintaan pasar akan produk tekstil dengan teknologi tinggi akan terus meningkat di
masa depan. Negara berkembang, khususnya Indonesia pun perlu berbenah untuk
menghadapi revolusi industri 4.0. Kekhawatiran paling besar muncul terkait isu
ketenagakerjaan, bahwa akan terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja sektor tekstil apabila
ada automasi dan integrasi big data analisis. Maka sangat penting bagi tiap negara dan pelaku
usaha untuk mempersiapkan strategi melakukan transformasi bisnis.
Saat ini industri di negara berkembang berada pada tahap mengamati perubahan
industri di beberapa negara maju dari manufaktur tradisional menjadi penggunaan smart
technology dalam sektor tekstil. Revolusi industri 4.0 bukan hanya menjadi tanggung jawab
dari sektor swasta. Dukungan dari pemerintah pun dibutuhkan agar proses transformasi akan
lebih mudah terjadi. Salah satu bentuknya yaitu masterplan revolusi industri 4.0. Seperti Italia
yang memiliki rencana strategis menghadapi revolusi industri 4.0. The Italian Ministry of
Economic Development mengeluarkan the Piano Nazionale Industria 4.0 atau Strategi
Industri Nasional 4.0. Strategi tersebut mencakup strategi dan alat ukur untuk mendukung
unit usaha di Italia. Serta mendukung investasi dalam membuat inovasi dan penelitian.
Upaya negara berkembang untuk mencapai revolusi industri 4.0 lebih berat di
bandingkan negara maju. Perbedaan kualitas sumber daya manusia dan kesenjangan
teknologi menjadi beberapa tantangan utamanya. Revolusi industri yang berbasis teknologi
tinggi pun harus diiringi dengan kemampuan sumber daya manusia untuk memanfaatkannya.
Serta machinery industry yang perlu ditingkatkan.
Semua pihak memiliki peran penting dalam mempermudah proses revolusi industri,
baik pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, tenaga kerja, hingga masyarakat umum
selaku konsumen. Industri tekstil di negara berkembang didominasi oleh tenaga kerja yang
bekerja secara konvensional, maka perlu ada persiapan perubahan struktur kerja dari
konvensional menuju smart technology. Transfer teknologi baik melalui
pengembangan research and development (RnD) dan pengembangan industri teknologi perlu
didukung. Selain mempersiapkan infrastruktur teknologi, sektor swasta dan tenaga kerja perlu
bersiap dengan perubahan budaya kerja.
Jadi revolusi industri 4.0 di sektor tekstil merupakan sebuah kepastian dan perlu
dihadapi oleh berbagai negara produsen tekstil. Sebagai produsen tekstil terbesar saat ini,
negara berkembang perlu mengembangkan strategi dalam melaksanakan revolusi industri 4.0.
Transformasi tersebut tidak hanya akan meningkatkan keuntungan, tapi juga keberlanjutan
industri tersebut.