Anda di halaman 1dari 3

Suraida (2005) menjelaskan bahwa dalam kode etik

Ikatan Akuntan Indonesia memiliki delapan prinsip etika

profesi sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab Profesional

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai

profesional, anggota harus melaksanakan pertimbangan

profesional dan moral dalam seluruh keluarga.

2. Kepentingan Publik

Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam

suatu cara yang akan melayani kepentingan publik,

menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan

komitmen pada profesionalisme.

3. Integritas

Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik,

anggota harus melaksanakan seluruh tanggung jawab

profesional dengan perasaan integritas tinggi.

4. Objektifitas

Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas

dari konflik penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab

profesional.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Agar dapat memberikan layanan yang berkualitas,

professional harus memiliki dan mempertahankan

kompetensi dan ketekunan.

6. Kerahasiaan

Professional harus mampu menjaga kerahasiaan atas

informasi yang diperolehnya dalam melakukan tugas,

walaupun keseluruhan proses mungkin harus dilakukan

secara terbuka dan transparansi.

7. Perilaku Professional

Profesional harus melakukan tugas sesuai dengan yang

berlaku, yang meliputi standar teknis dan profesional yang

relevan.

8. Standar Teknis

Harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar

teknis dan standar profesional yang telah ditetapkan.

Jadi terdapat delapan prinsip etika profesi dalam kode etik

Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu : tanggung jawab profesi,


kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan

kehati-hatian professional, kerahasiaan, perilaku profesional

dan standar teknis.

i) Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi Pemerintahan merupakan suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi
keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengikhtisaran, pengklasifikasian, suatu transaksi
keuangan pemerintah serta penafsiran atas suatu informasi keuangan.

Tujuan dari akuntansi pemerintah adalah menyajikan informasi bagi para pengambil keputusan
tentang kejadian-kejadian ekonomi yang penting dan mendasar serta membantu mempersiapkan
informasi tentang bagaimana cara mereka mengalokasikan sumber-sumber yang serba terbatas seperti
tenaga kerja, modal, tanah dan bahan baku guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah.

1. Karakteristik Akutansi Pemerintahan

a) Dalam suatu sistem akuntansi pemerintah, tugas pemerintah adalah berorientasi kepada
pelayanan publik bukan pada laba sehingga dalam akuntansi pemerintahan tidak ditemukan laporan
laba (income statement) dan treatment akuntansi yang brekaitan dengannya.

b) Akuntansi pemerintah melakukan pembukuan anggaran ketika anggaran tersebut dibukukan.

c) Akuntansi pemerintahan memungkinkan penggunaan lebih dari satu jenis dana.

d) Akuntansi pemerintahan tidak mengenal perkiraan modal dan laba ditahan dalam neraca.

e) Dalam sistem akuntansi pemerintah bersifat kaku, dikarenakan sangat bergantung kepada
peraturan undang – undang.

2. Basis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

a) SAP berbasis Kas

Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual
untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi
Anggaran berarti pendapatan diakui pada saat kas di terima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan (PP No.71 tahun 2010).

b) SAP Berbasis Akrual

SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Basis Akrual
untuk neraca berarti aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi,
atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
memerhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010).

3. Laporan Keuangan pada Akuntansi Pemerintahan

a) Laporan Realisasi Anggaran

yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu
periode pelaporan.

b) Neraca

yang menyajikan posisi keuangan entitas ekonomi pada suatu tanggal tertentu. Laporan ini dibuat untuk
menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai asset, kewajiban, ekuitas dana.

c) Laporan Arus Kas


yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu
periode. Hal yang biasa disajikan atau digambarkan dalam laporan keuangan arus kas (Cash Flow
Statement) meliputi jumlah kas yang diterima.

d) Catatan Atas Laporan Keuangan

yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas (LAK) dalam rangka
pengungkapan yang memadai.

4.

Anda mungkin juga menyukai