Anda di halaman 1dari 14

Model Konseptual

Keperawatan Jiwa
PROGRAM STUDI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
Definisi…

MODEL
MODEL
KONSEPTUAL
KONSEPTUAL
Rangkaian konstruksi yg
abstrak dan berkaitan, yg Memberikan keteraturan
mmenjelaskan secara utk berpikir, mengamati
luas ttg fenomena2, yg dilihat dan
mengekspresikan memberikan arah riset,
asumsi dan dan utk pemecahan
mencerminkan masalah masalah

(Christensen, (Potter & Perry,


2009) 2005)
 Model praktik keperawatan jiwa mencerminkan
sudut pandang dalam mempelajari penyimpangan
perilaku dan proses terapeutik dikembangkan.
 Model praktik dalam keperawatan kesehatan jiwa ini
menggambarkan sebuah psikodinamika terjadinya
gangguan jiwa.
 Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa
menggambarkan serangkaian peristiwa,
sehingga gangguan jiwa terjadi.
Model Psychoanalitic
(Sigmund Freud, Eric Erickson)
Pandangan • Perilaku didasarkan pada perkembangan dini dan resolusi
terhadap
penyimpangan konflik yang tidak adekuat.
perilaku • Pertahanan ego tidak adekuat untuk mengontrol
ansietas.
• Gejala merupakan upaya untuk mengatasi ansietas dan
berkaitan dengan konflik yang tidak terselesaikan
Proses Terapeutik • Psikoanalisis menggunakan teknik asosiasi bebas dan
analisis mimpi. Hal ini menginterprestasi perilaku,
menggunakan transferen untuk memperbaiki
pengalaman masa lalu, dan mengidentifikasi area
masalah melalui interpretasi resistensi pasien.
Peran Terapis dan • Pasien mengungkapkan semua pikiran dan mimpi serta
Pasien
mempertimbangan interprestasi terapis.
• Terapis tetap mengupayakan perkembangan transferen,
serta menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien
dalam kaitannya dengan konflik, transferen, dan
resistensi
Model Interpersonal
(Harry Stack Sullivan dan Hildegard Peplau)

Pandangan • Ansietas timbul dan dialami secara interpersonal.


terhadap • Rasa takut yang mendasar adalah takut terhadap
penyimpangan penolakan.
perilaku
• Seorang membutuhkan rasa aman dan kepuasan yang
diperoleh melalui hubungan interpersonal yang positif.
Proses • Hubungan antara terapis dan pasien membangun
Terapeutik perasaan aman.
• Terapis membantu pasien mengalami hubungan yang
penuh rasa percaya dan mencapai kepuasan interpersonal.
• Pasien kemudian dibantu untuk mengembangkan
hubungan akrab di luar situasi terapi.
Peran Terapis • Pasien menceritakan ansietas dan perasaannya pada
dan Pasien terapis.
• Terapis menjalin hubungan akrab dengan pasien,
menggunakan empati untuk merasakan perasaan pasien,
dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman
interpersonal korektif.
Model Social
(Caplan & Szasz)
Pandangan • Faktor sosial dan lingkungan menciptakan stres, yang
terhadap menyebabkan ansietas, serta mengakibatkan timbulnya gejala
penyimpangan • Szasz, setiap individu bertanggung jawab terhadap perilakunya,
perilaku mampu mengontrol dan menyesuaikan perilaku sesuai dengan
nilai atau budaya yang diharapkan masyarakat.
• Caplan, meyakini bahwa, konsep pencegahan primer, sekunder
dan tertier sangat penting untuk mencegah timbulnya gangguan
jiwa.
• Faktor social : kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah,
kurangnya support systemdan koping mekanisme yang mal adaptif
Proses • Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam modifikasi
Terapeutik lingkungan dan adanya support system. Proses terapi dilakukan
dengan menggali support system yang dimiliki klien seperti:
suami/istri, keluatga atau teman sejawat
Peran Terapis • menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di
dan Pasien sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
Model Eksistensial
(Ellis & Rogers)
Pandangan terhadap Gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi apabila individu gagal
penyimpangan
perilaku menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki
kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami
gangguan dalam body image.
Proses Terapeutik Mengupayakan individu agar memiliki pengalaman berinteraksi
dengan orang yang menjadi panutan atau sukses dengan
memahami riwayat hidup orang tsb, memperluas kesadaran diri
dengan cara introspeksi diri (self assessment), bergaul dengan
kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), sesrta
mendorong untuk menerima dirinya sendiri dan menerima kritik
atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to
accept self and control behavior). Terapi Kelompok.
Peran Terapis dan Pasien bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta
Pasien
dalam suatu pengalaman yang berarti untuk mempelajari tentang diri
yang sebenarnya.
Terapis membantu pasien untuk mengenal nilai diri. Terapis
mengklarifikasi realitas dari suatu situasi dan mengenalkan pasien
tentang perasaan tulus dan memperluas kesadaran dirinya.
Model Suportive Therapy
(Wermon & Rockland)

Pandangan • Penyebab gangguan jiwa adalah faktor biopsikososial dan


terhadap respos maladaptive saat ini (Biologis, psikologis, dan
penyimpangan social).
perilaku • Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam
beradaptasi pada masalah- masalah yang muncul saat ini
dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Proses Dukungan sosial diidentifikasi dan respons koping yang adaptif
Terapeutik dikuatkan.
Peran Terapis • Terapis membantu klien untuk mengidentifikasi dan
dan Pasien mengenal kekuatan atau kemampuan serta coping yang
dimiliki klien, mengevaluasi kemampuan mana yang dapat
digunakan untuk alternative pemecahan masalah.
• Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk membantu klien menemukan
coping klien yang adaptif.
Model Medical
(Meyer & Kraeplin)
Pandangan terhadap • Penyebab gangguan jiwa adalah multifactor yang kompleks yaitu
penyimpangan
perilaku aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor social.
• Model medical meyakini bahwa penyimpangan perilaku
merupakan manifestasi gangguan sistem syaraf pusat (SSP).
• Dicurigai bahwa depresi dan schizophrenia dipengaruhi oleh
transmisi impuls neural, serta gangguan synaptic. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan
diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal.
Proses Terapeutik • Focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan
diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal.
Peran Terapis dan • Peran perawat dalam model medical ini adalah melakukan
Pasien
kolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam
pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan
diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang
digunakan. Medical model terus mengeksplorasi penyebab
gangguan jiwa secara ilmiah.
Model Komunikasi
(Berne & Watzlawick)

Pandangan • penyimpangan perilaku terjadi jika pesan yang disampaikan


terhadap tidak jelas. Penyimpangan komunikasi menyangkut verbal
penyimpangan dan non verbal, posisi tubuh, kecepatan dan volume suara
perilaku atau bicara.
Proses • Pola komunikasi dianalisis dan umpan balik diberikan untuk
Terapeutik mengklarifikasi area masalah.
• Analisis transaksional berfokus pada permainan dan belajar
untuk berkomunikasi secara langsung tanpa bersandiwara.
Peran Terapis 1. Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah.
dan Pasien 2. Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif.
3. Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif.
4. Melakukan analisa proses interaksi.
Model Perilaku
(Bandura, Pavlov, Wolpe, Skinner)
Pandangan terhadap • Perilaku dipelajari.
penyimpangan • Peyimpangan terjadi karena manusia telah membentuk kebiasaan perilaku yang tidak
perilaku diinginkan
• Oleh karena perilaku dapat dipelajari, maka perilaku juga dapat tidak dipelajari.
• Perilaku menyimpang terjadi berulang karena berguna untuk mengurangi ansietas.
Jika demikian, perilaku lain yang dapat mengurangi ansietas dapat dipakai sebagai
pengganti
Proses Terapeutik Terapi merupakan proses pendidikan.
Penyimpanyan perilaku tidak dihargai; perilaku yang produktif dikuatkan.
Terapi relaksasi dan latihan keasertifan merupakan pendekatan perilaku.
Peran Terapis dan • Desentisasi dan relaksasi, dapat dilakukan bersamaan. Dengan teknik ini diharapkan
Pasien tingkat kecemasan klien berkurang
• Asertif training adalah belajar mengungkapkan sesuatu secara jelas dan nyata tanpa
menyinggung perasaan orang lain.
• Positif training. Mendorong dan menguatkan perilaku positif yang baru dipelajari
berdasarkan pengalaman yang menyenangkan untuk digunakan pada perilaku yang
akan datang.
• Self regulasi. Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama melatih
serangkaian standart perilaku yang harus dicapai oleh klien. Selanjutnya klien diminta
untuk melakukan self observasi dan self evaluasi terhadap perilaku yang ditampilkan.
Langkah terakhir adalah klien diminta untuk memberikan reinforcement (penguatan
terhadap diri sendiri) atas perilaku yang sesuai.
Model Stress Adaptasi
(Gail W. Stuart)
Pandangan Sehat sakit diidentifikasi sebagai hasil berbagai
terhadap karakteristik individu yang berinteraksi dengan
penyimpang faktor lingkungan.
an perilaku
Proses Mengidentifikasi faktor predisposisi, presipitasi,
Terapeutik penilaian terhadap stresor, sumber koping, dan
mekanisme koping yang digunakan pasien.
Peran Membantu pasien lebih adaptif dalam menghadapi
Terapis dan stressor, melalui Asuhan Keperawatan Jiwa yang
Pasien komprehensif
PRIMER SEKUNDER TERSIER
1. Intervensi berupa 1. Intervensi yg dilakukan 1. Intervensi berupa
promosi kesehatan berupa deteksi dini peningkatan fungsi,
2. Promosi kesehatan masalah psikososial sosialisasi, dan
jiwa dan pencegahan dan masalah gangguan pencegahan dari
gangguan jiwa jiwa di masyarakat relaps selama
3. Sasaran merupakan 2. Pembinaan anggota gangguan jiwa
anggota masyarakat yg masyarakat yang 2. Targetnya adalah
tidak mengalami beresiko atau anggota masyarakat
gangguan jiwa dengan menunjukkan masalah yang mengalami
kelompok usia mulai psikosoisal dan gangguan mental
dari bayi, toddler, anak gangguan mental dalam proses
prasekolah, anak rehabilitasi.
sekolah, remaja,
dewasa, dan lansia.
REFERENSI

Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Jiwa.


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Yosep, I. & Sutini, T. (2009). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. PT.
Refika Aditama : Bandung
Yusuf, A.H., Fitriyasari, S., Endang, H., Nihayati. (2015). Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Salemba Medika :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai