Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas yang kami
buat ini ditujukan kepada kami sendiri dan pembaca agar mengetahui informasi
pengaruh konsep manusia dan masyarakat “ Antropologi” yang dibimbing oleh
Ibu Meiana Harfika, S.K.M., M.Kes

Dalam menyelesaikan tugas ini, kami mengalami banyak


kesulitan.Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Demikian pula dengan tugas ini, masih banyak kekurangan.Sehingga saya


menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Akhir kata saya
ucapkan terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya kepada pembaca jika ada
penulisan yang salah.

Surabaya, 10 April 2019

PENYUSUN

DWI ACHMAD NUGROHO

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I KONSEP ANTROPOLOGI.......................................................................1
BAB II KONSEP PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL.....................5
BAB III KONSEP MANUSIA DAN KEBUDAYAAN YANG ADA
DIINDONESIA......................................................................................................11
BAB IV KONSEP STRATIFIKASI SOSIAL YANG ADA DI INDONESIA. .18
BAB V KONSEP LEMBAGA KEMASYARAKATAN DIINDONESIA........22
BAB VI KONSEP DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
DIINDONESIA......................................................................................................25
BAB VII KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN.................28

ii
BAB I

KONSEP ANTROPOLOGI

A.PENGERTIAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat


yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya
objek yang menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah:

1) penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes),

2) dibeberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural


maupun supernatural atau penyihir, kelompok healers ditemukan dengan bentuk
yang berbeda disetiap kelompok masyarakat,

3) healers mempunyai peranan sebagai penyembuh, dan

4) adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara
individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.Jauh
sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada
tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan
medis dan prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi
sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan
membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia
juga menyatakan keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan
naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap
pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.Ackerkencht, seorang
dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan dalam bentuk lima
generalisasi yaitu

1) studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan


konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola
medis berada dalam totalitas tersebut,

1
2) ada begitu banyak pengobatan primitif,

3) bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara
fungsional saling berkaitan,

4) pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan


definisi budaya, dan

5) manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan


pengobatan gaib.

B.RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI KESEHATAN

Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi


menjadi dua:

a. Kutub biologis, perhatinya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia,


peranan penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi biologis terhadap perubahan
lingkungan alam, dan pola penyakit di kalangan manusia purba.

b. Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang


mencakup aspek-aspek etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan penyakit,
serta peranan praktisi medis tradisional, masalah perawatan kesehatan biomedik,
perilaku kesehatan, peranan pasien, perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien,
dan masalah inovasi kesehatan.

C.METODE YANG DIGUNAKAN DALAM SOSIOLOGI DAN


ANTROPOLOGI

a. Metode Sosiologi

Metode yang digunakan dalam sosiologi adalah metode ilmiah. Berikut


adalah penggolongan metode sosiologi:

1. Metode Kualitatif

Metode kulitatif menggunakan bahan-bahan yang sukar dihitung dan lebih


berdasarkan pemahaman. Metode kualitatif dalam sosiologi meliputi:

2
a. Metode historis menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa masa silam
untuk menentukan prinsip-prinsip umum. Contoh: menyelidiki akibat revolusi
secara umum dengan menggunakan bahan sejarah yaitu dengan meneliti revolusi
yang terjadi pada masa silam.

b. Metode komparatif mementingkan perbandingan macam masyarakat dari


berbagai aspek untuk memperoleh persamaan dan perbedaan dalam rangka
memberi petunjuk peri kelakuan masyarakat pada masa silam dan masa
sekarang serta masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau
sama.

c. Metode historis komparatif adalah kombinasi dari kedua metode sebelumnya

d .Metode studi kasus adalah metode yang mempelajari salah satu gejala nyata
dalam kehidupan masyarakat dengan sedalam-dalamnya guna mendapatkan
dalil-dalil umum.

2.Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif menggunakan bahan keterangan dengan angka


sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala indeks, table, dan formula
yang sedikit banyak menggunakan ilmu pasti. Metode kuantitatif meliputi:

a. Metode statistik: mengukur gejala gejala sosial secara matematis untuk


mengetahui korelasi atau hubungannya.

b. Metode eksperimen: metode dengan menggunakan percobaan-percobaan.

Selain metode-metode tersebut, terdapat beberapa metode yang sering digunakan


sosiologi untuk menelaah masyarakat didasarkan pada jenisnya. Metode-metode
tersebut meliputi metode induktif, deduktif, fungsionalisme, empiris, dan
rasionalistis.

b. Metode Antropologi

Metode penelitian antropologi terdiri dari beberapa metode yaitu :

3
1. Metode Ideologis: metode ini dilakukan untuk penelitian penjajahan dengan
mempelajari kaidah-kaidah hukum yang ideal (norma ideal) yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Penelitian ini memperoleh prinsip-prinsip hukum dalam
kehidupan masyarakat.

2.Metode Deskriptif: penelitian ini bersifat penjajahan yang bermaksud untuk


mengetahui bagaimana hukum dalam kenyataannya dapat diterima dalam
kehidupan masyarakat.

3.Study Kasus: biasanya mempelajari kasus-kasus perselisihan kelompok


masyarakat, latar belakang kultur yang menyebabkannya dan rencana solusi
penyelesaiannya.

SUMBER:

http://blog.unnes.ac.id/prestia/2015/11/04/antropologi-kesehatan/

https://www.academia.edu/11904318/ANTROPOLOGI_KESEHATAN_doc

4
BAB II

KONSEP PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

A.Pengertian Interaksi Sosial

Pengertian Proses Sosial, yaitu proses dimana adanya interaksi antar


manusia dan kelompok masyarakat. Interaksi Sosial adalah hubungan timbal
balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di
dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar
terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling
mempengaruhi.

B. Interaksi sosial antar manusia meliputi empat unsur utama, yaitu:

1. Struktur social adalah tata aturan/relasi yang berpola tertentu sebagaimana


yang diharapkan untuk membimbing interaksi sosial

2. Tindakan sosial yang diwujudkan dalam perilaku nyata yang dapat


dibayangkan dan diingat. Mencirikan perbuatan yang terlihat, terdengar,
dirasakan, disikapi, diingat, dan dibayangkan akibat yang bakal terjadi

3. Relasi sosial merupakan pengaruh yang dirasakan antara dua orang atau lebih,
sebagai akibat dari perilaku timbal balik

4. Impresion Management adalah cara untuk mengelola interaksi sosial, yang


digunakan kedua pihak untuk memelihara dan melanggengkan interaksi, demi
membangun stigma positif dan mencegah kesalah pahaman.

C.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Ada enam jenis faktor terjadinya proses interaksi sosial. Keenam faktor
tersebut adalah faktor sugesti, imajinasi, identifikasi, simpati, empati dan
motivasi. Kesemuanya membentuk proses sosial yang menjadi cikal bakal

5
kehidupan bermasyarakat yang berpedoman dengan norma dan aturan yang telah
disepakati. Berikut ini penjelasan mengenai faktor pendorong interaksi sosial :

1. Sugesti

Sugesti adalah keinginan yang timbul pada seseorang untuk


terpengaruh/mempengaruhi orang lain dalam kehidupan sosial. Biasanya orang
yang menjadi pemberi sugesti adalah orang yang memiliki wibawa lebih tinggi
dan dihormati oleh masyarakat sekitar..

2. Imitasi

Secara harfiah imitasi berarti tiruan atau meniru. Imitasi merupakan


faktor yang mempengaruhi interaksi sosial karena seseorang akan mencoba
untuk meniru orang lain yang menjadi idolanya.

3. Identifikasi

Identifikasi adalah faktor yang mempengaruhi interaksi sosial sebagai


akibat adanya imitasi dan sugesti. Pada identifikasi, sifat ingin menjadi sama
dengan orang lain akan membentuk kepribadian yang melekat pada seseorang.

4. Empati

Mungkin Anda tidak asing dengan istilah ini, empati merupakan kondisi
dimana Anda merasakan perasaan orang lain untuk diri sendiri. Perasaan empati
biasanya muncul ketika seseorang memiliki pandangan bahwa setiap orang harus
memiliki kesamaan derajat kehidupan.

5. Simpati

Simpati adalah perasaan rasa hormat/respek/belas kasih kepada orang lain


namun tidak merasa seolah-olah menjadi orang yang mengalami hal itu. Simpati
lebih bersifat umum di masyarakat dan dapat terjadi karena beberapa penyebab
atau sudut pandang yang tidak beresonasi dengan Anda.

6.Motivasi

6
Motivasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi interaksi sosial.
Dengan adanya motivasi orang akan melakukan dan berjuang bersama dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya. Motivasi adalah bentuk dorongan
yang diberikan untuk seseorang agar dia ingat kembali mengenai visi-misi yang
akan dicapai.

4. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial


dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :

a. Kontak sosial

Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan
awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara
satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.

b. Komunikasi

Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.Kesimpulannya,


faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi interaksi sosial diatas merupakan dasar
mengapa manusia saling berbicara, saling berhubungan dan saling mengidolakan.
Itulah proses sosial yang membentuk sebuah kehidupan masyarakat yang saling
mempengaruhi satu sama lain.

5.Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang


waktu.Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam
hubungan antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial.

Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua
kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi
untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan
bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian,
peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian
interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah

7
pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan
(proses disosiatif).

1. Proses asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan


kerja sama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai
berikut.

a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-


kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.

C. Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok


manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri.

d. Asimilasi (assimilation)

Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara


beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan
tindakan demi tercapainya tujuan bersama.Contoh asimilasi antar dua kelompok
masyarakat adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat
pribumi.

2. Proses Disosiatif

8
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang
menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif,
antara lain sebagai berikut:

a. Persaingan (competition)

Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling


berlomba atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa menggunakan
ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju,
lebih baik, atau lebih kuat.Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk
mendapatkan peringkat pertama atau pada saat berlangsungnya suatu
pertandingan.

b. Kontravensi (contravention)

Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara


persaingan dan konflik. Bentuk kontravensi ada 5 yaitu:

• kurang berfungsi

Kontravensi yang bersifat umum.Seperti penolakan, keenganan, gangguan


terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan.

c. Konflik

Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau


kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor
penyebab terjadinya konflik adalah:

• Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan


perasaan

• Berprasangka buruk kepada pihak lain

• Individu kurang bisa mengendalikan emosi

• Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok

9
Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial

SUMBER:

https://sosiologis.com/proses-sosial

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/08/proses-interaksi-sosial-dan-
proses-sosial-lengkap.html

10
BAB III

KONSEP MANUSIA DAN KEBUDAYAAN YANG ADA DIINDONESIA

A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Manusia disebut sebagai mahluk berbudaya karena manusia memiliki akal dan
budi atau pikiran dan perasaan.Dengan akal dan budi manusia berusaha terus
menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rohani
yang akhirnya menimbulkan kebahagiaan.Kebahagiaan bagi manusia sesuatu
yang baik, benar dan adil.

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena
yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan
adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran
dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Berbudaya merupakan ciri khas kehidupan manusia yang membedakannya


dari mahluk lain. Manusia dilahirkan dalam suatu budaya tertentu yang
mempengaruhi kepribadiannya.Pada umumnya manusia sangat peka terhadap
budaya yang mendasari sikap dan perilakunya.

B. KEBUDAYAAN

Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti
akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.Ada pendapat
yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya.Budi adalah
akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.

11
Kebudayaan, cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah
(bahasa arab), berasal dari perkataan latin “colere” yang artinya mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau
bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.

C. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan terbagi atas beberapa hal, yaitu:

1. Nilai Budaya

Nilai – nilai ini dipelajari oleh masyarakat sejak kecil, sulit untuk
digoyahkan dan menghasilkan gagasan di kemudian hari.Dapat berupa buah
pikiran, tingkah laku, maupun benda – benda tertentu.

2. Sistem Budaya

Sifatnya abstrak, dalam perwujudannya berpola dan berdasarkan sistem tertentu.

3. Sistem Sosial

Kebudayaan dalam sistem sosial sifatnya konkret dan dapat


diabadikan.Sistem ini menggambarkan tingkah laku manusia yang terus berjalan
dengan pola tertentu dan aturan tertentu.

4. Kebudayaan Fisik

Artinya memiliki bentuk dan bisa dilihat.Misalnya saja hasil budaya


seperti candi, baju adat, gamelan, dan benda – benda sejarah lainnya.

D. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu


system religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system
pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan,

12
bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai
berikut.

1.Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo
religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap
bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat
“menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga
menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.Untuk
membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia,
dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai


homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya
manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan
yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens.


Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari
pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah
diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa
menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.

4. Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai
homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus
meningkat.

5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai


homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan
tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan
sekaligus mempergunakan suatu alat.Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia
dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.

13
6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa
manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian
disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.

7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah


manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu
mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.

E. SIFAT DAN HAKIKAT KEBUDAYAAN

Sifat hakikat kebudayaan merupakan ciri-ciri khusus dari sebuah


kebudayaan yang masing-masing masyarakat memiliki sifat kebudayaan yang
berbeda.Misalnya di masyarakat barat makan sambil berjalan merupakan suatu hal
yang biasa.Namun berbeda dengan masyarakat timur, hal tersebut merupakan
perilaku yang melanggar etika.

Meskipun demikian, jika dilihat secara garis besar, semua kebudayaan


yang ada di dunia ini mempunyai sifat-sifat hakikat yang sama. Antara lain
sebagai berikut.

1. Kebudayaan sudah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi


tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.

2. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.

3. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.

4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisi tentang kewajiban-kewajiban,


tindakan-tindakan yang ditolak dan diterima, tindakan-tindakan yang diizinkan,
dan tindakan-tindakan yang dilarang.

F. CIRI-CIRI KEBUDAYAAN

1. Secara umum ciri – ciri kebudayaan adalah sebagai berikut ini:

– Kebudayaan dapat dipelajari

– Kebudayaan dapat diwariskan

14
– Kebudayaan hidup dan berkembang dalam masyarakat

– Kebudayaan dapat berubah

– Kebudayaan bersifat terintegrasi

2.Untuk kebudayaan daerah, ia memiliki ciri – ciri tersendiri, yaitu:

– Terdapat peninggalan sejarah

– Adanya unsur kepercayaan

– Terdapat bahasa dan seni khas daerah

– Dianut oleh penduduk dalam daerah tersebut

– Terdiri dari unsur kebudayaan tradisional dan kebudayaan asli

– Memiliki adat istiadat

– Bersifat kedaerahan

3.Seperti kebudayaan daerah, kebudayaan nasional pun memiliki ciri – cirinya


tersendiri:

– Terdapat unsur – unsur yang bisa menyatukan bangsa

– Mencerminkan kehidupan bangsa

– Kebanggaan seluruh rakyat Indonesia

– Adanya unsur budaya daerah yang diakui secara nasional

G. HUBUNGAN MANUSIA, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Dalam hal membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, dan


kebuayaan ketiganya saling berhubungan satu sama lain .Masyarakat adalah suatu
organisasi manusia yang saling berhubungan dengan kebudayaan. Mc Iver pakar
sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh
jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc
Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh

15
masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur
bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”.
Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia
tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu .Dengan demikian kebudayaan
merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan
dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai yang
merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik
atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai
inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu
yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat.

Dari uraian tersebut diatas jelas sekali bahwa kebudayaan merupakan


unsur paling dasar (basic) dari suatu masyarakat, sehingga sampai sekarang
sebahagian sosiolog dan antropolog masih menganut faham cultural determinism
yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture Matters”
menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi kemajuan maupun
kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi contoh
bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi ekonomi
yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara
maju, tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP
perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan karena bangsa
Korea (selatan) memiliki nilai – nilai budaya tertentu seperti hemat, kerja keras,
disiplin dan sebagainya. Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana.

Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem


pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang
berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu dalam
bersikap dan bertingkah laku.Karena berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap
dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk
memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan oleh
kebudayaan itu.Dalam konteks Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu
penting bagi kemampuan suatu Negara untuk makmur, oleh karena itu budaya

16
membentuk pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan
kesempatan. Sementara itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan
proses aktivitas yang bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk
merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi kearah yang lebih
baik dan wajar dari waktu ke waktu.

SUMBER:

http://vanillabluse.blogspot.com/2014/05/makalah-manusia-dan-
kebudayaan.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/241936440/Manusia-Dan-Kebudayaan

17
BAB IV

KONSEP STRATIFIKASI SOSIAL YANG ADA DI INDONESIA

A. Pengertian stratifikasi social

Stratifikasi social adalah pengelompokan anggota masyarakat kedalam


lapisan-lapisan social bertingkat.Atau merupakan suatu penggelompokan anggota
masyarakat berdasarkan status yang dimiliki.

a.Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

Dasar Stratifikasi Sosial atau Faktor penyebab terjadinya Stratifikasi Sosial dalam
masyarakat yaitu:

1.Kekayaan

Kekayaan berupa materi atau kebendaan dapat menjadi tolak ukur penempatan
masyarakat dalam lapisan social yang ada.

2.Kehormatan

Orang yang dihormati atau disegani akan menempatiu lapisan teratas sistem
pelapisan sosial masyarakat.

3.Ilmu Pengetahuan

Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan biasanya akan menempati


lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat.

b.Sifat Stratifikasi Sosial

Dalam buku Sosiologi karya Suhardi, sifat stratifikasi sosial ada dua macam yaitu

1. Stratifikasi Terbuka atau Close Social Stratification

Sifat stratifikasi terbuka memungkinkan setiap orang untuk mendapatkan strata


sosial yang lebih tinggi.

18
2. Stratifikasi Tertutup atau Open Social Stratification

Sifat stratifikasi tertutup membuat batasan seseorang untuk berpindah strata sosial
baik itu dari lapisan atas ke bawah ataupun sebaliknya.

B.Unsur-unsur Stratifikasi Sosial

Unsur-unsur dalam stratifikasi sosial adalah kedudukan (status) dan


peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsure pokok dalam
stratifikasi sosial. Status zmenunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam
masyarakat.Peranan merupakan suatu tingkah laku atau tindakan yang diharapkan
dari seorang individu yang menduduki status tertentu.

a. Kedudukan (Status)

Kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola atau kelompok


sosial.Dengan demikian, seseorang dapat memiliki lebih dari satu status.Hal itu
disebabkan seseorang biasanya hidup dalam beberapa pola kehidupan atau
menjadi anggota dalam berbagai kelompok sosial.

Untuk mengukur status seseorang, menurut Pitirim A. Sorokin dapat dilihat pada
hal-hal sebagai berikut.

1. Jabatan atau pekerjaan

2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan

3. Kekayaan

4. Politis

5. Keturunan

6. Agama

b. Peranan (Role)

Peran adalah perangkat harapan yang dikenakan pada individu yang


menempati kedudukan sosial tertentu.Peranan merupakan aspek dinamis dari
kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai

19
dengan kedudukannya maka dia berarti telah menjalankan suatu peran.Peran dan
kedudukan tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling
tergantung.Tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa
peran.Seseorang dalam masyarakat bisa memiliki lebih dari satu peran dari pola
pergaulan hidupnya. Suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu:

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat


seseorang dalam masyarakat;

2. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat; dan

3. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial dalam masyarakat.

Fungsi peran (role) adalah sebagai berikut :

1. Memberi arah pada proses sosialisasi;

2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan;

3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat;

4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan


kehidupan mereka.

c.Mobilitas sosial

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih
memungkinkan untuk berpindah strata.Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya
tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.Contohnya, masyarakat
feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang
menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk
selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat
pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau
keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan
demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

20
SUMBER:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial

https://www.academia.edu/10046122/STATIFIKASI_SOSIAL_DI_INDOSIA

21
BAB V

KONSEP LEMBAGA KEMASYARAKATAN YANG DIINDONESIA

A.LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social


institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial [2].
Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku
para anggota masyarakat.[3]. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata
sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam
kehidupan masyarakat.[3]. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial
merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola
untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.[3]

Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari
bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi
tersebut.[4].

1.Jenis-jenis Lembaga Kemasyarakatan

Menurut (Yuliati dkk, 2003) jenis-jenis lembaga pemasyarakatan dibagi


atas berbagai tipe sesuai dengan berbagai sudut pengamatan yaitu :

Dari sudut perkembangannya kelembagaan terdiri dari Criscive Institution


and Enacted Institution.Yang pertama merupakan lembaga yang tumbuh dari
kebiasaan masyarakat. Sementara yang kedua dilahirkan dengan sengaja untuk
memenuhi kebutuhan manusia.

Dari sudut sistem nilai kelembagaan masyarakat dibagi menjadi dua yakni
Basic institution and Subsidiary Institution.Yang pertama merupakan lembaga
yang memegang peranan penting dalam mempertahankan tata tertib masyarakat
sementara yang kedua kurang penting karena hanya jadi pelengkap.

22
Dari sudut penerimaan masyarakat, terdiri dari dua yaitu Sanctioned
Institution and unsanctioned Institution. Yang pertama merupakan kelompok
yang dikehendaki seperti sekolah dll, sementara yang kedua ditolak meski
kehadirannya akan selalu ada. Lembaga ini berupa pesantren sekolah, lembaga
ekonomi lain dan juga lembaga kejahatan.

Dari sudut faktor penyebabnya dibedakan atas General institutional and


Restriktic Institutional.Yang pertama merupakan organisasi yang umum dan
dikenal seluruh masyarakat contoh agama, sementara yang kedua merupakan
bagian dari institusi yakni Islam, Kristen, dan agama lainnya.

Dari sudut fungsinya dibedakan atas dua yaitu Operatif Institutional and
regulatif Institutional. Yang pertama berfungsi untuk mencapai tujuan, sementara
yang kedua untuk mengawasi tata kelakuan nilai yang ada di masyarakat(Yuliati
dkk, 2003).

2. Fungsi dan Peran Kelembagaan Sosial

Pada materi pembahasan kali ini, kita akan melihat fungsi dan peran
kelembagaan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang terdapat di
tengah-tengah masyarakat kita sendiri.

Fungsi dan peran ini berbeda-beda sesuai dengan maksud dan tujuan
didirikanya lembaga sosial itu sendiri.Ini artinya setiap lembaga sosial
mempunyai aturan-aturan, alat dan tanggungjawab sendiri-sendiri untuk mencapai
tujuannya.

Inti dari tujuan yang dimaksud adalah ditujukan untuk mewujudkan hidup yang
tertib dan aman.

Fungsi secara umum dari kelembagaan sosial ini, dapat kita kemukakan seperti
berikut:

1. Sebagai pedoman bertingkah laku dan bersikap di dalam masyarakat.

23
2. Alat untuk keutuhan dan kesatuan masyarakat.

3. Sebagai pengawas dan pengendali tingkah laku setiap anggota (manusia) dalam
bermasyarakat.

Lembaga sosial sering disebut pula pranata sosial.Lembaga sosial


terbentuk karena proses-proses sosial yang berlangsung lama di dalam interaksi
kemasyarakatan sehingga melembaga menjadi sebuah pranata sosial.

SUMBER:

Koentjaraningrat. 1996. Pengatar Antropologi. Jakarta:Rineka Cipta.

Nasikum. 1993. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

24
BAB VI

KONSEP DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


DIINDONESIA

A.DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan kebudayaan


sebagai seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak
mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat
dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara pengertian dari dinamika
ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang
dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.

Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota kelompok dengan


kelompoknya secara keseluruhan.Keadaan ini dapat terjadi selama ada kelompok,
semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu yang mana
kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam setiap keadaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika kebudayaan adalah cara kehidupan
masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan
setiap keadaan. Dari adanya ketidakpuasan masyarakat, sehingga masyarakat
berusaha mengadakan penyesuaian.

B. Evolusi budaya

Berbicara tentang evolusi manusia, kita tidak cukup berbicara mengenai


evolusi biologis saja.Manusia bukan hanya makhluk biologis, tetapi juga sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia mengalami evolusi lain, yaitu evolusi kultur atau
budaya. Manusia mempunyai tata cara hidup, kebiasaan dan norma dan aspek-
aspek kultural lainnya yang senantiasa berubah dan menjadi kompleks dari waktu
ke waktu. Suatu bentuk evolusi lain yang menjadikannya sebagai makhluk hidup
yang paling dominan dan adaptif terhadap lingkungannya saat ini.

25
C. Difusi

adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari


bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan di mana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun
tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula
pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap
air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah
difusi molekuler.

D.Pengertian Inovasi

Menurut UU No. 19 Tahun 2002, pengertian inovasi adalah kegiatan


penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan
tujuan melakukan pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya.

E.Istilah akulturasi

berasal dari bahasa Latin acculturate yang berarti “tumbuh dan


berkembang bersama”. Secara umum, pengertian akulturasi (acculturation) adalah
perpaduan dua buah budaya yang menghasilkan budaya baru tanpa
menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Misalnya.proses
percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
Sedangkan, menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi
bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan
asing yang berbeda. Syarat terjadinya proses akulturasi adalah adanya
persenyawaan (affinity) yaitu penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut. Syarat
lainnya adalah adanya keseragaman (homogenity) seperti nilai baru yang tercerna
akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya.

F.Asimilasi

26
adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri
khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi
ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau
kelompok.Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha
mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan
kepentingan serta tujuan bersama.

 Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:


 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
 Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam
waktu yang relatif lama
 Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan
menyesuaikan diri

SUMBER:

Ardiwinata, Jajat. 2007. Sosiologi Antropologi Pendidikan .Bandung:UPI PRESS

https://www.kompasiana.com/khusnulkhuluq/54f78106a33311a3728b4608/dinam
ika-mayarakat-dan-kebudayaan

27
BAB VII

KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN

A.KONSEP PERILAKU

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas


organisme yang bersangkutan.Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada
kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan
lingkungan.Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan
merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku
manusia.Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk
perkembangan perilaku makhluk hidup untuk selanjutnya.Sedangkan lingkungan
adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut (Notoatmodjo,
2007).

B. PERILAKU KESEHATAN

Perilaku Kesehatan (Notoatmodjo, 2005) adalah respons seseorang


terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, misalnya lingkungan, makanan,
minuman dan pelayanan kesehatan.

Atau dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas seseorang, baik
yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati

C.Pembentukan Perilaku

a.Proses Pembentukan Perilaku

 Kebutuhan fisiologi,biologis yang merupakan kebutuhan pokok utama,


yaitu O2,H2O,cairan elektrolit,makanan dan seks
 Kebutuhan rasa aman

a.Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit

28
b.Rasa aman memperoleh perlindungan hukum

c.Rasa aman terhindar dari konflik

 Kebutuhan mencintai dan dicintai

a.Ingin dicintai/mencintaiorang lain

b.Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada

c. Mendambakan kasih sayang

 Kebutuhan harga diri

a.Ingin dihargai dan menghargai orang lain

b.Adanya respek atau perhatian dari orang lain

c.Toleransi atau saling menghargai

 Kebutuhan aktualisasi diri

a.Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain

b.Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita

c.Ingin menonjolkan dan lebih dari oran lain

b.Prosedur Pembentukan Perilaku

 Langkah pertama:melakukan pengenalan terhadap sesuatu yang


merupakan penguat berupa hadiah
 Langkah kedua:melakukan analisis, dipergunakan untuk mengenal bagian-
bagian kecil pembukaan perilaku sesuai yang diinginkan
 Langkah ketiga:menggunakan bagian-bagian kecil perilaku

c.Bentuk Perilaku

Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam:

29
 Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup,terjadi dalam diri individu dan tidak
dapat secara langsung .contoh:berfikir,berfantasi,berangan-angan
 Perilaku aktif (respons ekternal)
Perilaku yang bersifat terbuka.Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat
diamati langsung berupa tindakan yang nyata. Contoh:mengerjakan soal
ulangan dan membaca buku pelajaran

SUMBER:

https://www.academia.edu/17110338/KONSEP_PERILAKU_DAN_PERILAKU
_KESEHATAN

30

Anda mungkin juga menyukai