MATEMATIKA
REKAYASA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA KOMPUTER DAN SAINS DATA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan
hingga buku Matematika Rekayasa dapat diselesaikan. Buku teks ini dimaksudkan untuk
membantu penyelenggaraan materi mata kuliah Matematika Rekayasa (Matrek) yang
merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Sejalan dengan
tujuan penyelenggaraan Pendidikan, kami menganggap perlu pembuatan buku ajar, agar
memotivasi mahasiswa untuk lebih tertarik mempelajari Matematika Rekayasa itu dengan
menunjukkan bahwa mata kuliah tersebut dapat memecahkan masalah masalah yang
terkait dengan teknologi misalnya fungsi rambatan panas suatu batang logam atau plat dan
alam yang timbul dari persoalan / proses ilmiah dalam pemodelan matematika mengenai
kehidupan nyata. Dalam hal ini, setelah mengikuti materi buku ini yang akan melanjutkan
ke jenjang materi kuliah lebih tinggi tidak akan mengalami banyak kesulitan.
Materi yang diberikan dalam buku teks ini cukup untuk satu semester di
semester tiga setelah memahami kalkulus 1 dan Kalkulus 2. Untuk itu, materi dalam buku
ini diberikan dengan cara sederhana dan contoh singkat, mengingat bahwa semua materi
harus diserap sendiri. Untuk itu diharapkan masiswa dengan tekun dan sungguh-sungguh
mengikuti buku ini dan aktif mengerjakan soal-soal.
Penyusun buku menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga tersusunnya buku ini. Tak lupa, kritik dan saran untuk menyempurnakan
buku ini sangat diharapkan. Harapan kami, semoga buku ini bermanfaat bagi masiswa
matematika , Teknik Mesin dan Jurusan Teknik lainnya yang memerlukan konsep
Matematika Rekayasa dalam rangka peningkatan kualitas proses belajar mengajar.
i
DAFTAR ISI
ii
3.2 Mendapatkan Deret Fourier ....................................................................................................... 49
3.3 Fungsi Genap Dan Fungsi Ganjil .................................................................................................. 52
3.4 Deret Sinus Fourier Dan Cosinus Fourier .................................................................................... 52
SOAL LATIHAN ......................................................................................................................................... 55
3.5 Transformasi Z............................................................................................................................. 55
3.5.1 Definisi Transformasi Z........................................................................................................ 55
3.5.2 Sifat-sifat Transformasi Z: ................................................................................................... 57
LATIHAN SOAL ......................................................................................................................................... 58
BAB 4 PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL .................................................................................. 59
4.1. Penyelesaian PD Parsial .............................................................................................................. 60
4.2. Penyelesaian dengan Integral langsung...................................................................................... 60
4.3. Penyelesaian PDP dengan Metode Pemisahan Variabel ................................................................ 63
SOAL LATIHAN ......................................................................................................................................... 64
4.4 MODEL MATEMATIKA PENERAPAN REKAYASA DAN PENYELESAIANNYA .................................. 66
4.4.1 PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI ........................................................................ 66
4.4.2 KONDUKSI PANAS SATU DIMENSI ....................................................................................... 71
4.4.3 KONDUKSI PANAS DUA DIMENSI ........................................................................................ 73
4.4.4 GELOMBANG DUA DIMENSI ............................................................................................... 74
SOAL LATIHAN ..................................................................................................................................... 75
BAB 5 KALKULUS VEKTOR.................................................................................................................. 76
5.1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. ................................................................................................... 76
5.2. Fungsi Vektor .............................................................................................................................. 84
5.3. Integral Vektor ............................................................................................................................ 91
5.3.1. Integral Garis ....................................................................................................................... 91
5.3.2. Integral Permukaan ............................................................................................................. 93
5.3.3. Integral Volume................................................................................................................... 94
LATIHAN SOAL ......................................................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 98
iii
BAB 1
PERSAMAAN DIFERENSIAL
2U x, t U x, t
2. 2 Persamaan difusi atau induksi panas.
x 2 t
4
Definisi Persamaan Diferensial
Banyak masalah penting dalam teknik, ilmu fisika dan ilmu sosial ketika diformasi dalam
bentuk matematika memerlukan penelitian dari suatu fungsi yang memenuhi suatu permasalahan
yang mengandung satu atau lebih derifatif dari fungsi yang tidak diketahui. Persamaan semacam
ini disebut Persamaan Diferensial. Beberapa gambaran bagaimana terbentuknya suatu Persamaan
Diferensial diberikan dibawah ini :
Suatu kurva yang mempunyai koefisien arah (slope) garis singgungnya pada setiap titik (𝑥, 𝑦)
sama dengan dua kali jumlah koordinat titik itu diberikan oleh
2x y
dy
dx
Faktor utama yang mempengaruhi mendinginnya suhu benda dengan suhu media sekelilingnya,
menurut hukum pendingin Newton.
Laju perubahan suhu dari suatu benda sebanding dengan
perbedaan suhu antara benda dan media sekelilingnya
Misalkan T adalah suhu benda pada waktu t dan Tm sebagai suhu media sekelilingnya maka
k T Tm
hukum Newton dapat dinyatakan sebagai persamaan diferensial: dT
dt
Setelah memahami bagaimana terbentuknya suatu Persamaan Diferensial akan diberikan suatu
definisi dari Persamaan Diferensial.:
Definisi : Suatu Persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau
lebih turunan dari fungsi yang tak diketahui..
Suatu Persamaan Diferensial Biasa orde n dapat ditulis dalam bentuk.
F x, y, y' , y" ,....., y n 0
Sedangkan yang dimaksud derajad dari sebuah Persamaan Diferensial adalah pangkat dari
turunan tertinggi pada Persamaan Diferensial tersebut.
1
Contoh : y ' y 5 x Persamaan Diferensial orde 1 derajat 1
x
y"3 y '4 y 0 Persamaan Diferensial orde 2 derajat 1
5
y'3 yy' x Persamaan Diferensial orde 1 derajat 3
y c1e x c2e2 x
6
f x U y
dx dy 0
g x V y
f x U y
PUPD : g x dx V y dy 0
Contoh :
dy x2
1. Selesaikan Persamaan Diferensial :
dx 1 3 y 2
Penyelesaian dapat ditulis : 1 3 y 2 dy x 2 dx 0
1 3 y dy x 2 dx 0
2
1
PUPD : y y 3 x 3 c
3
2. x 2 y 1 dx y 2 x 1 dy 0
x2 y2
diubah menjadi dx dy 0 maka dengan mengintegralkan
x 1 y 1
1 1
x 1 dx y 1 dy 0
x 1 y 1
diperoleh x 12 y 12 2 ln x 1 y 1 C
f y / x
dy
(2.1)
dx
Contoh :
x 2
y 2 dx 2 xy dy 0
Penyelesaian :
dy
x2 y 2
1 y / x 2
dx 2 xy 2 ( y / x)
7
Substitusi y vx dan dy v dx x dv : maka Persamaan Diferensial menjadi :
2v dv dx
0
1 3v 2 x
1 d 1 3V 2 dx
3 1 3V 2
x
C
ln 1 3v 2 x 3 C maka
y2
PUPD : 1 3 2 x 3 C
x
y
2. e y / x dx dy 0
x
Penyelesaian :
Misalkan y vx
e v
v dx v dx x dv 0
e v dx x dv 0
dx
x
e v dv C ,
diperoleh PUPD : ln x e y / x C
y x2 y2
3. Selesaikan : y '
x
y
PUPD : arc sin ln Cx
x
y
arc sin
Atau Cx e x
8
1.2.3 Persamaan Diferensial Linier Tingkat Satu.
P x y Qx
dy
Bentuk umumnya :
dx
p x dx
Dimana : e dinamakan faktor pengintegral dari Persamaan Diferensial.
Contoh :
1. Selesaikan Persamaan Diferensial y' x 1 y 4 x 2
Penyelesaian :
p x dx
Faktor Pengintegral e e
x 1 dx
= eln x x
PUPD : y x 4 x 2 x dx C atau xy x4 C
𝑑𝑦
2. Selesaikan PD : cos 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 sin 𝑥 = 1
Penyelesaian :
𝑑𝑦
Persamaan Diferensialnya dapat ditulis : + 𝑦 tan 𝑥 = sec 𝑥
𝑑𝑥
Faktor pengintegral e
pdx
e tg x dx e ln sec x sec x
y cos x tg x C cos x
y sin x C cos x
1.2.4 Persamaan Diferensial Bernouli
y P x y nQ x
dy
Bentuk umumnya:
dx
9
Substitusi : Z y1 n maka Z 1 ny n y
Persamaan Diferensialnya menjadi : Z 1 n Px Z 1 n Qx
Yang merupakan Persamaan Diferensial Tingkat Satu.
Contoh : Selesaikan Persamaan Diferensial :
1. y x 1 y y 3 x3
Faktor Pengintegral : e
1
2 x dx 2
e ln x x 2
PUPD : z x 2 2 x 3 x 2 dx C x 2 C
z y 2 PUPD : y 2 x 2 x 2 C
atau y 2 x 4 cx 2
dy
2. y tg x y 3 sec x
dx
Buktikan PUPDnya : 1
y2
C sec2 x 2 tg x sec x
10
1.3.1 Pertumbuhan Populasi
Banyak masalah terapan cenderung memperhatikan perilaku suatu besaran, sebut saja
X t yang mana laju perubahan terhadap waktu sebanding dengan lengan X , digambarkan
dalam persamaan diferensial sebagai :
dX
k X , k = konstanta ; t = waktu
dt
Persamaan diferensial terpisah ini mempunyai penyelesaian :
X X 0 e kt , X 0 = konstanta integrasi sebagai nilai awal X 0 .
Hasil ini disebut peningkatan eksponen atau penurunan eksponen, tergantung apakah
konstanta k nya positip atau negatip sesuai dengan yang diketahui. Sket dari fungsi penyelesaian
ini berupa fungsi eksponensial. Kasus x0 0 diberikan oleh gambar (1)
X(t)
X(t
X0
)
X0 t
t
11
kelipatan dua) yang dinotasikan waktu t d yaitu ketika P 2P0 . Substitusikan P 2P0 ke dalam
Diketahui jumlah bakteri dalam suatu koloni berkembang dengan laju yang sebanding
dengan jumlah bakteri yang ada. Jika jumlahnya meningkat dari 500 ke 2000 dalam 2 jam.
Tentukan jumlahnya setelah 12 jam dan juga cari waktu kelipatan duanya.
Kunci Jawaban :
1
Waktu kelipatan dua : t d ln 2 1 jam
k
dimana N 0 menunjukkan pada jumlah atom-atom radioaktif pada saat awal karena K
negatif dapat dilihat bahwa N ( t ) meluruh secara eksponensial terhadap waktu. Waktu yang
diperlukan tepat separuh dari jumlah atom-atom radioaktif yang dibagian awal ada dalam sampel
untuk meluruh disebut Waktu Paruh Bahan.
12
1 1
Ambil N N 0 sehingga N 0 N 0 e K1 / 2
2 2
1
t1 ln 2
2 K
Perhatikan bahwa t 1 tidak bergantung N 0 yang memenuhi sifat dari bahan radioaktif.
2
Aplikasi dari peluruhan radioaktif adalah penentuan umur organisme. Selama masa hidup
14
organisme ditemukan bahwa rasio dari radio aktif C (Carbon 14) terhadap carbon yang ada
dalam organisme, mendekati nilai konstan dan sama dengan rasio pada medium yang
mengelilingi. Namur demikian, ketika organisme mati, jumlah carbon 14 yang ada didalamnya
berkurang karena peluruhan radioaktif. Karena diketahui waktu paruh dari carbon 14 adalah
14
mendekati 5600 tahun, dengan mengukur jumlah C didalam organisme Sangat memungkinkan
untuk memastikan umur organisme itu.
14
Tugas mandiri 3 Fosil tulang ditemukan memiliki 70% C yang ada ditulang semasa hidupnya,
diketahui waktu paruh dari 14C adalah 5600 tahun, Tunjukkan bahwa umur fosil
tersebut umur fosil itu kira-kira : 2882 tahun.
Misalkan T adalah suhu benda pada waktu t dan Tm sebagai suhu media sekelilingnya maka
hukum Newton dapat dinyatakan sebagai persamaan diferensial
k T Tm
dT
(4.1)
dt
dimana k adalah konstan. Tanda minus didepan konstanta k adalah hal yang biasa diberikan.
Untuk meyakinkan bahwa k selalu bernilai positif. Diasumsikan bahwa Tm adalah konstan. Jika
demikian maka penyelesaian umumnya:
13
T Tm C e kt (4.2)
dari persamaan (4.2) jika t maka suhu benda mendekati media sekelilingnya T Tm .
Hal ini pasti konstan dengan pengalaman kita sehari-hari. Lihat gambar 2 yang menjelaskan
bahwa menurut hukum pendingin Newton benda mendekati suhu ruangan secara eksponensial.
T0
Benda mendingin
Tm
T0 Benda memanas
Gambar 2
Tugas mandiri 4
Sebuah batang besi panas yang suhunya 350 0 F diletakkan dalam ruangan yang suhunya 700F
setelah 2 menit suhu besi menjadi 2100F. Berapa suhu batang besi
setelah 4 menit Waktu yang diperlukan untuk mendingin menjadi 100 0 F dan waktu yang
dibutuhkan untuk mendingin menjadi 1000F.
t
Kunci jawaban : T t 701 4 1 Waktu untuk mendingin menjadi 100 F 6,4 menit
0
2
,
14
SOAL LATIHAN PD TINGKAT SATU
1. y"2 3x 2 y'3 4. dy x y
dx x y
dy y
2. y2 d 2I dI
dx x 5. 2
2 3I 2 cos t 4 sin t.
dt dt
2
3. d Q 3
dQ
2q 4 sin 2t 6. x 3 d v2 2 dv
2
2
dt dt dx
dx
B. Kelompokkan Persamaan Diferensial berikut ini termasuk bentuk Persamaan Diferensial apa.
1. 2x 3
y 3 dx 3xy 2 dy 0
dy
2. x 2 y x 3 cos 4 x
dx
3. 4x xy dx y x y dy 0
2 2
dy
5. y xy 3
dx
6. 3xy 2
2 y dx 2 x 2 y x dy 0
C. Tunjukkan bahwa fungsi yang diberikan adalah penyelesaian dari suatu Persamaan
Diferensial yang diberikan (C1 , C2 konstanta sembarang) dan tentukan interval maximum
agar penyelesaian Persamaan Diferensial tersebut adalah benar.
1. y C1e x C2 e x , y" y'2 y 0
2. y 1 , y' y 2
x4
3. y C1e x x 1 , y' x y 0
4. Q" (t ) 4Q' (t ) 20 Q(t ) 16e 2t , t 0 ; Q(0) 2 ; Q' (0) 0
5. x 2 y y 3 C , dy 2 xy
dx 3y2 x2
15
D. Selesaikan Persamaan Diferensial berikut.
1. dy 2 xy
dx
2. y dx ( x 2) dy 0
3. dy
x y2 1
dx 2 x 2 x 1
4. dy 1 sin ( x y ) , y
dx sin y cos x 4 4
5. 3x 2 y dy 3 y
dx
6. sin x y x cos
y dy y
x dx x
dy 2
7. y 4 x , y (1) 2
dx x
dy
8. sin x y cos x sin 2 x , y 2
dx 2
dy 2
9. y 6y2 x4
dx x
10. 2 xy' y 3 x 2 y 0
12. y e xy dx 2 y x e xy dy 0
( xy 1) ( xy 1)
13. dx dy 0
x y
dy
14. y e x , , adalah konstanta
dx
15. ( xy 1) dx x 2 dy 0
16. y dx 2 x y 4 dy 0
16
21. Diberikan model populasi yang mana laju kelahiran per orang, dan laju kematian per
orang adalah , konstan. Model Persamaan diferensial yang menggambarkan hal ini
P .
dP
dt
Carilah penyelesaian persamaan diferensial dan hitung dan prediksi jumlah populasi untuk
t . Jika 0 tentukan waktu kelipatan dua.
22. Pada pukul 4 sore batu bara yang panas ditari keluar dari pemanggangan dan kemudian
0
diletakkan di ruangan yang dingin yang memiliki suhu 75 F. Jika setelah 10 menit suhu
batu bara 415 0 F, dan setelah 20 menit temperatur berubah menjadi 347 0 F, hitunglah :
a. Suhu pada pemanggangan.
b. Jam berapa ketika batu bara mendingin mencapai 100 0 F.
23. Suatu koloni bakteri bertambah dengan laju yang berbanding lurus dengan jumlah bakteri
yang ada. Jika jumlah bakteri dalam empat jam menjadi tiga kali jumlah semula.
a. Buat model yang mempresentasikan jumlah bakteri N(t) dalam waktu t.
b. Tentukan solusinya.
c. Berapa waktu yang diperlukan agar jumlahnya menjadi 27 kali jumlah semula.
24. Sebuah tangki berisi 600 liter larutan yang mengandung 1500 gram bahan kimia. Sebuah
larutan mengandung 5 gram/liter bahan kimia mengalir masuk kedalam tangki dengan
kecepatan 6 liter/menit, dan larutan yang telah diaduk rata dikeluarkan dengan kecepatan 3
liter/menit. Hitung jumlah bahan kimia dalam tangki setelah 1 jam. Berapa konsentrasi
bahan kimia didalam tangki pada waktu itu ?
0
25. Suatu subtansi yang tidak mudah terbakar pada kondisi awal temperaturnya adalah 50 F
0
berada dalam open yang panas yang mana suhunya adalah 450 F. Temperatur subtansi
tersebut menjadi 150 0 F setelah 20 menit. Hitung temperatur subtansi setelah 40 menit. Jika
0
subtansi terbakar ketika suhu mencapai 350 F , hitung waktu yang dibutuhkan sampai
subtansi tsb terbakar.
17
1.4 PD Tingkat Dua
Tingkat Persamaan Diferensial dapat dilihat dari turunan tertinggi yang termuat dalam
Persamaan Diferensial itu. Dalam bab ini pusat perhatian dititik beratkan pada unsur-unsur dari
teori tentang penyelesaian Persamaan Diferensial linier dan membicarakan metode untuk
memperoleh penyelesaian umum.
Tentu saja penyelesaian umum persamaan diferensial linier tingkat satu dengan koefisien
konstan ataupun koefisien peubah sudah diketahui pada bab 1. Selanjutnya oleh karena ada
beberapa kesulitan aljabar, yang akan dicari dalam penyelesaian ini adalah Persamaan
Diferensial linier tingkat n dengan koefisien konstan dan bentuk khusus. Adapun Persamaan
Diferensial linier dengan koefisien peubah secara eksplisit sulit dicari penyelesaiannya tetapi
dapat diselesaikan dengan metoda deret kuasa atau secara numerik.
Bentuk Umum :
d2y dy
a0 2
a1 a2 y 0 (2.6)
dx dx
dengan a0, a1, a2 adalah konstan. Misalkan y = emx merupakan penyelesaian dari PD tersebut,
maka harus memenuhi (2.6):
a0 m 2 e mx a1memx a2 e mx 0
e mx (a0 m 2 a1m a2 ) 0
y = c1 e m1 x + c2 e m2 x
2) Jika m1 m2 = m (merupakan akar-akar yang real dan kembar yaitu bernilai m) , maka
PUPD :
y = e m x ( c1 + c2 x )
18
3) Jika terdapat akar komplek sekawan m12 = a b i , sedangkan yang lain real dan
berbeda , maka PUPD : y = e a x ( c1 cos bx + c2 sin bx )
Untuk penyelesaian PD Linier tingkat n dengan koefisien konstan tereduksi caranya sama
dengan tingkat dua tersebut diatas , hanya tinggal menjeneralisir saja.
Contoh :
1) Selesaikan PD y 5 y 6 y 0 , dengan syarat awal y (0) 0, y (0) 1
Penyelesaian :
Subtitusi y = emx diperoleh :
persamaan karakteristik : m2 + 5 m + 6 = 0
akar-akar karakteristik : m = -3 dan m = -2
PUPD : y = c1 e 3 x + c2 e 2 x
y (0) 0 0 = c1 + c2 …( i )
PPPD: y = 2 x
Kunci Jawaban :
3) Akar-akar
Selesaikankarakteristik
y ( 4) 8 y :m ,0m23 = 2 3 i
161=y-1
19
1.4.2 Metode Operator D
d dy
Operator D adalah operator diferensial. Jika dapat ditulis sebagai D maka = Dy
dx dx
d2y
dan
dx 2
= D2y . Sedangkan D-1adalah operator integral: D-1y = y dx atau D-1 = dx
1 1
maka yp = F ( x)
( D m1 ) ( D m2 )
dimana masing masing pecahan operator dioperasikan terhadap R(x), misalkan pada bagian
1
R( x) = 𝑢 atau 𝐷𝑢 – 𝑚𝑛 𝑢 = 𝑅(𝑥) merupakan PD linier tingkat satu, dengan bentuk
( D mn )
e
mn x
penyelesaian : 𝑢 = e mn x R( x)dx , dan kemudian hasilnya dioperasikan kembali pada
operator berikutnya sehingga didapat penyelesaian partikulir. Diberikan teorema berikut yang
sangat bermanfaat untuk memperoleh penyelesaian PD lengkap, namun untuk kemudahan
pembuktian kita terapkan pada PD order 2:
( D2 pD q) y F ( x)
20
yang kemudian dapat di generalisasi pada F(D) derajat n.
Teorema 2.5 :
1 1 ax
1. [ eax ] = e , dimana F(a) 0
F ( D) F (a)
1 1
2. [ eax f(x) ] = eax f(x).
F ( D) F ( D a)
1 1
3. [ sin(ax+b) ] = sin(ax+b) , dimana F( -a2 ) 0
2
F (D ) F (a 2 )
1 1
[ cos(ax+b) ] = cos(ax+b) , dimana F( -a2 ) 0
2
F (D ) F (a 2 )
1
4. Pn(x) = ( a0 + a1 D + a2 D2 + … + an Dn ) Pn (x).
F ( D)
1 1 F ( D)
5. [ x V(x) ] = x V(x) - V(x).
F ( D) F ( D) {F ( D)}2
21
2. Dapatkan penyelesaian umum dari y y 12 cos 2 x sin x
Penyelesaian :
PUPR : yc = c1 𝑐𝑜𝑠 𝑥 + c2 𝑠𝑖𝑛 𝑥.
PP : yp = 1 ( 12 cos 2 x sin x)
D2 1
1 1
yp = 12 cos 2 x 2 sin x )
D 1
2
D 1
1
= 1 12 cos 2 x Im{ ei x
3 ( D i)( D i)
1 1
= 4 cos 2 x Im{ e i x = 4 cos 2 x Im{ e i x .1
( D i)2i 2i ( D i)
ix
= 4 cos 2 x Im{ 1
e i x .1 = 4 cos 2 x Im{ e 1
1}
2i ( D i) 2i D
i ix i
= 4 cos 2 x Im{ e x} = 4 cos 2 x Im{ x(cos x i sin x)}
2 2
1
= 4 cos 2 x x cos x
2
1
PUPL : y = c1 cos x + c2 sin x 4 cos 2 x x cos x
2
y 4 y 5 y cos 2 x y 3 y 2 y 5x 3 2 x 2 4 x 1
Tugas mandiri
Tugas mandiri
2𝑥
PUPR yc = 𝑒 (c1 𝑐𝑜𝑠𝑥 + c2 𝑠𝑖𝑛𝑥)
PUPR yc = c1 ex + c2 e2x
yp =
PUPL : y = c1 ex + c2 e2x +
22
Persamaan Diferensial linier dengan koefisien peubah yang diluar bentuk khusus tadi secara
eksplisit sulit dicari penyelesaiannya tetapi dapat diselesaikan dengan metoda deret kuasa atau
secara numerik.
Salah satu PD tingkat dua dengan koefisien tidak konstan adalah :
d2y dy
(ax b) 2 2
P1 (ax b) p2 y F ( x) (2.15)
dx dx
disebut dengan Persamaan Diferensial Cauchy-Euler. Pada persamaan tersebut a1 , a2 dan an
merupakan konstanta-konstanta dan F adalah fungsi yang kontinu. Untuk menyelesaikan (2.15)
dilakukan subtitusi sehingga (2.15) menjadi PD dengan koefisien konstan. Untuk itu dimisalkan
𝑒 𝑡 = 𝑎𝑥 + b maka t = ln(𝑎𝑥+b)
dt a
sehingga
dx ax b
selanjutnya turunan tingkat satu dan dua dari y dapat diperoleh :
y = dy dy dt a dy
= a dy (2.16)
dx dt dx ax b dt ax b dt
d dy = d a dy = a2 d 2 y dy
y 2
2
dx dx dx ax b dt (ax b) dt dt
y a2 d d (2.17)
1 y
(ax b) dt dt
2
Misalkan operator d = Ð maka (2.16) , (2.17), (2.18), (2.19) dapat ditulis kembali :
dt
(ax b) y = aÐy
(ax b) 2 y = a2 Ð (Ð-1) y
Contoh
Tentukan penyelesaian dari : (3𝑥 + 2)2 y + 3 (3𝑥 + 2) y − 9 𝑦 = 6 𝑥
Selesikanlah.
1
Kunci jawaban :PUPL: 𝑦 =c1(3𝑥 + 2) +c2(3𝑥 + 2)−1 + 3 ln(3𝑥 + 2)
23
SOAL LATIHAN PD TINGKAT_2
Untuk soal 1 – 3.
Tunjukkan bahwa fungsi berikut adalah penyelesaian dari Persamaan Diferensial yang
diberikan dalam , dan tentukan yang mana dari mereka yang merupakan basis
dari Persamaan Diferensial.
1. y" y'6 y 0 , y1 e 3 x , y 2 e 2
2. y"4 y 0 , y1 cos 2 x , y 2 sin 2 x
3. y"2 y' y 0 , y1 e x , y 2 xe x , y3 e x ( x 2)
24
11. D 2 6D 34y 0
12. D 2 4D 1y 0
13. Dapatkan penyelesaian dari MNA y" y '6 y 0 , y (0) 3 , y ' (0) 1
14. D 2 2D 3y 15e 4 x
15. DD 2y 49e x sin 2 x
16. D 2 2D 1y 3xx 4
n
18. y"9 y 5 cos 2 x , y (0) y 2
2
d 2x
19. 2
W02 x F0 cost
dt
dimana 0 dan baik persamaan konstan, F0 adalah konstan sembarang. Jelaskan dua
25
BAB2
TRANSFORMASI LAPLACE
Kompetensi Dasar :
- Kemampuan mentransformasika fungsi ke bentuk fungsi Laplace
- Kemampuan mengetahui sifat sifat fungsi Laplace
- Kemampuan menyelesaikan PD dengan Laplace
∫ 𝑒 −(𝑠−𝑎)𝑡 𝑑𝑡
0
Menjadi terbatas apabila 𝑠 > 𝑎 dan tak terbatas apabila 𝑠 = 𝑎 sebagai mana ditunjukkan oleh
gambar 2.1.
Gambar 2.1
26
2.1 Definisi Transformasi laplace dan Sifat Sifatnya
= 𝐹(𝑠) (1)
Dengan s parameter real. Perhatikan bahwa (10 adalah integral tak wajar dengan batas atas
integral menuju tak hingga, sehingga transformasi lplace dari fungsi f(t) dikatakan ada jika
integral (1) konvergen untuk suatu nilai s.
Selanjutnya jika diketahui fungsi laplace 𝐹(𝑠) dapat dicari fungsi asalnya yaitu 𝑓(𝑡).
Proses ini disebut dengan proses mencari invers Laplace yang dinotasikan dengan :
𝑓(𝑡) = 𝐿−1 {𝐹(𝑠)} (2)
Untuk menghindari kerancuan didalam penggunaan notasi, 𝑓 digunakan untuk menunjukkan
fungsi asal, sedangkan 𝐹 digunakan untuk menunjukkan hasil Transformasi Laplacenya.
untuk s >0
Contoh 2 Tentukan Transformasi Laplace dari 𝑓(𝑡) = 𝑒 𝑎𝑡 dengan 𝑎 adalah suatu konstanta
Penyelesaian:
∞ ∞ 𝑇
Dari persamaan (1) diperoleh ℒ{𝑒 𝑎𝑡 } = ∫0 𝑒 𝑎𝑡 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡 = ∫0 𝑒 −(𝑠−𝑎)𝑡 𝑑𝑡 = lim ∫0 𝑒 −(𝑠−𝑎)𝑡 𝑑𝑡
𝑇→∞
1 𝑇 1
ℒ{𝑒 𝑎𝑡 } = lim [(− 𝑠−𝑎) 𝑒 −(𝑠−𝑎)𝑡 ] = , dimana 𝑠 − 𝑎 > 0
𝑇→∞ 0 𝑠−𝑎
27
Teorema 2.1 [Linieritas dari Transformasi Laplace]:
Transformasi Laplace adalah suatu operasi linier, yaitu, untuk setiap fungsi fungsi 𝑓(𝑡) dan 𝑔(𝑡)
yang masing masing mempunyai transformasi Laplace, maka untuk setiap konstanta a dan b
berlaku :
𝐿{𝑎 (𝑓(𝑡) + 𝑏 𝑔(𝑡)} = 𝑎 𝐿{ (𝑓(𝑡)} + 𝑏 𝐿{ 𝑔(𝑡)} (3)
Bukti : Dari definisi 2.1 dan Teorema 2.1 diperoleh :
∞
𝐿{𝑎 𝑓(𝑡) + 𝑏 𝑔(𝑡)} = ∫0 𝑒 −𝑠𝑡 [ 𝑎 𝑓(𝑡) + 𝑏 𝑔(𝑡)]𝑑𝑡
∞ ∞
= 𝑎 ∫0 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) + 𝑏 𝑔(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑏 ∫0 𝑒 −𝑠𝑡 𝑔(𝑡) 𝑑𝑡
= 𝑎 𝐿{𝑓(𝑡)} + 𝑏 𝐿{𝑔(𝑡)}
28
No 𝑓(𝑡) 𝐿{𝑓(𝑡)} No 𝑓(𝑡) 𝐿{𝑓(𝑡)}
1 1 1 6 𝑒 𝑎𝑡 1
𝑠 𝑠−𝑎
2 𝑡 1 7 sin 𝜔𝑡 𝜔
𝑠2 𝑠2 + 𝜔2
3 𝑡2 2 8 cos 𝜔𝑡 𝑠
𝑠3 𝑠2 + 𝜔2
4 𝑡 𝑛 , 𝑛 = 1,2,. 𝑛! 9 sinh 𝜔𝑡 𝜔
𝑠 𝑛+1 𝑠2 − 𝜔2
29
Dengan menggunakan Teorema 1.1 diperoleh :
30
Sifat Transformasi Laplace untuk turunan fungsi disajikan oleh teorema berikut:
Teorema 2.2 [Transformasi Laplace dari turunan fungsi 𝒇(𝒕)]:
31
Teorema 2.3 [Transformasi Laplace dari turunan ke-n]:
32
33
34
Teorema 2.4 [Transformasi Laplace dari Integral fungsi 𝑓(𝑡)]:
35
2.2 Sifat Translasi Dari Transformasi Laplace Dan Fungsi Tangga Satuan
36
Contoh 15 Dapatkan Transformasi laplace dari fungsi 𝑓(𝑡) = 𝑒 𝑎𝑡 sin 𝑡
Penyelesaian:
1
karena ℒ{𝑠𝑖𝑛𝑡} = 𝑠2 +1
1
maka ℒ{𝑒 𝑎𝑡 sin 𝑡} = (𝑠−𝑎)2 +1
37
Sebagai Latihan, dapatkan fungsi Laplace dengan menggunakan teorema2.5 dan 2.6, untuk
beberapa fungsi berikut ini:
a) 𝑓(𝑡) = 𝑒 𝑎𝑡 𝑡 𝑛
b) 𝑓(𝑡) = 𝑒 𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡
c) 𝑓(𝑡) = 𝑒 𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
1, 0≤𝑡<1
d) 𝑓(𝑡) = {
𝑡 − 1, 1 ≤ 𝑡 ≤ 2
38
Fungsi Tangga Satuan
39
40
𝑒 −3𝑠
Contoh 19 Dapatkan invers transformasi laplace dari 𝐹(𝑠) = 𝑠3
Penyelesaian:
41
1 𝑡2
Karena 𝐿−1 (𝑠3 ) = 2
𝑒 −3𝑠 1
Maka 𝐿−1 ( )= (𝑡 − 3) 𝑈(𝑡 − 3)
𝑠3 2
Penyelesaian:
Fungsi f(t) dinyatakan dalam fungsi tangga sebagai berikut :
Karena 𝑓(𝑡) = 𝑈(𝑡) − 𝑈(𝑡 − 𝜋) + 𝑈(𝑡 − 2𝜋) sin(𝑡 − 2𝜋)
1 𝑒 −𝜋𝑠 𝑒 −2𝜋𝑠
Maka 𝐿 {𝑓(𝑡)} = − +
𝑠 𝑠 𝑠2 +1
Teorema 3.1:
Teorema 3.2:
Teorema 3.3:
42
𝑒 −1/𝑠
Contoh 21 Jika 𝐿{𝑓(𝑡)} = , maka tentukan 𝐿{𝑒 −𝑡 𝑓(3𝑡)}
𝑠
Penyelesaian:
𝑒 −1/𝑠 𝑒 −3/𝑠
Karena diketahu 𝐿{𝑓(𝑡)} = , akibatnya 𝐿{𝑓(3𝑡)} =
𝑠 𝑠
𝑒 −3/(𝑠+1)
Oleh karena itu 𝐿{𝑒 −𝑡 𝑓(3𝑡)} = 𝑠+1
𝑠2 −𝑎2
Contoh 22 Tunjukkan 𝐿{𝑡 cos 𝑎𝑡} = (𝑠2 +𝑎2 )2
Berdasarkan teorema 2.8 untuk n=1 diperoleh 𝐿{𝑡 𝑓(𝑡)} = −𝐹′(𝑡), sedangkan
𝑠
𝐹(𝑠) = 𝐿{𝑓(𝑡)} = 𝐿{cos 𝑎𝑡} = 2
𝑠 + 𝑎2
𝑠 2 − 𝑎2
𝐹 ′ (𝑠) =
(𝑠 2 + 𝑎2 )2
𝑠2 −𝑎2
Maka 𝐿{𝑡 cos 𝑎𝑡} = (𝑠2 +𝑎2 )2
𝑒 −𝑎𝑡 −𝑒 −𝑏𝑡
Contoh 23 Tentukan 𝐿 { }
𝑡
Penyelesaian
∞ 1 ∞ 1 ∞ 1 1 𝑢+𝑎 𝑝 𝑠+𝑎
= ∫𝑠 𝑑𝑢 − ∫𝑠 𝑑𝑢 = ∫𝑠 − 𝑑𝑢 = lim ln 𝑢+𝑏] | = ln 𝑠+𝑏
𝑢+𝑎 𝑢+𝑏 𝑢+𝑎 𝑢+𝑏 𝑝→∞ 𝑠
2.4 Konvolusi
Konvolusi dari dua fungsi merupakan alat yang sangat berguna didalam transformasi
Laplace terutama menyelesaikan persamaan diferensial.
Definisi 4.1
Diketehui dua fungsi 𝑓 dan 𝑔 yang kontinu bagian demi bagian pada selang [0,∞)
43
Teorema 4.1 :
Jika 𝑓(𝑡) dan 𝑔(𝑡) kontinu bagian demi bagian pada interval [0,T] , T > 0 dan fungsi f dan g
adalah tingkat eksponen, maka
𝐿{(𝑓 ∗ 𝑔)(𝑡} = 𝐹(𝑠). 𝐺(𝑠) (19)
1
Contoh 24 Bila 𝐿{𝑓(𝑡)} = untuk setiap 𝑠 > 0 , tentukan 𝑓(𝑡)
𝑠2 (𝑠2 +3)
Penyelesaian :
1
Misalkan 𝐹(𝑠) = 𝐺(𝑠)𝐻(𝑠) dimana 𝐺(𝑠) = 𝑠2 diperoleh 𝑔(𝑡) = 𝑡
1 1
dan 𝐻(𝑠) = (𝑠2 +3)
diperoleh ℎ(𝑡) = sin √3 𝑡
√3
dari persamaan 19 dapat ditulis 𝐿−1 { 𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)} = 𝐿−1 {𝐺(𝑠)} ∗ : 𝐿−1 {𝐺(𝑠)}
1 1 1
𝐿−1 { 2
. 2 =𝑡∗ sin √3 𝑡
𝑠 (𝑠 + 3) √3
𝑡 1
= ∫0 (𝑡 − 𝑟) sin √3 𝑟 𝑑𝑟
√3
1 𝑡 1 𝑡
= ∫ 𝑡 sin √3
√3 0
𝑟 𝑑𝑟 − ∫ 𝑟 sin √3
√3 0
𝑟 𝑑𝑟
1 1
= 3 𝑡 − 3√3 sin √3 𝑡
1 1
Jadi 𝑓(𝑡) = 𝑡 − 3√3 sin √3 𝑡
3
44
Contoh 25 Tentukan Penyelesaian PD berikut :
1 −2𝑡
𝑦" + 4 𝑦′ + 13 𝑦 = 𝑒 sin 3𝑡
3
dengan kondisi awal 𝑦(0) = 1 ; 𝑦 ′ (0) = −2
Penyelesaian:
Kedua ruas ditransformasikan diperoleh
1
[𝑠 2 𝐹(𝑠) − 𝑠 𝑦(0) − 𝑦 ′ (0)] + 4 [𝑠 𝐹(𝑠) − 𝑦(0)] + 13 𝐹(𝑠) =
(𝑠 + 2)2 + 32
1
[𝑠 2 + 4𝑠 + 13 ] 𝐹(𝑠) = + (𝑠 + 4) 𝑦(0) + 𝑦 ′ (0)
(𝑠 + 2)2 + 32
1 𝑠+2
𝐹(𝑠) = 2 2 2
+
[(𝑠 + 2) + 3 ] (𝑠 + 2)2 + 32
Transformasi invers masing masing suku adalah
𝑠+2
𝐿−1 { } = 𝑒 −2𝑡 cos 3𝑡
(𝑠 + 2)2 + 32
1 1
𝐿−1 { 2 2 2
} = 𝑒 −2𝑡 𝐿−1 { 2 }
[(𝑠 + 2) + 3 ] [𝑠 + 32 ]2
Berdasarkan persamaan 19:
1 1 1
𝐿−1 { } = 𝐿−1 { 2 . 2 }
[𝑠 2 2
+3 ] 2 𝑠 + 3 𝑠 + 32
2
1 1
= 𝐿−1 { } ∗ 𝐿−1 { 2 }
𝑠2 +32 𝑠 + 32
𝑡
1
= ∫ sin 3(𝑡 − 𝜏) sin 3𝜏 𝑑𝜏
9
0
1 sin 3𝑡
= ( − 𝑡 cos 𝑡)
18 3
1 1
Jadi 𝐿−1 {[(𝑠+2)2 +32 ]2 } = 54 𝑒 −2𝑡 (sin 3𝑡 − 3𝑡 cos 𝑡)
45
SOAL LATIHAN TL
II. Berikut diberikan fungsi fungsi yang merupakan pengembangan dari fungsi yanga ada di
Tabel TL.
46
III. Dengan menggunakan sifat sifat dari TL yang telah diberikan, Selesaikanlah
masalah yang diberikan berikut ini.
47
48
BAB 3
DERET FOURIER DAN TRANSFORMASI_Z
Kompetensi Dasar :
Kemampuan mentransformasikan fungsi periodik ke dalam deret Fourier
Kemampuan memahami fungsi diskrit dan transformasi_Z
Dengan koefisien 𝑎𝑛 dan 𝑏𝑛 dapat diperoleh dari fungsi 𝑓. Deret ini selanjutnya dikenal sebagai
deret Faurier, setelah Joseph Fourier (1768-1830)menerapkan deret ini untuk menyelesaikan
masalah konduksi panas.
1 𝐿 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑑𝑥
𝐿 −𝐿 𝐿
Contoh 1 Diberikan fungsi periodik yang didefinisikan sebagai fungsi berikut ini :
49
−1, −𝜋 ≤ 𝑥 < 0
𝑓(𝑥) = {
1 , 0≤𝑥≤𝜋
a) dapatkan deret Fouriernya.
b) Sketsalah fungsi tersebut untuk 2 gelombang beserta gambar fungsi pendekatan
Fouriernya
Penyelesaian:
1 0 1 𝜋
𝑎0 = ∫ −1 𝑑𝑥 + ∫ 1 𝑑𝑥 = 0
𝜋 −𝜋 𝜋 0
1 0 1 𝜋
𝑎𝑛 = 𝜋
∫−𝜋 −1 cos 𝑛𝜋 𝑑𝑥 + 𝜋 ∫0 1. cos 𝑛𝜋 𝑑𝑥 = 0 , n= 1,2,3,…
1 0 1 𝜋 0 , 𝑛 = 2,4,6, …
𝑏𝑛 = ∫−𝜋 −1 sin 𝑛𝜋 𝑑𝑥 + 𝜋 ∫0 1. sin 𝑛𝜋 𝑑𝑥 = { 4 , 𝑛 = 1, 3, 5, …
𝜋
𝑛𝜋
-1
n=1
n=2
Gambar 1
50
Contoh 2 Tunjukkan bahwa deret Fourier untuk fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 pada interval −𝜋 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋
𝜋2 (−1)𝑛 cos 𝑛𝑥
adalah 𝑓(𝑥) = + 4 ∑∞
𝑛=1 dan sketsalah fungsi gelombang tersebut
3 𝑛2
Penyelesaian:
?
Contoh 3 Tentukan deret Fourier untuk fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 pada interval −1 < 𝑥 < 1 dan
sketsalah fungsi gelombang tersebut
Penyelesaian:
1 1 𝑥
𝑎0 = ∫ 𝑒 𝑑𝑥 = . ..
2 −1
Untuk n= 1,2,3,…
1 1 𝑥
𝑎𝑛 = ∫ 𝑒 cos 𝑛𝜋 𝑑𝑥 = . ..
1 −1
1 1 𝑥
𝑏𝑛 = ∫ 𝑒 sin 𝑛𝜋 𝑑𝑥 = . ..
1 −1
Sketsa gambar untuk 1 gelombang dengan n= 1, 2, 10, …
51
3.3 Fungsi Genap Dan Fungsi Ganjil
Fungsi 𝑓(𝑥) yang didefinisikan pada interval [−𝐿 , 𝐿 ] dikatakan fungsi Genap jika berlaku
𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥), −𝐿 < 𝑥 < 𝐿
Fungsi 𝑓(𝑥) yang didefinisikan pada interval [−𝐿 , 𝐿 ] dikatakan fungsi Ganjil jika berlaku
𝑓(−𝑥) = − 𝑓(𝑥), −𝐿 < 𝑥 < 𝐿
Apabila 𝑓(𝑥) merupakan fungsi ganjil, maka deret fouriernya hanya fungsi sinus saja,
dalam hal ini nialai 𝑎0 = 𝑎𝑛 = 0 dan disebut deret sinus Fourier diberikan sebagai
berikut :
∞
1 𝑛𝜋𝑥
𝑓(𝑥) = 𝑎0 + ∑ (𝑎𝑛 sin )
2 𝐿
𝑛=1
2 𝐿 𝑛𝜋𝑥
dimana 𝑏𝑛 = ∫0
𝑓(𝑥) sin 𝑑𝑥
𝐿 𝐿
52
Contoh 1 Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥
a) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Cosinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋
b) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Sinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 < 𝜋
c) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Cosinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 1
d) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Cosinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 < 1
Penyelesaian:
a) 𝑏𝑛 = 0
2 𝜋
𝑎0 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝜋
𝜋 0
2 𝜋 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = 𝜋 ∫0 𝑥 cos 𝑑𝑥
𝜋
= . ..
4 1
=−
𝜋 (2𝑛−1)2
∞
𝜋 4 cos(2𝑛 − 1)𝑥
𝑓(𝑥) = − ∑
2 𝜋 (2𝑛 − 1)2
𝑛=1
b) 𝑎0 = 𝑎𝑛 = 0
2 𝜋 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = 𝜋 ∫0 𝑥 sin 𝑑𝑥
𝜋
= . ..
= −2 (−1)𝑛
∞
sin 𝑛𝑥
𝑓(𝑥) = −2 ∑(−1)𝑛
𝑛
𝑛=1
c) 𝑏𝑛 = 0
2 1
𝑎0 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 1
1 0
2 1 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = 1 ∫0 𝑥 cos 𝑑𝑥
𝜋
= . ..
42
= −𝜋
53
∞
1 4 cos(2𝑛 − 1)𝜋𝑥
𝑓(𝑥) = − 2 ∑
2 𝜋 (2𝑛 − 1)2
𝑛=1
d) 𝑎0 = 𝑎𝑛 = 0
2 1 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = 1 ∫0 𝑥 sin 𝑑𝑥
𝜋
= . ..
= −2 (−1)𝑛
2
𝑓(𝑥) = − (−1)𝑛
𝜋
∞
2 sin 𝑛𝜋𝑥
𝑓(𝑥) = − ∑(−1)𝑛
𝜋 𝑛
𝑛=1
54
SOAL LATIHAN
1) Daptkan Deret Fourier dari Fungsi berikut ini :
a) 𝑓(𝑥) = 0, -𝜋 ≤ 𝑥 ≤ 0 ; 𝑓(𝑥) = 1, 0 < 𝑥 ≤ 𝜋 .
b) 𝑓(𝑥) = 0, -𝜋 ≤ 𝑥 ≤ 0 ; 𝑓(𝑥) = 𝑥, 0 < 𝑥 ≤ 𝜋 .
c) 𝑓(𝑥) = −𝑥, -𝜋 ≤ 𝑥 ≤ 0 ; 𝑓(𝑥) = 𝑥, 0 < 𝑥 ≤ 𝜋 .
2) Hasil dari penderetan menurut Fourier soal no 1.a untuk , 0 < 𝑥 < 𝜋 adalah
∞
1 2 sin(2𝑛 − 1)𝑥
𝑓(𝑥) = + ∑
2 𝜋 2𝑛 − 1
𝑛=1
𝜋
Ambil 𝑥 = pada persamaan tersebut, tunjukkan bahwa :
2
𝜋 1 1 1
= 1 − + − + . ..
4 3 5 7
3) Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2
a) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Cosinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋
b) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Sinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 < 2
c) Gambar dari fungsi a) dan b) untuk 2 gelombang.
4) Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) = sin 𝑥
a) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Cosinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝜋
b) Ekspansikan 𝑓(𝑥) ke dalam deret Sinus Fourier untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋
c) Gambar dari fungsi a) dan b) untuk 2 gelombang.
3.5 Transformasi Z
3.5.1 Definisi Transformasi Z
Transformasi_Z akan dibicarakan fungsi fungsi diskrit yang penting dalam menyelesaiakan
permasalahan model matematika yang variabel bebasnya berupa bilangan bulat seperti hari bulan
atau tahun. Oleh karenanya konsep barisan mutlak dibutuhkan dalam bab ini. Transformasi
fungsi ini disebut transformasi_Z . Untuk itu akan didefinisikan fungsi yang bernilai diskrit atau
dikenal dengan barisan beserta sifat sifatnya. Selain itu akan dipelajari pula Deret Fourier yg
berkaitan dengan fingsi kontinu yang periodik, digunakan sebagai landasan menyelesaikan
Masalah Nilai batas yang sering muncul pada masalah sains dan teknologi getaran atau konduksi
panas
55
56
Selanjutnya diperoleh daftar fungsi Transformasi_Z pada table berikut ini :
Jika : 𝑍 { 𝑓𝑛 } = ∑∞
𝑛=0 𝑓𝑛 𝑧
−𝑛
= 𝐹 (𝑍)
𝑍 { 𝑔𝑛 } = ∑∞
𝑛=0 𝑔𝑛 𝑧
−𝑛
= 𝐺 (𝑍)
Sifat 2 :
57
𝑍 { 𝑓𝑛+1 } = 𝑧 𝐹(𝑍) − 𝑧 𝑓0
Perluasannya :
𝑍 { 𝑓𝑛+2 } = 𝑧 2 𝐹(𝑍) − 𝑧 2 𝑓0 − 𝑧 𝑓1
𝑍 { 𝑓𝑛+3 } = 𝑧 3 𝐹(𝑍) − 𝑧 3 𝑓0 − 𝑧 2 𝑓1 − 𝑧 𝑓2
𝑍 { 𝑓𝑛+4 } = 𝑧 4 𝐹(𝑍) − 𝑧 4 𝑓0 − 𝑧 3 𝑓1 − 𝑧 2 𝑓2 − 𝑧 𝑓3
𝑑𝐹(𝑍)
Sifat 4 : 𝑍 { 𝑛 𝑓𝑛 } = −𝑧 𝑑𝑍
𝑍
Sifat 5 : 𝑍 { 𝑎𝑛 𝑓𝑛 } = 𝐹 (𝑎)
LATIHAN SOAL
1) Dapatkan F(z) jika diberikan barisan berhingga : { 1, 0, 1/3 , 3 }
2) Dapatkan F(z) jika diberikan barisan { 1 } = { 1, 1, 1 ,. . . . }
3) Dapatkan F(z) jika diberikan barisan { 1 } = { 1, r, 𝑟 2 , 𝑟 3 ,. . . . }
1
4) Dapatkan 𝑦𝑛 jika diketahui 𝐹(𝑧) = 𝑧−1
𝑧2
5) Dapatkan 𝑦𝑛 jika diketahui 𝐹(𝑧) = 𝑧 2 −1
Jawaban :
1 −2
1) 𝐹(𝑧) = 1 + 0. 𝑧 −1 + 𝑧 , +3 𝑧 −3 jika diberikan barisan berhingga : { 1, 0, 1/3 , 3
3
}
1 1 1 1 𝑧
2) 𝐹(𝑧) = 𝐹{1} = 1 + 𝑧 + +⋯ =
𝑧2 𝑧3 𝑧4 𝑧−1
𝑟 𝑟 2 𝑟 3 𝑟 4 𝑧
3) 𝐹(𝑧) = 𝐹{1} = 1 + 𝑧 + (𝑧) + (𝑧) + (𝑧) + ⋯ = 𝑧−𝑟
4) 𝑦𝑛 = { 0, 1, 1, 1, 1, … }
1 1 1 1 1
5) Dari : = +2 diperoleh
𝑧 2 −1 2 𝑧−1 𝑧+1
1 𝑧 1 𝑧 1 1
𝑦𝑛 = 𝑧 −1 [2 𝑧−1 + 2 ] = 2 (1)𝑛 + 2 (−1)𝑛
𝑧+1
58
BAB 4
PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL
Kompetensi Dasar :
- Kemampuan memahami persamaan diferensial parsial dan metoda penyelesaiannya
- Kemampuan menurunkan persamaan penerapan rekayasa dan cara menyelesaikan
permasalahan nilai awal dan nilai batas
Persamaan diferensial parsial dijumpai dalam kaitan dengan berbagai masalah fisik dan
geometris bila fungsi yang terlibat tergantung pada dua atau lebih peubah bebas. Tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa hanya sistem fisik yang paling sederhana yang dapat
dimodelkan dengan persamaan diferensial biasa mekanika fluida dan mekanika padat, transfer
panas, teori elektromagnetik dan berbagai bidang fisika lainnya penuh dengan masalah-
masalah yang harus dimodelkan dengan persamaan differensial parsial.Yang sesungguhnya,
kisaran penerapan persamaan diferensial parsial sangatlah besar, dibandingkan dengan kisaran
penerapan persamaan diferensial biasa. Peubah-peubah bebas dapat berupa waktu dan satu atau
lebih koordinat di dalam ruang.
Definisi :
Persamaan Diferensial Parsial (PDP) adalah suatu persamaan yang mengandung satu atau lebih
derivative parsial dari suatu fungsi dari dua atau lebih peubah bebas.
Tingkat derivative parsial tertinggi merupakan tingkat persamaan diferensial parsial tersebut.
Contoh
Dalam hal ini 𝑐 adalah konstanta, 𝑡 adalah waktu dan 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah koordinat Kartesius.
59
Yang dimaksud Penyelesaian suatu Persamaan Diferensial Parsial sdalam daerah R adalah suatu
fungsi yang mempunyai derivative derivative parsial yang tampak didalam persamaan diferensial
parsial itu dan memenuhi persamaan diferensial tersenut.
Penyelesaian persamaan diferensial tidaklah tunggal, namun jika ada informasi tambahan dari
situasi fisik, misalnya, solusi yang diinginkan pada batas Dimain yang diketahui (Syarat atau
Kondisi batas) atau dalam kasus lain, apabila diberikan nilai penyelesaian pada saat 𝑡 = 0
(Syarat Awal ).
Kita tahu bahwa jika suatu persamaan diferensial biasa bersifat linier dan homogeny,
maka dari solusi yang telah diketahui dapat dipeoleh solusi solusi lain melalui super posisi. Pada
kasusu persamaan diferensial Parsial linier , keadaan sangat serupa.
A. Integral Langsung
B. Pemisalan 𝑈 = 𝑒 𝑎𝑥+𝑏𝑦
C. Pemisahan Variabel
Yang akan dibahas pada meteri disini adalah point A dan point C saja, yaitu Penyelesaian
dengan integral secara langsung , dan penyelesaian dengan menggunakan metoda Pemisahan
Variabel.
Contoh 1 :
𝜕2 𝑧
a) Selesaikan PD 𝜕𝑥 𝜕𝑦 = 𝑥 2 𝑦
b) Tentukan masalah nilai batas yang memenuhi 𝑧(𝑥, 0) = 𝑥 2 ; 𝑧((1, 𝑦) = cos 𝑦
60
61
62
4.3. Penyelesaian PDP dengan Metode Pemisahan Variabel
Persamaan Diferensialparsial linier tingkat tinggi dengan beberapa keistimewaan dapat
diselesaikan dengan menggunakan metode pemisahan variabel .
Bentuk Umum PDP tersebut adalah :
𝜕𝑍 𝜕 2𝑍 𝜕𝑛𝑍 𝜕𝑍 𝜕 2𝑍 𝜕𝑛𝑍
𝑎0 𝑍 + 𝑎1 + 𝑎2 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑛 + 𝑏0 𝑍 + 𝑏1 + 𝑏2 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑛 +
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝜕𝑍 𝜕 2𝑍 𝜕𝑛𝑍
𝑐0 𝑍 + 𝑐1 + 𝑐2 2 + ⋯ 𝑐𝑛 𝑛 = 0
𝜕𝑡 𝜕𝑡 𝜕𝑡
Dengan keistimewaan :
1) Tidak terdapat derivative parsial lebih dari satu variabel bebas
2) 𝑎𝑖 fungsi x saja, 𝑏𝑖 fungsi y saja, 𝑐𝑖 fungsi t saja, i=0,1,2,3,…
Penyelesaian PDP dimisalkan sebagai fungsi yang variabelnya terpisah :
𝑍 = 𝑋(𝑥). 𝑌(𝑦). 𝑇(𝑡)
𝜕𝑍 𝜕2 𝑍 𝜕 𝑍 𝑛
Perhatikan bahwa 𝑍 = 𝑋𝑌𝑇, = 𝑋̇𝑌𝑇, = 𝑋̈𝑌𝑇, … , 𝜕𝑥 𝑛 = 𝑋 (𝑛) 𝑌𝑇
𝜕𝑥 𝜕𝑥 2
𝜕𝑍 𝜕2 𝑍 𝜕 𝑍 𝑛
𝑍 = 𝑋𝑌𝑇, = 𝑋𝑌̇𝑇, = 𝑋𝑌̈𝑇, … , 𝜕𝑥 𝑛 = 𝑋𝑌 (𝑛) 𝑌
𝜕𝑦 𝜕𝑦 2
𝜕𝑍 𝜕2 𝑍 𝜕 𝑍 𝑛
𝑍 = 𝑋𝑌𝑇, = 𝑋𝑌𝑇̇ , = 𝑋𝑌𝑇̈, … , 𝜕𝑥 𝑛 = 𝑋𝑌𝑇 (𝑛)
𝜕𝑡 𝜕𝑦 2
𝑋̇ 𝑋̈ 𝑋 (𝑛)
Ini berarti bahwa 𝑎0 + 𝑎1 𝑋 + 𝑎2 𝑋 + ⋯ + 𝑎𝑛 = 𝑘1
𝑋
𝑌̇ 𝑌̈ 𝑌 (𝑛)
𝑏0 + 𝑏1 + 𝑏2 + ⋯ + 𝑏𝑛 = 𝑘2
𝑌 𝑌 𝑌
𝑇̇ 𝑇̈ 𝑇 (𝑛)
𝑐0 + 𝑐1 + 𝑐2 + ⋯ + 𝑐𝑛 = 𝑘3
𝑇 𝑇 𝑇
Yang merupakan persamaan diferensial biasa, dengan 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 = 0. Jadi penyelesaian PDP
adalah :
𝑍 = 𝑋(𝑥, 𝑘1 ). 𝑌(𝑦, 𝑘2 ). 𝑇(𝑡, 𝑘3 )
Contoh soal :
1. Dapatkan penyelesaian PDP: 𝑈𝑥 = 4𝑈𝑦 , 𝑈(0, 𝑦) = 8𝑒 −3𝑦
Penyelesaian:
Dimisalkan Penyelesaian PD merupakan fungsi yang variabelnya terpisah :
𝑈 = 𝑋(𝑥). 𝑌(𝑦)
63
𝜕𝑈 𝜕𝑈
Dan , = 𝑋̇𝑌 ; = 𝑋𝑌̇
𝜕𝑥 𝜕𝑦
2. 𝑌̇ − 𝑌 = 0 → 𝑌 = 𝐴𝑒 𝑦
SOAL LATIHAN
2. Selesaikan penyelesaiannya bagi persamaan berikut dengan menggunakan pemisahan
variabel:
a) 𝑈𝑥 = 𝑦𝑈𝑦
b) 𝑈𝑥 + 𝑈𝑦 = 0
c) 𝑈𝑥 = 𝑈𝑦
d) 𝑥𝑈𝑥 + 𝑦𝑈𝑦 = 0
𝜕2 𝑍 𝜕2 𝑍 𝜕𝑍 𝜕𝑍
3. Tunjukkan Penyelesaian PDP: 𝑥 2 𝜕𝑥 2 − 𝑦 2 𝜕𝑦 2 − 2𝑥 𝜕𝑥 + 2𝑦 𝜕𝑦 = 0 adalah
𝑍 = (𝐴𝑥 𝑚1 + 𝐵𝑥 𝑚2 ) = (𝐴𝑦 𝑚1 + 𝐵𝑦 𝑚2 )
4. Tunjukkna bahawa Penyelesaian Masalah Nilai Batas :
𝑈𝑡𝑡 = 𝑐 2 𝑈𝑥𝑥 , 0 < 𝑥 < 𝐿, 𝑡 > 0,
Dengan syarat batas 𝑈(0, 𝑡) = 0, 𝑈(𝐿, 𝑡) = 0
Syarat awal 𝑈(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥), 𝑈𝑡 (𝑥, 0) = 𝑔(𝑥)
adalah:
64
∞
𝑛𝜋
𝑈(𝑥, 𝑡) = ∑(𝐴𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐵𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡) sin 𝑥
𝐿
𝑛=1
2 𝐿 𝑛𝜋
Dengan 𝐴𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin ( 𝐿 𝑥) 𝑑𝑥
𝐿 0
𝐿
2 𝑛𝜋
𝐵𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥) sin ( 𝑥) 𝑑𝑥
𝑛𝜋𝑐 0 𝐿
65
4.4 MODEL MATEMATIKA PENERAPAN REKAYASA DAN
PENYELESAIANNYA
Berbagai persamaan diferensial penting satu dimensi yang pertama adalah persamaan
getaran dawai. Kita akan turunkan persamaan yang mengatur vibrasi pada seutas dawai elastis,
yang diregangkan sampai panjang Ldan diikatkan pada kedua ujungnya. Misalkan kemudian
dawai itu ditarik dan diganggu dan kemudian dilepaskan pada saat t = 0 agar bergetar.
Masalahnya adalah menentukan vibrasi dawai tersebut, dengan kata lain menentukan
penyimpangannya 𝑢(𝑥, 𝑡) pada sembarang titik x dan waktu t > 0. Perhatikan gambar 4.1berikut
ini.
Gambar 4.1
66
Asumsi asumsi itu sedemikian rupa sehingga kita dapat berharap bahwa solusi 𝑈(𝑥, 𝑡)
dapat menerangkan dengan cukup baik getaran kecil dawai ”nonideal” yang bermassa
kecil dan homogeny yang mengalami tegangan besar.
Dari keadaan gambar 4.1 diatas diperoleh :
Diperoleh :
67
Penyelesaian Persamaan Gelombang berdimensi Satu dengan Metode Pemisahan
Variabel.
68
Dengan menggunakan metode pemisahan variabel , misalkan Penyelesaian gelombang Dawai
adalah :
Maka :
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
= 𝐹 𝐺̈ dan = 𝐹̈ 𝐺
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2
𝐺̈ 𝐹̈
PD menjadi : 𝐹𝐺̈ = 𝑐 𝐹̈ 𝐺 atau = 𝐹𝐺
𝑐2 𝐺
69
𝑈𝑛 (𝑥, 𝑡) dinamakan Fungsi Eigen dan dimana 𝜆𝑛 merupakan Nilai Eigen
Dengan prinsip superposisi maka :
∞
𝑛𝜋
𝑈(𝑥, 𝑡) = ∑(𝐴𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐵𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡) sin 𝑥
𝐿
𝑛=1
Hasil analisa yang telah diuraikan tersebut diatas dapat diperoleh kesimpulan SBB:
Model Persamaan Gelombang dimensi satu ( Dawai bergetar):
70
Penyelesaian MNB getaran dawai satu dimensi adalah :
∞
𝑛𝜋
𝑈(𝑥, 𝑡) = ∑(𝐴𝑛 cos 𝜆𝑛 𝑡 + 𝐵𝑛 sin 𝜆𝑛 𝑡) sin 𝑥
𝐿
𝑛=1
2 𝐿 𝑛𝜋
Dimana 𝐴𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin ( 𝐿 𝑥) 𝑑𝑥
𝐿 0
2 𝐿 𝑛𝜋
Dan 𝐵𝑛 = ∫ 𝑔(𝑥) sin ( 𝐿 𝑥) 𝑑𝑥
𝑛𝜋𝑐 0
Contoh soal
Tentukan persamaan gelombang jika defleksi awal berbentuk segitiga
2𝐾
𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 0 < 𝑥 < 𝐿/2
𝑓(𝑥) = { 𝐿
2𝐾 𝐿
(𝐿 − 𝑥) 𝑗𝑖𝑘𝑎 < 𝑥 < 𝐿
𝐿 2
Dengan kecepatan awal nol
Jawab.
Karena kecepatan awal: 𝑔(𝑥) = 0 maka Bn =0. Dan selanjutnya buktikan bahwa
2 𝐿 𝑛𝜋
𝐴𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin ( 𝑥) 𝑑𝑥
𝐿 0 𝐿
𝐿
2 2 2𝐾 𝑛𝜋 2 𝐿 2𝐾 𝑛𝜋
𝐴𝑛 = ∫ 𝑥 sin ( 𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ (𝐿 − 𝑥) sin ( 𝑥) 𝑑𝑥
𝐿 0 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿
2
8𝐾 1 (2𝑛+1)𝑐𝜋
𝐴𝑛 = cos ( 𝑡), n=0,1,2,…
𝜋 2 (2𝑛+1)2 𝐿
8𝑘 1 𝜋 𝑐𝜋 1 3𝜋 3𝑐𝜋
𝑈(𝑥, 𝑡) = 2
[ 2 sin 𝑥 cos 𝑡 − 2 sin 𝑥 cos 𝑡 + . .. ]
𝜋 1 𝐿 𝐿 3 𝐿 𝐿
71
Dengan syarat batas 𝑈(0, 𝑡) = 0, 𝑈(𝐿, 𝑡) = 0
Syarat awal 𝑈(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥)
Dengan metode pemisahan variabel didapat penyelesaiannya adalah:
∞
2 𝑛𝜋
𝑈(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝐴𝑛 𝑒 −𝜆𝑛 𝑡 sin 𝑥
𝐿
𝑛=1
𝑐𝑛𝜋
Dimana 𝜆𝑛 = 𝐿
2 𝐿 𝑛𝜋
dan 𝐴𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin ( 𝐿 𝑥) 𝑑𝑥
𝐿 0
Contoh permasalahan
Penyelesaian
2 80 𝜋 𝑛𝜋
𝐴𝑛 = ∫ 100 sin 𝑥 sin ( 𝑥) 𝑑𝑥
80 0 80 80
2 80 𝜋 𝑛𝜋
𝐴𝑛 = ∫ 50 sin(1 − n) 𝑥 + sin(1 + 𝑛) 𝑥] 𝑑𝑥
80 0 80 80
10 80 𝜋 𝑛𝜋
𝐴𝑛 = ∫ cos(1 − n) 𝑥 − cos (1 + 𝑛) 𝑥] 𝑑𝑥
8 0 80 80
5 80 𝜋 80 𝜋
𝐴𝑛 = { sin(1 − 𝑛) 𝑥 − sin(1 + 𝑛) 𝑥}
4 (1 − 𝑛)𝜋 80 (1 + 𝑛)𝜋 80
𝜋 𝜋
100 sin(1 − 𝑛) 80 𝑥 − sin(1 + 𝑛) 80 𝑥
𝐴𝑛 = { } = 0, 𝑛 = 2,3,4, …
𝜋 (1 − 𝑛2 )
2 80 𝜋 𝜋
𝐴1 = ∫ 100 sin 𝑥 sin ( 𝑥) 𝑑𝑥
80 0 80 80
72
5 80 2 𝜋
𝐴1 = ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥
2 0 80
5 80 𝜋
𝐴1 = ∫ 1 − cos 𝑥 𝑑𝑥
4 0 40
5 40 𝜋 80
𝐴1 = (𝑥 − sin 𝑥)]
4 π 40 0
5
𝐴1 = . 80 = 100
4
Jadi
2 𝜋𝑥
𝑈(𝑥, 0) = 100 𝑒 −𝜆1 𝑡 sin( )
80
Atau dapat pula dilihat dengan memasukkan Syarat awal menghasilkan persamaan
∞
𝜋𝑥 2 𝑛𝜋
𝑈(𝑥, 0) = 100 sin( ) = ∑ 𝐴𝑛 𝑒 −𝜆𝑛 𝑡 sin 𝑥
80 80
𝑛=1
𝑐𝑛𝜋 2
𝜆𝑛 2 = ( ) = 0,0011785 𝑑𝑒𝑡 −1
𝐿
∞
2 𝑛𝜋 𝜋
𝑈(𝑥, 𝑡) = ∑ 𝐴𝑛 𝑒 −𝜆𝑛 𝑡 sin 𝑥 = 100 𝑒 −0,0011785 𝑡 sin 𝑥
𝐿 80
𝑛=1
𝜋
Suhu mencapai maksimum jika sin 80 𝑥 = 1, maka 100 𝑒 −0,0011785 𝑡 = 50
1
ln (2)
𝑡= = 388 𝑑𝑒𝑡
−0,0011785
Distribusi temperature pada pelat empat persegipanjang dua dimensi mempunyai model
matematika :
𝑈𝑡 = 𝑘(𝑈𝑥𝑥 + 𝑈𝑦𝑦 ) , 0 < 𝑥 < 𝑎 , 0 < 𝑦 < 𝑏, 𝑡 > 0, 𝑘 = 𝑐 2
Dengan syarat batas 𝑈(0, 𝑦, 𝑡) = 0, 𝑈(𝑎, 𝑦, 𝑡) = 0, 𝑈(𝑥, 0, 𝑡) = 0, 𝑈(𝑥, 𝑏, 𝑡) = 0
Syarat awal 𝑈(𝑥, 𝑦, 0) = 𝑓(𝑥, 𝑦)
Dengan metode pemisahan variabel didapat penyelesaiannya adalah:
73
∞ ∞
𝑚 2 𝑛 2 𝑚𝜋 𝑛𝜋
−𝑘𝜋 2 [( ) +( ) ] 𝑡
𝑈(𝑥, 𝑦, 𝑡) = ∑ ∑(𝐷𝑚𝑛 𝑒 𝑎 𝑏 sin( 𝑥) sin( 𝑦)
𝑎 𝑏
𝑛=1 𝑛=1
4 𝑎 𝑏 𝑚𝜋 𝑛𝜋
Dengan 𝐷𝑚𝑛 = ∫ ∫ 𝑓(𝑥, 𝑦) sin( 𝑎 𝑥) sin( 𝑏 𝑦) 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑎𝑏 0 0
𝜕𝑈
Untuk kondisi steady (stabil) temperature tidak terpengaruh oleh waktu : = 0 model
𝜕𝑡
∞
𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋
𝑈(𝑥, 𝑦, 𝑡) = ∑ 𝐴𝑛 sin( ) sinh ( 𝑦)
𝑎 𝑎
𝑛=1
𝑎
2 𝑛𝜋𝑥
𝐴𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑑𝑥
𝑛𝜋𝑏 𝑎
𝑎 sinh( 𝑎 ) 0
Menentukan gelombang pada pelat empat persegi panjang yang tepi tepinya diikat/dijepit
pada posisi = 0 , 𝑥 = 𝑎 dan 𝑦 = 0 , 𝑦 = 𝑏 , jika pada awalnya membrane digetarkan secara
transfersal membentuk fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) , kemudian dilepaskan dengan kecepagan awal 𝑔(𝑥, 𝑦),
maka akan diperoleh model matematika dari gelombang dua dimensi tersebut adalah :
𝑈𝑡𝑡 = 𝑐 2 (𝑈𝑥𝑥 + 𝑈𝑦𝑦 ), 𝑐 = 1, 0 < 𝑥 < 𝑎 , 0 < 𝑦 < 𝑏 𝑡 > 0
Dengan syarat batas 𝑈(𝑥, 0, 𝑡) = 𝑈(𝑥, 𝑏, 𝑡) = 𝑈(0, 𝑦, 𝑡) = 𝑈(𝑎, 𝑦, 𝑡) = 0
Syarat awal 𝑈(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥, 𝑦), 𝑈𝑡 (𝑥, 0) = 𝑔(𝑥, 𝑦)
𝑚 2 𝑛 2
Dengan 𝑝𝑚𝑛 = 𝜋𝑐√( 𝑎 ) + (𝑏 )
74
𝑎
𝑏
4 𝑚𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑦
𝐸𝑚𝑛 = ∫ ∫ 𝑔(𝑥, 𝑦) sin ( ) sin ( ) 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑎𝑏 0 𝑎 𝑏
0
4 𝑎 𝑏 𝑚𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑦
𝐹𝑚𝑛 = ∫ ∫ 𝑔(𝑥, 𝑦) sin ( 𝑎 ) sin ( 𝑏 ) 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑎𝑏𝑝𝑚𝑛 0 0
SOAL LATIHAN
𝑇
Tentukan penyelesaian MNB dawai yang bergetar yang panjangnya L, dan 𝑐 2 = 𝑃 = 1 jika:
2. Simpangan awalnya nol dan kecepatan awalnya diberikan pada fungsi berikut ini:
a) 𝑔(𝑡) = 0.001 sin 𝑥
b) 𝑔(𝑡) = 3 𝑘 sin 2𝑥
c) 𝑔(𝑡) = 𝑘 (𝑠𝑖 𝑛 𝑥 + sin 3𝑥)
d) 𝑔(𝑡) = 0.01 𝑥 (𝜋 − 𝑥)
e) 𝑔(𝑡) = 0.01 𝑥 (𝜋 2 − 𝑥 2 )
1 1
b) 𝑔(𝑡) = 𝑘 [(2 𝜋)4 − (𝑥 − 𝜋)4 ]
2
75
BAB 5
KALKULUS VEKTOR
Kompetensi Dasar :
- Kemampuan medefinisikan fungsi dengan dua variable bebas dan menggambar
grafiknya
- Kemampuan menyelesaikan integral lipat dua dan lipat tiga
- Kemampuan memahami fungsi vector dan sifat siafat dan turunannya
- Kemampuan menyelesaikan integral garis dengan teorema teorema yang terkait
Pada bab ini akan dibahas masalah integral garis dan integral permukaan dan aplikasinya
yang sering terjadi pada masalah sains dan teknologi. Akan tetapi dalam menyelesaikan
permasalahan integral garis dan integral permukaan dibutuhkan konsep fungsi yang bernilai real
dengan dua variabel bebas dengan derivative parsialnya dan integral lipat
Integral garis dapat diubah menjadi integral lipat dua untuk suatu lintasan yang tertutup
atau integral permukaan dan sebaliknya. Teorema Green, Stokes dan Gauas merupakan suatu
teorema yang amat penting dalam menyelesaikan masalah masalah yang terkain dengan integral
vector dengan ditambah pemahaman fungsi vector, operator gradient, divergensi dan Curl
76
Fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) bernilai riil dari dua peubah riil adalah fungsi 𝑓 yang memadankan setiap
pasangan terurut (𝑥, 𝑦)dalam daerah asal (Domain) D pada bidang yang bernilai riil
Contoh 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 + 𝑦 2
𝑓(0.0) = 0
𝑓(1.1) = 2
𝑓(1.2) = 5
Himpunan semua titik titik hasil pemetaan atas daerah asal D, merupakan Daerah Hasil yang
geometrinya berupa bidang dalam ruang tiga dimensi. Seperti yang telah disampaikan diatas
bahwa suatu fungsi dengan dua peubah bebas geometrinya berupa suatu permukaan benda dalam
ruang tiga dimaensi. Contoh gambar geometri dari fungsi 𝑧 = 𝑥 2 + 𝑦 2 dan 𝑧 = 𝑥 2 − 𝑦 2
seperti terlihat pada gambar 1a dan gambar 1b dibawah ini
Z
zx2 y2
Gambar 1a Gambar 1b
77
Contoh 1: a) Jika diketahui 𝑧 = 𝑥 2 𝑦 + 3𝑦 3, carilah 𝑓𝑥 (1,2) dan 𝑓𝑦 (1,2)
b) Jika diketahui 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 sin(𝑥𝑦 2 ), carilah 𝑓𝑥 (1,2) dan 𝑓𝑦 (1,2)
Jawaban
𝜕𝑍 𝜕𝑓(𝑥,𝑦)
a) 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑥 = = 2𝑥𝑦 → 𝑓𝑥 (1,2) = 4
𝜕𝑥
𝜕𝑍 𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = = = 𝑥 2 + 9𝑦 2 → 𝑓𝑦 (1,2) = 37
𝜕𝑦 𝜕𝑦
b) Jika 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 sin(𝑥𝑦 2 ) maka :
𝜕𝑓(𝑥,𝑦)
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = pandang sebagai fungsi 𝑈. 𝑉
𝜕𝑥
𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
= 2𝑥. sin(𝑥𝑦 2 ) + 𝑥 2 . cos(𝑥𝑦 2 ) . 𝑦 2 = 2𝑥. sin(𝑥𝑦 2 ) + 𝑥 2 𝑦 2 . cos(𝑥𝑦 2 )
𝜕𝑥
→ 𝑓𝑥 (𝜋, 1) = 2𝜋. sin(𝜋) + 𝜋 2 . cos(𝜋) = −𝜋 2
𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = = 𝑥 2 cos(𝑥𝑦 2 ) . 2𝑥𝑦 → 𝑓𝑦 (𝜋, 1) = −2𝜋 3
𝜕𝑦
𝑥
Contoh 2: Carilah 𝑍𝑥 , 𝑍𝑦 , 𝑍𝑥𝑥 , 𝑍𝑥𝑦 , 𝑍𝑦𝑥 dan 𝑍𝑦𝑦 dari fungsi 𝑍 = 𝑥𝑒 𝑦 − 𝑠𝑖𝑛 (𝑦) + 𝑥 3 𝑦 2
Jawaban :
1 𝑥
𝑍𝑥 = 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = 𝑒 𝑦 − cos ( ) + 3𝑥 2 𝑦 2
𝑦 𝑦
𝑥 𝑥
𝑍𝑦 = 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑒 𝑦 + 2 cos ( ) + 2𝑥 3 𝑦
𝑦 𝑦
1 𝑥
𝑍𝑥𝑥 = 𝑓𝑥𝑥 (𝑥, 𝑦) = 2
sin ( ) + 6𝑥𝑦 2
𝑦 𝑦
−2𝑥 2 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
𝑍𝑦𝑦 = 𝑓𝑦𝑦 (𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑒 𝑦 + ( 3 ) cos ( ) + 2 (− sin ( ) (− 2 )) + 2𝑥 3
𝑦 𝑦 𝑦 𝑦 𝑦
2𝑥 2 𝑥 𝑥2 𝑥
= 𝑥𝑒 − 3 cos ( ) + 4 sin ( ) + 2𝑥 3
𝑦
𝑦 𝑦 𝑦 𝑦
78
1 𝑥 𝑥 𝑥
𝑍𝑥𝑦 = 𝑓𝑥𝑦 (𝑥, 𝑦) = 𝑒 𝑦 + 2
cos ( ) − 3 sin ( ) + 6𝑥 2 𝑦
𝑦 𝑦 𝑦 𝑦
1 𝑥 𝑥 𝑥
𝑍𝑦𝑥 = 𝑓𝑦𝑥 (𝑥, 𝑦) = 𝑒 𝑦 + 2
cos ( ) − 3 sin ( ) + 6𝑥 2 𝑦
𝑦 𝑦 𝑦 𝑦
Dapat disimpulkan bahwa : 𝑓𝑥𝑦 = 𝑓𝑦𝑥
∬ 𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝐴
𝐴 disebut daerah integrasi, 𝑓(𝑥, 𝑦) disebut integran, 𝑥 dan 𝑦 dinamakan variabel integrasi,
Gambar 2
Contoh 1
1 𝑥
Gambarkan daerah integrasi dari ∫0 ∫0 2𝑥 2 𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦 dan hitung integralnya
Jawab:
79
1 𝑥 1 𝑥 1 1
𝑥 1 1
∫ ∫ 2𝑥 2 𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = ∫ ∫ 2𝑥 2 𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 2 𝑦 2 𝑑𝑦 | 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 2 (𝑥 2 − 0) 𝑑𝑥 = 𝑥 2 |
0 5 0
0 0 0 0 0 0
1
=
5
Contoh 1
2 𝑦+2
Gambarkan daerah integrasi dari ∫−1 ∫𝑦 2 𝑥 + 𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦 dan hitung integralnya
Jawab:
2 𝑦+2 2 1
1 𝑦+2 1 1 1
∫ ∫ 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = ∫ 𝑥 2 + 𝑥𝑦 | 2 𝑑𝑥 = 𝑑𝑜𝑟𝑜𝑜𝑜𝑛𝑔 ∫ 𝑥 2 (𝑥 2 − 0) 𝑑𝑥 = 𝑥 2 | =
2 𝑦 5 0 5
−1 𝑦2 𝑦2 0
A.
80
Contoh 1.
Tentukan Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦 = 𝑥 2 dari 𝑥 = 0 sampai 𝑥 = 1 dan sumbu 𝑥.
Penyelesaian.
Apabila daerah integrasi dipotong potong secara vertikal (Gbr.2) berati integral yang berjalan
lebih dahulu adalah terhadap 𝑦 (𝑥 dianggap konstan) kemudian dilanjutkan terhadap 𝑥.
1 𝑥2 1 1
2 1
∫ ∫ 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ 𝑦 ǀ0𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 =
𝑥=0 𝑦=0 𝑥=0 𝑥=0 3
Gambar 2
Contoh 2.
Carilah Volume benda (gambar 3) yang terletak dibawah bidang 𝑍 = 1 + 𝑦 , yang dibatasi oelh
bidang bidang koordinat dan bidang vertikal 2𝑥 + 𝑦 = 2
Jawaban
𝑽 = ∬𝑨 𝟏 + 𝒚 𝒅𝒙 𝒅𝒚
A merupakan alas yang berbentuk segitiga, bidang atas adalah 𝑍 = 1 + 𝑦 dan sisi sampingnya
adalah bidang koordinat XZ, YZ, dan 2𝑥 + 𝑦 = 2
81
Apabila daerah integrasi dipotong potong secara vertikal (Gbr.3.a) berati integral yang berjalan
lebih dahulu adalah terhadap 𝑦 (𝑥 dianggap konstan) kemudian dilanjutkan terhadap 𝑥.
1 2−2𝑥 1 2−2𝑥 1
𝑦 2 2−2𝑥
∫ ∫ 𝑍 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ ∫ (1 + 𝑦) 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ 𝑦+ ǀ 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=0 𝑥=0 𝑦=0 𝑥=0 2 0
1
5
= ∫ 4 − 6𝑥 + 2𝑥 2 𝑑𝑥 =
𝑥=0 3
Apabila daerah integrasi dipotong potong secara horizontal (Gbr.3.b) berati integral yang
berjalan lebih dahulu adalah terhadap 𝑥 (𝑦 dianggap konstan) kemudian dilanjutkan terhadap 𝑦.
2 1−𝑦/2 2 1−𝑦/2 2
∫ ∫ 𝑍 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ ∫ (1 + 𝑦) 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = ∫ (1 + 𝑦) 𝑥ǀ1−𝑦/2
0 𝑑𝑦
𝑦=0 𝑥=0 𝑦=0 𝑥=0 𝑦=0
2
𝑦 5
= ∫ (1 + 𝑦) (1 − ) 𝑑𝑦 =
𝑥=0 2 3
Gambar 4
B. Sistem Koordinat Silinder
yaitu sistem koordianat untuk 3 dimensi (ruang, gambar 5) yang mempunyai hubungan
sebagai berikut: 𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑧=𝑧
82
Gambar 5
C. Sistem Koordinat Bola
yaitu sistem koordianat untuk 3 dimensi (ruang, gambar 6) yang mempunyai hubungan
sebagai berikut:
𝑥 = 𝜌 sin 𝜃 cos 𝜑
𝑦 = 𝜌 𝑠𝑖𝑛𝜃 sin 𝜑
𝑧 = 𝜌 cos 𝜃
Gambar 6
Hubungan Integral lipat dua 𝑍 = 𝐹(𝑥, 𝑦) menjadi bentuk sistem koordinat silinder 𝑍 =
𝐺(𝑟, 𝜃) dengan bantuan fungsi Jacobian diperoleh hubungan sebagai berikut:
𝑥2 𝑦2 𝜃2 𝑟2
∫ ∫ 𝐹(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ ∫ 𝐺(𝑟, 𝜃) 𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃
𝑥1 𝑦1 𝜃1 𝑟1
Hubungan Integral lipat tiga 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 0 dalam bentuk sistem koordinat silinder
𝐺(𝑧, 𝑟, 𝜃) = 0 sebagai berikut:
𝑥 = 𝑟 sin 𝜃
𝑦 = 𝑟 cos 𝜃
𝑧= 𝑧
83
𝑧1 𝑦2 𝑥2 𝜃2 𝑟2 𝑧2
∫ ∫ ∫ 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧 = ∫ ∫ ∫ 𝐺(𝑧, 𝑟, 𝜃) 𝑟 𝑑𝑧 𝑑𝑟 𝑑𝜃
𝑧1 𝑦1 𝑥1 𝜃1 𝑟1 𝑧1
Hubungan Integral lipat tiga 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 0 dalam bentuk sistem koordinat Bola
𝐺(𝜌, 𝜃, 𝜑) = 0 sebagai berikut:
𝑥 = 𝜌 sin 𝜃 𝑐𝑜𝑠𝜑
𝑦 = 𝜌 sin 𝜃 sin 𝜑
𝑧 = 𝜌 cos 𝜃
𝑧1 𝑦2 𝑥2 𝜃2 𝜑2 𝜌2
∫ ∫ ∫ 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧 = ∫ ∫ ∫ 𝐺(𝜌, 𝜑, 𝜃) 𝜌2 sin 𝜃 𝑑𝜌 𝑑𝜑 𝑑𝜃
𝑧1 𝑦1 𝑥1 𝜃1 𝜑1 𝜌1
z costiˆ sint ˆj t kˆ
Z
Gambar 7 Gambar 8
84
Selanjutnya diperkenalkan operator operator yang berlaku pada fungsi vektor.
Jadi Gradien mengubah fungsi yang bernilai skalar menjadi fungsi yang bernilai vektor.
85
86
Jadi Divergensi mengubah fungsi yang bernilai vector menjadi fungsi yang bernilai skalar.
87
88
89
90
5.3. Integral Vektor
Integral vektor adalah integral yang arah lintasannya telah ditentukan. Dalam hal
menyelesaikan integral vektor, transformasi menjadi integral lipat atau sebaliknya sangat
membantu penyelesaian integral tersebut dengan memanfatkan teorema Green, Teoprema Stokes
maupun teorema Gauss.
Sebuah obyek bergerak dari titik A ke titik B dengan lintasan yang tidak lurus (Gambar
9). Jika gaya yang bekerja berubah nilai dan arahnya, maka usaha yang bekerja adalah :
𝑾 = ∑𝒊 𝑭𝒊 . ∆𝒓𝒊 (5.1)
Gambar 9
Jika perubahannya kontinu untuk perpindahan titik dari 𝑥 = 𝑎 sampai titik 𝑥 = 𝑏
sepanjang lintasan C maka usaha yang dilakukan untuk memindahkan partikel dari 𝑥 = 𝑎
sampai titik 𝑥 = 𝑏 persamaan (5.1) menjadi integral garis :
𝑾 = ∫𝐶 𝑭. 𝒅𝒓 (5.2)
Usaha yang dihasilkan merupakan integral garis dari fungsi vector F.
Usaha yang dilakukan oleh suatu vector gaya 𝑭 = 𝑀𝒊 + 𝑁𝒋 + 𝑃𝒌 sepanjang
kurva C merupakan integral garis :
Contoh
Hitung Usaha 𝑾 = ∫𝐶 𝑭. 𝒅𝒓, dimanaF adalah gaya yang diberikan oleh persamaan 𝑭 =
−𝑦𝒊 + 𝑥𝑦𝒋 dan C merupakan seperempat lingkara bagian atas yang berpusat di 0 dengan
jari jari 1 (gambar 10)
Jawab.
91
Kurva C merupakan persamaan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 1 ( gambar 10) yang dapat diubah
ke bentuk fungsi parametrik 𝑥(𝑡) = cos 𝑡 dan 𝑦(𝑡) = sin 𝑡. Sehingga fungsi vektor 𝑭 =
− sin 𝑡 𝒊 + cos 𝑡 sin 𝑡 𝒋.
Gambar 10 𝜋/2 1 1
= ∫0 (1 − cos 2𝑡)𝑑𝑡 + ∫0 𝑢2 𝑑𝑢
2
1 1 𝜋/2 1 3 1 1 1
= (2 𝑡 − 4 𝑠𝑖𝑛2𝑡) ⌈ + 3𝑢 ⌈ = 4𝜋 + 3
0 0
Teorema Green
Untuk obyek bergerak dengan lintasan tertutup dimana partikel bergerak dari titik A
kembali ke titik A melalui lintasan C seperti ditunjukkan gambar 11, persamaan (5.3)
integral garis dapat diubah menjadi integral lipat dengan menggunakan teorema Green
sebagai berikut.
Jika R suatu daerah tertutup di bidang XY yang dibatasi oleh kurva tertutup sederhana C
dan jika M dan N adalah fungsi fungsi kontinu dari x dan y yang mempunyai derivative
derivative parsial kontinu dalam R, maka:
𝜕𝑁 𝜕𝑀
∮ 𝑀 𝑑𝑥 + 𝑁 𝑑𝑦 = ∬ − 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝐶 𝑅 𝜕𝑥 𝜕𝑦
Atau
Gambar 11
92
5.3.2. Integral Permukaan
Integral garis dari sebuah vector uang mengelilingi sebuah kurva tertutup
sederhana C sama dengan integral permukaan dari Curl melalui sembarang permukaan S
dengan C sebagai batasnya tertuang dalam teorema Stokes sebagai berikut:
Teorema Stokes:
Suatu permukaan S yang dibatasi oleh lintasan tertutup C, yang proyeksinya adalah R
dibidang xy, maka untuk medan vector 𝑭 = 𝑢1 𝒊 + 𝑢2 𝒋 + 𝑢3 𝒌 berlaku :
∮ 𝑭. 𝒅𝒓 = ∬(𝛁𝒙𝑭). 𝒏 𝑑𝑆
𝐶
𝑆
93
Gambar 12
∫𝑆 𝑭. 𝒏 𝑑𝐾 = ∭𝑉 𝑑𝑖𝑣 𝐹 𝑑𝑣
Dengan 𝑛 adalah vector normal satuan S. Atau :
𝜕𝑀 𝜕𝑁 𝜕𝑃
∬ 𝒏. 𝑭 𝑑𝑆 = ∭ ( + + ) 𝑑𝑣
𝑆 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝑉
94
Contoh
Hitung ∬𝑆 𝑥 3 𝑑𝑦 𝑑𝑧 + 𝑥 2 𝑦 𝑑𝑧 𝑑𝑥 + 𝑥 2 𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
Dengan S adalah permukaan tertutup yang berupa silinder 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2 ; 0 ≤ 𝑧 ≤ 𝑏
Jawab:
∬ 𝑥 3 𝑑𝑦 𝑑𝑧 + 𝑥 2 𝑦 𝑑𝑧 𝑑𝑥 + 𝑥 2 𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = ∭ 3𝑥 2 + 𝑥 2 + 𝑥 2 𝑑𝑉
𝑆 𝑣
𝑏 𝑎 2
√𝑎2 −𝑦2
5𝜋 4
∫∫∫ 5𝑥 2 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧 = 𝑏𝑎
0 4
0 0
95
LATIHAN SOAL
A Hitunglah integral berikut:
1 4 1 2
1) ∫ ∫ 3𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥 2) ∫ ∫ 8𝑥𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=2 𝑦=2 𝑥=1
2 4 4 𝑥/2
3) ∫ ∫ 𝑑𝑦 𝑑𝑥 4) ∫ ∫ 𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑦=0 𝑥=2𝑦 𝑥=0 𝑦=0
1 exp(𝑥) 2 𝑦2
5) ∫ ∫ 𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 6) ∫ ∫ 𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=𝑥 𝑦=1 𝑥=√𝑦
96
C Soal soal latihan Kalkulus Vektor:
4. Jika 𝑨 = 𝟐𝒙𝒛𝟐 𝑖 − 𝑦𝑧𝒋 + 3𝑥𝑧 3 𝒌 dan 𝜱 = 𝒛𝒚𝒙𝟐 carilah grad (div ΦA) dititik (1, 1, 1)
5. Jika diketahu 𝑭 = 𝒆𝒙 cos 𝑦 𝒊 + 𝒆𝒙 sin 𝑦 𝒋 + 𝑧 𝒌 i, tentukan Curl F
6. Untuk harga konstanta berapakah vector 𝑨 = (𝛼𝑥𝑦 − 𝑧 3 )𝒊 + (𝛼 − 2)𝒙𝟐 𝒋 + (1 − 𝛼)𝑥𝑧 2 𝒌
adalah medan vektor konservatif
7. Dapatkan div(grad f) jika diketahui:
a) 𝑓 = sin 𝑥 cosh 𝑦
b) 𝑓 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2
c) 𝑓 = 𝑒 𝑥𝑦𝑧
𝑦
d) 𝑓 = arctan( )
𝑥
8. Suatu benda mempunyai massa m, berputar dalam suatu orbit melingkar dengan
kecepatan sudut 𝜔 akan mengalami gaya sentrifugal yang diberikan oleh 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) =
𝑚𝜔2 𝒓.
1
Tunjukkan bahwa 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 2 𝑚𝜔2 (𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 ) adalah fungsi Potensial untuk F.
9. Hitung ∮𝐶 𝑭. 𝒅𝒓 Jika
a) 𝑭 = 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 𝒋 dengan C adalah segitiga titik titik sudut (1,0,0), (0,1,0)𝑑𝑎𝑛 ( 0,0,1)
b) 𝑭 = −3𝑦 𝒊 + 3𝑥 𝒋 + 𝑧 𝒌 dengan C adalah linkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 1, 𝑧 = 1
c) 𝑭 = 2𝑦 𝒊 + 𝑧 𝒋 + 3𝑦 𝒌 dengan C adalah irisan 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = 6𝑧, 𝑧 = 𝑥 + 3
97
DAFTAR PUSTAKA
1. Soehardjo ”Matematika Rekayasa” 2001
2. Stephen W. Goode ” An Introduction to Differential Equations and Linier Algebra” 1991
3. James Stewart ” Calculus ” , Fourth Edition 1999
98