Anda di halaman 1dari 7

J. Hort.

14(2):127-133, 2004

Standar Mutu Bunga Melati Segar dan


untuk Bahan Baku Industri
Suyanti, S. Prabawati, dan Sjaifullah
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,
Jl. Raya Ragunan 29 A, Pasarminggu, Jakarta Selatan 12520
Naskah diterima tanggal 28 Oktober 2003 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 26 Februari 2004

Bunga melati putih digunakan untuk rangkaian bunga segar, bahan baku industri teh dan minyak atsiri, serta
komoditas ekspor ke Singapura. Penelitian bertujuan untuk menyusun konsep standar mutu bunga melati segar dan
untuk bahan baku industri. Standar mutu bunga melati segar dan bahan baku industri sangat diperlukan sebagai
patokan dalam pengembangan agribisnis bunga melati. Mutu bunga melati segar sangat ditentukan oleh ukuran
kuntum bunga, warna, dan kesegaran bunga. Bunga melati asal daerah Tegal, Tangerang, Cirebon, dan Bogor untuk
rangkaian bunga, dan bahan ekspor diamati karakteristik fisiknya (total panjang bunga, diameter kuntum bunga,
panjang kuntum bunga, dan warna). Bunga melati untuk pabrik teh juga diamati fisik dan residu pestisidanya.
Standar mutu bunga melati untuk rangkaian yaitu bunga kuncup berwarna putih, segar, dan berukuran besar (diameter
kuntum 6,58±0,733 mm, panjang kuntum 11,76±1,389 mm). Standar melati untuk ekspor adalah kuncup berwarna
putih, segar, dan berukuran besar (diameter kuntum 6,8640±0,5858 mm, panjang kuntum 12,454±1,040 mm). Standar
mutu bunga untuk pewangi teh, kuntum bunga kuncup berwarna putih, tidak ada kotoran, dan jumlah bunga tidak
dapat mekar terikut maksimum 10%. Standar bunga melati untuk minyak atsiri adalah, kuncup, segar, berwarna putih,
dan tanpa tangkai. Kadar residu pestisida masih di bawah ketentuan dan residu pestisida pada tehnya adalah tidak ada.

Kata kunci : Melati; Grading; Standar mutu.

ABSTRACT. Suyanti, S. Prabawati, and Sjaifullah. 2004. Quality of fresh white jasmines for standard fresh
usage and industrial purpose. White jasmines have always been used for decoration, tea industry and essential oil
industry, as well as export commodity to Singapore. The research’s aims was to build a draft standard fresh jasmine
quality for fresh flowers and industrial purpose. The standard itself will be very useful for agroindustry development.
Jasmine quality was affected by the flower’s size, color, and its freshness. Jasmine from Tegal, Tangerang, Cirebon,
and Bogor areas were mostly used as fresh flowers. Tegal’s jasmines have been exported to Singapore and have been
used for tea industry as well. Analized the jasmines for physical appearance (length, diameter, and color) and jasmine
for aromatic tea was for the pestiside residue content. Quality standard for jasmine flower cluster arrangement re-
quired bud white color, fresh, and should has relatively big size (6.58±0.733 mm in diameter, and 11.76±1.389 mm in
length). The exports quality have different requirement, of white color and big size bud, (6.864±0.586 mm in diameter
and 12.454±1.040 mm in length). Standard quality for tea industry was white jasmine bud stages and free from
dispeckle with maximum amount of bud flowers was 10%. The standard for essential oil was white colored jasmine
and bloomed yet, fresh, and stalkless. The residue content on the jasmine was lower than the maximum residue limit
and the residue on the tea was undetectable.

Keywords : Jasmine; Grading; Quality standard

Melati merupakan tanaman hias yang Tiga spesies yang mempunyai nilai industri
menjadi lambang pesona bunga Indonesia, untuk parfum adalah J. sambac, J. auriculatum,
berbunga putih mungil dengan aroma khas. dan J. grandiflorum (Gupta & Chandra 1957). Di
Menurut Heyne (1987) melati merupakan Indonesia bunga melati yang berpotensi untuk
tanaman asli kepulauan Nusantara. Terbukti di dikembangkan adalah J. sambac Grand Duck of
daerah dikenal dengan nama lokal malate Tuscany, J. sambac Maid of Orleans, dan J.
(Madura), mlati (Jawa), manduru (Manado), officinale (Wuryaningsih 1998).
mayora (Timor), selupan (Melayu), mundu Bunga melati putih (J. sambac), merupakan
(Bima), melur (Batak Karo), elung (Bugis), dan puspa bangsa yang telah dikenal sejak jaman
malati (Sunda). dahulu. Baunya yang harum sehingga bunga
Jumlah spesies dan marga Jasminum semula melati digunakan tidak saja sebagai hiasan,
dilaporkan sebanyak 200 spesies (Pizetti & tetapi juga digunakan sebagai pengharum
Cocker 1968), namun pada tahun 1988 telah ruangan. Selain sebagai bunga segar, bunga
dilaporkan sebanyak 300 spesies (Jones & Gray melati putih banyak digunakan sebagai
1 9 8 8 ) d a n j u ml a h sp e s ie s ya n g t el a h penghias sanggul, ruangan, pelaminan,
dibudidayakan sebanyak 47 spesies. campuran air siraman, dan bunga tabur. Bunga

127
J. Hort. Vol. 14 No.2, 2004

melati J. sambac, J. grandiflorum, dan J. melati, maka perlu dilakukan usaha penyusunan
officinale juga digunakan sebagai bahan baku konsep standar mutu bunga melati segar untuk
untuk industri, seperti pewangi pada industri teh, pasar lokal, ekspor, rangkaian bunga, industri
sabun, cat, tinta, karbol, semir sepatu, dan bahan teh, dan industri minyak atsiri.
baku untuk minyak wangi (Marcell 1992; Gupta Tujuan penelitian untuk mendapatkan
& Chandra 1957; Prabawati et al. 2000; informasi tentang karakterisasi dan klasifikasi
Swaminathan et al. 1979). Kebutuhan melati mutu bunga melati segar untuk pasar lokal,
untuk industri teh tergantung dari jumlah ekspor, rangkaian, industri teh dan industri
produksi teh yang dihasilkan, pada saat panen minyak atsiri serta menyusun konsep standar
raya pabrik teh tidak mampu menyerap seluruh mutu bunga melati.
produksi melati (Kusuma et al. 1995).
Sebagai bunga segar, permintaan melati terus
meningkat. Pemasaran bunga melati tidak saja BAHAN DAN METODE
untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri,
tetapi juga pasar luar negeri seperti Singapura. P e n e li ti a n d il a k u k an p a d a b u la n
Pengiriman ke Singapura pada hari biasa Mei-Desember tahun 2001 dengan metode
berbeda dengan hari besar. Pada hari besar survai dan analisis secara deskriptif.
(Imlek) permintaan dapat mencapai 1 ton dan A. Survai dilakukan ke sentra produksi melati
pengiriman dilakukan setiap hari. Pada hari biasa di daerah Tegal (Desa Kramat), Tangerang,
pengiriman dilakukan setiap 3 hari sekali. Bogor, Cirebon, dan pasar bunga Rawa-b
Persaingan pasar yang terdapat di Singapura elong Jakarta, dengan responden terdiri dari
menunjukkan bahwa produksi melati di petani (3 orang untuk masing-masing
Indonesia masih kalah dibandingkan dengan lokasi), pedagang pengumpul (3 responden
negara tetangga. Kendala utama melati Indonesia untuk masing-masing lokasi), pedagang bu-
adalah kualitas (Nazarudin 1993). Hal ini nga (3 responden), eksportir (1 responden)
ditunjukkan dengan harga yang lebih rendah dan pabrik teh (teh Gopek, Sosro, dan Dua
dibandingkan dengan harga melati dari negara Tang). Kuesiner berisi tentang parameter
Thailand dan Malaysia. Perbedaan kualitas dalam menentukan mutu melati segar dan
terletak pada ukuran bunga, keseragaman untuk bahan baku industri. Data yang
bentuk, dan penampilan. Kualitas yang tinggi terkumpul dari responden dan data sekunder
ditunjukkan oleh ukuran bunga yang besar, k e mu d i a n d is u s u n u n tu k b a h a n
bentuk seragam, dan warna putih. standardisasi mutu bunga melati.
Standar mutu bunga melati, baik sebagai B. Contoh bunga melati putih diperoleh dari
bunga segar (untuk rangkaian), pewangi teh, petani, pedagang, pengumpul, dan eksportir
maupun untuk industri parfum, sampai saat ini di sentra produksi di Tegal, Cirebon, Bogor,
belum ada. Padahal informasi standar mutu Tangerang, dan pasar bunga Rawabelong,
bunga melati sangat diperlukan baik oleh petani, kemudian dilakukan pengukuran beberapa
pedagang, eksportir, maupun untuk industri teh parameter sebagai berikut.
dan parfum. Tidak adanya standar untuk ukuran, 1. Bobot kuntum bunga, setiap kuntum
mutu, dan penanganan bunga melati untuk bunga ditimbang dengan timbangan
ekspor menyebabkan harga bunga melati kita elektronik.
lebih rendah dibandingkan negara lain. 2. Ukuran bunga, setiap kuntum bunga
Bunga yang dipasarkan bervariasi mutunya. diukur diameter kuntum, panjang
Penentuannya masih secara tradisional dan tidak kuntum, dan total panjang bunga
ada patokan standar mutu yang baku. Sebagai menggunakan kaliper.
komoditas ekspor, mutu bunga masih kalah 3. Warna bunga secara visual dan objektif
dengan negara-negara lain. Agar lebih terarah diamati menggunakan kromameter
dalam pemasaran dan pengembangan agribisnis merk Minolta.

128
Suyanti, et al. : Standar mutu bunga melati segar dan
untuk bahan baku insdustri

Kuntum bunga dari beberapa grade HASIL DAN PEMBAHASAN


diamati warnanya menggunakan skor 1
= putih, 2 = putih kekuningan, 3 = putih Sifat fisik bunga melati segar untuk
kecoklatan. Warna bunga diamati rangkaian
dengan alat kromameter, sedangkan
Bunga melati dari daerah Tangerang
tingkat keharuman bunga diamati
mempunyai ukuran kuntum bunga yang lebih
secara indrawi.
besar dibandingkan melati asal Tegal, Bogor, dan
Bunga dari beberapa grade diamati Cirebon. Hal ini ditunjukkan dengan nilai bobot
keharumannya secara indrawi segera per kuntum dan ukuran diameter kuntum yang
setelah dipan en, p ada saat lebih tinggi. Bobot bunga rataan per kuntum
menggembung dan mekar dengan 0,191±0,054 g, diameter kuntum 7,17±1,182
menggunakan skor 1 = sangat harum, 2 mm, dan total panjang bunga 19,050±2,653 mm.
= harum, 3 = agak harum, 4 = tidak Bunga melati asal Tegal menunjukkan ukuran
harum. kuntum bunga lebih besar dibandingkan bunga
C. Bunga melati diambil dari beberapa dari daerah Cirebon. Bobot rataan bunga melati
pedagang bunga di Rawabelong, pengumpul asal Tegal 0,187±0,036 g dengan diameter
di sentra produksi bunga, dan eksportir. kuntum bunga 6,58±0,733 mm, panjang kuntum
S e la n j u t n ya d i la k u k a n p en g a ma t an 11,76±1,389 mm, dan total panjang bunga
terhadap: 23,737±2,718 mm. Bunga melati asal Cirebon
1. Kemasan. mempunyai bobot rataan 0,185±0,023 g,
diameter kuntum bunga 6,074±0,859 mm,
2. Isi kemasan. Bobot, jumlah kuntum,
panjang kuntum 10,678±1,502 mm, dan total
dan kondisi bunga (kesegaran).
panjang kuntum 21,786±2,369 mm.
3. Mutu bunga, bunga diamati ukurannya,
warnanya secara visual, dan objektif Warna bunga melati asal Tangerang lebih
d e n g a n k r o ma me t er d a n k e h a- putih dibandingkan melati asal Tegal, Bogor, dan
rumannya secara indrawi. Cirebon. Hasil pengamatan warna dengan alat
kromameter, bunga melati asal Tangerang
4. Persentase bunga layu (kuntum bunga
mempunyai nilai L (96,58), a (-0,75), dan b
tidak tegar dan berwarna kecoklatan),
(+1,39). Nilai L menunjukkan intensitas warna
rusak (tangkai bunga patah), bunga
putih, nilai a (-) warna hijau, dan b (+) warna
segar (kuntum bunga kuncup dan
kuning. Dibandingkan dengan bunga melati asal
tegar), dan kotoran (tangkai, daun, dan
Tegal, Bogor, dan Cirebon, bunga melati asal
kotoran lain).
Tangerang mempunyai warna kuning dan hijau
5. Asal bunga (sentra produksi). lebih kecil sehingga bunga tampak lebih putih
D. Contoh bunga diambil dari industri teh dari dibandingkan bunga melati asal daerah lainnya.
3 pabrik teh terbesar di daerah Slawi (Tegal) Bunga melati asal Tegal mempunyai komposisi
yang mewakili yaitu pabrik teh Gopek, warna L=88,07, a=-5,11,b=+20,00, bunga melati
Sosro, dan Dua Tang). Contoh melati dari asal Bogor L=86,28, a=-5,18, b=+19,96, dan
pabrik selanjutnya diamati kriteria bunga melati asal Cirebon mempunyai
mutunya (ukuran bunga dan warna) dan komposisi warna L=84,97, a=-4,43, b= +17,74.
dianalisis residu pestisida pada bunga dan Secara fisik bunga melati asal Bogor, Tegal, dan
pada teh. Analisis residu menggunakan alat Cirebon hampir sama, yaitu putih agak
gas kromatografi. kekuningan. Tetapi hasil pengamatan dengan
E. Contoh bunga yang diamati untuk observasi kromameter ternyata warna bunga melati asal
sebanyak 100 kuntum dan dihitung hasil Tegal lebih putih, hal ini ditunjukkan dengan
rataannya ± standar deviasi. nilai L lebih tinggi.

129
J. Hort. Vol. 14 No.2, 2004

Tabel 1. Karakter fisik bunga melati putih dari beberapa sentra produksi (Physical characteristics of
white jasmine from production centres)
Parameter pengamatan Sentra produksi (Production centre)
(Parameter observed)
Tegal Tangerang Bogor Cirebon
Berat kuntum bunga 0,187±0,036 0,191±0,054 0,190±0,005 0,185±0,023
(Bud weight), g
Diameter kuntum 6,58±0,733 7,17±1,182 6,69±0,417 6,074±0,859
(Bud diameter ), mm
Panjang kuntum 11,76±1,389 11,673±2,540 11,514±1,515 10,678±1,502
(Bud length), mm
Total panjang bunga 23,737±2,718 19,050±2,653 23,346±1,592 21,786±2,369
(Total length flower), mm
Berat per 100 kuntum bunga 20,88 22,76 18,70 20,65
(Weight of 100 buds), g
Warna kuntum bunga
(Bud color)
Secara visual (Visual) Putih kekuningan Putih Putih kekuningan Putih kekuningan
(White yellowish) (White) (White yellowish) (White yellowish)
Alat kromameter (Chromameter)
L 88,07 96,58 86,28 84,97
a -5,11 -0,75 -5,18 -4,43
b +20,00 +1,39 +19,96 +17,74
Keharuman (Fragrance)
Kuncup (Bud) Tidak harum Tidak harum Tidak harum Tidak harum
(Nonfragrant) (Nonfragrant) (Nonfragrant) (Nonfragrant)
Saat menggembung Sangat harum Sangat harum Sangat harum Sangat harum
(At swollen) (Very fragrant) (Very fragrant) (Very fragrant) (Very fragrant)
Mekar (At open) Harum (Fragrant) Harum (Fragrant) Harum (Fragrant) Harum (Fragrant)

Kuntum bunga kuncup (M-1) berukuran Karakteristik fisik bunga melati untuk
besar (diameter kuntum >6 mm) dan berwarna ekspor
putih sangat dibutuhkan untuk rangkaian bunga, Kuntum bunga melati berukuran besar
baik untuk dekorasi pelaminan, maupun untuk sangat dibutuhkan tidak saja untuk pasar dalam
pelengkap busana pengantin. Kuntum bunga negeri, tetapi juga untuk pasar luar negeri.
berukuran besar sangat disukai oleh perangkai Untuk pasar ekspor dibutuhkan mutu bunga
bunga. Waktu yang dibutuhkan untuk merangkai melati lebih baik dibandingkan untuk pasar
lebih singkat dan hasil rangkaiannya tampak dalam negeri. Diameter kuntum bunga melati
lebih indah. Tidak semua jenis rangkaian bunga putih untuk kualitas ekspor 6,864±0,586 mm,
membutuhkan bunga dengan ukuran yang besar. panjang kuntum 12,454±1,040 mm, dan total
U n t u k j e n is r a n g k ai a n te r te n t u j u st r u panjang bunga 24,420±1,928 mm. Bunga
membutuhkan kuntum bunga yang berukuran dalam keadaan kuncup, berwarna putih, dan
kecil yang biasa disebut dengan istilah karuk. segar. Pengamatan warna menggunakan
Penggunaan bunga karuk untuk rangkaian lebih kromameter mempunyai nilai L=90,67,
kecil dibandingkan dengan bunga berukuran a=-4,61, dan b=+14,29. Dari hasil pengamatan
besar yang berwarna putih. Bunga karuk adalah dengan kromameter ternyata warna bunga tidak
bunga kuncup berukuran kecil berwarna kuning 100% putih, tetapi mengandung sedikit warna
kehijauan. Bunga dipanen belum cukup tingkat hijau dan kuning. Hal ini ditunjukkan dengan
ketuaannya sehingga tidak dapat mekar selama nilai a (-4,61) menunjukkan adanya warna hijau
peragaan. Bunga karuk tidak wangi baik pada dan nilai b (+14,29) menunjukkan warna
saat panen maupun selama peragaan. Menurut kuning. Warna bunga lebih dominan putih
Nowak & Rudnicki (1990), bunga yang belum sedangkan warna hijau dan kuning sangat
c u k u p t in g k a t k et u a an n y a p e r s ed i a an sedikit. Nilai tertinggi untuk hijau dan kuning
karbohidrat dan komponen penyusun lain yang adalah 60. Bunga melati yang diekspor ke
disintesis dalam jaringan tanaman belum cukup, Singapura dalam bentuk roncean dengan
sehingga bunga tidak mampu mekar dan panjang 35 cm berat kurang lebih 48 g, dan
mengeluarkan aroma harum. Hasil pengamatan untuk panjang 60 cm dengan berat 80 g, dan
sifat fisik bunga melati asal daerah Tegal, kuntum bunga tanpa tangkai (gundulan)
Cirebon, Tangerang, dan Bogor disajikan dalam kemasan 0,5 kg.
Tabel 1.

130
Suyanti, et al. : Standar mutu bunga melati segar dan
untuk bahan baku insdustri

Tabel 2. Sifat fisik bunga melati putih untuk industri teh harus kering, tidak mengandung air,
ekspor (Physical character of white jas- dan tidak ada kotoran yang terikut. Jumlah karuk
mines) terikut (bunga berukuran kecil berwarna putih
Sifat fisik (Physical character) Nilai (Value) kekuningan) maksimum 10% dari total kiriman
Diameter kuntum 6,864±0,586 bunga. Bunga melati untuk industri teh, tingkat
(Bud diameter), mm ketuaannya harus optimal yaitu berwarna putih.
Tinggi kuntum 12,454±1,040
(Bud height), mm Hasil penelitian Suyanti et al. (2001) bunga
Panjang bunga 24,420±1,928
(Bud length)
melati putih yang dipanen pada tingkat ketuaan
Warna bunga (Bud color) M-1 (berwarna putih), setelah dipanen pada pagi
Secara visual (Visual) Putih (White)
Kromameter (Chromameter) sampai siang hari, dalam waktu 4-5 jam setelah
L 90,67 dipanen akan mekar. Pada saat bunga menjelang
a -4,61
b +14,29 mekar bau harum mulai timbul, semakin lama
Keharuman bunga kuncup Tidak harum bau wangi semakin kuat dan berkurang setelah
(Bud fragrance) (Nonfragrant)
Keadaan bunga Kuncup segar bunga mekar. Agar aroma wangi bunga dapat
(Bud condition) (Bud fresh)
terserap oleh teh semaksimal mungkin, maka
salah satu persyaratan bunga melati untuk pabrik
teh, yaitu batas waktu pengiriman bunga ke
Agar bunga tetap segar dan tegar setelah pabrik sebelum jam 6 sore. Sesudah waktu itu
dipilih yang besar dan tidak cacat, bunga harga bunga akan dipotong 10-25%, karena
direndam dalam air es (0oC) 5-10 menit untuk sebagian bunga melati mekar, keharuman bunga
menurunkan panas lapang. Bunga ditiriskan berkurang, sehingga aroma melati yang dapat
kemudian dironce. Roncean dikemas dalam boks diserap teh tidak optimal. Agar aroma bunga
stirofoam dan diberi pecahan es batu untuk dapat terserap optimal, proses pencampuran
mempertahankan kesegaran bunga. Bunga tanpa dengan teh dilakukan saat bunga masih kuncup.
roncean dikemas dalam plastik kapasitas 0,5 kg, Mutu bunga melati untuk teh, tidak saja
dan disusun dalam boks stirofoam dan diberi ditentukan oleh kondisi bunga, tetapi juga waktu
pecahan es batu sebagai pendingin. Pendinginan pengiriman bunga.
merupakan faktor penting dalam penyimpanan
( N o w a k & Ru d n i c k i 1 9 9 0 ) . S e la ma Uji residu pestisida
penyimpanan, produksi etilen harus ditekan
Hasil analisis residu pestisida pada bunga
serendah-rendahnya, karena dapat menginduksi
melati segar yang diambil dari daerah Tegal
pelayuan bunga (Faragher 1987). Pendinginan
mengandung 0,113 mg/kg profenofos dan 0,152
dapat menekan produksi etilen, menghambat
mg deltametrin. Menurut Direktorat Perlindung-
kelayuan, dan terjadinya pencoklatan pada bunga
an Tanaman Pangan (1997), batas maksimum
melati. Pengemasan bunga melati menggunakan
kandungan residu deltametrin pada sayuran buah
polietilen dengan pemberian ventilasi dalam
adalah 2 mg/kg dan profenofos pada daging 0,05
penyimpanan suhu ruang menyebabkan
mg/kg. Hasil analisis residu pada teh tanpa
pencoklatan lebih cepat dan susut bobot tinggi
pewangi melati dan dengan pewangi melati
(Srivinas & Reddy 1992). Hasil pengamatan sifat
ternyata kandungan profenofos dan deltametrin
fisik bunga untuk kualitas ekspor disajikan dalam
tidak terdeteksi. Sedangkan batas penetapan
Tabel 2 .
masing-masing adalah 0,05 mg/kg.

Syarat mutu bunga melati putih untuk


Syarat bunga melati putih untuk industri
industri teh
minyak melati
Syarat mutu bunga untuk pewangi teh adalah
Untuk industri minyak bunga melati, bunga
bunga berwarna putih segar dengan ukuran
harus dipilih yang berwarna putih, tanpa kotoran
kuntum 6,074±0,859 mm, dan panjang kuntum
dan tanpa tangkai bunga. Bunga dipanen pada
1 0 , 6 7 8 ± 1 , 5 0 2 mm, d a n p a n j an g t o ta l
tingkat ketuaan M-1 dengan ukuran diameter
21,786±2,369 mm. Hasil pengamatan dengan
bunga 8,84±0,576 mm, panjang kuntum
kromameter warna bunga mempunyai komposisi
10,678±1,550 mm, dan panjang bunga
nilai L=83,05 a=-4,28 dan b=16,16. Bunga untuk
22,864±3,286 mm berwarna putih segar.

131
J. Hort. Vol. 14 No.2, 2004

Tabel 3. Sifat fisik bunga melati untuk pewangi teh dan minyak melati (Physical character J. sambac for
industrial tea and esential oil)
Persyaratan (Requirement)
Parameter pengamatan
(Observed parameter ) Untuk pabrik teh Produksi minyak melati
(Industrial tea) (Jasmine oil industry)
Diameter (Bud diameter), mm 6,074±0,859 8,84±0,576
Tinggi kuntum (Bukuntum d height), mm 10,6780±1,502 10,678±1,550
Panjang bunga (Bud length) 21,786±2,369 22,864±3,286
Warna bunga pengamatan visual Putih (White) Putih (White)
(Visual bud color)
Warna bunga dengan alat kromameter
(Bud color with chromameter)
L 83,05 88,07
a -4,28 -5,11
b 16,16 +20,00
Jumlah kotoran (Number of dirt) Tidak ada (None) Tidak ada (None)
Jumlah karuk (Number of karuk) Maksimum 10% Tidak ada (None)
Keadaan bunga (Bud condition) Kuncup segar (Fresh bud) Kuncup segar (Fresh bud)
a. Proses enfleurasi bunga kuncup segar
ditabur diatas adsorben lemak
(Enfleuration process of fresh flower bud
was spreading flower on top on fat
absorbent)
b. Proses dengan pelarut menguap bunga
menggembung dengan bau harum yang
kuat (Evaporation solvent process on
swollen and intense aromatic flower)

Tabel 4. Karakteristik fisik bunga melati dalam kemasan kecil dan sedang untuk perdagangan lokal
(Physical characteristics of J. sambac on small and large packaging for domestic market)
Pengamatan Kemasan kecil Kemasan besar
(Observations) (Small package) (Big package)
Berat bunga dalam kemasan 9,196±0,757 289,00±4,289
(Flower weight on packing) g
Jumlah kotoran (Number of dirt) % 0 0
Jumlah bunga rusak (Number of flower broken), % 2,933±1,772 3,592±1,623
Jumlah bunga karuk (Number of karuk), %
Asal bunga (Origin of flower) 0 8,525±2,351
Keadaan bunga (Bud condition) Tegal, Tangerang Tegal
Kuncup segar (Fresh bud) Kuncup segar (Fresh bud)

Pengamatan dengan alat kromameter warna Bunga melati yang akan diproses menjadi
bunga mempunyai komposisi L=88,07, a=-5,11, minyak bunga sebaiknya dipanen pada pagi hari.
b=+20,00. Proses pembuatan minyak melati Rendemen concrete dan kandungan indol dan cis
dapat melalui dua proses, yaitu jasmon lebih tinggi dibanding dengan pada
a. Proses enfleurasi. Pada proses enfleurasi bunga yang dipanen pada sore hari (Ahmad et al.
bunga kuncup segar berwarna putih 2002). Hasil pengamatan fisik bunga melati
ditaburkan di atas adsorben lemak. untuk industri teh dan minyak atsiri disajikan
Dibiarkan 24 jam sampai aroma terserap dalam Tabel 3.
sempurna. Penggantian bunga dilakukan
setiap hari (Suyanti et al. 2001). Kemasan untuk pasar lokal
b. Proses dengan pelarut menguap. Pada Bunga melati berasal dari daerah Tegal dan
proses dengan pelarut menguap bunga Tangerang untuk pasar lokal dikemas dalam
direndam dalam pelarut saat bunga bentuk kemasan ukuran kecil dan besar.
mengeluarkan wangi yang optimal yaitu Kemasan kecil berisi kurang 34-44 kuntum
pada saat bunga menggembung dan bunga dengan berat 9,196±0,757 g. Jumlah
dibiarkan 12 jam sebelum diekstrak menjadi kotoran tidak ada, bunga segar dan bertangkai,
minyak (Prabawati et al. 2002). berwarna putih, dan jumlah bunga rusak

132
Suyanti, et al. : Standar mutu bunga melati segar dan
untuk bahan baku insdustri

2,933±1,772%. Bunga diikat sebanyak 10 PUSTAKA


bungkus dan disimpan dalam boks stirofoam
1. Ahmad.S.H, A.A. Malek, H.C. Gan, T.L. Abdullah, and
berisi pecahan es batu sebagai pendingin. A.A. Rahman 2002. Effect of harvest time on the
Pendinginan diperlukan untuk mencegah quantity and chemical composition of jasmine (
terjadinya pelayuan dan pencoklatan. Jasminum multiflorum L) esssential oil. Acta Hort.
III:454.
Bunga dengan kemasan besar berisi 2. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.1997. Peraturan
289,00±4,289 g, jumlah kotoran 0%, jumlah pemerintah RI tentang perlindungan tanaman dan
bunga rusak 3,592±1,623% dan jumlah bunga keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri
Pertanian tentang batas maksimum residu pestisida pada
karuk 8,525±2,351%. Bunga berwarna putih hasil pertanian. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan
kekuningan, kuncup, dan segar. Bunga melati Hortikultura
berasal dari daerah Tegal. Hasil pengamatan 3. Faragher,J.D.,E. Wachtel and S.mayak.1987. Changes
kemasan bunga untuk pasar lokal disajikan dalam in the physical state of membrane lipids during
senescen e of ros e petals. P l a n ts p h y s i o l.
Tabel 4. 8(4):1037-1042.
4. Gupta, G.N and G.Chandra.1957. Economy Botani
(2):178-181
KESIMPULAN. 5. Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia
(terjemahan oleh Badan Litbang Kehutanan Jakarta).
1. Standar mutu melati segar untuk rangkaian Yayasan Sarana Wanajaya. Jilid III.
adalah bunga kuncup berwarna putih, segar, 6. Jones.D and B.G.Reed.1988. Climbing plants in
ukuran diameter kuntum 6,58±0,733 mm, Australia. A.H. and A.W. Reed Sydney. 256-258
panjang kuntum 11,76±1,389 mm, panjang 7. K u s u ma h . E. T. S u ta t e r, S .Wu r ya n i n g s ih d a n
bunga 23,737±2,718 mm, warna dengan D.Komar.1995 Analisis usahatani melati potensi,
komposisi L=88,07, a=-5,11, dan b=+20,00. kelayakan dan prospeknya J. Hort. 5(2):91-100.
8. Marcell R.1992. Prospek budidaya bunga melati.
2. Standar mutu untuk pewangi teh, yaitu Dokumentasi Bina Swadaya Jakarta 10 hlm.
bunga kuncup, berwarna putih segar, dia- 9. Nazarudin,1993. Seri komoditi ekspor pertanian
meter kuntum 6,074±0,859 mm, panjang tanaman pangan dan hortikultura. Panebar Swadaya
kuntum 10,678±1,502 mm, panjang bunga 132 hlm.
total 21,786±2,369 mm, komposisi warna 10. Nowak.J. and R.M.Rudnicki. 1990. Postharvest
dengan alat kromameter L=83,05, a=-4,28, handling and storage of cut flower florist greens, and
potted plants. Duncan A.A. (Eds). Timber Press Oregon.
b=16,16, tidak ada kotoran, tidak basah,
dan jumlah karuk terikut maksimum 5-10%. 11. Pizzeti, I and H.Cocker.1968. Flowers. A guide for your
garden . Harry N Abraham Inc New York.
3. Standar bunga melati untuk minyak atsiri 12. Prabawati S., Endang D.Astuti dan Dondy ASB.2000.
adalah kuncup segar berwarna putih, tanpa Pengaruh tingkat kemekaran bunga dan spesies melati
tangkai, diameter kuntum 8,84±0,576 mm, terhadap hasil ekstraksi. J.Hort 10(3):214-219.
panjang kuntum 10,678±1,550 mm, dan 13. _________________, Suyanti dan Dondy ASB.2002.
Perbaikan cara ekstraksi untuk meningkatkan rendemen
p a n j a n g b u n g a 2 2 , 8 6 4 ± 3 , 2 8 6 mm. dan mutu minyak melati. J.Hort.12 (4):270-275.
Komposisi warna L=88,07, a=-5,11,
14. _________ dan Sjaifullah.2003. Karakterisasi fisiko
b=+20,00. Tidak ada residu pestisida. kimia bunga melati putih (Jasminum sambac). Laporan
hasil penelitian . Balai Penelitian Tanaman Hias 10 hlm.
4. Standar kemasan kecil adalah bunga
kuncup, berat bunga 9,196±0,757 g, tidak 15. Srivinas N. and T.V.Reddy.1992. Shelf life of jasmine
(Jasminum sambac) flower by packing and ventilation.
ada kotoran, jumlah bunga rusak maksimum Mysore J. Agric. Sci. XXVII (3):272-276.
2,933±1,772 %. 16. Suyanti, S.Prabawati, Endang Dwi Astuti dan
5. Standar kemasan besar adalah bunga Sjaifullah.2001.Pengaruh jenis adsorben dan frekuensi
penggantian bunga terhadap mutu minyak melati.
kuncup berat bunga 289,00±4,289 g, jumlah J.Hort. 11(1):51-57.
k o t o r an 0 % , j u ml a h b u n g a r u s a k 17. Swaminathan.K.R.S, Muthuswany and V.N.Madhava
3,592±1,623%, dan jumlah bunga karuk Rao.1979. Pilot plant for extraction of jasmine essential
8,525±2,351%. oil Indian Hort. 24(1):20-22.
18. Wuryaningsih, S. 1998. Perbanyakan melati dalam
Melati buku komoditas no 4 . Balai Penelitian Tanaman
Hias Jakarta. 39-45 hlm.

133

Anda mungkin juga menyukai