Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ELDA APRIANTI HULU

NIM : 020225772
M.K. : KEWIRAUSAHAAN
TUGAS : 1(SATU)

TUGAS 1
1. Kewirausahaan merupakan salah satu multi disiplin ilmu yang memerlukan berbagai
pendekatan dalam memahaminya.
Apa yang Anda ketahui mengenai pendekatan makro dalam pemikiran kewirausahaan?
Berikan contoh kasus dari pendekatan makro. (SKOR 35)
Jawab :
Terdapat dua jenis cara pandang utama dalam pemikiran mengenai kewirausahaan, yaitu
pandangan makro dan pandangan mikro. Pandangan makro menunjukkan adanya sejumlah
faktor yang berkaitan dengan sukses atau gagalnya usaha yang dijalankan oleh seorang
wirausahawan. Faktor - faktor ini mencakup berbagai proses dari luar ( eksternal ) yang sering
kali berada diluar kendali seorang wirausahawan. Dalam pandangan bersifat makro ini terdapat
tiga pendekatan, yaitu : lingkungan, keuangan dan perpindahan. 
a. Pendekatan lingkungan memandang berbagai faktor dari luar yang berpengaruh terhadap
pola hidup seseorang sehingga menyebabkan dia memiliki potensi ataupun tidak
memiliki potensi untuk menjadi seorang wirausahawan.
b. Pendekatan keuangan terutama memfokuskan perhatian pada proses penanaman dan
menumbuhkan modal atau uang. Sebagian pihak memang memandang kewirausahaan
hanya sebagai proses mengembangkan atau menggandakan uang, sementara pandangan
yang lain berpendapat bahwa proses keuangan ini hanyalah salah satu segmen saja dari
kegiatan kewirausahaan.
c. Berdasarkan pendekatan perpindahan, suasana yang dialami kelompok bisa mendorong
ataupun menghambat munculnya faktor - faktor yang menyebabkan seseorang menjadi
wirausaha.
Pandangan mikro membahas terutama faktor - faktor yang khas dari kewirausahaan,
yaitu terutama yang muncul dari dalam diri wirausahawan sendiri. Dalam pandangan mikro
terdapat tiga jenis pendekatan, yaitu pendekatan ciri, pendekatan peluang usaha dan
pendekatan strategi.
a. Pendekatan proses merupakan cara lain untuk mengamati kegiatan yang tercakup
dalam kewirausahaan. Dalam pendekatan ini sebenarnya sudah banyak metode
dan model yang dikembangkan dalam rangka menstrukturkan proses
kewirausahaan, tetapi pembahasan hanya akan dilakukan terhadap tiga jenis
pendekatan yang sifatnya lebih tradisional yaitu Pendekatan Entrepreneurial
Events, Pendekatan Assessment Process, dan Pendekatan Multidimensional. 
b. Intrapreneur mengembangkan semangat kewirausahaan dalam suatu organisasi,
sehingga menyebabkan tumbuhnya atmosfer atau suasana inovatif dalam
organisasi tersebut. Intrapreneur secara sukarela mengambil tanggungjawab untuk
menciptakan temuan - temuan baru yang bermanfaat dalam suatu organisasi. 

2. Dalam memahami entrepreneurship, terdapat beberapa sumber informasi yang


diperlukan.
Menurut Anda sumber informasi apa saja yang diperlukan dalam memahami
entrepreneurship? Berikan contohnya. (SKOR 30)
jawab :
Dalam usaha untuk menjelaskan perspektif atau pemahaman tentang
sifat entrepreneur yang terdapat dalam diri seseorang, modul ini mencoba menyajikan
karakteristik atau ciri - ciri entrepreneur yang sukses. Selain itu, juga dijelaskan sisi gelap dari
sifat entrepreneur, yang mengungkapkan berbagai faktor yang sifatnya negatif atau merusak bagi
para entrepreneur. Selanjutnya, juga dilakukan pembahasan terhadap model yang
memperlihatkan berbagai faktor yang ikut mempengaruhi motivasi para entrepreneur dalam
menjalankan usahanya.
          Pertama - tama penting untuk mengenali keberadaan berbagai sumber informasi yang
berkaitan dengan pengetahuan mengenai entrepreneur. Tiga sumber utama tersebut adalah :
a. berbagai jenis publikasi yang relevan.
b. melalui pengamatan atau observasi langsung terhadap para entrepreneur
c.   dengan mencermati presentasi yang dilakukan oleh para entrepreneur ataupun berbagai
studi kasus mengenai kegiatan para entrepreneur yang melakukan kegiatan secara aktual
dilapangan.

          Berbagai jenis studi telah dilakukan untuk mempelajari mutu dan ciri - ciri
entrepreneur yang berhasil. Beberapa ciri entrepreneur telah dibahas dalam modul ini,
seperti :
 memiliki tanggungjawab penuh
 berhati yang teguh dan memiliki daya tahan yang tinggi
 memiliki ketekunan dalam memecahkan masalah
 memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil maupun untuk tumbuh
 memiliki kecenderungan pada peluang dan memiliki sasaran yang jelas
 memiliki inisiatif dan bersedia memikul tanggungjawab
 mencoba memperoleh umpan balik dan memanfaatkannya
 menginginkan kebebasan mengatur diri sendiri ( internal locus of control )
 memiliki toleransi terhadap situasi mendua
 bersedia menanggung risiko terhitung
 memiliki integritas dan bisa dipercaya
 memiliki toleransi terhadap kegagalan
 memiliki derajat energi yang relatif tinggi
 kreatif, inovatif
 memiliki impian atau gambaran mengenai masa depan
 memiliki kepercayaan diri dan bersifat optimis
 mendambakan independensi, dan
 memiliki kemampuan untuk membangun serta mengelola kelompok 

3. Di Era pandemi, usaha kecil masih cukup bertahan namun tetap harus memperhatikan
koridor yang sesuai.
Menurut Anda bagaimana koridor yang sesuai bagi usaha kecil? Berikan penjelasan dan
contoh kasusnya. (SKOR 35)
jawab :
Perusahaan berukuran kecil perlu memperhatikan adanya dua sisi yang harus dihindari, sehingga
seakan-akan terdapat semacam “koridor” yang merupakan tempat yang lebih sesuai bagi usaha
kecil. Koridor tersebut sangat dipengaruhi oleh besarnya permintaan pasar, sebagai berikut :

a. jika permintaan pasar kuat, maka yang sesuai untuk tumbuh melayani pasar yang kuat itu
adalah usaha ukuran menengah dan ukuran besar.
b. jika permintaan pasar lemah, maka akan tumbuh usaha yang berukuran sangat kecil,
walaupun kemudian usaha semacam ini biasanya tidak akan mampu bertahan lama
karena permintaan pasar tidak cukup kuat untuk mendukung usaha sangat kecil tersebut
untuk bertahan hidup (survive)
c. koridor yang sesuai bagi usaha kecil terjadi apabila kekuatan permintaan pasar berukuran
sedang apabila dalam koridor pasar :

1) lemah, maka akan tumbuh usaha kecil dalam jumlah yang terbatas
2) cukup kuat, maka akan tumbuh usaha kecil dalam jumlah yang besar membentuk
kumpulan

Kasus ini memberikan penjelasan bahwa pasar Roti Bakar menjadi jenuh karena produk
semacam itu terlalu mudah ditiru, atau dengan perkataan lain, memiliki “ambang teknologi”
yang terlalu terlalu rendah. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan berikut :
a. Salah satu sifat atau karakteristik produk (ataupun jasa) adalah “tingkat kesulitan untuk
menghasilkannya”, atau ambang teknologinya.
b. Setiap jenis produk (ataupun jasa) memiliki sifat atau karakteristiknya masing-masing,
dan seperti telah dijelaskan melalui Kasus Roti Bakar, terdapat sifat atau karakteristik
produk dan jasa yang menyebabkannya tidak sesuai untuk diusahakan oleh Usaha Kecil.
c. Perlu ditemukan keseluruhan aspek yang merupakan sifat atrau karakteristik suatu jenis
produk ataupun jasa, kemudian perlu diperiksa kesesuaian karakteristik tersebut untuk
dijalankan oleh Usaha Kecil
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis produk ataupun jasa memiliki
ciri atau karakteristik tertentu, dan perlu dipelajari ciri atau karakteristik produk atau jasa
yang menyebabkannya menjadi lebih sesuai untuk diusahakan oleh Usaha Kecil.

Referensi:
S.B Hari Lubis, 2019, Kewirausahaan, Tangerang Selatan: Penerbit UT

Anda mungkin juga menyukai