Anda di halaman 1dari 6

Running Head : PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN 14

PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN


Oleh: Aries Yulianto*

Cemburu, yang dalam hubungan 1. Primary appraisal

percintaan disebut romantic jealousy (Bringle, Pada tahap pertama ini individu

1991), merupakan suatu yang relatif biasa mempersepsikan adanya ancaman terhadap

(de Silva, 2004). Cemburu adalah “emotions, hubungan (Brehm, 1992). Misalnya, seorang laki-

cognitions, and behavior assosiated with the ap- laki melihat pasangannya berjalan mesra dengan

praisal of the threat arising from the potential, laki-laki lain. Dalam contoh ini ancamannya

actual, or imagined involvement of one’s loved adalah bahwa laki-laki tersebut berpikir akan

one or mate in a relationship with an inter- kehilangan pasangannya karena berpaling pada

loper” (Hupka, Buunk, Falus, Fulgosi, Ortega, laki-laki lain. Namun, bagi orang lain mungkin

Swain, & Tarabrina, 1985:425). Dari definisi hal ini tidak menjadi ancaman. Hal ini

tersebut, dapat diketahui bahwa cemburu dikarenakan terdapat sejumlah faktor yang

berkaitan dengan reaksi emosional, kognisi, dan mempengaruhi, yaitu :

tingkah laku. (a) Kualitas hubungan. Kualitas hubungan

Tahap Cemburu tertentu mempengaruhi individu dalam

Terjadinya cemburu tidak muncul begitu mempersepsikan adanya ancaman terhadap

saja, melainkan melalui sebuah proses. White hubungan. Kualitas hubungan ini

dan Mullen (dalam Brehm, 1992) dipengaruhi oleh perasaan tergantung

(dependency) dan perasaan tidak aman (insecure).


mengungkapkan ada lima tahap cemburu, dimana
Individu yang menganggap dirinya lebih
dua tahap pertama menggunakan pendekatan
tergantung secara emosional dalam hubungan
cognitive appraisal. Kelima tahap cemburu
yang dijalaninya (misalnya, “saya tidak dapat
tersebut adalah:
membayangkan hidup saya tanpa pacar saya”),

akan lebih mudah merasa cemburu apabila

Metamorfosis: Buletin Ilmiah Psikologi, Fakultas Psikologi UKRIDA, Vol. 4, No. 18, Bulan September, Tahun 2010
PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN 15

pasangannya tertarik pada orang lain ancaman emosional (individu mempersepsi

(Buunk, dikutip oleh Brehm, 1992). pasangan memiiki hubungan emosional

Sebaliknya, individu yang lebih bebas dengan orang lain). Dengan kata lain,

dalam hubungan yang dijalaninya, cenderung ancaman seksual lebih menyebabkan

untuk tidak cemburu (Buunk, Mathes & terjadinya cemburu dibandingkan ancaman

Severa, dikutip oleh Bringle, 1995). emosional.

Perasaan tidak aman terjadi apabila (d) Pengalaman sebelumnya. Individu yang

individu merasa hubungannya sering pernah memiliki pengalaman cemburu baik

terancam. Sangat mungkin bagi individu dengan pasangan yang sekarang atau

yang merasa tidak aman untuk sebelumnya, cenderung untuk

mempersepsikan adanya ancaman pada mempersepsikan adanya ancaman. Misalnya

hubungannya, walaupun sebenarnya seorang perempuan berkata, “saya tahu

ancaman tersebut tidak ada. suami saya setia terhadap saya, tetapi mantan

(b) Beratnya ancaman. Persepsi terhadap suami saya tidak. Dan sulit bagi saya untuk

ancaman dalam hubungan akan lebih besar dapat mempercayai pria lagi.” (Pines &

apabila orang lain lebih menarik secara Aronson, dalam Knox, 1988).

fisik, dibandingkan bila orang tersebut (e) Budaya. Cemburu lebih sering terjadi pada

tidak menarik. Karakteristik ancaman juga budaya yang menganggap penting hak milik

dipengaruhi oleh gaya sosial (social style), pribadi, pemuasan seksual hanya melalui

kecerdasan, dan prestise dari lawan pernikahan, dan mempersepsikan pernikahan

(Brehm, 1992). dan keluarga sebagai lembaga yang penting

(c) Jenis ancaman. Menurut Brehm (1992), (Hupka, dalam Salovey & Rodin, 1991).

ambang batas terhadap ancaman seksual (f) Belief terhadap monogami. Individu yang

(individu mempersepsikan pasangannya sangat percaya pada monogami lebih jarang

berminat dalam hubungan seksual dengan mengalami cemburu (Pines & Aronson,

orang lain) lebih rendah dibandingkan dalam Brehm, 1992). Hal ini
PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN 16

disebabkan individu yang percaya terhadap ekstrim. Hal ini baru diketahui individu setelah

monogami cenderung untuk memilih mengalami cemburu.

pasangan yang memiliki belief yang sama. 3. Reaksi Emosional

Sehingga secara umum, kedua pasangan Saat cemburu keadaan emosional dan

tersebut memiliki sedikit alasan untuk merasa intensitas respons emosional sangat beragam.

cemburu (Brehm, 1992). Perasaan saat mengalami cemburu antara lain

2. Secondary Appraisal takut kehilangan, cemas, sakit, kemarahan

Setelah individu mempersepsikan adanya terhadap pengkhianatan, mudah terluka,

ancaman (primary appraisal), individu mencoba kecurigaan, dan putus asa (Knox, 1988; Parrrot &

untuk memahami dengan lebih baik situasi yang Smith, 1993). Selain melibatkan emosi yang

terjadi dan mulai memikirkan cara untuk negatif, seperti kemarahan pada pasangan atau

mengatasinya. Individu dapat melihat kembali pihak ketiga, stres emosional, stres fisik, dan

bukti-bukti yang merupakan ancaman (misalnya, depresi, perasaan positif juga dapat muncul

“mungkin ia memang bekerja lembur”) dan sebagai akibat dari cemburu, seperti

melihat kembali kelekatan pasangannya dengan kegembiraan, cinta, dan merasa hidup (Pines &

dirinya (misalnya, “kemarin kami baru saja Aronson, dalam Brehm, 1992). Meskipun

mengalami saat-saat yang menyenangkan reaksi emosional negatif lebih sering dialami saat

bersama”). Secondary appraisal sebenarnya cemburu, tidak semua perasaan yang

dapat juga melibatkan catastrophic thinking, berhubungan dengan cemburu merupakan perasaan

yaitu apabila individu terburu-buru mencapai yang tidak menyenangkan.

kesimpulan yang jauh dari bukti-bukti yang ada

(Brehm, 1992). Individu yang mengalami 4. Coping

cemburu biasanya tidak menyadari bahwa Coping adalah segala usaha kognitif dan

pikirannya tidak rasional sehingga ia perilaku untuk menguasai, mengurangi, atau

menganggap pikiran merupakan bagian dari mentolerir tuntutan (Folkman & Lazarus, dikutip

realitas dan menyebabkan reaksi emosional yang oleh Rice, 1999). Dalam hal ini tuntutannya
PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN 17

adalah adanya ancaman dalam hubungan. yang dipersepsikan? Apakah ancaman tersebut

Bagaimana individu melakukan coping dipengaruhi dapat dikurangi atau dihilangkan? Kedua,

oleh tiga tahap sebelumnya. Individu telah bagaiman dampak coping tersebut terhadap pihak

mengembangkan sejumlah cara untuk coping -pihak yang terlibat (individu, pasangan, dan

dengan situasi cemburu dan beberapa strategi pihak ketiga). Terakhir, bagaimana dampak

coping tersebut efektif (Salovey & Rodin, 1988). coping terhadap hubungan; apakah tetap

Walaupun orang menggunakan coping yang berbeda bertahan, berubah, atau berakhir?

-beda, individu yang mengalami emosi negatif Kesimpulan

berusaha untuk mengontrol karena mereka percaya Walaupun sering sekali baru terlihat dari reaksi

bahwa cemburu dapat menjadi destruktif (Fitness yang muncul, cemburu sebenarnya melalui

& Flecther, 1993). Dalam penelitian yang dilakukan sejumlah tahap. Pada seseorang mungkin saja

oleh Knox, Breed, dan Zusman (2007) pada tahapan cemburu berlangsung dalam beberapa

mahasiswa di Amerika, responden pria cenderung detik, sedangkan pada orang lain dapat

untuk mabuk-mabukan dan percaya bahwa semakin berlangsung dalam beberapa hari. Pada suatu

cemburu menunjukkan semakin cinta. Hal ini situasi tertentu mungkin saja dapat menyebabkan

dilakukan untuk mengurangi perasaan tidak seseorang cemburu, namun pada waktu yang lain

menyenangkan. Sedangkan wanita pada saat situasi yang sama tidak menimbulkan cemburu

cemburu cenderung akan menangis saat sedang pada orang tersebut. Hal-hal tersebut disebabkan

sendirian, mencoba membuat dirinya lebih menarik oleh sejumlah faktor yang terlibat dalam setiap

bagi pasangannya, dan mencoba membuat tahapan cemburu yang telah dipaparkan di atas.

pasangannya merasa ia tidak peduli (Brehm, 1992).

5. Hasil coping

Tahap terakhir ini adalah hasil dari respons

coping individu. Hasil coping ini harus

mempertimbangkan tiga tingkat yang berbeda.

Pertama, apa dampak coping terhadap ancaman


PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN 18

Gambar 1. Bringle, R. G. (1995). Romantic Jealousy. Social


Proses cemburu menurut White dan Mullen
Perspective on Emotion. 3, 225-251.

Da Silva, p. (2004). Jealousy in Couple


- kualitas hubungan
- beratnya ancaman
Primary Appraisal - jenis ancaman Relatioships. Behavior Change. Proquest
- pengalaman
Psychology Journal, vol. 21, no. 1, 1-13.

Fitness, J., & Fletcher, G. J. O. (1993). Love, hate,


Secondary Appraisal
anger, and jealousy in close relationships: A

prototype and cognitive appraisal analysis.

Journal of Personality and Social Psychology. Vol


Reaksi Emosional
65(5), Nov 1993, 942-958.

Hupka, R.B., Buunk, B., Falus, G., Fulgosi, A.,

Coping Ortega, E., Swain, R., & Tarabrina, N.V.

(1985). Romantic Jelaousy and Romantic

Envy: A Seven-Nation Study. Journal of


Hasil Coping Cross-Cultural Psychology. 16, 423-446.

Sumber : Brehm, S. S. (1992) Knox, D. (1988). Choice in Relationships: An

Introduction to Marriage and the Family.


DAFTAR PUSTAKA St. Paul, Minnesota: West Publishing Com-
Brehm, S. S. (1992). Intimate Relationships. 2nd pany.
ed. New York City, New York: McGraw - Knox, D., R., Breed, & Zusman, M. (2007). College
Hill, Inc. Men and Jealousy. College Student Jurnal. 41,
Bringle, R. G. (1991). Psychosocial Aspects of 494-498.
Jealousy: A Transactional Model. Dalam Parrott, W.G., & Smith, R.H. (1993). Distin-
Peter Salovey (ed.), The Pscyhology of guishing the Experiences of Envy and Jeal-

Jealousy and Envy. New York City, New ousy. Journal of Personality and Social

Psychology, 64, 906-920.


York: Guilford press.
PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN 19

Rice, P.L. (1999). Stress and Health. Pasific

Groove, California: Brooks/Cole Publish-

ing Company.

Salovey, P., & Rodin, J. (1991). Envy and Jeal-

ousy: Self and Society. Dalam Peter Sa-

lovey. The Psychology of Jealousy and

Envy. New York City, New York: Guilford

Press.

* Penulis adalah staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai