LANDASAN TEORI
1. Definisi
Luka tekan adalah kerusakan kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area
(Maryunani, 2013).
Ulcer Advisor Panel (EPUAP), 2016 menyatakan bahwa luka tekan adalah cedera
Luka tekan adalah lesi iskemik pada kulit dan jaringan dibawahnya yang
disebabkan oleh tekanan yang terus menerus yang menganggu aliran darah dan
7
iskia) tetapi luka tekan ini muncul pada kulit di setiap bagian tubuh yang
terkena tekanan eksternal, friksi atau kekuatan geser (Pricilla Lemone, 2016).
2. Etiologi
kerusakan seluler yang diakibatkan dari perfusi balik darah ke jaringan iskemik
b. Kotner et al. (2009), menjelaskan 4 teori penyebab luka tekan yaitu, iskemia
1) Luka tekan disebabkan oleh iskemia yang terjadi bila tekanan pada jaringan
3. Faktor Risiko
Soedjana (2016), faktor penyebab terjadinya luka tekan dibagi dua, yaitu :
a. Faktor ekstrinsik
8
1) Tekanan
Luka tekan terjadi apabila penekanan pada satu area dan dalam waktu 2 jam
pada tekanan 500 mmHg, sementara pada tekanan sebesar 100 mmHg
Shear adalah trauma akibat pergeseran. Biasanya terjadi apabila pasien dalam
posisi semi flower. Shear terjadi apabila pasien di atas tempat tidur kemudian
3) Friction (gesekan)
4) Kelembaban
Kelembaban terjadi akibat inkontinensia urin dan feses, drain luka, banyak
b. Faktor intrinsik
1) Usia
Usia lanjut mudah untuk terjadi luka tekan, karena pada usia lanjut
pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi di semua organ termasuk pada
system integument.
9
2) Kondisi kulit
Terdapat tiga fungsi kulit yang penting adalah sebagai pelindung, sensori dan
termogulasi. Adanya sesuatu yang menganggu ketiga fungsi kulit ini dpat
suplai darah dan oksigenasi. Dalam hal ini pembuluh darah mengalami
(arterosklerosis)
4) Temperature tubuh
5) Nutrisi
Malnutrisi atau IMT < 18,50, mengurangi lapisan pelindung jaringan adipose
dan otot antara tulang yang menonjol dan permukaan yang kontak dengan
kulit.
10
6) Obesitas
4. Patofisiologi
Luka tekan terjadi akibat tekanan antara penonjolan tulang dan permukaan
luar yang melebihi tekanan kapiler yaitu 32 mmHg dapat menyebabkan iskemi.
Kulit, jaringan lunak dan otot mendapat tekanan berat badan penderita melebihi
tekanan capillary filling dalam waktu lama yang biasanya diakibatkan oleh
Keadaan diperberat oleh adanya friction (gesekan) dan shear force (gesek tekan)
pada daerah tersebut. Beberapa hal penting yang berperan dalam terjadinya luka
tekan dihubungkan dengan tekanan dan waktu. Cedera jaringan lunak dapat terjadi
dalam waktu 2 jam pada tekanan 500 mmHg, sementara pada tekanan 100 mmHg
terjadinya cedera memerlukan waktu 10 jam. Selain itu jenis jaringan lunak juga
cedera dibandingkan kulit.hasil akhir proses ni dapat kita lihat bahwa nekrosis pada
kulit biasanya lebih kecil dibandingkan area nekrosis dekat tulang, yang tampak
seperti corong terbalik. Hal ini menyebabkan fenomena “gunung es”, dimana
bagian yang mengalami kerusakan yang paling luas terletak di bagian dalam, yang
lebih dekat dengan tulang. Ulkus tekanan terjadi pada tempat dengan tulang
menonjol yang menekan kulit dan jaringan dibawahnya. Tempat tersebut adalah
scalp, punggung, tulang ekor, sacrum, tumit dan tempat lain pada tubuh yang
11
mendapat tekanan bila penderita berbaring dalam waktu yang lama, lokasi tersering
(96%) adalah level umbilicus, yaitu sacrum (36-60%), iskium (6%), trokanter (6%)
dan tumit (30%). Selain faktor mekanik yang disebutkan diatas terdapat juga faktor
lain yang mendasari terjadinya ulkus tekanan. Faktor tersebut seperti infeksi,
malnutrisi, penyakit neurologis, cedera tulang belakang, penurunan masa tubh dan
Luka decubitus merupakan dampak dari tekanan yang terlalu lama pada
Terjadi peningkatan tekanan arteri kapiler pada kulit sehingga pembuluh darah
Menghalangi oksigenasi dan nutrisi ke jaringan dan area yang tertekan, menyebabkan
Nekrosis
a. Stadium I
Kulit utuh dengan non blanchable erythema pada daerah yang terlokalisir di
atas daerah penonjolan tulang. Pada kulit hitam sulit menemukan non
blanchable erythema . Salah satu yang bisa menjadi pentunjuk adalah warna
12
biasanya terasa nyeri, lembek lebih hangat atau dingin bila dibandingkan
b. Stadium II
Luka telah mencapai lapisan epidermis, dasar luka tampak berwarna merah
atau pink tanpa disertai adanya slaf. Dapat disertai adanya bullae yang
c. Stadium III
Luka mencapai lapisan subkutan tapi belum sampai ke tulang dan otot.
tekan pada stadium ini bervariasi sesuai dengan lokasi anatominya. Batang
13
hidung, teliga dan occiput dan malleolus tidak memiliki jaringan subkutan
dan luka tekan stadium III pada lokasi anatomis tersebut dangkal.
Sedangkan, pada area yang memiliki jaringan adipose yang banyak terjadi
luka tekan stadium III yang sangat dalam. Tulang, otot tidak tampak atau
d. Stadium IV
14
Gambar 2.4 Luka tekan stadium IV
klasifikasi, yaitu :
Luka tampak berwarna ungu atau merah tua pada area yang terlokalisir atau
perubahan warna pada kulit yang utuh atau bullae disertai akumulasi akibat
sulit didekteksi paada klien yang berkulit gelap. Evolusi bisa meliputi bullae
sampai bantalan dasar luka berwarna gelap. Luka selanjutnya bisa tertutupi
15
b. Unstageable
Kehilangan jaringan hingga subkutan tetapi tertutup oleh slaf (kuning, abu-
abu, hijau atau coklat) dengan atau tanpa adanya ekhsar pada bantalan luka
(dasar luka). Luka sangat dalam dan oleh sebab itu stadium tidak dapat
ditentukan. Ekshar yang stabil (kering, lengket, intact atau utuh tanpa
eritema) pada tumit bertindak sebagai lapisan alami tubuh dan seharusnya
tidak diangkat.
Lokasi tubuh terjadinya luka tekan adalah bagian tubuh yang terdapat tulang yang
16
Gambar 2.7 Lokasi luka tekan
a. Siku 8,8 %
b. Sacrum 32,6 %
c. Buttock 11,4 %
d. Tronchanter 8,3 %
e. Ankles 9,1 %
f. Heels 29,7 %
diantaranya dengan pengkajian atau penilaian risiko terjadinya luka tekan, seperti
menggunakan skala Braden. Penilaian dilakukan secepat mungkin (kurang dari 8 jam),
17
perawatan kulit (kelembaban, memberikan perlindungan kulit dengan lotion atau
pelembab), nutrisi, reposisi dan mobilisasi (tiap 2 jam), edukasi kepada pasien dan
keluarga serta support system (menggunakan kasur untuk luka tekan). Pengetahuan
pencegahan luka tekan harus dimiliki oleh perawat dan diikuti dengan sikap positif
dan dipraktekkan dalam asuhan keperawatan. Antara pengetahuan, sikap dan perilaku
harus berjalan sinergis karena terbentuknya perilaku baru akan dimulai dari domain
kognitif, kemudian akan menimbulkan respon dalam bentuk sikap dan dibuktikkan
dengan adanya tindakan. Pengetahuan yang harus dimiliki perawat dalam pencegahan
luka tekan adalah mengetahui tanda dan gejala dari luka tekan dan mampu mengkaji
NPUAP (2016)
a. Mengkaji pasien yang mengalami tirah baring lama yang beresiko terjadinya
luka tekan.
2) Kaji adanya luka tekan dalam derajat apapun, termasuk luka tekan yang
18
d. Ulangi penilaian resiko secara berkala setiap 48 jam dan cacat bila ada perubahan
kondisi.
2. Perawatan Kulit
a. Periksa semua kulit saat masuk sesegera mungkin (kurang dari 8 jam).
b. Periksa kulit setidaknya setiap hari untuk tanda-tanda terjadinya luka tekan.
c. Kaji titik lokasi tekanan tersering, seperti sakrum, tulang belakang, gluteal, tumit,
d. Saat memeriksa kulit dengan pigmen yang gelap, cari perubahan warna kulit,
perubahan warna.
e. Bersihkan kulit segera setelah terkena kontaminasi inkontinensia urin atau feces.
f. Gunakan pembersih kulit atau sabun dengan pH yang seimbang untuk kulit.
h. Hindari penempatan pada area yang tampak eritema atau adanya luka tekan dan
3. Nutrisi
a. Kaji pasien yang di rawat di rumah sakit untuk mendapat status gizi pasien.
b. Gunakan alat skrining yang valid dan handal untuk menentukan resiko
c. Rujuk semua pasien yang beresiko mengalami luka tekan akibat kekurangan gizi
ke ahli gizi.
19
e. Dorong semua pasien yang beresiko terjadinya luka tekan untuk mengkonsumsi
h. Berikan suplemen gizi di antara waktu makan dan dengan obat oral, kecuali ada
kontraindikasi.
i. Tingkatkan asupan protein, kalori dan zat nutrisi lain yang adekuat.
a. Balikan dan posisikan semua pasien yang beresiko mengalami luka tekan, kecuali
d. Hindari penempatan pasien pada area tubuh dengan kondisi sudah ada luka tekan.
e. Pastikan tumit tidak menyentuh kasur saat posisi terlentang. Beri alat pelindung
tumit agar terhindar dari tekanan. Tinggikan bagian tumit pada tempat tidur
h. Pada pasien yang dapat mengubah posisinya sementara duduk, pemulihan tekanan
i. Jika individu tidak dapat dipindahkan atau diposisikan dengan kepala tempat tidur
20
j. Gunakan polyurethane foam pada tumit jika beresiko terjadinya luka tekan di tumit
k. Berikan transparan film atau hidrokoloid pada tonjolan tulang untuk mengurangi
5. Edukasi
b. Libatkan pasien dan keluarga dalam intervensi pengurangan risiko luka tekan.
21
B. Konsep Pengetahuan (Knowledge)
1. Definisi
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
kemampuan untuk memecahkan suatu masalah (problem solving). Pada ranah ini
tinggi tahapan dari ranah kognitif ini menunjukan semakin sulitnya tingkat berfikir
(Nurhidayah, 2010).
22
2. Tingkatan Pengetahuan
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam 6
tingkat pengetahuan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
(recall) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya
seseorang tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C dan jamban adalah
b. Memahami (comprehention)
tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintegrasikan materi tersebut secara
benar. Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya orang yang memahami
(mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang
23
lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan , ia harus dapat
d. Analisis (analysis)
masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah
sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan,
atas objek tersebut. Misalnya dapat membedakan antara nyamuk Aedes Aegepty
dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing.
e. Sintesis (synthesis)
dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dair formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas
dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar,
f. Evaluasi (evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau norma-norma yang berlaku
dimasyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat menilai atau menentukan seseorang anak
24
menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga
objektif misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), pertanyaan betul salah
P = f/N x 100%
Dimana:
P : adalah persentase
N : jumlah soal
sebagai berikut :
25
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan.
yang baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji terlebih dahulu
penalaran sendiri.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut
metodologi penelitian.
2015).
a. Pendidikan
26
Pendidikan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal.
b. Informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, kabar dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
27
e. Pengalaman
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata
dalam.
f. Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
28