PEMANFAATAN
MIKROORGANISME SEBAGAI
INDIKATOR UJI
Noval, Apt., S.Farm, M.Farm
Pharmacy, Health Faculty
Sari Mulia University
Visi dan Misi Universitas Sari Mulia
Visi Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan
“Menjadi Universitas secara profesional dan
Terkemuka Dalam berkesinambungan melalui
pendekatan pendidikan lintas
Mengembangkan Nilai profesi.
Potensi Kekayaan Lokal 2. Meningkatkan kualitas dan
mengembangkan penelitian
Untuk Menghasilkan budaya dan kekayaan hayati
Lulusan Yang lokal.
Berkarakter Unggul Dan 3. Meningkatkan kualitas
pelayanan dan pengabdian
Berdaya Saing Di kepada masyarakat melalui
Tingkat Wilayah, pendekatan kerjasama lintas
Nasional, Dan profesi.
4. Menjalin kemitraan yang
Internasional Tahun intensif untuk menunjang
2030” terwujudnya penyelengaraan
tridharma perguruan tinggi dan
luaran yang unggul.
Visi Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan yang
“Menjadi fakultas kesehatan berkualitas dengan mengedepankan
Interprofessional Education (IPE)
yang unggul dalam untuk menghasilkan Sumber Daya
Manusia yang kompeten dan berdaya
mengolaborasi Ilmu saing di bidang kesehatan
2. Meningkatkan kualitas penelitian
Pengetahuan, Teknologi dan melalui pendekatan lintas profesi
(Interprofesional Collaboration/IPC)
Seni (IPTKES) dengan dengan mengembangkan potensi
kearifan lokal dan terpublikasi dalam
mengembangkan potensi jurnal bereputasi.
3. Menyelanggarkan kegiatan
kearifan lokal sehingga pengabdian kepada masyarakat
menghasilkan lulusan yang dengan mengaplikasikan IPTEKS
melalui pendekatan kerjasama lintas
berkarakter, inovatif dan profesi (Interprofesional
Collaboration/IPC)
kreatif ditingkat, wilayah, 4. Meningkatkan produktivitas dan
kualitas Tridharma Perguruan Tinggi
nasional dan internasional dengan menjalin kemitraan di tingkat
wilayah, nasional, maupun
tahun 2030.” internasional
Misi
Visi 1. Menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas melalui pendekatan
“Menjadi program studi Interprofessional Education (IPE)
dengan kurikulum yang inovatif untuk
sarjana farmasi yang menghasilkan sarjana farmasi yang
mandiri di bidang kefarmasian
unggul pada 2. Meningkatkan penelitian di bidang
kefarmasian yang berorientasi pada
pharmaceutical care dan pharmaceutical care melalui
berjiwa wirausaha melalui pendekatan Interprofesional
Collaboration (IPC) untuk
pendekatan 3.
pengembangan ilmu kefarmasian
Meningkatkan kualitas pengabdian
interprofessional kepada masyarakat dalam
pharmaceutical care melalui
education sehingga Interprofesional Collaboration (IPC)
untuk mengoptimalkan derajat
menghasilkan lulusan kesehatan dan ekonomi masyarakat
4. Menjalin kemitraan di tingkat wilayah,
yang profesional dan nasional, dan internasional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan
mandiri pada tahun produktivitas program studi dalam
2030” melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi
b. E-test
Metode E-test digunakan untuk mengestimasi
MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum), yaitu
konsentrasi minimal suatu agen antimikroba
untuk dapat menghabat pertumbuhan
mikroorganisme.
Pada metode ini digunakan strip plastik yang
mengandung agen antimikroba dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan
permukaan media agar yang telah ditanami
mikroorganisme.
Pengamatan dilakukan pada area jernih yang
ditimbulkannya yang menunjukkan kadar agen
antimikroba yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada media agar. Health Faculty, Sari Mulia University
METODE DIFUSI (8)
c. Ditch-plate technique
Pada metode ini sampel uji berupa
agen antimikroba yang diletakkan
pada parit yang dibuat dengan cara
memotong media agar dalam cawan
petri pada bagian tengah secara
membujur dan mikroba uji
(maksimum 6 macam) digoreskan
kearah parit yang berisi agen
antimikroba.
Health Faculty, Sari Mulia University
METODE DIFUSI (10)
d. Cup-plate technique
Metode ini dibuat sumur pada
media agar yang telah ditanami
dengan mikroorganisme dan pada
sumur tersebut diberi agen
antimikroba yang akan diuji.
e. Gradient-plate technique
Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar secara
teoritis bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media agar dicairkan dan
larutan uji ditambahkan.
Campuran kemudian dituang kedalam cawan petri dan diletakkan dalam
posisi miring. Nutrisi kedua selanjutnya dihitung diatasnya.
Plate diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen antimikroba
berdifusi dan permukaan media mengering. Mikroba uji (maksimal 6
macam) digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Hasil diperhitungkan sebagai panjang total pertumbuhan mikroorganisme
maksimum yang mungkin dibandingkan dengan panjang pertumbuhan
hasil goresan.
1. Bioautografi langsung
Dengan menyemprot plat KLT dengan suspensi mikroorganisme pada
permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme. Setelah
inkubasi pada waktu tertentu, letak senyawa aktif tampak sebagai area
jernih dengan latar belakang keruh.
2. Bioautografi kontak
Senyawa antimikroba dipindahkan dari lempeng KLT ke medium
agar yg telah diinokulasikan bakteri uji secara merata dan
melakukan kontak langsung
3. Bioautografi pencelupan
Dengan menuangkan media agar yang telah dicampur dengan
mikroorganisme diatas permukaan plat KLT, media ditunggu hingga
padat, kemudian diinkubasi. Area hambatan dilihat dengan
penyemprotan menggunakan tetrazolium klorida. Senyawa yang
aktif sebagai antimikroba akan tampak sebagai area jernih dengan
latar belakang ungu.
Health Faculty, Sari Mulia University
Penggunaan mikroorganisme sebagai
model metabolisme obat mamalia
-Abu Hamzah-