Anda di halaman 1dari 1

Milk let down negatif adalah peristiwa tidak keluarnya susu dari ternak perah yang diakibatkan oleh

rangsangan yang diedarkan oleh syaraf menuju kelenjar susu. Milk let down negatif pada ternak
biasanya terjadi karena rangsangan yang terdiri dari rasa sakit, stress dan konsentrasi oksitosin yang
menurun. Hal ini sependapat dengan Agustina, et al., (2020) bahwa rasa sakit akan mempengaruhi
produksi susu melalui proses penurunan konsentrasi hormone yang berperan dalam produksi susu.
Rangsangan tersebut akan diterima oleh spinal cord atau sumsum tulang belakang dan akan dilanjutkan
menuju kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal merupakan kelenjar kecil yang bertugas memproduksi
hormon-hormon tertentu dalam tubuh. Hal ini sependapat dengan Hardianti dan Mairo (2018) bahwa
kelenjar adrenal akan memproduksi hormone tertentu atas perintah dari system syaraf, contohnya
epinefrin dan kortisol. Kelenjar adrenal yang mendapat sinyal dari sumsum tulang belakang akan
memproduksi hormon epinefrin yang akan disalurkan menuju jantung melalui pembuluh darah Vena
jugularis. Hal ini sepemdapat dengan Quamilla (2016) bahwa ternak akan memproduksi epinefrin
melalui kelenjar adrenal .Epinefrin yang sudah sampai di jantung, jantung akan memompa darah untuk
masuk kedalam aorta yang terdiri dari 2 jenis yaitu arteri pudenta interna dan arteri pudenta eksterna.
Kedua pembuluh darah arteri tersebut akan menyalurkan epinefrin masuk kedalam sel sekretori.
Hormon epinefrin bekerja secara terbalik dengan hormon oksitosin, artinya ketika hormon oksitosin
rendah dalam tubuh ternak, kadar hormon epinefrin akan naik. Hormon epinefrin akan menghambat
oksitosin, sehingga pembuluh darah sekitar sel sekretori akan menyempit, sehingga sel sekretori akan
menutup dan tidak dapat berkontraksi untuk menghasilkan susu dan mendorong susu keluar menuju
lumen. Hal ini sependapat dengan Hardiani (2017) bahwa kadar epinefrin dalam tubuh akan
menghambat oksitosin diproduksi dan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga
mioepitelium tidak dapat memproduksi susu. Hal ini sependapat dengan Wahyuni dan Rezkiki (2017)
bahwa hormone epinefrin dilepas oleh kelenjar adrenal akan mempersempit pembuluh darah. Akhirnya
tidak ada susu yang dapat disalurkan dari lumen menuju gland cistern dan susu ketika diperah tidak
akan keluar.

Hardiani, R. S. (2017). Parity And Employment Status Towards Breast Milk Expenditure On Breastfeeding
Mother 0-6 Months. NurseLine Journal, 2(1), 44-51.

Hardianti, F. A., & Mairo, Q. K. N. (2018). Kecemasan, riwayat preeklampsia dan kejadian preeklampsia
pada ibu hamil multigravida. Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), 4(1), 21-26.

Quamilla, N. (2016). Stres dan kejadian periodontitis (kajian literatur). Journal Of Syiah Kuala Dentistry
Society, 1(2), 161-168.

Wahyuni, A., & Rezkiki, F. (2017). Pemberdayaan dan efikasi diri pasien penyakit jantung koroner melalui
edukasi kesehatan terstruktur. Jurnal Ipteks Terapan, 9(1): 28-39.

Anda mungkin juga menyukai