Anda di halaman 1dari 27

GERIATRIC ASSESSMENT

SEORANG LAKI-LAKI BERUSIA 70 TAHUN DENGAN


HIPERTENSI

Disusun oleh:
Muhammad Alkadri Anugrah
03014126
Iin Sakinah Dewi Muliadi
03014091

Pembimbing:
Ambar Wahyuningsih Roestam

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 16 NOVEMBER – 11 DESEMBER 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

Lansia merupakan kepanjangan dari lanjut usia. Menurut Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia nomor 43 tahun 2004, disebutkan bahwa lansia adalah penduduk
yang telah berusia 60 tahun ke atas.1
Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial,
ekonomi, maupun kesehatan. Ditinjau dari aspek kesehatan, dengan semakin
bertambahnya usia maka lansia lebih rentan terhadap berbagai keluhan fisik, baik
karena faktor alamiah ataupun karena penyakit. Menurut Pusdatin tahun 2014, angka
kesakitan lansia pada tahun 2014 mencapai 26,85%, lalu meningkat di 2015 hingga
28,62%. Penyakit atau keluhan yang umum diderita pasien lansia adalah penyakit
reumatik, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru, diabetes melitus, jatuh,
paralisis/lumpuh separuh badan, penyakit paru, patah tulang dan kanker. 2
Semakin tingginya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) pada penduduk
Indonesia, dengan meningkatnya UHH merupakan indicator keberhasilan pencapaian
pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan. WHO menyatakan masa lanjut
usia menjadi empat golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut
usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very
old) di atas 90 tahun3
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana tekanan darah
sistolik > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Terapi hipertensi
pada lansia sangat penting untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat
penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.4
Hasil survey kesehatan tahun 2009 di Indonesia menunjukkan prevalensi
tekanan darah tinggi 83 per 1000 anggota rumah tangga sekitar 0,15% dan berdasarkan
Depkes RI 2010, prevalensi hipertensi pada lansia mencapai 0,37% . Hasil laporan
Badan Litbangkes, penyebab kematian di 15 kabupaten/kota pada tahun 2011 pada
kelompok lansia yaitu hipertensi yang menyumbang 4,4% kematian pada usia 65 tahun
sebanyak 4,6%.5

BAB II
ASESMEN GERIATRI

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki - Laki
Alamat : Jl. Lorong Obadiri
Riwayat pekerjaan : Pedagang
Nama orang terdekat : Ny. TN (anak kandung)
Jumlah anak : 2 wanita 1 laki - laki
Jumlah cucu : 9 perempuan 5 pria
Pembiayaan kesehatan: Jaminan, BPJS

RIWAYAT MEDIS / EVALUASI FISIK


A. RIWAYAT MEDIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anak
kandung pasien di rumah pasien, pada tanggal 27 November 2020 pukul 16.00 WIB
1. Keluhan utama
Nyeri kepala bagian belakang sejak 3 hari yang lalu

2. Keluhan tambahan
Nyeri pada leher sejak 1 minggu yang lalu

3. Riwayat penyakit sekarang


Tn. B berusia 70 tahun mengeluh nyeri kepala bagian belakang sejak 3
hari yang lalu. Nyeri membuat kepala terasa berdenyut, pertama kali muncul
secara tiba – tiba, dan hilang timbul. Pasien menyangkal nyeri kepala membuat
aktivitas ataupun tidur terganggu. Keluhan disertai nyeri leher yang telah
muncul sejak 1 minggu yang lalu, leher terasa berat, nyeri muncul secara tiba –
tiba, hilang timbul, semakin lama semakin nyeri tetapi masih tidak mengganggu
aktivitas. Keluhan tidak disertai dengan mual, muntah, pandangan ganda, batuk,
pilek, atau nyeri di lokasi lain. Pasien rutin berobat sebanyak 1 kali setiap bulan
ke RS Herlina, Sorong untuk kontrol tekanan darah.
Keluhan lain yang terkadang pasien rasakan adalah perut terasa nyeri dan
tidak nyaman. Keluhan ini biasa muncul jika pasien tidak makan teratur, karena
tidak nafsu makan. Nyeri perut akan teratasi setelah pasien mengonsumsi obat
yang biasa diresepkan oleh dokter. Pasien tidak mengalami penurunan berat
badan yang signifikan, BAK dan BAB dalam batas normal.

4. Riwayat penyakit dahulu


Pasien terdiagnosis hipertensi sejak tahun 2017. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit jantung, DM, ginjal, paru, atau hepar.

5. Riwayat pembedahan : tidak ada

6. Riwayat opname Rumah Sakit


Tabel 1. Riwayat Opname
Tanggal/tahun Rumah Sakit Diagnosis / Penyakit
Januari 2017 RS Herlina Gastroenteritis Akut

7. Riwayat kesehatan lain


Melakukan pemeriksaan kesehatan : 2x/bulan
Pemeriksaan gigi/gigi palsu :-
Lain – lain : tidak ada

8. Riwayat alergi : tidak ada

9. Kebiasaan
Merokok
Apakah Anda merokok? Tidak
Apakah orang terdekat atau disekitar Anda merokok? Tidak
Berapa jarak waktu dari bangun tidur dengan Anda menghisap rokok pertama
setiap hari? -
Apakah Anda berminat untuk berhenti merokok? -
Apabila Anda memutuskan untuk berhenti merokok sama sekali dalam 2
minggu kedepan, seberapa besar keyakinan anda untuk berhasil berhenti secara
total? -
Minum Alkohol
Apakah Anda minum minuman beralkohol? Tidak
Olah raga
Apakah Anda melakukan olah raga rutin setiap harinya? Ya, jalan pagi
Berapa kali dalam seminggu? Jalan pagi setiap hari
Berapa lama intensitas waktu Anda melakukan olah raga tsb? 15 – 20 menit
Minum kopi? Iya
Berapa jumlah (gelas/cangkir) kopi yang Anda minum dalam sehari? 3 gelas
sehari

10. Obat – obatan yang dikonsumsi saat ini


Tabel 2. Daftar Obat
Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian
Amlodipine 1 x 10 mg
Ranitidine 1 x 150 mg (jika perlu)
Tanpa resep dokter Dosis dan pemakaian
Sari kurma 3x/minggu
Madu hitam 3x/minggu

11. Penapisan Depresi


Penilaian depresi pasien lanjut usia dapat menggunakan instrumen
Geriatric Depression Scale (GDS), sebagai penyaring dan deteksi dini dari
adanya gangguan afektif pada pasien lanjut usia.
Tabel 3. Instrumen Geriatric Depression Scale (GDS)
No Pertanyaan Skor
.
1. Apakah Anda pada dasarnya puas dengan Y TIDA
kehidupan Anda? A K
2. Apakah Anda sudah meninggalkan banyak Y TIDAK
kegiatan dan minat/kesenangan Anda? A
3. Apakah Anda merasa kehidupan Anda hampa? Y TIDAK
A
4. Apakah Anda sering merasa bosan? Y TIDAK
A
5. Apakah Anda mempunyai semangat baik setiap Y TIDA 1
saat? A K
6. Apakah Anda takut sesuatu yang buruk akan Y TIDAK 1
terjadi pada Anda? A
7. Apakah Anda merasa bahagia pada sebagian Y TIDA
besar hidup Anda? A K
8. Apakah Anda sering merasa tidak berdaya? Y TIDAK
A
9. Apakah Anda lebih senang tinggal di rumah Y TIDAK 1
daripada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu A
hal yang baru?
10. Apakah Anda merasa mempunyai banyak Y TIDAK
masalah dengan daya ingat Anda dibandingkan A
kebanyakan orang?
11. Apakah Anda pikir hidup Anda sekarang ini Y TIDA
menyenangkan? A K
12. Apakah Anda merasa tidak berharga seperti Y TIDAK
perasaan Anda saat ini? A
13. Apakah Anda merasa penuh semangat? Y TIDA
A K
14. Apakah Anda merasa bahwa keadaan Anda Y TIDAK
tidak ada harapan? A
15. Apakah Anda pikir bahwa orang lain lebih baik Y TIDAK
keadaannya dari Anda? A
Total skor : 3
Skor Geriatric Depression Scale (GDS)
0 – 5 : kemungkinan besar tidak ada gangguan depresi
5 – 9 : kemungkinan besar ada gangguan depresi
>10 : ada gangguan depresi
Kesimpulan : kemungkinan besar pasien tidak memiliki gangguan depresi
12. Status fungsional
a. Aktivitas hidup sehari – hari/activity daily living (ADL)
Tabel 4. Instrumen Indeks Barthel Modifikasi
FUNGSI SKOR Keterangan Hasil
Mengendalikan 0 Tidak terkendali/teratur 2
rangsang BAB 1 Kadang tak terkendali
2 Terkendali teratur
Mengendalikan 0 Tidak terkendali/teratur 2
rangsang BAK 1 Kadang tak terkendali
2 Terkendali teratur
Membersihkan 0 Butuh pertolongan orang lain 1
diri 1 Mandiri
Penggunaan 0 Tergantung pertolongan orang lain 2
WC 1 Perlu pertolongan pada beberapa
kegiatan tetapi dapat mengerjakan
sendiri beberapa kegiatan yang lain
2 Mandiri
Makan minum 0 Tidak mampu 2
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
Bergerak dari 0 Tidak mampu 3
kursi roda ke 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
tempat tidur 2 Bantuan minimal 1 orang
dan sebaliknya 3 Mandiri
Berjalan di 0 Tidak mampu 3
tempat rata 1 Bisa dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri
Berpakaian 0 Tergantung orang lain 2
1 Sebagian dibantu
2 Mandiri
Naik turun 0 Tidak mampu 1
tangga 1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
Mandi 0 Tergantung orang lain 1
1 Mandiri
Total : 19
Skor Barthel Index (Nilai AKS/ADL)
20 : Mandiri 5 – 8: ketergantungan berat
12 – 19: ketergantungan ringan 0 – 4: ketergantungan total
9 – 11 : ketergantungan sedang
Kesimpulan : Tingkat kemandirian pasien pada aktivitas kegiatan sehari –
hari adalah ketergantungan ringan.
b. Penilaian tingkat kemandirian
Tabel 5. Instrumental Activities of Daily Living (IADL) Lawton
SKOR HASIL
Dapat menggunakan telepon
Mengoperasikan telepon sendiri dan mencari dan 1 1
menghubungi nomor
Menghubungi beberapa nomor yang diketahui 1
Menjawab telepon tetapi tidak bisa menghubungi 1
Tidak bisa menggunakan telepon sama sekali 0
Mampu pergi ke suatu tempat
Berpergian sendiri menggunakan kendaraan umum atau 1 0
menyetir sendiri
Mengatur perjalanan sendiri 1
Perjalanan menggunakan transportasi umum atau 0
menyetir sendiri
Tidak melakukan perjalanan sama sekali 0
Dapat berbelanja
Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri 1 1
Perlu bantuan untuk mengantar belanja 0
Sama sekali tidak mampu belanja 0
Dapat menyiapkan makanan
Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan 1 1
makanan
Menyiapkan makanan jika sudah tersedia bahan makanan 0
Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup 0
Perlu disiapkan dan dilayani 0
Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang – kadang 1 1
Mengerjakan pekerjaan ringan sehari – hari 1
Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari – hari 1
Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah 0
Dapat mencuci pakaian
Mencuci semua pakaian sendiri 1 0
Mencuci pakaian yang kecil 1
Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0
Dapat mengatur obat – obatan
Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan 1 1
Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0
Dapat mengatur keuangan
Mengatur masalah finansial 1 1
Mengatur pengeluaran sehari – hari, tapi perlu bantuan untuk 1
ke bank untuk transaksi penting
Tidak mampu mengambil keputusan finansial atau memegang 0
uang
Total : 6
Skor IADL
Dikerjakan oleh orang lain :0
Perlu bantuan sepanjang waktu :1
Perlu bantuan sesekali :2
Independent/mandiri :3–8
Kesimpulan : Pasien mandiri, mampu melakukan aktivitas sehari – hari
sendiri.

c. Penilaian risiko jatuh pasien lanjut usia


Jika pada pasien dijumpai gejala/kriteria tersebut, maka pasien
mendapat skor sesuai dengan skala yang tercantum. Jika tidak, maka pasien
mendapat nilai 0.
Tabel 6. Penilaian Risiko Jatuh
RISIKO SKALA HASIL
Gangguan gaya berjalan 4 0
Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3 3
Kebingungan setiap saat 3 0
Nokturia/inkontinen 3 0
Kebingungan intermiten 2 0
Kelemahan umum 2 0
Obat – obat berisiko tinggi 2 2
Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir 2 0
Osteoporosis 1 0
Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1 0
Usia 70 tahun ke atas 1 1
Total : 6
Skor dijumlah dan diklasifikasikan tingkat risikonya, yaitu :
Risiko rendah : 1 – 3 Risiko tinggi : > 4
Kesimpulan : Pasien merupakan lansia yang memiliki risiko tinggi untuk
terjatuh sehingga perlu diberikan intervensi risiko tinggi.
13. Status Nutrisi
Tabel 7. Skrining MNA
NILAI
Apakah Anda mengalami penurunan asupan makanan dalam 3
bulan terakhir disebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan
saluran cerna, kesulitan mengunyah atau menelan?
1
0 = kehilangan nafsu makan berat (severe)
1 = kehilangan nafsu makan sedang (moderate)
2 = tidak kehilangan nafsu makan
Kehilangan berat badan dalam 3 bulan terakhir?
0 = kehilangan BB > 3 kg 2 = kehilangan BB antara 1 – 3 kg 3
1 = tidak tahu 3 = tidak mengalami kehilangan BB
Kemampuan melakukan mobilitas?
0 = di ranjang saja atau di kursi roda
1 = dapat meninggalkan ranjang atau kursi roda namun tidak 2
bisa pergi/jalan – jalan keluar
2 = dapat berjalan atau dengan pergi leluasa
Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan
terakhir? 2
0 = ya 2 = tidak
Mengalami masalah neuropsikologis?
0 = dementia atau depresi berat
2
1 = demensia sedang (moderate)
2 = tidak ada masalah psikologis
Nilai IMT (Indeks Massa Tubuh)
0 = IMT < 19kg/m2 2 = IMT 21 – 23 2
1 = IMT 19 – 21 3 = IMT > 23
Total : 12
Pemeriksaan dengan Mini Nutritional Assessment (MNA) terdiri dari
dua tahap, tahap pertama (penapisan) dan tahap kedua (penilaian). Jika skor
pada tahap pertama <11 maka dilanjutkan ke tahap kedua.

Kesimpulan : Pasien tidak memiliki risiko mengalami malnutrisi (total skor


< 11) sehingga tidak perlu melengkapi form penilaian (tahap kedua MNA).
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
Tekanan Darah: 140/80 mmHg Pernapasan : 24x/menit
Nadi : 103x/menit Suhu : 36.0o C

2. Keadaan kulit
Turgor kulit : baik Curiga keganasan : tidak ada
Lesi kulit lain : tidak ada Dekubitus : tidak ada
3. Pendengaran
Tabel 8. Pemeriksaan Telinga
Temuan Fisik YA TIDAK
Dengar suara normal √ -
Pakai alat bantu dengar - √
Cerumen impaksi - √

4. Penglihatan
Tabel 9. Pemeriksaan Mata
Temuan Fisik YA TIDAK
Dapat membaca huruf surat kabar
Tanpa kaca mata √ -
Dengan kaca mata - -
Terdapat katarak/tidak
Kanan - √
Kiri - √

5. Mulut
Tabel 10. Pemeriksaan Gigi dan Mulu
Temuan Fisik BAIK BURUK
Higiene mulut √ -
ADA TIDAK
Gigi palsu
Terpasang √ -
Lecet di bawah gigi palsu - √
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) - √
6. Leher
Tabel 11. Pemeriksaan Leher
Temuan Klinis Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √ -
Kel. Tiroid √ -
Bekas luka tiroid : Massa lain : tidak ada
tidak ada
Kelainan limfa : tidak teraba membesar

7. Dada
Massa teraba : tidak ada Kelainan lain : tidak ada
Paru – paru
Tabel 12. Pemeriksaan Paru - paru
Temuan Klinis Kanan Kiri
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi
- Suara dasar Vesikuler Vesikuler
- Suara tambahan Rhonki (-) wheezing (-) Rhonki (-) wheezing (-)
Kardiovaskuler
Tabel 13. Pemeriksaan Jantung
Jantung
- Irama Reguler
- Bising Tidak ada
- Gallop Tidak ada
Bising Ada Tidak
- Karotis kiri √
- Karotis kanan √
- Femoralis kiri √
- Femoralis kanan √
Denyut nadi perifer Ada Tidak
- A. dorsalis pedis kiri √ (regular)
- A. dorsalis pedis kanan √ (regular)
- A. tibialis posterior kiri √ (regular)
- A. tibialis posterior kanan √ (regular)
Edema Ada Tidak
- Pedal √
- Tibial √
- Sakral √
8. Abdomen
Hati membesar : tidak ada Nyeri tekan : tidak ada
Massa abdomen lain : tidak ada Cairan asites : tidak ada
Bising/bruit : tidak ada Limpa membesar : tidak ada

9. Rektum/anus
Tabel 14. Pemeriksaan Anus
ADA TIDAK ADA
Tonus spchinter ani
Massa di rectum TIDAK DIPERIKSA
Impaksi fekal

10. Genital/pelvis
Tabel 15. Pemeriksaan Genital
ADA TIDAK ADA
Massa
Nyeri tekan TIDAK DIPERIKSA
Lain – lain

11. Muskuloskeletal
Tabel 16. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Temuan klinis Ta Tl. Bah Sik Tanga Pinggu Lutu Kak
k blk u u n l t i
ada g
Deformitas √
Gerak terbatas √
Nyeri √
Benjolan/peradanga √
n
12. Neurologik dan psikologik
a. Status Mentalis
Tabel 17. Mini Mental Scale Examination (MMSE)
No Tes Nilai Maks. Nilai
.
ORIENTASI
1. Sekarang (tahun, musim, bulan, tanggal, 5 5
hari) apa?
2. Kita berada dimana? (negara, provinsi, kota, 5 5
gedung, ruang)
REGISTRASI
3. Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda 3 3
kelompoknya selang 1 detik, responden
diminta mengulanginya.
ATENSI dan KALKULASI
4. Pengurangan 100 dengan 7 secara berurutan. 5 5
Atau responden diminta mengeja terbalik
kata “WAHYU”
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5. Responden diminta menyebut kembali 3 3 3
nama benda di atas
BAHASA
6. Responden diminta menyebutkan nama 2 2
benda yang ditunjukan
7. Responden diminta mengulang kalimat 1 0
“tanpa kalau dan atau tetapi”
8. Responden diminta melakukan perintah: 3 3
“ambil kertas ini dengan tangan Anda,
lipatlah menjadi dua dan letakan di lantai”
9. Responden diminta membaca dan 1 1
melakukan yang dibacanya: “pejamkanlah
mata Anda”
10. Responden diminta menulis sebuah kalimat 1 1
secara spontan
11. Responden diminta menyalin 1 0
gambar

Total : 28
Skor MMSE :
0 – 10 : fungsi kognitif global buruk
11 – 20 : fungsi kognitif global sedang
21 – 30 : fungsi kognitif global masih relatif baik
Kesimpulan : fungsi kognitif global pasien masih relatif baik

Table 18. Abbreviatedmental test (AMT)


Salah = 0 Benar = 1
Berapakah umur Anda? √
Jam berapa sekarang? √
Di mana alamat rumah Anda? √
Tahun berapa sekarang? √
Saat ini kita sedang berada di mana? √
Mampukah pasien mengenali keluarga? √
Tahun berapa Indonesia merdeka? √
Siapa nama presiden RI sekarang? √
Tahun berapa Anda lahir? √
Menghitung mundur dari 20 sampai 1 √
Total : 9
Perasaan hati (afek) : pilih yang sesuai dengan kondisi pasien
1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Kesimpulan : daya ingat dalam batas normal

b. Perasaan hati/afeksi : afek luas, suasana hati baik


c. Umum
Tabel 17. Pemeriksaan Neurologis Umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Saraf otak
Motorik
- Kekuatan √ -
- Tonus √ -
Sensorik
- Tajam √ -
- Raba √ -
- Getaran √ -
Refleks Sereblar
- Jari ke hidung √ -
- Tumit ke ujung kaki √ -
- Romberg √ -
Gerak langkah √
Kesimpulan : Tidak terdapat gangguan fungsi neurologis

d. Tanda – Tanda Lain


Tabel 18. Tanda lain
YA TIDAK Bila YA, jelaskan
Tremor saat istirahat √
Rigiditas cogwell √
Bradikinesia √
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √
Kesimpulan : tidak terdapat tanda – tanda kelainan lain

C. DATA LABORATORIK : tidak ada


D. HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN : tidak ada
E. DAFTAR MASALAH DAN RENCANA PENANGANAN (27/11/2020)
Tabel 19. Daftar Masalah dan Rencana Penanganan
Problem/
Rencana Penanganan/Pendekatan
diagnostik
1. Nyeri - Memberikan edukasi mengenai hal – hal yang dapat
kepala menyebabkan timbulnya nyeri kepala
- Memberikan edukasi perihal terapi relaksasi
- Menganjurkan pasien untuk istirahat saat nyeri muncul
2. Nyeri - Memberikan edukasi mengenai hal – hal yang dapat
leher menyebabkan timbulnya nyeri leher
- Memberikan edukasi perihal cara meregakangkan otot leher
3. Penur - Memberikan edukasi seputar pentingnya makan teratur dan
unan bergizi
nafsu - Memberikan edukasi terhadap keluarga untuk memberikan
makan variasi makanan sesuai yang diinginkan pasien
4. Nyeri - Menganjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang terlalu
lutut berat, membebani lutut, dan tidak memaksakan diri
- Menyarankan pasien untuk menggunakan pengaman lutut
5. Hipert - Memantau keadaan umum dan keluhan yang pasien rasakan
ensi - Memberikan edukasi seputar pentingnya kontrol dan konsumsi
terkontrol obat hipertensi secara teratur
- Memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat meliputi makan
makanan yang bergizi, mengurangi konsumsi garam dan lemak,
serta melakukan olahraga secara teratur.
6. Risik - Menganjurkan pasien untuk tidak menggunakan alas kaki yang
o jatuh licin
tinggi - Mengingatkan keluarga pasien untuk menjaga lantai tetap kering
- Menganjurkan pasien untuk menggunakan alas pijakan karet di
kamar mandi dan tidak mengunci pintu kamar mandi terutama
saat sedang sakit (contoh : nyeri kepala)

F. LAPORAN LANJUTAN
Tabel 23. Laporan lanjutan.
Tanggal Problem diagnostik Kegiatan
28/11/2020 - Hipertensi terkontrol - Melakukan anamnesis, pemeriksaan
- Nyeri kepala dan leher fisik
belakang - Hasil anamnesis: sakit kepala dan nyeri
lutut.
- Hasil pemeriksaan fisik: TD: 140/80
mmHg; HR: 103 x/menit; RR: 24
x/menit; SpO2: 98%
- Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien mengenai masalah dan
penyakit yang dialami pasien.
- Memberi edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien untuk tidak
mengonsumsi obat di luar anjuran
dokter.
- Mengedukasi pasien dan keluarga untuk
rutin memeriksakan pasien ke dokter.
29/11/2020 - Hipertensi terkontrol - Melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik lanjutan
- Hasil anamnesis: nyeri lutut.
- Hasil pemeriksaan fisik: TD: 155/90
mmHg; HR: 106 x/menit; RR: 20
x/menit; SpO2: 98%
- Mengedukasi pasien untuk beristirahat
jika lelah dan mengurangi mengangkat
beban berat.
- Memberi edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien untuk tidak
mengonsumsi obat di luar anjuran
dokter.
- Mengedukasi pasien dan keluarga untuk
rutin memeriksakan pasien ke dokter.

Tn. B, usia 70 tahun dengan diagnosis hipertensi terkontrol memiliki


risiko gastritis kronis, risiko tinggi jatuh, namun tidak ada risiko terjadi
malnutrisi ataupun gangguan mental.

Pada Pemeriksaan Fisik (Summary)


Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah yang tinggi yaitu 140/80
mmHg dan didapatkan penggunaan gigi palsu pada pasien, sedangkan untuk tanda
vital serta status lokalis lainnya dalam batas normal. Begitu pula pada pemeriksaan
neurologis dan psikologik tidak didapatkan adanya kelainan.

Pada Asesmen Geriatri (Summary)


- Penapisan depresi dilakukan dengan menggunakan instrumen Geriatric
Depression Scale, didapatkan hasil skor 3 yang menunjukkan bahwa pasien
tidak memiliki gangguan depresi
- Aktivitas hidup sehari – hari/activity daily living (ADL) didapatkan hasil
skor 19 yang menunjukkan bahwa tingkat kemandirian pasien pada aktivitas
kegiatan sehari-hari adalah ketergantungan ringan
- Penilaian tingkat kemandirian menggunakan instrumental Activities of
Daily Living (IADL), didapatkan hasil skor 6 yang menunjukkan bahwa pasien
mandiri dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari
- Pada penilaian risiko jatuh didapatkan hasil skor 6 yang menunjukkan
bahwa pasien merupakan lansia dengan risiko tinggi jatuh sehingga perlu
diberikan intervensi risiko tinggi.
- Pada skrining status nutrisi didapatkan hasil 12 yang menunjukkan
pasien tidak memiliki risiko mengalami malnutrisi
- Pemeriksaan status mental menggunakan Mini Mental Scale
Examination (MMSE) didapatkan hasil skor 28 yang menunjukkan fungsi
kognitif global pasien masih relatif baik dan pemeriksaan Abbreviatedmental
Test (AMT) didapat hasil skor 9 yang menunjukkan bahwa daya ingat pasien
dalam batas normal

Rencana Perawatan Terpadu (Comprehensive Care)


- Dari Aspek Biopsikososial
o Melakukan anamnesis dan pemeriksaan tentang masalah kesehatan yang
dialami pasien.
o Memberikan informasi dan edukasi tentang masalah kesehatan pasien
agar pasien mengetahui masalah yang dialami.
o Memberikan tes tentang Geriatric Depression Scale dan status mental
untuk mengetahui gangguan depresi dan gangguan kognitif.
o Edukasi kepada keluarga pasien agar tetap berinteraksi & memberikan
dukungan kepada pasien agar pasien aktif dan semangat.
o Edukasi keluarga pasien jika terdapat masalah kesehatan kembali agar
segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

- Pengkajian Fisik
o Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk mengetahui tentang
masalah kesehatan yang dialami.
o Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa pola makan pasien
perlu diawasi dengan ketat.
o Memberikan edukasi seputar pentingnya kontrol dan konsumsi obat
hipertensi secara teratur.
o Menganjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang terlalu berat,
membebani lutut dan tidak memaksakan diri.
o Menyarankan pasien untuk menggunakan pengaman lutut
- Pengkajian Psikologis
o Memberikan tes tentang Geriatri Depression Scale dan status mental
untuk mengetahui terdapat gangguan depresi dan adanya gangguan kognitif.
o Meminta pasien/keluarganya untuk menghubungi apabila terjadi
perubahan suasana hati dan penurunan daya ingat serta perubahan tingkah
laku yang signifikan, karena lansia rawan mengalami depresi.
- Status Fungsional
o Memberikan tes tentang ADL, IADL, risiko jatuh untuk mengetahui
tingkat ketergantungan pasien dalam kehidupan sehari hari.
o Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa walaupun pasien
masih dapat beraktivitas, namun pasien perlu dipantau dalam sehari-hari.
- Status Nutrisi
o Melakukan skrining nutrisi untuk mengetahui tingkat risiko pasien
terhadap kondisi malnutrisi
o Memberikan edukasi tentang gizi seimbang agar pasien dapat mengatur
pola makan dengan baik dan benar.
o Memberikan edukasi mengenai makanan yang sebaiknya dihindari bagi
penderita hipertensi.
- Interaksi Diantara Hal Hal Tersebut
o Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien jika pasien tetap
menjaga kesehatan, meningkatkan aktivitas sehari hari, mengurangi faktor
risiko jatuh dan gizi seimbang dengan baik sehingga kehidupan pasien lebih
baik dan sehat sehingga beban untuk keluarga dapat berkurang.
GERIATRIC GIANT
Geriatric giant mencerminkan kondisi yang mempengaruhi sebagian besar lansia dan
menyebabkan ketidakmampuan dalam melakukan fungsi sehari-hari.
Geriatric Giant Ada(√)/Tidak(x)
Imobilisasi X
Instabilitas √
Inkontinensia X
Penurunan Intelektual X
Infeksi (pneumonia) X
Kerusakan pada pendengaran dan X
penglihatan
Konstipasi X
Isolation (Depresi) X
Malnutrisi X
Impecunity (Poverty) X
Iatrogenic X
Insomnia X
Imunodefisiensi X
Impoten X

1. Imobilisasi
Pada pasien Tn.B tidak ditemukan imobilisasi karena pasien masih bisa
berolahraga dengan berjalan pagi di sekitar rumah, walaupun jika untuk menaiki
tangga pasien mulai memerlukan bantuan, tapi keinginannya untuk tetap sehat
masih cukup kuat.
2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)
Pasien tidak pernah terjatuh saat berjalan, tetapi dari kuesioner risiko jatuh,
pasien tergolong memiliki risiko jatuh tinggi.
3. Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi)
Pasien tidak memiliki inkontinensia urin dan tidak memiliki inkontinensia
alvi karena setiap pasien ingin BAK atau BAB, pasien selalu menuju kekamar
mandi sendiri dan masih dapat menahan rasa ingin BAK atau BAB.
4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan
Delirium)
Pasien tidak memiliki gangguan intelektual.
5. Infection (infeksi)
Saat dilakukan anamnesis, diketahui bahwa pasien tidak memiliki riwayat
infeksi seperti penyakit TB paru. Pasien memiliki riwayat penyakit non infeksi
berupa hipertensi dan gastritis. Keluhan nyeri saat BAK juga disangkal dan gejala-
gejala infeksi seperti demam, kebingunan, adanya penurunan nafsu makan tiba-tiba,
badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku juga disangkal.
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan dan penciuman)
Gangguan penciuman disangkal oleh pasien. Pasien tidak didapatkan
gangguan pendengaran karena saat di lakukan wawancara pasien masih dapat
mendengar dengan baik. Untuk gangguan penglihatan, pasien tidak memakai
kacamata, masih dapat melihat jarak dekat dengan jelas seperti membaca koran,
namun jarak jauh kurang jelas.
7. Isolation (Depression)
Pasien tidak memiliki tanda-tanda Isolation (terisolasi) dan depresi. Hal ini
dibuktikan dari saat wawancara mengenai penapisan depresi pasien menjawab
bahwa dia selalu merasa senang dan bersyukur atas hidupnya selama ini, pasien
juga tinggal bersama anak dan menantu serta cucu nya dan juga masih sering
bermain dengan cucu nya tersebut.
8. Inanition (malnutrisi)
Pada pasien ini tidak ditemukan malnutrisi hal ini dikarenakan pasien
makan makanan yang bergizi dan tidak memiliki gangguan makan seperti
anoreksia. Pasien terkadang mengalami malas makan karena variasi makanan,
selain itu pasien tidak memiliki penurunan nafsu makan serta tidak memiliki
gangguan menelan.
9. Impecunity (kemiskinan)
Impecunity (kemiskinan), Pada pasien ini pasien tidak bekerja dan hanya
dirumah saja kegiatannya. Tetapi untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan pasien
didapatkan dari biaya anaknya. Jadi kebutuhan sehari-hari pasien masih tercukupi.
10. Iatrogenic
Iatrogenics (iatrogenesis), karakteristik yang khas dari pasien geriatri yaitu
multipatologik, seringkali menyebabkan pasien tersebut perlu mengkonsumsi obat
yang tidak sedikit jumlahnya. Pasien rutin mengonsumsi obat hipertensi, tidak ada
riwayat mengonsumsi obat OAINS. Untuk keluhan sakit kuning disangkal oleh
pasien dan keluarganya. Dan keluhan BAK sakit atau gangguan ginjal disangkal
juga oleh pasien dan keluarganya.
11. Insomnia
Pasien mengaku tidak ada masalah sulit tidur, pasien masih bisa tidur sesuai
dengan jadwal biasa dia tidur
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
Pasien tidak mengalami Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh).
13. Impotence
Pasien saat ini sudah tidak pernah kepikiran lagi untuk melakukan
hubungan suami istri karena suami pasien sudah meninggal.
14. Irritable bowel
Pada pasien tidak ditemukan Irritabel bowel. Hal ini di buktikan karena
saat pasien dilakukan anamnesis pada pasien dan keluarga, pasien tidak memilik
diare dan gangguan pencernaan.

Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat disimpulkan pasien mengalami


gangguan Instability ( Instabilitas dan jatuh).

Rencana Penanggulangan Pada Masalah


Geriatric Giant Tn. B, 70 Tahun
1. Instability (Gangguan Stabilitas dan Jatuh)

Memberi saran dan edukasi kepada pasien untuk tidak menggunakan alas kaki yang
licin, mengingatkan keluarga pasien untuk menjaga lantai tetap kering, serta
menganjurkan pasien untuk menggunakan alas pijakan karet di kamar mandi dan tidak
mengunci pintu kamar mandi terutama saat sedang sakit (Contoh : nyeri kepala)

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang laki - laki berusia 70 tahun dengan sakit kepala
pada bagian belakang. Keluhan nyeri kepala pertama kali muncul secara tiba –
tiba, dan hilang timbul. Pasien menyangkal nyeri kepala membuat aktivitas
ataupun tidur terganggu. Keluhan disertai nyeri leher yang telah muncul sejak 1
minggu yang lalu, leher terasa berat, nyeri muncul secara tiba – tiba, hilang
timbul, semakin lama semakin nyeri tetapi masih tidak mengganggu aktivitas.
Sakit kepala tidak disertai dengan mual dan muntah. Pasien rutin berobat setiap
bulan untuk kontrol penyakit hipertensi di RS Herlina, Sorong.
Pada wawancara, dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik untuk mencari
masalah kesehatan yang terdapat pada pasien. Kemudian dilakukan tatalaksana
non-medikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi mengenai
masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien dan solusi yang dapat dilakukan,
lalu perencanaan perawatan pasien secara komprehensif. Hal yang dinilai penting
adalah pengawasan yang ketat pada konsumsi obat yang teratur pada pasien dan
juga modifikasi pola makan dan aktifitas.

3.2 SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti
dapat memberikan penyuluhan yang bersifat lebih menyeluruh dan detail kepada
pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya konsumsi obat secara teratur,
modifikasi pola makan dan aktifitas pada pasien, untuk memenuhi menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuh dan memaksimalkan gerakan pasien agar dapat
beraktifitas secara optimal, serta pentingnya peran serta keluarga dalam
memberikan dukungan pada para lansia sehingga status kesehatan lansia baik dan
tetap aktif dan produktif diusianya. Hal ini dikarenakan kondisi pasien geriatri
yang sangat rentan mengalami masalah kesehatan, sehingga kelalaian yang kecil,
dapat menimbulkan masalah kesehatan yang baru.
REFERENSI

1. Analisis Lansia di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017


2. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2014
3. Naftali AR, Ranimpi YY, Anwar MA. Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia
dalam Menghadapi Kematian. J Psikologi UGM. 2017:25(2). p:124-35
4. Pratama EL, Martini RD, Pertiwi D. Gambaran Multipatologi Geriatri di
Padang. J Kes Andalas. 2017:6(3). p:536-7
5. Sari AP, Yusuf A, Wahyuni ED. Perubahan Tekanan Darah Lansia dengan
Hipertensi. J Kes Airlangga. 2014

Anda mungkin juga menyukai