Holland Village
Dosen Pengampu : Ibu Yusnita Handayani, S.K.M. M.Si
Dengan mengucapkan syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
makalah dengan judul “Identifikasi Bahaya Di Konstruksi Holland Village” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas kelompok Mata Kuliah Higiene Industri yang dibimbing oleh ibu Yusnita Handayani
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian, kelengkapan isi, dan lain-lainnya. Untuk itu
dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari para pembaca guna
perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................12
4.2 Saran.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan ini didirikan pada awal tahun delapan puluhan untuk membangun
perumahan dengan kualitas tinggi dan mewah. Sejak itu cakupan karya telah meningkat
secara signifikan, namun memberikan proyek konstruksi dengan kualitas dan standar
tertinggi telah berlaku. Sejak didirikan di 1982, NKE telah berhasil menyelesaikan proyek
infrastruktur 134 dan atas proyek pembangunan 170, tidak hanya di wilayah Jakarta
yang lebih luas, namun juga di seluruh Kepulauan Nusantara.
Project Holland Village - Cempaka Putih berada di Jl. Cempaka Putih Timur 12 no. 10
RT/ RW 01/07 Cempaka Putih Timur, Kota Jakarta Timur - DKI Jakarta 10510 merupakan
salah satu proyek dari PT NKE Nusa Konstruksi Enjiniring yang bergerak di bidang
konstruksi baik bangunan maupun proyek infrastruktur di Jakarta dan seluruh Indonesia.
Proyek Holland Village mulai dilakukan pembuatan pada tahun 2015, dan memiliki
rencana penyelesaian pada tahun 2019. Proyek bernama Holland Village ini tidak hanya
memiliki Apartement, terdapat pula fasilitas seperti Rumah Sakit, Sekolah, Mall, Ruang
Kantor, Taman, Helipad, dan juga Tower pada area Apartement. Kuantitas pekerja pada
proyek ini berbeda-beda tergantung pada mandor juga keadaan apabila harus (kejar
target). Namun saat ini perkiraan kurang lebih dari 500 pekerja, setiap harinya ada di
lingkungan proyek.
Dengan memiliki HSE bernama Yudha Bhaktiyono, proyek ini telah melakukan
penerapan K3 dengan dasar yang baik. Salah satu contohnya, di setiap lingkungan
pekerjaan terdapat banyak tanda peringantan, seperti Jalur Evakuasi, tanda atau gambar
penggunaan APD, slogan memperingati pekerja, "Hati-hati dalam bekerja, anak dan istri
menanti di rumah". Tanda peringatan tersebut sudah menjadi penerapan K3 dalam
konstruksi yang masuk ke dalam pengendalian K3 bagian administrasi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud K3 Konstruksi ?
2. Apa saja hukum yang mengatur tentang K3 konstruksi ?
3. Bahaya apa saja yang terdapat di perusahaan konstruksi ?
4. Bagaimana pengendalian bahaya di tempat kerja konstruksi ?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Ridley, John (1983) mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Husni (2003) Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja
adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.
3
Kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan
mencegah pencemaran yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Keamananan kerja adalah upaya agar pekerja merasa tentram dan aman di
tempat kerjanya. Ruang lingkup kemanan kerja meliputi upaya pemilik usaha dalam
memberikan ruang kerja dan peralatan kerja yang tepat. Keamanan kerja adalah unsur-
unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa
materil maupun non material
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu
bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi
dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan
satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
4
buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik
sebuah konstruksi.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Pada dasarnya setiap perusahaan terikat oleh adanya hukum yang mengatur
keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. hal tersebut tertuang di dalam peraturan
perundangan maka sebagai perusahaan yang berdiri di Indonesia hukumnya wajib
menerapkan standar K3 di setiap perusahaan. Adapun dasar hukum yang mengatur
standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di setiap perusahaan kontruksi sebagai
berikut:
Bahaya (hazard) adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) yang dapat
menyebabkan kerusakan atau kerugian (manusia, properti, lingkungan atau kombinasi
ketiganya) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007.
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :
faktor bahaya fisik , faktor bahaya kimia, faktor bahaya biologi, , faktor bahaya ergonomi
serta faktor bahaya psikologi. Adapun bahaya-bahaya yang terdapat di lingkuan area
kerja proyek Holland Village antara lain sebahgai berikut:
A. Bahaya Fisik
6
1. Kebisingan, berasal dari paparan suara gerinda saat pemotongan besi jika
melebihi NAB beresiko mengalami gangguan pendengaran dan kehilangan
konsentrasi.
2. Getaran, berasal dari mesin PH Alimak (lift) yang bergerak naik turun untuk
mengangkut orang ataupun barang, getaran itu bisa dirasakan oleh semua
badan yang berada di dalamnya karena bekerja selama 8 jam berturut-turut
di dalam mesin ph alimik tersebut dan apabila sedang lembur maka bekerja
sampai malam dalam posisi stand by di dalam ph alimik seorang diri.
Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh (Whole body vibration),
dihantarkan melalui bagian tubuh tenaga kerja yang menopang seluruh
tubuh yang beresiko kelelahan dan ketidaknyamanan saat bekerja.
3. Pencahayaan, kurangnya pencahayaan di sekitaran tempat kerja bisa
mengakibatkan mata sakit dan muda lelah.
4. Suhu, suhu panas mengakibatkan dehidrasi dan atau heatstress, suhu panas
ini berasal dari suhu udara dlingkungan kerja yang panas karena di sekitar
area kerja yang terbuka.
5. Radiasi, berasal dari paparan sinar matahari langsung saat pengecoran
dak/atap radiasi sinar matahari ini beresiko mengakibatkan kulit terbakar
dan heat stress bagi pekerja.
B. Bahaya Kimia
1. Debu berasal dari pekerja yang menyapu lantai dengan keadaan pekerja
tanpa menggunakan masker beresiko mengakibatkan debu beterbangan dan
sangat berbahaya apabila debu halus semen yang ada di area konstruksi
terhirup oleh pekerja karena akan beresiko mengakibatkan ISPA, iritasi mata
maupun penyakit paru-paru (pneumokonioses). Debu halus yang
berterbangan saat angin berhembus akan berbahaya juga bagi pekerja yang
tidak memakai masker di sekitar area tersebut seperti teknisi yang menjaga
mesin ph alimak dan pekerja lainnya.
C. Bahaya Biologi
1. Bakteri dan jamur Terdapat genangan air di area konstruksi dan banyak
sampah botol-botol yang tidak terpakai yang akan menjadi wadah
berkembang biaknya bakteri dan jamur di area kerja. Jika bakteri dan jamur
mengenai pekerja bisa beresiko mengakibatkan infeksi pencernaan dan sakit
perut.
D. Bahaya Ergonomi
1. Cara pekerja dalam mengambil material tidak dalam posisi jongkok akan
mengakibatkan kesalahan atau cidera pada punggung taupun kaki pekerja.
2. Pekerja mengambil material seorang diri dengan bentuk material yang
seharusnya diakukan oleh 2 orang maka beban yang ditanggung pekerja
7
dapat menimbulkan cidera yang berarti apabila dilakukan dengan tidak
sadar secara terus menerus.
3. Material yang tidak terpakai atau sudah dibuang dikumpulkan pada area
yang sering dilewati pekerja berlalu lalang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan
4. Scaffolding yang jaraknya terlalu sempit membuat pekerja harus
membungkuk saaat berjalan sehingga membuat ketidaknyamanan saat
bergerak berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya.
5. Operator lift yang bekerja sendiri membuat dia melakukan dua pekerjaan
dalam satu waktu, yaitu dengan posisi tangan kanan menjaga pintu lift dan
tangan kiri menjalankan mesin lift.
E. Bahaya Psikologi
1. Stress pada operator mesin crane karena tidak dapat turun sewaktu – waktu
dan saat jam makan siang dan harus standbye menunggu mesin crane di
tempat ketinggian.
8
H. Tersedia ruang istirahat dan makan untuk pekerja. Adanya fasilitas ini
membuat pekerja dapat beristirahat saat lelah dan menjaga kualitas
makanan dari debu/kotoran.
I. Tersedia fasilitas APAR, Fire extinguisher,. Bahaya kebakaran dapat terjadi
sewaktu-waktu sehingga untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
kebakaran tersebut perlengkapan pemadam kebakaran harus selalu tersedia.
J. Tersedia kotak P3K, Kotak P3K merupakan perlengkapan pertolongan
pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. Kotak P3K dianjurkan terdiri dari
kapas, perban, plester, obat luka bakar, kasa, Sopra-Tulle, gelas pencuci
mata, aquades, oba tetes mata, obat merah, rivanol, alkohol 70%, balsem,
peniti, gunting, vinset, dan sarung tangan karet.
K. Akses Pintu evakuasi tanpa halangan Evacuation sign, via:
www.glogster.comPintu darurat harus dapat mengevakuasi pekerj dengan
cepat apabila terjadi bencana. Oleh karena itu, pintu harus diberi tanda
evakuasi, penerangan yang cukup dan tanpa ada halangan (barang-barang).
L. Ketersediaan air putih, Pada kondisi normal, manusia perlu minum air sekitar
2-2,5 liter. Kekurangan minum menyebabkan dehidrasi, mudah sakit dan
hilangnya konsentrasi. Demi menghindari itu, setiap pekerjaan konstruksi
wajib menyediakan air putih yang cukup bagi pekerjanya.
9
Sarung tangan berbahan vinyl untuk pekerjaan dengan zat kimia.
Sarung tangan berbahan karet untuk pekerjaan listrik dan saat
pengecoran.
Sarung tangan berbahan kain untuk pekerjaan ringan.
h) Sepatu untuk melindungi keselamatan kaki. Ada berbagai macam sepatu,
yaitu:
Safety shoes dengan bahan kulit untuk pekerjaan berat dan rawan
benturan.
Rubber boot dengan bahan karet untuk pekerjaan daerah basah.-
Electrical shoes dengan bahan karet untuk pekerjaan listrik.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk menangani beberapa faktor bahaya dan resiko yang ditemukan pada
lingkungan kerja konstruksi dapat dilakukan pengendalian bahaya serta penerapan
dasar-dasar hukum k3 konstruksi.
4.2 Saran
1. Agar segera dilakukan pembuatan toilet/ tempat pembuangan urin untuk
pekerja pada setiap area kerja.
2. Lebih mengawasi pekerja, karena masih ditemukan pekerja-pekerja yang tidak
menggunakan APD dan tidak menjalankan prosedur kerja dengan baik.
3. Kami sangat mengapresiasi atas :
prestasi yang telah diraih berupa penghargaan karena telah mencapai
target berupa “zero accident” sepanjang tahun 2018.
Setiap operator yang direkut telah memiliki lisensi yang sah.
Usaha para HSE untuk mengadop aturan-aturan yang lebih mendetail
guna menjamin k3 yang baik pada kegiatan konstruksi tersebut.
Adanya sistem berbasis aplikasi untuk melaporkan ketidaksesuaian.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rachmatiah, Indah Siti Salami., dkk. 2015. Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan
Kerja. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Suma'mur PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV
Sagung Seto
12