Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT HOMEWARE INTERNATIONAL INDONESIA
SLEMAN – D.I YOGYAKARTA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Disusun oleh:

RONA AFDHOLA HAQI

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
9 AGUSTUS – 21 AGUSTUS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan
menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat yaitu:
Perusahaan pelaksana kunjungan lapang, para pembina dari Kementerian
Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan teman-teman pelatihan calon Ahli K3
Umum yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami bahwa
laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan.

Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup ........................................................................................................ 3
1.4 Landasan Hukum ..................................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................... 9
2.1 Profil Perusahaan ..................................................................................................... 9
2.2 Penerapan Norma K3 ............................................................................................. 11
2.3 Temuan Hasil Observasi ........................................................................................ 12
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH............................................... 15
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 41
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 41
4.2 Saran ...................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 43

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jam Kerja PT Homewere International Indonesia ……............................. 10


Tabel 2.2 K3 Bidang Kelembagaan K3, Keahlian K3, dan SMK3.............................12
Tabel 2.3 K3 Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Kebakaran.........................13
Tabel 2.4 K3 Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekanan, dan Mekanik...........................13
Tabel 2.5 K3 Bidang Bahan Kimia, Lingkungan dan Kesehatan Kerja......................14
Tabel 3.1 Analisa Temuan Positif …………………...................................................15
Tabel 3.1 Analisa Temuan Negatif …………………..................................................29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 PT Homewere International Indonesia................................................... 9

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerajinan (handicraft) merupakan aktivitas yang berhubungan dengan
kreasi, produksi, distribusi produk yang dikerjakan oleh tangan para tenaga
pengrajin yang bersumber dari desain awal hingga tahap finishing. Para
pengrajin mengguakan teknik-teknik tertentu untuk dapat menghasilkan
karya yang memiliki nilai jual, nilai estetika, dan nilai guna dari produk
kerajinan tersebut. Barang handicraft ini diantaranya yaitu batu berharga,
serat alam maupun buatan, kukit rotan, bambu, kayu, porselin, tanah liat, dll.
Pada awalnya handicraft banyak digeluti oleh pengrajin seni rupa yang ingin
menciptakan suatu karya bernilai artistik dan dalam rangka mengasah bakat
seninya serta menambah koleksi pribadi. Seiring berjalannya waktu, produk
dan kegiatan ini mulai dilirik oleh pasar industri. Hal ini karena handicraft
memiliki keunikan tidak hanya sekedar dari nilai fungsinya namun dari fungsi
keindahan serta bentuk-bentuk produk akhir dari handicraft. Sehingga
produk-produk handicraft dapat dikatakan memiliki nilai jual tinggi dengan
peluang pada pasar nasional maupun secara global (Sopanah, 2020).
Karyawan atau tenaga kerja perusahaan merupakan aset penting bagi
perusahaan karena pada dasarnya karyawan berhak mendapatkan
perlindungan serta kesejahteraan. Kelangsungan tenaga kerja dapat dilihat
dari perhatian sebuah perusahaan terhadap para tenaga kerja. Undang-
Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 mengatakan
bahwasa ‘Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan, kesehata, pemeliharaan moril serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat moril agama’. Dan menurut Undang-Undang RI No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mengatakan bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPJS Ketenagakerjaan pada
bulan November 2020, data kasus kecelakaan kerja sebanyak 129.305 kasus,

1
diantaranya 4.275 kasus kecacatan, 9 kasus cacat total tetap dan 2002 kasus
meninggal dunia. Menurut ILO (International Labour Organization) pada
tahun 2017 kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia sebanyak 101.000
kasus dengan korban meninggal sebanyak 2.384 dan kasus ini mengalami
kenaikan pada tahun 2019, pada tahun 2019 jumlah kecelakaan kerja
sebanyak 154.000 kasus. Adapun kecelakaan kerja yang sering dialami pada
sektor lalu lintas dan sektor manufaktur. Pada sektor manufaktur penyebab
yang sering terjadi yaitu bahan kima, peralatan listrik dan mesin, serta faktor
lainnya yang melibihi NAB (Nilai Ambang Batas) dan NAK (Nilai Ambang
Kuantitas).
Perusahaan di Indonesia masih banyak yang kurang disiplin dalam
upaya penerapan K3 di lingkungan kerja. Kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja merupakan dampak dari tidak diterapkan sistem manajemen K3
yang baik dan tepat di perusahaan. Pada dasarnya undang-undang serta
peraturan perundangan yang dibuat semata-mata untuk melindungi tenaga
kerja serta meningkatkan produktivitas perusahaan, serta mencegah
terjadinya hal yang merugikan baik itu dari sisi tenaga kerja, perusahaan, serta
lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan. Maka dibutuhkan adanya
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di suatu perusahaan.
PT Homeware International Indonesia merupakan salah satu
perusahaan yang sudah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja di lingkungan kerjanya. Berdasarkan pemaparan yang telah
dijelaskan, dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, Calon Ahli K3
bertujuan untuk menganalisa potensi-potensi bahaya kerja ditempat kerja dan
membantu mencari solusi terbaik berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pelaksanaan praktik kerja lapang (PKL) ini adalah
sebagai syarat dalam pembinaan Calon Ahli K3 Umum Sertifikasi
KEMNAKER RI. Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini adalah sebagai
berikut:

2
1. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Kelembagaan,
Keahlian dan SMK3 di PT Homeware International Indonesia.
2. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan,
Penanggulangan Kebakaran dan Listrik di PT Homeware International
Indonesia.
3. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Mekanik, Pesawat Uap
dan Bejana Tekanan di PT Homeware International Indonesia.
4. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja,
Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya di PT Homeware
International Indonesia.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Praktik Lapangan Kerja yang dilaksanakan di PT
Homeware International Indonesia antara lain:
1. Gambaran Umum Perusahaan PT Homeware International Indonesia.
2. Struktur Organisasi Perusahaan.
3. Aspek-aspek umum yang berkaitan dengan K3.
5. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan bidang Kelembagaan,
Keahlian dan SMK3 di PT Homeware International Indonesia.
6. Penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan, Penanggulangan
Kebakaran dan Listrik di PT Homeware International Indonesia.
7. Penerapan Norma K3 bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana
Tekanan di PT Homeware International Indonesia.
8. Penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan
Bahan Kimia Berbahaya di PT Homeware International Indonesia.

1.4 Landasan Hukum


Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun dasar
hukum yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3
1.4.1 Bidang Kelembagann, Keahlian dan SMK3
1. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 4 Tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 4 Tahun 1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 1
Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3).
5. Permenaker No.15 tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No 08
Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 26 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.
Kep. 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja.
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kep
187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahaya Kimia
Berbahaya.
1.4.2 Bidang Konstruksi Bangunan, Penanggulangan Kebakaran dan
Listrik
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per.01/MEN/1980 tentang Kselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.

4
2. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum NO. KEP-174/MEN/1986 NO.
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada tempat Kegiatan Konstruksi
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor. PER-02/MEN/1983
tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
6. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.02/MEN/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik di
Tempat Kerja
9. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang
K3 Listrik di tempat kerja
10. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor Kep-311/BW/1999
tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Teknisi Listrik
11. Kep Dirjen Binwasnaker & K3 No. Kep.
47/PPK&K3/VIII/2015
12. Kep Dirjen Binwasnaker & K3 No. Kep.
48/PPK&K3/VIII/2015
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/MEN/1999 tentang
Syarat-syarat K3 Lift untuk pengangkutan Orang dan Barang

5
14. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 32 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Permenaker No. 03/MEN/1999 tentang
Syarat-syarat K3 Lift untuk pengangkutan orang dan barang.
1.4.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
1. Undang-undang Uap 1930
2. Peraturan Uap 1930
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/Men/1988
tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per.02/MEN/1982 tentang Kualifikasi Juru Las
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 37 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bejana Tekan
dan Tangki Timbun
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 38 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pesawat Tenaga
dan Produksi
1.4.4 Bidang Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja dan Bahan Kimia
Berbahaya
1. Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan Serta Penerangan Di Tempat Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
PER-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 9 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan
Pada Ketinggian
5. Peraturan Menteri Ketenagakjeraan No. 05 Tahun 2018 tentang
Lingkungan Kerja
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor.
PER-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja

6
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
PER-01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
PER-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor.
KEP-68/MEN/IV/2008 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
PER-11/MEN/2005 tentang Pencegahan Peredaran Gelap
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya di Tempat
Kerja
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-
15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja
12. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. KEP. 53/DJPPK/VIII/2009 tentang
Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja
13. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit
Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja
14. Permenakertrans Nomor Per.01/MEN/1976 tentang Wajib
Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
15. Permenakertrans Nomor Per.01/MEN/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
bagi Tenaga Paramedis Perusahaan
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.04/MEN/1998
tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter
Penasehat
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-187/MEN/1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

7
18. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang
Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan
Pestisida
19. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.03/MEN/1985
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.03/MEN/1986
tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan di tempat
yang mengelola pestisida
21. Surat Edaran Menakertrans No. SE.140/Men/PPK-KK/II/2004
Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Industri Kimia dengan Potensi Bahaya Besar
(Major Hazard Installation)
22. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker
No.Kep.113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman dan Pembinaan
Teknis Petugas K3 Ruang Trbatas.
23. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker
No.Kep.104/DJPPK/IX/2006 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan K3 Pemakaian Bahan Yang Mengandung Ases di
Tempat Kerja
24. Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No.Kep.01/DJPPK/I/2011
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Terhadap
Ahli, Tehnisi dan Petugas Lingkungan Kerja dana Bahan
Berbahaya
25. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker No.SK.84/PPK/X/2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi
Bahaya Besar dan Menengah

8
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
PT Homeware International Indonesia (PT HII) merupakan
perusahaan manufaktur yang memproduksi furniture dan aksesoris rumah
tangga dengan berbahan serat alam, rotan, kayu, terakota, batu alam, dan
bahan sintetis lainnya. Produk yang dihasilkan seperti kerajinan tas tangan,
table top, basket, aksesoris rumah seperti vas bunga, cermin, bingkai foto,
keset, aksesoris kamar mandi, light furniture, dan keramik. Dalam proses
produksi PT HII menggunakan bahan kimia yang nilainya dibawah Nilai
Ambang Kuantitas (NAK) sehingga PT HII dapat dikategorikan sebagai
perusahaan dengan potensi bahaya menengah. PT Homeware International
Indonesia (PT HII) juga bekerja sama dengan berbagai sumber produk
kerajinan tangan lokal dari seluruh Indonesia yang memproduksi berbagai
macam produk kerajinan tangan dari rotan, eceng gondok dan serat alam
lainnya salah satunya ada "tenun Lombok". Produk tersebut kemudian
diproses dan diselesaikan di bawah pengawasan pabrik kemudian dikirim
kepada pembeli mancanegara.

Gambar 2.1 Perusahaan PT Homeware International Indonesia

9
2.1.1 Lokasi Perusahaan
Kantor pusat PT Homeware International Indonesia (PT HII)
terletak di Curug, Tangerang. Sedangkan showroom produk dan
kegiatan produksi berlokasi di tiga tempat yaitu:
1. Jl. Raya Cukanggalih No. 33 Curug kulon, Tangerang 15810
Indonesia
2. Jl. Siwelingi Blok Sipalir, Ds Bodesari RT 05 RW01, Kec.
Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45155, Indonesia
3. Jl. Prambanan-Piyungan Km. 3.5, Bokoharjo, Prambanan,
Sleman, DI Yogyakarta 55572 Indonesia
2.1.2 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa yang baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat, suatu perusahaan.
PT. Homeware International Indonesia (PT. HII) memiliki tenaga kerja
sejumlah 93 orang dengan rincian:
Pria : 67 orang
Wanita : 26 orang
WNA : Tidak ada
2.1.3 Jam Kerja PT Homeware International Indonesia
PT. Homeware International Indonesia (PT. HII)
telah memperkerjakan pegawai selama 40 jam setiap seminggu dalam
satu shift kerja dengan rincian pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jam Kerja PT Homeware International Indonesia
Waktu Kerja
Hari
Jam Kerja I Istirahat Jam Kerja II

Senin 08:00 - 12:00 12:00 - 13:00 13:00 - 16:15

Selasa 08:00 - 12:00 12:00 - 13:00 13:00 - 16:15

Rabu 08:00 - 12:00 12:00 - 13:00 13:00 - 16:15

Kamis 08:00 - 12:00 12:00 - 13:00 13:00 - 16:15

Jumat 08:00 - 11:30 11:30 - 13:00 13:00 - 16:30

10
Sabtu 08:00 - 12:00 - -

2.1.4 Visi dan Misi PT Homeware International Indonesia


A. Visi Perusahaan
Menjadi salah satu perusahaan terbaik dengan mengutamakan
desain, pengembangan sumber daya manusia, kepuasan
pelanggan dan efisiensi.
B. Misi Perusahaan
1. Menghasilkan produk berkualitas yang memenuhi harapan
pelanggan.
2. Mengembangkan sistem manajemen yang relevan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Menghasilkan keuntungan yang cukup memuaskan bagi
stakeholder dan kesejahteraan yang baik bagi seluruh
karyawan.
4. Komitmen terhadap kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan.
5. Memperkuat kolaborasi dengan supplier melalui
komunikasi dan kerjasama yang lebih baik.
6. Menjadi perusahaan yang kuat dan bertumbuh serta siap
untuk menghadapi persaingan regional maupun global.

2.2 Penerapan Norma K3 Secara Umum


PT. Homeware International Indonesia (PT. HII) telah terbentuk struktur
organisasi P2K3 dan mendapat penghargaan kecelakaan nihil (Zero Accident
Award) dari Pemerintah Daearh DIY Yogyakarta dari tahun 2016, tahun 2019
dan pada tahun 2021 dan juga mendapat penghargaan OSHNET (ASEAN)
dengan Kategori Best Practice PT. Homeware International Indonesia (PT.
HII) juga telah memiliki 2 Ahli K3 Umum dan 1 Ahli K3 Listrik. PT.
Homeware International Indonesia (PT. HII) memiliki Struktur Organisasi
Perusahaan dan telah terbentuk Struktur Organisasi Evakuasi Tanggap Darurat
yang terdiri dari anggota koordinasi pemadam kebakaran, koordinasi regu P3K,

11
koordinasi evakuasi, dan koordinasi kemanan. Dan sudah terlatih yang
dibuktikan dengan sertifikat. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa PT.
Homeware International Indonesia (PT. HII) telah menerapkan norma K3 di
tempat kerja dibuktikan dengan adanya komitmen bersama terkait kebijakan
K3 perusahaan.

2.3 Temuan Hasil Observasi


Berikut ini merupakan hasil temuan selama observasi di PT Homeware
International Indonesia (PT HII) :

Tabel 2.2 Tabel K3 Bidang Kelembagaan K3, Keahlian K3, dan SMK3
No Temuan Positif Temuan Negatif

1. PT Homeware International Belum adanya buku pedoman


Indonesia telah membentuk struktur tentang penanggulangan kebakaran
P2K3 sejak tahun 2018 dan sudah
berjalan.
2. PT Homeware International Kurangnya pemantauan mengenai isi
Indonesia sudah memiliki Tim dari kotak P3K
Evakuasi Tanggap Darurat.
3. PT Homeware International Pekerja tidak menggunakan APD
Indonesia telah melaksanakan yang lengkap ketika bekerja di area
simulasi tanggap darurat secara rutin workshop.
6 bulan sekali dan terakhir
dilaksanakan pada bulan Juni 2021

4. Perusahaan menerima penghargaan


Zero Accident Award di DIY tahun
2018-2020 dari Kemenaker dan
OSHNet Se-Asean bidang Best
Practice tahun 2020.
5. Sudah dilaksanakan program K3
(JSA) dari masing-masing unit
bidang pekerjaan.

12
Tabel 2.3 Tabel K3 Bidang Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik, dan
Penanggulangan Kebakaran
No Temuan Positif Temuan Negatif

1. Sudah dilengkapi dengan ventilasi Pekerja konstruksi tidak


mengenakan APD secara lengkap

2. Tempat kerja sudah dilengkapi Scaffolding tidak dilengkapi dengan


dengan penerangan yang cukup pagar pengaman

3. Rangka atap bangunan sudah Tidak terdapat rambu pembatas


memakai baja ringan daerah kerja di sekitar konstruksi

4. Memiliki petugas ahli K3 listrik Kabel listrik tidak tertata rapi

5. Terdapat rambu jalur evakuasi dan Warna pada petunjuk jalur evakuasi
sign exit pada setiap pintu dilantai kurang terlihat

Tabel 2.4 Tabel K3 Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekanan, dan Mekanik
No Temuan Positif Temuan Negatif

1. Adanya Peralatan Pendeteksi Operator tidak menggunakan


Kebisingan untuk Peringatan EarMuff pada saat mengoperasikan
Kebocoran Genset.
2. Adanya Peralatan Pendeteksi Bau Peletakkan selang LPG tidak rapi.
untuk Peringatan Kebocoran

3. Tabung LPG sudah diletakkan secara MSDS Gas LPG tidak ditempatkan
khusus dengan petugas khusus yang pada daerah penyimpanan Tabung
boleh mengoperasikan Gas LPG
4. Sudah dilakukan pengujian terhadap Ditemukan adanya pekerja
sisa panas hasil pembakaran dengan menggunakan sendal saat observasi
pihak PJK3 di daerah Pembakaran
5. Pengecekkan Kesehatan sudah Pada Kamar Mesin tidak ditemukan
dilakukan secara berkala kepada APAR
pekerja dibagian pembakaran dan
pemolesan.

13
Tabel 2.5 Tabel K3 Bidang Bahan Kimia Berbahaya, Lingkungan Kerja
dan Kesehatan Kerja
No Temuan Positif Temuan Negatif

1. Adanya sign peringatan bahaya dan


Dinding tempat penyimpanan bahan
larangan merokok di lokasi TPS
kimia berbahaya (thinner dan cat)
Limbah B3 menggunakan bahan kayu.
2. Adanya Informasi LDKB/MSDS Tidak terdapat petugas K3 Kimia
pada setiap bahan kimia. untuk menangani bahan kimia
berbahaya.
3. Ahli K3 Umum, K3 Listrik dan Warna lambang P3K pada kotak P3K
Petugas K3 Pemadam Kebakaran tidak sesuai, masih berwarna merah

4. Penerangan pada area kerja dan Tata laksana kerumahtanggaan


emergency lamp (housekeeping) tidak berjalan
dengan baik
5. Telah melakukan sosialisai terkait Sarana dan prasarana ruang P3K
HIV/AIDS, dan P4GN masih belum sesuai dengan
peraturan perundangan

14
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1. Temuan Positif PT Homeware International Indonesia


Tabel 3.1. Analisa Temuan Positif
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
KELEMBAGAAN K3, KEAHLIAN K3, SMK3
1 P2K3 sudah ter- Sudah ada surat Dengan adanya P2K3 Mempertahankan • UU No. 1 Tahun
bentuk dan keputusan pembentukan dapat digunakan kinerja P2K3 agar 1970 tentang
berjalan. dan struktur organisasi perusahaan sebagai dapat berjalan dengan Keselamatan Kerja
P2K3 yang langsung wadah dan sarana baik, dan berupaya BAB VI P2K3 pasal
ditandatangani oleh komunikasi antara melakukan sosialisasi 10 ayat 1 dan 2.
Disnaker. manajemen dan pekerja tentang P2K3 bagi • Permenaker No. 4
mengenai permasalahan pekerja dan tahun 1987 tentang
K3. manajemen. P2K3 pasal 2 ayat 1
dan 2, serta pasal 4
ayat 1.

15
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
2 Perusahaan sudah Sudah adanya bukti Dengan adanya tim • Menambah • UU No.1 tahun 1970
memiliki Tim dan struktur organisasi tim evakuasi maka PT pengetahuan tentang keselamatan
Prosedur Evakuasi evakuasi tanggap darurat Homeware International mengenai evakuasi kerja Pasal 3 ayat 1.
Tanggap Darurat. Indonesia dapat tanggap darurat • Keputusan Menteri
menanggulangi keadaan yang dimiliki Tenaga Kerja
darurat dalam melalui pelatihan Republik Indonesia
perusahaan, rutin. No. 186 Tahun 1999
meminimalisir dampak • Setiap pengurus tentang Unit
kerugian jiwa dan dalam organisasi Penanggulangan
material saat terjadi Tanggap Darurat Kebakaran di Tempat
bencana. dapat bertanggung Kerja Pasal 3 ayat 1.
jawab dalam
melaksanakan
tugasnya.
3 PT Homeware Perusahaan telah Tenaga kerja dapat Kegiatan simulasi • UU No. 1 Tahun
International memenuhi kewajiban siap siaga apabila disertai dengan 1970 tentang
Indonesia untuk menyeleng- terjadi keadaan darurat, pemberiaan buku Keselamatan Kerja
bekerjasama garakan pembinaan terbukti dari hasil saku terkait pasal 9 ayat 3
dengan Dinas dalam pencegahan simulasi terakhir penanggulangan • UU No. 13 Tahun
Pemadam kecelakaan. Berikut bahwa tenaga kerja keadaan darurat 2003 Tentang
Kebakaran bukti pelaporan P2K3 : dapat berkumpul di kebakaran kepada Ketenagakerjaan
setempat telah titik kumpul dengan tenaga kerja. pasal 9 dan pasal 10
melaksanakan durasi 3 menit 21 detik. ayat 1
• Keputusan Menteri

16
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
simulasi tanggap Tenaga Kerja No. 186
darurat secara rutin tahun 1999 tentang
6 bulan sekali dan Unit Penanggulangan
terakhir di- Kebakaran di Tempat
laksanakan pada Kerja pasal 2 ayat 1,
bulan Juni 2021. pasal 2 ayat 2 poin F,
dan pasal 4.

4 Sudah JSA telah dilakukan Pekerja dapat Diharapkan agar Peraturan Pemerintah
melaksanakan untuk mengidentifikasi mengetahui bahaya program K3 RI No. 50 tahun 2012
program K3 (JSA) bahaya dan yang ada di tempat dijalankan secara tentang SMK3 pada
dari masing- pengendalian bahaya kerja sehingga dapat konsisten. pasal 2, pasal 11
masing unit bidang pada pekerjaan yang melakukantindakan Tetap konsisten ayat1 sampai 4, pasal
pekerjaan. akan dilakukan. pencegahan dan dalam menunjukkan 12 ayat 1 dan 2, serta
penanggulangan dan menjelaskan pasal 13 ayat 1
meminimalisir dampak JSA kepada pekerja. sampai 3.
dari sumber bahaya
dari pekerjaan tersebut.

17
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
5 Perusahaan Telah terbukti Perusahaan mendapatkan Melanjutkan dalam • Permenaker No. 1
menerima perusahaan menjalankan pengakuan dalam menerapkan Tahun 2007 tentang
penghargaan Zero norma-norma K3 dengan penerapan K3 di disnaker program K3 di Pemberian
Accident Award di baik dan ditunjukannya setempat, kementerian perusahaan agar Penghargaan
DIY tahun 2018- piagam penghargaan ketenagakerjaan dan tercipta budaya K3 Keselamatan dan
2020 dari kecelakaan nihil : Asean. yang lebih massif. Kesehatan Kerja BAB
Kemenaker dan II (Penghargaan),
OSHNet Se-Asean BAB III (Tata Cara
bidang Best Memperoleh
Practice tahun Penghargaan).
2020.

KONSTRUKSI BANGUNAN K3, INSTALASI LISTRIK K3, PENANGGULANGAN KEBAKARAN K3


1. Sudah dilengkapi dengan Sirkulasi udara Dilakukan • UU Nomor 1 Tahun
ventilasi sehingga dapat Mengeluarkan polusi pembersihan ventilasi 1970 tentang
mengurangi bahaya debu, udara dari dalam ruangan. secara berkala paling Keselamatan Kerja
uap, dan bahaya lainnya Mengurangi udara panas sedikit 2 bulan sekali pada Pasal 3 Ayat (1)
pada ruangan. atau sesuai dengan k
Bangunan telah Menghindarkan pekerja ketentuan peraturan • Peraturan Menteri
dilengkapi dari Penyakit Akibat Tenaga Kerja dan
perundang-undangan.
ventilasi udara Kerja yang dikarenakan Transmigrasi Nomor
yang cukup oleh udara yang bisa Penambahan turbin
tercampur bahan kimia PER 01/MEN/1980
ventilator diatap
yang terus berputar di tentang Keselamatan
dalam ruangan. dan Kesehatan Kerja

18
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
pada Konstruksi
Bangunan Pasal 5 ayat
(3)
2. Tempat kerja sudah Dapat menghemat Menggunakan cover • Peraturan Menteri
dilengkapi dengan penggunaan listrik pada semua lampu Tenaga Kerjaan
penerangan yang cukup Dapat membantu pekerja LED agar cahaya dapat Transportasi Nomor
baik penerangan alami menjadi lebih produktif. tersebar dengan rapi. PER 01/MEN/1980
maupun buatan sehingga Lampu berfungsi agar Mengkombinasikan tentang Keselamatan
tenaga kerja dapat bekerja cahaya yang keluar dapat penggunaan cahaya dan Kesehatan Kerja
Tempat kerja sudah secara optimal tersebar rapi sehingga alami dan buatan. pada Konstruksi
dilengkapi dengan akan menerangi ruangan Bangunan (Pasal 5
penerangan yang dengan lebih baik. Ayat 2)
cukup baik • Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan
Nomor 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan
dan Kesehatan
Lingkungan Kerja
(Pasal 16 Ayat 2)
3. Rangka atap Rangka atap bangunan tidak mengundang rayap. Rangka atap sebaiknya• UU Nomor 1 Tahun
bangunan sudah sudah memakai baja Tahan lama dan lebih dilakukan pengecekan 1970 tentang
memakai baja ringan sehingga jika ada awet. secara berkala Keselamatan Kerja
ringan. kebakaran api tidak Mengurangi beban Pasal 3 (1) huruf b
mudah menyebar dan bangunan. • Peraturan Menteri
atap tidak mudah runtuh. Ketenagakerjaan
Nomor 5 Tahun 2018

19
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
tentang K3
Lingkungan Kerja
Pasal 7 (3) dan Pasal
7 (5)
4. Memiliki petugas ahli Dapat melindungi Mengimplementasikan • Peraturan Menteri
K3 listrik yang dapat keselamatan dan pengetahuan dalam Tenaga Kerja Nomor
dijadikan sebagai bukti kesehatan tenaga kerja melaksanakan tugas 12 Tahun 2015
kemampuan sekaligus dan orang lain dari dan kewajiban sesuai tentang Keselamatan
pengakuan terhadap potensi bahaya listrik. jobdesk dan Kesehatan Kerja
Dapat menciptakan
keilmuan yang Listrik di Tempat
tempat kerja yang aman Memberikan
Perusahaan telah dimilkinya. dengan membuat instalasi Kerja pada Pasal 1
sosialisasi kepada
memiliki Ahli K3 listrik yang benar dan pekerja mengenai cara Ayat (16), Pasal 6
Listrik yang sesuai standar. penanggulangan Ayat (3), Pasal 7,
bersertifikasi kesalahan teknis dan Pasal 10 Ayat (1) dan
non-teknis Ayat (4)

20
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
1 Terdapat rambu jalur Memudahkan tenaga rambu jalur evakuasi UU Nomor 1 Tahun
. evakuasi dan sign exit kerja ketika proses diletakkan di tempat 1970 tentang
pada setiap pintu evakuasi yang mudah dibaca Keselamatan Kerja
dan ditemukan oleh Pasal 3 (1) huruf a
Untuk menormalisasi dan d
semua orang
keadaan dan mencegah • Keputusan Menteri
cedera para pekerja. rambu/jalur sebaiknya Tenaga Kerja
dilakukan pengecatan Republik Indonesia
Memberikan keterangan No: KEP-
ulang atau dicat
untuk memudahkan jalur 186/Men/1999
menggunakan cat yang
evakuasi menuju ke area tentang Unit
mengandung fluoride
Terdapat Rambu yang lebih aman Penanggulangan
(glow in the dark)
Jalur evakuasi Kebakaran di
Tempat Kerja Pasal 2
ayat (2) huruf b

PESAWAT UAP K3, BEJANA TEKANAN K3 DAN MEKANIK K3


1. Adanya peralatan Dengan adanya alat Apabila tidak ada alat Diharapkan agar alat • Peraturan Menteri
pendeteksi pendeteksi kebisingan pendeteksi kebisingan, pendeteksi Tenaga Kerja RI No
kebisingan untuk dapat menjadi indikator tidak ada alat untuk kebisingan dapat Per-37/MEN/2016
peringatan terjadinya kebocoran mendeteksi terjadinya terus dirawat dengan Tentang
kebocoran pada selang gas LPG. kebocoran pada selang baik. keselamatan dan
gas LPG kesehatan kerja
bejana tekan dan
tangki timbun

21
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
2. Adanya peralatan Dengan adanya alat Apabila tidak ada alat Diharapkan agar alat • Peraturan Menteri
pendeteksi pendeteksi kebisingan pendeteksi kebisingan, pendeteksi Tenaga Kerja RI No
kebisingan untuk dapat menjadi indikator tidak ada alat untuk kebisingan dapat Per-37/MEN/2016
peringatan terjadinya kebocoran mendeteksi terjadinya terus dirawat dengan Tentang
kebocoran pada selang gas LPG. kebocoran pada selang baik. keselamatan dan
gas LPG kesehatan kerja
bejana tekan dan
tangki timbun
3. Tabung LPG sudah Peletakkan Tabung LPG Jika Tabung LPG tidak Ditambahkan • Peraturan Menteri
diletakkan secara secara khusus dengan diletakkan secara khusus, MSDS gas LPG Ketenaga Kerjaan
khusus dengan petugas khusus yang memiliki potensi adanya pada ruangan RI No 37 tahun
tersebut
petugas khusus bekerja dapat mengurangi pekerja lain yang 2016 tentang
yang dapat resiko terjadinya menggunakan gas LPG Keselamatan
mengoperasikan kecelakaan kerja. tanpa keahlian. Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan Dan
Tangki Timbun
pasal 7
4. Sudah dilakukan Pengujian digunakan Jika tidak dilakukan Pengujian • UU No. 1 Tahun
pengujian terhadap sebagai bukti PT. pengujian, PT. diharapkan terus 1970 Tentang
sisa panas hasil Homeware Internasional Homeware Internasional dilakukan secara Keselamatan Kerja
pembakaran Indonesia bahwa genset Indonesia tidak memiliki berkala. • Peraturan Menteri
dengan pihak PJK3 selalu dalam keadaan bukti bahwa genset Tenaga Kerja RI No.
aman untuk dioperasikan. 04/MEN/1995
Tentang perusahaan

22
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
dalam keadaan aman Jasa Keselamatan
untuk dioperasikan. dan Kesehatan Kerja
5. Pengecekkan Dengan sudah Apabila tidak dilakuan Diharapkan pihak • Peraturan Menteri
Kesehatan sudah dilakukannya pengecekan kesehatan manajemen terus Tenaga Kerja dan
dilakukan secara pengecekan kesehatan secara berkala akan melakukan Transmigrasi RI
berkala kepada secara berkala akan mengurangi sehingga pemeriksaan No.Per-
pekerja dibagian mengurangi sehingga mengurangi proses Kesehatan secara 02/MEN/1980
pembakaran dan meningkatkan proses produksi berkala, terutama tentang Pemeriksaan
pemolesan. produksi untuk pekerja di Kesehatan Tenaga
lokasi pengerjaan Kerja Dalam
yang menggunakan
Penyelenggaraan
bahan kimia, lokasi
Keselamatan Kerja.
pabrikasi.
Pasal 4
BAHAN KIMIA BERBAHAYA K3, LINGKUNGAN KERJA K3, KESEHATAN KERJA K3
1 Adanya sign Terdapat sign peringatan Sebagai tindakan Diharapkan • Undang-Undang No
peringatan bahaya bahaya antara lain bahan preventif yang dilakukan perusahaan dapat 1 Tahun 1970
dan larangan reaktif, bahan beracun oleh perusahaan guna melakukan sosialisasi tentang Keselamatan
merokok di lokasi serta bahan mudah memperingatkan para mengenai potensi Kerja Pasal 14 (b).
TPS Limbah B3 terbakar. Selain itu sign tenaga kerja tentang bahaya terhadap • Keputusan Menteri
larangan merokok diarea potensi bahaya yang ada limbah B3 secara Tenaga Kerja RI
TPS Limbah B3. di TPS Limbah B3. rutin. No. 187 Tahun
1999 tentang
Pengendalian

23
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
Bahan Kimia
Berbahaya Pasal 3,
4, 5, dan 6.
2. Adanya Informasi Adanya LDKB/MSDS Salah satu langkah Sosialisasi terkait • Undang-Undang RI
LDKB/MSDS pada yang dilekatkan di daerah perusahaan untuk Informasi No. 01 Tahun 1970
setiap bahan kimia. material/tempat yang mengendalikan LDKB/MSDS kepada tentang Keselamatan
mudah terlihat serta terjadinya Kecelakaan tenaga kerja secara Kerja Pasal 3 (1).
pelabelan pada masing- Kerja dan Penyakit rutin. • Keputusan Menteri
masing kemasan Akibat Kerja di Tenaga Kerja RI No.
Melakukan
chemical material. lingkungan kerja dengan pemeriksaan setiap 187 Tahun 1999
tindakan preventif yaitu pelabelan bahan tentang
menyediakan informasi kimia secara rutin Pengendalian Bahan
terkait jenis, sifat dan untuk mengantisipasi Kimia Berbahaya di
cara handling bahan terjadinya kesalahan Tempat Kerja Pasal
kimia yang digunakan. pelabelan. 3 (a), 4 (1) dan (2), 5
dan 6.
• Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI
No. 05 Tahun 2018
tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

24
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
Lingkungan Kerja
Pasal 21 (2.i).
3. Ahli K3 Umum, Terdapat 3 personil yang Mempunyai orang yang Menjalankan program • Undang-Undang RI
K3 Listrik dan telah mengikuti pelatihan kompeten untuk dan prosedur yang No. 1 Tahun1970
Petugas K3 dari kemnaker untuk Ahli mengimplementasikan telah disusun terkait Tentang
Pemadam K3 Umum, Ahli K3 peraturan mengenai K3 K3 pada bidangnya Keselamatan Kerja
Kebakaran Listrik dan Petugas K3 di bidang terkait kepada masing masing Pasal 3 dan Pasal 5
Pemadam Kebakaran seluruh pekerja sehingga • Peraturan Menteri
atas nama Priyanto, meminimalisir timbulnya Tenaga Kerja dan
Paulus dan Nuryadi unsafe action dan unsafe Transmigrasi RI No.
condition. 2 tahun 1992
tentang Tata Cara
Penunjukan
Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3
Pasal 2
• Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI No.
12 Tahun 2015
tentang Ahli K3
Listrik Pasal 1 dan
Pasal 6

25
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
• Keputusan Menteri
Tenaga Kerja RI
No. 186 Tahun
1999 tentang
Petugas Pemadam
Kebakaran Pasal 2
4. Penerangan pada Terdapat penerangan Membantu penglihatan Inspeksi berkala • Undang-Undang No
area kerja dan yang cukup pada setiap para pekerja agar tidak lampu yang sudah 1 Tahun 1970
emergency lamp area kerja yang berasal terjadinya kecelakaan mulai redup dan tentang Keselamatan
dari sinar matahari kerja dan meminimalisir pengetesan lampu Kerja Pasal 3 (1)
maupun lampu yang mata pekerja menjadi darurat • Peraturan Menteri
terdapat pada area kerja, mudah lelah karena Tenaga Kerja No. 5
lampu yang digunakan penerangan yang kurang, Tahun 2018
sudah LED lampu LED untuk tentang
mengurangi resiko Keselamatan dan
percikan api jika Kesehatan Kerja
konsleting Lingkungan Kerja
Pasal 16, Pasal 19,
dan Daftar
Lampiran No. 2
5. Telah melakukan Tenaga kerja mengerti Seluruh tenaga kerja Sosialisai perihal • Peraturan Menteri
sosialisai terkait bahayanya penyakit mengerti resiko dan juga HIV/AIDS dan Tenaga Kerja dan
HIV/AIDS, dan HIV/AIDS dan P4GN P4GN dilakukan Transmigrasi RI No.

26
Manfaat yang
No Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
Ditimbulkan
P4GN pencegahan penyebaran secara rutin, Per-11/MEN/2005
HIV/AIDS dan P4GN disertakan dengan Tentang Pencegahan
contoh kejadian / dan Penanggulangan
(Lesson accident) Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap
Narkotika,
Psikotropika, dan
Zat Adiktif Lainya
di Tempat Kerja
Pasal 5 (1)
• Peraturan Menteri
Tenaga Kerja
Transmigrasi RI
No Kep
68/MEN/IV/2004
tentang
Pencegahan dan
Penanggulan
HIV/AIDS di
Tempat Kerja Pasal
2 (1) dan (2)

27
28
3.2. Temuan Negatif PT Homeware International Indonesia
Tabel 3.1. Analisa Temuan Negatif
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
KELEMBAGAAN K3, KEAHLIAN K3, SMK3
1 Kurangnya pemantauan Tidak lengkapnya Kurangnya Melakukan pengawasan Permenaker
mengenai isi dari kotak P3K. isi dari kotak P3K kelengkapan isi terhadap ketersediaan No.15 tahun 2008
tersebut. dari kotak P3K jika dan kelengkapan dari tentang
terjadi kecelakaan kotak P3K. Pertolongan
kerja dikarenakan Pertama pada
proses tindakan Kecelakaan di
pertolongan Tempat Kerja
pertama terhambat. pasal 2, pasal 8,
dan pasal 10.
2 Pekerja tidak menggunakan Kurangnya Dapat terjadi Ahli K3 dapat • UU No. 1
APD yang lengkap ketika kesadaran kecelakaan dan meningkatkan penga- Tahun 1970
bekerja di area workshop. tenaga kerja penyakit akibat wasan, pemberian Tentang
mengenai kerja pada pekerja. rambu-rambu Keselamatan
pemakaian APD penggunaan APD saat Kerja Pasal 9
di tempat kerja. bekerja, serta ayat 1 Pasal 12
memberikan sanksi huruf b, dan
kepada pekerja yang BAB XI Pasal
tidak memakai APD. 15 ayat 2.

29
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
• Peraturan
Menteri
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
RI No 08
Tahun 2010
tentang APD
pasal 4 poin c,
dan pasal 5.
3 Belum adanya buku pedoman Tidak adanya Kurangnya Pemberian Buku Keputusan
tentang penanggulangan buku pedoman pengetahuan para pedoman untuk para Menteri Tenaga
kebakaran. untuk para pekerja tentang pekerja. Kerja No. 186
pekerja. prosedur penang- tahun 1999
gulangan tentang Unit
kebakaran. Penanggulangan
Kebakaran di
Tempat Kerja
pasal 2 ayat 2
poin f, dan pasal
4.

KONSTRUKSI BANGUNAN K3, INSTALASI LISTRIK K3, PENANGGULANGAN KEBAKARAN K3

30
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
1. Tenaga kerja Dapat Perusahaan/pengusaha • Undang-
Ketika melakukan menyebabkan wajib menyediakan APD Undang Nomor
pekerjaan kecelakaan kerja bagi pekerja/buruh di 1 Tahun 1970
konstruksi tidak contohnya: tempat kerja tentang
APD wajib digunakan di Keselamatan
mengenakan APD − tidak
tempat kerja untuk Kerja Pasal 12
dengan lengkap. mengenakan mengantisipasi terjadinya Poin b.
Pekerja tidak menggunakan safety helmet KK dan PAK • Peraturan
APD lengkap (tertimpa Pengawasan ketat oleh Menteri Tenaga
material) pengusaha terkait Kerja dan
− safety shoes pemakaian APD Transmigrasi
(menginjak Melakukan identifikasi Nomor 1 Tahun
benda tajam) pemakaian APD 1980 tentang
− masker berdasarkan risiko agar Keselamatan
(menghindari APD dapat terdistribusi dan Kesehatan
terhirupnya dengan baik dan benar. Kerja Pada
debu dari Konstruksi
Bangunan Pasal
kegiatan
99.
konstruksi)
• Peraturan
Menteri Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
Nomor 8 Tahun
2010 tentang
Alat Pelindung

31
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
Diri Pasal 2 dan
Pasal 3
2. Scaffolding tidak Dapat Scaffolding harus di • Peraturan
dilengkapi dengan menyebabkan berikan pengaman Menteri Tenaga
pagar pengaman kecelakaan kerja apabila tinggi perancah Kerja dan
(cedera) melebihi 2 meter. Transmigrasi
Scaffolding harus di RI Per-
berikan pijakan seperti 01/Men/1980
lantai papan yang kuat tentang
agar dapat menahan Keselamatan
Scaffolding tanpa pagar tenaga kerja, peralatan, dan Kesehatan
pengaman. ataupun bahan yang di Kerja Pada
gunakan Konstruksi
Bangunan Pasal
13

32
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
3. Tidak terdapat Dapat Pengusaha dan atau • UU Nomor 1
rambu pembatas menyebabkan Pengurus wajib Tahun 1970
daerah kerja di Kecelakaan Kerja memasang perangkat tentang
konstruksi kerja seperti tertimpa pembatasan daerah kerja Keselamatan
sehingga orang material dan untuk mencegah Kerja Pasal 3
penyakit akibat masuknya orang yang ayat (1) huruf a
tidak
kerja seperti asma
tidak berkepentingan. • Peraturan
berkepentingan
Orang tidak berkepentingan dapat masuk karena terkena Menteri
Diberikan pengarahan
dan motor berada di area Ketenagakerjaa
debu adanya proses konstruksi
kerja. n Nomor 9
yang berjalan
Tahun 2016
tentang
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja dalam
Pekerjaan Pada
Ketinggian
Pasal 7 Ayat
(1)

33
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
4. Terlihat adanya Dapat Melakukan perencanaan • Undang-
kabel yang tidak menyebabkan dan pengaturan dalam Undang
tertata rapi tenaga kerja dan penyimpanan kabel Nomor 1
orang lain sehingga tidak Tahun 1970
tersandung/terjatuh berserakan di lantai tentang
akibat kabel listrik Menerapkan good house Keselamatan
yang tidak tertata keeping Kerja pada
rapi sesuai Pasal 3 Ayat
tempatnya. (1) a dan q
Dapat • Peraturan
Kabel listrik tidak tertata rapi menyebabkan Menteri
terjadinya peristiwa Tenaga Kerja
tersengat listrik Nomor 12
bagi tenaga kerja Tahun 2015
dan orang lain, bila tentang
ada bagian kabel Keselamatan
terkelupas. dan Kesehatan
Kerja Listrik di
Tempat Kerja
pada Pasal 5
Ayat (1)
5. Warna pada Pekerja akan Memperbarui pengecatan • UU Nomor 1
petunjuk jalur kesulitan untuk pada tanda jalur evakuasi Tahun 1970
evakuasi dilantai segera menuju ke dilantai tentang
kurang terlihat assembly point Keselamatan

34
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
Warna pada petunjuk jalur Pekerja mengalami Kerja Pasal 3
evakuasi dilantai kecelakaan akibat (1) huruf d
terlambat • Keputusan
melakukan Menteri
evakuasi diri Tenaga Kerja
RI No: KEP-
186/Men/1999
tentang Unit
Penanggulang
an Kebakaran
di Tempat
Kerja Pasal 2
ayat (2) huruf b
PESAWAT UAP K3, BEJANA TEKANAN K3 DAN MEKANIK K3
1. Operator tidak menggunakan Penggunaan Terjadinya • Peraturan
EarMuff pada saat Genset yang Penyakit Akibat Menteri
EarMuff disiapkan pada
mengoperasikan Genset. jarang merupakan Kerja yaitu Tenaga Kerja
pintu masuk kamar
salah satu faktor berkurangnya dan
mesin dengan diberikan
operator tidak kemampuan Transmigrasi
rak khusus yang dapat
menggunakan pendengaran RI No Per-
menjaga kondisi EarMuff
EarMuff karena operator. 08/MEN/VII/2
karena penggunaanya
genset akan 010 tentang
yang jarang
dioperasikan alat Pelindung
hanya saat kondisi Diri, pasal 3

35
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
suplai listrik PLN
stop.
2. Peletakkan selang LPG tidak Kondisi selang Terjadinya Diberikan tempat untuk • Peraturan
rapi. LPG yang tidak kerusakan karena menggantung selang Menteri
rapi patahan pada selang LPG dengan desain yang Ketenagakerja
menggambarkan LPG yang dapat rapi serta memberikan an RI No 37
kondisi menyebabkan pembinaan terhadap tahun 2016
housekeeping kebocoran gas. perilaku disiplin kerja tentang
yang kurang baik pada daerah tersebut Keselamatan
dan perilaku kerja dan Kesehatan
operator yang Kerja Bejana
tidak disiplin Tekan dan
Tangki
Timbun pasal
19
3. MSDS Gas LPG tidak MSDS merupakan Dapat terjadi salah • Peraturan
ditempatkan pada daerah informasi prosedur MSDS diletakkan pada Menteri
penyimpanan Tabung Gas mengenai zat atau pemakaian, daerah penyimpanan Ketenagakerja
LPG bahan tersebut penanggulangan sebagai bentuk informasi an RI No 37
kondisi darurat oleh mengenai zat tersebut, tahun 2016
operator atau diberikan papan dengan tentang
pekerja lain karena pelindung agar kondisi Keselamatan
tidak ada informasi MSDS selalu bersih dan dan Kesehatan
mengenai gas LPG tidak rusak karena Kerja Bejana
pada daerah berbagai alasan. Tekan dan
tersebut Tangki

36
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
Timbun pasal
19
4. Ditemukan adanya pekerja APD sebagai
Tidak disiplin Diberikan pembinaan • Peraturan
menggunakan sendal saat bentuk pekerja dalam kepada pekerja mengenai Menteri
observasi di daerah perlindungan dari
penggunaan APD penting dan disiplin Tenaga Kerja
Pembakaran Kecelakaan Kerja
dapat menyebabkan penggunaan APD dan
dan Penyakit
kecelakaan kerja Transmigrasi
Akibat Kerja dan penyakit akibat RI No Per-
kerja yang 08/MEN/VII/2
menimbulkan 010 tentang
kerugian pada alat Pelindung
pihak perusahaan Diri pasal 4
dan pekerja itu
sendiri
5. Pada Kamar Mesin tidak APAR merupakan Dapat Diletakkan APAR • Peraturan
ditemukan APAR alat pengaman menimbulkan sebagai alat pengaman Menteri
pada proses proses penangan pada proses kebakaran Tenaga Kerja
kebakaran yang tidak efektif dan
saat terjadi Transmigrasi
kebakaran pada RI No Per-
kamar mesin 04/MEN-1980
tentang Syarat-
syarat
Pemasangan
dan
Pemeliharaan

37
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
Alat Pemadam
Api Ringan
pasal 4
BAHAN KIMIA BERBAHAYA K3, LINGKUNGAN KERJA K3, KESEHATAN KERJA K3
1. Dinding tempat penyimpanan Penggunaan Bahan kimia adalah Mengganti dinding kayu • Keputusan
bahan kimia berbahaya dinding kayu cairan mudah dengan dinding yang Menteri
(thinner dan cat) berpotensi lebih terbakar, apabila terbuat dari bahan tahan Tenaga Kerja
cepat terbakar pada suhu dan api. RI No. 187
menggunakan bahan kayu.
apabila terjadi tekanan tertentu Tahun 1999
kebakaran yang dapat memicu tentang
disebabkan oleh terjadinya api Pengendalian
kebocoran bahan sehingga Bahan Kimia
kimia. menimbulkan Berbahaya di
kebakaran. Tempat Kerja
Pasal 2, Pasal
11 (1) dan (2).
2. Tidak terdapat petugas K3 Belum adanya Pengendalian Merekrut petugas K3 • Keputusan
Kimia untuk menangani penunjukan potensi bahaya dari Kimia sekurang- Menteri
bahan kimia berbahaya. petugas K3 Kimia bahan kimia kurangnya Tenaga Kerja
di perusahaan. menjadi kurang RI No. 187
1 (satu) orang.
baik. Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Bahan Kimia
Berbahaya di
Tempat Kerja

38
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
Pasal 3 (b) dan
Pasal 17 (1.a)
3. Warna lambang P3K pada Logo pada kotak Sulit melepas kotak Sebaiknya kotak P3K • Peraturan
kotak P3K tidak sesuai, masih P3K tidak P3K ketika dipasang dengan sistem Menteri
berwarna merah berwarna hijau dibutuhkan plug and play sehingga Tenaga Kerja
dan kotak P3K pertolongan dapat di lepas pasang dan
terpaku pada pertama, dengan mudah dan Transmigrasi
dinding keterlambatan mempermudah RI No.15
penanganan P3K mobilisasi penggunaan Tahun 2008
dan risiko P3K serta merubah tentang
pelanggaran terkait warna logo kotak P3K Pertolongan
warna lambang menjadi berwarna hijau Pertama pada
P3K yang salah Kecelakaan di
Tempat Kerja
Pasal 10 (a)
4. Tata laksana Kebersihan, Mobilitas pekerja Menjaga kebersihan, 1 Undang-
kerumahtanggaan penataan alat dan atau orang di melakukan penataan alat Undang No.1
(housekeeping) tidak berjalan material di area tempat kerja dan material sesuai Tahun 1970
kerja terlihat menjadi terganggu, dengan tempatnya.
dengan baik tentang
kurang dalam dapat terjadi
penerapannya kecelakaan kerja Keselamatan
serta penyakit Kerja, pasal 3
akibat kerja (psikis) butir h, l, dan
dan menurunkan m
produktivitas serta • Peraturan
efisiensi pekerja. Menteri

39
Bahaya yang Landasan
No. Temuan Analisa Rekomendasi
Timbul Hukum
Tenaga Kerja,
Transmigrasi
dan Koperasi
No.
PER.05/MEN/
2018 Pasal 43
dan 44.
5. Sarana dan prasarana ruang Ruang PK3 belum Jika terjadi insiden Pada ruangan PK3 segera • Peraturan
P3K masih belum sesuai memenuhi kecelakaan, korban dilengkapi fasilitas atau Menteri
dengan peraturan persyaratan sarana tidak mendapatkan alat pelengkap lainya Tenaga Kerja
perundangan prasarana secara penangan yang seperti toilet, wastafel, dan
keseluruhan maksimal dan tabung oksigen. Transmigrasi
RI No.
PER.15/MEN/
VII/2008
tentang
Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan di
Tempat Kerja
Pasal 9.

40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari dari
observasi lapang di PT Home adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3 di PT
Homeware International Indonesia telah berjalan dengan baik yaitu adanya Ahli
K3 Umum, Ahli K3 Listrik, Petugas K3 Pemadam Kebakaran, dan Petugas K3
P3K sebagai tenaga ahli yang bekerja. Sedangkan yang perlu diperbaiki yaitu
sertifikasi SMK3 dan penerapan SMK3 yang lebih baik lagi
2. Penerapan norma K3 di bidang Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik dan
Penanggulangan Kebakaran di PT. Homeware International Indonesia yang
berjalan dengan baik, yaitu dilakukannya riksa uji pada alat, tersedia proteksi
kebakaran aktif seperti APAR, sprinkler serta alaram kebakaran. Sedangkan
yang perlu diperbaiki yaitu saat pengerjaan proyek renovasi beberapa pekerja
belum menggunakan APD lengkap, lampu indicator yang tidak menyala pada
box panel, tidak adanya symbol untuk ruangan bahaya tegangan tinggi, serta
jumlah APAR yang disediakan masih belum sesuai dengan luas bangunan
pabrik.
3. Penerapan norma K3 di bidang Pesawat Uap, Bejanan Tekanan, dan Mekanik di
PT. Homeware International Indonesia yang berjalan dengan baik, yaitu
pemeriksaan berkala pada genset dan kompresor, adanya kebijakan K3 dan
tenaga ahli bersertifikat. Sedangkan yang perlu diperbaiki yaitu sosialisasi
terhadap penerapan norma K3 dan edukasi menyeluruh tentang pentingnya
norma K3.
4. Penerapan norma K3 di bidang Bahan Kimia Beracun, Lingkungan Kerja dan
Kesehatan Kerja di PT. Homeware International Indonesia yang berjalan
dengan baik, yaitu kelengkapan MSDS bahan yang ada dalam perusahaan dan
penyimpanan, Kerjasama dengan lembaga kesehatan serta adanya sarana
prasarana P3K. sedangkan yang perlu diperbaiki yaitu kelengkapan seluruh

41
sarana prasarana P3K, tata letak MSDS yang sulit dijangkau, bahan
penyimapanan bahan kimia terbuat dari kayu.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan norma K3 di PT
Homeware International Indonesia. Saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Melakukukan sertifikasi SMK3 agar pepenenerapan SMK3 semakakin baik,
dan juga karena PT. Homeware International Indonesia termasuk perusahaan
dengan bahaya tinggi karena menggunakan bahan kimia berbahaya.
2. Dapat dilakukan Pendidikan dan pelatihan terhadap HIV/AIDS dalam hal
upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja, agar dapat
mencegah penyebaran HIV/AIDS.
3. Membuat dan memasang tanda rambu untuk APAR agar mempermudah
pencarian letak APAR saat terjadi kebakaran.
4. Melengkapi APD yang digunakan di tempat kerja agar dapat mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
5. Memasang pintu evakuasi untuk mempermudah proses evakuasi apabila
terjadi keadaan darurat
6. Mempekerjakan Ahli K3 konstruksi sesuai dengan lama proyek berlangsung
7. Memberikan pengawasan terhadap kepatuhan pekerja dalam menggunakan
APD
8. Memasang rambu-rambu/ safety line pada lokasi yang sedang dilakukanan
perbaikan/ renovasi
9. Memasang simbol/tanda bahwa di ruangan yang terdapat Bahaya teganganan
Tinggi Arus Listrik.
10.Melakukan pemeriksaan secara berkala pada box panel, dan segera
melakukan
perbaikan apabila ditemukan kerusakan.
11.Diharapkan memiliki operator genset yang sudah memiliki sertifikasi
operator.
12. Melakukan penambahan jumlah APAR sesuai dengan luas perusahaan.
13. Memisahakan Tabung LPG Dengan Bahan Yang Mudah Terbakar
14. Penempatan Mesin Kompresor Diletakkan Di Tempat Yang Jauh Dari Area

42
Packing
15. Membuat Jalur Khusus Untuk Pesawat Angkut Beroda.
16. Diharapkan Adanya Penambahan Jumlah Apar Sesuai Dengan Luas
Perusahaan
17. Penyangga Tabung gas dibikin menjadi lebih tinggi setidaknya setengah dari
badan tabung LPG Sehingga Tidak Terjatuh
18. Memberi Label Secara Berkala Pada Tungku & Gas LPG
19. Melakukan Rekondisi Terhadap Mesin-Mesin Yang Masih Bisa Dipakai
20. Melakukan Dan Melaporkan Pengujian Riksa Kepada Disnaker Setempat
21. Meningkatkan kesadaran seluruh kompnen perusahaan dalam penerapan
norma
K3
22. Memberikan ketegasan dalam penerapan norma K3
23. Melakukan edukasi secara menyeluruh terhadap seluruh komponen
perusahaanakan pentingnya pelaksanaan K3
24. Barang dan peralatan yang tidak terpakai seharusnya diletakkan di tempat
yang
semestinya atau di gudang dengan menerapkan budaya 5R
25. Pengurus memberikan sosialisasi terkait safety induction, dan penggunaan
APD
26. Pengurus menyediakan tempat duduk sesuai ergonomicic
27. Mengganti lambing P3K sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
28.MenambahkanfasilitasyangbelumtersediapadaruanganP3Kdan
menambahkan arah menuju P3K
29. Menata peletakan LDKB di tempat yang mudah dijangkau

43
DAFTAR PUSTAKA

Presiden RI (1970) ‘Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamat Kerdja’,


in Intergovernmental Panel on Climate Change (ed.) Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI. Cambridge: Cambridge University Press, pp. 1–30.
Sopanah, Bahri, S. and Ghozali, M. (2020) Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal.
Scopindo Media Pustaka.
UUD 1945 (2003) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, Undang-Undang No 13. Indonesia.
Wulandari, A., Syah, N. A. and Ernawati, T. (2020) ‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Peserta Mandiri Dalam Pembayaran Iuran Program Jaminan Kesehatan
Nasional di Kota Solok’, Jurnal Kesehatan Andalas, 9(1), p. 7. doi:
10.25077/jka.v9i1.1219.
Buku Himpunan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 2018.
Profil PT Homeware International Indonesia.
Video Profil PT Homeware International Indonesia.
Wawancara dengan narasumber PT Homeware International Indonesia.
.

44

Anda mungkin juga menyukai