Anda di halaman 1dari 51

HUKUM DALAM PRAKTEK

OPERASIONAL BANK

Version 27.11.2013
Pengetahuan Kredit Konsumen

DAFTAR ISI
BAB 1: RAHASIA BANK • Pengertian rahasia bank
• Ketentuan rahasia bank
• Siapa yang harus menjaga rahasia bank.
• Pengecualian ketentuan rahasia bank menurut UU Perbankan
• Sanksi pelanggaran rahasia bank
• Peraturan Perundangan yang mengatur pengecualian rahasia bank

BAB 2: SUBYEK HUKUM • Pengertian subyek hukum


• Bentuk subyek hukum
• Pengertian & syarat cakap hukum
• Pengertian, syarat pendirian dan tanggung jawab badan hukum dan badan bukan badan hukum,
pengesahan sebagai badan hukum

BAB 3: TRANSAKSI YANG • Syarat-syarat melakukan transaksi yang sah menurut hukum
• Akibat hukum tidak dipenuhi syarat sahnya suatu transaksi.
SAH MENURUT HUKUM

BAB 4: PENATAUSAHAAN • Menjelaskan jenis-jenis rekening,


REKENING • Menjelaskan persyaratan pembukaan rekening
• Menjelaskan alasan penutupan rekening
• Mengidentifikasi pemblokiran rekening (pihak-pihak yang dapat meminta pemblokiran rekening dan
langkah yang dilakukan bila ada permintaan pemblokiran rekening).

BAB 5: PEMBERIAN KUASA • Pengertian pemberian kuasa


• Cara pemberian dan penerimaan kuasa
• Jenis pemberian kuasa
• Alasan berakhirnya pemberian kuasa

BAB 6: CEK • Mengidentifikasi Cek(Pengertian dan syarat formal cek)


• Merinci cara penulisan/pengisian Cek
• Menjelaskan pengenaan bea materai pada Cek
• Menjelaskan kewajiban penyediaan dana, masa pengunjukan, dan daluwarsa
• Menjelaskan penerima dan endosemen cek
• Menjelaskan Cek silang, post dated cheque
• Menjelaskan prosedur cek hilang

BAB 7: BILYET GIRO • Mengidentifikasi bilyet giro(pengertian dan syarat formalBilyet Giro)
• Merinci cara penulisan/pengisian bilyet giro
• Menjelaskan tanggal efektif dan tenggang waktu penawaran
• Menjelaskan Kewajiban penyediaan dana
• Menjelaskan pembatalan bilyet giro
• Menjelaskan kewajiban menolak bilyet giro
• Menjelaskan pengenaan Bea materai

BAB 8: CEK/BILYET GIRO • Menjelaskan pengertian Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN),
KOSONG Daftar Hitam Individual Bank (DHIB), Daftar Hitam Nasional.
• Menjelaskan kriteria penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
• Menjelaskan sanksi bagi penari Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang memenuhi kriteria DHN:
- Pembekuan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong.
- Penutupan rekening giro.
• Menjelaskan penerbitan DHN.
• Menjelaskan pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
• Menjelaskan penggolongan penolakan Cek dan/
• Menjelaskan kewajiban menolak bilyet giro
• Menjelaskan pengenaan Bea materai

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013


BAB 1
RAHASIA BANK
• Pengertian rahasia bank • Sanksi pelanggaran rahasia bank
• Ketentuan rahasia bank • Peraturan Perundangan yang
• Siapa yang harus menjaga rahasia bank. mengatur pengecualian rahasia bank
• Pengecualian ketentuan rahasia bank
menurut UU Perbankan

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

RAHASIA
BANK
Bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, dalam arti Membuka Rahasia Bank. Yang wajib menjaga rahasia bank
masyarakat mempercayakan pengelolaan uangnya kepada adalah Bank dan pihak terafiliasi dengan Bank. Yang dimaksud
bank. Nasabah hanya akan percaya kepada bank apabila ada dengan pihak terafiliasi adalah :
suatu jaminan dari pihak bank bahwa keadaan keuangan dan
hal-hal lain dari nasabah tidak disalahgunakan. Untuk menjaga 1. Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi atau kuasanya,
agar kepercayaan nasabah ini tidak berkurang maka bank harus pejabat, atau karyawan bank;
menjaga apa yang harus dirahasiakan. 2. Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya,
pejabat, atau karyawan bank, khusus bagi bank yang
berbentuk hukum koperasi sesuai dengan peraturan
DASAR HUKUM : perundang-undangan yang berlaku;
3. Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain
1. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang akuntan publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan
Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun lainnya.
1992 tentang Perbankan (UU Perbankan). 4. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut
2. Peraturan Bank Indonesia nomor 2/19/ serta mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain
PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris,
Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis keluarga pengawas, keluarga direksi, keluarga pengurus.
Membuka Rahasia Bank.

PENGERTIAN :

• Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan


dengan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan
Simpanannya.
• Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan
dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian
bank dengan nasabah yang bersangkutan.
• Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam
bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

KETENTUAN RAHASIA BANK

Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah


Penyimpan dan Simpanannya sebagaimana diatur dalam Pasal
40 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan juncto Pasal
2 Peraturan Bank Indonesia nomor 2/19/PBI/2000 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 4


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

RAHASIA
BANK
PENGECUALIAN RAHASIA BANK MENURUT
UNDANG-UNDANG PERBANKAN :

Bank wajib memberikan keterangan dengan terlebih dahulu Bank dapat memberikan keterangan tanpa harus terlebih
A memperoleh perintah atau izin tertulis untuk membuka
Rahasia Bank dari Pimpinan bank Indonesia dalam hal :
B dahulu memperoleh perintah atau izin untuk membuka
rahasia bank dari Pimpinan Bank Indonesia dalam hal:

1. Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas 1. Pembinaan dan pengawasan oleh Bank Indonesia, berupa:
permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan • Pemeriksaan oleh Bank Indonesia (Psl. 30)
perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan • Pelaporan kepada Bank Indonesia (Psl. 34)
dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat
mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu 2. Perkara perdata antara bank dengan nasabahnya, direksi
kepada pejabat pajak. (Psl. 41) bank yang bersangkutan dapat menginformasikan kepada
pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang
2. Untuk penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang relevan
kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara / Panitia dengan perkara tersebut (Psl. 43).
Urusan Piutang Negara, Pimpinan Bank Indonesia atas
permintaan tertulis dari Kepala BUPLN/Ketua PUPN, dapat 3. Tukar-menukar informasi antarbank, direksi bank dapat
memberikan izin tertulis kepada pejabat BUPLN/PUPN untuk memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada
memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan bank lain, sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Bank
nasabah debitur. Indonesia (Psl. 44).
Izin tersebut harus menyebutkan nama dan jabatan pejabat
BUPLN/PUPN, nama nasabah debitur yang bersangkutan dan 4. Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari Nasabah
alasan diperlukannya keterangan. (Psl. 41A) Penyimpan yang dibuat secara tertulis, bank wajib
memberikan keterangan mengenai simpanan Nasabah
3. Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, Penyimpan pada bank yang bersangkutan kepada pihak yang
Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan tertulis dari ditunjuk oleh Nasabah Penyimpan tersebut (Psl 44 A ayat 1).
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung atau Ketua
Mahkamah Agung, dapat memberikan izin tertulis kepada 5. Apabila Nasabah Penyimpan telah meninggal dunia, ahli
polisi, jaksa atau hakim untuk memperoleh keterangan dari waris yang sah dari nasabah yang bersangkutan berhak
bank mengenai simpanan tersangka/terdakwa pada bank. memperoleh keterangan mengenai simpanan Nasabah
Izin tersebut harus menyebutkan nama dan jabatan polisi, Penyimpan tersebut (Psl.44A ayat 2).
jaksa atau hakim, nama tersangka/terdakwa, alasan
diperlukannya keterangan dan hubungan perkara pidana
yang bersangkutan dengan keterangan yang diperlukan. (Psl.
42).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 5


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

RAHASIA
BANK
SANKSI ATAS PELANGGARAN RAHASIA BANK
• Lalai tidak memberikan keterangan yang wajib dipenuhi
dalam rangka pemeriksaan Bank Indonesia dan pelaporan
Sesuai dengan UU Perbankan No. 10/1998, kepada Bank Indonesia sebagaimana yang telah ditetapkan,
pihak-pihak yang melakukan pelanggaran diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 1 (satu)
terhadap rahasia bank akan dikenakan tahun dan paling lama 2 (dua) tahun serta denda sekurang-
berbagai sanksi yang berat. kurangnya Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).
1. Pasal 47 ayat 1

Pihak lain tanpa membawa perintah tertulis


atau ijin dari Pimpinan Bank Indonesia
dengan sengaja memaksa bank atau pihak
terafiliasi memberikan keterangan yang
wajib dirahasiakan diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta
denda sekurang-kurangnya Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 200.000.000.000,- (dua ratus miliar
rupiah).

2. Pasal 47 ayat 2

Anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak


terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan
yang wajib dirahasiakan diancam dengan pidana penjara selama
2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta denda
sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000,- (empat miliar rupiah)
dan paling banyak Rp 8.000.000.000,- (delapan miliar rupiah).

3. Pasal 47 (a)

Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang


dengan sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib
dipenuhi diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun serta denda sekurang-
kurangnya Rp 4.000.000.000,- (empat miliar rupiah) dan paling
banyak Rp 15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah). Beberapa Peraturan Perundangan Yang Mengatur
Pengecualian Terhadap Ketentuan Rahasia Bank
4. Pasal 48 ayat 1 sebagaimana diatur dalam UU Perbankan yaitu :

Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2003
• Dengan sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib tentang Perubahan Atas Undang- Undang Republik
dipenuhi dalam rangka pemeriksaan Bank Indonesia dan Indonesia No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana
pelaporan kepada Bank Indonesia sebagaimana yang telah Pencucian Uang (selanjutnya disebut “UU Pencuciang
ditetapkan, diancam dengan pidana penjara sekurang- Uang”.)
kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000,- (lima
miliar rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000.000,- (seratus
miliar rupiah).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 6


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

RAHASIA
BANK
Di dalam UU Pencucian Uang ini diatur hal-hal sebagai berikut :
Sanksi :
Bank sebagai Penyedia Jasa Keuangan wajib menyampaikan
laporan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Bank yang dengan sengaja tidak menyampaikan laporan
(yang selanjutnya disebut “PPATK”) untuk hal-hal sebagai berikut: kepada PPATK, dipidana dengan pidana denda paling sedikit
Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling
a. Transaksi Keuangan Mencurigakan, yaitu : banyak Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
- transaksi keuangan yang menyimpang dari profil,
karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah
yang bersangkutan,
- transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan
transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh
Penyedia Jasa Keuangan sesuai ketentuan undang-
undang ini; atau
- transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan
dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga
berasal dari hasil tindak pidana.

Penyampaian laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan


dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Penyedia
Jasa Keuangan mengetahui adanya unsur Transaksi Keuangan
Mencurigakan

b. Transaksi Keuangan yang Dilakukan Secara Tunai dalam


jumlah kumulatif sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta Pasal 33 :
rupiah) atau lebih atau mata uang asing yang nilainya setara,
baik dilakukan dalam satu kali transaksi maupun beberapa 1) Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak
kali transaksi dalam 1 (satu) hari kerja. pidana pencucian uang maka penyidik, penuntut umum atau
hakim berwenang untuk meminta keterangan dari Penyedia
Penyampaian laporan Transaksi Keuangan yang Dilakukan Jasa Keuangan mengenai Harta Kekayaan setiap orang yang
Secara Tunai, dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja telah dilaporkan oleh PPATK, tersangka atau terdakwa.
terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan. 2) Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), terhadap penyidik, penuntut umum, atau hakim
Transaksi Keuangan Tunai yang dikecualikan dari kewajiban tidak berlaku ketentuan undang-undang yang mengatur
pelaporan meliputi : tentang rahasia bank dan kerahasiaan transaksi keuangan
lainnya.
Transaksi antarbank, transaksi dengan Pemerintah, transaksi 3) Permintaan keterangan harus diajukan secara tertulis
dengan bank sentral, pembayaran gaji, pensiun dan transaksi dengan menyebutkan secara jelas mengenai :
lainnya yang ditetapkan oleh Kepala PPATK atau atas perintah a. nama atau jabatan penyidik, penuntut umum, atau
Penyedia Jasa Keuangan yang disetujui oleh PPATK. hakim,
b. identitas setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK,
Pelaksanaan kewajiban pelaporan oleh Bank, dikecualikan dari tersangka atau terdakwa,
ketentuan rahasia bank sebagaimana dimaksud dalam undang- c. tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan; dan
undang yang mengatur mengenai rahasia bank. d. tempat Harta Kekayaan berada.

Bank, pejabat, serta pegawainya tidak dapat dituntut baik secara


perdata maupun pidana atas pelaksanaan kewajiban pelaporan
sebagaimana dimaksud di atas.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 7


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

RAHASIA
BANK
4) Surat permintaan untuk memperoleh keterangan (4) Surat Permintaan untuk memperoleh keterangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) harus
ditandatangani oleh : ditandatangani oleh :
a. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kepala a) Kepala Kepolisian Daerah atau pejabat yang
Kepolisian Daerah dalam hal permintaan diajukan oleh setingkat pada tingkat Pusat dalam hal permintaan
penyidik; diajukan oleh penyidik
b. Jaksa Agung Republik Indonesia atau Kepala Kejaksaan b) Kepala Kejaksaan Tinggi dalam hal permintaan
Tinggi dalam hal permintaan diajukan oleh penuntut diajukan oleh penuntut umum
umum; c) Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara
c. Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara yang tersebut.
bersangkutan.
3. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
2. Undang-Undang No. 15 tahun 2003 tentang Penetapan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.(Selanjutnya
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik disebut juga ”UU KPK”)
Indonesia No. 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme, Menjadi Undang-undang. (Selanjutnya Menurut ketentuan Pasal 12 butir c Undang-Undang No. 30
disebut juga ”UU Terorisme”) Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (KPK) :
Di dalam undang-undang tersebut diatur hal-hal sebagai • KPK berwenang meminta data nasabah dengan
berikut: ketentuan nasabah yang bersangkutan sudah berstatus
tersangka atau terdakwa.
• Permintaan data dilakukan dengan menggunakan surat
Pasal 30 : resmi dari KPK yang harus ditandatangani oleh :
a. Pejabat KPK serendah-rendahnya Deputi atau
(1) Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak Sekjen atas nama Pimpinan KPK , atau
pidana terorisme, maka penyidik, penuntut umum, b. Pegawai KPK yang diberi perintah berdasarkan
atau hakim berwenang untuk meminta keterangan Surat Perintah/Surat Tugas yang ditandatangani
dari bank dan lembaga jasa keuangan mengenai harta oleh salah satu Pejabat KPK sebagaimana dimaksud
kekayaan setiap orang yang diketahui atau patut diduga pada butir a di atas.
melakukan pidana terorisme.
(2) Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud (BERDASARKAN SURAT DARI DIREKTORAT PENELITIAN DAN
dalam ayat (1) terhadap penyidik, penuntut umum, PENGATURAN PERBANKAN BI NO.7/84/DPNP/IDPNP TANGGAL
atau hakim tidak berlaku ketentuan undang-undang 24 FEBRUARI 2005)
yang mengatur tentang rahasia bank dan kerahasiaan
transaksi keuangan lainnya.
(3) Permintaan keterangan harus diajukan secara tertulis
dengan menyebutkan secara jelas mengenai :
a) nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau
hakim
b) identitas setiap orang yang diketahui atau patut
diduga melakukan tindakan terorisme
c) tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan,
dan d) tempat harta kekayaan berada

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 8


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BAB 2
SUBYEK HUKUM
1. Pengertian subyek hukum 4. Pengertian, syarat pendirian dan
2. Bentuk subyek hukum tanggung jawab badan hukum
3. Pengertian & syarat cakap hukum dan badan bukan badan hukum,
pengesahan sebagai badan hukum

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 9


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

Transaksi perbankan melibatkan 2 (dua) pihak atau lebih, pihak


pertama adalah bank, pihak lain adalah nasabah. Untuk dapat ORANG ATAU MANUSIA PRIBADI
bertransaksi pihak-pihak yang terlibat haruslah memenuhi
kriteria cakap menurut hukum. Di bawah ini akan diuraikan siapa-
siapa yang dapat melakukan tindakan hukum atau lazim disebut Orang/manusia pribadi adalah setiap orang
subyek hukum. sejak lahir hidup sampai ia meninggal dunia
dianggap sebagai SUBYEK HUKUM.

PENGERTIAN : Menurut Pasal 1330 KUHPerdata ; untuk dapat


melakukan tindakan hukum, manusia pribadi
Subyek hukum adalah adalah pihak-pihak yang dapat melakukan harus “CAKAP HUKUM” melakukan tindakan
tindakan hukum dan merupakan pendukung hak dan kewajiban, hukum yaitu:
artinya subyek hukum dapat menerima hak dan dapat dibebani
kewajiban.
1. Telah dewasa atau sudah menikah sebelumnya
Maksudnya orang tersebut telah mencapai usia dewasa atau
BENTUK SUBYEK HUKUM telah menikah sebelum ia mencapai usia dewasa.

Subyek hukum dapat berbentuk : Batas usia dewasa menurut beberapa ketentuan hukum :
• Orang atau manusia pribadi. - 21 tahun atau sudah menikah - Pasal 330 KUH Perdata
• Badan, terdiri dari : - 18 tahun atau sudah menikah - Pasal 47 juncto Pasal 50
1. Badan hukum UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
2. Badan bukan badan hukum. - 21 tahun dan tidak cacat fisik maupun mental atau sudah
menikah - Pasal 98 Kompilasi Hukum Islam

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 10


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

2. Tidak sedang berada “di bawah pengampuan” (Curatele)


Orang yang ditaruh “di bawah pengampuan” adalah orang BADAN
dewasa yang berada dalam keadaan dungu, sakit otak atau
mata gelap, boros ditaruh di bawah pengampuan (Pasal 433 Badan adalah suatu perkumpulan yang
KUHPerdata). telah memenuhi syarat-syarat tertentu,
oleh hukum diperlakukan sebagai SUBYEK
Pasal 436 KUHPerdata : HUKUM.
Permintaan akan pengampuan harus diajukan ke Pengadilan Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah :
Negeri setempat. • Mempunyai kekayaan terpisah
• Mempunyai tujuan tertentu
Pasal 449 KUHPerdata : • Mempunyai kepentingan bersama
Pengangkatan Pengampuan harus segera diberitahukan • Mempunyai organisasi yang teratur
kepada Balai Harta Peninggalan

Konsekuensi hukumnya :
a. Setiap orang yang ditaruh di bawah pengampuan
mempunyai kedudukan yang sama dengan seorang yang
belum dewasa,
b. Seorang yang ditaruh di bawah pengampuan tidak dapat
melakukan perbuatan hukum yang sah, segala perbuatan
hukumnya harus diwakili oleh pengampu.

Perbedaan pengertian perwalian dan di bawah kekuasaan


orang tua :

Perwalian – Pasal 360


di bawah kekuasaan orang tua
KUHPerdata
• Pengawasan dan pengurusan • Seorang anak yang dihasilkan dari
benda serta kekayaan anak perkawinan yang sah dan masih
di bawah umur, yang tidak berusia di bawah umur sampai ia
berada di bawah kekuasaan mencapai usia dewasa, berada di
orang tua. bawah kekuasaan orang tuanya.
• Anak yang berada di bawah
perwalian, yaitu :
- Anak sah yang kedua
orang tuanya telah
dicabut kekuasaannya
sebagai orang tua,
- Anak sah yang kedua
orang tuanya telah
meninggal dunia.

Dalam tiap-tiap perwalian yang


diperintahkan di Indonesia,
Balai Harta Peninggalan
menjadi wali pengawas.

Permintaan akan perwalian


harus diajukan ke Pengadilan
Negeri setempat dan Pengampu
wajib mengangkat sumpah di
Balai Harta Peninggalan (Pasal
362 KUH Perdata).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 11


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

Badan dapat berupa : Perbuatan hukum sebelum perseroan berstatus badan


hukum:
A. BADAN HUKUM Perbuatan hukum atas nama Perseroan yang belum
memperoleh status badan hukum dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Perseroan Terbatas (PT) 1. Perbuatan hukum atas nama Perseroan yang belum
memperoleh status badan hukum, hanya boleh dilakukan
Dasar hukum : oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua
pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris Perseroan
Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan dan mereka semua bertanggungjawab secara tanggung
Terbatas. renteng atas perbuatan hukum tersebut (Pasal 14 ayat
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang 1).
merupakan persekutuan modal,didirikan berdasarkan 2. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud di atas (Pasal
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar 14 ayat 1), karena hukum menjadi tanggung jawab
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi Perseroan setelah Perseroan menjadi badan hukum
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta (Pasal 14 ayat 3).
peraturan pelaksanaannya. 3. Dalam hal perbuatan hukum Perseroan dilakukan oleh
pendiri atas nama Perseroan yang belum memperoleh
Persyaratan Pendirian dan Prosedur Pengesahan PT Sebagai status badan hukum, maka perbuatan hukum tersebut
Badan Hukum : mengikat Perseroan setelah perbuatan hukum oleh
pendiri disetujui oleh semua pemegang saham dalam
• Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan RUPS yang dihadiri oleh semua pemegang saham
akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia. Perseroan (Pasal 14 ayat 4).
• Permohonan pengesahan harus diajukan kepada Menteri
Hukum dan HAM (Menteri) paling lambat 60 hari sejak
tanggal akta pendirian. (Catatan : jika lebih dari 60 hari
maka akta pendirian batal dan perseroan bubar karena Catatan :
hukum). RUPS yang dimaksud dalam Pasal 14 ayat 4 adalah
• Perseroan memperoleh status badan hukum pada RUPS pertama yang harus diselenggarakan paling
tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai lambat 60 hari setelah Perseroan memperoleh status
pengesahan badan hukum Perseroan. badan hukum (Pasal 14 ayat 5).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 12


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

Kewajiban dan Batas Waktu Menuangkan Perubahan


Anggaran Dasar dalam Akta Notaris :

1. Jika perubahan anggaran dasar dibuat di bawah tangan


(tidak dimuat dalam akta berita acara rapat yang dibuat
notaris), harus dinyatakan dalam akta notaris paling
lambat 30 hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS
(Pasal 21 ayat 5),
2. Jika batas waktu 30 hari tersebut terlewatkan maka
perubahan anggaran dasar tersebut tidak boleh
dinyatakan dalam akta notaris (Pasal 21 ayat 6).

Batas Waktu Permohonan Persetujuan/Pemberitahuan


Perubahan Anggaran Dasar : Perubahan Anggaran Dasar :
• Perubahan anggaran dasar harus dituangkan dalam akta
notaris dalam bahasa Indonesia. 1. Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar/
pemberitahuan perubahan anggaran dasar diajukan/
• Perubahan anggaran dasar : disampaikan kepada Menteri paling lambat 30 hari
a. Yang memerlukan persetujuan Menteri (Pasal 23 terhitung sejak tanggal akta notaris yang memuat
ayat 1) perubahan anggaran dasar (Pasal 21 ayat 7 dan ayat 8).
1. Nama perseroan dan/atau tempat kedudukan 2. Jika batas waktu 30 hari tersebut terlewatkan maka
perseroan; permohonan persetujuan/pemberitahuan perubahan
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha anggaran dasar tidak dapat diajukan atau disampaikan
perseroan; kepada Menteri ( Pasal 21 ayat 9).
3. Jangka waktu berdirinya perseroan;
4. Besarnya modal dasar;
5. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor;
6. Status perseroan yang tertutup menjadi
perseroan terbuka atau sebaliknya.

Perubahan anggaran dasar mulai berlaku sejak tanggal


diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai persetujuan
perubahan anggaran dasar.

b. Yang cukup diberitahukan kepada Menteri (Pasal 23


ayat 2)
yaitu perubahan anggaran dasar selain dari hal-hal
yang tersebut di atas, dan mulai berlaku sejak tanggal
diterbitkannya surat penerimaan pemberitahuan
perubahan anggaran dasar oleh Menteri.

Catatan :

Perubahan susunan pengurus (Direksi, Komisaris)


dan Pemegang Saham Perseroan. BUKAN merupakan
perubahan anggaran dasar melainkan perubahan data
perseroan (Pasal 29 ayat 3 huruf c).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 13


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

5. Direksi wajib memberitahukan kepada Menteri atas


perubahan anggota Direksi (termasuk didalamnya
pengangkatan kembali) untuk dicatat dalam daftar
perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari
terhitung sejak tanggal keputusan RUPS.
6. Apabila Direksi belum melakukan pemberitahuan
perubahan susunan Direksi, maka Menteri menolak
setiap permohonan persetujuan/pemberitahuan
perubahan anggaran dasar oleh Direksi yang belum
tercatat dalam daftar perseroan.

Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) : pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
1. RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan dan
2. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling memberi nasihat kepada Direksi.
lambat 6 bulan setelah tahun buku berakhir. 2. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS.
3. RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan 3. Saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian dan
kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. pemberhentian Dewan Komisaris ditetapkan dalam
4. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di keputusan RUPS.
tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya yang 4. Apabila RUPS tidak menetapkan saat mulai berlakunya
utama sesuai anggaran dasar Perseroan, untuk RUPS pengangkatan, penggantian dan pemberhentian Dewan
Perseroan Terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan Komisaris, maka pengangkatan, penggantian dan
bursa dimana saham Perseroan dicatatkan. 5. Tempat pemberhentian tersebut berlaku sejak ditutupnya RUPS.
RUPS sebagaimana dimaksud harus terletak di wilayah 5. Perubahan anggota Dewan Komisaris (termasuk di
RI. dalamnya pengangkatan kembali) wajib diberitahukan
6. RUPS dapat dilakukan melalui media telekonferensi, oleh Direksi kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar
video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari
yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat terhitung sejak tanggal keputusan RUPS.
dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi 6. Apabila Direksi belum melakukan pemberitahuan
dalam Rapat. perubahan susunan Dewan Komisaris, Menteri menolak
7. Pemanggilan RUPS selain dengan Surat Tercatat setiap pemberitahuan tentang perubahan susunan
dimungkinkan dengan iklan dalam surat kabar. Dewan Komisaris selanjutnya yang disampaikan kepada
Menteri oleh Direksi.

Direksi Catatan :

1. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang
dan mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan
pengadilan. Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan
2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS. berdasarkan keputusan Dewan Komisaris (Pasal 108 ayat
3. Saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian 4).
dan pemberhentian anggota Direksi ditetapkan dalam
keputusan RUPS.
4. Apabila RUPS tidak menetapkan saat mulai berlakunya
pengangkatan, penggantian dan pemberhentian
anggota Direksi, maka pengangkatan, penggantian dan
pemberhentian tersebut berlaku sejak ditutupnya RUPS.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 14


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

Daftar Perseroan dan Pengumuman :

1. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tidak mengkaitkan


pengesahan badan hukum, perseroan, persetujuan dan
pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan
dengan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam UU Pembubaran, Likuidasi dan
No. 3/1982 tentang Wajib Daftar Perseroan. Berakhirnya Status Badan Hukum
2. Menteri yang memberikan pengesahan badan hukum, Perseroan (Psl 142- Psl 152 Undang-
persetujuan perubahan anggaran dasar serta menerima Undang No. 40 Tahun 2007).
pemberitahuan perubahan anggaran dasar akan
menyelenggarakan Daftar Perseroan dan memasukkan 1. Pembubaran Perseroan dapat terjadi karena :
data perseroan secara langsung. a. Berdasarkan keputusan RUPS,
3. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara RI akan b. Jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam
dilakukan oleh Menteri dalam jangka waktu paling lambat anggaran dasar telah berakhir,
14 hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya Keputusan c. Penetapan pengadilan,
Menteri mengenai pengesahan status badan hukum d. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan
Perseroan atau persetujuan perubahan anggaran dasar pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan
atau diterimanya pemberitahuan perubahan anggaran hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup
dasar Perseroan oleh Menteri. untuk membayar biaya kepailitan,
4. Daftar Perseroan terbuka untuk umum dan akan diatur e. Harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit
lebih lanjut dalam Peraturan Menteri. berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan
Mengalihkan atau menjaminkan seluruh atau sebagian harta Penundaan Kewajiban Pembayaran utang; atau
PT (Psl. 102 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007). f. Dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga
• Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk : mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai
a. Mengalihkan kekayaan Perseroan, atau dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan,
yang merupakan lebih dari 50 % (lima puluh persen) 2. Dengan Pembubaran Perseroan maka :
jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) a. Wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh
transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama likuidator atau kurator;
lain maupun tidak. b. Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum
• RUPS yang menyetujui tindakan tersebut harus dihadiri kecuali diperlukan untuk membereskan semua
oleh 3/4 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak urusan Perseroan dalam rangka likuidasi.
suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan 3. Pembubaran Perseroan tidak mengakibatkan Perseroan
adalah sah jika disetujui paling sedikit 3⁄4 bagian dari kehilangan status badan hukum sampai dengan
jumlah suara yang dikeluarkan kecuali anggaran dasar selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator
menentukan kourum kehadiran dan/atau ketentuan diterima oleh RUPS atau pengadilan.
tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS yang 4. Sejak saat pembubaran pada setiap surat keluar Perseroan
lebih besar (rapat kedua dengan jumlah kourum 2/3 dicantumkan kata “ dalam likuidasi” di belakang nama
dan disetujui oleh 3⁄4 jumlah suara yang dikeluarkan Perseroan.
dan rapat ketiga jumlah kourum ditetapkan oleh Ketua
Pengadilan Negeri)

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 15


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

5. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) Perangkat Organisasi Koperasi :
hari terhitung sejak tanggal pembubaran Perseroan, a. Rapat anggota
likuidator wajib memberitahukan : Pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang
• Kepada semua kreditor mengenai pembubaran berhak menetapkan antara lain :
Perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran - anggaran dasar koperasi.
Perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara - kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen,
Republik Indonesia. dan usaha koperasi.
• Kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan - pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus
bahwa Perseroan dalam likuidasi. dan pengawas.
6. Dalam hal pemberitahuan kepada kreditor dan Menteri - rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan
belum dilakukan, pembubaran Perseroan tidak berlaku belanja koperasi serta pengesahan laporan koperasi.
bagi pihak ketiga. - pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam
pelaksanaan tugasnya. - pembagian sisa hasil usaha.
- penggabungan, peleburan, pembagian dan
pembubaran koperasi.

b. Pengurus
- Dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam rapat
anggota.
- Pengurus berwenang :
• Mewakili Koperasi di dalam dan di luar Pengadilan
• Memutuskan penerimaan, penolakan anggota
baru serta penghentian anggota sesuai dengan
2. Koperasi ketentuan dalam anggaran dasar
• Melakukan tindakan dan upaya nagi kepentingan
Dasar hukum : dan kemanfaatan Koperasi sesuai dengan
tanggungjawabnya dan keputusan rapat anggota
Undang-Undang No. 25 Th. 1992 tentang Perkoperasian
serta peraturan pelaksanaannya (selanjutnya disebut ” UU c. Pengawas
Koperasi”). Dipilih dari dan oleh rapat anggota Koperasi dan
bertanggungjawab pada rapat anggota. Pengawas
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi dan berwenang
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai meneliti catatan yang ada pada koperasi dan meminta
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas segala keterangan yang diperlukan dari Pengurus.
kekeluargaan (Pasal 1 UU Koperasi).

Syarat Pengesahan sebagai Badan Hukum :


• Akta pendirian koperasi yang memuat anggaran dasar
harus disahkan oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah RI
• Diumumkan dalam Berita Negara RI.
• Sesuai Pasal 12 UU Koperasi disebutkan bahwa
perubahan mengenai penggabungan, pembagian dan
perubahan bidang usaha koperasi wajib dimintakan
pengesahan Pemerintah.
• Perubahan terhadap anggaran dasar lainnya cukup
dilakukan oleh rapat anggota.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 16


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

Tanggung Jawab : Status Badan Hukum :


Perbuatan hukum yang dilakukan oleh pendiri untuk • Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta
kepentingan koperasi sebelum akta pendirian disahkan, pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum
hanya mengikat koperasi apabila rapat anggota secara bulat dan Hak Asasi Manusia.
menerima sebagai beban dan atau keuntungan koperasi. • Untuk memperoleh pengesahan, pendiri atau kuasanya
mengajukan permohonan kepada Menteri Hukum dan
Apabila rapat anggota tidak menerima sebagai beban dan Hak Asasi Manusia melalui Notaris yang membuat akta
atau keuntungan koperasi maka pendiri yang melakukan pendirian Yayasan
perbuatan hukum tersebut masing-masing atau bersama- • Notaris wajib menyampaikan permohonan pengesahan
sama bertanggung jawab secara pribadi atas segala akibat kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
yang timbul dari tindakan hukum tersebut. jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari terhitung
sejak tanggal akta pendirian Yayasan ditandatangani.
Dalam hal koperasi telah memperoleh status badan hukum, • Pengesahan (dalam arti ditolak atau diterima) akan
maka perbuatan hukum yang dilakukan oleh pendiri koperasi diberikan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung
dan untuk kepentingan koperasi menjadi tanggung jawab sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
koperasi.
Perubahan Anggaran Dasar :
• Anggaran Dasar dapat diubah, kecuali mengenai maksud
3. Yayasan dan tujuan yayasan.
• Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris
Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2004 tanggal 6 Oktober dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 16 Tahun • Perubahan Anggaran Dasar yang meliputi nama dan
2001 tentang Yayasan (selanjutnya disebut “UU Yayasan”). kegiatan yayasan harus mendapatkan persetujuan dari
Menteri.
Yayasan adalah suatu badan hukum yang terdiri atas kekayaaan • Perubahan Anggaran Dasar mengenai hal lain cukup
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan diberitahukan kepada Menteri.
tertentu di bidang sosial, keagamaan, kemanusiaan, yang
tidak mempunyai anggota. Pengumuman :
• Akta pendirian yayasan yang telah disahkan sebagai
Pendirian Yayasan : badan hukum atau perubahan anggaran dasar yang telah
• Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan disetujui, wajib diumumkan dalam Tambahan Berita
memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya, Negara Republik Indonesia.
sebagai kekayaan awal • Perbuatan hukum yang dilakukan oleh Pengurus atas
• Pendirian yayasan harus dilakukan dengan akta notaris, nama yayasan sebelum Yayasan memperoleh status
dibuat bahasa Indonesia. badan hukum menjadi tanggungjawab Pengurus secara
• Yayasan dapat juga didirikan berdasarkan surat wasiat. tanggung renteng.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 17


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

Organ Yayasan : Tanggung Jawab :


• Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, • Pengurusan suatu persekutuan perdata dapat
Pengurus dan Pengawas. dilakukan dengan cara:
• Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan - Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta
kepengurusan Yayasan. pendirian persekutuan perdata, sekutu ini disebut
• Susunan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: “sekutu statuter/gerant statutair”;
a. Seorang Ketua - Diatur sesudah persekutuan perdata berdiri
b. Seorang Sekretaris dengan akta khusus, sekutu ini disebut “sekutu
c. Seorang bendahara mandater/gerant mandataire”.
• Pengurus Yayasan bertanggung jawab penuh atas • Pengurusan suatu persekutuan perdata biasanya
kepengurusan Yayasan untuk kepentingan dan tujuan adalah sekutu sendiri, disebut “pengurus sekutu”. Jika
Yayasan serta berhak mewakili Yayasan baik di dalam di antara para sekutu tidak ada yang dianggap cakap
maupun di luar Pengadilan atau mereka merasa tidak cakap untuk menjadi
pengurus, maka sekutu dapat menetapkan orang
luar yang cakap sebagai pengurus, disebut “pengurus
bukan sekutu”. Hal ini dapat ditetapkan dalam akta
pendirian atau dengan akta khusus.
• Cara pembagian keuntungan dan kerugian dari
suatu persekutuan perdata sebaiknya diatur dalam
perjanjian pendirian persekutuan perdata tersebut,
dengan catatan tidak boleh memberikan keuntungan
kepada seorang sekutu saja, karena ini bertentangan
dengan “asas membagi keuntungan yang diperoleh”.
Tetapi sebaliknya, undang- undang memperbolehkan
B. BADAN BUKAN BADAN HUKUM untuk membebankan seluruh kerugian kepada satu
orang sekutu saja.
1. Persekutuan/Perserikatan Perdata (Maatschap) • Jika dalam perjanjian tidak ditetapkan cara
- Pasal 1618 KUHPerdata pembagian keuntungan dan kerugian, maka
pembagian keuntungan harus dilakukan menurut
Persekutuan Perdata adalah suatu perjanjian antara dua “asas keseimbangan pemasukan”.
orang atau lebih untuk memasukkan sesuatu yang antara
lain dapat berupa uang, benda atau keahlian dalam
persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang
diperoleh. Persekutuan Perdata adalah bentuk bisnis
yang biasanya digunakan oleh konsultan, pengacara,
notaris dan beberapa profesi lainnya.

Syarat pendirian :
• Bentuk perjanjian pendirian suatu persekutuan
perdata sederhana tidak mengharuskan adanya
syarat tertulis (bentuk resmi) dan tidak diperlukan
adanya suatu pengesahan pendirian (pendaftaran
dan pengumuman). Namun biasanya dibuat dalam
bentuk tertulis.

Dalam praktek perbankan harus dimintakan bentuk


perjanjian tertulis.

• Pendirian persekutuan perdata cukup dengan adanya


persetujuan kehendak (kesepakatan) para pihak.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 18


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

SUBJEK HUKUM

2. Firma 3. Perseroan Komanditer (Commanditaire


Vennootschap / CV)
Firma adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama CV adalah persekutuan firma yang mempunyai satu atau
bersama. beberapa orang sekutu komanditer.

Syarat pendirian : Syarat pendirian :


• Akta pendirian dibuat dalam bentuk akta otentik/ • Akta pendirian dibuat dalam bentuk akta otentik/
notariil; notariil;
• Akta pendirian tersebut harus didaftarkan pada • Akta pendirian tersebut didaftarkan pada Panitera
Panitera Pengadilan Negeri setempat; Pengadilan Negeri setempat.
• Akta pendirian yang telah didaftarkan itu diumumkan • Akta pendirian yang telah didaftarkan itu diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia. dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Tanggung Jawab : Tanggung Jawab Pesero :


• Tiap-tiap pesero kecuali yang tidak diperkenankan CV memiliki 2 jenis pesero, yaitu :
mempunyai wewenang dan berhak bertindak untuk • Pesero Pelaksana (Pesero Aktif / Sekutu
dan atas nama Firma. Komplementer / Pesero Pengurus / Direktur) yaitu
• Tanggung jawab pesero adalah tanggung renteng dan pesero yang tidak hanya memasukkan modal tetapi
tidak terbatas. juga menjalankan (mengelola) perseroan. Tanggung
jawab Pesero Pelaksana adalah tanggung renteng
dan tidak terbatas.
• Pesero Diam (Pesero Pasif / Sekutu Komanditer) yaitu
pesero yang hanya memasukkan sejumlah modal
dan tidak turut menjalankan (mengelola) perseroan.
Tanggung jawab Pesero Diam adalah terbatas sampai
sejumlah modal yang telah dimasukkannya. Apabila
Pesero Diam turut menjalankan perseroan maka
tanggung jawabnya berubah menjadi tanggung
renteng dan tidak terbatas.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 19


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BAB 3
TRANSAKSI YANG SAH
MENURUT HUKUM
1. Syarat-syarat melakukan transaksi yang
sah menurut hukum
2. Akibat hukum tidak dipenuhi syarat
sahnya suatu transaksi

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 20


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

TRANSAKSI YANG SAH


MENURUT HUKUM
Pada hakikatnya, transaksi perbankan merupakan perjanjian atau 2. Kecakapan para pihak
persetujuan antara bank dengan nasabah. Agar suatu transaksi
yang dilakukan antara bank dan nasabah tersebut sah menurut Pihak yang membuat suatu perjanjian harus cakap menurut
hukum yang berlaku, maka harus memenuhi ketentuan yang hukum. Pada dasarnya setiap orang yang telah dewasa dan
ditentukan oleh pasal 1320 KUH Perdata. sehat pikirannya adalah cakap menurut hukum.

Menurut pasal 1320 KUH Perdata sahnya suatu perjanjian/ Menurut pasal 1330 KUH Perdata, orang-orang yang tidak
persetujuan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah :
a. Orang-orang yang belum dewasa.
1. Kesepakatan para pihak b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan.
Syarat Subyektif
2. Kecakapan para pihak c. Perempuan dalam hal ditetapkan oleh Undang-undang
dan semua orang yang dilarang membuat perjanjian oleh
3. Suatu hal tertentu Undang-undang.
Syarat Subyektif
4. Suatu sebab yang halal
Menurut pasal 108 dan 110 KUH Perdata seorang perempuan
yang bersuami untuk mengadakan suatu perjanjian
memerlukan bantuan atau ijin dari suaminya.

Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3/1963 tanggal 4


Agustus 1963 kepada Ketua Pengadilan Tinggi dan Ketua
Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia menetapkan pasal
108 dan 110 KUH Perdata sudah tidak berlaku lagi.

Dengan demikian butir c tersebut di atas sudah tidak


berlaku lagi, apalagi dengan adanya UU No. 1/1974 tentang
Perkawinan, kedudukan hukum suami dan istri adalah sama.

1. Kesepakatan para pihak

Kedua belah pihak telah setuju mengenai hal-hal pokok


dari perjanjian. Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu
dikehendaki juga oleh pihak lainnya. Kesepakatan diberikan
oleh para pihak secara bebas, tanpa ada paksaan, kekhilafan/
kekeliruan, penipuan.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 21


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

TRANSAKSI YANG SAH


MENURUT HUKUM
3. Suatu hal tertentu. 1. Bila syarat yang tidak dipenuhi adalah syarat subyektif
maka salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta
Hal tertentu artinya apa yang diperjanjikan sebagai obyek pembatalan perjanjian (voidable). Selama tidak
yang dimaksudkan dalam perjanjian harus ditentukan. dibatalkan atas permintaan salah satu pihak, maka
perjanjian yang dibuat tetap mengikat para pihak.
2. Bila syarat yang tidak dipenuhi adalah syarat obyektif
4. Suatu sebab yang halal (tidak dilarang). maka perjanjian itu batal demi hukum (null and void).
Batal demi hukum artinya perjanjian itu dari semula
Pengertian kata “sebab” menunjuk pada isi perjanjian. Isi dianggap tidak pernah ada atau tidak pernah dilahirkan.
perjanjian harus tidak dilarang atau tidak bertentangan
dengan Undang-undang atau kesusilaan/ketertiban umum. Hal-hal yang dapat menyebabkan batalnya suatu perjanjian :
Bila salah satu syarat di atas tidak dipenuhi, akibatnya : 1. Adanya kekhilafan, berkaitan dengan hakekat barang
yang menjadi pokok perjanjian;
2. Adanya unsur paksaan;
3. Adanya unsur penipuan.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 22


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BAB 4
PENATAUSAHAAN
REKENING
1. Menjelaskan jenis-jenis rekening, 4. Mengidentifikasi pemblokiran
2. Menjelaskan persyaratan pembukaan rekening (pihak-pihak yang dapat
rekening, meminta pemblokiran rekening
3. Menjelaskan alasan penutupan dan langkah yang dilakukan bila ada
rekening, permintaan pemblokiran rekening).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 23


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PENATAUSAHAAN
REKENING
Dalam persepsi orang awam, menjadi nasabah suatu bank identik PERSYARATAN PEMBUKAAN REKENING
dengan memiliki rekening di bank tersebut. Berikut ini akan
diuraikan seluk beluk penatausahaan rekening, mulai dari jenis • Untuk dapat membuka rekening, pemohon harus memenuhi
rekening, pembukaan rekening sampai penutupan rekening. syarat :
1. Berusia 21 tahun ke atas atau telah menikah sebelumnya
dan cakap melakukan tindakan hukum
JENIS - JENIS REKENING 2. Memiliki kartu identitas diri seperti KTP, SIM (untuk
perorangan) atau akta pendirian perusahaan berikut
1. Rekening perorangan semua akta perubahannya dan KTP pengurus perseroan
Rekening yang dimiliki oleh perorangan (termasuk untuk yang menandatangani dokumen pembukaan rekening
kongsi, toko, restoran, bengkel). Dalam hal dikehendaki (untuk perusahaan),
penggunaan nama dagang dapat dicantumkan di belakang 3. Ada Surat Referensi dari Pemimpin Cabang BCA atau
nama perorangan/pribadi dengan kata-kata : bank lain atau dari perorangan yang dikenal masyarakat
atau dikenal pejabat BCA yang menyetujui pembukaan
berusaha/bertindak di bawah nama (Bdn) rekening (khusus untuk pembukaan rekening giro),
4. Mempunyai NPWP,
Contoh: Amir Bdn Toko Asia 5. Mempunyai izin usaha seperti SIUP, Tanda Daftar
Perusahaan (untuk perusahaan
2. Rekening atas nama suatu badan adalah rekening yang 6. Khusus untuk PT dalam rangka Penanaman Modal Asing,
dimiliki oleh suatu badan hukum/bukan badan hukum, yang harus dilengkapi dengan izin dari BKPM.
terdiri atas :
• Bank harus memperhatikan hal-hal lain, yaitu :
- Instansi pemerintah/lembaga negara dan organisasi 1. Bonafiditas pemohon
masyarakat yang tidak merupakan perusahaan; 2. Apakah nama pemohon tercantum dalam Daftar Hitam
- Semua badan hukum yang diatur dalam KUHD atau yang masih berlaku.
peraturan perundang-undangan lainnya; 3. Kebenaran identitas pemohon, yaitu nama, termasuk
- Firma (Fa), CV, dan Yayasan; nama alias dan alamat lengkap.
Untuk mengetahui kebenaran alamat, seyogyanya
3. Rekening gabungan (joint account) adalah rekening yang dilakukan pengecekan.
dimiliki bersama (gabungan) antara : - Perorangan dengan 4. Tanda tangan pada formulir isian harus sama dengan
perorangan yang tertera pada tanda bukti diri

- Perorangan dengan badan hukum/bukan badan hukum


- Badan hukum/ bukan badan hukum dengan badan
hukum/bukan badan hukum

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 24


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PENATAUSAHAAN
REKENING
PEMBUKAAN REKENING OLEH PERORANGAN ASING ALASAN PENUTUPAN REKENING
DAN PERUSAHAAN ASING
Alasan penutupan rekening adalah :
1. PERORANGAN ASING
1. ATAS PERMINTAAN SENDIRI
Perorangan asing adalah orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan Republik Indonesia. Syarat pembukaan Pemilik rekening yang karena sesuatu alasan tertentu
rekening untuk perorangan asing : bermaksud untuk menutup rekening atas permintaan
sendiri, maka terhadap pemilik rekening tersebut disyaratkan
Prinsipnya sama dengan ketentuan pembukaan rekening kewajiban sebagai berikut:
yang umum berlaku, dengan tambahan persyaratan berupa a. Menandatangani formulir penutupan rekening,
Paspor dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). b. Khusus bagi pemilik rekening giro wajib :
- Mengembalikan blanko Cek dan/atau Bilyet Giro
2. PERUSAHAAN ASING yang belum digunakan,
- Menyediakan dana yang cukup pada Rekening
Perusahaan asing adalah perusahaan yang tidak didirikan Khusus apabila terdapat Cek dan/atau Bilyet Giro
menurut hukum Indonesia dan tidak berkedudukan di yang masih beredar,
Indonesia. - Menyerahkan surat pernyataan bermeterai cukup,
yang sekurang-kurangnya memuat pernyataan
Syarat pembukaan rekening untuk perusahaan asing : bahwa :
• Copy Deed of Establishment/Article of Association yang • Semua kewajiban yang berkaitan dengan
telah dilegalisir oleh Notaris Publik setempat. penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro nasabah
• Board Resolution (keputusan Dewan Direksi) yang telah telah diselesaikan dengan baik;
dilegalisir oleh Notaris Publik setempat dan kemudian • Tidak ada lagi Cek dan /atau Bilyet Giro pemilik
disahkan oleh Kedutaan/ Konsulat RI setempat, yang rekening yang masih beredar di masyarakat;
berisi keputusan perusahaan untuk membuka rekening • Pemilik rekening bersedia untuk dicantumkan
di bank yang ditunjuk dan sekaligus penunjukan dalam Daftar Hitam apabila ternyata masih
terhadap orang tertentu untuk mengelola rekening terdapat penarikan Cek dan /atau Bilyet Giro
tersebut, termasuk untuk menandatangani cek/bilyet Kosong dan membebaskan Bank dari segala
giro (jika copy dokumen-dokumen tersebut ditulis dalam tuntutan sebagai akibat pencantuman nama
bahasa asing di luar bahasa Inggris, maka copy dokumen pemilik rekening yang bersangkutan dalam
tersebut harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia Daftar Hitam.
atau bahasa Inggris oleh penerjemah resmi/disumpah
(sworn and authorized translator).

Dalam rangka penutupan rekening giro, bank harus


memberikan Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening
Giro(SPPR) Pemberian SPPR merupakan surat pemberitahuan
ditutupnya Rekening Giro Pemilik Rekening apabila dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun sejak identitas pemilik rekening
dicantumkan dalam DHN oleh suatu Bank, pemilik rekening
tersebut melakukan lagi Penarikan 1 (satu) lembar atau
lebih Cek dan atau Bilyet Giro Kosong dengan nilai nominal
berapa pun pada satu atau lebih Bank Tertarik yang menolak
Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong tersebut wajib
menutup setiap Rekening Giro atas nama Pemilik Rekening
pada Bank tersebut.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 25


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PENATAUSAHAAN
REKENING
Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur
2. NASABAH MENINGGAL DUNIA mengenai dokumen keahliwarisan.

Sebelum ahli waris nasabah melakukan penarikan atas Pengertian Harta Yang dimaksud dengan Harta Peninggalan adalah harta milik
Peninggalan Pewaris yang disimpan/ dititipkan/ diagunkan kepada BCA.
Harta Peninggalan nasabah yang ada di bank, bank harus Harta Peninggalan ini antara lain dapat berupa :
mengetahui dan memastikan siapa ahli waris nasabah. • saldo tabungan/ giro/ deposito berjangka;
• barang yang disimpan dalam Safe Deposit Box;
Oleh karena itu bank perlu meminta dokumen-dokumen • efek/harta yang dititipkan di kustodian;
keahliwarisan yang ditentukan. • barang yang dijadikan sebagai agunan kredit (jika fasilitas
kredit telah lunas),
Penyerahan Harta Harta Peninggalan harus diserahkan kepada seluruh ahli waris
Untuk memudahkan para ahli waris nasabah dalam Peninggalan secara bersama-sama sesuai Dokumen Keahliwarisan. Jika
mencairkan dana/ simpanan milik nasabah yang meninggal ahli waris berhalangan hadir, maka yang bersangkutan harus
memberikan kuasa kepada ahli waris lain/ pihak yang ditunjuk
dunia (‘pewaris’) dan memberikan pedoman bagi cabang dengan membuat surat kuasa.
dalam menentukan jenis dokumen yang harus diserahkan
Ahli waris dan/atau kuasanya yang menerima Harta
oleh para ahli waris (‘dokumen keahliwarisan’), maka Peninggalan dari BCA harus menandatangani Surat Pernyataan
Direksi memandang perlu untuk melakukan perubahan sebagai bukti serah terima Harta Peninggalan Pewaris kepada
para ahli waris.
mengenai dokumen keahliwarisan untuk pencairan dan/atau
Dokumen untuk Berikut ini adalah kelengkapan dokumen untuk penyerahan
penyerahan harta peninggalan pewaris kepada ahli warisnya. penyerahan Harta Harta Peninggalan Pewaris kepada ahli waris :
Peninggalan • Dokumen Keahliwarisan.
• Dokumen pendukung.
Surat Keputusan Direksi tentang Perubahan Dokumen • Asli tanda bukti penyimpanan/penitipan/tanda terima
Keahliwarisan agunan atas Harta Peninggalan; dan
• Asli surat kuasa (jika penerimaan Harta Peninggalan
dikuasakan).
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Dokumen Dokumen Keahliwarisan yang harus diserahkan oleh ahli waris
Direksi (SK DIR NO. 153/SK/DIR/2007 Tanggal 17 Desember Keahliwarisan kepada BCA untuk pencairan dan/atau penyerahan Harta
2007 Perihal: Perubahan Dokumen Keahliwarisan) Peninggalan Pewaris dibagi menjadi 2 (dua), yaitu masing-
masing untuk kondisi :
• Tidak terdapat sengketa atau perselisihan di antara para
ahli waris, yang dibagi lagi menjadi:
- Untuk saldo/nilai harta peninggalan s.d.
Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
- Untuk saldo/nilai harta peninggalan di atas
Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
• Tidak terdapat sengketa atau perselisihan di antara
Terdapat sengketa atau perselisihan diantara para ahli
waris (berlaku untuk saldo berapapun)

Jenis Dokumen Keahliwarisan untuk masing-masing kondisi


tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Dokumen Untuk daerah-daerah tertentu, Pemerintah Daerah setempat
keahliwarisan telah mengatur mengenai instansi yang berwenang untuk
untuk daerah menerbitkan Dokumen Keahliwarisan. Dengan demikian, untuk
tertentu daerah-daerah tersebut jenis Dokumen Keahliwarisan yang
harus diserahkan kepada BCA disesuaikan dengan peraturan
masing-masing daerah (Cabang harus meminta kepada
nasabah untuk menyerahkan peraturan daerah setempat yang
mengatur Dokumen Keahliwarisan).
Saat ini daerah yang telah mengatur mengenai instansi/pihak
yang berwenang untuk menerbitkan Dokumen Keahliwarisan
antara lain adalah :
• Kota Bandung : Walikota yang didelegasikan kepada Camat
• Kota Pekanbaru : Kepala Dinas Pendaftaran Penduduk.
Dokumen Selain Dokumen Keahliwarisan, para ahli waris juga melengkapi
pendukung dokumen pendukung sebagai berikut.
• Fotokopi Akta Kematian dari Kantor Catatan Sipil atau Surat
Keterangan Kematian dari Kelurahan.
• Fotokopi Akta Perkawinan/Buku Nikah Pewaris.
• Fotokopi Akta Kelahiran/ Akta Kenal Lahir ahli waris.
• Fotokopi kartu identitas diri ahli waris dan kuasanya.
• Foto kopi Kartu Keluarga Pewaris/ ahli waris (jika ada).

Catatan :
Fotokopi dokumen tersebut harus dicocokkan dengan
dokumen aslinya.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 26


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PENATAUSAHAAN
REKENING
Perihal dokumen keahliwarisan dibedakan berdasarkan dua kondisi:
Pengecualian Pengecualian penyerahan Dokumen Keahliwarisan dapat
penyerahan dilakukan untuk kondisi berikut ini : 1. Kondisi tidak terdapat sengketa atau perselisihan diantara para
Dokumen • Harta Peninggalan berupa tabungan/giro/deposito ahli waris
Keahliwarisan berjangka dengan nilai di bawah Rp. 5.000.000,- (lima juta
rupiah);
• Yang menjadi ahli waris adalah isteri/suami dan/atau anak; SALDO GOLONGAN PENDUDUK DOKUMEN KEAHLIWARISAN
dan • Tidak terdapat sengketa/ perselisihan diantara para
s.d. Rp. 50 juta WNI keturunan Tionghoa • Akta Keterangan Waris yang dibuat
ahli waris.
oleh Notaris; atau
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
Untuk kondisi tersebut, para ahli waris cukup menyerahkan
di bawah tangan oleh para ahli
dokumen pendukung dan tanda bukti penyimpanan/
waris dan disahkan tanda tangannya
penitipan/tanda terima agunan atas Harta Peninggalan di BCA.
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Ketentuan khusus Surat kuasa untuk kebutuhan penyerahan Harta Peninggalan Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
untuk surat kuasa harus dibuat secara notariil/dilegalisasi oleh Notaris. Jika Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
pemberi kuasa berada di luar negeri maka surat kuasa tersebut atau
harus dilegalisasi oleh notary public dan kantor kedutaan/ • Surat Pernyataan Ahli Waris yang
perwakilan RI setempat. dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
Khusus untuk Harta Peninggalan berupa tabungan/giro/ dan diketahui oleh Camat; atau
deposito berjangka, dengan nilai sampai dengan Rp. • Akta Pertolongan Pembagian Waris
25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) yang penerimaannya yang dikeluarkan oleh Pengadilan
dikuasakan, maka surat kuasa dapat dibuat di bawah tangan Agama (khusus bagi WNI keturunan
(tanpa dilegalisasi). Tionghoa yang beragama Islam).
WNI pribumi yang • Akta Pertolongan Pembagian Waris
beragama Islam yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Agama; atau
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris ;
atau
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang
dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
dan diketahui oleh Camat.
WNI pribumi yang tidak • Akta Keterangan Waris yang dibuat
beragama Islam di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
atau
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang
dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
dan diketahui oleh Camat.
WNI golongan penduduk • Akta Keterangan Waris yang
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan; atau
yang beragama Islam • Akta Pertolongan Pembagian Waris
yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Agama; atau
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
atau
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang
dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
dan diketahui oleh Camat.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 27


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PENATAUSAHAAN
REKENING
s.d. Rp. 50 Juta WNI golongan penduduk • Akta Keterangan Waris yang 2. Kondisi tidak terdapat sengketa atau perselisihan diantara para ahli
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta waris
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan; atau
yang tidak beragama Islam • Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli DOKUMEN KEAHLIWARISAN
waris dan disahkan tanda tangannya (untuk kondisi terdapat sengketa atau perselisihan
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan diantara para ahli waris)
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
atau GOLONGAN PENDUDUK DOKUMEN KEAHLIWARISAN
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang Warga Negara Indonesia Putusan Pengadilan Negeri.
dibuat oleh ahli waris dengan (keturunan Tionghoa, timur asing
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa selain Tionghoa, pribumi) yang
dan diketahui oleh Camat. tidak beragama Islam
Warga Negara Asing • Legal opinion dari Konsultan Hukum Warga Negara Indonesia yang • Putusan Pengadilan Agama; atau
di negara asal Pewaris (nasabah); beragama Islam • Putusan Pengadilan Negeri.
atau Warga Negara Asing Putusan Pengadilan di negara asal Pewaris
• Akta Keterangan Waris yang dibuat (nasabah).
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh PEMBLOKIRAN DAN PENYITAAN REKENING
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris .
Di atas Rp. 50 WNI keturunan Tionghoa • Akta Keterangan Waris yang dibuat Pemblokiran rekening merupakan tindakan yang bermaksud
juta oleh Notaris; atau menghalangi penarikan dana dari dan/atau ke suatu rekening.
• Akta Pertolongan Pembagian Waris
yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Agama (khusus bagi WNI keturunan
Pemblokiran rekening pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh :
Tionghoa yang beragama Islam). 1. Nasabah
WNI pribumi yang • Akta Pertolongan Pembagian Waris 2. Bank dengan persetujuan nasabah
beragama Islam yang dikeluarkan oleh Pengadilan 3. Pihak lain yaitu ; Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Kantor pajak,
Agama; atau KPK
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris .
WNI pribumi yang tidak Akta Keterangan Waris yang dibuat di
beragama Islam bawah tangan oleh para ahli waris dan
disahkan tanda tangannya (legalisasi)
oleh Ketua Pengadilan Negeri/ Hakim
yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan
Negeri/Notaris. Tata Cara Pemblokiran dalam rangka penyitaan atas permintaan
WNI golongan penduduk • Akta Keterangan Waris yang
Kepolisian, Kejaksaan atau Pengadilan dilakukan dengan
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan; atau
yang beragama Islam • Akta Pertolongan Pembagian Waris a. Harus ada Surat Perintah Penyitaan/Pemblokiran.
dikeluarkan oleh Pengadilan Agama. Dalam hal permintaan penyitaan/pemblokiran dari Kepolisian maka
WNI golongan penduduk Akta Keterangan Waris yang Surat Perintah Penyitaan/pemblokiran dikeluarkan oleh sedikitnya
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta Kepala Kepolisian Resort Setempat atau Komandan Tim Penyelidikan
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan.
yang tidak beragama Islam yang Khusus bergerak Bidang Ekonomi Keuangan (Surat Departemen
Angkatan Kepolisian Nomor 028/9/I/EK/67 tanggal 13 September
Warga Negara Asing Legal opinion dari Konsultan Hukum di
negara asal Pewaris (nasabah). 1967 perihal Surat Edaran tentang Pemblokiran Simpanan/dana/
rekening seseorang nasabah bank).
b. Setelah menerima Surat Perintah Pemblokiran/Penyitaan,
bank memblokir rekening yang dimaksud dan pemimpin bank
menyampaikan surat pemberitahuan pemblokiran kepada nasabah
(secara tertulis) dan pihak ketiga yang meminta pemblokiran bahwa
rekening telah diblokir dan bank menerima rekening tersebut sebagai
titipan sitaan.
c. Pihak yang melakukan penyitaan membuat Berita Acara Penyitaan
dan copynya diserahkan kepada pemimpin bank.
d. Pencabutan pemblokiran/penyitaan hanya dapat dilakukan oleh
pihak yang melakukan penyitaan.
e. Untuk kepentingan pemeriksaan dan pengusutan lebih lanjut (misal
mengenai jumlah saldo yang telah disita) dibutuhkan persetujuan/
kuasa tertulis dari nasabah atau izin tertulis dari Pimpinan Bank
Indonesia sesuai dengan ketentuan rahasia bank.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 28


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PENATAUSAHAAN
REKENING
d. Bank wajib menyerahkan berita acara pelaksanaan pemblokiran
Tata Cara Pemblokiran dilakukan dalam rangka penyitaan atas kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim paling lambat 1 (satu)
permintaan Kantor Pajak dilakukan dengan memperhatikan hal-hal hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan pemblokiran.
sebagai berikut : e. Harta kekayaan yang diblokir harus tetap berada pada Bank yang
bersangkutan atas nama nasabah tersebut.
a. Permohonan pemblokiran harus diajukan oleh Kepala Kantor f. Bank yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud di atas
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. dikenai sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundang-
b. Permohonan pemblokiran harus disertai dengan salinan Surat Paksa undangan yang berlaku.
dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
c. Pimpinan bank wajib memblokir seketika rekening Nasabah setelah Tata Cara Pemblokiran dilakukan terkait dengan Tindak Pidana
menerima permohonan pemblokiran dari Kepala Kantor Pelayanan Terorisme sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 15 tahun
Pajak/Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan membuat 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
berita acara pemblokiran. Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan
d. Salinan berita acara pemblokiran diserahkan kepada Kepala Kantor Tindak Pidana Terorisme, ditentukan sebagai berikut :
Pelayanan Pajak/Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta
nasabah (Wajib pajak/Penanggung Pajak). Penyidik, penuntut umum,atau hakim berwenang memerintahkan
kepada bank dan lembaga jasa keuangan untuk melakukan pemblokiran
Tata Cara Pemblokiran dilakukan terkait dengan tindak pidana terhadap harta kekayaan setiap orang yang diketahui atau patut diduga
pencucian uang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang merupakan hasil tindak pidana terorisme dan/atau tindak pidana yang
Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2003 tentang Perubahan berkaitan dengan terorisme.
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, mengatur hal-hal sebagai berikut di bawah ini : Perintah penyidik, penuntut umum, atau hakim sebagaimana dimaksud
di atas harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas
mengenai :
• Nama dan jabatan penyidik, penuntut umum,atau hakim;
• Identitas setiap orang yang telah dilaporkan kepada penyidik,
tersangka, atau terdakwa;
• Alasan pemblokiran;
• Tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan, dan
a. Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang memerintahkan • Tempat harta kekayaan berada.
kepada Bank untuk melakukan pemblokiran terhadap harta kekayaan
setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK ( Pusat Pelaporan Bank setelah menerima perintah penyidik, penuntut umum, atau
dan Analisis Transaksi Keuangan) kepada penyidik, tersangka, atau hakim wajib melaksanakan pemblokiran sesaat setelah surat perintah
terdakwa yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pemblokiran diterima.
pidana.
b. Perintah penyidik, penuntut umum, atau hakim sebagaimana Bank wajib menyerahkan berita acara pelaksanaan pemblokiran kepada
dimaksud di atas harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan penyidik, penuntut umum, atau hakim paling lambat 1 (satu) hari kerja
secara jelas mengenai : terhitung sejak tanggal pelaksanaan pemblokiran.
• Nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau hakim;
• Identitas setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada Harta kekayaan yang diblokir harus tetap berada pada Bank yang
penyidik, tersangka, atau terdakwa; bersangkutan atas nama nasabah tersebut.
• Alasan pemblokiran;
• Tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan, dan • Tempat Bank yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud di atas dikenai
harta kekayaan berada. sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan
c. Bank setelah menerima perintah penyidik, penuntut umum, atau yang berlaku.
hakim wajib melaksanakan pemblokiran sesaat setelah surat
perintah pemblokiran diterima.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 29


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PENATAUSAHAAN
REKENING
Tata Cara Pemblokiran dilakukan terkait dengan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diatur dalam Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KOMISI
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (KPK) :

Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang memerintahkan kepada


bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir rekening yang
diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain
yang terkait (Pasal 12 ayat (1) d UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

Ketua KPK atau Wakil KPK berwenang memerintahkan kepada bank


untuk melakukan pemblokiran rekening nasabah yang diduga hasil dari
korupsi milik tersangka, terdakwa atau pihak lain yang terkait.

Perintah Ketua KPK atau Wakil KPK sebagaimana dimaksud di atas harus
dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas mengenai :
• Identitas tersangka, atau terdakwa;
• Alasan pemblokiran;
• Tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan, dan
• Tempat harta kekayaan berada.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 30


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BAB 5
PEMBERIAN KUASA
1. Pengertian pemberian kuasa
2. Cara pemberian dan penerimaan kuasa
3. Jenis pemberian kuasa
4. Alasan berakhirnya pemberian kuasa

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 31


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PEMBERIAN
KUASA
PENGERTIAN JENIS PEMBERIAN KUASA

Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana Perumusan suatu pemberian kuasa dapat dilakukan secara :
seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang • Umum (Kuasa Umum)
menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu Yaitu pemberian kuasa untuk melakukan segala kepentingan
urusan (Psl. 1792 KUH Perdata). pemberi kuasa. Pemberian Kuasa Umum hanya meliputi
perbuatan-perbuatan pengurusan.

CARA PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KUASA • Khusus (Kuasa Khusus)


Yaitu pemberian kuasa untuk melakukan satu atau beberapa
Pemberian dan penerimaan kuasa dapat kepentingan saja. Untuk mengalihkan atau menjaminkan
dilakukan dengan cara : suatu benda, membuat suatu perdamaian atau perbuatan
• Tertulis baik dengan akta otentik lain yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pemilik
maupun dengan akta di bawah tangan diperlukan suatu kuasa khusus.
• Lisan.
Penerima Kuasa dapat menunjuk orang lain untuk menjalankan
Penerimaan kuasa dapat juga dilakukan kuasanya jika dalam surat kuasa disebutkan dengan tegas bahwa
secara diam-diam dan disimpulkan dari kuasa tersebut dapat disubstitusikan kepada orang lain.
pelaksanaan kuasa tersebut oleh penerima
kuasa.
ALASAN BERAKHIRNYA PEMBERIAN KUASA
Pemberian kuasa terjadi dengan cuma- (Pasal 1813 KUHPerdata):
cuma, kecuali diperjanjikan sebaliknya,
yaitu diperjanjikan adanya suatu upah • Pemberi kuasa menarik kembali kuasanya;
tertentu. • Penerima kuasa mengembalikan (memberitahu penghentian
kuasa) kepada pemberi kuasa;
• Pemberi kuasa atau penerima kuasa meninggal dunia, ditaruh
di bawah pengampuan, atau jatuh pailit;
• Pengangkatan seorang kuasa baru untuk menjalankan suatu
urusan yang sama menyebabkan berakhirnya kuasa yang
pertama.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 32


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BAB 6
CEK
1. Mengidentifikasi Cek(Pengertian dan 5. Menjelaskan penerima dan
syarat formal cek) endosemen cek
2. Merinci cara penulisan/pengisian Cek 6. Menjelaskan Cek silang, post dated
3. Menjelaskan pengenaan bea materai cheque
pada Cek 7. Menjelaskan prosedur cek hilang
4. Menjelaskan kewajiban penyediaan
dana, masa pengunjukan, dan
daluwarsa

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 33


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK

Sejalan dengan timbul dan berkembangnya kesadaran Sekalipun dalam undang-undang dinyatakan bahwa setiap cek
masyarakat akan perbankan, penggunaan cek semakin meluas. bilamana di dalamnya tidak terdapat salah satu syarat formal
Sebagian transaksi bisnis menggunakan cek sebagai sarana sebagaimana yang disyaratkan maka cek itu tidak berlaku sebagai
pembayaran. cek, namun khusus untuk persyaratan mengenai “tempat
pembayaran” undang-undang telah memberikan pengecualian
Saat ini penggunaan cek dalam dunia bisnis seolah-olah sebagai berikut :
merupakan suatu keharusan.
1. Apabila tempat pembayaran tidak disebutkan secara khusus,
maka sebagai tempat pembayaran dianggap tempat yang
disebutkan di samping nama tertarik/bank pembayar.
2. Apabila di samping nama tertarik disebut lebih dari satu
tempat, maka cek itu harus dibayar di tempat yang disebut
pertama.
3. Apabila di samping nama tertarik tidak disebutkan salah
satu tempat, maka cek itu harus dibayar di kantor pusat dari
bank/tertarik.
4. Apabila tempat penandatanganan cek tidak disebutkan, maka
tempat yang disebutkan di samping nama penandatangan
dianggap sebagai tempat cek ditandatangani.

PENGERTIAN PENULISAN / PENGISIAN CEK

Cek adalah suatu perintah tidak bersyarat untuk membayar suatu 1. Penulisan nilai nominal :
jumlah uang tertentu. a. Nilai nominal cek harus ditulis lengkap dengan angka
dan dengan huruf.
b. Bila nilai/jumlah yang ditulis dengan angka berbeda
SYARAT FORMAL CEK dengan yang ditulis dengan huruf maka yang berlaku
adalah jumlah yang ditulis dengan huruf selengkap-
Agar dapat berlaku, maka cek harus memenuhi persyaratan lengkapnya. Dalam praktek bank pembayar akan
sebagai berikut (Psl. 178 KUHD) : menolak cek tersebut dengan alasan “huruf dan angka
1. Pada setiap lembar cek harus terdapat kata “CEK” dalam berbeda”.
bahasa cek itu ditulis; c. Bila penulisan jumlah dengan huruf maupun angka
2. Perintah tidak bersyarat untuk membayar suatu jumlah uang dilakukan berulang-ulang dan terdapat selisih satu sama
tertentu; lain maka yang berlaku adalah jumlah yang terkecil.
3. Nama bank (tertarik/drawee) yang harus membayar Dalam praktek bank pembayar akan menolak
sejumlah uang tertentu; pembayaran dengan alasan “perubahan/penambahan
4. Penunjukan tempat dimana pembayaran harus dilakukan; harus dibubuhi tanda tangan penarik”.
5. Tanggal dan tempat penarikan cek; d. Tambahan penulisan nilai nominal dengan cheque writer
6. Tanda tangan penarik (drawer). (protectograph) dianggap tidak ada/tidak terbaca.
(SEBI No. 9/72/UPPB tanggal 10 Januari 1977).
e. Dianjurkan tidak menggunakan stabilo boss (fluorescent)
terutama pada penulisan nilai nominal.
f. Dilarang menarik cek/bilyet giro dalam valuta asing.
Hal tersebut untuk memelihara fungsi Rupiah sebagai
alat pembayaran.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 34


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK

Sejak dikeluarkannya larangan dari Bank Indonesia yang ditujukan


kepada Bank-Bank Umum Bank Devisa untuk menerbitkan cek/ MASA PENGUNJUKAN DAN DALUWARSA
bilyet giro dalam valuta asing (SEBI No. 9/6/16/UPPB tanggal
31 Mei 1976), maka nasabah yang mempunyai rekening dalam 1. Masa pengunjukan 70 hari
valuta asing hanya diperkenankan melakukan penarikan tunai Masa pengunjukan adalah 70 (tujuh puluh) hari terhitung
dengan letter of authorization atau semacam kuitansi atau sejak tanggal Cek tersebut ditarik dan Cek tersebut belum
pemindahbukuan dengan surat perintah nasabah. dicairkan. Pada masa tersebut, seorang penarik Cek
berkewajiban menyediakan dananya pada bank pembayar
2. Dianjurkan untuk menulis dan menandatangani cek dengan agar pada saat Cek tersebut diuangkan dapat dibayar oleh
menggunakan ball point pen (SEBI No. 14/7/UPPB tanggal bank (Pasal 206 KUHD).
6 Agustus 1981), karena berdasarkan informasi Mabes Polri
hasil penelitian torehan ballpoint pen lebih sulit dihapus dan Jika telah lewat masa pengunjukan sedangkan Cek tersebut
menimbulkan goresan karena mengandung bahan minyak belum dicairkan/diuangkan, maka penarik Cek tidak
yang tidak mudah larut. berkewajiban menyediakan dana dan berhak untuk menarik
kembali Cek yang telah dikeluarkan (Pasal. 209 KUHD).
3. Dalam mengisi cek tidak diperkenankan menggunakan
huruf-huruf bukan huruf latin (SEBI No. 2/77/UPP/SU tanggal Jika tidak ada pencairan Cek setelah masa pengunjukan
14 September 1966). berakhir, maka bank pembayar boleh membayar selama
dana penarik mencukupi dan Cek tersebut belum ditarik
kembali oleh penariknya

2. Daluwarsa
Dalam praktek sehari-hari orang sering menyamakan
berakhirnya masa pengunjukkan dengan masa daluwarsa
suatu cek. Hal ini jelas keliru karena daluwarsa suatu cek
bukanlah hari ke 71, melainkan hari ke 251 terhitung sejak
tanggal penarikan.

KEWAJIBAN PENYEDIAAN DANA

Penarik wajib menyediakan dana yang cukup pada saat cek


diuangkan/masa pengunjukan. Jika dana tidak mencukupi, maka
cek ditolak sebagai cek kosong (akan dibahas pada Bab 8 Cek/
Bilyet Giro Kosong).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 35


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK

PENERIMA CEK
“Untuk saya kepada Ny. Suryani”,

Cek dapat dibayarkan :


kemudian ditandatangani oleh Tn. Resno.

1. Kepada orang yang disebut namanya


Ny. Suryani dapat dapat pula meng-endose-nya kepada orang
2. Kepada pembawa
lain dan seterusnya (endosemen khusus).
3. Kepada seseorang yang disebut namanya ditambah dengan
klausula “atau kepada pembawa”.
Selain mengendose kepada orang tertentu (dalam hal ini
kepada Ny. Suryani), Tn. Resno dapat pula mengendose cek
Contoh: “Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada Tuan
tersebut kepada seseorang/ pihak lain tanpa menyebut nama
Winata / pembawa”.
penerima kedua (blank endorsement) dan dalam hal ini cek
tersebut akan berlaku menjadi cek kepada pembawa.
Dalam hal ini yang boleh menerima pembayaran atas cek
tersebut adalah Tuan Winata atau orang lain yang membawa
5. Kepada orang tertentu yang disebut namanya dengan
cek tersebut.
klausula ”tidak kepada tertunjuk” (Rekta Cek ).

4. Kepada yang disebut namanya ditambah klausula “atau order


Contoh: “Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada Ny Olga
(tertunjuk)”.
tidak kepada order”

Ny. Olga hanya dapat memindahkan haknya kepada orang
Contoh: “Atas penyerahan cek ini bayarlah kepada Tn. Resno
lain dengan akta cessie biasa dengan segala akibatnya.
/ order”.
Suatu endosemen yang dilakukan di belakang cek tersebut
Dalam hal ini yang boleh menerima uang atas pembayaran
dapat berlaku sebagai cessie biasa.
cek adalah Tn. Resno atau orang/pihak lain yang ditunjuk
oleh Tn Resno.
6. Cek tanpa menyebut nama penerimanya.
• Cek demikian berlaku sebagai cek kepada pembawa.
Jika Tn. Resno akan menunjuk orang lain maka Tn. Resno
• Ruangan yang disediakan untuk nama penerima
sendiri harus membubuhkan tanda tangan (mengendose)
dikosongkan atau ditulis dengan kata cash.
di belakang cek yang bersangkutan sebagai pembuktian
bahwa Tn. Resno sudah melepaskan haknya atas cek yang
bersangkutan dan menyerahkannya kepada orang/pihak lain.

Tn. Resno dapat mengendose kepada seseorang tertentu


dengan menyebutkan nama penerima kedua serta membuat
catatan di halaman belakang cek tersebut sebagai berikut:

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 36


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK

ENDOSEMEN CEK SILANG / CROSSED CHEQUE

• Endosemen adalah pengalihan hak tagih kepada orang


lain.
• Endosemen dilakukan pada lembar cek / di belakang cek
atau pada lembar lain yang dilekatkan pada cek tersebut
dengan membubuhkan catatan dan ditandatangani oleh
endosan (pihak yang mengalihkan).
• Cek yang dapat diendosemenkan adalah cek yang
dinyatakan harus dibayar kepada orang yang disebut
namanya dengan atau tanpa klausula “kepada tertunjuk.”
• Undang-undang tidak membatasi berapa kali suatu cek
dapat diendose.
• Bila tempat tidak cukup lagi untuk membubuhkan tanda
tangan (endosemen) maka dapat disambung (ditempel) Cek silang adalah sehelai cek yang diberi dua garis sejajar pada
dengan selembar kertas lainnya. bagian muka cek tersebut.
Tanda silang pada suatu cek memberi petunjuk kepada bank
Jenis endosemen : pembayar bahwa cek tersebut hanya dapat dibayar kepada/
melalui suatu bank.
1. Endosemen khusus yaitu endosemen yang menyebutkan 
nama orang atau badan kepada siapa ia dilakukan. A. Ada 2 macam cek silang, yaitu :
2. Endosemen blanko yaitu endosemen yang tidak menyebutkan
nama orang atau badan kepada siapa ia dilakukan. Cek 1. Cek Silang Umum (General Crossing)
dengan endosemen blanko dianggap sebagai cek yang
dibayar kepada pembawa. Yaitu sehelai cek yang diberi tanda berupa dua garis sejajar
3. Endosemen inkaso yaitu endosemen yang memuat kata-kata pada bagian muka cek tersebut dan di antara kedua garis
“hanya untuk dipungut” atau “untuk inkaso” atau “dalam itu tidak terdapat/tidak dimuat/tidak dituliskan suatu
pemberian kuasa” ataupun kata-kata lain yang diartikan petunjuk berupa nama suatu bank.
sebagai perintah untuk memungut semata-mata.
Jadi hanya diberi dua garis sejajar saja tanpa suatu kata
Dalam hal endosemen inkaso, pemegang boleh melaksanakan apapun diantara kedua garis tersebut. Suatu cek silang
semua hak yang timbul dari cek tersebut dan tidak boleh umum mempunyai akibat hukum bahwa cek tersebut
mengendosemenkan lagi kepada orang lain. hanya dapat dibayarkan oleh bank pembayar kepada
setiap bank yang menyerahkannya atau kepada nasabah
Dengan demikian kata “pembawa” (dapat) dicoret. bank pembayar yang menyerahkan cek tersebut.

Bagi pemegang suatu cek silang umum yang bukan bankir


atau nasabah bank pembayar, maka pemegang tersebut
hanya dapat mencairkan dana cek itu melalui suatu bank
dimana ia menjadi nasabahnya.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 37


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

2. Cek Silang Khusus (Special Crossing) POST DATED CHEQUE

Suatu cek silang khusus adalah sehelai cek yang diberi


tanda berupa dua garis sejajar pada bagian muka cek
tersebut dan di antara dua garis tersebut terdapat nama
suatu bank.

Dalam hal cek silang khusus, bank pembayar hanya


dapat membayarkan dana dari cek itu kepada bank yang
disebut namanya di antara kedua garis sejajar tersebut.

Bilamana bank yang dimaksud adalah bank pembayar Adalah cek yang ditarik dengan diberi tanggal yang akan datang
sendiri, maka pembayaran hanya dapat dilakukan kepada dengan maksud agar cek itu diuangkan pada tanggal yang
nasabah bank yang bersangkutan yang menyerahkan cek ditentukan dalam cek tersebut.
silang khusus itu.
Dalam dunia perbankan umumnya dikenal sebagai “cek tanggal”
B. Setiap pencoretan atau penghapusan tanda silang pada Cek atau “cek mundur”.
Silang Umum atau pencoretan nama bank yang terdapat di
antara kedua garis silang tersebut pada Cek Silang Khusus Pasal 205 KUHD tidak membenarkan adanya post dated cheque,
dianggap tidak tertulis/ tidak ada pencoretan (Pasal 214 hal ini dapat dilihat dari bunyi pasal tersebut :
KUHD). a. Tiap-tiap cek harus dibayar pada waktu diunjukkannya (atas
unjuk).
b. Tiap-tiap penetapan akan kebalikannya dianggap tidak
tertulis.
c. Cek yang diunjukkan untuk pembayarannya sebelum hari
yang disebut sebagai hari tanggal dikeluarkannya, cek itupun
harus dibayar pada hari pengunjukan.

CEK HILANG

Cek hilang harus dilaporkan kepada bank pembayar secara


tertulis, disertai Surat Laporan Kehilangan dari Kepolisian.

Cek yang hilang dinyatakan tidak berlaku dan minta yang


bersangkutan untuk mengumumkan di koran.

Bila cek yang hilang tersebut diajukan kepada bank untuk


dimintakan pembayarannya (diuangkan) maka bank harus
mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Segera menghubungi pelapor dan Kepolisian.
2. Menolak pembayaran cek tersebut.
3. Menahan cek tersebut untuk kemudian diserahkan kepada
Kepolisian.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 38


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BAB 7
BILYET GIRO
1. Mengidentifikasi bilyet giro(pengertian 4. Menjelaskan Kewajiban penyediaan
dan syarat formalBilyet Giro) dana
2. Merinci cara penulisan/pengisian bilyet 5. Menjelaskan pembatalan bilyet giro
giro 6. Menjelaskan kewajiban menolak bilyet
3. Menjelaskan tanggal efektif dan giro
tenggang waktu penawaran 7. Menjelaskan pengenaan Bea materai

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 39


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BILYET GIRO

Sejalan dengan timbul dan berkembangnya kesadaran PENULISAN / PENGISIAN BILYET GIRO
masyarakat akan perbankan, penggunaan bilyet giro semakin
meluas. Sebagian transaksi bisnis menggunakan bilyet giro 1. Pengisian bilyet giro harus jelas, lengkap dan tegas.
sebagai sarana pembayaran. Saat ini penggunaan bilyet giro 2. Pengisian tambahan yang sifatnya merupakan suatu
dalam dunia bisnis seolah-olah merupakan suatu keharusan. perubahan amanat/ perintah dalam bilyet giro harus
ditandatangani pada tempat kosong terdekat dengan
perubahan.
PENGERTIAN 3. Nama, nomor rekening dan bank si penerima dana mutlak
harus dicantumkan. Bila terdapat bilyet giro yang tidak
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank mencantumkan nama penerima dana maka warkat tersebut
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari harus ditolak/dikembalikan.
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang 4. Penulisan nilai nominal :
disebutkan namanya. i. Harus ditulis secara lengkap baik dengan angka maupun
dengan huruf, bank wajib menolak pembayaran bilyet
giro yang nilai nominalnya tidak ditulis secara lengkap
dengan angka dan dengan huruf.
ii. Tambahan penulisan nilai nominal dengan cheque writer
(protectograph) dianggap tidak ada (tidak terbaca).
5. Dianjurkan untuk menulis dan menandatangani bilyet giro
dengan menggunakan ball point pen dan tidak menggunakan
mesin tik listrik yang mempunyai pita penghapus.
6. Tidak menggunakan stabilo boss (fluorescent) terutama
pada penulisan nilai nominal.
7. Tidak diperkenankan menggunakan huruf-huruf bukan
huruf latin dalam pengisian bilyet giro.

SYARAT FORMAL BILYET GIRO

Bilyet giro harus memenuhi syarat-syarat formal sebagai berikut :


1. Nama “BILYET GIRO” dan nomor bilyet giro yang
bersangkutan;
2. Nama tertarik;
3. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan
dana atas beban rekening penarik;
4. Nama dan nomor rekening pemegang;
5. Nama bank penerima;
6. Jumlah dana yang dipindahbukukan, baik dalam angka
maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya;
7. Tempat dan tanggal penarikan;
8. Tanda tangan, nama jelas dan atau dilengkapi dengan cap/
stempel sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening;

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 40


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BILYET GIRO

TANGGAL EFEKTIF KEWAJIBAN PENYEDIAAN DANA

1. Di samping tanggal penarikan, dapat dicantumkan tanggal Penarik wajib menyediakan dana yang cukup dalam rekeningnya
efektif mulai berlakunya amanat/perintah dalam bilyet giro, sejak tanggal efektif sampai dengan tanggal mulainya daluwarsa,
yaitu tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan kecuali bilyet giro tersebut dibatalkan. Jika dana tidak mencukupi,
dengan ketentuan bahwa tanggal efektif harus dalam maka bilyet giro ditolak sebagai bilyet giro kosong (akan dibahas
tenggang waktu penawaran. pada Bab 8 Cek/Bilyet Giro Kosong).
2. Bila tanggal efektif tersebut tidak dicantumkan maka tanggal
penarikan berlaku sebagai tanggal efektif.

TENGGANG WAKTU PENAWARAN DAN DALUWARSA

1. Tenggang waktu penawaran



Tenggang waktu penawaran bilyet giro adalah 70 (tujuh
puluh) hari terhtiung sejak tanggal penarikan.

Bilyet giro yang ditawarkan sebelum tanggal efektif atau


sebelum tanggal penarikan harus ditolak oleh bank, tanpa
memperhatikan tersedia atau tidak tersedianya dana dalam
rekening penarik. Bilyet giro yang diterima oleh bank setelah
tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran, dapat PEMBATALAN BILYET GIRO
dilaksanakan perintahnya sepanjang dananya tersedia dan
tidak dibatalkan oleh penarik. • Bilyet giro tidak dapat dibatalkan oleh penarik selama
tenggang waktu penawaran (yaitu selama 70 hari terhitung
2. Daluwarsa sejak tanggal penarikan).
• Bilyet giro dapat dibatalkan setelah tenggang waktu
Kewajiban penarik yang timbul dari penarikan bilyet giro penawarannya berakhir, dengan surat pembatalan yang
hapus karena daluwarsa setelah lewat waktu 6 (enam) ditujukan kepada tertarik dengan mencantumkan:
bulan terhitung mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu • Nomor bilyet giro;
penawaran. • Tanggal penarikan;
• Jumlah dana yang dipindahbukukan.
• Pembatalan bilyet giro dapat menggunakan formulir Stop
Bayar yang dibubuhi materai Rp 6.000,-

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 41


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BILYET GIRO

• Bank tertarik wajib menolak bilyet giro dalam hal :


KEWAJIBAN MENOLAK BILYET GIRO • Bilyet giro yang diterima tidak memenuhi syarat formal;
• Ditawarkan kepada bank sebelum tanggal penarikan
• Bank penerima wajib menolak bilyet giro dalam hal : atau sebelum tanggal efektif;
• Bilyet giro yang diterima tidak memenuhi syarat formal; • Tanggal efektif dicantumkan tidak dalam tenggang waktu
• Ditawarkan kepada bank sebelum tanggal penarikan penawaran
atau sebelum tanggal efektif; • Perubahan perintah tidak ditandatangani sesuai dengan
• Tanggal efektif dicantumkan tidak dalam tenggang waktu ketentuan yang berlaku;
penawaran; • Telah daluwarsa;
• Perubahan perintah tidak ditandatangani sesuai dengan • Saldo rekening penarik tidak cukup;
ketentuan yang berlaku; • Ditawarkan kepada tertarik setelah melampaui tenggang
• Telah daluwarsa. waktu penawaran dan telah diterima surat pembatalan
bilyet giro oleh bank yang bersangkutan dari penarik.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 42


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

BAB 8
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
1. Menjelaskan pengertian Cek dan/ 3. Menjelaskan sanksi bagi penari Cek 5. Menjelaskan pembatalan
atau Bilyet Giro Kosong, Kantor dan/atau Bilyet Giro Kosong yang penolakan Cek dan/atau Bilyet
Pengelola Daftar Hitam Nasional memenuhi kriteria DHN: Giro Kosong
(KPDHN), Daftar Hitam Individual • Pembekuan hak penggunaan Cek 6. Menjelaskan penggolongan
Bank (DHIB), Daftar Hitam Nasional. dan/atau Bilyet Giro Kosong. penolakan Cek dan/atau Bilyet
2. Menjelaskan kriteria penarikan Cek • Penutupan rekening giro. Giro Kosong.
dan/atau Bilyet Giro Kosong 4. Menjelaskan penerbitan DHN.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 43


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK/BILYET GIRO
KOSONG
Cek dan/atau Bilyet Giro kosong adalah Cek dan/atau Bilyet Giro
yang diunjukkan oleh pemegang baik melalui kliring maupun ISTILAH DALAM DAFTAR HITAM NASIONAL
melalui loket bank secara langsung (over the counter) dan ditolak
pembayaran atau pemindahbukuannya oleh bank tertarik 1. Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN) :
dengan alasan penolakan sebagai berikut : Kantor yang ditetapkan oleh kantor pusat Bank Tertarik
- saldo rekening giro atau rekening khusus tidak cukup untuk mengelola daftar hitam untuk seluruh kantor Bank
- rekening giro atau rekening khusus telah ditutup yang bersangkutan secara nasional.

2. Daftar Hitam Individual Bank (DHIB) :


Daftar yang dibuat oleh Bank yang mencantumkan data
Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro kosong yang ditetapkan
oleh Bank yang bersangkutan.

3. Daftar Hitam Nasional (DHN) :


Daftar yang merupakan kumpulan DHIB yang berada di Bank
Indonesia yang datanya berasal dari KPDHN untuk diakses
oleh Bank.

Kewajiban Penyediaan Dana :

1. Penarik wajib menyediakan dana yang cukup dalam Rekening


Gironya pada Bank Tertarik dengan ketentuan :
a. untuk Cek pada saat diunjukkan kepada Bank Tertarik ;
atau
DASAR HUKUM : b. untuk Bilyet Giro sejak tanggal efektif sampai dengan
tanggal daluwarsa sepanjang Bilyet Giro tersebut tidak
1. Peraturan Bank Indonesia No. 8/29/PBI/2006 tanggal 20 dibatalkan oleh Penarik setelah berakhirnya Tenggang
Desember 2006 perihal Daftar Hitam Nasional Penarik Cek Waktu Pengunjukan.
dan/atau Bilyet Giro Kosong. 2. Ketentuan kewajiban penyediaan dana tidak berlaku untuk :
a. Bilyet Giro yang diunjukkan sebelum Tanggal Efektif ;
2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/13/DASP tanggal 19 Juni b. Cek dan /atau Bilyet Giro yang dibatalkan oleh
2007 perihal Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Penarik setelah tanggal berakhirnya Tenggang Waktu
Bilyet Gir Pengunjukan ; dan/atau
c. Cek dan/atau Bilyet Giro yang diunjukkan telah
daluwarsa.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 44


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK/BILYET GIRO
KOSONG
Kriteria Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong Yang b. Ketentuan pada huruf a tidak berlaku untuk Cek dan/atau
Dicantumkan Dalam Daftar Hitam Nasional : Bilyet Giro yang ditolak dengan alasan: • unsur-unsur Cek
atau syarat formal Bilyet Giro tidak terpenuhi,
1. Bank wajib menetapkan dan mencantumkan dalam DHIB • Cek dan/atau Bilyet Giro dibatalkan setelah tenggang
identitas pemilik rekening yang melakukan penarikan Cek waktu pengunjukan berakhir,
dan/ atau Bilyet Giro Kosong jika : • Cek dan/atau Bilyet Giro telah daluwarsa,
a. melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro kosong • Bilyet Giro diunjukkan sebelum tanggal efektif atau
yang berbeda sebanyak 3 lembar atau lebih dengan tanggal efektif dicantumkan tidak dalam tenggang
nilai nominal masing-masing di bawah Rp 500 juta pada waktu pengunjukan, dan/atau,
Bank Tertarik yang sama dalam jangka waktu 6 bulan ; • Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya
atau oleh penarik karena hilang (harus dilampiri dengan
b. melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro kosong surat keterangan kepolisian).
sebanyak 1 (satu) lembar dengan nilai nominal Rp 500 c. Penarikan 1 (satu) lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang
juta atau lebih. sama dan dilakukan berulang kali oleh Pemegang kepada
Bank Tertarik serta ditolak pembayarannya dengan
2. Penghitungan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong alasan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, dihitung sebagai
tersebut di atas berlaku untuk Cek dan/atau Bilyet Giro 1 (satu) lembar penarikan Cek dan / atau Bilyet Giro
Kosong yang ditolak melalui kliring maupun melalui counter Kosong.
kepada Bank Tertarik dengan ketentuan sebagai berikut : d. Penarikan beberapa lembar Cek dan/atau Bilyet Giro dan
a. Setiap lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang diunjukkan ditolak pembayarannya oleh Bank Tertarik dengan alasan
oleh Pemegang dan ditolak pembayarannya oleh Bank Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, dihitung sebanyak
Tertarik dengan alasan : jumlah lembar penarikan Cek dan / atau Bilyet Giro
• Saldo Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak Kosong ditolak.
cukup; atau
• Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup, Daftar Hitam Individual Bank (DHIB)
dikategorikan sebagai Penarikan Cek dan/atau Bilyet
Giro kosong.

Penetapan dan pencantuman identitas Penarik Cek dan /atau


Bilyet Giro Kosong yang memenuhi Kriteria DHN dilakukan oleh
KPDHN dengan ketentuan sebagai berikut :

I. Tata Cara Penetapan Identitas Penarik Cek dan /atau Bilyet


Giro Kosong oleh KPDHN ke dalam DHIB :
- Setiap kantor cabang Bank wajib menatausahakan
penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang telah
memenuhi kriteria DHN dan menyampaikan identitas
penariknya kepada KPDHN,

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 45


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK/BILYET GIRO
KOSONG
- KPDHN mengumpulkan data Penarik Cek dan/atau Bilyet
Giro Kosong dari seluruh kantor cabang dan menetapkan
penarik Cek dan/atau Bilyet Giro yang masuk dalam
kriteria DHN,
- KPDHN mencantumkan identitas Penarik Cek dan/atau
Bilyet Giro Kosong yang memenuhi kriteria DHN ke dalam
DHIB,
- DHIB disampaikan oleh KPDHN kepada Bank Indonesia
untuk diterbitkan menjadi DHN.
Pembekuan Hak Penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro dilakukan
II. Periode Penyampaian DHIB : dalam hal terjadi :
Penyampaian DHIB dilakukan secara berkala dengan
ketentuan sebagai berikut : 1. Pemilik rekening telah melakukan penarikan Cek dan/atau
Bilyet Giro yang memenuhi Kriteria DHN.
2. Nama dan identitas pemilik rekening dicantumkan dalam
DHN oleh bank lain.

Untuk Rekening Giro Gabungan :

a. Dalam hal salah satu atau lebih pemilik Rekening Giro


Gabungan melakukan penarikan Cek/Bilyet Giro Kosong dan
telah memenuhi kriteria DHN maka :
• Bank Tertarik wajib membekukan hak penggunaan
Cek dan/atau Bilyet Giro seluruh pemilik Rekening
Giro Gabungan dan mencantumkan identitas pemilik
Rekening Giro Gabungan tersebut dalam DHIB.
III. Penerbitan Daftar Hitam Nasional • Bank selain Bank Tertarik wajib membekukan hak
• Data DHIB dari KPDHN diproses dan diterbitkan oleh penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro seluruh pemilik
Bank Indonesia secara berkala menjadi DHN. Rekening Giro Gabungan yang salah satu atau seluruh
• Bank Indonesia menerbitkan DHN melalui Sistem nama pemilik Rekening tersebut tercantum dalam DHN.
Informasi Daftar Hitam Nasional (SIDHN). b. Dalam hal pemilik Rekening Giro Gabungan juga memiliki
• Pencantuman identitas pemilik rekening dalam DHN Rekening Giro Pribadi dan melakukan penarikan Cek dan/
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia berlaku selama 1 atau Bilyet Giro Kosong atas Rekening Giro Gabungan yang
(satu) tahun sejak tanggal penerbitan. memenuhi kriteria DHN maka Bank Tertarik maupun bank
• Apabila pada saat nama pemilik rekening masih tercantum selain Bank Tertarik wajib :
dalam DHN, pemilik rekening melakukan penarikan lagi • Membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong maka Bank Tertarik Rekening Giro Gabungan.
wajib mencantumkan kembali nama pemilik rekening ke • Membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
dalam DHIB dan menyampaikan kepada Bank Indonesia Rekening Giro Pribadi.
untuk dicantumkan dalam DHN periode berikutnya
dan pencantuman berlaku 1 (satu) tahun sejak tanggal
penerbitan DHN yang terakhir.
• Data dalam DHN bersifat rahasia dan hanya dapat diakses
serta dipergunakan untuk kepentingan bank.
• Bank bertanggung jawab atas kerahasiaan informasi
dalam DHN dan penyalahgunaannya oleh pihak lain.
• Bank dapat memberikan informasi secara tertulis tentang
DHN atas nama nasabah tertentu atas permintaan
tertulis dari nasabah yang bersangkutan atau kuasanya.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 46


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK/BILYET GIRO
KOSONG
c. Dalam hal pemilik Rekening Giro Gabungan juga memiliki 2. Pemilik Rekening Giro yang rekeningnya sudah ditutup
Rekening Giro Pribadi dan melakukan penarikan Cek dan/ karena terkena sanksi DHN dilarang membuka Rekening
atau Bilyet Giro Kosong atas Rekening Giro Pribadi dan telah Giro di Bank Tertarik yang bersangkutan kecuali pembukaan
memenuhi kriteria DHN maka Bank Tertarik maupun bank Rekening Giro dimaksudkan hanya untuk menampung
selain Bank Tertarik wajib : kredit/pinjaman dari Bank Tertarik.
• Membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
Rekening Giro Pribadi yang melakukan penarikan Cek Penutupan Rekening Giro karena penarikan Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosong. dan/atau Bilyet Giro Kosong :
• Membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
Rekening Giro Gabungan. Identitas pemilik Rekening Giro 1. Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tercantum
Gabungan yang tidak melakukan penarikan Cek dan/ dalam DHN, pemilik rekening melakukan lagi penarikan 1
atau Bilyet Giro Kosong tidak dicantumkan dalam DHN (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
dan masih berhak atas penggunaan Cek dan/atau Bilyet dengan nilai nominal berapapun, Bank Tertarik wajib
Giro Pribadi serta dapat membuka Rekening Giro baru menutup seluruh Rekening Giro pemilik rekening yang
dengan memperoleh hak penggunaan Cek dan/atau bersangkutan.
Bilyet Giro. 2. Bank Tertarik wajib mencantumkan kembali identitas
pemilik rekening ke dalam DHIB dan menyampaikan ke
Bank Indonesia untuk dicantumkan ke dalam DHN periode
berikutnya.

Pembekuan Hak Penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Penutupan Rekening Giro Gabungan :
1. Bank Tertarik wajib membekukan hak penggunaan Cek dan/
atau Bilyet Giro pemilik rekening paling lambat 14 (empat a. Dalam hal satu atau lebih Pemilik Rekening Giro Gabungan
belas) hari kerja sejak tanggal penolakan Cek dan/atau Bilyet yang identitasnya telah dicantumkan dalam DHN melakukan
Giro yang menyebabkan pemilik rekening dicantumkan lagi Penarikan 1 (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet
dalam DHIB, atau Giro Kosong atas Rekening Giro Gabungan dimaksud maka
2. Bank selain Bank Tertarik wajib membekukan hak Bank Tertarik wajib :
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro pemilik Rekening yang - menutup seluruh Rekening Giro Gabungan yang dimiliki
namanya dicantumkan dalam DHN paling lambat 14 (empat oleh salah satu dan/atau seluruh Pemilik Rekening
belas) hari kerja sejak tanggal penerbitan DHN, Giro Gabungan dimaksud yang ada pada Bank yang
3. Pembekuan hak penggunaan Cek dan / atau Bilyet Giro bersangkutan; dan
dilakukan sampai dengan berakhirnya masa pencantuman - menutup Rekening Giro pribadi atas nama Pemilik
identitas pemilik rekening dalam DHN. Rekening Giro Gabungan jika Pemilik Rekening Giro
Gabungan tersebut memiliki Rekening Giro Pribadi pada
Pembukaan rekening giro baru bagi pemilik rekening Bank Tertarik yang bersangkutan.
yang identitasnya masih tercantum dalam DHN : b. Dalam hal salah satu atau lebih Pemilik Rekening Giro
Gabungan juga memiliki Rekening Giro Pribadi dan identitas
1. Pemilik rekening yang hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Pemilik Rekening dimaksud telah dicantumkan dalam DHN
Giro dibekukan karena sanksi DHN dapat mengajukan melakukan lagi 1 (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet
permohonan pembukaan Rekening Giro baru kepada Giro Kosong atas Rekening Giro Pribadi dimaksud maka :
Bank, namun Bank dilarang memberikan sarana perintah
pembayaran berupa Cek dan atau Bilyet Giro.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 47


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK/BILYET GIRO
KOSONG
1). Bank Tertarik wajib menutup Rekening Giro pribadi Pembukaan rekening giro baru bagi pemilik rekening
dimaksud dan mencantumkan kembali identitas yang identitasnya masih tercantum dalam DHN :
Pemilik Rekening yang bersangkutan ke dalam DHIB
dan menyampaikan kepada Bank Indonesia untuk 1. Pemilik rekening yang hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet
dicantumkan ke dalam DHN. Giro dibekukan karena sanksi DHN dapat mengajukan
2). Bank Tertarik wajib menutup Rekening Giro Gabungan permohonan pembukaan Rekening Giro baru kepada
yang bersangkutan dan mencantumkan kembali Bank, namun Bank dilarang memberikan sarana perintah
identitas salah satu atau lebih Pemilik Rekening yang pembayaran berupa Cek dan atau Bilyet Giro
bersangkutan ke dalam DHIB dan menyampaikan kepada 2. Pemilik Rekening Giro yang rekeningnya sudah ditutup karena
Bank Indonesia untuk dicantumkan ke dalam DHN. terkena sanksi DHN dilarang membuka Rekening Giro di Bank
3). Pemilik Rekening Giro Gabungan lain yang tidak Tertarik yang bersangkutan kecuali pembukaan Rekening Giro
melakukan Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dimaksudkan hanya untuk menampung kredit/pinjaman dari
dan tidak dicantumkan dalam DHN masih berhak atas Bank Tertarik
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Pribadi serta dapat
membuka Rekening Giro baru dengan memperoleh hak
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro.
4). Pemilik Rekening Giro Gabungan lain yang tidak
melakukan Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
dan tidak dicantumkan dalam DHN serta mempunyai
Rekening Giro Pribadi maka Rekening Giro Pribadi
tersebut tidak ditutup.

Kewajiban penutupan rekening tidak berlaku untuk :

• Rekening Giro pada Bank selain Bank Tertarik.


• Rekening Giro yang hanya dimaksudkan untuk menampung
kredit/pinjaman pada Bank Tertarik maupun Bank selain Pembatalan Penolakan Cek Dan Atau Bilyet Giro Kosong
Bank Tertarik. hanya dapat dilakukan oleh Bank Tertarik dalam hal :
• Rekening Giro pada Bank Tertarik yang selain merupakan
rekening simpanan juga digunakan untuk menampung kredit/ • Terdapat kesalahan administrasi oleh Bank Tertarik.
pinjaman dari Bank Tertarik sepanjang kredit/pinjaman • Bank Tertarik telah menerima bukti penyelesaian kewajiban
tersebut masih berjalan. atas penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dari pemilik
rekening kepada Pemegang dalam jangka waktu 7 (tujuh)
Catatan : hari kerja setelah tanggal penolakan. Pemenuhan kewajiban
Penutupan Rekening Giro wajib dilakukan apabila kredit/ pembayaran oleh pemilik rekening kepada Pemegang dapat
pinjaman telah diselesaikan dan identitas Pemilik Rekening dilakukan melalui kliring, pembayaran tunai, transfer atau
masih tercantum dalam DHN. cara-cara lainnya.

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 48


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK/BILYET GIRO
KOSONG
• Terdapat putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan PENGGOLONGAN PENOLAKAN CEK/BILYET GIRO KOSONG
hukum tetap yang menyatakan bahwa bank harus
membatalkan penolakan Cek dan /atau Bilyet Giro Kosong.
• Terjadi keadaan darurat yang mengakibatkan pemilik rekening
tidak dapat memenuhi kewajibannya atas penarikan Cek
dan/atau Bilyet Giro.
• Pembayaran atau pemindahbukuan dari Cek dan atau Bilyet
Giro Kosong diperuntukkan bagi pemilik rekening itu sendiri.

Catatan :
- apabila identitas pemilik rekening belum dicantumkan dalam
DHN, maka pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong oleh Bank Tertarik dapat dilakukan tanpa persetujuan
dari Bank Indonesia.
- apabila identitas pemilik rekening sudah dicantumkan dalam
DHN, maka pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Dalam hal terdapat penolakan cek/bilyet giro karena lebih dari
Kosong oleh Bank tertarik hanya dapat dilakukan dengan 1 alasan (alasan pada kolom 1 dan alasan pada kolom 2 atau
persetujuan dari Bank Indonesia. kolom 3), maka penolakan tersebut akan digolongkan sebagai
penolakan Cek/Bilyet Giro Kosong atau bukan sebagai penolakan
Cek/Bilyet Giro Kosong dengan ketetapan sebagai berikut :
KESALAHAN DENDA
Tidak menatausahakan penolakan Cek • Rp 100 ketidaklengkapan (Alasan 1)
atau Bilyet Giro secara lengkap dan Ribu per kesalahan/ (Alasan 2) Rekening Giro
PENGGOLONGAN Saldo Rekening Giro atau
benar No. atau Rekening Khusus
ALASAN PENOLAKAN Rekening Khusus tidak
telah ditutup
Menyampaikan identitas Pemilik • Maksimal Rp 10 Juta per hasil Cukup
Rekening yang tercantum dalam DHIB pengawasan / per laporan DHIB yang (Kolom 1) (Kolom 2) (Kolom 3)
kepada Bank Indonesia pada periode disampaikan kepada Bank Indonesia
• (Alasan 3) Wajib dipilih Alasan 3 (tidak Wajib dipilih Alasan 3
yang ditetapkan tetapi identitas yang
Unsur Cek/Syarat Formal dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
dilaporkan tidak lengkap dan/atau tidak
Bilyet Giro tidak dipenuhi, penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
benar
yaitu tidak terdapat Bilyet Giro Kosong ) dan/atau Bilyet Giro
Terlambat melaporkan identitas Pemilik • Rp 100 Ribu/pemilik rekening/ penyebutan tempat dan Kosong)
Rekening yang tercantum dalam DHIB keterlambatan periode pelaporan
Alasan 4) Wajib dipilih Alasan 4 (tidak Wajib dipilih Alasan 4
kepada Bank Indonesia • Maksimal Rp 300 Ribu/Pemilik
Unsur Cek tidak dipenuhi, dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
Rekening
yaitu tidak terdapat tanda penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
Tidak menyampaikan identitas Pemilik Rp 5 Juta/identitas Pemilik Rekening tangan Penarik. Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro
Rekening yang seharusnya tercantum yang tidak disampaikan Kosong)
dalam DHIB
(Alasan 5) Wajib dipilih Alasan 5 (tidak Wajib dipilih Alasan 5
Tidak membekukan hak penggunaan Rp 1 Juta/pemilik rekening/hari kerja Syarat Formal Bilyet Giro dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
Cek dan/atau Bilyet Giro keterlambatan tidak dipenuhi yaitu penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
Maksimal Rp 10 Juta/per pemilik tidak terdapat nama dan Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro
rekening nomor Rekening Giro Kosong)
Melakukan pembatalan Cek dan atau Rp 5 Juta per Pemilik Rekening yang Pemegang.
Bilyet Giro kosong namun pembatalan penolakan Cek dan atau Bilyet Giro (Alasan 6) Wajib dipilih Alasan 6 (tidak Wajib dipilih Alasan 6
tersebut tidak menggunakan alasan kosongnya dibatalkan Syarat Formal Bilyet Giro dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
yang diatur dalam Pasal 22 ayat tidak dipenuhi yaitu tidak penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
(1) PBI Nomor 8/29/PBI/2006 atau terdapat nama Bank Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro
menggunakan alasan yang diatur dalam Penerima Kosong)
Pasal 22 ayat (1) PBI Nomor 8/29/
(Alasan 7) Wajib dipilih Alasan 7 Wajib dipilih Alasan 7
PBI/2006 namun tidak didukung dengan
Syarat Formal Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagi (tidak dikategorikan
bukti-bukti pendukung yang benar
tidak dipenuhi, yaitu tidak penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
T erlambat mengajukan permohonan Rp 5 Juta/Pemilik Rekening terdapat jumlah Dana Bilyet Giro Kosong). dan/atau Bilyet Giro
pembatalan karena kesalahan yang dipindahbukukan Kosong).
administrasi baik dalam angka maupun
dalam huruf selengkap-
lengkapnya

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 49


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

CEK/BILYET GIRO
KOSONG
(Alasan 8) Wajib dipilih Alasan 8 (tidak Wajib dipilih Alasan 8 (Alasan 17) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
Syarat Formal Bilyet Giro dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan Rekening Giro diblokir (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
tidak dipenuhi, yaitu tidak penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek oleh instansi yang penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
terdapat tanda tangan, Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro berwenang (harus Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
nama jelas dan/atau cap/ Kosong) dilampiri dengan surat
stempel. pemblokiran dari instansi
(Alasan 9) Wajib dipilih Alasan 9 (tidak Wajib dipilih Alasan 9 yang berwenang).
Bilyet Giro diunjukkan dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan (Alasan 18) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
sebelum tanggal penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek Perintah dalam data ( dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
Penarikan atau Bilyet Giro Kosong). dan/atau Bilyet Giro elektronik Cek dan/atau penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
sebelum Tanggal Efektif, Kosong). Bilyet Giro tidak sesuai Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
atau Tanggal Efektif dengan perintah dalam
dicantumkan tidak Cek dan/atau Bilyet Giro.
dalam Tenggang Waktu Alasan 19) Wajib dipilih Alasan 19 Wajib dipilih Alasan 19
Pengunjukan. Penerimaan data (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
(Alasan 10) Wajib dipilih Alasan 10 Wajib dipilih Alasan 10 elektronik Cek dan/atau penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan Bilyet Giro tidak disertai Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
dibatalkan oleh Penarik penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek dengan penerimaan fisik Kosong).
setelah berakhirnya Bilyet Giro Kosong). dan/atau Bilyet Giro Cek dan/atau Bilyet Giro
Tenggang Waktu Kosong). (Alasan 20) Wajib dipilih Alasan 20 Wajib dipilih Alasan 20
Pengunjukan berdasarkan Cek dan/atau Bilyet (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
surat pembatalan dari Giro diduga palsu/ penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
Penarik. dimanipulasi Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
(Alasan 11) Wajib dipilih Alasan 11 Wajib dipilih Alasan 11 Kosong).
Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan (Alasan 21) Wajib dipilih Alasan 21 Wajib dipilih Alasan 21
sudah daluwarsa. penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro yang diterima oleh Bank penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
Kosong). Tertarik bukan ditujukan Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
(Alasan 12) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2 untuk Bank Tertarik. Kosong).
Perubahan teks/perintah (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai Alasan 22) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
yang telah tertulis penolakan Bilyet Giro penolakan Bilyet Giro Tidak ada Endosemen (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
pada Bilyet Giro tidak Kosong). Kosong). pada Cek atas nama yang penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
ditandatangani oleh dialihkan pada pihak lain. Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
Penarik.
(Alasan 13) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
Tanda tangan tidak cocok (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai Catatan :
dengan spesimen. penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan / Alasan-alasan tersebut di atas beserta penomorannya diatur
Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
(Alasan 14) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/13/DASP tanggal 19
Bank Penagih bukan (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai Juni 2007 perihal Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau
merupakan Bank penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
Bilyet Giro Kosong
Penerima yang disebut Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
dalam Cek Silang khusus
atau dalam Bilyet Giro
sebagai Bank Penerima
Dana.
(Alasan 15) Wajib dipilih Alasan 15 Wajib dipilih Alasan 15
Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
diblokir pembayarannya penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
oleh Penarik karena Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
hilang atau dicuri (harus Kosong).
dilampiri dengan surat
keterangan kepolisian).
Alasan 16) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
Cek dan/atau Bilyet Giro (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
diblokir pembayarannya penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
oleh instansi yang Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
berwenang karena diduga
terkait dengan tindak
pidana yang dilakukan
oleh Penarik (harus
dilampiri dengan surat
pemblokiran dari instansi
yang berwenang).

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 50


Hukum dalam Praktek
Operasional Bank

PT. Bank Central Asia, Tbk


Divisi Pembelajaran dan Pengembangan
Wisma Asia 2 Lt.12A
Jl. Brigjen Katamso No. 1
Jakarta 11420

INTERNAL USE ONLY © Copyright Divisi Pembelajaran dan Pengembangan 2013 56

Anda mungkin juga menyukai