OPERASIONAL BANK
Version 27.11.2013
Pengetahuan Kredit Konsumen
DAFTAR ISI
BAB 1: RAHASIA BANK • Pengertian rahasia bank
• Ketentuan rahasia bank
• Siapa yang harus menjaga rahasia bank.
• Pengecualian ketentuan rahasia bank menurut UU Perbankan
• Sanksi pelanggaran rahasia bank
• Peraturan Perundangan yang mengatur pengecualian rahasia bank
BAB 3: TRANSAKSI YANG • Syarat-syarat melakukan transaksi yang sah menurut hukum
• Akibat hukum tidak dipenuhi syarat sahnya suatu transaksi.
SAH MENURUT HUKUM
BAB 7: BILYET GIRO • Mengidentifikasi bilyet giro(pengertian dan syarat formalBilyet Giro)
• Merinci cara penulisan/pengisian bilyet giro
• Menjelaskan tanggal efektif dan tenggang waktu penawaran
• Menjelaskan Kewajiban penyediaan dana
• Menjelaskan pembatalan bilyet giro
• Menjelaskan kewajiban menolak bilyet giro
• Menjelaskan pengenaan Bea materai
BAB 8: CEK/BILYET GIRO • Menjelaskan pengertian Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN),
KOSONG Daftar Hitam Individual Bank (DHIB), Daftar Hitam Nasional.
• Menjelaskan kriteria penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
• Menjelaskan sanksi bagi penari Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang memenuhi kriteria DHN:
- Pembekuan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong.
- Penutupan rekening giro.
• Menjelaskan penerbitan DHN.
• Menjelaskan pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
• Menjelaskan penggolongan penolakan Cek dan/
• Menjelaskan kewajiban menolak bilyet giro
• Menjelaskan pengenaan Bea materai
RAHASIA
BANK
Bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, dalam arti Membuka Rahasia Bank. Yang wajib menjaga rahasia bank
masyarakat mempercayakan pengelolaan uangnya kepada adalah Bank dan pihak terafiliasi dengan Bank. Yang dimaksud
bank. Nasabah hanya akan percaya kepada bank apabila ada dengan pihak terafiliasi adalah :
suatu jaminan dari pihak bank bahwa keadaan keuangan dan
hal-hal lain dari nasabah tidak disalahgunakan. Untuk menjaga 1. Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi atau kuasanya,
agar kepercayaan nasabah ini tidak berkurang maka bank harus pejabat, atau karyawan bank;
menjaga apa yang harus dirahasiakan. 2. Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya,
pejabat, atau karyawan bank, khusus bagi bank yang
berbentuk hukum koperasi sesuai dengan peraturan
DASAR HUKUM : perundang-undangan yang berlaku;
3. Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain
1. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang akuntan publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan
Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun lainnya.
1992 tentang Perbankan (UU Perbankan). 4. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut
2. Peraturan Bank Indonesia nomor 2/19/ serta mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain
PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris,
Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis keluarga pengawas, keluarga direksi, keluarga pengurus.
Membuka Rahasia Bank.
PENGERTIAN :
RAHASIA
BANK
PENGECUALIAN RAHASIA BANK MENURUT
UNDANG-UNDANG PERBANKAN :
Bank wajib memberikan keterangan dengan terlebih dahulu Bank dapat memberikan keterangan tanpa harus terlebih
A memperoleh perintah atau izin tertulis untuk membuka
Rahasia Bank dari Pimpinan bank Indonesia dalam hal :
B dahulu memperoleh perintah atau izin untuk membuka
rahasia bank dari Pimpinan Bank Indonesia dalam hal:
1. Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas 1. Pembinaan dan pengawasan oleh Bank Indonesia, berupa:
permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan • Pemeriksaan oleh Bank Indonesia (Psl. 30)
perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan • Pelaporan kepada Bank Indonesia (Psl. 34)
dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat
mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu 2. Perkara perdata antara bank dengan nasabahnya, direksi
kepada pejabat pajak. (Psl. 41) bank yang bersangkutan dapat menginformasikan kepada
pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang
2. Untuk penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang relevan
kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara / Panitia dengan perkara tersebut (Psl. 43).
Urusan Piutang Negara, Pimpinan Bank Indonesia atas
permintaan tertulis dari Kepala BUPLN/Ketua PUPN, dapat 3. Tukar-menukar informasi antarbank, direksi bank dapat
memberikan izin tertulis kepada pejabat BUPLN/PUPN untuk memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada
memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan bank lain, sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Bank
nasabah debitur. Indonesia (Psl. 44).
Izin tersebut harus menyebutkan nama dan jabatan pejabat
BUPLN/PUPN, nama nasabah debitur yang bersangkutan dan 4. Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari Nasabah
alasan diperlukannya keterangan. (Psl. 41A) Penyimpan yang dibuat secara tertulis, bank wajib
memberikan keterangan mengenai simpanan Nasabah
3. Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, Penyimpan pada bank yang bersangkutan kepada pihak yang
Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan tertulis dari ditunjuk oleh Nasabah Penyimpan tersebut (Psl 44 A ayat 1).
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung atau Ketua
Mahkamah Agung, dapat memberikan izin tertulis kepada 5. Apabila Nasabah Penyimpan telah meninggal dunia, ahli
polisi, jaksa atau hakim untuk memperoleh keterangan dari waris yang sah dari nasabah yang bersangkutan berhak
bank mengenai simpanan tersangka/terdakwa pada bank. memperoleh keterangan mengenai simpanan Nasabah
Izin tersebut harus menyebutkan nama dan jabatan polisi, Penyimpan tersebut (Psl.44A ayat 2).
jaksa atau hakim, nama tersangka/terdakwa, alasan
diperlukannya keterangan dan hubungan perkara pidana
yang bersangkutan dengan keterangan yang diperlukan. (Psl.
42).
RAHASIA
BANK
SANKSI ATAS PELANGGARAN RAHASIA BANK
• Lalai tidak memberikan keterangan yang wajib dipenuhi
dalam rangka pemeriksaan Bank Indonesia dan pelaporan
Sesuai dengan UU Perbankan No. 10/1998, kepada Bank Indonesia sebagaimana yang telah ditetapkan,
pihak-pihak yang melakukan pelanggaran diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 1 (satu)
terhadap rahasia bank akan dikenakan tahun dan paling lama 2 (dua) tahun serta denda sekurang-
berbagai sanksi yang berat. kurangnya Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).
1. Pasal 47 ayat 1
2. Pasal 47 ayat 2
3. Pasal 47 (a)
Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2003
• Dengan sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib tentang Perubahan Atas Undang- Undang Republik
dipenuhi dalam rangka pemeriksaan Bank Indonesia dan Indonesia No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana
pelaporan kepada Bank Indonesia sebagaimana yang telah Pencucian Uang (selanjutnya disebut “UU Pencuciang
ditetapkan, diancam dengan pidana penjara sekurang- Uang”.)
kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000,- (lima
miliar rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000.000,- (seratus
miliar rupiah).
RAHASIA
BANK
Di dalam UU Pencucian Uang ini diatur hal-hal sebagai berikut :
Sanksi :
Bank sebagai Penyedia Jasa Keuangan wajib menyampaikan
laporan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Bank yang dengan sengaja tidak menyampaikan laporan
(yang selanjutnya disebut “PPATK”) untuk hal-hal sebagai berikut: kepada PPATK, dipidana dengan pidana denda paling sedikit
Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling
a. Transaksi Keuangan Mencurigakan, yaitu : banyak Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
- transaksi keuangan yang menyimpang dari profil,
karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah
yang bersangkutan,
- transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan
transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh
Penyedia Jasa Keuangan sesuai ketentuan undang-
undang ini; atau
- transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan
dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga
berasal dari hasil tindak pidana.
RAHASIA
BANK
4) Surat permintaan untuk memperoleh keterangan (4) Surat Permintaan untuk memperoleh keterangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) harus
ditandatangani oleh : ditandatangani oleh :
a. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kepala a) Kepala Kepolisian Daerah atau pejabat yang
Kepolisian Daerah dalam hal permintaan diajukan oleh setingkat pada tingkat Pusat dalam hal permintaan
penyidik; diajukan oleh penyidik
b. Jaksa Agung Republik Indonesia atau Kepala Kejaksaan b) Kepala Kejaksaan Tinggi dalam hal permintaan
Tinggi dalam hal permintaan diajukan oleh penuntut diajukan oleh penuntut umum
umum; c) Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara
c. Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara yang tersebut.
bersangkutan.
3. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
2. Undang-Undang No. 15 tahun 2003 tentang Penetapan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.(Selanjutnya
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik disebut juga ”UU KPK”)
Indonesia No. 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme, Menjadi Undang-undang. (Selanjutnya Menurut ketentuan Pasal 12 butir c Undang-Undang No. 30
disebut juga ”UU Terorisme”) Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (KPK) :
Di dalam undang-undang tersebut diatur hal-hal sebagai • KPK berwenang meminta data nasabah dengan
berikut: ketentuan nasabah yang bersangkutan sudah berstatus
tersangka atau terdakwa.
• Permintaan data dilakukan dengan menggunakan surat
Pasal 30 : resmi dari KPK yang harus ditandatangani oleh :
a. Pejabat KPK serendah-rendahnya Deputi atau
(1) Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak Sekjen atas nama Pimpinan KPK , atau
pidana terorisme, maka penyidik, penuntut umum, b. Pegawai KPK yang diberi perintah berdasarkan
atau hakim berwenang untuk meminta keterangan Surat Perintah/Surat Tugas yang ditandatangani
dari bank dan lembaga jasa keuangan mengenai harta oleh salah satu Pejabat KPK sebagaimana dimaksud
kekayaan setiap orang yang diketahui atau patut diduga pada butir a di atas.
melakukan pidana terorisme.
(2) Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud (BERDASARKAN SURAT DARI DIREKTORAT PENELITIAN DAN
dalam ayat (1) terhadap penyidik, penuntut umum, PENGATURAN PERBANKAN BI NO.7/84/DPNP/IDPNP TANGGAL
atau hakim tidak berlaku ketentuan undang-undang 24 FEBRUARI 2005)
yang mengatur tentang rahasia bank dan kerahasiaan
transaksi keuangan lainnya.
(3) Permintaan keterangan harus diajukan secara tertulis
dengan menyebutkan secara jelas mengenai :
a) nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau
hakim
b) identitas setiap orang yang diketahui atau patut
diduga melakukan tindakan terorisme
c) tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan,
dan d) tempat harta kekayaan berada
BAB 2
SUBYEK HUKUM
1. Pengertian subyek hukum 4. Pengertian, syarat pendirian dan
2. Bentuk subyek hukum tanggung jawab badan hukum
3. Pengertian & syarat cakap hukum dan badan bukan badan hukum,
pengesahan sebagai badan hukum
SUBJEK HUKUM
Subyek hukum dapat berbentuk : Batas usia dewasa menurut beberapa ketentuan hukum :
• Orang atau manusia pribadi. - 21 tahun atau sudah menikah - Pasal 330 KUH Perdata
• Badan, terdiri dari : - 18 tahun atau sudah menikah - Pasal 47 juncto Pasal 50
1. Badan hukum UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
2. Badan bukan badan hukum. - 21 tahun dan tidak cacat fisik maupun mental atau sudah
menikah - Pasal 98 Kompilasi Hukum Islam
SUBJEK HUKUM
SUBJEK HUKUM
SUBJEK HUKUM
Catatan :
SUBJEK HUKUM
Dewan Komisaris
Direksi Catatan :
1. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang
dan mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan
pengadilan. Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan
2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS. berdasarkan keputusan Dewan Komisaris (Pasal 108 ayat
3. Saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian 4).
dan pemberhentian anggota Direksi ditetapkan dalam
keputusan RUPS.
4. Apabila RUPS tidak menetapkan saat mulai berlakunya
pengangkatan, penggantian dan pemberhentian
anggota Direksi, maka pengangkatan, penggantian dan
pemberhentian tersebut berlaku sejak ditutupnya RUPS.
SUBJEK HUKUM
SUBJEK HUKUM
5. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) Perangkat Organisasi Koperasi :
hari terhitung sejak tanggal pembubaran Perseroan, a. Rapat anggota
likuidator wajib memberitahukan : Pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang
• Kepada semua kreditor mengenai pembubaran berhak menetapkan antara lain :
Perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran - anggaran dasar koperasi.
Perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara - kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen,
Republik Indonesia. dan usaha koperasi.
• Kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan - pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus
bahwa Perseroan dalam likuidasi. dan pengawas.
6. Dalam hal pemberitahuan kepada kreditor dan Menteri - rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan
belum dilakukan, pembubaran Perseroan tidak berlaku belanja koperasi serta pengesahan laporan koperasi.
bagi pihak ketiga. - pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam
pelaksanaan tugasnya. - pembagian sisa hasil usaha.
- penggabungan, peleburan, pembagian dan
pembubaran koperasi.
b. Pengurus
- Dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam rapat
anggota.
- Pengurus berwenang :
• Mewakili Koperasi di dalam dan di luar Pengadilan
• Memutuskan penerimaan, penolakan anggota
baru serta penghentian anggota sesuai dengan
2. Koperasi ketentuan dalam anggaran dasar
• Melakukan tindakan dan upaya nagi kepentingan
Dasar hukum : dan kemanfaatan Koperasi sesuai dengan
tanggungjawabnya dan keputusan rapat anggota
Undang-Undang No. 25 Th. 1992 tentang Perkoperasian
serta peraturan pelaksanaannya (selanjutnya disebut ” UU c. Pengawas
Koperasi”). Dipilih dari dan oleh rapat anggota Koperasi dan
bertanggungjawab pada rapat anggota. Pengawas
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi dan berwenang
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai meneliti catatan yang ada pada koperasi dan meminta
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas segala keterangan yang diperlukan dari Pengurus.
kekeluargaan (Pasal 1 UU Koperasi).
SUBJEK HUKUM
SUBJEK HUKUM
Syarat pendirian :
• Bentuk perjanjian pendirian suatu persekutuan
perdata sederhana tidak mengharuskan adanya
syarat tertulis (bentuk resmi) dan tidak diperlukan
adanya suatu pengesahan pendirian (pendaftaran
dan pengumuman). Namun biasanya dibuat dalam
bentuk tertulis.
SUBJEK HUKUM
BAB 3
TRANSAKSI YANG SAH
MENURUT HUKUM
1. Syarat-syarat melakukan transaksi yang
sah menurut hukum
2. Akibat hukum tidak dipenuhi syarat
sahnya suatu transaksi
Menurut pasal 1320 KUH Perdata sahnya suatu perjanjian/ Menurut pasal 1330 KUH Perdata, orang-orang yang tidak
persetujuan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah :
a. Orang-orang yang belum dewasa.
1. Kesepakatan para pihak b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan.
Syarat Subyektif
2. Kecakapan para pihak c. Perempuan dalam hal ditetapkan oleh Undang-undang
dan semua orang yang dilarang membuat perjanjian oleh
3. Suatu hal tertentu Undang-undang.
Syarat Subyektif
4. Suatu sebab yang halal
Menurut pasal 108 dan 110 KUH Perdata seorang perempuan
yang bersuami untuk mengadakan suatu perjanjian
memerlukan bantuan atau ijin dari suaminya.
BAB 4
PENATAUSAHAAN
REKENING
1. Menjelaskan jenis-jenis rekening, 4. Mengidentifikasi pemblokiran
2. Menjelaskan persyaratan pembukaan rekening (pihak-pihak yang dapat
rekening, meminta pemblokiran rekening
3. Menjelaskan alasan penutupan dan langkah yang dilakukan bila ada
rekening, permintaan pemblokiran rekening).
PENATAUSAHAAN
REKENING
Dalam persepsi orang awam, menjadi nasabah suatu bank identik PERSYARATAN PEMBUKAAN REKENING
dengan memiliki rekening di bank tersebut. Berikut ini akan
diuraikan seluk beluk penatausahaan rekening, mulai dari jenis • Untuk dapat membuka rekening, pemohon harus memenuhi
rekening, pembukaan rekening sampai penutupan rekening. syarat :
1. Berusia 21 tahun ke atas atau telah menikah sebelumnya
dan cakap melakukan tindakan hukum
JENIS - JENIS REKENING 2. Memiliki kartu identitas diri seperti KTP, SIM (untuk
perorangan) atau akta pendirian perusahaan berikut
1. Rekening perorangan semua akta perubahannya dan KTP pengurus perseroan
Rekening yang dimiliki oleh perorangan (termasuk untuk yang menandatangani dokumen pembukaan rekening
kongsi, toko, restoran, bengkel). Dalam hal dikehendaki (untuk perusahaan),
penggunaan nama dagang dapat dicantumkan di belakang 3. Ada Surat Referensi dari Pemimpin Cabang BCA atau
nama perorangan/pribadi dengan kata-kata : bank lain atau dari perorangan yang dikenal masyarakat
atau dikenal pejabat BCA yang menyetujui pembukaan
berusaha/bertindak di bawah nama (Bdn) rekening (khusus untuk pembukaan rekening giro),
4. Mempunyai NPWP,
Contoh: Amir Bdn Toko Asia 5. Mempunyai izin usaha seperti SIUP, Tanda Daftar
Perusahaan (untuk perusahaan
2. Rekening atas nama suatu badan adalah rekening yang 6. Khusus untuk PT dalam rangka Penanaman Modal Asing,
dimiliki oleh suatu badan hukum/bukan badan hukum, yang harus dilengkapi dengan izin dari BKPM.
terdiri atas :
• Bank harus memperhatikan hal-hal lain, yaitu :
- Instansi pemerintah/lembaga negara dan organisasi 1. Bonafiditas pemohon
masyarakat yang tidak merupakan perusahaan; 2. Apakah nama pemohon tercantum dalam Daftar Hitam
- Semua badan hukum yang diatur dalam KUHD atau yang masih berlaku.
peraturan perundang-undangan lainnya; 3. Kebenaran identitas pemohon, yaitu nama, termasuk
- Firma (Fa), CV, dan Yayasan; nama alias dan alamat lengkap.
Untuk mengetahui kebenaran alamat, seyogyanya
3. Rekening gabungan (joint account) adalah rekening yang dilakukan pengecekan.
dimiliki bersama (gabungan) antara : - Perorangan dengan 4. Tanda tangan pada formulir isian harus sama dengan
perorangan yang tertera pada tanda bukti diri
PENATAUSAHAAN
REKENING
PEMBUKAAN REKENING OLEH PERORANGAN ASING ALASAN PENUTUPAN REKENING
DAN PERUSAHAAN ASING
Alasan penutupan rekening adalah :
1. PERORANGAN ASING
1. ATAS PERMINTAAN SENDIRI
Perorangan asing adalah orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan Republik Indonesia. Syarat pembukaan Pemilik rekening yang karena sesuatu alasan tertentu
rekening untuk perorangan asing : bermaksud untuk menutup rekening atas permintaan
sendiri, maka terhadap pemilik rekening tersebut disyaratkan
Prinsipnya sama dengan ketentuan pembukaan rekening kewajiban sebagai berikut:
yang umum berlaku, dengan tambahan persyaratan berupa a. Menandatangani formulir penutupan rekening,
Paspor dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). b. Khusus bagi pemilik rekening giro wajib :
- Mengembalikan blanko Cek dan/atau Bilyet Giro
2. PERUSAHAAN ASING yang belum digunakan,
- Menyediakan dana yang cukup pada Rekening
Perusahaan asing adalah perusahaan yang tidak didirikan Khusus apabila terdapat Cek dan/atau Bilyet Giro
menurut hukum Indonesia dan tidak berkedudukan di yang masih beredar,
Indonesia. - Menyerahkan surat pernyataan bermeterai cukup,
yang sekurang-kurangnya memuat pernyataan
Syarat pembukaan rekening untuk perusahaan asing : bahwa :
• Copy Deed of Establishment/Article of Association yang • Semua kewajiban yang berkaitan dengan
telah dilegalisir oleh Notaris Publik setempat. penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro nasabah
• Board Resolution (keputusan Dewan Direksi) yang telah telah diselesaikan dengan baik;
dilegalisir oleh Notaris Publik setempat dan kemudian • Tidak ada lagi Cek dan /atau Bilyet Giro pemilik
disahkan oleh Kedutaan/ Konsulat RI setempat, yang rekening yang masih beredar di masyarakat;
berisi keputusan perusahaan untuk membuka rekening • Pemilik rekening bersedia untuk dicantumkan
di bank yang ditunjuk dan sekaligus penunjukan dalam Daftar Hitam apabila ternyata masih
terhadap orang tertentu untuk mengelola rekening terdapat penarikan Cek dan /atau Bilyet Giro
tersebut, termasuk untuk menandatangani cek/bilyet Kosong dan membebaskan Bank dari segala
giro (jika copy dokumen-dokumen tersebut ditulis dalam tuntutan sebagai akibat pencantuman nama
bahasa asing di luar bahasa Inggris, maka copy dokumen pemilik rekening yang bersangkutan dalam
tersebut harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia Daftar Hitam.
atau bahasa Inggris oleh penerjemah resmi/disumpah
(sworn and authorized translator).
PENATAUSAHAAN
REKENING
Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur
2. NASABAH MENINGGAL DUNIA mengenai dokumen keahliwarisan.
Sebelum ahli waris nasabah melakukan penarikan atas Pengertian Harta Yang dimaksud dengan Harta Peninggalan adalah harta milik
Peninggalan Pewaris yang disimpan/ dititipkan/ diagunkan kepada BCA.
Harta Peninggalan nasabah yang ada di bank, bank harus Harta Peninggalan ini antara lain dapat berupa :
mengetahui dan memastikan siapa ahli waris nasabah. • saldo tabungan/ giro/ deposito berjangka;
• barang yang disimpan dalam Safe Deposit Box;
Oleh karena itu bank perlu meminta dokumen-dokumen • efek/harta yang dititipkan di kustodian;
keahliwarisan yang ditentukan. • barang yang dijadikan sebagai agunan kredit (jika fasilitas
kredit telah lunas),
Penyerahan Harta Harta Peninggalan harus diserahkan kepada seluruh ahli waris
Untuk memudahkan para ahli waris nasabah dalam Peninggalan secara bersama-sama sesuai Dokumen Keahliwarisan. Jika
mencairkan dana/ simpanan milik nasabah yang meninggal ahli waris berhalangan hadir, maka yang bersangkutan harus
memberikan kuasa kepada ahli waris lain/ pihak yang ditunjuk
dunia (‘pewaris’) dan memberikan pedoman bagi cabang dengan membuat surat kuasa.
dalam menentukan jenis dokumen yang harus diserahkan
Ahli waris dan/atau kuasanya yang menerima Harta
oleh para ahli waris (‘dokumen keahliwarisan’), maka Peninggalan dari BCA harus menandatangani Surat Pernyataan
Direksi memandang perlu untuk melakukan perubahan sebagai bukti serah terima Harta Peninggalan Pewaris kepada
para ahli waris.
mengenai dokumen keahliwarisan untuk pencairan dan/atau
Dokumen untuk Berikut ini adalah kelengkapan dokumen untuk penyerahan
penyerahan harta peninggalan pewaris kepada ahli warisnya. penyerahan Harta Harta Peninggalan Pewaris kepada ahli waris :
Peninggalan • Dokumen Keahliwarisan.
• Dokumen pendukung.
Surat Keputusan Direksi tentang Perubahan Dokumen • Asli tanda bukti penyimpanan/penitipan/tanda terima
Keahliwarisan agunan atas Harta Peninggalan; dan
• Asli surat kuasa (jika penerimaan Harta Peninggalan
dikuasakan).
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Dokumen Dokumen Keahliwarisan yang harus diserahkan oleh ahli waris
Direksi (SK DIR NO. 153/SK/DIR/2007 Tanggal 17 Desember Keahliwarisan kepada BCA untuk pencairan dan/atau penyerahan Harta
2007 Perihal: Perubahan Dokumen Keahliwarisan) Peninggalan Pewaris dibagi menjadi 2 (dua), yaitu masing-
masing untuk kondisi :
• Tidak terdapat sengketa atau perselisihan di antara para
ahli waris, yang dibagi lagi menjadi:
- Untuk saldo/nilai harta peninggalan s.d.
Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
- Untuk saldo/nilai harta peninggalan di atas
Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
• Tidak terdapat sengketa atau perselisihan di antara
Terdapat sengketa atau perselisihan diantara para ahli
waris (berlaku untuk saldo berapapun)
Catatan :
Fotokopi dokumen tersebut harus dicocokkan dengan
dokumen aslinya.
PENATAUSAHAAN
REKENING
Perihal dokumen keahliwarisan dibedakan berdasarkan dua kondisi:
Pengecualian Pengecualian penyerahan Dokumen Keahliwarisan dapat
penyerahan dilakukan untuk kondisi berikut ini : 1. Kondisi tidak terdapat sengketa atau perselisihan diantara para
Dokumen • Harta Peninggalan berupa tabungan/giro/deposito ahli waris
Keahliwarisan berjangka dengan nilai di bawah Rp. 5.000.000,- (lima juta
rupiah);
• Yang menjadi ahli waris adalah isteri/suami dan/atau anak; SALDO GOLONGAN PENDUDUK DOKUMEN KEAHLIWARISAN
dan • Tidak terdapat sengketa/ perselisihan diantara para
s.d. Rp. 50 juta WNI keturunan Tionghoa • Akta Keterangan Waris yang dibuat
ahli waris.
oleh Notaris; atau
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
Untuk kondisi tersebut, para ahli waris cukup menyerahkan
di bawah tangan oleh para ahli
dokumen pendukung dan tanda bukti penyimpanan/
waris dan disahkan tanda tangannya
penitipan/tanda terima agunan atas Harta Peninggalan di BCA.
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Ketentuan khusus Surat kuasa untuk kebutuhan penyerahan Harta Peninggalan Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
untuk surat kuasa harus dibuat secara notariil/dilegalisasi oleh Notaris. Jika Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
pemberi kuasa berada di luar negeri maka surat kuasa tersebut atau
harus dilegalisasi oleh notary public dan kantor kedutaan/ • Surat Pernyataan Ahli Waris yang
perwakilan RI setempat. dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
Khusus untuk Harta Peninggalan berupa tabungan/giro/ dan diketahui oleh Camat; atau
deposito berjangka, dengan nilai sampai dengan Rp. • Akta Pertolongan Pembagian Waris
25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) yang penerimaannya yang dikeluarkan oleh Pengadilan
dikuasakan, maka surat kuasa dapat dibuat di bawah tangan Agama (khusus bagi WNI keturunan
(tanpa dilegalisasi). Tionghoa yang beragama Islam).
WNI pribumi yang • Akta Pertolongan Pembagian Waris
beragama Islam yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Agama; atau
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris ;
atau
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang
dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
dan diketahui oleh Camat.
WNI pribumi yang tidak • Akta Keterangan Waris yang dibuat
beragama Islam di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
atau
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang
dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
dan diketahui oleh Camat.
WNI golongan penduduk • Akta Keterangan Waris yang
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan; atau
yang beragama Islam • Akta Pertolongan Pembagian Waris
yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Agama; atau
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
atau
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang
dibuat oleh ahli waris dengan
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa
dan diketahui oleh Camat.
PENATAUSAHAAN
REKENING
s.d. Rp. 50 Juta WNI golongan penduduk • Akta Keterangan Waris yang 2. Kondisi tidak terdapat sengketa atau perselisihan diantara para ahli
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta waris
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan; atau
yang tidak beragama Islam • Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli DOKUMEN KEAHLIWARISAN
waris dan disahkan tanda tangannya (untuk kondisi terdapat sengketa atau perselisihan
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan diantara para ahli waris)
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris;
atau GOLONGAN PENDUDUK DOKUMEN KEAHLIWARISAN
• Surat Pernyataan Ahli Waris yang Warga Negara Indonesia Putusan Pengadilan Negeri.
dibuat oleh ahli waris dengan (keturunan Tionghoa, timur asing
disaksikan oleh Lurah/ Kepala Desa selain Tionghoa, pribumi) yang
dan diketahui oleh Camat. tidak beragama Islam
Warga Negara Asing • Legal opinion dari Konsultan Hukum Warga Negara Indonesia yang • Putusan Pengadilan Agama; atau
di negara asal Pewaris (nasabah); beragama Islam • Putusan Pengadilan Negeri.
atau Warga Negara Asing Putusan Pengadilan di negara asal Pewaris
• Akta Keterangan Waris yang dibuat (nasabah).
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh PEMBLOKIRAN DAN PENYITAAN REKENING
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris .
Di atas Rp. 50 WNI keturunan Tionghoa • Akta Keterangan Waris yang dibuat Pemblokiran rekening merupakan tindakan yang bermaksud
juta oleh Notaris; atau menghalangi penarikan dana dari dan/atau ke suatu rekening.
• Akta Pertolongan Pembagian Waris
yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Agama (khusus bagi WNI keturunan
Pemblokiran rekening pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh :
Tionghoa yang beragama Islam). 1. Nasabah
WNI pribumi yang • Akta Pertolongan Pembagian Waris 2. Bank dengan persetujuan nasabah
beragama Islam yang dikeluarkan oleh Pengadilan 3. Pihak lain yaitu ; Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Kantor pajak,
Agama; atau KPK
• Akta Keterangan Waris yang dibuat
di bawah tangan oleh para ahli
waris dan disahkan tanda tangannya
(legalisasi) oleh Ketua Pengadilan
Negeri/ Hakim yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri/Notaris .
WNI pribumi yang tidak Akta Keterangan Waris yang dibuat di
beragama Islam bawah tangan oleh para ahli waris dan
disahkan tanda tangannya (legalisasi)
oleh Ketua Pengadilan Negeri/ Hakim
yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan
Negeri/Notaris. Tata Cara Pemblokiran dalam rangka penyitaan atas permintaan
WNI golongan penduduk • Akta Keterangan Waris yang
Kepolisian, Kejaksaan atau Pengadilan dilakukan dengan
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan; atau
yang beragama Islam • Akta Pertolongan Pembagian Waris a. Harus ada Surat Perintah Penyitaan/Pemblokiran.
dikeluarkan oleh Pengadilan Agama. Dalam hal permintaan penyitaan/pemblokiran dari Kepolisian maka
WNI golongan penduduk Akta Keterangan Waris yang Surat Perintah Penyitaan/pemblokiran dikeluarkan oleh sedikitnya
timur asing (India, Arab, dll) dikeluarkan oleh Balai Harta Kepala Kepolisian Resort Setempat atau Komandan Tim Penyelidikan
selain keturunan Tionghoa, Peninggalan.
yang tidak beragama Islam yang Khusus bergerak Bidang Ekonomi Keuangan (Surat Departemen
Angkatan Kepolisian Nomor 028/9/I/EK/67 tanggal 13 September
Warga Negara Asing Legal opinion dari Konsultan Hukum di
negara asal Pewaris (nasabah). 1967 perihal Surat Edaran tentang Pemblokiran Simpanan/dana/
rekening seseorang nasabah bank).
b. Setelah menerima Surat Perintah Pemblokiran/Penyitaan,
bank memblokir rekening yang dimaksud dan pemimpin bank
menyampaikan surat pemberitahuan pemblokiran kepada nasabah
(secara tertulis) dan pihak ketiga yang meminta pemblokiran bahwa
rekening telah diblokir dan bank menerima rekening tersebut sebagai
titipan sitaan.
c. Pihak yang melakukan penyitaan membuat Berita Acara Penyitaan
dan copynya diserahkan kepada pemimpin bank.
d. Pencabutan pemblokiran/penyitaan hanya dapat dilakukan oleh
pihak yang melakukan penyitaan.
e. Untuk kepentingan pemeriksaan dan pengusutan lebih lanjut (misal
mengenai jumlah saldo yang telah disita) dibutuhkan persetujuan/
kuasa tertulis dari nasabah atau izin tertulis dari Pimpinan Bank
Indonesia sesuai dengan ketentuan rahasia bank.
PENATAUSAHAAN
REKENING
d. Bank wajib menyerahkan berita acara pelaksanaan pemblokiran
Tata Cara Pemblokiran dilakukan dalam rangka penyitaan atas kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim paling lambat 1 (satu)
permintaan Kantor Pajak dilakukan dengan memperhatikan hal-hal hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan pemblokiran.
sebagai berikut : e. Harta kekayaan yang diblokir harus tetap berada pada Bank yang
bersangkutan atas nama nasabah tersebut.
a. Permohonan pemblokiran harus diajukan oleh Kepala Kantor f. Bank yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud di atas
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. dikenai sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundang-
b. Permohonan pemblokiran harus disertai dengan salinan Surat Paksa undangan yang berlaku.
dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
c. Pimpinan bank wajib memblokir seketika rekening Nasabah setelah Tata Cara Pemblokiran dilakukan terkait dengan Tindak Pidana
menerima permohonan pemblokiran dari Kepala Kantor Pelayanan Terorisme sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 15 tahun
Pajak/Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan membuat 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
berita acara pemblokiran. Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan
d. Salinan berita acara pemblokiran diserahkan kepada Kepala Kantor Tindak Pidana Terorisme, ditentukan sebagai berikut :
Pelayanan Pajak/Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta
nasabah (Wajib pajak/Penanggung Pajak). Penyidik, penuntut umum,atau hakim berwenang memerintahkan
kepada bank dan lembaga jasa keuangan untuk melakukan pemblokiran
Tata Cara Pemblokiran dilakukan terkait dengan tindak pidana terhadap harta kekayaan setiap orang yang diketahui atau patut diduga
pencucian uang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang merupakan hasil tindak pidana terorisme dan/atau tindak pidana yang
Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2003 tentang Perubahan berkaitan dengan terorisme.
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, mengatur hal-hal sebagai berikut di bawah ini : Perintah penyidik, penuntut umum, atau hakim sebagaimana dimaksud
di atas harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas
mengenai :
• Nama dan jabatan penyidik, penuntut umum,atau hakim;
• Identitas setiap orang yang telah dilaporkan kepada penyidik,
tersangka, atau terdakwa;
• Alasan pemblokiran;
• Tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan, dan
a. Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang memerintahkan • Tempat harta kekayaan berada.
kepada Bank untuk melakukan pemblokiran terhadap harta kekayaan
setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK ( Pusat Pelaporan Bank setelah menerima perintah penyidik, penuntut umum, atau
dan Analisis Transaksi Keuangan) kepada penyidik, tersangka, atau hakim wajib melaksanakan pemblokiran sesaat setelah surat perintah
terdakwa yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pemblokiran diterima.
pidana.
b. Perintah penyidik, penuntut umum, atau hakim sebagaimana Bank wajib menyerahkan berita acara pelaksanaan pemblokiran kepada
dimaksud di atas harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan penyidik, penuntut umum, atau hakim paling lambat 1 (satu) hari kerja
secara jelas mengenai : terhitung sejak tanggal pelaksanaan pemblokiran.
• Nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau hakim;
• Identitas setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada Harta kekayaan yang diblokir harus tetap berada pada Bank yang
penyidik, tersangka, atau terdakwa; bersangkutan atas nama nasabah tersebut.
• Alasan pemblokiran;
• Tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan, dan • Tempat Bank yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud di atas dikenai
harta kekayaan berada. sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan
c. Bank setelah menerima perintah penyidik, penuntut umum, atau yang berlaku.
hakim wajib melaksanakan pemblokiran sesaat setelah surat
perintah pemblokiran diterima.
PENATAUSAHAAN
REKENING
Tata Cara Pemblokiran dilakukan terkait dengan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diatur dalam Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KOMISI
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (KPK) :
Perintah Ketua KPK atau Wakil KPK sebagaimana dimaksud di atas harus
dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas mengenai :
• Identitas tersangka, atau terdakwa;
• Alasan pemblokiran;
• Tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan, dan
• Tempat harta kekayaan berada.
BAB 5
PEMBERIAN KUASA
1. Pengertian pemberian kuasa
2. Cara pemberian dan penerimaan kuasa
3. Jenis pemberian kuasa
4. Alasan berakhirnya pemberian kuasa
PEMBERIAN
KUASA
PENGERTIAN JENIS PEMBERIAN KUASA
Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana Perumusan suatu pemberian kuasa dapat dilakukan secara :
seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang • Umum (Kuasa Umum)
menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu Yaitu pemberian kuasa untuk melakukan segala kepentingan
urusan (Psl. 1792 KUH Perdata). pemberi kuasa. Pemberian Kuasa Umum hanya meliputi
perbuatan-perbuatan pengurusan.
BAB 6
CEK
1. Mengidentifikasi Cek(Pengertian dan 5. Menjelaskan penerima dan
syarat formal cek) endosemen cek
2. Merinci cara penulisan/pengisian Cek 6. Menjelaskan Cek silang, post dated
3. Menjelaskan pengenaan bea materai cheque
pada Cek 7. Menjelaskan prosedur cek hilang
4. Menjelaskan kewajiban penyediaan
dana, masa pengunjukan, dan
daluwarsa
CEK
Sejalan dengan timbul dan berkembangnya kesadaran Sekalipun dalam undang-undang dinyatakan bahwa setiap cek
masyarakat akan perbankan, penggunaan cek semakin meluas. bilamana di dalamnya tidak terdapat salah satu syarat formal
Sebagian transaksi bisnis menggunakan cek sebagai sarana sebagaimana yang disyaratkan maka cek itu tidak berlaku sebagai
pembayaran. cek, namun khusus untuk persyaratan mengenai “tempat
pembayaran” undang-undang telah memberikan pengecualian
Saat ini penggunaan cek dalam dunia bisnis seolah-olah sebagai berikut :
merupakan suatu keharusan.
1. Apabila tempat pembayaran tidak disebutkan secara khusus,
maka sebagai tempat pembayaran dianggap tempat yang
disebutkan di samping nama tertarik/bank pembayar.
2. Apabila di samping nama tertarik disebut lebih dari satu
tempat, maka cek itu harus dibayar di tempat yang disebut
pertama.
3. Apabila di samping nama tertarik tidak disebutkan salah
satu tempat, maka cek itu harus dibayar di kantor pusat dari
bank/tertarik.
4. Apabila tempat penandatanganan cek tidak disebutkan, maka
tempat yang disebutkan di samping nama penandatangan
dianggap sebagai tempat cek ditandatangani.
Cek adalah suatu perintah tidak bersyarat untuk membayar suatu 1. Penulisan nilai nominal :
jumlah uang tertentu. a. Nilai nominal cek harus ditulis lengkap dengan angka
dan dengan huruf.
b. Bila nilai/jumlah yang ditulis dengan angka berbeda
SYARAT FORMAL CEK dengan yang ditulis dengan huruf maka yang berlaku
adalah jumlah yang ditulis dengan huruf selengkap-
Agar dapat berlaku, maka cek harus memenuhi persyaratan lengkapnya. Dalam praktek bank pembayar akan
sebagai berikut (Psl. 178 KUHD) : menolak cek tersebut dengan alasan “huruf dan angka
1. Pada setiap lembar cek harus terdapat kata “CEK” dalam berbeda”.
bahasa cek itu ditulis; c. Bila penulisan jumlah dengan huruf maupun angka
2. Perintah tidak bersyarat untuk membayar suatu jumlah uang dilakukan berulang-ulang dan terdapat selisih satu sama
tertentu; lain maka yang berlaku adalah jumlah yang terkecil.
3. Nama bank (tertarik/drawee) yang harus membayar Dalam praktek bank pembayar akan menolak
sejumlah uang tertentu; pembayaran dengan alasan “perubahan/penambahan
4. Penunjukan tempat dimana pembayaran harus dilakukan; harus dibubuhi tanda tangan penarik”.
5. Tanggal dan tempat penarikan cek; d. Tambahan penulisan nilai nominal dengan cheque writer
6. Tanda tangan penarik (drawer). (protectograph) dianggap tidak ada/tidak terbaca.
(SEBI No. 9/72/UPPB tanggal 10 Januari 1977).
e. Dianjurkan tidak menggunakan stabilo boss (fluorescent)
terutama pada penulisan nilai nominal.
f. Dilarang menarik cek/bilyet giro dalam valuta asing.
Hal tersebut untuk memelihara fungsi Rupiah sebagai
alat pembayaran.
CEK
2. Daluwarsa
Dalam praktek sehari-hari orang sering menyamakan
berakhirnya masa pengunjukkan dengan masa daluwarsa
suatu cek. Hal ini jelas keliru karena daluwarsa suatu cek
bukanlah hari ke 71, melainkan hari ke 251 terhitung sejak
tanggal penarikan.
CEK
PENERIMA CEK
“Untuk saya kepada Ny. Suryani”,
CEK
Bilamana bank yang dimaksud adalah bank pembayar Adalah cek yang ditarik dengan diberi tanggal yang akan datang
sendiri, maka pembayaran hanya dapat dilakukan kepada dengan maksud agar cek itu diuangkan pada tanggal yang
nasabah bank yang bersangkutan yang menyerahkan cek ditentukan dalam cek tersebut.
silang khusus itu.
Dalam dunia perbankan umumnya dikenal sebagai “cek tanggal”
B. Setiap pencoretan atau penghapusan tanda silang pada Cek atau “cek mundur”.
Silang Umum atau pencoretan nama bank yang terdapat di
antara kedua garis silang tersebut pada Cek Silang Khusus Pasal 205 KUHD tidak membenarkan adanya post dated cheque,
dianggap tidak tertulis/ tidak ada pencoretan (Pasal 214 hal ini dapat dilihat dari bunyi pasal tersebut :
KUHD). a. Tiap-tiap cek harus dibayar pada waktu diunjukkannya (atas
unjuk).
b. Tiap-tiap penetapan akan kebalikannya dianggap tidak
tertulis.
c. Cek yang diunjukkan untuk pembayarannya sebelum hari
yang disebut sebagai hari tanggal dikeluarkannya, cek itupun
harus dibayar pada hari pengunjukan.
CEK HILANG
BAB 7
BILYET GIRO
1. Mengidentifikasi bilyet giro(pengertian 4. Menjelaskan Kewajiban penyediaan
dan syarat formalBilyet Giro) dana
2. Merinci cara penulisan/pengisian bilyet 5. Menjelaskan pembatalan bilyet giro
giro 6. Menjelaskan kewajiban menolak bilyet
3. Menjelaskan tanggal efektif dan giro
tenggang waktu penawaran 7. Menjelaskan pengenaan Bea materai
BILYET GIRO
Sejalan dengan timbul dan berkembangnya kesadaran PENULISAN / PENGISIAN BILYET GIRO
masyarakat akan perbankan, penggunaan bilyet giro semakin
meluas. Sebagian transaksi bisnis menggunakan bilyet giro 1. Pengisian bilyet giro harus jelas, lengkap dan tegas.
sebagai sarana pembayaran. Saat ini penggunaan bilyet giro 2. Pengisian tambahan yang sifatnya merupakan suatu
dalam dunia bisnis seolah-olah merupakan suatu keharusan. perubahan amanat/ perintah dalam bilyet giro harus
ditandatangani pada tempat kosong terdekat dengan
perubahan.
PENGERTIAN 3. Nama, nomor rekening dan bank si penerima dana mutlak
harus dicantumkan. Bila terdapat bilyet giro yang tidak
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank mencantumkan nama penerima dana maka warkat tersebut
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari harus ditolak/dikembalikan.
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang 4. Penulisan nilai nominal :
disebutkan namanya. i. Harus ditulis secara lengkap baik dengan angka maupun
dengan huruf, bank wajib menolak pembayaran bilyet
giro yang nilai nominalnya tidak ditulis secara lengkap
dengan angka dan dengan huruf.
ii. Tambahan penulisan nilai nominal dengan cheque writer
(protectograph) dianggap tidak ada (tidak terbaca).
5. Dianjurkan untuk menulis dan menandatangani bilyet giro
dengan menggunakan ball point pen dan tidak menggunakan
mesin tik listrik yang mempunyai pita penghapus.
6. Tidak menggunakan stabilo boss (fluorescent) terutama
pada penulisan nilai nominal.
7. Tidak diperkenankan menggunakan huruf-huruf bukan
huruf latin dalam pengisian bilyet giro.
BILYET GIRO
1. Di samping tanggal penarikan, dapat dicantumkan tanggal Penarik wajib menyediakan dana yang cukup dalam rekeningnya
efektif mulai berlakunya amanat/perintah dalam bilyet giro, sejak tanggal efektif sampai dengan tanggal mulainya daluwarsa,
yaitu tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan kecuali bilyet giro tersebut dibatalkan. Jika dana tidak mencukupi,
dengan ketentuan bahwa tanggal efektif harus dalam maka bilyet giro ditolak sebagai bilyet giro kosong (akan dibahas
tenggang waktu penawaran. pada Bab 8 Cek/Bilyet Giro Kosong).
2. Bila tanggal efektif tersebut tidak dicantumkan maka tanggal
penarikan berlaku sebagai tanggal efektif.
BILYET GIRO
BAB 8
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
1. Menjelaskan pengertian Cek dan/ 3. Menjelaskan sanksi bagi penari Cek 5. Menjelaskan pembatalan
atau Bilyet Giro Kosong, Kantor dan/atau Bilyet Giro Kosong yang penolakan Cek dan/atau Bilyet
Pengelola Daftar Hitam Nasional memenuhi kriteria DHN: Giro Kosong
(KPDHN), Daftar Hitam Individual • Pembekuan hak penggunaan Cek 6. Menjelaskan penggolongan
Bank (DHIB), Daftar Hitam Nasional. dan/atau Bilyet Giro Kosong. penolakan Cek dan/atau Bilyet
2. Menjelaskan kriteria penarikan Cek • Penutupan rekening giro. Giro Kosong.
dan/atau Bilyet Giro Kosong 4. Menjelaskan penerbitan DHN.
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
Cek dan/atau Bilyet Giro kosong adalah Cek dan/atau Bilyet Giro
yang diunjukkan oleh pemegang baik melalui kliring maupun ISTILAH DALAM DAFTAR HITAM NASIONAL
melalui loket bank secara langsung (over the counter) dan ditolak
pembayaran atau pemindahbukuannya oleh bank tertarik 1. Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN) :
dengan alasan penolakan sebagai berikut : Kantor yang ditetapkan oleh kantor pusat Bank Tertarik
- saldo rekening giro atau rekening khusus tidak cukup untuk mengelola daftar hitam untuk seluruh kantor Bank
- rekening giro atau rekening khusus telah ditutup yang bersangkutan secara nasional.
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
Kriteria Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong Yang b. Ketentuan pada huruf a tidak berlaku untuk Cek dan/atau
Dicantumkan Dalam Daftar Hitam Nasional : Bilyet Giro yang ditolak dengan alasan: • unsur-unsur Cek
atau syarat formal Bilyet Giro tidak terpenuhi,
1. Bank wajib menetapkan dan mencantumkan dalam DHIB • Cek dan/atau Bilyet Giro dibatalkan setelah tenggang
identitas pemilik rekening yang melakukan penarikan Cek waktu pengunjukan berakhir,
dan/ atau Bilyet Giro Kosong jika : • Cek dan/atau Bilyet Giro telah daluwarsa,
a. melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro kosong • Bilyet Giro diunjukkan sebelum tanggal efektif atau
yang berbeda sebanyak 3 lembar atau lebih dengan tanggal efektif dicantumkan tidak dalam tenggang
nilai nominal masing-masing di bawah Rp 500 juta pada waktu pengunjukan, dan/atau,
Bank Tertarik yang sama dalam jangka waktu 6 bulan ; • Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya
atau oleh penarik karena hilang (harus dilampiri dengan
b. melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro kosong surat keterangan kepolisian).
sebanyak 1 (satu) lembar dengan nilai nominal Rp 500 c. Penarikan 1 (satu) lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang
juta atau lebih. sama dan dilakukan berulang kali oleh Pemegang kepada
Bank Tertarik serta ditolak pembayarannya dengan
2. Penghitungan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong alasan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, dihitung sebagai
tersebut di atas berlaku untuk Cek dan/atau Bilyet Giro 1 (satu) lembar penarikan Cek dan / atau Bilyet Giro
Kosong yang ditolak melalui kliring maupun melalui counter Kosong.
kepada Bank Tertarik dengan ketentuan sebagai berikut : d. Penarikan beberapa lembar Cek dan/atau Bilyet Giro dan
a. Setiap lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang diunjukkan ditolak pembayarannya oleh Bank Tertarik dengan alasan
oleh Pemegang dan ditolak pembayarannya oleh Bank Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, dihitung sebanyak
Tertarik dengan alasan : jumlah lembar penarikan Cek dan / atau Bilyet Giro
• Saldo Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak Kosong ditolak.
cukup; atau
• Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup, Daftar Hitam Individual Bank (DHIB)
dikategorikan sebagai Penarikan Cek dan/atau Bilyet
Giro kosong.
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
- KPDHN mengumpulkan data Penarik Cek dan/atau Bilyet
Giro Kosong dari seluruh kantor cabang dan menetapkan
penarik Cek dan/atau Bilyet Giro yang masuk dalam
kriteria DHN,
- KPDHN mencantumkan identitas Penarik Cek dan/atau
Bilyet Giro Kosong yang memenuhi kriteria DHN ke dalam
DHIB,
- DHIB disampaikan oleh KPDHN kepada Bank Indonesia
untuk diterbitkan menjadi DHN.
Pembekuan Hak Penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro dilakukan
II. Periode Penyampaian DHIB : dalam hal terjadi :
Penyampaian DHIB dilakukan secara berkala dengan
ketentuan sebagai berikut : 1. Pemilik rekening telah melakukan penarikan Cek dan/atau
Bilyet Giro yang memenuhi Kriteria DHN.
2. Nama dan identitas pemilik rekening dicantumkan dalam
DHN oleh bank lain.
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
c. Dalam hal pemilik Rekening Giro Gabungan juga memiliki 2. Pemilik Rekening Giro yang rekeningnya sudah ditutup
Rekening Giro Pribadi dan melakukan penarikan Cek dan/ karena terkena sanksi DHN dilarang membuka Rekening
atau Bilyet Giro Kosong atas Rekening Giro Pribadi dan telah Giro di Bank Tertarik yang bersangkutan kecuali pembukaan
memenuhi kriteria DHN maka Bank Tertarik maupun bank Rekening Giro dimaksudkan hanya untuk menampung
selain Bank Tertarik wajib : kredit/pinjaman dari Bank Tertarik.
• Membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
Rekening Giro Pribadi yang melakukan penarikan Cek Penutupan Rekening Giro karena penarikan Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosong. dan/atau Bilyet Giro Kosong :
• Membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
Rekening Giro Gabungan. Identitas pemilik Rekening Giro 1. Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tercantum
Gabungan yang tidak melakukan penarikan Cek dan/ dalam DHN, pemilik rekening melakukan lagi penarikan 1
atau Bilyet Giro Kosong tidak dicantumkan dalam DHN (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
dan masih berhak atas penggunaan Cek dan/atau Bilyet dengan nilai nominal berapapun, Bank Tertarik wajib
Giro Pribadi serta dapat membuka Rekening Giro baru menutup seluruh Rekening Giro pemilik rekening yang
dengan memperoleh hak penggunaan Cek dan/atau bersangkutan.
Bilyet Giro. 2. Bank Tertarik wajib mencantumkan kembali identitas
pemilik rekening ke dalam DHIB dan menyampaikan ke
Bank Indonesia untuk dicantumkan ke dalam DHN periode
berikutnya.
Pembekuan Hak Penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Penutupan Rekening Giro Gabungan :
1. Bank Tertarik wajib membekukan hak penggunaan Cek dan/
atau Bilyet Giro pemilik rekening paling lambat 14 (empat a. Dalam hal satu atau lebih Pemilik Rekening Giro Gabungan
belas) hari kerja sejak tanggal penolakan Cek dan/atau Bilyet yang identitasnya telah dicantumkan dalam DHN melakukan
Giro yang menyebabkan pemilik rekening dicantumkan lagi Penarikan 1 (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet
dalam DHIB, atau Giro Kosong atas Rekening Giro Gabungan dimaksud maka
2. Bank selain Bank Tertarik wajib membekukan hak Bank Tertarik wajib :
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro pemilik Rekening yang - menutup seluruh Rekening Giro Gabungan yang dimiliki
namanya dicantumkan dalam DHN paling lambat 14 (empat oleh salah satu dan/atau seluruh Pemilik Rekening
belas) hari kerja sejak tanggal penerbitan DHN, Giro Gabungan dimaksud yang ada pada Bank yang
3. Pembekuan hak penggunaan Cek dan / atau Bilyet Giro bersangkutan; dan
dilakukan sampai dengan berakhirnya masa pencantuman - menutup Rekening Giro pribadi atas nama Pemilik
identitas pemilik rekening dalam DHN. Rekening Giro Gabungan jika Pemilik Rekening Giro
Gabungan tersebut memiliki Rekening Giro Pribadi pada
Pembukaan rekening giro baru bagi pemilik rekening Bank Tertarik yang bersangkutan.
yang identitasnya masih tercantum dalam DHN : b. Dalam hal salah satu atau lebih Pemilik Rekening Giro
Gabungan juga memiliki Rekening Giro Pribadi dan identitas
1. Pemilik rekening yang hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Pemilik Rekening dimaksud telah dicantumkan dalam DHN
Giro dibekukan karena sanksi DHN dapat mengajukan melakukan lagi 1 (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet
permohonan pembukaan Rekening Giro baru kepada Giro Kosong atas Rekening Giro Pribadi dimaksud maka :
Bank, namun Bank dilarang memberikan sarana perintah
pembayaran berupa Cek dan atau Bilyet Giro.
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
1). Bank Tertarik wajib menutup Rekening Giro pribadi Pembukaan rekening giro baru bagi pemilik rekening
dimaksud dan mencantumkan kembali identitas yang identitasnya masih tercantum dalam DHN :
Pemilik Rekening yang bersangkutan ke dalam DHIB
dan menyampaikan kepada Bank Indonesia untuk 1. Pemilik rekening yang hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet
dicantumkan ke dalam DHN. Giro dibekukan karena sanksi DHN dapat mengajukan
2). Bank Tertarik wajib menutup Rekening Giro Gabungan permohonan pembukaan Rekening Giro baru kepada
yang bersangkutan dan mencantumkan kembali Bank, namun Bank dilarang memberikan sarana perintah
identitas salah satu atau lebih Pemilik Rekening yang pembayaran berupa Cek dan atau Bilyet Giro
bersangkutan ke dalam DHIB dan menyampaikan kepada 2. Pemilik Rekening Giro yang rekeningnya sudah ditutup karena
Bank Indonesia untuk dicantumkan ke dalam DHN. terkena sanksi DHN dilarang membuka Rekening Giro di Bank
3). Pemilik Rekening Giro Gabungan lain yang tidak Tertarik yang bersangkutan kecuali pembukaan Rekening Giro
melakukan Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dimaksudkan hanya untuk menampung kredit/pinjaman dari
dan tidak dicantumkan dalam DHN masih berhak atas Bank Tertarik
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Pribadi serta dapat
membuka Rekening Giro baru dengan memperoleh hak
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro.
4). Pemilik Rekening Giro Gabungan lain yang tidak
melakukan Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
dan tidak dicantumkan dalam DHN serta mempunyai
Rekening Giro Pribadi maka Rekening Giro Pribadi
tersebut tidak ditutup.
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
• Terdapat putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan PENGGOLONGAN PENOLAKAN CEK/BILYET GIRO KOSONG
hukum tetap yang menyatakan bahwa bank harus
membatalkan penolakan Cek dan /atau Bilyet Giro Kosong.
• Terjadi keadaan darurat yang mengakibatkan pemilik rekening
tidak dapat memenuhi kewajibannya atas penarikan Cek
dan/atau Bilyet Giro.
• Pembayaran atau pemindahbukuan dari Cek dan atau Bilyet
Giro Kosong diperuntukkan bagi pemilik rekening itu sendiri.
Catatan :
- apabila identitas pemilik rekening belum dicantumkan dalam
DHN, maka pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong oleh Bank Tertarik dapat dilakukan tanpa persetujuan
dari Bank Indonesia.
- apabila identitas pemilik rekening sudah dicantumkan dalam
DHN, maka pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Dalam hal terdapat penolakan cek/bilyet giro karena lebih dari
Kosong oleh Bank tertarik hanya dapat dilakukan dengan 1 alasan (alasan pada kolom 1 dan alasan pada kolom 2 atau
persetujuan dari Bank Indonesia. kolom 3), maka penolakan tersebut akan digolongkan sebagai
penolakan Cek/Bilyet Giro Kosong atau bukan sebagai penolakan
Cek/Bilyet Giro Kosong dengan ketetapan sebagai berikut :
KESALAHAN DENDA
Tidak menatausahakan penolakan Cek • Rp 100 ketidaklengkapan (Alasan 1)
atau Bilyet Giro secara lengkap dan Ribu per kesalahan/ (Alasan 2) Rekening Giro
PENGGOLONGAN Saldo Rekening Giro atau
benar No. atau Rekening Khusus
ALASAN PENOLAKAN Rekening Khusus tidak
telah ditutup
Menyampaikan identitas Pemilik • Maksimal Rp 10 Juta per hasil Cukup
Rekening yang tercantum dalam DHIB pengawasan / per laporan DHIB yang (Kolom 1) (Kolom 2) (Kolom 3)
kepada Bank Indonesia pada periode disampaikan kepada Bank Indonesia
• (Alasan 3) Wajib dipilih Alasan 3 (tidak Wajib dipilih Alasan 3
yang ditetapkan tetapi identitas yang
Unsur Cek/Syarat Formal dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
dilaporkan tidak lengkap dan/atau tidak
Bilyet Giro tidak dipenuhi, penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
benar
yaitu tidak terdapat Bilyet Giro Kosong ) dan/atau Bilyet Giro
Terlambat melaporkan identitas Pemilik • Rp 100 Ribu/pemilik rekening/ penyebutan tempat dan Kosong)
Rekening yang tercantum dalam DHIB keterlambatan periode pelaporan
Alasan 4) Wajib dipilih Alasan 4 (tidak Wajib dipilih Alasan 4
kepada Bank Indonesia • Maksimal Rp 300 Ribu/Pemilik
Unsur Cek tidak dipenuhi, dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
Rekening
yaitu tidak terdapat tanda penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
Tidak menyampaikan identitas Pemilik Rp 5 Juta/identitas Pemilik Rekening tangan Penarik. Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro
Rekening yang seharusnya tercantum yang tidak disampaikan Kosong)
dalam DHIB
(Alasan 5) Wajib dipilih Alasan 5 (tidak Wajib dipilih Alasan 5
Tidak membekukan hak penggunaan Rp 1 Juta/pemilik rekening/hari kerja Syarat Formal Bilyet Giro dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
Cek dan/atau Bilyet Giro keterlambatan tidak dipenuhi yaitu penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
Maksimal Rp 10 Juta/per pemilik tidak terdapat nama dan Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro
rekening nomor Rekening Giro Kosong)
Melakukan pembatalan Cek dan atau Rp 5 Juta per Pemilik Rekening yang Pemegang.
Bilyet Giro kosong namun pembatalan penolakan Cek dan atau Bilyet Giro (Alasan 6) Wajib dipilih Alasan 6 (tidak Wajib dipilih Alasan 6
tersebut tidak menggunakan alasan kosongnya dibatalkan Syarat Formal Bilyet Giro dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
yang diatur dalam Pasal 22 ayat tidak dipenuhi yaitu tidak penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
(1) PBI Nomor 8/29/PBI/2006 atau terdapat nama Bank Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro
menggunakan alasan yang diatur dalam Penerima Kosong)
Pasal 22 ayat (1) PBI Nomor 8/29/
(Alasan 7) Wajib dipilih Alasan 7 Wajib dipilih Alasan 7
PBI/2006 namun tidak didukung dengan
Syarat Formal Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagi (tidak dikategorikan
bukti-bukti pendukung yang benar
tidak dipenuhi, yaitu tidak penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek
T erlambat mengajukan permohonan Rp 5 Juta/Pemilik Rekening terdapat jumlah Dana Bilyet Giro Kosong). dan/atau Bilyet Giro
pembatalan karena kesalahan yang dipindahbukukan Kosong).
administrasi baik dalam angka maupun
dalam huruf selengkap-
lengkapnya
CEK/BILYET GIRO
KOSONG
(Alasan 8) Wajib dipilih Alasan 8 (tidak Wajib dipilih Alasan 8 (Alasan 17) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
Syarat Formal Bilyet Giro dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan Rekening Giro diblokir (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
tidak dipenuhi, yaitu tidak penolakan Cek dan/atau sebagai penolakan Cek oleh instansi yang penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
terdapat tanda tangan, Bilyet Giro Kosong) dan/atau Bilyet Giro berwenang (harus Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
nama jelas dan/atau cap/ Kosong) dilampiri dengan surat
stempel. pemblokiran dari instansi
(Alasan 9) Wajib dipilih Alasan 9 (tidak Wajib dipilih Alasan 9 yang berwenang).
Bilyet Giro diunjukkan dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan (Alasan 18) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
sebelum tanggal penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek Perintah dalam data ( dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
Penarikan atau Bilyet Giro Kosong). dan/atau Bilyet Giro elektronik Cek dan/atau penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
sebelum Tanggal Efektif, Kosong). Bilyet Giro tidak sesuai Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
atau Tanggal Efektif dengan perintah dalam
dicantumkan tidak Cek dan/atau Bilyet Giro.
dalam Tenggang Waktu Alasan 19) Wajib dipilih Alasan 19 Wajib dipilih Alasan 19
Pengunjukan. Penerimaan data (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
(Alasan 10) Wajib dipilih Alasan 10 Wajib dipilih Alasan 10 elektronik Cek dan/atau penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan Bilyet Giro tidak disertai Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
dibatalkan oleh Penarik penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek dengan penerimaan fisik Kosong).
setelah berakhirnya Bilyet Giro Kosong). dan/atau Bilyet Giro Cek dan/atau Bilyet Giro
Tenggang Waktu Kosong). (Alasan 20) Wajib dipilih Alasan 20 Wajib dipilih Alasan 20
Pengunjukan berdasarkan Cek dan/atau Bilyet (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
surat pembatalan dari Giro diduga palsu/ penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
Penarik. dimanipulasi Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
(Alasan 11) Wajib dipilih Alasan 11 Wajib dipilih Alasan 11 Kosong).
Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan (Alasan 21) Wajib dipilih Alasan 21 Wajib dipilih Alasan 21
sudah daluwarsa. penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro yang diterima oleh Bank penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
Kosong). Tertarik bukan ditujukan Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
(Alasan 12) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2 untuk Bank Tertarik. Kosong).
Perubahan teks/perintah (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai Alasan 22) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
yang telah tertulis penolakan Bilyet Giro penolakan Bilyet Giro Tidak ada Endosemen (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
pada Bilyet Giro tidak Kosong). Kosong). pada Cek atas nama yang penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
ditandatangani oleh dialihkan pada pihak lain. Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
Penarik.
(Alasan 13) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
Tanda tangan tidak cocok (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai Catatan :
dengan spesimen. penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan / Alasan-alasan tersebut di atas beserta penomorannya diatur
Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
(Alasan 14) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/13/DASP tanggal 19
Bank Penagih bukan (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai Juni 2007 perihal Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau
merupakan Bank penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
Bilyet Giro Kosong
Penerima yang disebut Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
dalam Cek Silang khusus
atau dalam Bilyet Giro
sebagai Bank Penerima
Dana.
(Alasan 15) Wajib dipilih Alasan 15 Wajib dipilih Alasan 15
Cek dan/atau Bilyet Giro (tidak dikategorikan sebagai (tidak dikategorikan
diblokir pembayarannya penolakan Cek dan /atau sebagai penolakan Cek
oleh Penarik karena Bilyet Giro Kosong). dan /atau Bilyet Giro
hilang atau dicuri (harus Kosong).
dilampiri dengan surat
keterangan kepolisian).
Alasan 16) Wajib dipilih Alasan 1 Wajib dipilih Alasan 2
Cek dan/atau Bilyet Giro (dikategorikan sebagai (dikategorikan sebagai
diblokir pembayarannya penolakan Cek dan /atau penolakan Cek dan /
oleh instansi yang Bilyet Giro Kosong). atau Bilyet Giro Kosong).
berwenang karena diduga
terkait dengan tindak
pidana yang dilakukan
oleh Penarik (harus
dilampiri dengan surat
pemblokiran dari instansi
yang berwenang).