Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. SETING PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah “rencana dan struktur penyelidikan yang

disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

pertanyaan penelitiannya.”1

Secara umum penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk

meningkatkan keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII

di SMP YPI 2 Metro dengan Standar Kompetensi Aqidah dan Akhlak.

Sedangkan rancangan yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas atau Classroom Eaction Research yang didesain untuk memecahkan

masalah yang diaplikasikan langsung di dalam ajang kelas dengan

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada

pembelajaran pokok bahasan Aqidah dan Akhlak, dengan maksud

meningkatkan keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas

VII di SMP YPI 2 Metro.

1
Masnur Muslich, Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah, (Jakarta: bumi Aksara, 2009), Cet.
Ke-1, h. 144

22
23

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara kolaborasi oleh peneliti

dan guru sebagai praktisi dengan mengambil atar alamiah di lingkungan

sekolah.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini berlokasi di Lingkungan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) YPI 2 Metro berlokasi di Jl. Brigjen Sutiyoso

Nomor : 7 kota metro.

3. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP YPI 2 Metro . yang

berjumlah 27 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Data Siswa SMP YPI 2 Metro


Tahun Pelajaran 2010/2011

NOMOR KETERANGAN
NO INDUK NAMA SISWA
SISWA L P
1 2437 AKBAR MAULANA L
2 2438 GIO FANI ANDRIANSYAH L
3 2439 ILHAM FADIL MAULANA L
4 2440 IMRON L
5 2441 IQBAL YUNASRI L
6 2442 JAJULI L
7 2443 KURNIAWAN L
8 2444 MITA TRIMIDA P
9 2445 M. HAFIDZ HIKMAH RIZKI L
10 2446 NANI SUSANTI P
24

11 2447 NIA ADITYA NAWAWI P


12 2448 NOPAN L
13 2449 PRATIWI SEPTIANA P
14 2450 RAHMAT FADLI P
15 2451 RAMA BERLIANO P
16 2452 RAVINDO FERNANDES L
17 2453 RENO BAGUS ADITYA L
18 2454 RESTU CATUR RENALDI L
19 2455 RISKI SURYANI P
20 2456 RIZA ABRIASYAH L
21 2457 RIZKI FANI RAMADHAN P
22 2458 ROSIAH P
23 2459 SARIPUDIN L
24 2460 SEPTIANA EKA PUTRI P
25 2461 SITI MITA LAMSAHI P
26 2462 TRI WAHYU NINGSIH P
27 2463 UNIVIO SAFITRI P
Jumlah 14 13
Sumber : Hasil Prasurvey tanggal 28 Februari 2011

Jika dilihat dari Kreteria ketuntasan Minimal (KKM) 7,00 pada mata pelajarn

Pendidikan Agama Islam, subjek penelitian ini sangat heterogen yakni ada

sebagaian siswa yang kemapuannya tinggi, sedang dan rendah.

B. VARIABEL PENELITIAN

Menurut Sugiyono mengatakan bahwa variabel adalah “segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.2

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa, definisi operasional

variabel adalah penjabaran lebih lanjut secara kongkrit dan tegas tentang

2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 38
25

suatu yang dijadikan obyek pengamatan penelitian.variabel sebagai obyek

tindakan yang diteliti

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab bagi variabel lain”.3 Dari penjelasan tersebut

variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Contextual

Teaching and Learning. merupakan suatu proses pembelajaran holistik

yang bertujuan untuk membelajarkan siswa dalam memahami bahan

ajar secara bermakna dan dikaitkan dengan konteks kehidupan di

lingkungan nyata, baik berkaitan dengan Lingkungan, Pribadi, Agama,

Sosial, Ekonomi, maupun Kultural. CTL ini merupakan teknik yang

dipakai dengan mengkombinasikan materi yang akan dipelajari oleh

siswa.

2. Variabel Terikat

Hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

diperoleh siswa dari hasil ulangan harian yang diberikan guru kepada

siswa setelah selesai mempelajari satu pokok bahasan yanga termuat

dalam Kompetensi Dasar.

3
M. Iqbal Hasan, Analisis Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 13
26

C. PERENCANAAN TINDAKAN

1. Prosedur Tindakan

Hasil Kegiatan belajar dengan pokok bahasan yang termuat dalam

Standar kompetensi, yakni Aqidah dan Akhlak yang telah diobservasi dan

meperoleh hasil beljar dengan melalui post test yang dilakukan setelah

berakhirnya proses belajar dengan menggunakan metode CTL, lalu

didiskusikan antara peneliti dengan guru praktisi untuk mengetahui

kegagalan atau kesalahan yang dialami oleh praktikan

Prosedur penilitian tindakan kelas ini dilakukan dalam berbagai

siklus dengan mengaplikasikan model yang dikembangkan oleh Suharsimi

Arikunto. Tiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu: tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

Adapun model yang dikembangkan oleh Suharsimi adalah sebagai

berikut:

Gambar 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?
27

Selanjutnya dilakukan Siklus III untuk memperoleh hasil penelitian


yang maksimal.”4

2. Tahap-tahap tindakan

PTK ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Tiap siklus terdiri atas

perencanaan, tindakan, mengamati, dan refleksi. Kompetensi dasar yang

akan dikaji pada siklus I adalah mengenal ketentuan makanan dan minuman

yang halal dan haram. Waktu yang diperlukan dalam pembelajaran ini sesuai

dengan silabus dan rencana pengajaran yang direncanakan oleh peniliti,

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 7,00. Proses pembelajaran

dilakukan dengan langkah-langkah berikut

a. Perencanaan (planning)

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada siswa.

2) Guru atau peneliti menyiapkan alat-alat pembelajaran seperti lembar

soal pretes dan postes, RPP, alat mengajar (spidol,penghapus, dan

buku pedoman).

3) Membuat sekenario yang mencerminkan pembelajaran CTL dan alat

Bantu yang di perlukan.

b. Pelaksanaan (acting)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan

sekenario pembelajaran dengan CTL yang telah direncanakan. Secara

garis besar pembelajaran melalui metode CTL sebagai berikut:

4
Suharsimi Arikunto, Op. Cit. h. 16
28

Pertemuan ke I

1) Kegiatan

Awal

- Membuka pelajaran dengan salam dan berdo’a

- Menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai indikator

- Memberikan apersepsi dan motvasi

2) Kegiatan

Inti

a) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai

jumlah siswa

b) Menjelaskan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram

c) Memberikan tugas dan masing-masing untuk menganalisis

ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram

d) Setiap kelompok berdiskusi tentang hasil temuan mereka

e) Siswa melaporkan hasil diskusi

f) Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok

lain

3) Kegiatan Penutup

a) Guru memberikan kesimpulan tentang hasil

kegiatan siswa

b) Guru menugaskan siswa untuk melakukan observasi

kelingkungan sekitar mereka tentang pengalaman belajar mereka.


29

Pertemuan ke II

Tahap tes hasil belajar dilakukan satu kali tes formatif setelah satu

kali pertemuan, tes formatif dikerjakan secara individu, tes formatif

dikerjakan selama 35 menit, hasil tes formatif di gunakan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pengamatan (observasi)

Kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran dengan tujuan

untuk memperoleh informasi yang lebih mendasar dan komprehensif tentang

proses pembelajaran yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran.

Pelaksanaan pengamatan atau observasi dilakukan oleh guru juga peneliti

dengan menggunakan lembar observasi. Hal-hal yang di catat yang diamati

dalam lembar observasi diantaranya.

1). Hasil belajar siswa

2). Implementasi pembelajaran menggunakan metode CTL dalam kegiatan

belajar mengajar.

b. Refleksi (Reflecting)

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta

dianalisis, hasil analisis data tersebut sangat penting sebagai bahan untuk

refleksi, pada tahap ini guru juga peneliti dapat merefleksi diri sesudah
30

kegiatan belajar mengajar. Proses pelaksanaan tindakan penarikan berupa:

analisisis, pemaknaan, penjelasan, penarikan kesimpulan, dan tindak lanjut.

Gambar 2
Peroses pelaksanaan tindakan perbaikan

Analisis Pemaknaan Penjelasan


`

Tidak lanjut Penarikan kesimpulan

Penelitian tidak perlu dilakukan lagi pada siklus berikutnya jika hasil

analisis data menunjukkan peningkatan yang signifikan sesuai dengan

indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mengumpulkan data yang diinginkan dan diperlukan maka

dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Observasi
31

Observasi adalah “teknik pengumpul data yang dilakukan melalui

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

prilaku obyek sasaran”.5

Metode ini digunakan oleh guru juga peneliti dengan menggunakan

lembar observasi untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran dengan

metode CTL

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah “suatu tes yang mengukur prestasi seseorang

dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan

secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap

dan nilai”.6 Instrumen ini digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar

siswa sehubungan dengan pokok bahasan mengenal ketentuan makanan dan

minuman yang halal dan haram dengan hasil belajar yang sesuai dengan

kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “metode yang digunakan untuk memperoleh dari

sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”.7 Dari

5
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 104
6
Ign, Masidjo, Penelitian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h.
40
7
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, Ramayana Pers, Jakarta dan Stain metro:metro, 2008,
h. 102
32

pendapat tersebut, jelaslah bahwa yang dimaksud dengan dokumentasi

adalah merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam suatu

penelitian dengan cara mencatat beberapa masalah yang sudah

didokumentasikan oleh kepala sekolah. Metode dokumentasi digunakan

sebagai metode pendukung untuk mendapat data mengenai denah lokasi,

struktur organisasi, keadaan guru dan siswa serta data hasil belajar siswa.

E. INSTRUMENT PENELITIAN

1. Validitas

Menurut Marsi Singarimbun dalam Edi Kusnadi “Validitas

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya”.1

Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan yaitu validitas isi

(content validity). Pengujian validitaas isi dapat dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang

ditelit, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir-butir pertanyaan. Kisi-

kisi yang digunakan diantaranya kisi-kisi keterampilan proses serta kisi-kisi

soal evaluasi.

2. Reliabilitas

Menurut Fred N. Kerlinger dalam bukunya Edi Kusnadi “Reliabilitas

adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

1 8
Ibid, h.106

 n    i 
2

r11   1  
  n  1   t2 
33

dipercaya atau dapat diandalkan”.9 Suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya, apabila di datanya memang benar dengan kenyataanya, maka

beberapa kali pun diambil maka akan tetap sama. Adapun pada pengujian

reliabilitas ini digunakan rumus alpha sebagai berikut:

Keterangan:

R11 = Realibilitas yang dicari


 i
2
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
 t
2

= Varians total.”10

Hasil perhitungan tersebut akan diperoleh kreteria penafsiran untuk

indeks realibilitasnya sebagai berikut

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 sangat tinggi


Antara 0,600 sampai dengan 0,800 tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 sangat rendah.11

F. METODE ANALISIS DATA

9
. Ibid., h. 111
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 109
11
. Ibid, h. 75
34

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui tes hasil belajar,

sedangkan data kualitatif di peroleh dari observasi. Setelah data diperoleh maka

di lakukan analisis melalui proses reduksi data. Kemudian paparan data dan yang

terakhir dilakukan penarikan kesimpulan .

1. Analisis Kuantitatif

Analisis data ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik

sederhana sebagai berikut:

i. Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:

X 
X
n

ii. Untuk menghitung persentase digunakan rumus :

P
X X 100%
n

Keterangan :

X = rata-rata nilai

 X = jumlah semua nilai data


n = jumlah data

P = persentase.12

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat proses pembelajaran

melalui observasi. Hasil observasi dicatat dalam instrument lembar

12
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 72
35

observasi. Data yang terkumpul dari lembar observasi dianalisis kualitatif

disajikan dalam bentuk persentase (%).

G. INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

dari siklus ke siklus, yaitu: peningkatan hasil belajar siswa diharapkan

terlaksanaya pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan nilai 7,00 < mencapai 60% <.

Anda mungkin juga menyukai