Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN LAKSDA

ADISUCIPTO, KAWASAN PUSAT PERBELANJAAN PLAZA AMBARUKMO

Mario Kevin Budiman


Jurusan Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.Babarsari 44 Yogyakarta
Email: 190217829@students.uajy.ac.id

ABSTRAK
Transportasi menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Transportasi berperan untuk menghubungkan
titik-titik tempat manusia beraktivitas. Salah satu masalah yang sering muncul dalam proses transportasi ialah
kemacetan. Tulisan ini membahas kemacetan di Jalan Laksda Adisucipto, kawasan Plaza Ambarukmo. Kawasan
ini dipilih karena Plaza Ambarukmo menjadi salah satu pusat perbelanjaan dimana tempat ini menarik
merupakan salah satu tempat yang menarik bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi dan berekreasi.
Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk mengidentifikasi kasus yang menjadi faktor penyebab kemacetan di Jalan
Laksda Adisucipto serta menemukan solusi untuk mengatasi kemacetan tersebut. Tulisan ini menggunakan
metode studi kepustakaan dan metode observasi. Hasil dari penelitian ini yaitu, diperolehnya beberapa kasus
penyebab kemacetan di Jalan Laksda Adisucipto yang meliputi parkir on street, marka u-turn, pusat perbelanjaan
Plaza Ambarukmo, dan kemacetan di waktu tertentu. Parkir on street dapat digolongkan ke dalam faktor
kemacetan yang disebabkan oleh acara khusus dan area pekerjaan. Marka u-turn digolongkan ke dalam faktor
alat pengatur lalu lintas. Pusat perbelanjaan Plaza Ambarukmo digolongkan ke dalam faktor acara khusus.
Sedangkan , kemacetan di waktu tertentu di golongkan ke dalam faktor fluktuasi pada waktu normal. Selain itu,
ada juga solusi yang ditawarkan yakni dengan meningkatkan kualitas fasilitas transportasi publik, meningkatkan
kualitas fasilitas pejalan kaki, menindak pembukaan usaha di trotoar, pembuatan parkir bertingkat, dan penguaan
jasa pengatur lalu lintas. Oleh karena itu, topik ini menarik untuk dibahas.

Kata kunci: kemacetan, faktor penyebab kemacetan

A. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu sarana yang menunjang kehidupan manusia dalam urusan mobilitas,
baik itu dalam proses mobilisasi manusia maupun proses distribusi barang. Salah satu infrastrukrur transportasi
ialah jalan. Jalan menghubungkan kawasan aktivitas masyarakat seperti perumahan, perkantoran, sekolah, pusat
perbelanjaan, dan lain sebagainya. Maka, tranportasi dewasa ini sangat memengaruhi aspek-aspek lain dalam
kehidupan masyarakat, seperti dalam segi ekonomi.
Transportasi berdampak signifikan dalam menunjang perkembangan ekonomi suatu wilayah. Kegiatan
ekonomi suatu wilayah dapat tumbuh dengan baik apabila terjadi interaksi yang masif antara penjual dan
pembeli. Selain itu, akses distribusi dipengaruhi pula oleh transportasi. Maka, transportasi menjadi salah satu
kunci penting untuk menghidupkan kegiatan ekonomi suatu wilayah, karena memberikan akses interaksi antara
penjual dan pembeli serta memberikan akses bagi masuknya produk, baik itu barang maupun jasa. Sebaliknya,
semakin besar pengembangan pusat ekonomi, maka peningkatan infrastruktur transportasi akan semakin
meningkat pula. Jadi pada dasarnya, kedua komponen ini saling memengaruhi satu sama lainnya.
Salah satu hal yang membangkitkan kegiatan ekonomi masyarakat yaitu adanya pusat perbelanjaan. Daerah
Istimewa Yogyakarta misalnya, memiliki salah satu pusat perbelanjaan primadona masyarakat, yakni Plaza
Ambarukkmo. Di sana terjadi transaksi antara penjual dan pembeli sehingga kegiatan ekonomi pun berlangsung.
Lokasi ini dinilai cukup strategis karena berada di salah satu lokasi yang merupakan bagian dari pemanfaatan
ruang di dalam RT/RW sebagai kawasan perdagangan (kawasan Jalan Laksda Adisucipto, dari Jalan Solo hingga
Ring Road Timur). Lokasi pusat perbelanjaan ini pun juga cukup dengan dengan wilayah pemukiman
masyarakat. Adanya pusat perbelanjaan ini turut menjadikan lokasi tersebut sebagai lokasi yang strategis untuk
membuka usaha-usaha lain seperti warung makan, toko kecil, dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan kawasan
ini cukup sering menjadi tempat masyarakat berkunjung. Besarnya pengunjung ini menuntut peningkatan di
bidang trasnportasi. Selain itu, status jalan Laksda Adisucipto adalah Jalan Nasional. Menurut fungsinya, jalan
Laksda Adisucipto merupakan jalan arteri yang mana merupakan pusat dari percabangan jalan utama dan jalan
lokal. Hal ini menyebabkan, jalan Laksda Adisucipto kerap kali mengalami masalah lalu lintas, seperti
kemacetan.
Kemacetan merupakan salah satu hal utama yang paling krusial untuk dibahas. Penulis tertarik untuk
membahas kemacetan karena penulis menilai kemacetan merupakan hal yang dapat dilihat dan dirasakan secara
langsung oleh masyarakat manakala berkendara melewati jalan Laksda Adisucipto. Selain itu, kemacetan perlu
dibahas karena kemacetan menyebabkan permasalahan lain seperti polusi udara dan suara, keterlambatan, atau
bahkan kecelakaan.
Maka, dalam tulisan ini penulis ingin mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kemacetan dan upaya yang
dilakukan untuk mengatasinya. Rumusan masalahnya yaitu “Apa saja faktor-faktor penyebab kemacetan lalu
lintas di Jalan Laksda Adisucipto, Kawasan Plaza Ambarukmo?” dan “Apa upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kemacetan Jalan Laksda Adisucipto, Kawasan Plaza Ambarukmo?”. Adapun tujuan dari penulisan ini
ialah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemacetan di Jalan Laksda Adisucipto, kawasan Plaza
Ambarukmo dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Jalan Laksda Adisucipto, kawasan Plaza
Ambarukmo.

B. METODE
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode studi kepustakaan dan
observasi. Metode studi kepustakaan adalah penelitian dilaksanakan melalui beberapa langkah yaitu
mengumpulkan informasi dengan bantuan variasi material yang berada di perpustakaan atau sumber dari internet
yang bertalian dengan topik yang akan dibahas. Kegiatan dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan,
mengolah, dan menyimpulkan data memakai metode/teknik tertentu agar diperoleh jawaban atas permasalahan
yang dihadapi (Sari:2020). Metode Observasi yaitu suatu metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
setiap informasi sesuai dengan kenyataan yang mereka alami selama penelitian berlangsung. Pengalaman
peneliti tersebut dapat terjadi berdasarkan pnglihatan, pendengaran, dan rasa yang kemudian dilaporkan dengan
cara yang obyektif. (Sunyoto:2013). Lokasi pengamatan dilakukan di Jalan Laksda Adisucipto, kawasa Plaza
Ambarukmo
Secara garis besar, ada dua langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yakni 1.) Identifikasi faktor-
faktor penyebab kemacetan lalu lintas di Jalan Laksda Adisucipto, kawasan Pusat Perbelanjaan Plaza
Ambarukmo dan 2.) Menjelaskan Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Jalan Laksda
Adisucipto, kawasan Plaza Ambarukmo.
Untuk melakukan identifikasi, peneliti menggunakan tujuh (7) penyebab kemacetan menurut
Administration (2005) sebagai instrumen untuk menentukan penyebab kemacetan di Jalan Laksda Adisucipto.
Adapun 5 penyebab kemacetan menurut Administration adalah sebagai berikut:
1. Kecelakaan Lalu lintas
Kecelakaan Lalu Lintas dapat diartikan sebagai insiden di jalan yang melibatkan pengendara atau pengguna
jalan sehingga mengalami kerugian berupa materal/korban jiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Kecelakaan
tersebut juga menyebabkan beberapa titik pada ruas jalan tertutup sehingga menyebabkan kemacetan.
2. Physical Bottlenecks
Physical Bottlenecks adalah kondisi dimana jumlah moda transportasi di jalan telah melampaui batas
maksimal yang sudah ditetapkan.
3. Cuaca Buruk
Perubahan cuaca dapat memengaruhi cara pengendara mengemudikan kendaraannya. Pada saat cuaca
buruk seperti hujan misalnya, jarak pandang pengendara dihalangi sehingga pengendara akan melambatkan
kendaraan. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan kemacetan.
4. Area Pekerjaan
Pada kondisi ini, kemacetan disebabkan oleh aktivitas pada ruas jalan seperti konstruksi jalan dan aktivitas
pada bahu jalan berupa parkiran maupun pedagang kaki lima, dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan
penyempitan, pengalihan, atau penutupan jalan.
5. Alat Pengatur Lalu Lintas
Alat pengatur lalu lintas dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas karean sifatnya yang tidak fleksibel
terhadap fluktuasi lalulintas. Contoh marka yang dapat menyebabkan kemacetan ialah lampu lalu lintas-
dalam hal ini lampu merah-, marka U-turn dan sebagainya. Selain itu, jalur kereta api juga bisa menyebabkan
kepadatan lalulintas, karena pada beberapa titik, jalur kereta api memotong jalan raya.
6. Fluktuasi pada Arus Normal
Kondisi adalah saat dimana puncak kemacetan terjadi di waktu-waktu tertentu.
7. Acara Khusus
Kemacetan ini disebakan oleh adanya acara khusus yang dapat menyebabkan peningkatan arus lalu lintas
sehingga dapat menyebabkan kemacetan.
Menurut MKJI (1997), ada enam karakteristik yang digunakan untuk menghitung kemacetan pada suatu
kondisi lalulintas, yakni arus lalu lintas jalan, volume lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, hambatan
samping, dan tingkat pelayanan jalan.

C. PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang menyebabkan kemacetan pada lalu lintas Jalan Laksda Adisucipto. Adapun
penyebab kemacetan ini diidentifikasikan berdasarkan 7 penyebab kemacetan menurut Administration. Penyebab
Kemacetan di Jalan Laksda Adisucipto adalah sebagai berikut:
1. Parkir On Street
Sebagai bagian dari pemanfaatan lahan bisnis, kawasan Ambarukmo Plaza kerap menjadi tempat singgah
atau destinasi pengunjung untuk berbelanja atau wisata kuliner dan sebagainya. Meningkatnya jumlah
pengunjung ini berbanding lurus dengan tingkat pemberhentian kendaraan sehingga dibutuhkan lahan parkir.
Menurut Oxford Dictionary , Parking (Parkir) adalah ” Bring (a vehicle that one is driving) to a halt and
leave it temporarily, typically in a car park or by the side of the road.”(Mengendarai (kendaraan yang
dikendarai) berhenti dan tinggalkan sementara, biasanya di tempat parkir atau di pinggir jalan).
Di Jalan Laksda Adisucipto, kasus yang terjadi ialah adanya potensi penyempitan kapasitas jalan akibat
kendaraan yang diparkir di pinggir jalan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tempat makan yang dibuka di
trotoar pejalan kaki, sehingga para pengunjung langsung memarkirkan kendaraanya di pinggir trotoar.
Tempat makan yang dibangun di atas trotoar biasa dibuka sekitar sore hingga malam hari. Tentu saja, kasus
ini dapat menyembabkan kemacetan karena kepadatan kendaraan dan penyempitan kapasitas jalan.
khususnya pada malam hari sekitar pukul 19.00-23.00 WIB.
Parkir on street dapat digolongkan ke dalam kemacetan yang disebabkan oleh faktor area pekerjaan karena
adanya aktivitas di pinggir jalan pada waktu tertentu yang menyebabkan parkir on street sehingga dapat
menyebabkan kemacetan. Selain itu, parkir on street juga dapat digolongkan ke dalam fakotor penyebab
kemacetan yang disebabkan oleh adanya acara khusus. Hal ini dapat dilihat dari tingkat parkir on street
yang hanya terjadi pada kurun waktu tertentu.

2. Marka U-turn Gambar 1. Parkir On-Street


Salah satu hal yang menyebabkan kendaraan melambat adalah jalur putar balik kendaraan (U-turn). Hal ini
Jalan
akan menyebabkan tundaan lapangan. Tundaan ini disebabkan oleh kendaraan yang ingin berbalik arah
melalui jalur putar balik akan berhenti selama beberapa waktu, sehingga kendaraan yang ada di belakangnya
akan ikut berhenti. Kondisi ini menyebabkan kecepatan kendaraan akan mennurun kemudian kendaraan akan
menumpuk, sehingga dapat menyebabkan kemacetan. Tundaan ini dapat mengakibatkan kemacetan. Kondisi
lalu lintas pada jalur putar balik, Jalan Laksda Adisucipto dapat dilihat dalam gambar 2.
Tunda lapangan yang disebabkan oleh marka putar balik dapat digolongkan ke dalam faktor alat
pengatur lalu lintas. Marka putar balik menyebabkan tundaan lapangan yang berimbas pada penurunan
kecepatan kendaraan. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan.

Gambar 2. Tundaan akibat U-turn


3. Pusat Perbelanjaan Plaza Ambarukmo
Sebagai salah satu pusat perbelanjaan, Plaza Ambarukmo menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk
melakukan transaksi ekonomi dan tempat rekreasi. Peningkatan jumlah pengunjung akan berbanding lurus
dengan peningkatan arus lalu lintas sehingga dapat menyebabkan kemacetan. Selain menarik masyarakat
untuk berkunjung, Plaza Ambarukmo juga turut membuka peluang usah di daerah sekitarnya untuk dapat
membuka usaha.
Aktivitas pusat perbelanjaan Plaza Ambarukmo dapat digolongkan ke dalam faktor Acara Khusus. Hal ini
disebabkan karena Aktivitas pada plaza Ambarukmo dapat meningkatkan arus lalu lintas yang dapat
menyebabkan kemacetan.
4. Kemacetan Pada Waktu Tertentu
Berdasarkan penelitian dari Wibowo, dkk (2017) dalam analisis data time-series, diperoleh bahwa jam
puncak kemacetan di Jalan laksda Adisucipto Kawasan Plaza Ambarukmo terjadi sekitar pukul 15.30-17.00
dan masuk dalam dalam kategori lalu lintas buruk.
Kemacetan pada waktu ini dapat dikategorikan ke dalam faktor fluktuasi pada arus normal karena
kemacetannya terjadi pada waktu-waktu tertentu. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan kemacetan. Kondisi
ini juga dapat dikategorikan ke dalam faktor Physical Bottlenecks karena pada waktu ini, volume lalu linta
melebihi kapasitasnya.

Untuk dapat mengatasi beberapa beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan, ada beberapa solusi
yang bisa digunakan untuk mengatasi foaktor-faktor penyebab kemacetan. Adapun solusinya ialah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kualitas fasilitas transportasi publik
Masyarakat lebih cenderung menggunakan transportasi pribadi karena penggunaanya yang fleksibel
dibandingkan moda transportasi publik. Transportasi publik lebih sulit diakses dibandingkan penggunaan
kendaraan pribadi. Selain itu, kualitasnya tidak terlalu baik membuat masyarakat enggan menggunakan
trasnportasi publik. Maka, perlu adanya peningkatan kualitas moda tranportasi publik serta mengintegrasikan
trasnportasi publik secara terpadu.
2. Meningkatkan kualitas fasilitas pejalan kaki,
Peningkatan kualitas ini dimaksudkan agar pejalan kaki nyaman berjalan kaki. Hal ini dapat mengatasi dua
hal. Pertama, mengurangi penggunaan moda transportasi. Kedua, mengurangi aktivitas parkir on street.
Peningkatan ini dilakukan dengan memperbesar trotoar dan pengembangan serta pembangunan fasilitas
penyebrangan.
3. Menindak Pembukaan Usaha di Trotoar
Penindakan ini dimaksudkan agar pejalan kaki nyaman menggunakan trotoar. Selain itu, hal ini akan
berpotensi menyebabkan parkir on street
4. Parkir Bertingkat
Pembuatan parkir bertingkat dimaksudkan untuk menghindari penggunaan lahan yang terlalu luas. Hal ini
juga bertujuan untuk menghindari pemarkiran kendaraan on street.
5. Jasa Pengatur lalu lintas
Untuk mengatasi kemacetan pada waktu tertentu, diharapkan untuk memanfaatkan jasa pengatur lalu lintas
baik itu warga maupun polantas untuk mengatur karena sifatnya yang lebih fleksibel.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang bisa diperoleh dari tulisan ini. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh beberapa kasus penyebab kemacetan di Jalan Laksda
Adisucipto meliputi parkir on street, marka u-turn, pusat perbelanjaan Plaza Ambarukmo, dan
kemacetan di waktu tertentu. Parkir on street dapat digolongkan ke dalam faktor kemacetan yang
disebabkan oleh acara khusus dan area pekerjaan. Marka u-turn digolongkan ke dalam faktor alat
pengatur lalu lintas. Pusat perbelanjaan Plaza Ambarukmo digolongkan ke dalam faktor Acara khusus.
Sedangkan , kemacetan di waktu tertentu di golongkan ke dalam faktor fluktuasi pada waktu normal.
b. Solusi yang digunakan untuk mengatasi persoalan kemacetan ini ialah dengan meningkatkan kualitas
fasilitas transportasi publik, meningkatkan kualitas fasilitas pejalan kaki, menindak pembukaan usaha di
trotoar, pembuatan parkir bertingkat, dan pengguaan jasa pengatur lalu lintas.
2. Saran
a. Bagi Pemerintah
Pemerintah diharapkan dapat melakukan peningkatan kualitas moda trasnportasi publik dan
fasilitas pejalan kaki.
b. Bagi Pelaku Usaha
Diharapkan untuk tertib dalam mendirikan badan usaha dan menyediakan tempat parkir yang baik
bagi pengunjung

DAFTAR PUSTAKA
Aloisius de Rozari, and Yudi Hari Wibowo. 2015. “Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemacetan Lalu Lintas Di
Jalan Utama Kota Surabaya.” Jurnal Penelitian Administrasi Publik 1(1):1–5. doi: 10.1007/s13398-014-0173-
7.2.
Congestion, Traffic. 2005. “Final Report of the Safety Assessment of Methacrylate Ester Monomers Used in Nail
Enhancement Products.” International Journal of Toxicology 24 Suppl 5:53–100. doi:
10.1080/10915810500434209.

Departemen Pekerjaan Umum. 1997. “Highway Capacity Manual Project (HCM).” Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 1(I):564.
Munawar, Ahmad. 2009. “Analisis Dampak Lalulintas Pembangunan Pusat Perbelanjaan: Studi Kasus Plaza
Ambarukmo.” Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan 1(1):27–37. doi: 10.20885/jstl.vol1.iss1.art2.
Oxford University. 2006. Oxford Learner’s Pocket Dictionary.China:Oxford University Press

Sari, Milya, and Asmendri. 2018. “Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam Penelitian Pendidikan IPA.”
Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam Penelitian Pendidikan IPA 2(1):15.

Sunyoto, Danang. 2013. Metode dan Penelitian Intstrumen. Jakarta: Center For Academic Publishing service

Wibowo, Arief Rahmad dkk. 2017. “Analisis Data Time Series Dan Vcr Kepadatan Lalu Lintas (Studi Kasus: Jalan
Adisucipto Depan Ambarukmo Plaza).” Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education)
2(2):130. doi: 10.21831/elinvo.v2i2.17305.

Wijanarko, Iwan, and Mohammad Agung Ridlo. 2019. “Faktor-Faktor Pendorong Penyebab Terjadinya Kemacetan
Studi Kasus : Kawasan Sukun Banyumanik Kota Semarang.” Jurnal Planologi 14(1):63. doi:
10.30659/jpsa.v14i1.3859.X

Anda mungkin juga menyukai