Anda di halaman 1dari 44

DIKTAT PEMBELAJARAN

FISIKA KELAS XI SEMESTER 2


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

OLEH:
SRI LESTARI, M.Pd. Si

SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. i


Muatan Materi Fisika Kelas XI Semester 2 Tahun Pelajaran 2020/2021

A. BAB. 1. TEORI KINETIK GAS


1. Gas Ideal
2. Prinsip Ekuipartisi Energi
3. Kecepatan Efektif Partikel Gas

B. BAB. 2. TERMODINAMIKA
1. Hukum ke Nol, I, II dan III Termodinamika
2. Entropi

C. BAB. 3. GELOMBANG
a. GELOMBANG MEKANIK
1. Pemantulan
2. Pembiasan
3. Difraksi
4. Interferensi

b. GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER


1. Persamaan gelombang
2. Besaran-besaran fisis
c. GELOMBANG BUNYI DAN CAHAYA
 Gelombang Bunyi:
1. Karakteristik gelombang bunyi
2. Cepat rambat gelombang bunyi
3. Azas Doppler
4. Fenomena dawai dan pipa organa
5. Intensitas dan taraf intensitas
 Gelombang Cahaya:
1. Spektrum cahaya
2. Difraksi
3. Interferensi
4. Polarisasi
5. Teknologi LCD dan LED

D. BAB. 4. ALAT OPTIKA


1. Mata dan kaca mata
2. Kaca pembesar (lup)
3. Mikroskop
4. Teropong
5. Kamera

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. ii


E. BAB. 5. PEMANASAN GLOBAL
1. Gejala Pemanasan global dan Alternatif Solusinya
2. Kesepakatan Internasional Tentang Pemanasan Global

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. iii


BAB TEORI KINETIK GAS
1

A. PETA KONSEP

B. MATERI
1. Gas Ideal
a. Sifat – sifat gas ideal
Sifat mekanika gas yang tersusun atas sejumlah besar atom-atom atau molekul-molekul
penyusunnya dijelaskan dalam teori kinetik gas. Dalam menjelaskan perilaku gas dalam
keadaan tertentu, teori kinetik gas menggunakan beberapa pendekatan dan asumsi
mengenai sifat-sifat gas yang disebut gas ideal.
Gambar arah partkel – partikel gas dalam ruangan tertutup.

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 1


Sifat-sifat gas ideal dinyatakan sebagai berikut:
1) Jumlah partikel gas sangat banyak, tetapi tidak ada gaya tarik menarik (interaksi)
antarpartikel.
2) Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang atau acak.
3) Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran ruangan tempat gas berada.
4) Setiap tumbukan yang terjadi antarpartikel gas dan antara partikel gas dan dinding
bersifat lenting sempurna.
5) Partikel gas terdistribusi merata di dalam ruangan.
6) Berlaku Hukum Newton tentang gerak.

b. Persamaan gas ideal


Teori kinetik gas membahas hubungan antara besaran-besaran yang menentukan
keadaan suatu gas. Jika gas yang diamati berada di dalam ruangan tertutup, besaran-
besaran yang menentukan keadaan gas tersebut adalah volume (V), tekanan (p), dan
suhu gas (T).
Menurut proses atau perlakuan yang diberikan pada gas, terdapat tiga jenis proses, yaitu
isotermal, isobarik, dan isokhorik.
 Hukum Boyle
Apabila suhu gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas
berbanding terbalik dengan volumenya.
Secara sistematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan:

 Hukum Charles
Apabila tekanan gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan, maka volume
gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.
Secara sistematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan:

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 2


 Hukum Gay Lussac
Apabila volume gas yang berada pada ruang tertutup dijaga konstan, maka tekanan
gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.

 Persamaan Umum Gas Ideal


Hukum-hukum tentang gas dari Boyle, Charles, Gay Lussac, dan Boyle-Gay Lussac
diperoleh dengan menjaga satu atau lebih variabel dalam keadaan konstan untuk
mengetahui akibat dari perubahan satu variabel. Berdasarkan Hukum Boyle–Gay Lussac
diperoleh:

Hukum Boyle-Gay Lussac berlaku untuk gas ideal yang massa dan jumlah mol gasnya
tetap. Jika massa dan jumlah mol gasnya tidak tetap, maka persamaan keadaan gas
ideal berubah menjadi:

Jumlah mol gas (n) merupakan perbandingan antara massa gas dengan massa molekul
relatifnya (M). Secara matematis, jumlah mol gas (n) dapat dinyatakan dengan
persamaan:

Jika persamaan disubtitusikan maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 3


Besarnya massa jenis suatu gas dapat dicari dengan persamaan:

Selain dinyatakan dalam jumlah mol, pers. umum gas ideal dapat dinyatakan dalam
jumlah partikel gas tersebut (N). Jumlah partikel gas merupakan hasil kali jumlah mol
gas tersebut dengan bilangan Avogadro.

Jika persamaan di subtitusikan maka di peroleh persamaan sebagai berikut:

 Contoh Soal I
1. Satu mol gas menempati volume 1 m3 dan suhu gas pada saat tersebut adalah 127o
C. Tentukanlah tekanan gas tersebut.
Pembahasan:
Diketahui
𝑛 = 1 𝑚𝑜𝑙
𝑅 = 8,314 𝐽/𝑚𝑜𝑙𝐾
𝑉 = 1 𝑚3
𝑇 = 127o𝐶 = (127 + 273) = 400𝐾
Ditanyakan
Besarnya tekanan
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan 𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇, diperoleh
𝑝 (1 𝑚3) = (1 𝑚𝑜𝑙) (8,314 𝐽/𝑘𝑚𝑜𝑙𝐾) (400𝐾)
𝑝 = 3,326 𝑥 103 𝑁/𝑚2

2. Satu liter gas memiliki tekanan 1 atm pada temperature -23oC. Berapakah tekanan
gas tersebut jika volumenya menjadi 0,5liter dan temperaturnya menjadi 77oC.
Pembahasan:
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 4
Diketahui
𝑇1 = (−23 + 273) = 250 𝐾; 𝑉 2 = 0,5 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑇2 = (77 + 273) = 350 𝐾; 𝑝1 = 1 𝑎𝑡𝑚
𝑉 1 = 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Ditanyakan
Besarnya tekanan
Jawab:
𝑝1. 𝑉 1/𝑇1 = 𝑝2. 𝑉2/𝑇2
(1 𝑎𝑡𝑚) (1 𝐿)/250 𝐾 = 𝑝2. (0,5𝐿)/350 𝐾
𝑃2 = 2,8 𝑎𝑡𝑚

3. Gas dalam ruang tertutup yang bervolume 20.000liter dan suhu 27º C memiliki
tekanan 10 atm. Tentukan jumlah mol gas yang berada dalam ruang tersebut!
Pembahasan:
Diketahui
𝑉 = 20.000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑡 = 27º 𝐶 = 27 + 273 = 300 𝐾
𝑃 = 10 𝑎𝑡𝑚
Ditanyakan:
Jumlah mol gas dalam ruang tersebut
Jawab:
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
𝑁 = 𝑃𝑉/𝑅𝑇 = (10 𝑥 20.000)/(0,082 𝑥 300) = 8.130,081 𝑚𝑜𝑙

4. Sebuah tabung yang volumenya 1liter memiliki lubang yang memungkinkan udara
keluar dari tabung. Mula-mula suhu udara dalam tabung 27oC. Tabung dipanaskan
hingga suhunya menjadi 127oC. Tentukan perbandingan antara massa gas yang
keluar dari tabung dan massa awalnya
Pembahasan:
Tabung bocor sehingga tekanan tidak berubah (p konstan) meskipun dipanaskan.
𝑇1 = 27 + 273 = 300 𝐾, 𝑇2 = 127 + 273 = 400𝐾
dengan menggunakan persamaan
𝑝𝑉 = (𝑚/𝑀). 𝑅𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 = (𝑝𝑉𝑀)/𝑅 𝑥 (1/𝑇)
𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖, 𝑝. 𝑉. 𝑀/𝑅 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑚 ~ (1/𝑇)
Jika missal massa awal gas = m1 dan massa akhir gas dalam tabung adalah m2,
dapat ditulis: 𝑚2/𝑚1 = 𝑇1/𝑇2 = 300 𝐾/400 𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚2 = 3/4 𝑚1
3
𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚2 = (4) 𝑚1,
1
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑔𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 ∆𝑚 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 ∆𝑚 = 𝑚2 − 𝑚1 = 4 𝑚1
𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛, 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛
∆𝑚 1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ =
𝑚1 4
 Bahan Diskusi I
1. Satu mol gas menempati volume 200 𝑑𝑚 3. Suhu gas pada saat itu 127 o 𝐶.
Tentukanlah tekanan gas tersebut.
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 5
2. Satu liter gas pada tekanan 1 atmosfer memiliki temperator 27 o 𝐶 . Berapakah
tekanan gas tersebut jika volumenya diubah menjadi 0,5 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 dan temperaturnya
menjadi 77o𝐶.
3. Berapakah volume 8𝑔𝑟𝑎𝑚 helium pada suhu 15o𝐶 dan tekanan
480 𝑚𝑚𝐻𝑔 (𝑀𝑟 = 4 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙)
4. Sebuah tangki udara yang berisi 20 𝑘𝑔 udara pada tekanan 9 𝑎𝑡𝑚 disimpan di
tempat yang bersuhu 6O𝐶. Pada saat dipindahkan ke bengkel yang bersuhu 37O𝐶,
katup pengaman pada tangka membebaskan sejumlah udara. Jika katup bekerja
Ketika udara dalam tabung melebihi 9,5 𝑎𝑡𝑚 tentukan massa udara yang
dibebaskan.

2. Teori Kinetik Gas


Tekanan Gas Ideal
Tekanan gas pada dinding bejana sama dengan besarnya momentum yang diberikan
oleh molekul gas pada tiap satuan luas tiap satuan waktu.

Perhatikan Gambar berikut!

 Misalnya terdapat suatu molekul gas ideal yang berada dalam sebuah bejana
berbentuk kubus dengan panjang sisi 𝐿. Molekul gas tersebut memiliki massa 𝑚,
dan kecepatan terhadap sumbu 𝑋 sebesar 𝑣𝑥
 Sebelum molekul menumbuk dinding momentumnya 𝑚 𝑥 𝑣 X.
 Setelah menumbuk dinding molekul berubah arahnya sehingga momentumnya
menjadi −𝑚 𝑥 𝑣X.
 Jadi, setiap kali molekul menumbuk dinding, molekul tersebut mengalami
perubahan momentum sebesar selisih antara momentum sebelum tumbukan dan
momentum setelah tumbukan
∆𝑝 = 𝑝1 – 𝑝2 = (𝑚 𝑥 𝑣 X) – (−𝑚 𝑥 𝑣 X) = 2 𝑚. 𝑣 X.
 Molekul tersebut akan menumbak dinding untuk kedua kalinya setelah selang waktu
2𝐿
∆𝑡 = 𝑉𝑥

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 6


 Sehingga momentum per satuan waktu yang diberikan oleh molekul ke dinding
bejana adalah sebagai berikut:
∆𝑝 2𝑚𝑣𝑥 2𝑚𝑣𝑥2
𝑝𝑥 = = =
∆𝑡 2𝐿⁄𝑣 2𝐿
𝑥
 Sebaliknya, dinding akan mengalami momentum per satuan waktu yang sama
besarnya tetapi berlawanan arahnya. Jika dalam bejana terdapat 𝑁 molekul gas
dengan kecepatan rata-rata 𝑣 X maka besar momentum persatuan waktu yang
𝑁𝑚𝑉𝑥2
diterima dinding adalah 𝑝𝑥 = .
𝐿𝑥

 Diketahui bahwa molekul gas bergerak dalam tiga dimensi (ke segala arah). Sesuai
dengan anggapan tersebut, maka rata-rata kecepatan kuadrat kelajuan pada arah
sumbu 𝑋, 𝑌, 𝑑𝑎𝑛 𝑍 adalah sama besar ( ̅̅̅
𝑣𝑥2 = ̅̅̅
𝑣𝑦2 = ̅̅̅
𝑣𝑧2 )
 Jadi, resultan rata-rata kuadrat kecepatan (𝑣2) adalah
̅̅̅2 = ̅̅̅ 1 2
𝑣 𝑣𝑥2 = ̅̅̅
𝑣𝑦2 = ̅̅̅
𝑣𝑧2 = 3 ̅̅̅
𝑣𝑥2 𝑎𝑡𝑎𝑢 ̅̅̅
𝑣 2 = ̅̅̅
𝑣 3
 Oleh karena itu, besar momentum per satuan waktu yang diterima dinding bejana
1
𝑁𝑚( ̅𝑣̅̅2̅) ̅̅̅2̅
1 𝑁𝑚𝑣
kubus adalah 𝑝 = 3
= .
𝐿3 3 𝐿3
̅̅̅2̅
1 𝑁𝑚𝑣
Karena 𝐿3 merupakan volume kubus (V), maka persamaannya 𝑝 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 =
3 𝑉
1 ̅̅̅2 (𝑁 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑉 = 1 𝑚𝑣
̅̅̅2 𝑁.
𝑚𝑣
3 𝑉 3
 Jika dihubungkan dengan 𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 , maka persamaan berubah menjadi 𝑣 =
3𝑁𝑘𝑇 3𝑘𝑇 3𝑃𝑉
√ = √ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 = √ 𝑁𝑚 .
𝑁𝑚 𝑚
1
 Dan jika dihubungkan dengan energi kinetik rata-rata (𝐸𝑘 = 2 𝑚𝑣 2 ) maka
2 𝑁 2
persamaan menjadi sebagai berikut: 𝑃 = 𝐸𝑘 ( 𝑉 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑉 = 𝐸𝑘 𝑁
3 3
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛:
𝑃: 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑠 (𝑁𝑚2 )
𝑁: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
𝑣: 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑚/𝑠)
𝑚: 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 (𝑘𝑔)
𝑉: 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑠 (𝑚3 )
𝐸𝑘: 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖𝐾𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 (𝐽)

Suhu dan Energi kinetik Rata-rata Partikel Gas Ideal


 Energi kinetik rata-rata partikel gas bergantung pada besarnya suhu. Berdasarkan
teori kinetik, semakin tinggi suhunya, maka gerak partikel-partikel gas akan semakin
cepat.
 Hubungan antara suhu dengan energi kinetik ratarata partikel gas dinyatakan
berikut ini. Menurut persamaan umum gas ideal:

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 7


𝑁. 𝑘. 𝑇
𝑃. 𝑉 = 𝑁. 𝑘. 𝑇 → 𝑃. 𝑉 =
𝑉
2 𝑁.𝐸𝑘 𝑁.𝑘.𝑇
Dengan menyamakan persamaan antara 𝑃 = 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃 =
3 𝑉 𝑉
𝑁. 𝑘. 𝑇 2 𝑁. 𝐸𝑘 2 3
= →𝑇= 𝐸𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸𝑘 = 𝑘. 𝑇
𝑉 3 𝑉 3𝑘 2
Dari persamaan diatas menyatakan bahwa energi kinetik rata-rata partikel gas
sebanding dengan suhu mutlaknya.

Kelajuan Efektif Gas Ideal


 Pada gas ideal partikel-partikel gas bergerak dengan laju dan arah yang beraneka
ragam. Dalam suatu ruang tertutup terdapat 𝑁 1 partikel yang bergerak dengan
kecepatan 𝑣 1 , 𝑁 2 partikel yang bergerak dengan kecepatan 𝑣 2, dan seterusnya,
maka rata-rata kuadrat kecepatan partikel gas ̅̅̅
𝑣 2 dapat dituliskan:
2
𝑁1 . 𝑣̅12 + 𝑁2 . 𝑣̅22 + ⋯ + 𝑁𝑖 . 𝑣̅ 𝑖2 ∑ 𝑁𝑖 . 𝑣̅ 𝑖2
𝑣̅ = =
𝑁1 + 𝑁2 + 𝑁3 ∑ 𝑁𝑖
 Akar dari rata-rata kuadrat kecepatan disebut kecepatan efektif gas atau
𝑣𝑟𝑚𝑠 (𝑟𝑚𝑠 = 𝑟𝑜𝑜𝑡 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒).
1 1
𝑣𝑟𝑚𝑠 = √𝑣̅ 2 , 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑛𝑔𝑎𝑡 ̅̅̅̅
𝐸𝑘 = . 𝑚𝑜 . 𝑣̅ 2 = 𝑚𝑜 . 𝑣̅𝑟𝑚𝑠
2
,
2 2
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ:
1 3 3𝑘. 𝑇
𝑚𝑜 . 𝑣̅ 2 = . 𝑘. 𝑇 → 𝑣𝑟𝑚𝑠 = √
2 2 𝑚𝑜
𝑀𝑟 𝑅
Karena massa sebuah partikel 𝑚 = 𝑛. 𝑀𝑟 = 𝑑𝑎𝑛 𝑘 = 𝑁𝐴
𝑁𝐴
3.𝑅.𝑇
Maka diperoleh persamaan: 𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ 𝑀𝑟
𝑃.𝑉
Berdasarkan persamaan gas ideal 𝑘. 𝑇 = , 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑎𝑠 𝑚 = 𝑁. 𝑚𝑜
𝑁
𝑚 3𝑃
dan 𝜌 = , maka diperoleh persamaan: 𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ 𝜌
𝑉

 Contoh Soal II
1. Jika kecepatan partikel gas menjadi dua kali kecepatan semula, tentukanlah
besarnya tekanan yang dihasilkan,

Pembahasan:
1 𝑁𝑚 𝑣 2
Hubungan tekanan (𝑝) terhadap kelajuan (𝑣) adalah 𝑝 = 3 𝑉𝑝
1 𝑁𝑚
Karena nilai konstan, nilai p sebanding dengan ̅̅̅
𝑣 2 sehingga
3 𝑉
𝑝2 𝑣22 (2𝑣1 )2
= = =4
𝑝1 𝑣12 𝑣1

2. Sebuah ban sepeda memiliki volume 100 cm3. Tekanan awal dalam ban sepeda adlah
0,5 atm. Ban tersebut dipompa dengan suatu pompa yang volumenya 50 cm 3. Jika
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 8
diasumsikan temperature tidak berubah, tekanan dalam ban sepeda setelah
dipompa 4 kali adalah…
Pembahasan:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑛 = 𝑉1 = 100 𝑐𝑚3
𝑃1 = 0,5 𝑎𝑡𝑚
𝑉 2 = 4 𝑥 50 𝑐𝑚3 = 200 𝑐𝑚3
𝑃2 = 76 𝑐𝑚𝐻𝑔 = 1 𝑎𝑡𝑚
Setelah pemompaan ban selesai maka akan berlaku:
𝑃ban. 𝑉ban = 𝑃1. 𝑉1 + 𝑃 2. 𝑉 2
𝑝1 .𝑉1 +𝑝2 .𝑉2 (0,5 𝑎𝑡𝑚)(100 𝑐𝑚 3 )+ (1 𝑎𝑡𝑚)(200 𝑐𝑚 3)
𝑃ban = = = 2,5 𝑎𝑡𝑚
𝑉𝑏𝑎𝑛 100 𝑐𝑚 3

3. Sebuah tangka berisi 2 mol gas helium bersuhu 20 oC. Jika helium dianggap seagai
gas ideal, hitunglah energi total system dan juga energi kinetik rata -rata setiap
molekul

Pembahasan:
3
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙, 𝐸 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑛𝑅𝑇 .
2
𝐴𝑑𝑎𝑝𝑢𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙, 𝐸𝑘 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 3/2𝑘𝑇.
𝑛 = 2 𝑚𝑜𝑙
𝑅 = 8,31 𝐽/𝑚𝑜𝑙𝐾
𝑇 = 273 + 20 = 293 𝐾
3 3 𝐽
𝐸 = 𝑛𝑅𝑇 = (2 𝑚𝑜𝑙 ) (8,314 ) (293 𝐾 ) = 7.308 𝐽
2 2 𝑚𝑜𝑙𝐾
3 𝐽
𝐸𝑘 = (1,38 𝑥 10−23 ) (293 𝐾) = 6,07 𝑥 10−21 𝐽
2 𝐾
4. Sebuah tabung dengan volume 0,3 m3 mengandung 2 mol Helium pada suhu
27oC. Dengan menganggap Helium sebagai gas ideal, tentukan:
a. Energi kinetik gas Helium
b. Energi kinetik rata-rata setiap mol gas Helium tersebut

Pembahasan:
a. 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑉 = 0,3 𝑚3; 𝑛 = 2 𝑚𝑜𝑙
𝑇 = (27 + 273) 𝐾
2𝑁 3
𝑝= ̅̅̅̅ ̅̅̅𝑘 = 𝑝. 𝑉
𝐸𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁𝐸
3𝑉 2
3 3 𝐽
̅̅̅𝑘 = 𝑛 𝑅𝑇 = (2 𝑚𝑜𝑙) (8,314
𝑁𝐸 ) (300 𝐾) = 7.482,6 𝐽
2 2 𝑚𝑜𝑙𝐾
b. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑔𝑎𝑠 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑁 = 𝑛. 𝑁𝐴
𝑁 = (2 𝑚𝑜𝑙) (6,023 𝑥 1023 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙/𝑚𝑜𝑙) = 12,044 𝑥 1023
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ
̅̅̅𝑘
𝑁𝐸 7.482,6 𝐽
̅̅̅
𝐸𝑘 = = = 6,23 𝑥 10−23 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑁 12,044 𝑥 1023

 Bahan Diskusi II
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 9
1. Sebuah tangka berisi udara pada tekanan tertentu. Jika tekanan udara dalam tangka
naik menjadi 2 kali tekanan semula, berapakah kecepatan rms molekul udara dalam
tangka dibandingkan dengan kecepatan rms mula-mula
2. Berapakah banyaknya atom helium yang diperlukan untuk mengisi balon
berdiameter 20 𝑐𝑚 pada suhu 20 o 𝐶 agar tekanannya 1 𝑎𝑡𝑚 . Hitunglah energi
kinetic dari setiap atom Helium. Berapakah kecepatan rata-rata dari setiap atom
helium dan berapakah kecepatan efektifnya.
3. Sebuah tabung dengan volume 0,5 𝑚3 mengandung 4 𝑚𝑜𝑙 gas neon pada suhu
77o𝐶. Tentukan energi kinetic total gas neon tersebut dan Berapakah energi kinetic
rata-rata setiap mol gas (𝑅 = 8,314 𝐽/𝑚𝑜𝑙𝐾)
4. Keceapatan efektif (𝑣rms) suatu partikel gas = 400 𝑚/𝑠. Jika gas tersebut berada
dalam tabung bertekanan 8 𝑎𝑡𝑚 (8 𝑎𝑡𝑚 = 8 𝑥 105 𝑃𝑎), tentukanlah massa jenis
gas tersebut.

3. Teorema Ekipartisi Energi


 Berdasarkan sifat gas ideal, partikel-partikel gas bergerak dengan laju dan arah yang
beraneka ragam, sehingga sebuah partikel yang bergerak dengan kecepatan v dapat
memiliki komponen kecepatan pada sumbu −𝑥, 𝑦 dan sumbu 𝑧
 Hal ini berarti bahwa sebuah partikel dapat bergerak pada tiga arah yang berbeda.
Energi kinetik rata-rata partikel dapat dihitung dengan menggunakan teorema ekipartisi
energi, yang menyatakan bahwa: “Jika pada suatu system yang mengikuti Hukum
Newton tentang gerak dan mempunyai suhu mutlak T, maka setiap derajat kebebasan
1
(f), suatu partikel memberikan kontribusi 𝑘. 𝑇pada energi rata-rata partikel,”
2
1
sehingga energi rata-rata dapat dituliskan: 𝐸̅ = 𝑓 (2 𝑘. 𝑇)
4. Energi Kinetik dan Energi Dalam Pada Gas Ideal
 Partikel dalam gas selalu bergerak sehingga partikel-partikel tersebut meniliki energi
kinetik. Persamaan rnergi kinetic pada partikel gas ideal dapat diturunkan sebagai
berikut:
1 𝑁
𝑝𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 → 𝑝= 𝑚𝑣 2 ( )
3 𝑉
Subtitusi dari kedua persamaan tersebut akan menghasilkan persamaan berikut:
𝑁𝑘𝑇 1 𝑁 1 2 1 1 2
= 𝑚𝑣 2 ( ) → 𝑚𝑣 2 = 𝑘𝑇 → ( 𝑚𝑣 2 ) = 𝑘𝑇 → 𝑚𝑣 2 = 𝑘 𝑇
𝑉 3 𝑉 3 3 2 2 3

3
 Faktor pengali 3 pada persamaan 𝐸𝑘 = 𝑘𝑇 disebabkan oleh persamaan rata-rata
2
kecepatan. 𝑣 2 = 𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑣𝑥 = 𝑣𝑦 = 𝑣𝑧 → 𝑣 2 = 3𝑣𝑥2 . Oleh karena itu,
faktor pengali 3 berkaitan dengan derajat kebebasan gerak partikel yang bertranslasi
kearah sumbu 𝑥, 𝑦 dan 𝑧.
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 10
 Pada gas monoatomik atau beratom tunggal (𝐻𝑒), (𝑁𝑒) 𝑑𝑎𝑛 (𝐴𝑟) , partikel hanya
melakukan gerak translasi pada arah 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥, 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑦, 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑧.
Apabila massa partikel 𝑚, maka energi kinetik translasi sebesar:
3 1 1 1
𝐸𝑘 = 𝑚. 𝑣 2 = 𝑚. 𝑣𝑥2 + 𝑚. 𝑣𝑦2 + 2 𝑚. 𝑣𝑧2 ,
2 2 2

 Untuk gas diatomik (𝐻 2), (𝑂2) 𝑑𝑎𝑛 (𝑁2)


a. Pada tekanan dan suhu rendah (± 300) gas diatomik dua atomnya dianggap sebagai
bola kecil yang dihubungkan oleh sebuah pegas. Pusat massa partikel melakukan gerak
translasi dengan komponen kecepatan pada sumbu x, y dan z sehingga memiliki 3
derajat kebebasan untuk gerak translasi.

Gambar Translasi Pada Pusat Massa

b. Pada suhu sedang (± 500)


Partikel gas diatomik melakukan gerak translasi dan berotasi terhadap sumbu
𝑥, 𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑧 dengan energi kinetic 𝐸𝑥, 𝐸y 𝑑𝑎𝑛 𝐸 Z.

Gambar Rotasi terhadap sumbu kartesius

Rotasi pada sumbu x menghasilkan nilai yang sangat kecil karena sumbu rotasi
melalui sumbu kedua partikel. Adapun rotasi terhadap sumbu y dan sumbu z
1
menghasilkan energi kinetic rata-rata, yaitu 2𝑥 2 𝑘𝑇 = 𝑘𝑇. Oleh karena itu, pada
suhu sedang, partikel gas diatomic melakukan gerak rotasi dan translasi sehingga
energi kinetiknya menjadi:

c. Pada suhu dan tekanan tinggi (± 1000)

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 11


Partikel gas diatomic dapat melakukan tiga gerakan, yaitu bertranslasi, berotasi dan
bervibrasi.

Gambar Vibrasi terhadap sumbu molekul

Gerak vibrasi memiliki dua jenis konstribusi energi, yaitu energi kinetik dan energi
potensial elastic. Gerak vibrasi tersebut menghasilkan dua derajat kebebasan.
Dengan demikian, energi kinetic gas diatomic pada suhu dan tekanan tinggi
menjadi:

 Besarnya energi kinetic partikel bergantung pada suhu dan tekanan yang akan
mempengaruhi Gerakan dari paertikel tersebut. Pada setiap Gerakan (translasi, rotasi
dan vibrasi), setiap partikel memiliki cara untuk menyimpan energinya. Peninjauan
energi kinetic seperti ini dinamakan prinsip 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖.
 Prinsip ini menyatakan bahwa untuk suatu system partikel gas pada suhu mutlak T
dengan setiap partikelnya memiliki 𝑓 derajat kebebasan (𝑑𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒 𝑜𝑓 𝑓𝑟𝑒𝑒𝑑𝑜𝑚), energi
kinetkc rata-rata setiap partikel 𝐸𝑘 adalah

 Oleh karena gas terdiri atas 𝑁 partikel, jumlah seluruh energi kinetik partikel gas dalam
suatu ruang tertutup (di sebut juga energi dalam gas) di nyatakan dengan persamaan:

 Untuk gas diatomik, seperti gas 𝐻 2 , 𝑂 2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑁 2 memiliki 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 (𝑈) sebagai
berikut:
a. Pada suhu rendah (> 250 𝐾); 𝑓 = 3 (tiga derajat kebebasan)

b. Pada suhu rendah (> 500 𝐾); 𝑓 = 5 (lima derajat kebebasan)

c. Pada suhu rendah (> 1000 𝐾); 𝑓 = 7 (tujuh derajat kebebasan)

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 12


 Jika suatu gas dalam sebuah tabung mengalami perubahan suhu dari 𝑇1 menjadi 𝑇2,
energi dalam gas juga akan mengalami perubahan. Untuk gas monoatomik, berlaku

Secara umum ditulis:

 Contoh Soal III

1. Jika konstanta Boltzman 𝑘 = 1,38 𝑥 10-23 𝐽/𝐾, berapakah energi kinetic sebuah
helium pada suhu 27 o𝐶.
Pembahasan:
𝐾 = 1,38 𝑥 10−23 𝐽/𝐾
𝑇 = 27 o𝐶 = 300 𝐾
Tentukan besarnya Energi Kinetik
3 3
𝐸𝑘 = 𝑘𝑇 = 1.38 𝑥 10−23 . 300 = 6,21 𝑥 10−21 𝐽
2 2

2. Berapakah energi dalam 4 mol gas monoatomic ideal pada suhu 107 o 𝐶 , jika
diketahui 𝑘 = 1,38 𝑥 10-23 𝐽/𝐾 𝑑𝑎𝑛 𝑁𝐴 = 6,02 𝑥 10 26 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙/𝑘𝑚𝑜𝑙.
Pembahasan:
𝑇 = (273 + 107) = 380 𝐾, 𝛾 = 3
Tentukan besarnya energi dalam (U)
1 3 3
̅̅̅̅ = 𝛾 ( 𝑘𝑇) = 𝑘𝑇 = (1,38 𝑥 10−23 )(380) = 7,87 𝑥 1021 𝐽
𝐸𝑘
2 2 2
̅̅̅̅ (
𝑈 = 𝑁. 𝐸𝑘 = 4 𝑥 6,02 𝑥 10 26 )(
7,87 𝑥 10−23 ) = 1,9 𝑥 107 𝐽

3. Suatu gas monoatomik sebanyak 0,2 𝑚𝑜𝑙 berada dalam ruang tertutup
pada suhu 47o𝐶. Berapakah energi dalam gas tersebut?
Pembahasan:
𝑛 = 0,2 𝑚𝑜𝑙
𝑇 = (47 + 273) = 320 𝐾
Besarnya energi dalam (U)
3 3
𝑈 = 2 𝑛. 𝑅. 𝑡 = 2 . 0,2. 8,31. 320 = 797,76 𝐽

4. Sebuah tangki yang volumenya 50𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 mengandung 3 𝑚𝑜𝑙 gas monoatomik.


Jika energi kinetik rata-rata yang dimiliki setiap gas adalah 8,2 𝑥 10-21 𝐽, tentukan
besar tekanan gas dalam tangki?
Pembahasan:
𝑉 = 50 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = 5 𝑥 10-2 𝑚3
𝑛 = 3 𝑚𝑜𝑙
𝐸𝑘 = 8,2 𝑥 10-21 𝐽
Besarnya tekanan adalah

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 13


̅̅̅̅
2 𝑁𝐸𝑘 2 𝑛.𝑁𝐴 𝐸𝑘 2 (3)(6,02 𝑥 1023 )(8,2 𝑥10−21 )
𝑃= . = . = = 1,97 𝑥 105 𝑁/𝑚2
3 𝑉 3 𝑉 3 5𝑥10−2

5. Tentukan perbandingan kecepatan efektif antara molekul-molekul gas hydrogen


(𝑀𝑟 = 2 𝑔/𝑚𝑜𝑙) dan 𝑔𝑎𝑠 𝑜𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 (𝑀𝑟 = 32 𝑔/𝑚𝑜𝑙) pada suhu tertentu.
Pembahasan:
3𝑅𝑇
𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ kecepatan efektif sebanding dengan akar dari kebalikan massa
𝑀
molekul relarifnya.
1
𝑣𝑟𝑚𝑠 (𝐻2 ) √𝑀 (𝐻 )
2 √𝑀(𝑂2 ) 32 𝑔/𝑚𝑜𝑙 𝑣𝑟𝑚𝑠 (𝐻2 )
= = =√ = =4
𝑣𝑟𝑚𝑠 (𝑂2 ) 1 √𝑀 (𝐻2 ) 2 𝑔/𝑚𝑜𝑙 𝑣𝑟𝑚𝑠 (𝑂2 )
√𝑀 (𝑂 )
2

 Bahan Diskusi III


1. Dalam sebuah tangki yang volumnya 4 𝑚3 terdapat 0,01 𝑚𝑜𝑙 gas amoniak dengan
tekanan 1 𝑎𝑡𝑚. Berapakah energi kinetik rata-rata sebuah molekul gas amoniak itu?
2. Hitunglah kecepatan rata-rata molekul 𝐻 2 pada suhu 27o𝐶 jika massa 1 𝑚𝑜𝑙 𝐻 2 =
0,0020 𝑘𝑔!
3. Tentukan perbandingan kecepatan efektif partikel-partikel gas helium (𝑀𝑟 =
𝑔𝑟
4 𝑚𝑜𝑙 ) 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 27 O 𝐶 dan kecepatan efektif partikel-partikel gas neon (𝑀𝑟 =
𝑔𝑟
10 𝑚𝑜𝑙 ) pada suhu 127O𝐶!
4. 1 𝑚𝑜𝑙 gas helium (𝑀𝑟 𝐻𝑒 = 4 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙) memiliki suhu 27O𝐶. Tentukan:
a. Energi kinetik rata-rata partikel
b. Energi dalam gas.
5. 2 𝑚𝑜𝑙 gas argon memiliki suhu 127O𝐶. Tentukan: Energi kinetik rata-rata dan
Energi dalam gas.

C. RANGKUMAN

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 14


D. SOAL LATIHAN
1. Sejumlah gas bersuhu -73 oC, tentukan berapa suhu dari gas lain yang massa partikelnya
dua kali massa partikel gas pertama agar kedua gas mempunyai kecepatan partikel sama
(kunci 127 oC).

2. Mass sebuah molekul nitrogen adalah empat belas kali massa sebuah molekul hidroge.
Dengan demikian molekul-molekul nitrogen pada suhu 294 OK mempunyai laju rata-rata
yang sama dengan molekul-molekul hydrogen pada suhu (kunci 21 K)
3. Berapakah kecepatan V dalam molekul oksigen yang tekanannya 3.10 5 (kunci 9,49 x 102 m/s)

4. Tiga mol gas berada di dalam suatu ruang bervolume 36 liter. Masing-masing molekul gas
mempunyai energi kinetik 5 x 10–21 Joule. Konstanta gas umum = 8,315 J/molK dan konstanta
Boltzman = 1,38 x 10-23 J/K. Hitung tekanan gas dalam ruang tersebut! (kunci P = 1,67 atm)

5. 1,2 kg gas ideal disimpan pada suatu silinder. Pada saat diukur tekanannya 2.10 5Pa dan suhu
27oC. Jika sejumlah gas sejenis dimasukkan lagi ternyata suhunya menjadi 87oC dan tekanan
menjadi 3.105Pa. Berapakah massa gas yang dimasukkan tadi? (kunci 0,3 kg)

6. Di angkasa luar terdapat kira-kira 1 atom hidrogen tiap cm3 dengan suhu 3,5 K. Jika massa
atom hidrogen adalah 1 g/mol, tentukanlah kecepatan efektif dan tekanan udara pada
tempat tersebut!
(kunci 4,381 x 10-17 Pa)
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 15
7. Suatu gas ideal berada di dalam ruang tertutup. Gas ideal tersebut dipanaskan hingga
kecepatan rata-rata partikel gas meningkat menjadi 3 kali kecepatan awal. Jika suhu awal
gas adalah 27oC, maka suhu akhir gas ideal tersebut adalah…(kunci 2427 oC)

8. Gas He (Mr = 4 g/mol) pada suhu 27° C dan volume 1 liter massanya 8 gram. Tentukan
energi dalam gas! (R = 8,31 J/mol K) (kunci = 7479 J)

9. Suatu gas yang suhunya 127OC dipanaskan menjadi 227OC pada tekanan tetap. Volume gas
sebelum dipanaskan adalah V. Volume gas setelah dipanaskan adalah ...(kunci 5/4 V)

10. Suatu gas ideal berada di dalam ruang tertutup. Gas ideal tersebut dipanaskan hingga
kecepatan rata-rata partikel gas meningkat menjadi 3 kali kecepatan awal. Jika suhu awal
gas adalah 27oC, maka suhu akhir gas ideal tersebut adalah…...(kunci 927 oC)

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 16


BAB TERMODINAMIKA
2

A. PETA KONSEP

B. MATERI
 Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses
perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan.
 Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu.
 Usaha merupakan perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh
perubahan suhu.
 Proses perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu
Hukum I Termodinamika yang merupakan pernyataan Hukum Kekekalan Energi, dan
Hukum II Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang
dapat terjadi.
 Sistem adalah benda atau sekumpulan benda yang akan diteliti, sedangkan lingkungan
adalah semua yang ada di sekitar benda. Sistem dibedakan menjadi beberapa macam.
Sistem terbuka adalah system dimana antara sistem dan lingkungan memungkinkan
terjadinya pertukaran materi dan energi. Apabila hanya terjadi pertukaran energi tanpa

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 17


pertukaran materi, system disebut sistem tertutup. Adapun sistem terisolasi adalah jika
antara sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran materi dan energi.

1. Usaha dan Proses Termodinamika


a. Usaha pada sistem Lingkungan
Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang
dipindahkan dari sistem ke lingkungan.

Gambar: menunjukkan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan piston


(penghisap) yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai,
piston akan bergerak naik sejauh ′𝑠 . Apabila luas piston 𝐴, maka usaha yang
dilakukan gas untuk menaikkan piston adalah gaya 𝐹 dikalikan jarak ′𝑠 .
Gaya yang dilakukan oleh gas merupakan hasil kali tekanan 𝑃 dengan luas piston 𝐴,
sehingga:
𝑊 = 𝐹. ′𝑠
𝑊 = 𝑃. 𝐴. ′𝑠
𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝐴. ′𝑠 = ′𝑉 , 𝑚𝑎𝑘𝑎:
𝑊 = 𝑃. ′𝑉 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑃 (𝑉2 – 𝑉1)
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛:
𝑊 = 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 ( 𝐽)
𝑉1 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 (𝑚3)
𝑃 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑁/𝑚2)
𝑉2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑚3)
∆𝑉 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚3)

Persamaan diatas berlaku jika tekanan gas konstan. Apabila 𝑉2 > 𝑉1 , maka usaha
akan positif (𝑊 > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha terhadap
lingkungan. Apabila 𝑉2 < 𝑉1, maka usaha akan negatif (𝑊 < 0). Hal ini berarti gas
(sistem) menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan
volume dengan tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan sistem terhadap
lingkungan dirumuskan:

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 18


𝑑𝑊 = 𝐹. 𝑑 = 𝐹. 𝑃. 𝐴 𝑑𝑠
𝑑𝑊 = 𝑃 𝑑𝑉
Jika volume gas berubah dari 𝑉1 menjadi 𝑉2, maka:
𝑉2
𝑊 = ∫𝑉1 𝑃 𝑑𝑉
Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah kurva
pada diagram 𝑃 − 𝑉

Gambar: Usaha yang dilakukan antara system dengan lingkungan.

b. Usaha pada beberapa proses


 Proses Isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan system pada suhu konstan.
Usaha yang dilakukan sistem adalah
𝑉2
𝑛. 𝑅. 𝑇
𝑊 = ∫ 𝑃 𝑑𝑉 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑃𝑉 = 𝑛. 𝑅. 𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃 = , 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑉1 𝑉
𝑉2 𝑉2
𝑛. 𝑅. 𝑇 𝑑𝑉
𝑊= ∫ 𝑑𝑉 = 𝑛. 𝑅. 𝑇 ∫ = 𝑛. 𝑅. 𝑡 (𝑙𝑛𝑉2 − 𝑙𝑛𝑉1 )
𝑉1 𝑉 𝑉1 𝑉

𝑉2
𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇. ln [ ]
𝑉1

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 19


Gambar: Grafik P-V pada proses Isotermal.

 Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan
konstan. Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah:
𝑉2 𝑉2
𝑃. 𝑊 = ∫ 𝑃𝑑𝑉 = 𝑃 ∫ 𝑑𝑉 = 𝑃(𝑉2 − 𝑉1 ) = 𝑃. ∆𝑉
𝑉1 𝑉1

Gambar: Grafik P-V pada proses Isobarik.

 Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume
konstan. Pada proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume,
sehingga usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.
𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉
𝑊 = 𝑃 (𝑉2 − 𝑉1 ) = 𝑃 (0) = 0

Gambar: Grafik P-V pada proses Isokorik.

 Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya
pertukaran kalor antara sistem dengan lingkungan. Proses adiabatic terjadi jika
sistem terisolasi dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat sehingga
kalor yang mengalir dengan lambat tidak memiliki waktu untuk mengalir masuk
atau keluar sistem. Hubungan antara tekanan dan volume pada proses
adiabatik dinyatakan dalam rumus Poisson berikut:
𝛾 𝛾 𝐶𝑝
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝛾 > 1, 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝛾 =
𝐶𝑣

𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛: 𝐶𝑝 = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛


𝐶𝑣 = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛.

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 20


𝑛. 𝑅. 𝑇
𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑃 = , 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
𝑉

𝑇1 . 𝑉 𝛾−1 = 𝑇2 𝑉 𝛾−1

Usaha yang dilakukan gas dalam proses adiabatic adalah:

1
𝑊= (𝑃 𝑉 − 𝑃2 𝑉2 )
𝛾−1 1 1

Grafik pada proses adiabatic mengalami penurunan agak curam


dibandingkan grafik isothermal, seperti ditunjukkan pada gambar

Gambar: Grafik P-V pada proses Adiabatik

 Contoh Soal I
1. Gas helium dengan volume 1,5 𝑚 3 dan suhu 27 o 𝐶 dipanaskan secara isobaric
sampai 87 o 𝐶 . Jika tekanan gas helium 2 𝑥 10 5 𝑁/𝑚 , berapakah usaha yang
dilakukan oleh gas?
Pembahasan:
Diketahui:
𝑇1 = 27 o𝐶 = 27 + 273 = 300 𝐾 , 𝑉1 = 1,5 𝑚
𝑇2 = 87 𝐶 = 87 + 273 = 360 𝐾 , 𝑃 = 2 𝑥 105 𝑁/𝑚2
Ditanya: W
Jawab:
𝑉1 𝑉2 1,5 𝑉2 360 𝑥 1,5
= → = → 𝑉2 = = 1,8 𝑚3
𝑇1 𝑇2 300 360 300
𝑊 = 𝑃(𝑉2 − 𝑉1 ) = 2 𝑥 105 (1,8 − 1.5) = 6 𝑥 104 𝐽

2. Suatu gas ideal mengalami proses isotermal seperti pada grafik P-V di bawah.

Tentukan usaha yang dilakukan oleh gas tersebut!


Pembahasan:
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 21
Diketahui:
𝑉𝐴 = 50 𝐿 = 0,05 𝑚3 , 𝑉𝐵 = 10 𝐿 = 0,01 𝑚3
𝑃𝐴 = 2 𝑥 103 𝑁/𝑚2 , 𝑃𝐵 = 4 𝑥 103 𝑁/𝑚2
Ditanyakan: Usaha
Jawab:
𝑉𝐵
𝑊𝐴𝐵 = 𝑛𝑅𝑇. 𝑙𝑛
𝑉𝐴
𝑉𝐵 𝑉𝐵 0,01
= 𝑃𝐴 . 𝑉𝐴 . ln = 2 𝑥 103 (0,05). 𝑙𝑛 = (100) − (1,609) = −160,9 𝐽
𝑉𝐴 𝑉𝐴 0,05
 Bahan Diskusi I
1. Suatu gas ideal mengalami dua proses, yaitu pemampatan isobarik, dilanjutkan
pemuaian isotermal seperti ditunjukkan grafik di bawah.

Tentukan usaha yang dilakukan untuk proses ABC!


3
2. Suatu gas monoatomik dengan 𝛾 = dimampatkan secara adiabatic memerlukan
2
usaha sebesar 2 𝑥 105 J. Volume mula-mula 15 𝑚3 dengan
tekanan 2 𝑎𝑡𝑚. Berapakah volume akhir pada tekanan 1 𝑎𝑡𝑚?

2. Hukum I Termodinamika
a. Pengertian Hukum I Termodinamika
 Hukum I Termodinamika menjelaskan hubungan antara kalor yang diterima atau
kalor yang dilepaskan oleh system ke lingkungan dan usaha yang dilakukan oleh
system, serta perubahan energi dalam yang ditimbulkannya.
 Misalkan suatu system menerima kalor Q maka kalor tersebut tidak hanya
digunakan untuk mengubah energi dalam ( ∆𝑈) , tetapi juga dipakai untuk
melakukan usaha (𝑊).
 Secara keseluruhan, energi tersebut tidak ada yang hilang. Energi dapat berubah
bentuk ke energi laninnya dan jumlah energi total selalu tetap. Berdasarkan hukum
kekekalan energi, Hukum Termodinamika di rumuskan sebagai berikut:
Jika sejumlah kalor yang diberikan kepada system, dipakai Sebagian oleh system
untuk melakukan usaha 𝑊, selisih energi 𝑄 − 𝑊 sama dengan perubahan energi
dalam (𝑈) dari system.

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 22


 Perjanjian tanda untuk Q dan W sebagai berikut:
1) Jika system melakukan usaha, nilai 𝑊 bertanda positif (+𝑊).
Sistem menerima kalor sambal melakukan usaha.

2) Jika system menerima usaha, nilai 𝑊 bertanda negative (−𝑊). Sistem


melepaskan kalor dan pada system dilakukan usaha.

3) Jika system menerima kalor, nilai 𝑄 bertanda positif (+𝑄). Sistem menerima
kalor, tetapi tidak melakukan kerja.

4) Jika system melepas kalor, nilai 𝑄 bertanda negative (−𝑄). Sistem melakukan
kerja, teta[I tidak ada kalor yang masuk ataupun keluar (adiabatic)

 Energi dalam suatu gas ideal merupakan ukuran langsung dari suhu dan tekanan.
Perubahan energi dalam (∆𝑈) hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir, tidak bergantung pada proses bagaimana keadaan system berubah. Untuk
gas monoatomic dengan derajat kebebasan (𝑓 = 3), perubahan energi dalam
dapat dihitung sebagai berikut:
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 23
Untuk gas diatomic dan poliatomik, factor 3 diganti dengan derajat kebebasan
yang dimiliki gas tersebut.

b. Aplikasi Hukum I Termodinamika Pada Proses- Proses Termodinamika


1) Proses Isotermal
Proses isothermal adalah proses yang tidak mengalami perubahan suhu
3 3
(∆𝑇 = 0), perubahan energi dalamnya, ∆𝑈 = 𝑛𝑅 ∆𝑇 = 𝑁𝐾. ∆𝑇 = 0.
2 2
𝑉
Usaha luar yang dilakukan oleh gas, yaitu 𝑄 = 𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇 = 𝑙𝑛 (𝑉2 ) maka
1

Penerapan Hukum I Termodinamika akan menghasilkan:

𝑉2
𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 = 0 + 𝑊 = 𝑛𝑅𝑇 𝑙𝑛
𝑉1

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛


𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚, 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎.

2) Proses Isobarik
Pada proses isobarik, sistem tidak mengalami perubahan besar tekanan
(∆𝑃 = 0). Besarnya usaha yang dilakukan gas memenuhi persamaan
𝑊 = 𝑝(∆𝑉 ) = 𝑝 (𝑉2 − 𝑉1 ). Penerapan Hukum I Termodinamika pada proses
isobaric menghasilkan 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 = ∆𝑈 + 𝑝(∆𝑉 )

3) Proses Isokhorik
Proses Isokhorik adalah proses yang dialami oleh system tanpa adanya perubahan
volume (𝑉 = 0) sehingga usaha oleh system gas adalah
𝑊 = 𝑝(∆𝑉). Perubahan energi dalamnya sesuai dengan persamaan
3
∆𝑈 = 𝑛𝑅(∆𝑉 ) = 0. Penerapan Hukum I Termodinamika menghasilkan
2
𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 = ∆𝑈 + 0 = ∆𝑈
3
𝑄 = ∆𝑈 = 𝑛𝑅(∆𝑇)
2
3 3
Untuk gas ideal, 𝑈 = 2 𝑛𝑅𝑇 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑄 = 𝑈2 − 𝑈1 = 2 𝑛𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Jadi, kalor yang diberikan kepada suatu system pada volume tetap, seluruhnya
digunakan untuk menaikkan energi dalam system.

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 24


4) Proses Adiabatik
Pada proses adiabatic, tidak terjadi pertukaran kalor dari system ke lingkungan
(Q=0). Perubahan energi dalam sesuai dengan persamaan
3
∆𝑈 = 𝑛𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 ) . Oleh karena itu, penerapan Hukum I Termodinamika pada
2
proses adiabatic menghasilkan:
𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 𝑎𝑡𝑎𝑢 0 = ∆𝑈 + 𝑊
3 3
𝑊 = −∆𝑈 = − 𝑛𝑅(𝑇1 − 𝑇2 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑛𝑅(𝑇1 − 𝑇2 )
2 2
Persamaan diatas menyatakan bahwa tidak ada kalor yang masuk kedalam system
sehingga usaha luar yang dilakukan system akan mengurangi energi dalam
system. Dari keempat proses yang dapat dialami system, Q bernilai positif jika
system menerima kalor dan negative jika system melepaskan kalor. Hukum I
Termodinamika dapat diaplikasikan pada semua proses.
 Contoh Soal II

1. Sejumlah 4 mol gas helium suhunya dinaikkan dari 0 o𝐶 menjadi 100 o𝐶


pada tekanan tetap. Jika konstanta gas umum 𝑅 = 8,314 𝐽/𝑚𝑜𝑙. 𝐾, tentukan:
a. perubahan energi dalam,
b. usaha yang dilakukan gas, dan
c. kalor yang diperlukan!
Penyelesaian:
𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖: 𝑛 = 4 𝑚𝑜𝑙 = 0,004 𝑚𝑜𝑙
𝑇1 = 0 o𝐶 = 0 + 273 = 273 𝐾
𝑇2 = 100 o𝐶 = 100 + 273 = 373 𝐾
𝑅 = 8,314 𝐽/𝑚𝑜𝑙. 𝐾
𝐷𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎:
𝑎. ∆𝑈 =? 𝑏. 𝑊 =? 𝑐. 𝑄 =?
𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏
3 3
𝑎. ∆𝑈 = . 𝑛𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 ) = (0,004 𝑥 8,314 𝑥 (373 − 273)) = 4,988 𝐽
2 2
𝑏. 𝑊 = 𝑃 𝑉2 − 𝑉1 = 𝑛𝑅 𝑇2 − 𝑇1 ) = 0,004 𝑥 8,314 𝑥 (373 − 273) = 3,326 𝐽
( ) (
𝑐. 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 = (4,988 + 3,326)𝐽 = 8,314 𝐽

2. Suatu gas menerima kalor 4.000 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖, menghasilkan usaha sebesar 8.000 𝐽.
Berapakah perubahan energi dalam pada gas? (1 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖 = 4,18 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒)
Penyelesaian:
𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖: 𝑄 = 4.000 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖 = 16.720 𝐽
𝑊 = 8.000 𝐽
𝐷𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎: 𝑈 = ?
𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏:
∆𝑈 = ∆𝑄 – 𝑊 = (16.720 – 8.000) 𝐽 = 8.720 𝐽

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 25


3. Gas ideal mengalami ekspansi secara adiabatic. Mula-mula, besar tekanan gas
adalah 2 𝑥 105 Pa. Setelah ekspansi tekanan gas menjadi 105𝑃𝑎. Tentukan volume
5
gas akhir, jika volume gas mula-mula 0,1 𝑚3serta kontanta Laplace 3.
Penyelesaian:
Diketahui: 𝑃1 = 2 𝑥 105 𝑃𝑎 ; 𝑃2 = 1 𝑥 105 𝑃𝑎; 𝑉1 = 0,1 𝑚3
Persamaan gas pada proses adiabatik adalah 𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
𝛾 𝛾

5 5 5 5
(2 𝑥 105 )(0,1 𝑚3 )3 = (1 𝑥 105 )(𝑉2 )3 → (𝑉2 )3 = (2)(0,1)3
3
Kedua ruas dipangkatkan 5 sehingga diperoleh
3
3
5 5 3 5 5 3
(𝑉2 ) = (2) = [(0,1) ]
3 5 3 → 𝑉2 = (2)5 (0,1)𝑚3 = 0,1515 𝑚3 𝑉1

𝑉2 = 0,15 𝑚3

 Bahan Diskusi II
1. Suatu gas gas menyerap kalor 500 𝐽 dan melakukan usaha 50 𝐽. Berapa perubahan
energi dalam system gas tersebut, apakah gas tersebut memuai atau dimampatkan?
2. Suatu system menerima kalor sebesar 10 𝐽 dan melakukan usaha luar sebesar 4 𝐽
pada suhu tetap 27o𝐶. Berapakah perubahan energi dalam system tersebut?
3. Sebanyak 4 mol gas ideal monoatomic dengan suhu awal 27o𝐶 dinaikkan suhunya
menjadi 127 o 𝐶 pada tekanan tetap. Berapakah kalor yang diperlukan (𝑅 =
8,31 𝐽/𝑚𝑜𝑙𝐾)
4. Suatu gas pada tekanan konstan sebesar 6,4 𝑥 10 4 𝑃𝑎 dimampatkan dari
volume 8𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 menjadi 2 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟. Dalam proses tersebut, gas melepas kalor
400 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒. Berapakah usaha yang dilakukan oleh gas dan berapakah perubahan
energi dalamnya.
5. Perhatikan grafik berikut ini’

Untuk ketiga lintasan 𝐷𝑁𝑈, 𝐷𝐽𝑈 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝑈 dalam gambar, hitunglah


a. Usaha yang dilakukan oleh gas
b. Perpindahan kalor dalam proses

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 26


3. Kapasitas Kapasitor dan Siklus Pada Termodinamika
Kapasitas kalor (C) dari suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor Q yang diperlukan
untuk menaikkan suhu zat tersebut sebesar 1 kelvin atau satu derajat Celsius. Di rumuskan
𝑄
𝐶= . Kapasitas kalor untuk gas ada dua macam, yaitu untuk volume tetap (𝐶𝑣) dan
∆𝑇
untuk tekanan tetap (𝐶𝑝), dengan 𝐶𝑝 − 𝐶𝑣 = 𝑛𝑅

a. Kapasitas Kalor Pada Proses Isokorik (Volume Tetap)


Kapasitas kalor untuk gas yang memiliki volume tetap dapat dihitung sebagai berikut:
3
∆𝑈 𝑛𝑅∆𝑇 3
2
𝐶𝑣 = = 𝑛𝑅
∆𝑇 ∆𝑇 2
3
Untuk gas monoatomic: 𝐶𝑣 = 2 𝑛𝑅
5
Untuk gas di atomic: 𝐶𝑣 = 𝑛𝑅
2

b. Kapasitas Kalor Pada Proses Isobarik (Tekanan Tetap)


Kapasitas kalor untuk gas yang memiliki tekanan tetap dapat dihitung sebagai
berikut:
3 5
𝑄 = ∆𝑈 + 𝑃 (∆𝑉 ) = 𝑛𝑅 (∆𝑇) + 𝑛𝑅(∆𝑇) = 𝑛𝑅(∆𝑇)
2 2
5
Untuk gas monoatomic: 𝐶𝑝 = 2 𝑛𝑅
7
Untuk gas di atomic: 𝐶𝑝 = 𝑛𝑅
2
Konstanta Laplace secara teoritis dapat dihitung sesuai dengan persamaan berikut:
5
𝐶𝑝 𝑛𝑅
Untuk gas monoatomic: 𝛾 = = 2
3 = 1,67
𝐶𝑣 𝑛𝑅
2
7
𝐶𝑝 𝑛𝑅
Untuk gas di atomic: 𝛾 = = 2
5 = 1,4
𝐶𝑣 𝑛𝑅
2

4. Siklus Carnot dan Efesiensi Mesin


a. Siklus Carnot
Pada tahun 1824, Carnot menjelaskan sebuah siklus yang terdiri atas empat proses.

 Proses dari 𝐴 𝑘𝑒 𝐵 adalah proses ekspansi atau proses pengembangan Isotermal


pada suhu tinggi (𝑇1). Pada proses ini gas menyerap kalor 𝑄1 dari reservoir bersuhu
tinggi 𝑇1 dan melakukan usaha 𝑊 AB.
 Proses dari 𝐵 𝑘𝑒 𝐶 adalah proses pengembang adiabatik. Selama proses, suhu gas
turun dari 𝑇1 menjadi 𝑇2 sambil melakukan usaha 𝑊 BC.
 Proses dari C ke D adalah proses pemampatan isotermal pada suhu T2. Dalam proses
ini, gas melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2 dan melakukan usaha WCD.
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 27
 Proses akhir dari 𝐷 𝑘𝑒 𝐴 adalah proses pemampatan adiabatik. Suhu naik dari 𝑇2 ke
𝑇1 sambil melakukan usaha 𝑊 AD.

Siklus Carnot adalah dasar dari mesin diesel, yaitu mesin yang paling ideal, yang
selanjutnya disebut mesin Carnot. Selama proses siklus carnot berlangsung, gas
menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi dan melepas kalor Q 2 ke reservoir
bersuhu rendah. Usaha yang dilakukan oleh gas sesuai dengan Hukum I Termodinamika
adalah 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄1 − 𝑄2 = 0 + 𝑊 → 𝑊 = 𝑄1 − 𝑄2 .

𝑄1 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

𝑄2 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

Gambar Siklus mesin ideal Q1 dan suhu fungsi reservoir diubah seluruhnya menjadi
usaha W dengan efisiensi 100%

b. Efesiensi Mesin
Perbandingan antara besarnya usaha (W) yang dapat dilakukan oleh system terhadap
kalor (Q1) yang diserap dapat menentukan efesiensi suatu mesin. Secara matematis,
efisiensi mesin dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑊
𝜂= 𝑥 100%
𝑄1

 Mesin Carnot
Efesiensi mesin Carnot diperoleh dengan cara menggantikan usaha dengan
persamaan:
𝑄1 − 𝑄2 𝑄2
𝜂= 𝑥 100% 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜂 = (1 − ) 𝑥100%
𝑄1 𝑄1
Pada gas ideal, energi dalam (U) sebanding dengan suhu mutlak (T) sehingga
untuk mesin Carnot, dapat ditulis sebagai berikut:
𝑇
𝜂 = (1 − 𝑇2 ) 𝑥 100%
1

Penggantian besaran kalor (Q) menjadi suhu mutlak (T) dalam menentukan efesiensi
sebuah mesin, berdasarkan pada energi dalam sebanding dengan suhu,
𝑄2 𝑇2
menunjukkan: =
𝑄1 𝑇1
Dengan : 𝑄1 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 ; 𝑄2 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛
𝑇1 = 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ; 𝑇2 = 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 28


Gambar Perubahan kalor menjadi kerja
𝑄1 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 ; 𝑄2 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛
𝑇1 = 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ; 𝑇2 = 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑊 = 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛

 Mesin Otto
Mesin Otto merupakan mesin kalor yang prinsip kerjanya berdasarkan siklus Otto.
Pada siklus Otto, terdapat dua proses adiabatic dan dua proses isohkorik.

A-B dan C-D merupakan proses adiabatic, sedangkan B-C dan D-A merupakan
proses isokhorik. Adapun Q1 adalah kalor yang masuk dalam system, sedang Q2
adalah kalor yang keluar (dilepaskan) oleh system. Efisiensi dari siklus Otto
dinyatakan dengan persamaan:

 Mesin Diesel
Mesin diesel merupakan mesin kalor yang prinsip kerjanya menggunakan siklus
diesel. Pada siklus diesel terdapat dua proses adiabatic, satu proses isobaric, dan
satu proses isokhorik. Perhatikan gambar:

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 29


Proses dari D ke A merupakan proses isobaric, A-B dan C-D merupakan proses
adiabatic, dan proses B-C merupakanproses isokhorik. Prinsip kerja mesin diesel
hamper sama dengan mesin otto karena semua proses pada mesin diesel sama
dengan mesin otto, kecuali proses isobaric.

5. Hukum II Termodinamika
 Hukum I Termodinamika menyatakan tentang kekekalan energy, yaitu energy tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah dari satu bentuk
energy ke bentuk energy lainnya. Hukum I Termodinamika tidak membatasi
bagaimana perubahan energy tersebut berlangsung. Lain halnya dengan Hukum II
Termodinamika yang memiliki batasan-batasan tertentu.
 Sebuah mesin dapat bergerak disebabkan adanya energy kalor yang diberikan pada
mesin tersebut secara terus menerus, tetapi sebaliknya tidak mungkin energy gerak
(usaha) dapat memberikan kalor secara terus menerus, Pada kenyataannya, tidak ada
sebuah mesin pun yang bekerja menyerap energy kalor dan mengubah seluruhnya
menjadi usaha.
 Hal inilah yang kemudian diteliti oleh Clausius dan Kelvin-Planck sehingga
menghasilkan rumusan Hukum Kedua Termodinamika. Berikut pernyataan Kevin-
Planck dan Clausius.
a. Menurut Clausius, kalor tidak dapat berpindah dari benda bersuhu rendah ke
benda bersuhu tinggi tanpa adanya usaha luar yang diberikan kepada sistem.
b. Menurut Kelvin-Planck, tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu
siklus dan menghasilkan seluruh kalor yang diserapnya menjadi usaha.
 Dalam menyatakan Hukum Kedua Termodinamika ini, Clausius memperkenalkan
besaran baru yang disebut entropi (S).
 Entropi adalah besaran yang menyatakan banyaknya energi atau kalor yang tidak
dapat diubah menjadi usaha. Ketika suatu sistem menyerap sejumlah kalor Q dari
reservoir yang memiliki temperatur mutlak, entropi sistem tersebut akan meningkat
dan entropi reservoirnya akan menurun sehingga perubahan entropi sistem dapat
dinyatakan dengan persamaan

a) Proses Reversibel dan Irreversibel


 Proses proses pada mesin kalor ada yang bersifat reversible dan ada pula yang
bersifat irreversible. Proses reversible merupakan proses yang berlangsung sangat
lambat sehingga prosesnya dapat dianggap sebagai rangkaian keadaan setimbang.
Seluruh proses tersebut dapat dikerjakan secara kebalikan tanpa mengubah besar
usaha yang dilakukan atau kalor yang dipindahkan.
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 30
 Proses reversible sempurna tidak dapat ditentukan dalam kenyataan karena proses
ini tak terbatas. Proses ini juga menghendaki tidak adanya gesekan, gangguan aliran
udara, serta factor pengubah kalor dan usaha lainnya.
 Proses yang ada pada kenyataannya adalah proses irreversible. Pada proses nyata,
misalnya masih ditemukan gesekan yang menyebabkan adanya panas yang hilang
atau aliran gas yang berubah.
b) Mesin Pendinginan (Refrigerator)
 Hukum II Termodinamika berpegang kepada kecenderungan alamiah sifat kalor
yang selalu merambat secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah, kecuali jika ada usaha luar yang memaksa memindahkan kalor dari
system bersuhu rendah ke lingkungan yang bersuhu lebih tinggi.
 Pada mesin pendingin, system mengambil kalor Q2 dan melepaskan kalor Q1.
Adapun usaha yang dilakukan adalah W, Siklus mesin pendingin dapat dilihat seperti
pada gambar:

Keterangan Gambar:
Q1 = kalor yang dilepaskan pada suhu tinggi T 1
Q2 = kalor yang diserap pada suhu rendah T2
W = usaha yang dilakukan dari luar
Ukuran daya sebuah mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien daya guna.
Secara matematis, dapat dituliskan sebagai beriku:

 Contoh Soal III


1. Gas nitrogen bermassa 56 × 10–3 kg dipanaskan dari suhu 270 K menjadi 310 K. Jika
nitrogen ini dipanaskan dalam bejana yang bebas memuai, diperlukan kalor
sebanyak 2,33 kJ. Jika gas nitrogen ini dipanaskan dalam bejana kaku (tidak dapat
memuai), diperlukan kalor sebesar 1,66 kJ. Jika massa molekul relatif nitrogen 28
g/mol, hitunglah kapasitas kalor gas nitrogen dan tetapan umum gas.
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 31
Pembahasan:
Diketahui:
𝑔
𝑚 = 56 𝑥 10−3 𝑘𝑔, ∆𝑇 = 40 𝐾, 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑟 = 28 = 28 𝑥 10−3 𝑘𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
a. Proses tekanan tetap pada gas
𝑄𝑝 = 2,33 𝑘𝐽 = 2.330 𝐽 → 𝑄𝑝 = 𝐶𝑝 (∆𝑇) → 2.330 𝐽 = 𝐶𝑝 (40 𝐾 )
𝐶𝑝 = 58,2 𝐽/𝐾
Proses volume tetap pada gas
𝑄𝑣 = 1,66 𝑘𝐽 = 1.660 𝐽 → 𝑄𝑣 = 𝐶𝑣 (∆𝑇) → 1.660 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 = 𝐶𝑣 (40 𝐾)
𝐶𝑣 = 41,5 𝐽/𝐾
b. Tetapan umum gas R dihitung sebagai berikut
𝑚 𝑀𝑟
𝐶𝑝 − 𝐶𝑣 = 𝑛𝑅 = .𝑅 → 𝑅 = (𝐶𝑝 − 𝐶𝑣 )
𝑀𝑟 𝑚
28 𝑥 10−3 𝑘𝑔/𝑚𝑜𝑙 (58,2 − 41,5)𝐽
𝑅= = 8,35 𝐽/𝑚𝑜𝑙𝐾
56 𝑥 10−3 𝑘𝑔 𝐾

2. Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam suatu siklus Carnot antara suhu tinggi T1°C
dan dan suhu rendah 127°C. Jika mesin menyerap kalor 60 kkal pada suhu tertinggi
dan membuang kalor 48 kkal, hitunglah:

a. usaha yang dihasilkan dalam satu siklus,


b. efisiensi mesin tersebut, dan
c. besarnya suhu tinggi T1.
Jawab
Diketahui: 𝑇2 = 127° 𝐶, 𝑄1 = 60 𝑘𝑘𝑎𝑙, 𝑑𝑎𝑛 𝑄2 = 48 𝑘𝑘𝑎𝑙.
a. Berdasarkan Hukum Pertama termodinamika:
𝑊 = 𝑄1 – 𝑄2 = 60 𝑘𝑘𝑎𝑙 – 48 𝑘𝑘𝑎𝑙 = 12 𝑘𝑘𝑎𝑙
b. Efisiensi mesin Carnot
𝑊 12 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝜂 = [ 𝑥 100%] = 𝑥 100% = 20%
𝑄1 60 𝑘𝑘𝑎𝑙
c. Efisiensi mesin dalam bentuk suhu dinyatakan dengan persamaan
𝑇2 400 𝐾
𝜂 = [1 − ] 𝑥 100% → 20% = [1 − ] 𝑥 100%
𝑇1 𝑇1
400 𝐾 400 𝐾
= 1 − 0,2 → 𝑇1 = = 500 𝐾 = 227𝑜 𝐶
𝑇1 0,8

3. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K
memiliki efisiensi 40%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 50%, tentukanlah
kenaikan suhu yang harus dilakukan pada reservoir suhu tinggi.
Jawab:
Diketahui: 𝑇1 = 800 𝐾, 𝜂1 = 40%, 𝑑𝑎𝑛 𝜂2 = 50%
 Efisiensi mesin semula 𝜂1 = 40%
𝑇2 𝑇2 𝑇2
𝜂1 = 1 − → 40% = 1 − → = 0,6 → 𝑇2 = 480 𝐾
𝑇1 800 𝐾 800 𝐾
 Agar efisiensi menjadi 𝜂1 = 40% 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑇2 = 480 𝐾
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 32
𝑇2 480𝐾 480 𝐾
𝜂2 = 1 − → 50% = 1 − → = 0,5 → 𝑇1 = 960 𝐾
𝑇1 𝑇1 𝑇1
4. Gambar di samping menunjukkan bahwa 1.200 J kalor mengalir secara spontan dari
reservoir panas bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah
jumlah entropi dari sistem tersebut. Anggap tidak ada
perubahan lain yang terjadi.

Jawab:
Diketahui 𝑄 = 1.200 𝐽, 𝑇1 = 600 𝐾, 𝑑𝑎𝑛 𝑇2 = 300 𝐾

Perubahan entropi reservoir panas:


−𝑄1 −1.200 𝐽
∆𝑆1 = = = −2 𝐽/𝐾
𝑇1 600 𝐾

Perubahan entropi reservoir dingin:


𝑄2 1.200 𝐽
∆𝑆2 = = = 4 𝐽/𝐾
𝑇2 300 𝐾
Total perubahan entropi total adalah Jumlah aljabar perubahan entropi setiap
reservoir:
𝐽 𝐽
∆𝑆𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = ∆𝑆1 + ∆𝑆2 = −2 + 4 = 2 𝐽/𝐾
𝐾 𝐾

5. Sebuah lemari es memiliki koefisien performansi 6. Jika suhu ruang di luar lemari es
adalah 28°C, berapakah suhu paling rendah di dalam lemari es yang dapat
diperoleh?
Jawab:
Diketahui : 𝐾𝑝 = 6, 𝑑𝑎𝑛 𝑇1 = 28𝑜 𝐶
𝑇2
Koefisien performansi maksimum diperoleh sebagai berikut : 𝐾𝑝 = 𝑇1 −𝑇2

dengan T1 adalah suhu tinggi dan T2 adalah suhu rendah. Dari persamaan tersebut
diperoleh:
(𝐾𝑝 )𝑇1 − (𝐾𝑝 )𝑇2 = 𝑇2
(𝐾𝑝 )𝑇1 = (1 + 𝐾𝑝 )𝑇2
𝐾𝑝
𝑇2 = 𝑇1
(𝐾𝑝 + 1)
Dari soal diketahui 𝑇1 = (28 + 273)𝐾 = 301 𝐾 𝑑𝑎𝑛 𝐾𝑝 = 6,0 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 33
Paling rendah di dalam lemari es 𝑇2 dapat dihitung:
6,0
𝑇2 = 𝑥 (301 𝐾) = 258 𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 − 15𝑜 𝐶
1 + 6,0

 Bahan Diskusi III


1. Suatu mesin Carnot bekerja diantara suhu 600 K dan 300 K serta menerima kalor
sebesar 1.000 joule (seperti terlihat pada gambar).

Usaha yang dilakukan mesin dalam satu siklus adalah ....

2. Suatu gas monoatomik mengalami proses termodinamika seperti grafik berikut ini.

Tentukanlah:
a. Usaha yang dilakukan gas selama proses ABC
b. Perubahan energi dalam
c. Kalor yang diserap selama proses ABC
3. Sebuah mesin Carnot menerima 2.000 J dari reservoir panas dan melepaskan 1.750
J pada reservoir dingin. Dengan demikian, efisiensi mesin tersebut adalah ....
4. Satu kilogram es pada 0°C dicairkan dan diubah menjadi air pada 0°C. Hitunglah
perubahan entropinya, asumsikan bahwa peleburan berlangsung
secara reversibel.
5. Sebuah refrigerator membutuhkan usaha 68,2 kJ untuk membuat es batu dari 1 liter
air pada suhu 10°C. Tentukanlah:
a. energi panas yang harus dikeluarkan, dan
b. koefisien performansi refrigerator.

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 34


C. RANGKUMAN

D. SOAL LATIHAN
1. Sepuluh mol gas ideal pada awalnya bersuhu 27°C dengan tekanan 4 atm. Gas
mengembang secara isotermal dan tekanannya menjadi 2 atm. Tentukan usaha luas yang
dilakukan gas jika R = 8,31 J/mol K dan ln 2 = 0,693.

2. Sebanyak 55 g gas nitrogen dipanaskan dari suhu –3°C menjadi 37°C. Jika nitrogen
tersebut dipanaskan dalam bejana yang dapat memuai, diperlukan kalor sebesar 2,33 kJ.
Jika nitrogen tersebut dipanaskan dalam bejana yang tidak dapat memuai, diperlukan kalor
1,66 kJ. Hitunglah kapasitas kalor gas nitrogen.
3. Sejumlah gas ideal mengalami proses siklus seperti grafik berikut.

Tentukanlah usaha yang dibutuhkan untuk 2 kali siklus.

4. Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam satu siklus mesin Carnot antara suhu 127°C dan
227°C serta menyerap kalor 60 kkal. Jika diketahui 1 kalori = 4,2 J, tentukanlah usaha yang
dihasilkan dalam satu siklus
5. Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam suatu siklus carnot antara 227°C dan 127°C, serta
menyerap kalor sebesar 66 kkal pada temperatur tinggi. Hitunglah efisiensi mesin dan
usaha yang dilakukan dalam satu siklus.
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 35
6. Suhu di dalam mesin pendingin –3°C dan suhu di luarnya 27°C. Jika daya yang dipakai
untuk mengaktifkan mesin pendingin adalah 250 watt, besarnya panas yang dikeluarkan
dari ruangan setiap jamnya adalah ....

7. Sebuah mesin termodinamika menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K yang
memiliki efisiensi 20%. Hitunglah kenaikan suhu reservoir suhu tinggi agar efisien
maksimum mesin tersebut menjadi 36%.

8. Selama satu siklus, mesin Carnot memindahkan 100 joule energi dari reservoir bersuhu
127°C, melakukan usaha, dan membuang panas ke reservoir bersuhu 27°C. Hitunglah:
a. efisiensi mesin Carnot,
b. perubahan entropi reservoir suhu tinggi,
c. perubahan entropi reservoir suhu rendah, dan
d. perubahan entropi total.

9. Sebuah lemari es memiliki suhu paling rendah di dalamnya –15°C. Jika suhu ruang di luar
lemari es = 28°C, koefisien performansi lemari es tersebut adalah ....
10. Perpindahan kalor yang ditunjukkan pada gambar adalah
𝑄𝐴 = 20 𝑘𝐽, 𝑄𝐵 = 10 𝑘𝐽, 𝑄𝐶 = 30 𝑘𝐽 𝑑𝑎𝑛 𝑄𝐷 = 8 𝑘𝐽

Tentukanlah:
a. usaha yang dilakukan mesin dalam satu siklus, dan
b. efisiensi mesin tersebut.

BAB GELOMBANG MEKANIK


3

A. PETA KONSEP
B. MATERI
1. Pemantulan
2. Pembiasan
3. Difraksi
4. Interferensi

C. RANGKUMAN
D. SOAL LATIHAN

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 36


BAB GELOMBANG BERJALAN &
4 STASIONER

A. MATERI
1. Persamaan gelombang
2. Besaran-besaran fisis

B. SOAL LATIHAN

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 37


BAB GELOMBANG BUNYI &
5 CAHAYA

A. MATERI
Gelombang Bunyi:
1. Karakteristik gelombang bunyi
2. Cepat rambat gelombang bunyi
3. Azas Doppler
4. Fenomena dawai dan pipa organa

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 38


5. Intensitas dan taraf intensitas
Gelombang Cahaya:
1. Spektrum cahaya
2. Difraksi
3. Interferensi
4. Polarisasi
5. Teknologi LCD dan LED

B. SOAL LATIHAN

BAB ALAT OPTIK &


6 OPTIKA GEOMETRI

A. MATERI
Alat Optik
1. Mata dan kaca mata
2. Kaca pembesar (lup)
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 39
3. Mikroskop
4. Teropong
5. Kamera
Optika Geometri

B. SOAL LATIHAN

BAB PEMANASAN GLOBAL


7

A. MATERI
Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 40
1. Gejala Pemanasan global dan Alternatif Solusinya
2. Kesepakatan Internasional Tentang Pemanasan Global

B. SOAL LATIHAN

Sri Lestari Diktat Fisika Kelas XI/Sem.2/2020-2021/hal. 41

Anda mungkin juga menyukai