Anda di halaman 1dari 12

PROJECT MK.

PERKEMB. PESERTA
DIDIK
PRODI S1 FIS – PEND GEO
B

SKOR :

PROJECT
PENGARUH MORAL TERHADAP PRESTASI SISWA

Disusun Oleh:

1. Ayu Dearmas Purba (3193331009)


2. Dewi Nelly Simanjuntak (3193131017)
3. Dimas Hernowo (3193131003)
4. Ernawati Marbun (3191131013)
5. Ferlianus Waruwu (3192131001)

Dosen Pengampu : Drs. Robenhart Tamba, M. Pd.


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah menberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat membuat makalah yang
berjudul “Pengaruh Moral Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar” Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Manajemen Peserta Didik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak bantuan yang penulis terima dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orangtua yang telah melahirkan, menjaga, membesarkan dan membimbing saya.
2. Bapak dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Peserta Didik.
3. Rekan-rekan dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang
ikut berpartisipasi memberikan bantuan dan juga dorongan, semangat kepada penulis dalam
membuat makalah ini.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bisa menjadi bahan bacaan bagi siapa
saja yang peduli pada pendidikan, kritik dan saran yang membangun dari siapa saja tetap
penulis tunggu dan akan penulis gunakan sebagai bahan untuk memperbaiki penampilan
dan subtansi isi makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembaca yang berkenan memberikan kritik dan saran terhadap isi makalah ini.

Medan, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN UTAMA
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Batasan Masalah ..................................................................................2
D. Tujuan Penulisan ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian moral .................................................................................3
B. Teori perkembangan moral ..................................................................4
C. Faktor yang mempengaruhi moral .......................................................4
D. Pengertian prestasi belajar ...................................................................5
E. Hubungan moral siswa terhadap prestasi belajar .................................6
BAB III PENUTUP
A. Penutup ............................................................................................. 11
B. Saran ..................................................................................................11
DFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan
output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses
merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses
yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk
menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang
dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang
pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan
perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok
sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal.
Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa
dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan
dan minat yang dimilikinya. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia
yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang
baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah
melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama.
Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indicator yang
penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain disamping proses pengajaran itu sendiri. (Suharsimi Arikunto, 1990 : 21)
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi dan disiplin saja, tetapi juga
dipengaruhi oleh moral peserta didik tersebut. Motivasi adalah daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk
melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan (Sardiman, 2000 : 71). Motivasi
dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum
dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang
lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa
yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk
ditampilkan oleh para siswa. Moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik
atau buruk, pantas atau tidak pantas, benar atau salah yang harus dilakukan atau yang harus
dihindari dalam menjalankan hidup. Untuk itu dalam penulisan makalah ini penulis
mengangkat judul tentang “Pengaruh moral peserta didik terhadap prestasi belajar”.

B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu melihat bagaimana
pengaruh moral peserta didik terhadap prestasi belajar disekolah.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh moral peserta didik terhadap prestasi belajar
disekolah.
2. Untuk menembah wawasan penulis dalam menulis makalah.
3. Sebagai tugas akhir mata kuliah Manajemen Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari kata latin yaitu kata mos atau mores yang berarti kebiasaan,
Yusan (1977) mengungkapkan bahwa moral adalah kebiasaan atau aturan yang harus
dipatuhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam arti, moral merupakan
seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, benar atau
salah yang harus dilakukan atau yang harus dihindari dalam menjalankan hidup. Kholberg
mengemukan moral itu tiga pengertian yang berbeda satu sama lain, yaitu pandangan
moral, persaan moral, dan tingkah laku moral.
Pandangan moral adalah pendapat atau pertimbangan seseorang tentang persoalan
moral. Persaan moral merupakan perasaan moral yang terjadi dalam diri remaja setelah dia
mengambil keputusan untuk melakukan tingkah laku yang bermoral atau tidak. Tingkah
laku moral merupakan tindakan yang dilakukan sesuai dengan aturan etika moral.

B. Teori Perkembangan Moral


Ada beberapa teori yang membahas perkembangan moral:
1. Perkembangan moral menurut teori belajar social
Menurut teori belajar social perkembangan social merupakan proses yang dipelajari
selama proses interkasi social seseorang dengan orang lain. Perkembangan social
berlangsung melalui proses peniruan, latiahan, dan penguaran (Furmann, 1990). Remaja
akan berkembang moralnya dengan baik apabila dalam sejarah kehidupannya, ia dapat
meniru orang lain di lingkungannya bertingkah laku moral dan sekaligus dilatih melakukan
tingkah laku moral.
Dalam proses peniruan, anak mengenal tingkah laku morar dengan jalan mengamati
tingkah laku orang tua dan orang dewasa lainnya. Oleh karena itu, interaksi yang bermoral
dengan orang tua dan guru khususnya serta orang dewasa umumnya sangat penting
pengaruhnya untuk mengembangkan moral anak.

2. Perkembangan moral menurut kognitif


Pelopor teori Kognitif adalah Jean Piaget yang menentukan bahwa perkembangan
kognitif erat kaitannya dengan perkembannganmoral remaja. Oleh karena itu
perkembangan moral remaja tergantung pada perkembangan kognitifnya. Piaget
(Furmanm, 1990) berpendapat bahwa terdapat hubunngan yang sejajar antara
perkembangan moral dengan perkembangan kognitif. Tujuannya agar terjadi
keseimbangan kehidupan individu dengan tuntutan lingkungan, yang pada akhirnya akan
mendatangkan kepuasan dan ketentuan pada diri remaja.
Piaget menyakini apabila perkembangan kognitif terlambat maka perkembanga
moral juga terlambat, begitu juga remaja pada taraf perkembangan moral yang disebut
moral otonom yang muali dicapai pada umur 11 tahun. Pandangan remaja yang bermoral
otonom temtang hukum adalah bukan sesuatu yang berlaku secara mekanis tapi merupakan
jika ada seseorang yang melakukan pelanggaran. Moral remaja harus di bentuk oleh orang-
orang yang ada dilingkungannya, apakah itu dilingkuang keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.

Tahap- tahap perkembangan moral menurut Kholberg:


1. Tingkat pramoralitas
a. Periode nol
Pada tingkatan ini pemahaman anak tentang baik dan buruk, benar dan salah ditentukan
oleh akibat fisik yang ditimbulkan oleh tindakan itu sendiri, seperti hukuman, ganjaran
yang bersifat fisik atau materi yang diberikan oleh orang yang berkuasa terhadap anak
b. Periode satu
Suatu tingkah laku bermoral bagi anak kalau tingkah laku itu patuh mengikuti kemauan
orang yang berkuasa, seperti orang tua.
c. Periode dua
Anak memahami benar, salah, baik, pantas tergantung kepada tingkah laku itu memuaskan,
menimbulkan kenikmatan pada diri sendiri atau orang lain.
2. Moralitas dianggap kesamaan peran yang biasa
a. Periode tiga
Pada periode ini anak memahami bahwa tingkah laku moral adalah mengakui dan
mengikuti aturan- aturan yang terlah ditentukan oleh orang dewasa
b. Prieode empat
Periode perkembangan moral tahap ini ditandai oleh pemahaman anak bahwa tingkah laku
baik atau benar adalah menaati atau hukuman yang telah disepakati bersama dan menguasai
kehidupan masyarakat.

3. Moralitas dengan penerimaan prinsip- prinsip moral


a. Periode lima
Pada tingkatan perkembangan moral ini anak mulai memahami nilai moral dan prinsip
moral merupakan standar keberan yang benar dan dapat terjadi pertentangan dengan apa
saja yang diterimanya.
b. Periode enam
Periode ini mendalami tentang prinsip kebenaran yang abstrak dan universal misalnya,
keberan dalam kitap suci atau aturan yang menjunjung tinggi prinsip keadilan.

C. Factor yang Mempengaruhi Moral


Menurut para ahli psikoanalisasi disamping factor kognitif dan lingkungan social
penting artinya bagi perkembangan moral peserta didik. Karena akan mempengaruhi
perkembangan moral peserta didik tersebut, selain dua hal tersebut ada beberapa hal yang
bisa mempengaruhi moran peserta didik atau anak, yaitu ;
1. Orang tua tau guru sebagai model.
2. Disiplin yang diberikan orang tua.
3. Interaksi dengan teman sebaya.
Peserta didik menjadikan orang tua maupun orang dewasa lainnya sebagai model
atau melatih mereka langsung mengenai moral. Melatih peserta didik tentang moral
dilakukan melalui disiplin yang dilakukan orang tua terhadap anak. Peserta didik di usia
sekolah memiliki keingnintahuuan yang tinggi, dan dengan rasa ingin tahunya tersebut
meseka sering meniru perbuatan atau tingkah laku dari orang-orang dewasa yang ada
disekitarnya. Hubungan moral anak dengan disiplin orang tua sangatlah penting karen
lingkungan keluarga adalah lingkungan terdekat bagi anak. Untuk itu orang tua harus bisa
mendidik anak dirumah dan menerapkan prilaku yang baik sehingga anak bisa moral dan
bertingkah laku dengan baik.

D. Pengertian Prestasi Belajar


Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang
nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah
melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Apabila pemberian materi
telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran
dari prestasi belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga
mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu. “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan guru” (Tulus Tu`u, 2004:75).
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil
kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang
langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf. Keberhasilan
siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat
kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian
yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik
dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong
anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan
pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tulus Tu`u, 2004: 81).
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada
minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar,
cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana
keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib,
teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tulus
Tu`u, 2004:81). Sedangkan Syah (1999:144) secara global menjelaskan faktor–faktor
yangmempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran mater–materi pelajaran.

Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat
yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik
dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan
guru.
Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan
sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam
pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi
belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut.
Di era globalisasi sekarang ini, ada banyak hal ayng bisa merusak moral sanak atau
peserta didik. Oleh karena itu, para siswa pada masa sekarang ini, menghadapi begitu
banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran pun terhambat
dan belum optimal. Menurut Slameto (2003: 54–71) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi belajar anak antara lain :
1. Faktor – faktor Intern
a. Faktor jasmaniah meliputi faktor Kesehatan, faktor Cacat tubuh.
b. Faktor psikologis meliputi faktor Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan,
Kesiapan.
c. Faktor Kelelahan meliputi, Kelelahan jasmani,Kelelahan rohani (bersifat psikis) yaitu
kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan
membaringkan tubuh, kelelahan rohani terliahat dengan adanya kebosanan sehingga minat
belajar kurang.

2. Faktor – faktor Ekstern


a. Faktor keluarga meliputi, Cara orang tua mendidik moral anak, Relasi antar anggota
keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Pengertian orang tua, Latar belakang
kebudayaan.
b. Faktor Sekolah meliputi, Metode mengajar, Kurikulum, Relasi guru dengan siswa, Relasi
siswa dengan siswa, Disiplin sekolah, Alat pelajaran, Waktu sekolah, Standart pelajaran di
atas ukuran, Keadaan gedung, Metode belajar, Tugas rumah.
c. Faktor masyarakat mliputi, Kegiatan siswa dalam masyarakat, Mass media, Teman
bergaul, Bentuk kehidupan masyarakat
Dengan menjelaskan prestasi belajar di atas bisa mengetahui tentang bagaimana
proses dari belajar mengajar yang merupakan suatu proses mendasar dalam pencapaian
prestasi belajar. Prestasi belajar yang kurang optimal, hal itu kemungkinan disebabkan
siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu untuk mengetahui faktor–faktor
apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

E. Hubungan Moral Peserta Didik terhadap Prestasi Belajar


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa antara moral peserta didik dengan
hasil belajar terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Bagi peserta didik yang
memiliki moral yang baik maka dalam melaksanakan pembelajaran disekolah akan baik
karena anak atau peserta didik tersebut dalam kehidupan sehari-harinya bermoral baik.
Begitu juga dengan anak atau peserta didik yang moralnya tidak baik dalam melaksanakan
proses bembelajaran di sekolah peserta didik tersebut akan bermalan-malasan. Untuk
meningkatkan prestasi peserta didk dalam pembelajaran disekolah, sangat ditenntukan
oleh moral peserta didik tersebut.
Oleh karna itu peranan orang tua dan guru sebagai pendidik harus mencerminkan
moral atau tingkah lakku yang baik kepada anak atau peserta didik, karena anak/peserta
didik yang memiliki rasa ingin tahu yang besar tersebut akan mencoba apa yang mereka
liat dalam kehidupan sehari-hari mereka

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau
tidak pantas, benar atau salah yang harus dilakukan atau yang harus dihindari dalam
menjalankan hidup.
Ada beberapa teori yang membahas perkembangan moral:
1. Perkembangan moral menurut teori belajar social.
2. Perkembangan moral menurut kognitif.
Tahap- tahap perkembangan moral menurut Kholberg:
1. Tingkat pramoralitas.
2. Moralitas dianggap kesamaan peran yang biasa.
3. Moralitas dengan penerimaan prinsip- prinsip moral.
Prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam
mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat
berupa angka atau huru
DAFTAR PUSTAKA

Hadiyanto. (2000). Manajemen Peserta Didik. Padang:UNP PRESS


Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka
Cipta
Tim Pembina. (2008). Pengantar Pendidikan. Padang:UNP PRESS
Tim Pembina. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Padang:UNP PRESS
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:Grasinda

Anda mungkin juga menyukai