Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN KELAUTAN


Dengan Materi
Asuhan keperawatan Kegawatdaruratan pada kapal kebakaran

DISUSUN OLEH
KELOMPK 1 :

 FITRIA GOSAL (1814201266)


 NATHASYA G LANAWAANG (1814201270)
 SEYLIN KEMBAU (1814201080)
 LIKIUS MANORI (1814201083)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


MANADO
2020

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kecelakaan dapat terjadipada kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedangkan berlabuh
atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat dj pelabuhan/terminal meskipun sudah
dilakukan usaha/upaya agar kuat untuk menghindarinya.
Manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Health and Safety
Act, 1974 untuk melindungi pelaut pelayar dan mencegah resiko-resiko dalam melakukan
suatu aktivitas diatas kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik
dalam keadaan normal maupun darurat.
Suatu keadaan darurat biasanya terjadi sebagai akibat tidak bekerja normalnya suatu
sistem secara prosedural ataupun karena gangguan alam. Keadaan darurat adalah keadaan
yang lain dari keadaan normal yang mempunyai kecenderungan atau potensi tingkat yang
membahayakan baik bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan.
Kebakaran dikapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran,
misalnya dikamar mesin, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan
tempat akomodasi Nahkoda dan anak buah kapal. Sedangkan ledakan dapat terjadi karena
kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi karena ledakan, yang pasti kedua duanya dapat
menimbulkan situasi darurat serta perlu untuk diatasi, keadaan darurat pada situasi kebakaran
dan ledakan tentu sangat berbeda dengan keadaan darurat karena tubrukan, sebab pada situasi
yang demikian terdapat kondisi yang panas serta ruang gerak terbatas dan kadang-kadang
kepanikan atau ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan
yang digunakan sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah.

Dalam makalah ini kami kelompok akan membahas materi yang berhubungan dengan
Keperawatan Kegawatdaruratan Kelautan pada kapal yang mengalami kebakaran
pada kapal dengan landasan teori yang akan kelompok bahas dibawah ini.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari keperawatanKegawatdaruratan Kelautan mengenai
kebakaran pada kapal.
2. Untuk mengetahui penyebabnya
3. Untuk mengetahui penyebab dari masalah yang terjadi
4. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi akibat kebakaran
5. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi kejadiannya
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan Kegawatdaruratan keperawatan
7. Untuk mengetahui bagaimana Cara pelaksanaan SPO penyelamatan dalam
Kebakaran.
8. Dan untuk mengetahui edukasi penahanan pada pasien yang mengalami kecelakaan
pada kapal yang terbakar.

C. Manfaat
Agar mahasiswa atau pembaca dapat mengerti dan memahami apa itu Keperawatan
Kegawatdaruratan Kelautan dan prosedur penanganan pada kebakaran yang terjadi di kapal,
serta apa saja dampak yang terjadi pada masalah ini dan seperti apa penatalasanaan yang
harus di lakukan oleh perawat atau siapa saja dalam menangani masalah ini.

BAB II
TUJUAN TEORI

A. Definisi

Kebakaran adalah suatu keadaan darurat yang disebabkan karena terjadinya kebakaran/ledakan di
berbagai tempat yang rawan di atas kapal yang dapat membahayakan jiwa manusia.
Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran. Misalnya di
kamar mesin, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan tempat akomodasi nahkoda dan
anak buah kapal. Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi akibat
ledakan, yangpasti kedua-duanya dapat menimbulkan situasi daruat serta perlu di atasi, keadaan darurat pada
situasi kebakaran dan ledakan tentu sangat berbeda dengan keadaan darurat karena tubrukan, sebab pada situasi
demikian terdapat kondisi yang panas serta ruang gerak terbatas dan kadang-kadang kepanikan atau
ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan yang digunakan sudah tidak layak
atau tempat penyimpanan telah berubah.

B. Etiologi
Terjadinya kebakaran di atas kapal umumnya disebabkan oleh berbagai macam
penyebab, salah satunya karena kenaikan temperatur pada ruangan yang berdampingan
dengan bunker dan sekat kapal yang terlalu panas. Resiko kebakaran pada kapal meningkat
jika kapal yang bersangkutan itu menggunakan material yang mudah terbakar dan tumpukan
cat yang di tempatkan didalam kabin.
Kebakaran bisa terjadi pada kapal apapun, salah satunya pada kapal penumpang. Pada
kapal penumpang kebanyakan kebakaran dipicu oleh tetesan bahan bakar dari mobil di dalam
kapal dan diperparah oleh perilaku buruk para pengemudi mobil yang membuang puntung
rokok sembarangan. Sering juga kebakaran dikapal terjadi akibat aliran pendek (short
circuits) yang disebabkan oleh tidak sempurnanya pemasangan kabel-kabel listrik, kejelekan
isolasi listrik dan adanya temperatur yang tinggi pada ruangan yang berdampingan. Percikan
api yang kecil sekalipun akan menimbulkan kebakaran atau ledakan. Perlengkapan alat
pemadam kebakaran wajib disiapkan untuk menjaga terjadinya kebakaran dan untuk
menghindari akibat dari kebakaran tersebut.
International Maritime Organization(IMO) mengeluarkan beberapa peraturan yang
bertujuan untuk menjamin keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan polusi, salah
satunya yaitu SOLAS 74 (Safety of Life at Sea).Terkait dengan tingginya tingkat risiko
kebakaran yang dapat terjadi di kapal laut dan menyebabkan kerugian finansial yang cukup
besar bahkan sampai menelan korban jiwa yang jumlahnya tidak sedikit, maka diperlukan
suatu sistem penanggulangan kebakaran khususnya pada kapal penumpang.
Kebakaran tidak akan terjadi apabila tidak ada tiga faktor penyebab timbulnya api
atau yang biasa disebut dengan segitiga api, tiga faktor tersebut adalah , Barang yang mudah
terbakar (bahan bakar), Panas (sumber api), Adanya oksigen yang berasal dari udara.

C. Manifestasi Klinis Pada Pasien Kapal Kebakaran

Manifestasi klinik yang muncul pada pasien/penumpang kapal yang mengalami luka
bakar sesuai dengan kerusakannya :
1. Grade I
pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema subkutan, luka
merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi
infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputih-putihan dan
hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu
Skingraff.

D. Faktor Resiko Terjadinya


Terjadinya kebakaran di atas kapal umumnya disebabkan oleh berbagai macam
penyebab, salah satunya karena kenaikan temperatur pada ruangan yang berdampingan
dengan bunker dan sekat kapal yang terlalu panas. Resiko kebakaran pada kapal meningkat
jika kapal yang bersangkutan itu menggunakan material yang mudah terbakar dan tumpukan
cat yang di tempatkan didalam kabin.
Kebakaran bisa terjadi pada kapal apapun, salah satunya pada kapal penumpang. Pada
kapal penumpang kebanyakan kebakaran dipicu oleh tetesan bahan bakar dari mobil di dalam
kapal dan diperparah oleh perilaku buruk para pengemudi mobil yang membuang puntung
rokok sembarangan. Sering juga kebakaran dikapal terjadi akibat aliran pendek (short
circuits) yang disebabkan oleh tidak sempurnanya pemasangan kabel-kabel listrik, kejelekan
isolasi listrik dan adanya temperatur yang tinggi pada ruangan yang berdampingan. Percikan
api yang kecil sekalipun akan menimbulkan kebakaran atau ledakan.

E. Klasifikasi Kejadian

F. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Keperawatan


Sebagai bagian integral pelayanankegawatdaruratan, pelayanan
keperawatanmengutamakan akses pelayanan kesehatanbagi korban dengan tujuan untuk
mencegahdan mengurangi angka kesakitan, kematiandan kecacatan. Kemampuanperawat
sebagaipelaksana pelayanan keperawatan gawatdarurat masih sangat terbatas
untukmendukung terwujudnya pelayanankegawatdaruratan yang berkualitas.Saatbekerja di
rumah sakit, perawat diharapkanmampu melakukan triase, resusitasi denganatau tanpa alat,
mengetahui prinsipstabilisasi dan terapi definitif, mampubekerja dalam tim, melakukan
komunikasidengan tim, pasien beserta keluarganya.Metode penelitian deskriptif dimana
akanmenjelaskan tentang kasus yang dialamioleh pasien korban kebakaran pada kapal
tersebut.

Penatalaksanaan kegawatdaruratan keperawatan ini adalah suatu perencanaan yang


dilakukan oleh perawat melalui komunikasi pada pasien dalammenyampaikan dan
mendapatkan respon. Bagi perawat yang bekerja dalam menangani pasien korban kebakaran
pada kapal tersebut adalah sebuah keterampilan mutlak yang harus dimiliki, karena dengan
komunikasi seorang perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara profesional
dalam mengimplementasikannya. karna dengan begitu perawat dapat mengumpulkan data
pengkajian, mengumpulkan data fokus untuk menegakkan diagnosa keperawatan serta dengan
komunikasi akan memperlancar semua tindakan keperawatan yang direncanakan
sampaipemberian pendidikan kesehatan pada pasien korban kebakaran tersebut.

G. SPO Penyelamatan Kapal Kebakaran


Tindakan awal Cara Pemadam Kebakaran Di Atas Kapal harus dilakukan dengan
cepat dan tepat, karena keterlambatan atau kesalahan bertindak dapat mengakibatkan
kegagalan fatal. Untuk dapat bertindak dengan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan
tentang cara-cara pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang memadai.

-Sijil Kebakaran Diatas Kapal


Sijil kebakaran adalah suatu daftar yang berisi tugas masingmasing individu dikapal,
apabila terjadi kebakaran. Pemadaman kebakaran dikapal harus dilaksanakan secara kerja
sama (Team work), maka untuk dapat dilaksanakan dengan baik harus dilakukan latihan
kebakaran secara rutin. membiasakan dan membuat awak kapal menjadi profesional, tangguh
dan sigap dalam melaksanakan tugasnya masing masing diatas kapal dalam mengatasi situasi
kebakaran.

-Jenis Dan Macam Alat Pemadam Kebakaran


Berdasarkan bahan yang terbakar maka api dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain :
1. Api kelas A, yang terbakar bahan padat
2. Api kelas B, yang terbakar bahan cair/gas
3. Api kelas C, yang terbakar melibatkan arus listrik
4. Api kelas D, bahan yang terbakar logam
Klasifikasi jenis kebakaran tersebut diatas terbentuk sesudah tahun 1970, sebelumnya hanya
kelas A, B, C.

-3 Cara Pemadam Kebakaran Di Atas Kapal


Terdapat 3 (tiga) cara untuk mengatasi/memadamkan kebakaran :
1. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan /
benda-benda yang dapat terbakar
2. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan panas atau suhu.
Bahan airlah yang paling dominan digunakan dalam menurunkan panas dengan jalan
menyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api.
3. Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakaran dengan mengurangi kadar /
prosentase O2 pada bendabenda yang terbakar.

-Bahan Pemadam Kebakaran


Bahan peadam kebakaran yang banyak dijumpai dan dipakai pada saat ini antara lain :
1. Bahan pemadam Air
2. Bahan pemadam Busa (Foam)
3. Bahan pemadam Gas CO2
4. Bahan pemadam powder kering (Dry chemical)
5. Bahan pemadam Gas Halon (BCF)

-Alat Alat Pemadam Kebakaran Diatas Kapal


Agar penggunaan bahan-bahan pemadam kebakaran benarbenar mencapai sasaran dengan
tepat, cepat, aman dan ekonomis, maka perlu diciptakan berbagai macam-macam peralatan
pemadam kebakaran baik yang berupa instalasi maupun tabung-tabung dalam berbagai
ukuran.
1. Instalasi Pemadam Kebakaran
Instalasi ini dipasang pada bangunan atau ruangan-ruangan tertentu seperti di Hotel-hotel
besar, perkantoran, gudang, pabrik juga pada kapal - kapal.
2. Instalasi pompa pemadam kebakaran tetap
Bahan pemadam yang digunakan adalah air yang diisap dengan pompa dari laut, sungai,
sumur, kolam maupun tangki air, dialirkan melalui pipa serta menyemprotkan melalui
selang dan pipa penyemprot (Nozzle)
3. Pipa Penyemprot ( Nozzle )
Pipa penyemprot pada saat ini ada 2 macam yaitu yang pertama disebut nozzle tunggal,
sedangkan macam yang lain disebut nozzle serba guna (all purpose nozzle) dapat
berfungsi untuk memancarkan dan mengabutkan air serta dapa menahan keluarnya air.
4. Instalasi CO2
Bahan pemadam kebakaran gas CO2 adalah bahan pemadam yang sangat efektif untuk
memadamkan api kelas C, namun dapat juga digunakan untuk kelas A maupun kelas B.
5. Portable Fire Extinguisher
6. Botol pemadam Kebakaran Acid
Alat ini dinamakan pemadam kebakaran basah, karena pada saat disemprotkan yang
keluar adalah air, dengan demikian cocok digunakan untuk memadamkan kebakaran type
C.
7. Botol pemadam Kebakaran Busa ( foam)
Alat Botol pemadam kebakaran ini dapat menghasilkan busa pemadam sebanyak kurang
lebih 10 x dari isi botol api tersebut dan disertai gas dengan tekanan, sehingga busa dapat
dipancarkan keluar melalui nozzle pada waktu memadamkan kebakaran. Lihat gambar isi
dari botol kabakaran busa (foam) dibawah ini.
8. Botol Pemadam Kebakaran Gas Asam Arang
Alat ini terdiri dari botol baja yang kuat tahan tekanan, berisi zat asam arang (CO2)
dengan tekanan tinggi (kurang lebih 150 atm). Jika gas asam arang keluar dari tabung
melalui corong sebagian dari zat asam arang membeku (salju) dengan cepat sekali
sehingga suhunya akan turun sampai – 700C. Berat zat asam arang (CO2) pada alat ini +
7 kg. Biasanya pada botol tercantum ketentuan berat pada saat kosong dan berat pada saat
isi penuh.
9. Botol Pemadam Kebakaran B.C.F BCF
(Bromocloro Difluormethane) adalah salah satu jenis dari gas Halon (Halon 1211).
Prinsip pemadamannya adalah sama dengan gas CO2 atau dry chemical, yaitu dengan
cara mengisolasi kebakaran. Dan paling baik untuk memadamkan kebakaran dialat-alat
permesinan/lstrik Bahan BCF adalah gas Halon yang tidak berbahaya, tidak merupakan
peralatan dan tidak mengalirkan listrik.
10. Fireman’s outfit (perlengkapan juru pemadam kebakaran)
Terdiri dari :
• Helm
• Breathing apparatus
• Baju tahan api
• Sarung tangan

H. Edukasi Penanganan Pada Kapal Kebakaran


1. pola penanggulangan keadaan darurat Penanggulangan keadaan darurat didasarkan pada
suatu pola terpadu yang menginteraksikan aktivitas atau upaya. Penanggulangan keadaan
darurat tersebut secara cepat, tepat dan terkendali atas dukungan dari instansi dan sember
daya manusia serta fasilitas yang tersedia. Dengan memahami pola penaggulangan keadaan
darurat ini dapat diperoleh manfaat berupa mencegah kemungkinan kerusakan akibat
meluasnya kejadian darurat itu lalu memperkecil kerusakan-kerusakan lingkungan, serta
dapat menguasai keadaan.Untuk menanggulangi keadaan darurat diperlukan beberapa
langkah mengantisifasi yang terdiri dari

a. Pendataan
Dalam menghadapi setiap keadaan darurat selalu diputuskan tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi peristiwa tersebut maka perlu dilakukan pendataan sejauh mana keadaan
darurat tersebut dapat membahayakan manusia(Pelaut), kapal dan lingkungannya serta
bagaimana cara mengatasinya di sesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia.
Langkah-langkah pendataan antara lain:
1) Tingkat kerusakan kapal
2) Gangguan keselamatan kapal
3) Keselamatan manusia
4) Kondisi muatan
5) Pengaruh kerusakan pada lingkungsn
6) Kemungkinan membahayakan terhadap dermaga atau kapal lain

b. Peralatan
Sarana dan prasarana yang digunakan disesuaikan dengan keadaan darurat yang dialami
dengan memperhatikan kemampuan kapal dan manusia untuk melepaskan diri dari keadaan
darurat tersebut hingga kondisi normal kembali. Petugas dan anak buah kapal terlibat dalam
operasi mengatasi keadaan darurat ini seharusnya mampu untuk bekerjasama dengan pihak
lain bila mana diperlukan (Dermaga, kapal lain team SAR).Secara keseluruhan peralatan yang
di pergunakan dalam keadaan darurat adalah:
1) Breathing Apparatus
2) Alarm
3) Fireman Out Fit
4) Tandu
5) Kotak First Aid
6) Alat Komunikasi dan lain-lain disesuaikan dengan keadaan daruratnya.

Setiap kapal harus mempunyai team-team yang bertugas dalam perencanaan dan
penerapan dalam mengatasi keadaan darurat keadaan-keadaan darurat ini harus meliputi
semua aspek dari tindakan-tindakan yang harus diambil pada saat keadaan darurat serta
dibicarakan dengan penguasa pelabuhan, pemadam kebakaran, alat negara dan instansi lain
yang berkaitan dengan pengarahan tenaga, penyiapan prosedur dan tanggung jawab
organisasi, sistem, komunikasi, pusat pengawasan, inventaris dan detail lokasinya.

2. Tata cara dan tindakan yang akan diambil antara lain:

Persiapan yaitu langkah-langkah persiapan yang di perlukan dalam menangani


keadaan darurat tersebut berdasarkan jenis dan kejadiannya. Prosedur praktis dari
penanganan kejadian yang harus diikuti dari beberapa kegiatan bagian secara terpadu.
Organisasi yang solid dengan garis-garis kounikasi dan tanggung jawabnya. Prosedur diatas
harus meliputi segala macam keadaan darurat yang ditemui baik menghadapi kebakaran,
kandas,pencemaran dan harus dipahami benar benar oleh pelaksana yang secara teratur dilatih
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Keseluruhan kegiatan tersebut diatas merupakan
suatu mekanisme keadaan darurat dapat berlangsung secara bertahap tamppa harus
menggunakan waktu yang lama,aman, lancar dan tingkat penggunaan biaya yang memadai
Untuk itu peran aktif anak buah kapal sangat tergantung pada kemampuan individual untuk
memahami mekanisme kerja yang ada, serta dorongan rasa tanggung jawab yang didasari
pada prinsip kebersamaan dalam hidup bermasyarakat di atas kapal. Mekanisme kerja yang
diciptakan dalam situasi darurat tentu sangat berbeda dengan situasi normal, mobilitas yang
tinggi selalu mewarnai aktivitas keadaan darurat dengan lingkup kerja yang biasanya tidak
dapat dibatasi oleh waktu karena tuntutan keselamatan oleh sebab itu loyalitas untuk
keselamatan bersama selalu terjadi karena ikatan moral kerja dan dorongan demi
kebersamaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang sudah kelompok kami bahas di atas maka kelompok
memberikan kesimpulan bahwa:
Keperawatan Kegawatdaruratan Kelautan mengenai kebakaran pada kapal
adalah suatu keadaan darurat yang terjadi yang membahayakan nyawa, yang
membutuhkan bantuan segera dan penanganan segera. Suatu keadaan darurat biasanya
terjadi sebagai akibat tidak bekerja normalnya suatu sistem secara prosedural ataupun karena
gangguan alam. Keadaan darurat adalah keadaan yang lain dari keadaan normal yang
mempunyai kecenderungan atau potensi tingkat yang membahayakan baik bagi keselamatan
manusia, harta benda maupun lingkungan.

Terjadinya kebakaran di atas kapal umumnya disebabkan oleh berbagai macam penyebab,
salah satunya karena kenaikan temperatur pada ruangan yang berdampingan dengan bunker dan
sekat kapal yang terlalu panas.

Manifestasi klinik yang muncul pada pasien/penumpang kapal yang mengalami luka
bakar sesuai dengan kerusakannya :
1. Grade I
pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema subkutan, luka
merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi
infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputih-putihan dan
hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu
Skingraff.

Penatalaksanaan kegawatdaruratan keperawatan ini adalah suatu perencanaan yang


dilakukan oleh perawat melalui komunikasi pada pasien dalammenyampaikan dan
mendapatkan respon. Bagi perawat yang bekerja dalam menangani pasien korban kebakaran
pada kapal tersebut adalah sebuah keterampilan mutlak yang harus dimiliki, karena dengan
komunikasi seorang perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara profesional
dalam mengimplementasikannya.
Untuk dapat bertindak dengan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan tentang cara-
cara pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang memadai, dari beberapa
tindakan SPO Terdapat 3 (tiga) cara untuk mengatasi/memadamkan kebakaran :
1. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan /
benda-benda yang dapat terbakar
2. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan panas atau suhu.
Bahan airlah yang paling dominan digunakan dalam menurunkan panas dengan jalan
menyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api.
3. Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakaran dengan mengurangi kadar /
prosentase O2 pada bendabenda yang terbakar.

B. Saran
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran
sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai