Anda di halaman 1dari 33

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh :

TIM FARMAKOGNOSI

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
CILACAP
2019
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
CILACAP

VISI PRODI S1 FARMASI

Menjadi program studi sarjana farmasi islami, unggul dan berdaya saing yang berorientasi
pada produk inovatif dan pelayanan kefarmasian

MISI PRODI S1 FARMASI

1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana farmasi berdasarkan perkembangan IPTEK


Kefarmasian yang dijiwai nilai-nilai keislaman.
2. Mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berbasis potensi
sumber daya alam bahari dalam menciptakan produk kreatif dan inovatif.
3. Mengembangkan sumber daya yang komunikatif berbasis ICT dalam pelayanan.
4. Mengembangkan kualitas SDM yang unggul dan mampu berkompetisi di era global.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i

Halaman Pengesahan ...................................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iii

Kata Pengantar ................................................................................................................ iv

Jadwal Praktikum ............................................................................................................ v

Tata Tertib Praktikum Farmakognosi ............................................................................. viii

Haksel .............................................................................................................................. 1

Pemeriksaan Simplisia Secara Mikroskopik ................................................................... 4

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 19

Knowledgement .............................................................................................................. 20

Petunjuk Pembuatan Laporan Resmi Praktikum Farmakognosi .................................... 21

Format Hasil (Haksel) ..................................................................................................... 22

Format Hasil (Pemeriksaan secara Nabati) .................................................................... 23

Contoh Halaman Depan (Cover) Laporan ..................................................................... 24

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan ijin-Nya buku
petunjuk Praktikum Farmakognosi ini dapat terselesaikan.
Buku petunuk praktikum ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi
para mahasiswa Program Studi S1 Farmasi yang menempuh mata kuliah Farmakognosi. Buku
petunjuk praktikum ini diharapkan dapat membantu danmempermudah mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan praktikum agar mecapai hasil praktikum yang baik. Untuk dapat
memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga mahasiswa harus mempelajari terlebih dahulu
mengenai teori yang terdapat dalam buku ini dengan disertai dengan membaca dari berbai
literatur yang berhubungan dari materi praktikum.
Buku petunjukpaktikum ini masih dalam proses menuju kesempurnaan. Insya Allah,
perbaikan akan dilakukan demi kesempurnaan buku ini dan disesuaikan dengan
perkembangan ilmu dan pengetahuan. Semoga buku petunjuk ini dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Cilacap, September 2019


Tim Penyusun

.......................

iv
JADWAL PRAKTIKUM

Materi Praktikum

1. PRA-UTS
MINGGU NAMA KEGIATAN
I PRAKTIKUM : HAKSEL I
Dengan preparat :
1. Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci)
2. Curcuma rhizoma (Temulawak)
3. Curcuma domesticae Rhizoma I (Kunyit)
4. Curcuma aeruginosae Rhizoma Temu Hitam)
5. Curcuma heyneanae Rhizoma (Temu Giring)
6. Cyperi Rhizoma (Rimpang Teki)
7. Calami Rhizoma Dlingo)
8. Imperatae rhizoma (Akar alang-alang)

II PRAKTIKUM : HAKSEL II
Dengan preparat :
1. Kaemferiae Rhizoma (Kencur)
2. Languatis Rhizoma (Lengkuas)
3. Zingiberis Rhizoma (Jahe)
4. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang Wangi)
5. Zingiberis littolaris Rhizoma (Lempuyang Pahit)
6. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle)
7. Zingiberis Zerubeti Rhizoma (Lmpuyang Gajah)

III PRAKTIKUM : HAKSEL III


Dengan preparat :
1. Catharanti Radix (Akar Tapak Dara)
2. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi)
3. Glycyrhizae Rhadix (Akar Pasak Bumi)
4. Vetiveriae Radix (Akar Wangi)
5. Panacis Radix (Gingseng)
6. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar Pule Pandak)
7. Rhei Radix (Kelembak)

IV PRAKTIKUM : HAKSEL IV
Dengan preparat :
1. Alstoniae cotex (Kulit Pule)
2. Alyxiae cortex (Kulit Pulasari)
3. Burmani cortex (Kulit manis jangan)
4. Chinchonae cortex (Kulit Kina)
5. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis)
6. Alii sativi bulbus (Bawang Putih)
7. Santali lignum (Kayu cendana)

V PRAKTIKUM : HAKSEL V
Dengan reparat :
1. Sappan lignum (Kayu Secang)
2. Tinosporae caulis (Bratawali)
3. Usnae Thallus (Kayu angin)
4. Andrographidis folium (Daun Sambiloto)
5. Centellae herba (Herba Pegagagn)
6. Hirtae herba (Patikan Kebo)
7. Menthae piperitae (Herba peppermint)
8. Phylanthi herba (Meniran)

VI PRAKTIKUM : HAKSEL VI
Dengan preparat:
1. Orthosiphon folium (Daun Kumis Kucing)
2. Pipper betle folium (Daun Sirih)
3. Guzumae folium (Daun Jati Belanda)
4. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)
5. Parkiae semen (Biji Kedawung)
6. Melaleuca Fructus (Merica Bolong)
7. Iphecacuanae (Ipeka)

VII PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


Amilum (Pati)
Dengan preparat :
1. Amylum Oryzae (Pati beras)
2. Amylum Tritici (Pati Gandum)
3. Amylum Manihot (Tapioka)
4. Amylum solani (Pati Kentang)

UTS
II. POST-UTS
VIIIPEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :
Folium (Daun) I
Dengan preparat :
1. Datura folium (Daun Kecubung)
2. Thea folium (Daun Teh)
3. Sonchi folium (Daun Tempuyung)
4. Psidii folium (Daun Jambu Biji)

IX PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :


Folium (Daun) II
Dengan Preparat :
1. Guazumae folium (Daun Jati Belanda)
2. Abri folium (Daun Saga)
3. Sericocalycis folium (Daun Keji Beling)
4. Orthosiphon folium (Daun Kumis Kucing)

X PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :


Fructus (Buah/Biji) I
Dengan Preparat :
1. Piperis albi fructus (Lada Putih)
2. Foeniculi fructus (Buah Adas)
3. Parkia Semen (Biji Kedawung)
4. Myristaceae semen (Biji Pala)

XI PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :


Fructus (Buah/biji) II
Dengan preparat :
1. Cumini fructus (Buah Jinten Putih)
2. Amomi fructus (Buah Kapulaga)
3. Coriandri fructus (Buah Ketumbr)
4. Caryophilli flos (Bunga Cengkeh

XIIPEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :


Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) I
Dengan Preparat :
1. Ipecacuanhae radiz (Akar Ipekak)
2. Rhei radix (Kelembak)
3. Zingiberis Rhizoma (Rimpang jahe)
4. CurcumaXanthorrhizae Rhizoma (Rimpang Temulawak)

XIII
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :
Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) II
Dengan preparat :
1. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringan)
2. Kaemferia Rhizoma (Rimpang Kencur)
3. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)
4. Curcuma Domestica Rhizoma (Rimpang Kunyit)
5. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci)

XIV
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK :
Cortex (Kulit Batang)
Dengan preparat :
1. Cinnamomi cortex (Kulit Kayu Manis)
2. Chinae cortex (Kulit Kina)
3. Paramerian cortex (Kulit Kayu Rapat)
4. Alstoniae cortex (Kulit Pule)
5. Tinosporae Caulis (Batang Bratawali)
6. Sappan Lignum (Kayu Secang)

UAS
RESPONSI

vii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

1. Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai, setelah 15 menit
keterlambtan praktikan dilarang mengikuti praktikum.
2. Setiap praktikan harus memakai jas lab setelah memasuki laboratorium.
3. Setiap praktikum harus membawa peralatan praktikum yang tidak disediakan oleh
laboratorium, misal : lap/tissue, gunting kecil, cutter, pensil 2B dan penghapus.
4. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengikuti pre-test terhadap materi yang akan di
praktikumkan.
5. Sebelum dan sesudah praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan mikroskop dengan kain
flannel untuk pembersih lensa, meja praktikum serta botol-botol pereaksi harus dikembalikan
seperti keadaan semula.
6. Praktikan yang tidak mengikuti lebih dari satu materi praktikum, tidak diperkenankan
mengikuti ujian akhir praktikum.
7. Praktikan yang merusakkan, memecahkan, atau menghilangkan peralatan praktikum harus
melapor kepada pembimbing praktikum atau asistennya, dan berusaha membereskan
penggantian alat tersebut secepat mungkin.
8. Setiap mengerjakan satu materi praktikum, praktikan diharuskan untuk meminta persetujuan
dari penjaga laboratorium atau dosen yang bertugas.
9. Laporan praktikum dan gambar-gambar dibuat oleh mahasiswa di dalam buku gambar yang
telah disediakan.
10. Setelah semua percobaan praktikum selesai maka akan diadakan responsi pada akhir praktikum
dengan catatan tidak ada tanggungan kerusakan alat.

viii
PERCOBAAN I
HAKSEL

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Sebelum melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan sudah mengetahui


definisi dan ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam mengamati haksel.
2. Sesudah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat
mengidentifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam
ramuan atau tersedia di apotek.

B. DASAR TEORI
Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang
berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti
pengetahuan tentang obat.
Farmakognosi merupakan bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa,
sehingga ruang lingkupnya menjadi luas. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk
praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,
mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi
dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu
penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen, atau utuh yang
biasanya didapat dalam ramuan atau persediaan. Perlu ditegaskan di sini bahwa
haksel tidak berbentuk serbuk.
Pemerian merupakan uraian tentang bentuk, bau, rasa, dan warna simplisia, jadi
merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati
yang berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya). Sedangkan
pertelaan atau pemerian didiskripsikan dalam praktikum ini meliputi tanaman atau
tumbuhan asal, suku atau famili, bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis,
ciri khas (bila ada), ukuran (bila perlu) seta gambar haksel tersebut.

1
C. PERCOBAAN
1. Bahan dan alat
a. Haksel berupa simplisia rajangan atau irisan dari tanaman-tanaman di
bawah ini
b. Pensil dan kaca pembesar (loupe).
D. CARA KERJA
Ambil contoh yang mewakili (representatif) simplisia tersebut sebutkan tanaman
asal dan suku (familia), kemudian diskripsikan ujudnya secara umum, ciri khas (jika
ada), gambarlah contoh tersebut, lakukan secara organoleptik (warna, bau, dan rasa)
jika perlu dirobek, dipatahkan atau diremuk. Simplisia (Tumbuhan):

1. Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci)


2. Calami Rhizoma (Dlingo)
3. Curcumae Rhizoma (Temu lawak)
4. Curcumae domesticae Rhizoma (Kunir)
5. Curcumae aeruginosae Rhizoma (Temu hitam)
6. Curcumae heyneanae Rhizoma (Temu giring)
7. Cyperi Rhizoma (Rimpang teki)
8. Imperatae Rhizoma (Akar Alang-alang)
9. Kaempferiae Rhizoma (Kencur)
10. Languatis Rhizoma (Laos/Lengkuas)
11. Zingiberis Rhizoma (Jahe)
12. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang wangi)
13. Zingiberis Littoralis Rhizoma (Lempuyang pahit)
14. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle)
15. Zingiberis Zerubeti (Lempuyang Gajah)
16. Catharanthi Radix (Akar Tapak dara)
17. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi)
18. Glycyrrhizae Radix (Akar manis)
19. Panacis Radix (Gingseng)
20. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar pule pandak)
21. Rhei Radix (Kelembax)
22. Vetiveriae Radix (Akar Wangi)
23. Alstoniae cortex (Kulit pule)

2
24. Alyxiae cortex (kulit pulasari)
25. Burmani cortex (Kulit manis jangan)
26. Cinchonae cortex (kulit kina)
27. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis)
28. Alii sativi bulbus (Bawang putih)
29. Santali lignum (kayu cendana)
30. Sappan lignum (Kayu secang)
31. Tinosporae caulis (Bratawali)
32. Usnae Thallus (Kayu angin)
33. Andrographidis herba/Folium ( Daun Sambiloto)
34. Centellae Herba (Herba pegagan)
35. Hirtae Herba (Patikan kebo)
36. Menthae piperitae herba (Herba peppermint)
37. Phylanthi Herba (Meniran)
38. Orthosiphon Folium (Daun kumis kucing)
39. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)
40. Parkiae semen (biji kedawung)
41. Ghuzumae Folium (Daun jati Belanda)
42. Abri folium (Daun saga)
43. Melaleuca Fructus (Merica bolong)
44. Pipper bettle folium (Daun sirih)
45. Iphecacuanae (Ipeka)

3
PERCOBAAN II
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melaksanakan praktikum ini praktikan diharapkan dapat


mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta menyebutkan ciri
khas simpleks yang diperiksa.

B. PRASYARAT PRAKTIKUM
Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus sudah mengetahui :
1. Anatomi seperti : irisan melintang dan membujur.
2. Bagian tumbuhan seperti : akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
3. Isi sel yang memiliki bentuk tertentu.

C. PENDAHULUAN
Praktikum Farmakognosi I ini hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,
mikroskopis dan organoleptis yang sederhana.
Metode mikroskopi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi simplisia
baik dalam keadaan tunggal maupun campuran, baik berbentuk bahan utuh/rajangan
maupun serbuk. Dalam ruang lingkup praktikum ini praktikan diharapkan dapat atau
mampu memahami isi dan maksud diskripsi simplisia dalam buku resmi Materia
Medika Indonesia dan buku-buku lain yang terkait.
Metode mikroskopi dapat dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
suatu simpleks, tetapi terbatas pada segi kualitatif.

D. CARA KERJA
1. AMILUM (Pati)
a. Pembuatan sediaan : dilihat dalam air dengan perbesaran lemah (12,5 X
10) dan perbesaran kuat (12,5 X 40)
b. Organoleptis :
- Warna : Putih - Rasa : tidak berasa
- Bau : tak berbau
c. Reaksi warna : dengan larutan iodium berwarna biru sampai ungu

4
Beberapa jenis amilum yang diperiksa :
a. Amylum oryzae (Pati beras)
o Tanaman asal : Oryza sativa L
o Suku/Familia : Graminae/ Poaceae)
o Bentuk : Poligonal, 4,6µm
o Hilus : kadang-kadang ada, letak sentris
o Susunan : Menggerombol atau tunggal (poliadelphis
atau monoadelphus), lamela tidak ada.
b. Amylum Tritici ( Pati Gandum)
o Tanaman asal : Triticum vulgare L
o Suku/Familia : Graminae/ Poaceae
o Bentuk : Bulat atau seperti lensa cembung, ukuran
beragam, yang kecil 2-9 µm, yang besar 20-35
µm
o Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk titik atau garis
o Susunan : Tunggal, ciri khas adalah butiran besar
dikelilingi butiran kecil, lamela tak jelas.
c. Amylum Manihot (Tapioka)
o Tanaman asal : Manihot utilissima Pohl.
o Suku/Familia : Euphorbiaceae
o Bentuk : Bulat ada yang rompang
o Hilus : Sentris, berupa titik atau seperti huruf lambda
(λ)
o Susunan : Tunggal atau menggerombol tiga (triadelphis),
lamela ada, tidak jelas.
d. Amylum Solani (Pati Kentang)
o Tanaman asal : Solanum tuberosum L.
o Suku/Familia : Solanaceae
o Bentuk : seperti elips (ellipsoidus)
o Hilus : eksentris pada ujung yang menyempit, berupa
titik.
o Susunan : Tunggal atau menggerombol sampai tiga
(triadelphis), lamela terlihat jelas

5
2. Folium (Daun)
Pembuatan sediaan:
Sedikit serbuk daun pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan
kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas
nyala spiritus (jangan sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika
perlu ditambah larutan kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap
dengan kertas saring. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan
perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran kuat.
a. Datura Folium (Daun Kecubung)
o Tanaman asal : Datura metel L
o Familia : Solanaceae
o Pemerian : serbuk berwarna hijau tua, abu-abu, berbau tidak
enak dan khas (memabukkan), rasa pahit, tidak enak.
o Mikroskopik : Jaringan mesofil dengan berkas pengangkut
bercabang, kristal kalsium oksalat roset atau
bintang terdapat dalam satu lapis sel parenkim
bunga karang, kecuali sel yang berbatasan dengan
urat daun (tulang daun), rambut kelenjar dan
rambut penutup bersel banyak (multiselular),
jumlahnya tidak banyak stomata dikelilingi oleh
tiga atau empat sel tetangga, yang satu lebih kecil
dari yang lain (stomata tipe anisositik)
b. Thea Folium (Daun Teh)
o Tanaman asal : Thea sinensis L.
o Familia : Theceae
o Pemerian : Serbuk hijau sampai hijau kehitaman, bau agak
aromatis, rasa pahit dan kelat
o Mikroskopik : Epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata
tipe nomositik, kristal kalsium oksalat berbentuk
roset, sel batu bentuk khas (bercabang)
c. Sonchi Folium (Daun Tempuyung)
o Tanaman asal : Sonchus arvensis L.
o Familia : Asteraceae
o Pemerian : Serbuk hijau kelabu, berbau rumput, rasa agak kelat.

6
o Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding agak bergelombang,
epidermis bawah berdinding lebih bergelombang,
rambut kelenjar pendek (uniseluler), stomata tipe
anisositik, ada epidermis berwarna ungu dang kadang-
kadang ditemukan tepi daun sangat runcing.
d. Psidii Foliun (Daun Jambu biji)
o Tanaman asal : Psidium guajava L.
o Familia : Myrtaceae
o Pemerian : Serbuk hijau keabu-abuan, berbau khas aromatik,
rasa kelat.
o Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel pipih,
berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak
terdapat stomata dan Epidermis bawah sel lebih
kecil , pipih bentuk poligonal, dinding antiklinal
lurus, stomata tipe anomositik, rambut penutup
bentuk kerucut.
e. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda)
o Tanaman asal : Guazumae ulmifolia
o Familia : Sterculiaceae
o Pemerian : Serbuk hijau tua kecoklatan, berbau khas aromatik
lemah, rasa agak kelat.
o Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut
penutup dan berambut kelenjar, berbentuk poligonal,
tidak berstomata. Epidermis bawah sel lebih
kecil,bergelombang, stomata tipe anosositik, rambut
penutup berupa bintang.
f. Abri Folium ( Daun Saga)
o Tanaman asal : Abri precatorius L.
o Familia : Papilonaceae
o Pemerian : Serbuk hijau, berbau lemah, rasa agak manis,khas.
o Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding antiklinal jelas
bergelombang, tidak terdapat stomata, atau rambut
penutup. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding

7
antiklinal dan bergelombang, ada rambut penutup
berbentuk kerucut ramping.

g. Sericocalycis Folium (Daun Keji beling)


o Tanaman asal : Sericocalyx crispus L. Bremek.
o Familia : Acathaceae
o Pemerian : Serbuk hijau sampai hijau kelabu, bau lemah, rasa
agak sepat dan pahit.
o Mikroskopik : Epidermis atas agak besar, bentuk segi empat atau
bersudut lima sampai enam, dinding samping
lurus,terdapat sel litosis dan rambut kelenjar.
Epidermis bawah ukuran sel lebih kecil dinding
tidak lurus, stomata tipe bidiasitik, rambut kelenjar
tipe Lamiaceae.
h. Orthosiphonis Folium (Daun kumis kucing)
o Tanaman asal : Orthosiphon aristatus BI.Miq/Orthosiphon
stamineus Benth.
o Familia : Lamiaceae/ Labiatae
o Pemerian : Serbuk hijau kecoklatan, Bau aromatik, rasa agak
asin, agak pahit dan pahit
o Mikroskopik : Epidermis atas selnya berbentuk persegi empat,
dinding antiklinal berombak. Epidermis bawah sel
lebih kecil, dinding antiklinal lebih berombak,
stomata tipe diastik.
3. Fructus (Buah/Biji)
Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media
air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
a. Piperis albi Fructus ( Lada Putih)
o Tanaman asal : Pipper nigrum L.
o Familia : Piperaceae
o Pemerian : serbuk berwarna coklat muda, bau khas aromatis,
berasa khas aromatis dan pedas.
o Mikroskopik : Fragmen perisperm bening berisi amilum (dilihat
dalam media air), dinding buah berwarna coklat

8
terdiri dari sel batu bentuk persegi panjang lumen,
sempit endokarp terdiri dari sel batu bentuk piala
atau dengan penebalan U, sel sekret berwarna
kuning terletak, di perisperem. Amilum keci-kecil,
kompak, berbentuk poligonal atau bulat.
b. Foeniculi Fructus (Biji Adas)
o Tanaman asal : Foeniculum vulgare Mill
o Familia : Apiaceae/Umbelliferae
o Pemerian : Serbuk coklat kuning, berbau dan berasa khas
aromatik
o Mikroskopik : Parenkim mesokrap dengan penebalan bentuk jala
berwarna coklat, fragmen saluran minyak (vittae)
berwarna kuning kecoklatan, fragmen endokrap
dengan permukaan merupakan sel-sel tersusun seperti
parkit, fragmen endosperm tak berwarna, poligonal
tak teratur berdinding tebal berisi aleuron dan kristal
kalsium oksalat berbentuk roset.
c. Parkia Semen (Biji Kedawung)
o Tanaman asal : Parkia roxburghii G.Don.
o Familia : Mimosaceae
o Pemerian : Serbuk hijau muda dengan bintik-bintik hitam (tidak
disangan), bau khas, rasa khas agak pahit.
o Mikroskopik : Fragmen sel lapisan sel serupa palisade, bagian luar
terdiri dari dari beberapa lapis sel dengan bentuk
silindris, lumen jelas,dinding sel tebal tak berlignin
(kulit biji),Keping biji: Epidermis berbentuk persegi
empat, kecil, dinding sel tipis, berisi aleuron.
Parenkim keping biji : berdinding agak tebal, tidak
berlignin, bernoktah, lumen mengandung zat warna
kehijauan, aleuron, dan minyak.

9
d. Myristacae Semen (Biji Pala)
o Tanaman asal: Myristica fragrans Houtt.
o Familia : Myristacae
o Pemerian : Serbuk coklat muda, berbau khas aromatik, rasa
agak pahit,agak pedas, dan agak menimbulkan rasa
tebal di lidah.
o Mikroskopik : Pada inti biji terdapat jaringan perisperm primer
berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat
kekuningan terletak disebelah luar, dan disebelah
dalam terdapat jaringan perisperm primer sekunder
dan endosperm.
e. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih)
o Tanaman asal : Cumini Cyminum L.
o Familia : Apiaceae
o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas aromatik,
rasa khas.
o Mikroskopik : Epikrap terdiri dari sel-sel berwarna kekuningan,
ada rambut, mesokrap parenkimatik berkas
pembuluh terdapat dirusuk primer (jaringan floem
dan xylem), saluran minyak terdapat dirusuk
sekunder (sel epitelium).
f. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)
o Tanaman asal : Ammomum compactum Soland.ex Maton.
o Familia : Zingeberaceae
o Pemerian : Serbuk kelabu kekuningan, berbau khas aromatik,
rasa agak pedas.
o Mikroskopik : Biji : selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih,
dinding tipis.Epidermis luar berdinding tebal agak
berlignin, warna coklat muda, coklat kemerahahan.
Dibawah epidermis terdapat sel parenkim
pipih,kecil dinding tipis.

10
g. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar)
o Tanaman asal : Coriandrum sativum L.
o Familia : Apiaceae
o Pemerian :Serbuk coklat muda kekuningan atau coklat
kemerahan,bau khas aromatik.
o Mikroskopik : Merikrap = Epikrap sel kecil, dinding agak tebal,
tidak berlignin, kutikula tipis, berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk prisma kecil, tidak terdapat
rambut penutup. Mesokrap terdiri dari jaringan
parenkim, sklerenkimatik.
h. Caryophilli Flos (Bunga cengkeh)
o Tanaman asal : Eugenia caryophillata Thunb.
o Familia : Myrtaceae
o Pemerian : Serbuk coklat, berbau khas aromatik kuat, rasa
agak pedas.
o Mikroskopik : Sel epidermis bentuk empat persegi panjang selapis
sel dengan kutikula tebal, stomata bundar tipe
anomositik.
4. Cortex (kulit Batang)
Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media
air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
a. Cinnamomi Cortex (kulit kayu manis)
o Tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum
o Familia : Lauranceae
o Pemerian : Serbuk coklat tua, berbau khas aromatik, rasa khas
manis hangat berlendir.
o Mikroskopik : Amilum di, tri, dan tetraadelphis. Sel batu
berdinding tebal, ada sel batu dengan penebalan
huruf U, parenkim korteks dengan sel-sel lendir
dan sel minyak, kristal kalsium oksalat bentuk
prisma atau rapida (berkas jarum)

11
b. Chinae Cortex (kulit kina)
o Tanaman asal : Cinchona succribra Pavon et Klotz, Chincona
ledgeriana
o Familia : Rubiaceae
o Pemerian :Serbuk coklat muda sampai coklat merah hampir
tak berbau,berasa sangat pahit dan kelat.
o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat berwarna coklat
atau merah,parenkim korteks dengan kristal
kalsium oksalat berbentuk pasir, ciri khas berupa
serabut sklerenkim bentuk bulat panjang seperti
gelendong, berwarna kuning, dinding tebal, lumen
sempit dengan noktah corong, noktah dan lamela
jelas.
c. Paramerian Cortex (Kulit kayu rapat)
o Tanaman asal : Paramerian laevigata Juss.Moldenke
o Familia : Apocynaceae
o Pemerian :Serbuk coklat kekuningan, tercampur dengan
gumpalan-gumpalan getah, bau lemah, rasa agak
kelat dan agak pahit.
o Mikroskopik : Jaringan Gabus : Terdiri dari beberapa lapis sel
gabus dengan dinding tangensial luar sangat tebal
dan berlapis-lapis hinggan berbentuk serupa U
yang terbalik, jernih, berlignin. Sklereida :
berbentuk isodiametris, persegi panjang atau
berbentuk tidak tidak beraturan, sel sangat tebal
berlapis-lapis, berlignnin, saluaran noktah jelas
bercabang-cabang.
d. Alstoniae Cortex (Kulit Pule)
o Tanaman asal : Alstonia scholaris L.R.Br
o Familia : Apocynaceae
o Pemerian :Serbuk kelabu kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit
yang tidak mudah hilang.
o Mikroskopik : Jaringan Gabus terdiri dari banyak jalur sel gabus
tebal, berlignin dan bernoktah, sebagian sel

12
mempunyai dinding yang berwarna kecoklatan,
pada penampang melintang dan membujur sel
gabus berbentuk persegi panjang dan poligonal.
Kambium gabus terdiri dari lapis sel ber dinding
sel tipis, didalam lumen kadang-kadang terdapat
hablur oksalat berbentuk prisma. Korteks sekunder
: lebar, parenkimatik, dinding tipis, sel parenkim
korteks mengandung butir pati berbentuk bulat
hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.Sel batu
tersebar, jarang tunggal, dinding tebal berlignin,
lumen agak lebar, Saluran noktah jelas.
e. Tinosporae Caulis (Batang Brotowali)
o Tanaman asal : Tinosporae crispa L. Miera ex hook. f.
o Familia : Menispermaceae
o Pemerian :Serbuk kuning kelabu, tidak berbau, rasa sangat
pahit
o Mikroskopik : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi
empat memanjang, dinding tipis dengan kutikula
agak tebal. Dibawah epidermis terdapat beberapa
lapis sel gabus, bentuk segi empat, dinding agak
tebal. Kambium gabus terdiri dari beberapa sel
berdinding tipis. Korteks parenkim dengan sel
membulat, mengandung butir pati, minyak atau
hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Serabut
sklerenkim berbentuk lengkungan, Empulur
parenkimatik berisi butir pati, sel getah dan berkas
pembuluh kolateral.
f. Sappan Lignum (Kayu secang)
o Tanaman asal : Caesalpinia sappan L.
o Familia : Caesalpiniaceae
o Pemerian :Serbuk merah jingga kecoklatan, tidak berbau,
rasa agak kelat.
o Mikroskopik : Xilem : Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri
dari 1 sampai 3 baris sel yang berisi butir pati

13
kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu
atau trakhea umumnya berkelompok, kadang-
kadang tunggal, dinding tebal, berlignin, bernoktah
berbebtuk celah, lumen berisi zat yang, berwarna
merah keunguan, merah kekuningan sampai merah
kecoklatan. Serabut xilem : Berkelompok, tersusun
radiaer, terdiri dari 5-40 serabut, dinding serabut
tebal berlignin, lumen sempit.
g. Liquiritae Radix (Akar Manis)
o Tanaman asal : Glycyrrhiza glabra L.
o Familia : Papilionaceae
o Pemerian :Serbuk kuning muda, bau agak aromatik lemah,
rasa sangat manis, agak sepat tetapi tidak pahit.
o Mikroskopik : Hablur tunggal kalsium oksalat, yang berasal dari
lapisan sel hablur, sangat banyak dan khas.
Fragmen empulur dengan lapisan sel hablur dan
dibawahnya terdapat serabut sklerenkim berwarna
kekuningan, Fragmen serabut sklerenkim banyak
kurang khas, berwarna kekuningan. Bagian pati
yang berasal dari parenkim kulit dan kayu,
berbentuk bulat atau bentuk kumparan sampai
bentuk batang.
5. Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang)
Pembuatan sediaan : serupa dengan yang dikerjakan pada kulit kayu (cortex)
a. Ipecacuanhae Radix (akar Ipekak)
o Tanaman asal : Psychotria ipecacuancha Stokes
o Familia : Rubiaceae
o Pemerian :Serbuk coklat abu-abu, hampir tak berbau, pahit
dan menyebabkan ingin muntah (nausea).
o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna kecoklatan berdinding
poligonal : trakea dan trakeida bernoktah,
parenkim berdinding tipis dengan butir-butir
amilum dan ada kristal kalsium oksalat bentuk
rapida (berkas jarum), kristal lepas tersebar,

14
bentuk jarum. Amilum berbentuk bulat telur,
plankonveks, mono, di- sampai oktaadelphis.

b. Rhei Radix (kelembak)


o Tanaman asal : Rheum palmatum var.Tanguticum dan Rheum
officinale. L
o Familia : Polygonaceae
o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas
aromatis, berasa khas pahit dan kelat, bila
dikunyah terasa ada pasiennya.
o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat parenkim floem,
cincin, dan spiral, ciri khas adanya kristal kalsium
oksalat lepas bentuk roset dan besar (100-200
µm). Amilum berbentuk bulat telur mono, di-,
triadelphis.
c. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe)
o Tanaman asal : Zingiberis officinale Roscoe
o Familia : Zingiberis
o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, bau khas aromatis dan
pedas.
o Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret
berisi oleoresin berwarna kuning sindur sampai
kuning coklat, serabut sklerenkim dengan salah
satu dindingnya berombak, trakea dengan
penebalan tangga. Butir-butir amilum bentuk
khas, yaitu serupa elips dengan tonjolan disalah
satu ujung.
d. Curcuma xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang temulawak)
o Tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza L.
o Familia : Zingiberis
o Pemerian :Serbuk kuning tua, bau khas aromatis dan berasa
khas agak pahit.
o Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret
berwarna kuning tua sampai kuning coklat,

15
serabut sklerenkim dengan salah satu dinding
berombak, trakea penebalan tangga. Butiran
amilum bentuk khas seperti pada jahe. Seluruh
sediaan berwarna kuning tua karena mengandung
kurkumin.
e. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau)
o Tanaman asal : Acorus calamus L.
o Familia : Araceae
o Pemerian : Serbuk coklat kekuningan, bau khas aromatik dan
rasa agak pedas.
o Mikroskopik : Pada lapisan terluar terdapat 1 lapis epidermis
atau jaringan gabus. Pada korteks bagian luar
terdapat hipo dermis yang berupa jaringan
kolenkimatik, pada korteks bagian dalam terdapat
parenkim erenkimatik dengan rongga udara besar
dan sel berbentuk bulat penuh berisi butir pati.
f. Kaempferiae Rhizoma (Rimpang Kencur)
o Tanaman asal : Kaempferiae galanga L.
o Familia : Zingiberis
o Pemerian : Serbuk putih, putih kecoklatan sampai coklat, bau
khas aromatik dan rasa pedas, hangat, agak pahit,
akhirnya menimbulkan rasa tebal.
o Mikroskopik : Periderm : terdiri dari 5-7 lapis sel, sel berbentuk
segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim
korteks : Terdapat di bawah periderm, sel parenkim
isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir
pati.
g. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)
o Tanaman asal : Languas galanga ( L ) stuntz
o Familia : Zingiberaceae
o Pemerian : Serbuk, bau aromatik, rasa pedas.
o Makroskopis : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih,
dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula
jelas. Koerteks parenmatik, jaringan korteks bagian

16
luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding
tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan
koerteks bagian dalam terdiri sel parenkim besar,
dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang bernoktah
halus, berisi butir pati.
h. Curcuma domesticae Rhizoma (Rimpang kunyit)
o Tanaman asal : Curcuma domesticae Val.
o Familia : Zingeberaceae
o Pemerian : Serbuk kuning sampai kuning jingga, bau khas
aromatik, rasa agak pahit, agak pedas lama
kelamaan menimbulkan rasa tebal.
o Mikroskopis : Epidermis : 1 lapis sel, pipih berbentuk poligonal,
dinding sel menggabus. Rambut penutup :
berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok,
dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari beberapa
lapis sel, dinding sel menggabus,. Periderm : terdiri
dar 6-9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding
menggabus. Korteks dan silinder pusat :
Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi
pati Tunggal dan berbentuk lonjong, lamela dan
hilus kurang jelas.
i. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci)
o Tanaman asal : Boesenbergia pandurata Roxb. Schlocht.
o Familia : Zingeberaceae
o Pemerian : Serbuk coklat muda kekuningan, bau khas
aromatik, rasa agak pahit.
o Makroskopis : Epidermis : Menggabus, tidak terdapat rambut
penutup. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel
yang menggabus. Periderm : Terdiri dari beberapa
lapis sel berbentuk persegi panjang, berdinding tipis.
Korteks dan silinder pusat : Parenkimatik, terdiri
dari sel-sel besar, penuh berisi pati yang berbentuk
bulat dan tunggal, pada parenkim terdapat idioblas

17
yang tersebar yang mengandung minyak dan damar
minyak, warna kuning atau kehijauan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta
Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, jilid II. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, jilid III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Anonim, 1990, Materia Medika Indonesia, jilid VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta

19
Knowledgement

A. Tata Nama Latin Tanaman

1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan
perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah
Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk
speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf
pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah
lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan singkatan
nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut. Beberapa contoh adalah
sebagai berikut :
Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap
Linnaeus L Oryza sativa L
De Candolle DC Strophanthus hispidus DC
Miller Mill Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3
kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix – mas
Strychnos nux - vomica
Hibiscus rosa - sinensis
3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang
berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli
botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap
tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.

B. Tata Nama Simplisia


Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama
simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman,
diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk
simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat
nabati.

Contoh :
1. Genus + nama bagian tanaman Cinchonae Cortex, Digitalis Folium,
: Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma

2. Petunjuk species + nama bagian Belladonnae Herba, Serpylli Herba,


tanaman: Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba

3. Genus + petunjuk species + Curcuma aeruginosae Rhizoma,


nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies


Contoh :
Nama spesies : Cinchona succirubra
Nama genus : Cinchona
Petunjuk species : succirubra
20
PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

A. Format laporan praktikum farmakognosi, sebagai berikut:


I.Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Pendahuluan (berisi uraian latar belakang dan dasar teori secara singkat)
IV. Bahan dan Alat Percobaan
V. Cara Kerja
VI. Pembahasan
VII. Daftar Pustaka (Minimal dari 2 buku referensi dan 1 jurnal). Penulisan
daftar pustaka yang berasal dari blog, tidak diperbolehkan.
VIII. Lampiran (berisi data-data pendukung atau jawaban pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat di dalam buku petunjuk praktikum).

B. Laporan praktikum bersifat individu dan ditulis tangan.


C. Cover laporan berwarna hijau.

21
Format BAB. Hasil (Haksel)
V. HASIL

Nama Simplisia, Gambaran Haksel Uraian identifikasi Paraf Dosen


Tanaman Asal, Hasil Pemeriksaan (Bentuk, Warna, Bau,
Familia, Bagian Rasa)
yang digunakan,
Kandungan,
Manfaat Terapi
(Khasiat)

22
Format BAB. Hasil (Pemeriksaan secara Nabati)
V. HASIL

Nama Simplisia,
Tanaman Gambaran Hasil Keterangan Gambar Uraian Mikroskopis Paraf Dosen
Asal, Familia, 23
Kandungan, Pemeriksaan Mikroskopik
Manfaat (Khasiat)
Contoh Halaman Depan (Cover) Laporan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI


PERCOBAAN I
HAKSEL I

Disusun Oleh:

Nama : Dimas Djaja


NIM : 16005687
Gol/Kelompok : A/2
Pembimbing : Suryo Dimedja, M. Farm., Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2019

24

Anda mungkin juga menyukai