Anda di halaman 1dari 7

GEREJA PROTESTAN MALUKU

(ANGGOTA PGI)
KLASIS KOTA AMBON
JEMAAT EBENHAEZER
Jalan Skip Atas, RT. 003 / RW. 01 Kelurahan Batu Meja, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon,
Telepon (0911) 355 227, email : jemaatebenhaezer@gmail.com

Renungan Keluarga
(Disapkan dengan Berdasar pada Kalender Bacaan dari LPJ GPM)

Senin, 18 – Sabtu, 23 Mei 2020


RENUNGAN KELUARGA
Senin, 18 Mei 2020
Oleh : Eka C. Posilauw
Nas Bacaan : Mazmur 116 : 6
Tema Bulanan : Menguatkan Keluarga Menyikapi Tantangan Zaman
Tema Mingguan : Keluarga Dan Hidup Sederhana

Persekutuan Yang diberkati Tuhan ! Sebuah keluarga merupakan persekutuan hidup antara
ayah, ibu, dan anak-anak. Dalam kehidupan keluarga juga, harus terjalin pembinaan maupun
proses pendampingan bagi anak-anak. Keluarga seharusnya menampilkan kehidupan yang sejati
dimana hidup untuk tidak mencari hormat dan nilai diri, tetapi hidup hanya untuk memuliakan nama
Tuhan. Di dalam kehidupan keluarga Kesederhanaan haruslah menjadi suatu nilai yang sangat
berharga dalam diri umat yang percaya, dimana kesederhanaan yang di maksudkan di sini adalah
bukan menyangkut miskin ataupun kaya dalam kehidupan keluarga, tetapi kesederhanaan yang di
dalamnya terdapat keluarga yang selalu taat dan setia kepada Tuhan.
Persekutuan Yang diberkati Tuhan ! Teks bacaan kita saat ini berisikan doa ucapan syukur dan
tekat seseorang yang mengalami pengalam iman yang mendalam. Di mana pemazmur pada saat
itu menghadapi ancaman maut namun Tuhan mendengarkan seruannya atau doanya. Pengalaman
iman inilah yang membuahkan pengakuan bahwa pemazmur mengasihi Tuhan dengan komitmen
bahwa seumur hidup pemazmur akan selalu berseruh kepada Tuhan.
Persekutuan Yang diberkati Tuhan ! Di dalam bacaan kita saat ini, mau mengajarkan kita bahwa
setiap orang yang percaya, kita memang memiliki pengalaman iman yang berbeda didalam
keluarga kita masing-masing. Ada yang mengalami masa-masa yang indah dan menyenangkan.
Tapi, ada juga yang mengalami masa-masa yang tidak enak. Hal ini sama dengan yang di rasakan
oleh pemazmur dalam bacaan kita ini. Di mana ini merupakan keadaan yang sangat menyedihkan.
Keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang penuh kehangatan dan kasih sayang, justru
berubah menjadi tempat yang tidak diingini. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat untuk
bertumbuh dengan sehat, justru berubah menjadi tempat yang membawa luka dan kehancuran.
Ironisnya, penyebab semuanya ini adalah anggota keluarga itu sendiri. “Didiklah” dapat diartikan
“mengasuh” atau “memberi makan.” Dengan kata lain, kita melihat bahwa tugas para orangtua
adalah memberikan makanan atau nutrisi yang baik bagi pertumbuhan anak dan mengasuhnya.
Selain itu, kata ini merupakan kata perintah, yakni Allah memerintahkan agar para orangtua
berusaha, berjuang dan mengupayakan pembinaan kepada anak-anak mereka secara terus
menerus. Anak-anak tidak secara otomatis menjadi anak-anak yang mengasihi dan melayani
Tuhan. Ada banyak godaan dan tantangan yang berusaha untuk menghancurkan hidup mereka.
Karena itu, sebagai orangtua, Allah mau agar kita memperhatikan hal ini: terus-menerus memberi
nutrisi yang baik bagi pertumbuhan kerohanian anak-anak kita. Makanan yang baik bagi anak-anak
kita adalah “nasehat dan ajaran Tuhan.” Hal ini mengingatkan kita bahwa ada juga “nasehat dan
ajaran” yang bukan berasal dari Tuhan. Jika tidak berasal dari Tuhan, maka itu adalah makanan
yang tidak baik. Salah satu makanan yang baik adalah mengajarkan kepada anak untuk mengasihi
Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan di dalam situasi
apapun. Tuhan menolong dan memberkati kita semua. AMIN….
Renungan Keluarga
Selasa, 19 Mei 2020
Oleh : Stephanie R. B. Lasatira
Nas Bacaan : 1 Timotius 6 : 6-10
Tema Bulanan : Menguatkan Keluarga Menyikapi Tantangan Zaman
Tema Mingguan : Keluarga dan hidup sederhana
Persekutuan Yang Diberkati Tuhan! Ada satu kisah, seorang kakek tua sebatang kara
menemukan lubang ajaib. Lubang itu bisa mengeluarkan kepingan emas yang tak terbatas
jumlahnya. Lubang ajaib itu baru akan berhenti mengeluarkan kepingan emas bila si kakek
mengucapkan 3 kali kata “cukup”. Dia kemudian berusaha menggali sebuah lubang besar untuk
menimbun emasnya. Merasa belum cukup, dia membiarkan lubang ajaib itu terus mengeluarkan
kepingan emas hingga akhirnya si kakek mati kelelahan dan tertimbun bersama ketamakannya
karena dia tidak pernah bisa berkata cukup walaupun hanya sekali saja. Kisah ini mengingatkan
kita, bahwa terkadang kita bisa saja berlaku seperti Kakek Tua tersebut, ketika kita diperhadapkan
dengan sesuatu yang menggiurkan atau terpengaruh gaya hidup yang konsumtif. Kita menjadi
orang-orang yang terus menginginkan lebih banyak namun sulit bagi kita untuk menjadi orang-
orang yang merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang kita miliki dalam hidup. Rasa Cukup
membawa kita terhadap hidup yang sederhana. Pertanyaannya,ketika kita dituntut untuk hidup
sederhana, apa reaksi kita? Apakah kita menolak? Ataukah kita berusaha untuk menghidupinya?
Persekutuan Yang Diberkati Tuhan! Rasul Paulus dalam suratnya memperingati Timotius agar
berhati - hati dengan orang - orang yang serakah, mereka senang mencari keuntungan sebanyak -
banyaknya untuk diri sendiri, bahkan dalam ibadah pun mereka mencari keuntungan dan
memecah-belahkan persekutuan, orang - orang seperti ini tidak pernah puas dengan apa yang
telah mereka miliki, mereka suka mencari - cari kesalahan, memfitnah dan menipu, hanya untuk
mendapatkan keuntungan semata. Sesungguhnya, cinta uang adalah akar kejahatan dan dapat
membuat seseorang menyimpang dari iman (ay. 10). Memiliki uang banyak bukanlah dosa, tapi
jangan sampai kita menjadikan uang itu sebagai berhala dalam kehidupan kita sehingga hati dan
pikiran kita hanya terfokus pada uang. Oleh karena itu, melalui suratnya, Paulus mengingatkan
Timotius agar setia dalam pengajaran firman (ay.2b) dan mencukupkan diri di dalam segala hal
(ay 6, 8). ).
Persekutuan Yang Diberkati Tuhan! Demi mendapatkan uang dengan cepat banyak orang rela
melakukan apa saja, bahkan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani mereka
sekalipun. Apalagi sebagai orang laki-laki di dalam keluarga yang berfungsi sebagai pemimpin,
sebagai pencari nafkah mudah saja dipengaruhi oleh hidup yang penuh dengan ketamakan
sehingga rasa cukup tidak dihidupkan dalam memperoleh sesuatu. Hidup Sederhana didasarkan
pada hidup yang selalu dipenuhi dengan rasa syukur. Sederhana bukan berarti kita bermalas-
malasan dan menjadikan hidup ini terbatas gunanya. Apalagi di tengah pandemic covid-19 ini, kita
diajak untuk hidup mencukupkan diri dengan tetap berupaya melakukan segala sesuatu demi
keberlangsungan hidup keluarga kita. Artinya, sedapat mungkin rasa cukup itu kita tempuh tanpa
mengurangi semangat dan harapan kita untuk memenuhi kebutusan dasar kita. Kesulitan tentu ada
dalam setiap upaya yang kita lakukan, namun percayalah Tuhan Allah adalah sumber berkat, IA
akan melimpahkan hikmat dan berkat bagi setiap kita asalkan kita mau belajar untuk hidup
berkecukupan. sebagai orang laki-laki Kristen, kita digelisahkan untuk harus hidup sederhana
kemudian cara hidup sederhana itu akan kita wujudnyatakan di dalam keluarga juga di mana saja
melakukan tugas dan pelayanan kita. Belajarlah untuk mencukupkan diri dengan apa yang kita
miliki hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia. Tuhan Memberkati kita… Amin
RENUNGAN KELUARGA
Kamis, 21 Mei 2020
Oleh : Dickson Siwabessy, S.Si Teol
Nas Bacaan : Kisah Para Rasul 1: 6-11
Tema Bulanan : Menguatkan Keluarga Menghadapi Tantangan Zaman
Tema Mingguan : Keluarga dan Hidup Sederhana

Keluarga yang diberkati Tuhan ! Hidup sederhana „tidak‟ berarti hidup dalam kesengsaraan,
kemiskinan, kemelaratan, dan serba kekurangan dan secara psikologis, kesederhanaan bermanfaat
dalam menyeimbangkan energi positif dan negatif dalam diri dan kehidupan kita. Dalam tataran
spiritual, kesederhanaan dapat memberikan energi untuk membuat kita fokus dalam menjalankan
seluruh aktifitas. Pembacaan di saat ini mengkisahkan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga
yang merupakan suatu peristiwa Ilahi, dimana Yesus Kristus ditinggikan dan dimuliakan, hal ini juga
merupakan suatu pengakuan iman kita bahwa Yesus adalah Tuhan yang maha kuasa. Tugas
menjadi saksi Kristus tidaklah mudah, „namun‟ pada ayat 8 Yesus mengatakan dalam
melaksanakan tugas bersaksi para murid tidak sendiri, dan tidak perlu kuatir, takut, serta ragu,
sebab Ia akan mengirimkan Kuasa Roh Kudus untuk menyertai mereka. Sehingga para murid
dapat dimampukan untuk menjadi saksi Kristus di dunia ini. Peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke
Surga memberikan kesempatan bagi orang percaya untuk menjadi saksi-Nya.
Persekutuan yang dibekati Tuhan ! Hari ini seluruh umat kristen di dunia memperingati hari
kenaikan Tuhan Yesus Kristus. 3 hal penting dari kenaikan Kristus yang penting untuk di maknai
adalah Pertama, “kenaikan Yesus ke surga” hendak mengajak umat untuk menghayati makna
Yesus sebagai Tuhan atas segala tuhan dan Raja atas segala raja. Kedua, percaya kepada Kristus
sebagai kepala segala sesuatu membuat para saksi Kristus dengan berani, jujur, tulus dan terbuka
untuk menyebarkan Injil yang utuh dan universal bagi semua bangsa dan seluruh ciptaan-Nya.
Mengakui Yesus sebagai Tuhan atas segala tuhan, mengakibat para saksi bukan saja tidak
memutlakkan kekuasaan manusia, tetapi juga bertindak untuk menyelamatkan dunia dari
penyalahgunaan kekuasaan yang merusak dan menghacurkan harkat-martabat manusia dan
kelestarian hidup seluruh ciptaan-Nya. Ketiga, para saksi-saksi Kristus dapat mengembankan
tugas-panggilannya sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya, bila mereka tidak berpusat pada
kekuatan dirinya sendiri dan mengabaikan janji Bapa, yakni kuasa Roh Allah, di dalam
mengembankan misi mereka kepada seluruh ciptaan di muka bumi. Di bawah tuntunan Roh-Nya
kita dapat hidup, bertumbuh dan menghasilkan buah-buah Roh dalam tugas dan tanggung-jawab
kita bersama dengan seluruh ciptaan di dunia ini.
Persekutuan yang diberkati, menjadi Saksi Kristus adalah tanggungjawab kita sebagai orang
percaya untuk memberitakan Kasih dan Kebaikan Tuhan Yesus yang telah kita alami dalam
kehidupan tiap hari. Lalu „sudahkah‟ kita menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan
untuk bersaksi ? Mari kita mulai dari dalam diri kita dan keluarga kita hal-hal yang „sederhana‟ untuk
bersaksi lewat pikiran yang positif, tutur kata yang sopan, sikap dan perilaku yang ramah dan gaya
hidup yang baik. Kita juga patut bersyukur di tengah pandemic covid-19 ini kita masih diberi
kesempatan untuk menikmati anugerah nafas hidup dan kehidupan. Terkusus pertambahan usia
bagi Gereja Protestan Maluku Klasis Kota Ambon ke-47 tahun, biarlah kita semua menjadi saksi-
saksi bagi kemuliaan Yesus Kristus yang oleh kesederhanaan dapat merawat keharmonisan hidup.
Tuhan Memberkati dan menolong kita semua…Amin.
RENUNGAN KELUARGA
Jumat, 22 Mei 2020
Oleh : Kanidya Chr. Tuhumury
Nas Bacaan : Ibrani 13;1-6
Tema Bulanan : Menguatkan Keluarga Menyikapi Tantangan Zaman
Tema Mingguan : Keluarga dan hidup sederhana

Keluarga/Persekutuan yang diberkati Tuhan!. Orang Kristen di abad pertama adalah orang-
orang biasa secara ekonomi dan sosial yang mengalami penganiayaan sangat berat karena
menjadi Kristen. Sekalipun demikian, mereka dinasehati untuk tetap memberi tumpangan bagi
sesama, dalam hal ini berbagi dengan orang yang menderita. Hal ini dilakukan bukan untuk
mencari dan mendapat pujian, tetapi sebagai wujud melayani Tuhan dengan penuh
kesederhanaan. Apakah mudah untuk berbagi kepada sesama ketika kita turut menderita?
Tentunya, secara manusiawi, hal ini merupakan suatu kewajiban yang sangat sulit untuk
diberlakukan oleh orang Kristen masa itu hingga masa kini. Tetapi berbagi dengan orang lain dalam
keterbatasan itulah kekhasan orang Kristen pada saat itu melalui sikap hati yang tidak ingin
mencari pujian atau penghormatan orang lain, sehingga tidak dikendalikan oleh uang atau material
tetapi mau berbagi dengan orang lain.
Keluarga/Persekutuan yang diberkati Tuhan! Ibrani 13 : 1-6 berbicara tentang orang-orang yang
disertai Tuhan dalam Hidup yang sederhana dan berkecukupan. Lalu, apakah agar disertai Tuhan,
mereka yang berkelimpahan secara materi harus berhenti hidup dalam kemewahan? Tidak
demikian. Hidup sederhana yang dimaksudkan tidak sama dengan hidup miskin, dan tidak dinilai
dengan harga benda/barang yang dimiliki. Teladan satu-satunya mengenai kesederhanaan adalah
Tuhan Yesus. Hidup sederhana adalah panggilan iman dan ditemukan dalam sikap Yesus: Ia
meninggalkan kehormatan dan kemewahan sorgawi. Ia tidak mengejar kehormatan material tetapi
mengosongkan diri, untuk mengambil bagian dalam hidup manusia. Yesus bertindak dengan hati
nurani-Nya, membagikan yang ada pada-Nya supaya manusia hidup dan selamat.
Keluarga/Persekutuan yang diberkati Tuhan! Salah satu tantangan zaman yang kita hadapi
bersama ialah pandemic covid-19 yang berakibat pada setiap aspek kehidupan termasuk
perekonomian dunia yang berdampak pula pada perekonomian keluarga Bekerja atau tidak,
memiliki penghasilan atau tidak, kebutuhan ekonomi harus tetap dipenuhi setiap harinya. Sehingga,
setiap orang harus bisa hidup dalam segala kecukupan dirumah. Hal ini pula yang disampaikan
saat ini tentang hidup yang cukup dengan apa yang ada. Singkatnya, harus hidup dengan
sederhana. Tetapi, Hidup sederhana bukan berarti hidup malas-malasan tanpa motivasi dan tidak
perlu bekerja sebaik-baiknya agar sederhana secara materi. Hidup sederhana berarti hidup
bersyukur dengan segala sesuatu yang ada serta melihat hidup dari pemikiran yang lebih luas.
Yakni bukan hanya mementingkan diri sendiri ataupun keluarga, tetapi sesama. Hidup sederhana
adalah Hidup yang penuh kasih kepada keluarga, sesama yang membutuhkan, antar suami istri,
dan untuk memberi yang terbaik dari diri kita kepada Tuhan dan sesama kita. Kiranya kita dapat
membagi kesederhanaan hidup bersama diri kita, keluarga, dan sesama yang membutuhkan.
Tuhan memberkati kita semua. Amin.
RENUNGAN KELUARGA
Sabtu, 23 Mei 2020
Oleh : Julia D. Kaya & Frisyan Pattiiha
Nas Bacaan : Matius 6 : 19 – 21
Tema Bulanan : Menguatkan Keluarga Menyikapi Tantangan Zaman
Tema Mingguan : Keluarga dan Hidup Sederhana

Keluarga yang diberkati Tuhan! Hidup secara sederhana bukan berarti hidup dalam kemiskinan,
dan tidak dinilai dengan harga benda/barang yang dimiliki. Hidup sederhana lebih mengutamakan
kebutuhan pokok dari keinginan dan merasa puas dengan apa yang dimiliki, serta memenuhi
kebutuhan hidup sesuai dengan batas pendapatan yang wajar. Hidup sederhana mengedepankan
hidup sesuai dengan kebutuhan yang kita miliki. Kebutuhan itu bisa tercapai saat pendapatan pun
mencukupi. Tetapi kalau pendapatan tidak mengimbangi kebutuhan itu bisa jadi yang terjadi adalah
hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan di sini bukan saja soal hidup susah karena gaji tidak sesuai
dengan kebutuhan, tetapi juga upaya untuk menghemat karena takut kehabisan uang. Maka dari
situlah banyak yang berusaha untuk mencari harta kekayaannya agar semuanya tercukupkan
dengan baik.
Keluarga yang diberkati Tuhan! Dalam pembacaan kita terdapat 3 hal penting tentang hidup
dalam kesederhanaan tanpa harus mencari harta duniawi. Pertama, harta di dunia ini bersifat
sementara. Bukan tidak boleh mencari harta karena kita memang butuh harta untuk hidup di dunia
ini, tetapi jangan jadikan harta segala-galanya. Jangan sampai kita tidak punya waktu untuk Tuhan
karena terlalu sering bekerja untuk mengumpulkan harta. Kedua, Yesus mengingatkan bahwa
tawaran dunia untuk memprioritaskan harta bisa membuat kita menjadi lupa diri tanpa melihat
kebutuhan utama. Segala-galanya diukur dari harta. Ketiga, Yesus mengingatkan kita, kalau harta
sudah menjadi tuan yang memperbudak diri kita sendiri. Yesus mengajak kita mengubah cara
pandang kita tentang kebutuhan materi. Ia mengingatkan kita bahwa kebutuhan dalam hidup tidak
sama dengan kehidupan itu sendiri.
Keluarga yang diberkati Tuhan! Dalam permasalahan kita menghadapi berbagai tantangan
kehidupan khususnya corona virus, tanpa disadari bahwa keluarga kita dituntut untuk hidup dalam
kesederhanaan. Jika selama ini kita terlalu sibuk dalam mencari harta duniawi sehingga didalam
keluarga waktu untuk keluarga digantikan dengan kemewahan, waktu untuk anak digantikan
dengan memanjakannya berlebihan, bahkan waktu untuk Tuhan digantikan dengan memberi
persembahan. Sehingga harta menjadi semacam suap untuk menggantikan tanggung jawab yang
utama. Tetapi dari masalah yang kita hadapi bersama-sama ini hidup dalam kesederhanaan berarti
hidup dalam pengucapan syukur kepada Tuhan, hidup dalam memperbaiki semua hal yang kita
lakukan selama ini dalam keluarga dengan cara bersyukur atas semua yang telah kita terima.
Karena makanan, pakaian, tempat tinggal, dan harta adalah penunjang kehidupan. Yang lebih
penting untuk kita perhatikan dan yang menjadi kepentingan utama perhatian adalah kehidupan
kita. Kita diajak Yesus untuk menghargai hidup berdasarkan kasih dan perhatian-Nya, bukan
berdasarkan apa yang kita makan, pakai, dan miliki. Dengan selalu bersyukur dan melibatkan
Tuhan dalam setiap perjalanan kehidupan keluarga kita masing-masing agar dengan begitu kita
bukan saja sibuk mencari kebutuhan materi tetapi kebutuhan rohani kita juga dapat kita lakukan
dengan baik. Kiranya Tuhan selalu memampukan kita untuk tidak selalu mencari kebutuhan materi
kita tetapi juga kebutuhan rohani kita dalam setiap pergumulan keluarga kita. Amin
PENGGUNAAN NYANYIAN JEMAAT
DALAM IBADAH BINAKEL SEPEKAN DI JEMAAT GPM EBENHAEZER
(18 s.d. 23 MEI 2020)

"KIDUNG JEMAAT"

KJ No. 15 : 1, 3 KJ No. 3 : 1, 2
Tata Ibadah KJ No. 2 : 4 Tata Ibadah KJ No. 10 : 1, 3, 4
SENIN KJ No. 427 : 1, 2 SELASA KJ No. 64 : 1, 2
KJ No. 426 : 1,3 KJ No. 453 : 1, 2, 3

KJ No. 454 : 1
TATA IBADAH KHUSUS
Tata Ibadah Tata Ibadah KJ No. 17 : 1, 7
SYUKUR HUT KE 47
RABU KAMIS KJ No. 30A : 3, 4
KLASIS KOTA AMBON
KJ No. 450 : 1, 5

KJ No. 18 : 1, 2 KJ No. 13 : 1, 4
KJ No. 397 : 1, 4 KJ No. 287B : 1, 3
Tata Ibadah Tata Ibadah
KJ No. 396 : 1, 2, 3 KJ No. 332 : 1, 2
JUMAT SABTU
KJ No. 342 : 1, 3 KJ No. 356 : 1, 2
AMIN, AMIN, AMIN KJ No. 329 : 1, 3, 4

NYANYIAN LITURGIS IBADAH MINGGU IV Minggu, 24 Mei 2020


TATA IBADAH : MINGGU IV
NYANYIAN : NYANYIAN ROHANI

NR No. 3 : 1, 2
NR No. 9 : 1, 3
NR No. 55 : 1, 2
Nyanyian Aklamasi : Haleluya
NR No. 76 : 1, 2, 4, 6
NR No. 176 : 1, 3
Amin, Amin, Amin

Anda mungkin juga menyukai