Pulp Capping
Untuk perlindungan kimia, elektrik, termal dan mekanis.
Macam :
1. Indirect pulp capping → masih ada selapis tipis dentin dan tidak ada
inflamasi pulpa (maksimal gejala pulpitis reversible, D5)
→ LINER
2. Direct pulp capping → pulpa terbuka < 2 mm ; tidak ada inflamasi pulpa
irreversible ; exposure trauma < 24 jam.
Tujuan : mencegah inflamasi pulpa akibat bakteri dan iritan yg mengiritasi
pulpa secara langsung maupun tak langsung (melalui tubuli dentin). Serta
merangsang pembentukan dentin reparatif.
Liner → ketebalan 0.5-1mm, basis → ketebalan 1-2mm. keduanya sebagai
isolator dan perlindungan terhadap iritan. Dan basis juga meneruskan tekanan
restorasi (menggantikan dentin).
Bahan :
1. Varnish kavitas → hanya untuk amalgam konvensional. Hanya penyekat
dan pengisi celah antara amalgam dan gigi, mencegah penetrasi produk
korosi amalgam ke dalam dentin.
2. Calcium hydroxide
2 pasta → base (salisilat) dan katalis (CaOH2) → setting bila dicampur
(setting time 2.5 – 5.5 menit).
Sifat :
o Mudah larut dalam cairan mulut
o Saat berkontak dengan pus/cairan lain maka CaOh akan pecah
menjadi Ca dan OH
o Bersifat basa kuat (pH = 12 dengan adanya OH) sehingga :
Denaturasi protein pada membrane sel bakteri → lisis → sifat
bakterisidal
Bakteri tidak dapat hidup pada suasana pH tinggi →
bakteriostatik
Merangsang odontoblas membentuk dentin reparative →
pembentukan dentinal bridge (tampak pada radiografik
setelah 6 minggu)
Jika berkontak dengan jaringan sehat (pulpa) akan
menyebabkan nekrosis koagulasi superficial → mengiritasi
pulpa vital dibawahnya → menimbulkan reaksi/respon
odontoblas dibawahnya membentuk dentin tubuler.
Menetralisir asam dan merangsang terjadinya mineralisasi.
o Tidak lagi digunakan sebagai liner/basis (pulp capping) karena
toksik yg menyebabkan nekrosis koagulasi pulpa, juga bisa
teresorbsi sehingga penutupan marginal buruk dan penurunan
retensi tumpatan.
o CaOH bisa merangsang peningkatan aktivitas odontoklas (over
stimulation) → resorpsi interna dan eksterna).
3. GIC konvensional
GIC tipe III
Dapat untuk restorasi tetap amalgam atau RK
Sifat fisik rendah → sebaiknya aplikasi dalam lapisan yang tipis (0.5
mm)
Bila tumpatan tetap RK → ikatan micromekanis dengan GIC (hasil etsa
pada liner GIC).
Kelemahan : tidak bisa langsung tumpat tetap → krn settingnya butuh
waktu.
4. RM-GIC
Penambahan HEMA sebagai foto inisiator → pada likuid
Reaksi setting sebagian : photochemical polymerization (saat disinar).
Rekasi setting keseluruhan : reaksi asam basa.
Jadi resiko kontaminasi air tidak ada
Meski tidak ada aktivasi sinar, bahan tetap bisa setting sempurna
Bila tumpatan tetap RK → berikatan secara kimia dengan RM-GIC
Lebih dipilih karena dapat langsung tumpat tetap sebab setting terjadi
segera setelah disinar