Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER

KEAMANAN PANGAN DAN SANITASI

OLEH
M.AGUS SAPUTRA

E10019178
D

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021

M.Agus Saputra
PRAKATA

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Karunia-Nya kita dapat menyelesaikan praktikum Keamanan Pangan dan
Sanitasi dengan baik. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen dan
asisten dosen yang telah membimbing kami selama praktikum sehingga
praktikum ini dapat terselesaikan. Saya menyadari bahwa dalam proses
penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya.
Namun demikian, saya telah berusaha dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik. Saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun diri saya, demi
perbaikan laporan-laporan praktikum selanjutnya. Semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin. Sekian dan terima kasih.

Jambi, Mei 2021

M.Agus Saputra

i
M.Agus Saputra
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA.................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II MATERI DAN METODA...........................................................................................................3
2.1 Waktu dan Tempat................................................................................................................3
2.2 Materi....................................................................................................................................3
2.3 Metoda...................................................................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................4
3.1 Bagan Alir.............................................................................................................................4
3.2 Analisis Potensi Bahaya........................................................................................................8
3.3 Critical Control Point (CCP)...............................................................................................10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
4.2 Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel.
1. Analisis Potensi Bahaya 8

2. Critical Control Point...................................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum Keamanan Pangan dan Sanitasi bertempatan pada usaha Telur


Asin Peternak Itik di Ds. Jokerto, Kec. Parang. Kab. Magetan, Jawa Timur.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari video youtube usaha tersebut dikelola
langsung oleh kedua Pasutri muda milenial yaitu mas Didit dan istrinya. Usaha ini
memiliki kaitan dengan Keamanan Pangan dan Sanitasi dari mulai tahap
pengumpulan kemudian pembersihan telur, tahap pembalutan dengan adonan,
proses perebusan dan pengeringan dengan oven, telur asin yang sudah jadi
kemudian dilakukan proses packing, hingga tahap pemasaran produk.
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis
unggas, seperti ayam, itik, burung puyuh dan angsa. Telur merupakan bahan
makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai
sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam
amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging,
ayam, tahu, tempe, dan lain-lain. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga
digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan
bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang
relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur
(Muslim, 1992).
Telur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya adalah
telur ayam, telur puyuh, dan telur itik. Bobot dan ukuran telur itik rata-rata lebih
besar dari telur ayam, namun karena baunya yang amis, telur itik jarang
dikonsumsi jika dibandingkan dengan telur ayam. Sebagai usaha untuk
mengurangi bau amis tersebut maka telur itik diolah menjadi telur asin, hal ini
memungkinkan karena telur itik memiliki pori-pori telur yang besar. Pori-pori ini
menguntungkan saat proses pengasinan karena garam bisa lebih terabsorbsi
kedalam telur bila dibandingkan dengan telur lainnya (Murtidjo, 1998).

1
1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Keamanan Pangan dan Sanitasi online usaha telur
asin melalui pencarian informasi dari youtube ini adalah untuk mengetahui bagan
alir proses produksi yang baku atau standart terhadap proses usaha yang dilakukan
pada peternakan itu serta untuk mengetahui potensi bahaya, ancaman,
kontaminasi dan critical control point atau titik – titik kritis dari masing – masing
tahap produk atau bagan alir yang di amati. Dan juga apakah Standard
Operasional Procedur yang dilaksanakan peternak tersebut sudah benar atau tidak,
agar tidak menimbulkan keracunan pada pangan yang diolah.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum Keamanan Pangan dan Sanitasi online usaha telur
asin melalui pencarian informasi dari youtube ini adalah kita menjadi tahu apakah
bagan alir proses produksi yang dilakukan sudah baku atau standart pada usaha
peternak tersebut serta kita menjadi tahu potensi bahaya, ancaman, kontaminasi
dan critical control point atau titik – titik kritis apa saja yang bisa terjadi dari
masing – masing tahap produk atau bagan alir yang di amati. Dan kita menjadi
tahu layak atau tidaknya Standard Operasional Procedur yang dilaksanakan
peternak tersebut, agar tidak menimbulkan keracunan pada pangan yang diolah.
BAB II
MATERI DAN
METODA

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Keamanan Pangan dan Sanitasi online melalui informasi dari


youtube yang berdasarkan video Ide Bisnis Rumahan Usaha Telur Asin pada
channel Bu Lurah ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 mei 2021 mulai pukul
13.00 s/d 17.30 wib.

2.2 Materi

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu bagan alir, kuota
internet, laptop dan buku tulis.

2.3 Metoda

Cara kerja pada praktikum Keamanan Pangan dan Sanitasi online melalui
informasi dari youtube mengenai telur asin ini adalah pertama, buatlah bagan alir
yang akan disesuaikan pada video referensi dengan judul Ide Bisnis Rumahan
Usaha Telur Asin pada channel Bu Lurah. Lalu cari referensi video melalui media
youtube. Kemudian sesuaikan apakah semua tahap proses yang telah dibuat sesuai
dengan sumber referensi dari video. Setelah itu catatlah hasil yang didapat.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Bagan Alir

Diagram alir atau Bagan alir produksi yang baku atau standart yang
dilakukan pada usaha rumah tangga telur asin. Berikut bagan alir yang saya buat;

Dibalut dengan
Adonan bata
Bahan Baku Dipilih & merah dan garam
Telur Itik dibersihkan selama 14 hari

Telu
r
Telur Asin Diambil dan
jadi, siap
dikemas dan
dipasarkan
Itik dibersihkan dari
balutan adonan

Proses perebusan

Pengeringan
di oven

Penjelasan :

Tahap Pengumpulan(memanen) Telur Itik


Penanganan pasca panen terhadap produksi telur cukup penting untuk
dilakukan, dari jenis itik petelur yang menghasilkan telur dengan jumlah yang
banyak terutama dalam proses pemanenan, produksi dan pemasaran ditingkat
provinsi, pulau bahkan antar negara. Pertama kumpulkan seluruh telur dari ternak
itik dikandang, kemudian telur-telur tersebut dipilih dan disortir hingga diperoleh
telur itik dengan kualitas yang baik.
Telur itik yang hendak dijadikan telur asin tidaklah boleh retak, karena hal
ini dapat menyebabkan masuknya zat yang dapat mengakibatkan telur busuk lebih
cepat dan pecah saat direbus. Pengolahan hasil peternakan khususnya komoditas
telur itik menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat.
Teknologi pengolahan yang digunakan sederhana dan dapat diterapkan ditempat
peternak sentra produksi. Dengan teknologi penanganan pasca panen yaitu
pengolahan hasil dapat meningkatkan kelancaran pemasaran. Selain mendapatkan
nilai tambah, kegiatan pengolahan hasil juga membuka peluang bagi
pengembangan agribisnis di pedesaan (Syarief et al, 1993).

Tahap Pembersihan Telur Itik


Pada tahap ini, telur dimasukan kedalam air hangat yang ber Ph-4 dengan
detergen cair sekitar 2-3 tetes dengan 10 liter. Telur yang telah dibersihkan lalu
ditiriskan di tempat yang kering. Kemudian telur dicuci bersih menggunkan sabun
dan sikat, proses ini dilakukan secara autodidak menggunakan tangan dan bukan
mesin. Telur yang telah dibersihkan lalu dipisahkan atau disortir untuk
memisahkan antara telur yang retak, pecah atau bentuknya yang abnormal. Telur
tetas yang baik mempunyai ciri tidak retak atau pecah, kulit telur tidak terlalu
tebal atau terlalu tipis, bentuknya tidak terlalu lonjong atau terlalu bulat dengan
berat telur yang standar. Telur yang tidak memenuhi syarat dijadikan telur
konsumsi.
Sanitasi atau pembersihan terhadap telur dan peralatan penetasan dapat
dilakukan dengan menggunakan bahan yang bersifat membunuh mikroorganisme,
seperti bakteri yang dapat mempengaruhi daya tetas telur. Jenis desinfektan yang
banyak digunakan dalam proses penetasan adalah formaldehyde, penggunaan
desinfektan dengan konsentrasi tinggi saat perkembangan embrio dapat
menyebabkan abnormalitas embrio (Nandhra et al., 2014).
Tahap Pembalutan Dengan Adonan Bata Merah
Setelah telur dicuci dengan bersih selanjutnya adalah proses pelumuran
adonan yang terdiri dari satu bagian garam, kemudan satu bagian abu, dan terakhir
satu bagian serbuk bata merah. Lalu bahan ini dicampur dengan air secukupnya,
jika campurannya pas maka dalam proses pelumuran tidak perlu dikepali
sedemikian rupa, cukup sekali celup lalu diletakan ketempat penyimpanan.
Tempat penyimpanan bisa berupa ember dan wadah lainnya, kemudian telur Itik
yang sudah dilumuri adonan tadi, akan disimpan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan selera konsumen. Jika konsumen tidak terlalu menyukai telur yang
begitu asin, maka cukup disimpan dalam waktu satu minngu, intinya jika kita
semakin lama menyimpan telur yang sudah dilumuri adonan tadi maka rasanya
akan semakin asin.
Waktu yang dibutuhkan untuk perendaman ataupun pembalutan kurang
lebih 14 hari. Hasil yang didapat dari metode tersebut dipengaruhi oleh kadar
NaCl di dalam larutan ataupun adonan. Rasa asin yang terlalu tinggi pada putih
telur kurang disukai oleh konsumen. Telur asin adalah telur yang diolah dalam
keadaan utuh, dimana kandungan garam dapat menghambat perkembangan
mikroorganisme dan sekaligus memberikan aroma khas, sehingga telur dapat
disimpan dalam waktu yang relatif lama (Wasito dan Rohaeni 1994). Menurut
Widjaja (2003) bahwa telur asin merupakan telur segar yang diawetkan dengan
menggunakan garam. Selain baunya yang amis, telur Itik juga mempunyai pori-
pori yang besar, sehingga sangat baik untuk diolah menjadi telur asin (Astawan,
2006).

Tahap Pembersihan Dari Balutan Adonan


Telur dengan albumen yang putih dan kuning telur yang mempur dan
berminyak dipinggirnya saja merupakan telur asin yang disukai. Jika adonan
pembungkus telur kurang baik, kuning telur akan berwarna kebiruan. Kuning telur
pada telur asin yang ber mutu tinggi terletak di tengah, dengan ukuran kantung
udara yang kecil. Jika letaknya tidak di tengah, menandakan telur yang digunakan
mutunya kurang baik. Penggunaan teh pada proses pengasinan telur ternyata dapat
mengurangi pergeseran kuning telur ke arah kulit.
Metode pengasinan yang dilakukan sampai sekarang adalah perendaman
didalam larutan garam atau pembalutan dengan adonan garam dan bubuk batu
bata atau adonan garam dan abu gosok. Setelah jangka waktu yang ditentukan tadi
telah terlampaui, kemudian bongkar balutan adonan yang menempel pada telur.
Buka dengan hati-hati jangan sampai telur hancur, telur di bersihkan dengan air
dan di gosok menggunakan sikat sampai adonan benar-benar bersih.

Tahap Perebusan Telur Itik


Selanjutnya telur yang sudah dicuci bersih akan dikukus dalam kurun
waktu 2 sampai 3 jam. Kenapa harus dikukus, hal ini dikarenakan dalam proses
penguskusan uap air yang terkandung dalam telur relatif lebih sedikit dibanding
saat direbus, alhasil telur asin nantinya ajan lebih awet bisa bertahan sampai
sebulan. Untuk mempertahankan mutu telur biasanya dilakukan dengan cara
pengawetan.
Pengawetan telur menurut koswara (1991) pada prinsipnya adalah
mencegah penguapan air dan terlepasnya gas-gas dari dalam isi telur serta
mencegah masuk dan tumbuhnya mikroba dalam telur selama mungkin. Sebelum
melakukan pengawetan yang perlu diperhatikan adalah kebersihan kulit telur.
Pembersihan kulit telur dapat dilakukan dengan cara merendam telur dalam air
bersih, dapat diberi sedikit detergen kemudian dicuci hingga kotoran yang
menempel hilang, atau dengan mencuci telur dengan air hangat-hangat kuku yang
mengalir. Setelah kulit telur bersih dapat dilakukan pengawetan telur. Salah satu
cara pengawetan telur yaitu membuat telur asin.

Tahap Pengeringan Di Dalam Oven


Selanjutnya tahap pengeringan telur menggunakan oven, pada video
referensi yang saya tonton tidak dijelaskan tentang proses pengeringannya, hanya
di perlihatkan sedikit saja. Pada dasarnya proses peneringa telur menggunakan
oven dilakukan agar dihasilkan telur asin matang. Lakukan pemasakan dengan api
sedang selama 3 – 4 jam, Jika belum sesuai kematangannya lakukan pemasakan
kembali
.
Tahap Pengemasan Dan Pemasaran
Dari video referensi dapat dipahami bahwa proses pengemasan yang
dilakukan sama seperti proses pengemasan telur pada umumnya, yaitu
menggunakan kardus tempat menaruh telur. Dijelaskan didalam video, bahwa
menurut mas Didit, usaha yang dirintisnya mulai sejak 4 tahun yang lalu bisa
memproduksi sampai seribu telur asin setiap minggunya.
Semua telur ini dihasilkan dari semua itik yang dipeliharanya jadi kualitas
telur terjamin dengan baik. Telur asin yang sudah siap jual biasanya diambil oleh
pengepul dari luar kota, seperti kota madiun maupun kota lainnya. Namun, mas
didit juga mendistribusikan sendiri telur telur asin tersebut ke warung dan rumah
makan di kota magetan. Satu butir telur asin ukuran besar biasa dijual seharga Rp
2.500 per butir. Namun jika di warung dan di rumah makan harga jualnya bisa
mencapai Rp 3.000 per butir.

3.2 Analisis Potensi Bahaya

Tabel 1. Analisis Potensi Bahaya


Tahapan Potensi Penyebab Kategori Penilaian Resiko Justifikasi Tindakan
Proses Bahaya Bahaya KP MT Kepara Peluang Resiko (Alasan) Pencegahan
Han
Fisik Lantai, Tinggi Rendah Sedang Telur dapat Saat
Tahap √
tangan seketika pecah mengambil
Pengump manusia, apabila terjatuh telur
ternak itu di lantai, itik itu bawalah
ulan(mem
sendiri dan sendiri juga secara hati-
anen) benda bisa seketika hati dan
Telur Itik. keras memecahkan gunakan
lainnya. telur, tangan tempat yang
manusia yang aman agar
tidak hati-hati tidak pecah.
saat mengambil
telur
Tahap Fisik Telur Sedang Sedang Sedang Telur dapat Penggunaan
Pembersi ditunbuhi √ terinfeksi desinfektan
han mikroorga mikrooganisme dengan
Telur Itik nisme dan menjadi konsentrasi
busuk tinggi dapat
membunuh
mikroorganis
me
Tahap Biologis Bahan Rendah Rendah Rendah Jika adonan Gunakan
Pembaluta adonan √ pembungkus adonan abu
n Dengan Pembungku telur kurang dan bata
Adonan s telur baik, kuning merah yang
Bata kurang baik telur akan memiliki
Merah berwarna standar yang
kebiruan baik

Tahap Biologis Terlalu Sedang Sedang Sedang Telur bisa Saat


Pembersih keras/kasar √ pecah jika tidak membuka
an Dari saat berhati-hati saat adonan,
Balutan melepaska membersihkann buka dengan
Adonan n adonan ya perlahan
tanah liat gunakan air
dan sikat
dengan hati
hati.
Tahap Biologis Serangga Rendah Rendah Rendah Air yang Menggunaka
√ digunakan tidak n air yang
Perebusn
bersih bersih tak
Telur Itik berwarna
dan tak
berbau
Tahap Fisik Kurangnya Rendah Rendah Rendah Yang membeli Tingkatkan
Pengemas promosi √ produk tidak proses
an Dan terlalu banyak promosinya
Pemasara
n

Analisis Potensi Bahaya atau Hazard Analysis merupakan proses


identifikasi potensi kemungkinan bahaya fisik, kiamiawi dan biologis yang dapat
terjadi pada salah satu tahap atau proses produksi pangan. Identifikasi dilakukan
tiap tahap produksi mulai dari awal sampai akhir. Mulai dari budidaya, bibit,
pakan, pemanenan, produksi, pengolahan, pengemasan, penyimpanan, distribusi
dan sebagainya. Sampai produk siap dikonsumsi konsumen. Analisis potensi
bahaya didasarkan atas kontaminan pakan yang dikenali dan/atau bidang-bidang
yang diduga mudah menimbulkan eror, yang dapat berkompromi dengan
keamanan pakan (Joelal Achmadi, 2010). Hasil identifikasi bahaya yang ditemui
harus dapat dianalisis dan dapat mempertanyakan akibat bahaya terhadap
keamanan dan mutu program.
Bahaya biologis, bahaya yang disebabkan oleh bakteri patogen, virus atau
parasit yang menyebabkan keracunan, infeksi atau intoksikasi. Mikroorganisme
memiliki kebutuhan dasar yang berhubungan dengan suhu optimum pertumbuhan,
kelembapan, ph, dan sumber makanan (Mortimore & Wallace, 2004). Bahaya ini
dapat di cegah dengan melihat penampilan atau kondisi bahan baku, asal bahan
baku, serta catatan asal bahan baku dan supplier. Bahaya fisik, bahaya ini
disebabkan akibat tertelannya benda asing. Seperti, pasir, serpihan kayu, kaca,
besi yang seharusnya tidak ada dapat dicegah dengan mengenal suplier dan
pemeriksaan fisik. Bahaya kimiawi disebabkan oleh karena tertelan toksin atau
bahan kimia beracun. Dapat dicegah dengan pengecekan label, pemakaian
secukupnya, dan hanya gunakan bahan yang diijinkan.

3.3 Critical Control Point (CCP)

Tabel 2. Critical Control Point


Tahapan Potensi Pemantauan Tindakan Pencatat
No Batas Kritis
(CCP) Bahaya Apa Bagaimana Kapan Siapa Koreksi an
1 Tahap Fisik Telur itik Kondisi Pengecekan Setiap Bagian Proses Penerima
Pengump segar,utuh telur itik telur itik pembelian penerima sortasi di an telur
ulan(me dan tidak mentah bahan perketat itik
manen) retak baku
Telur Itik

2 Tahap Fisik Air yang Kondisi Pengecekan Sebelum Bagian Pengeceka


Pembersi digunakan air bersih air bersih proses pencucian n kembali
han sesuai yang pencucian air yang
Telur Itik dengan digunakan berlangsun akan
persyaratan dalam g digunakan
air minum proses
pencucia

3. Tahap Biologi Jumlah Penamba Standar Setiap kali Bagian Hubungi


Pembalut perbandinga han air formulasi pembuatan formulasi bagian
an n air bersih dan formulasi formulasi
Dengan dan garam garam untuk
Adonan sesuai yang membuat
Bata ditentukan standar
Merah formulasi

4. Tahap Biologi Kebersihan Akibat Pengecekan Sebelum Bagian Pengeceka


Pembersi telur asin dari tidak kebersihkan Proses penirisan n
han Dari bersihny tempat kebersihka
Balutan a telur penirisan n saaat
Adonan penirisan
harus
sangat
diperhatik
an

5. Tahap Fisik Penggunaan Penyimp Pengecekan Sebelum Pengontrol Hubungi


Perebusn suhu dan angan dan proses produksi maintance
Telur Itik waktu suhu pengaturan perebusan perebusan untuk
standar perebusa suhu berlangsun memperba
n perebusan g iki
6. Tahap Fisik Pengemasan Produk Pengecekan Sebelum Pengonrol Proses
Pengema harus yang ulang produk bagiam pengemas
san Dan diruangan dikemas dikemas cap dan an
Pemasar yang bersih bersih pengemas diperhatik
an dan terbuka an an lagi
sebelum
dicap dan
dikemas.

Critical Control Point (CCP) merupakan titik kritis dimana bila terjadi
kegagalan dalam memantau titik ini akan dapat menimbulkan bahaya, tidak aman,
kerusakan atau resiko kerugian. Dalam menganalisis titik kendali kritis (CCP)
bertujuan untuk mengetahui proses manakah yang berpeluang menimbulkan
bahaya dan tingkat keparahan yang ditimbulkan (Thaheer, 2005). CCP dapat
ditentukan setelah bagan alir proses produksi dibuat sehingga setiap tahap dapat
diketahui bahaya yang akan muncul.
CCP muncul apabila penanganan atau pengolahan yang dilakukan tidak
sesuai dan dapat menimbulkan resiko dan bahaya. Sekali ditetapkan CCP,
seharusnya ditindaklanjuti dengan identifikasi nilai minimum/maksimum yang
dibutuhkan untuk mencegahnya, mengeliminasikan atau menekan potensi sampai
pada tingkat yang dapat diterima ( Joelal A, 2010). CCP diterapkan berdasarkan
referensi, standart teknis atau aturan yang ada.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat bagan alir yakni,
tahap pengumpulan(memanen) telur itik, tahap pembersihan telur itik, tahap
pembalutan dengan adonan bata merah, tahap pembersihan dari balutan adonan,
tahap perebusan telur itik, pengeringan di dalam oven dan tahap pengemasan dan
pemasaran. Bagan alir yang tertera sangat penting untuk menganalisis CCP atau
Critical Control Point dan adanya potensi bahaya yang ditimbulkan pada masing –
masing tahap. Pada praktikum online yang berdasarkan sumber video referensi
terdapat sumber bahaya biologis dan fisik di sebagian tahap. CCP akan muncul
apabila tahap proses terdapat sumber bahaya.

4.2 Saran

Dalam pelaksanaan praktikum online ini diharapkan, agar untuk


kedepannya dapat dilaksanakan secara offline dan langsung terjun kelapangan,
agar ilmu yang didapat lebih banyak dan mahasiswa menjadi lebih paham.
Dikarenakan saat pelaksanaan praktikum online seperti ini, sulit untuk
menyesuaikan tata tertib dan menyerap ilmu dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M. 2006. Telur Asin, Aman dan Penuh Gizi. http://www. Departemen
Kesehatan Indonesia htm. Diakses tanggal 1 Januari 2016.
Joelal Achmadi. 2010. Penjamin Mutu Pakan Berbasis HACCP. Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
Koswara S. 1991. Teknik Pengawetan Telur Segar. Poultry Indonesia. Edisi
Februari :14-16.
Murtidjo, B. A. 1998. Mengelola Itik. Kanisius, Yogyakarta.
Muslim, DA. 1992. Budidaya Mina Itik. Kanisius, Yogyakarta.
Mortimore, S., dan Wallace, C. (2004). HACCP Sekilas Pandang. Jakarta: EGC.
Nandhra, I.P., E. Sudjarwo, dan A.A. Hamiyanti. 2014. Pengaruh Penggunaan
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.) pada Pencelupan Telur Tetas Itik
Mojosari terhadap Daya Tetas dan Mortalitas Embrio. Jurnal Ilmu ± Ilmu
Peternakan. 25 (1) : 16 ± 23. ISSN : 0852-3581.
Syarief, 1993, “ Teknologi Penyimpanan Pangan”, Arcan, Jakarta.
Thaheer, H. (2005). Sistem Manajemen HACCP. Jakarta: Bumi Aksara.
Referensi Video : https://youtu.be/MLAdLY2hNCo
LAMPIRAN

Gambar 1. Potret Pak Didit & Telur yang Dipilih

Gambar 2. Proses Pembuatan Telur Asin

Anda mungkin juga menyukai