Proyek atau produk pada suatu matriks dapat mengalami perubahan terus menerus atau dapat bertahan cukup lama. Yang pertama mencirikan matriks sementara; yang kedua mewakili matriks permanen. Contoh perusahaan angkasa luar pada Gambar 12-1 menggambarkan matriks sementara. Jika kontrak baru telah diperoleh, tim-tim proyek diciptakan dengan menarik anggota dari departemen-departemen fungsional. Sebuah tim hanya akan ada selama waktu proyek tersebut dikerjakan. Sedangkan setiap proyek dapat berlangsung selama enam tahun atau lebih, fakta bahwa perusahaan seperti McDonnell Douglas atau General Dynamics seringkali mempunyai sejumlah besar proyek yang bekerja secara bersamaan berarti bahwa pembuatan matriks selalu berubah-ubah. Kontrak yang baru meminta formasi proyek yang baru sehingga anda setiap saat bisa menemukan proyek yang sedang dalam penyelesaian, sedangkan yang lain baru saja dimulai. Proyek atau produk pada matriks yang permanen relatif berdri selama beberapa waktu. Perguruan tinggi yang mengorganisasikan jurusan manajemen, menggunakan matriks permanen jika mereka melapiskan struktur-struktur proyek undergraduate programs, dan graduate programs, program penelitian, dan executive development programs melalui departemen fungsionalnya yaitu akuntansi, keuangan, manajemen, pemasaran, dan sebagainya. Direktur struktur-struktur produk itu menggunakan para dosen dari departemen-departemen itu untuk mencapai tujuan mereka. Direktur graduate business program mengisi kursusnya dengan anggota dari berbagai departemen. Perhatikan bahwa produk-produk itu tidak berubah; jadi kita mengatakan bahwa ini adalah sebuah matriks yang permanen. Mengapa digunakan jenis struktur yang demikian? Matriks permaenen memberikan garis tanggung jawab yang jelas untuk setiap lini produk. Keberhasilan atau kegagalan misalnya, dari executive development program pada sebuah college of business terletak langsung pada direkturnya. Tanpa matriks tersebut, maka sukar untuk mendapatkan orang yang dapat mengkoordinasikan dan mengambil tanggung jawab bagi prestasi efektif dari program pengembangan tersebut. Struktur matriks permanen juga terdapat pada beberapa rantai pengecer seperti Sears, Roebuck dan J.C. Penney. Rantai-rantai tersebut menciptakan garis wewenang ganda jika mereka mengangakat manajer toko (sama seperti manajemen produksi) dan manajer merchandizing (sama seperti manajer fungsional). Yang pertama bertanggung jawab atas prestasi tokonya. Yang kedua atas pembelian barang yang cocok untuk toko-toko tersebut. Bagian pembelian pakaian dalam wanita (lingerie), misalnya, akan membeli barang untuk toko-toko perusahaan. Garis wewenang ganda tersebut menciptakan dua orang manajer yang permanen dan yang mempunyai tanggung jawab terpisah serta melapor pada garis wewenang yang berbeda-beda. Kelemahan dan Kekuatan Matriks Kekuatan matriks terletak pada kemampuannya untuk mengkoordinasikan kegiatan jika organisasi tersebut mempunyai banyak aktivitas kompleks dan saling bergantung. Jika sebuah organisasi berkembang menjadi lebih besar, kapasitas untuk memproses informasi mungkin menanggung beban kerja terlalu berat. Pada birokrasi, kompleksitas mengakibatkan formalisasi yang makin meningkat. Kontak langsung seringkali dapat menimbulkan komunikasi dan fleksibilitas yang lebih baik di antara berbagai spesialisasi di dalam matriks. Informasi terserap ke dalam organisasi tersebut, dan lebih cepat sampai kepada orang-orang yang membutuhkannya. Selanjutnya, matriks mengurangi bureaupathologies. Garis wewenang ganda mengurangi kecenderungan para anggota departemen untuk menjadi demikian sibuk membela “dunia-dunia kecil” mereka sehingga tujuan menjadi terlantar. Ada juga keuntungan lain pada matriks. Seperti yang telah dikatakan, matriks membantu pengaloksian para spesialis secara efisien. Jika individu yang mempunyai keterampilan tinggi ditempatkan pada sebuah departemen fungsional atau kelompok proyek, maka talenta mereka dimonopoli dan tidak sepenuhnya digunakan. Matriks memperoleh keuntungan dari economies of scale dengan memberikan kepada organisasi tersebut sumber daya terbaik dan cara yang efeketif untuk memastikan penggunaannya secara efisien. Kelebihan lainnya adalah matriks merupakan (1) peningkatan kemampuan untuk memberi tanggapan yang cepat terhadap perubahan di lingkungan, (2) sebuah cara yang efektif untuk menyeimbangkan permintaan dari pelanggan bagi penyelesaian proyek dan pengendalian biaya dengan kebutuhan dari organisasi akan efisiensi ekonomis dan pengembangan kemampuan teknis untuk masa yang akan datang, dan (3) peningkatan motivasi dengan memberi lingkungan yang lebih sesuai dengan norma- norma demokratis yang lebih disukai oleh pegawai-pegawai ilmiah dan profesional. Kekurangan utama dari matriks tersebut terletak pada kebingungan diciptakannya, kecenderungannya untuk memperkuat perebutan kekuasaan, dan tekanan yang ditimbulkannya pada individu. Jika anda melepaskan konsep kesatuan komando, maka kedwiartian akan meningkat secara mencolok dan ini seringkali mengakibatkan konflik. Misalnya, seringkali tidak jelas siapa yang melapor kepada siapa, dan tidaklah mengherankan jika para manajer proyek berkelahi untuk memperoleh spesialis terbaik untuk dipekerjakan pada proyek mereka. Kebingungan dan kedwiartian juga menciptakan benih-benih perebutan kekuasaan. Birokrasi mengurangi potensi untuk “perebutan kekuasaan” dengan cara menetapkan aturan main lebih dahulu. Jika peraturan-peraturan tersebut “siap untuk direbut” maka pertikaian kekuasaan antara manajer fungsional dan departemen akan terjadi. Bagi para individu yang menginginkan keamanan dan tidak adanya kedwiartian, lingkungan ini dapat menimbulkan stres. Melapor kepada lebih dari seorang atasan menimbulkan konflik mengenai peran, dan harapan yang tidak jelas menimbulkan kedwiartian peran. Kemampuan untuk dapat meramalkan yang terdapat pada birokrasi, tidak ada di sini, diganti ketakpastian dan stres. Teori Z Sudah bukan rahasia lagi bahwa orang Jepang sangat berhasil dalam memproduksi produk berkualitas sangat baik dengan harga bersaing. Sebagian dari keberhasilan mereka disebabkan oleh cara organisasi besar Jepang itu didesain. Tbael 12-1 meringkas karakteristik yang terdapat dalam birokrasi perusahaan besar khas Amerika (Organisasi teori A) dan karakteristik yang terdapat dalam organisasi yang khas Jepang (Organisasi teori J). William Ouchi dari UCLA menemukan bahwa beberapa perusahaan Amerika secara sadar atau tidak, telah Sistem Jepang, dalam usahanya untuk memastikan bahwa pegawai cocok satu sama lain, terang- terangan melakukan diskriminasi. Pegawai yang budayanya tidak sama, khususnya wanita dan golongan minoritas, secara selektif dipisahkan dari golongan utama. Tindakan demikian tidak dapat diterima di Amerika Serikat. Organisasi Teori Z oleh karenanya, mempunyai tenaga kerja yang kurang homogeny dibandingkan perusahaan Teori J. Para pegawai dalam perusahaan Teori Z juga dinilai sekali atau dua kali setahun, dan proses tersebut menekankan ukuran yang obyektif mengenai prestasi kerja yang sebenarnya, bukan penilaian yang informal dan subyektif. Jika organisasi Teori A bersifat birokratis, maka organisasi Teori Z pada dasarnya adalah adhocratic. Kompleksitasnya rendah karena lapisan manajemen yang berlebihan tidak perlu. Formalisasinya juga rendah. Perhatian terhadap loyalitas jangka panjang terhadap organisasi dan kerja tim bertindak sebagai pengatur perilaku pegawai. Keputusan-keputusan operasional dibuat oleh tim kerja tersebut. Hasilnya adalah sebuah desain organisasi yang lebih menyerupai yang terdapat di Jepang daripada struktur mekanistik tradisional yang secara historis telah mendominasi organisasi di Amerika. BENTUK KOLATERAL Amerika telah menemukan kembali nilai kewiraswastaan. Sekarang sudah menjadi mode untuk mendirikan sebuah perusahaan kecil, untuk mengambil risiko, untuk inovatif. Strktur sederhananya adalah mekanisme yang ideal di mana kewiraswastaan dapat berkembang. Tetapi perusahaan-perusahaan besar bukannya harus diabaikan. Perusahaan seperti General Electric, Du Pont, Texas Instruments, IBM, dan AT&T sedang mencoba desain organisasi kolateral yang memungkinkan intrapreneuring; artinya, menciptakan semangat dan imbalan kewiraswastaan di dalam atau di samping birokrasi yang besar. Bentuk kolateral adalah anggota tambahan yang distruktur secara bebas dan dirancang untuk hidup berdampingan dengan birokrasi atas dasar yang relative permanen. Mereka semua secara khas merupakan tim kecil atau unit bisnis terpisah yang diberi kebebasan serta sumber daya untuk melakukan percobaan. Mereka dapat memburu ide-ide mereka sendiri tanpa ada peraturan, analisis yang mamakan waktu, dan persetujuan dari beberapa tingkat manajemen yang terdapat pada birokrasi. Berlawanan dengan kerangka utama birokrasi, yang dirancang untuk memecahkan masalah organisasi yang terstruktur secara efektif, tambahan kolateral tersebut mempunyai fleksibilitas untuk memecahkan masalah yang distruktur secara tidak benar. Ide-ide inovatif terhadap masalah-masalah yang unik dapat dicoba; dan jika gagal, biaya bagi keseluruhan organisasi biasanya relative kecil. Kekuatan dari bentuk kolateral adalah dicapainya keunggulan yang berasal dari efisiensi yang tinggi dari birokrasi yang diperoleh melalui standarisasi sementara, pada saat yang sama, memperoleh fleksibilitas dari intrapreneurship. Dengan menciptakan adhocracy dalam birokrasi, sebuah perusahaan yang besar dapat mendorong kreativitas dan inovasi, memotong waktu untuk pengembangan produk, dan mempertahankan pegawai yang pintar dan berorientasi kepada prestasi yang, kalau tidak, mungkin akan meninggalkan perusahaan untuk bekerja di tempat lain atau memulai usaha kecil mereka sendiri. Inovasi bukannya tanpa harga. Harganya bagi organisasi yang menerima bentuk kolateral biasanya adalah kekacauan. Mencampuradukkan unit-unit birokratis dan organis menciptakan bentrokan budaya yang satu memperhatikan ketertiban dan yang satunya lagi mementingkan fleksibilitas. Tantangan utamanya terletak pada manajemen puncak birokrasi. Sementara intrapreneuring pada saat ini sedang menjadi mode dan berpotensi untuk terjadinya “dobrakan”, biasanya sukar bagi manajemen puncak memberi semangat bebas itu tanpa kontrol yang disentralisasi. Diperlukan sebuah manajemen tingkat atas yang khusus yang telah terbiasa dengan peraturan-peraturan birokratis, checks and balances, dan intoleransi terhadap kegagalan untuk melepaskan unit-unit intrapreneurial itu untuk berdiri sendiri dan menyuruhnya membuat kesalahan dan mengambil risiko. STRUKTUR JARINGAN KERJA Sebuah bentuk baru desain organisasi saat ini sedang popular. Desain ini memberikan fleksibilitas yang cukup besar kepada manajemen dalam menanggapi teknologi baru, kecenderungan, atau persaingan dengan pihak asing dengan biaya yang rendah. Desain itu adalah struktur jaringan kerja (network structure) sebuah organisasi sentral kecil yang menyandarkan diri pada organisasi lain untuk melakukan produksi, distribusi, pemasaran, atau fungsi-fungsi bisnis penting lainnya atas dasar kontrak. Beberapa perusahaan yang sangat besar (seperti Nike, Esprit de Corp Apparel, Emerson Radio, dan Schwinn Bicycle) menemukan bahwa mereka dapat menjual produk sebanyak ratusan juta dollar setiap tahun dan memperoleh penghasilan yang cukup bersaing dengan hanya sedikit atau tanpa fasilitas produksi sendiri dan hanya beberapa ratus orang pegawai saja. Apa yang mereka lakukan adalah menciptakan sebuah organisasi yang terdiri dari hubungan-hubungan. Mereka berhubungan dengan perancang, manufaktur, commissioned sales representative atau yang sejenisnya yang bebas untuk melakukan fungsi yang mereka butuhkan atas dasar kontrak. Jaaringan kerja tersebut sangat berlainan dengan struktur yang lebih tradisional di mana terdapat berbagai tingkat vertical manajemen dan di mana organisasi mencoba mengontrol nasib mereka melalui kepemilikan. Pada organisasi-organisasi yang demikian, penelitian dan pengembangan dilakukan di rumah sendiri, produksi dilakukan di pabrik yang dimiliki organisasi, penjualan dan pemasaran dilakukan oleh pegawai mereka sendiri. Untuk mendukung semua ini, manajemen harus menggunakan pegawai ekstra, seperti misalnya, akuntan, spesialis sumber daya manusia, serta pengacara. Dalam struktur jaringan kerja, kebanyakan fungsi tersebut dibeli di luar organisasi. Ini memberi kepada manajemen suatu tingkat fleksibilitas yang tinggi dan memungkinkan organisasi tersebut mengkonsentrasikan diri pada apa yang mereka dapat kerjakan dengan paling baik. Untuk kebanyakan perusahaan Amerika, ini berarti memfokuskan diri pada desain atau pemasaran dan membeli kapasitas manufaktur di luar. Emerson Radio Corporation, misalnya, merancang dan merekayasa tv-stereonya, dan produk elektronik konsumen lainnya, tetapi ia menggontrakkan pembuatannya keluar kepada pemasok-pemasok dari Asia. Gambar 12-2 memperlihatkan sebuah struktur, jaringan kerja di mana manajemen menggontrakkan semua fungsi utama dari bisnis tersebut. Inti dari organisasi jaringan kerja adalah sekelompok kecil eksekutif. Pekerjaan mereka mengawasi secara langsung setiap aktivitas yang dilakukan di rumah dan mengkoordinasi hubungan dengan organisasi lain yang memanufaktur, mendistribusikan, dan melakukan fungsi-fungsi penting lainnya bagi organisasi jaringan kerja tersebut. Garis titik-titik pada gambar 12-2 menggambarkan hubungan kontraktual tersebut. Jadi, pada dasarnya para manajer pada struktur jaringan kerja menggunakan kebanyakan waktu mereka untuk mengkoordinasi dan mengontrol hubungan eksternal. Organisasi jaringan kerja tidak sesuai untuk semua usaha. Organisasi ini sesuai untuk perusahaan-perusahaan industri seperti mainan anak-anak dan perusahaan pakaian, yang cukup fleksibel agar dapat menanggapi perubahan mode dengan cepat. Jaringan kerja juga sesuai bagi perusahaan yang operasi manufakturnya membutuhkan buruh dengan upah rendah yang dapat diperoleh hanya di luar Amerika Serikat dan sebaiknya digunakan dengan mengadakan kontrak dengan pemasok-pemasok asing. Pada sisi negatifnya, manajemen dalam struktur jaringan kerja tidak mempunyai kontrol yang ketat pada kegiatan manufaktur yang terdapat pada organisasi yang lebih tradisional. Kepastian mengenai pemasokan juga kurang dapat dilakukan. Akhirnya, setiap inovasi pada suatu desain yang diperoleh organisasi jaringan kerja mudah “dirobek.” Sangat sukar, bahkan tidak mungkin, untuk menjaga secara ketat inovasi-inovasi yang berada di bawah pimpinan manajemen organisasi yang lain. Namun, dengan adanya komputer yang sekarang ber-interface dan berkomunikasi dengan computer dari organisasi lain, maka struktur jaringan kerja menjadi alternatif yang makin menarik. CONTOH LAIN ADHOCRACY Desain struktur adhocracy hanya dibatasi oleh kreativitas para desainernya. Tetatpi selain desain yang sudah kita bicarakan, ada tiga contoh adhocracy lain yang mendapatkan popularitas yang makin meningkat dalam literatur Teori Organisasi. Ketiga contoh itu adalah gugus tugas (task force), struktur panitia, dan struktur kolegial. Gugus Tugas Gugus tugas adalah sebuah struktur sementara yang dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas yang spesifik, yang didefinisikan dengan baik dan yang kompleks yang menyangkut sejumlah sub-unit organisasi. Gugus tugas dapat dianggap sebagai versi matriks sementara yang diperkecil atau versi sementara dari tambahan organik dalam bentuk kolateral. Para anggota bekerja pada gugus tugas tersebut sampai tujuannya tercapai, setelah itu gugus tugas tersebut dibubarkan. Selanjutnya para anggotanya dipindahkan ke satuan tugas yang baru, kembali ke departemen “asalnya” di organisasi atau mereka meninggalkan organisasi. Jika sebuah organisasi dihadapkan dengan tugas yang keberhasilan pelaksanaannya penting bagi organisasi tersebut, yang mempunyai waktu dan prestasi standar tertentu, yang unik dan tidak dikenal, dan yang membutuhkan fungsi-fungsi yang saling bergantung satu sama lain, maka yang diperlukan mungkin sebuah gugus tugas. Kondisi-kondisi tersebut menjelaskan mengapa Ford Motor Co beralih pada konsep gugus tugas pada permulaan tahun 1980-an untuk mengembangkan Taurus-nya. Disebut “Team Taurus”, gugus tugas tersebut mengambil pendekatan yang sama sekali berbeda dari yang secara tradisional diikitu oleh industri mobil di Amerika Serikat. Pada masa lalu, Ford mengembangkan mobil-mobilnya secara berurut: pertama bagian desain menggambar mobilnya, kemudian bagian engineering membuatnya dapat bekerja, kemudian bagian manufaktur mempelajari cara pembuatannya, dan akhirnya, bagian service mempelajari cara memperbaikinya. Setiap kali pekerjaan itu diserahkan kepada departemen berikutnya, unit berikut tersebut selalu akan menemukan sesuatu yang tidak mereka sukai dan kemudian membuat perubahan. Tidak adanya koordinasi cenderung mengakibatkan lahirnya mobil yang cacat, dan setiap departemen menyalahkan yang lain untuk setiap masalah yang timbul. Yang termasuk dalam team Taurus tersebut adalah wakil dari semua macam unit-perencanaan, desain, engineering, periklanan, hubungan masyarakat, manufaktur dan bahkan pemasok dari luar yang membuat bagian-bagian tertentu. Mereka bekerja sama, dari permulaan, untuk menciptakan sebuah mobil yang akan secara langsung bersaing dalam masalah kualitas dan desain dengan yang terbaik dari Jepang dan Eropa. Ketika proyek tersebut diselesaikan, pada tahun 1985, Team Taurus dibubarkan. Gugus tugas Team Taurus ternyata sangat efektif. Ford Taurus tersebut beserta saudaranya, Mercury Sable, adalah produk-produk yang terjual secepat ia diproduksi, dan Consumer Reports menilai Taurus lebih tinggi daripada mobil domestic mana saja yang pernah ditesnya. Catat, bagaimana Ford mengeksploitasi keunggulan utama dari gugus tugas. Ia memungkinkan perusahaan untuk adaptif namun, pada saat yang sama, mempertahankan birokrasinya yang efisien. Dengan membubuhkan struktur gugus tugas kepada kerangka utamanya yang mekanistik, organisasi-organisasi seperti Ford dapat memperoleh yang terbaik dari kedua- duanya: fleksibilitas dan efisiensi. Bentuk Panitia Contoh lain dari adhocracy adalah bentuk panitia organisasi. Jika diperlukan agar sejumlah pengalaman dan latar belakang yang luas digunakan untuk mengambil keputusan, jika mereka yang akan terkena dampak sebuah keputusan diberi kesempatan untuk diwakili, jika diperkirakan bahwa beban pekerjaaan perlu disebar, atau jika selama masa transisi dari manajemen belum ada orang yang siap untuk memimpin organisasi, struktur panitia dapat sangat efektif. Panitia bisa bersifat sementara tetapi bias juga permanen. Panitia sementara biasanya sama dengan gugus tugas. Namun, panitia permanen memberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai masukan seperti halnya gugus tugas ditambah dengan stabilitas dan konsistensi dari matriks. Jika panitia permanen didirikan pada tingkat puncak organisasi, kita seringkali merujuk pada posisi seperti pembentukan eksekutif yang plural. Struktur yang demikian membawa berbagai perspektif pada pengambilan keputusan pada tingkat puncak dan memungkinkan pembagian tugas eksekutif puncak sesuai dengan latar belakang dan keterampilan dari kelompok eksekutif yang plural. Du Pont misalnya, telah menggunakan konsep eksekutif plural selama beberapa dekade. Demikian juga Westinghouse dan General Electric yang menggunakan panitia manajemen yang terdiri dari tiga orang pada tingkat puncak. Setiap orang tetap mempertahankan garis wewenang tertentu, tetapi semua bekerja sebagai sebuah kelompok dalam merencanakan dan menangani masalah-masalah strategis jangka panjang dari jenis yang non-operatif. Beberapa universitas dan pemerintah negara bagian juga telah memperkenalkan panitia eksekutif majemuk. Sejumlah universitas mempunyai “kantor rektor” bukan posisi presiden dan beberapa negara bagian mempunyai “kantor gubernur” bukan sebuah posisi tunggal. Bentuk Kolegial Sebuah bentuk structural adhocracy, yang menjadi mode pada universitas, laboratorium penelitian, dan organisasi lain yang sangat profesional adalah bentuk kolegial. Ciri khasnya adalah demokrasi penuh dalam pengambilan semua keputusan penting. Ini bertolak belakang dengan struktur gugus tugas dan panitia yang menggunakan pengambilan keputusan atas dasar representasi. Contoh struktur kolegial yang paling baik dan paling luas penggunannya adalah desain departemen akademis pada universitas-universitas besar. Semua keputusan penting dibuat oleh departemen sebagai suatu keseluruhan. Biasanya, kepala bagian sekalipun tidak mempunyai kekuatan lebih besar daripada satu hak suara. Pemilihan anggota baru, pembaruan kontrak, alokasi tugas mengajar, penilaian terhadap prestasi, pemberian masa kerja, modifikasi kurikulum, kebijaksanaan tentang pemberian nilai, serta keputusan-keputusan yang sejenis dibuat oleh departemen tersebut sebagai suatu keseluruhan. Struktur kolegial merupakan representasi desentralisasi yang paling mengena. Di universitas- universitas, para dosen bertindak dengan pedoman yang minim sekali. Pedoman-pedoman tersebut kebijaksanaan dan prosedur universitas cenderung memberikan sejumlah cara untuk melakukan kebijaksanaan departemental. Dalam unit-unit penelitian pada Eastman Kodak atau Bell Labs, anda juga akan menemukan sebuah struktur yang memberikan otonomi yang sangat tinggi kepada para pegawai, formalisasi yang minimum, dan pengambilan keputusan kolegial, yang memungkinkan para profesional yang sangat terampil untuk cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan pekerjaan mereka yang berubah dengan cepat. DUA PANDANGAN KONTEMPORER TENTANG ORGANISASI MASA DEPAN Guru manajemen Peter Drucker dan Tom Peters menyetujui bahwa organisasi masa depan akan lebih mendatar (flat), kurang hierarkis, dan lebih banyak didesentralisasi. Dengan kata lain, mereka akan lebih adhocratic. Apakah Drucker dan Peters itu benar merupakan masalah lain, tetapi menarik sekali untuk memperhatikan bagaimana mereka mencapai kesimpulan mereka dan bentuk spesifik yang mereka rasakan akan diambil oleh organisasi-organisasi masa depan. Seperti yang akan anda lihat, Drucker pada dasarnya menawarkan sebuah penjelasan teknologis: Organisasi masa depan akan lebih terlihat sebagai orkes simfoni ketimbang sebagai birokrasi perusahaan yang terbentuk piramida tradisional karena organisasi yang khas tersebut akan menjadi lebih berdasarkan informasi (information-based). Sebuah teknologi berdasarkan informasi akan membutuhkan adhocracy. Peter sebaliknya mengemukakan argumentasi tentang ketakpastian lingkungan. Ia mengatakan bahwa perubahan yang luar biasa serta ketakpastian lingkungan akan menuntut organisasi untuk menghargai ketakekalan. Mereka akan tumbuh di atas kekacauan dan akan tampak seperti sesuatu yang sama dengan anarki terfokus. Drucker melihat bahwa teknologi komputer mengubah komposisi organisasi masa depan. Organisasi yang didasarkan atas pengetahuan kebanyakan terdiri dari spesialis yang mengarahkan dan mendisiplinkan prestasi mereka sendiri melalui umpan balik yang terorganisasi dari teman sejawat, pelanggan dan kantor pusat. Organisasi-organisasi demikian akan berfungsi seperti sebuah orkes simfoni yang besar. Mereka tidak melakukan sesuatu secara sekuensial penelitian, pengembangan, manufaktur, dan pemasaran tetapi lewat synchrony. Sasaran yang jelas, sederhana, dan umum memungkinkan eksekutif tertinggi untuk “memimpin” secara langsung ratusan pegawai atau para musisi. CEO (eksekutif tertinggi) akan mampu mempunyai rentang kendali yang luas karena setiap pegawai akan menjadi seorang spesialis yang mengetahuinya bagiannya. Peters melihat dunia ini seperti berada pada keadaan perubahan yang revolusioner. Setiap bisnis mempunyai dan selalu berhadapan dengan pesaing baru. Dalam banyak hal, manajemen bahkan tidak mengetahui dari mana pesaing akan datang pada hari esok. Pesaing mungkin dating dari Asia Tenggara atau dari sejumlah pengusaha yang bekerja di garasi mereka di California. Tambahkan di dalamnya ketakpastian yang diciptakan oleh hal-hal seperti nilai tukar uang, tingkat bunga, tingkat inflasi, dan harga minyak, maka anda akan berhadapan dengan lingkungan yang selalu berputar. Peters mengusulkan jalan keluar yaitu manajemen menciptakan adhocracy yang fleksibel, berlubang-lubang (porous), dan berdasarkan tim. Formalisasi mereka akan rendah. Peraturan tertulis akan diganti oleh sebuah visi persaingan yang kuat dan oleh manajer yang memimpin dengan memberi contoh. Kompleksitas organisasi tersebut akan rendah. Para manajer puncak akan memberi arah dengan mengahancurkan hambatan hierarkis vertikal maupun tembok- tembok fungsional. Para manajer akan merasa nyaman jika meloncat dua atau tiga tingkat dalam organisasi untuk berkomunikasi dengan anggota lain dan melewati batas-batas fungsional yang tradisional agar segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cepat. Organisasi-organisasi tersebut juga akan didesentralisasi, dengan para pegawai yang melayani tim gugus tugas yang bermacam- macam yang akan berfokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas. Akhirnya, ide dari Peters mengenai organisasi masa depan adalah organisasi yang batasnya yang berlubang-lubang memisahkan organisasi tersebut dan anggotanya dari pihak luar. Para pegawai akan berkomunikasi secara teratur dengan orang-orang di lingkungan spesifik organisasinya dan anggota dari lingkungan spesifik tersebut akan secara aktif melibatkan diri dengan aktivitas- aktivitas organisasi. Hambatan yang memisahkan organisasi tersebut dari lingkungannya akan dihapuskan, sehingga hampir tidak mungkin baginya untuk mengidentifikasi batas luar organisasinya. Organisasi tersebut akan berubah-ubah, berorientasi pada tindakan dan mampu menyesuaikan diri dengan cepat pada perubahan yang kacau di lingkungan tersebut. Tentu saja, dengan melakukan hal itu, organisasi itu sendiri akan menjadi sebuah bentuk anarki yang bertujuan atau terfokus.