Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DWIKA YUNISA

NIM : 042481149

TUGAS 1 - Organisasi EKMA4157

1. Analisis Inti Pemikiran Pendekatan Klasik!


Jawab :

Pendekatan klasik adalah kajian awal manajemen yang berfokus pada rasionalitas dan
berusaha menjadikan organisasi dan para pekerja berfungsi seefisien mungkin. Pokok
pikiran atau inti dari pemikiran pendekatan klasik adalah bahwa ekonomi tidak
bersifat politik atau paling tidak bahwa ekonomi tidak bersifat politik. Bahkan bisa
dikatakan bahwa dengan bangkitnya sistem kapitalisme, ekonomi menjadi
terdepolitisasi.

2. Analisis min 3 Elemen dan kemukakan apa hambatan dalam elemen tersebut!
Jawab :

Setiap segmen ini perlu dianalisis untuk mengetahui elemen-elemennya dan juga
kesempatan serta hambatan yang dapat ditimbulkan bagi organisasi. Penjelasan
mengenai setiap segmen lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Industri
Mencakup seluruh organisasi lain yang bergerak di sektor kegiatan yang sama dan
merupakan saingan bagi organisasi yang kita pelajari. Corak segmen ini berpengaruh
terhadap ukuran organisasi, intensitas promosi yang perlu dilakukan, jenis konsumen,
serta tingkat keuntungan rata-rata dari seluruh organisasi yang bergerak di sektor
tersebut. Banyaknya organisasi yang bergerak di sektor kegiatan yang sama
berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian dalam persaingan antarorganisasi. Jika
saingan terdiri dari perusahaan-perusahaan besar dalam jumlah terbatas, maka tingkat
ketidakpastian lingkungan menjadi semakin tinggi.
b. Bahan Baku
Organisasi mendapatkan bahan baku dari lingkungannya. Lingkungan kerap kali tidak
menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup, ataupun bahan baku tersedia
dengan harga yang tinggi, sehingga membahayakan bagi organisasi. Perubahan
keadaan segmen bahan baku berpengaruh terhadap industri. Contohnya adalah
kenaikan harga minyak menyebabkan industri otomotif cenderung memproduksi
mobil berukuran kecil yang hemat bahan bakar.
c. Tenaga Kerja
Organisasi perlu mendapatkan tenaga kerja dengan tingkat keahlian, kualifikasi, dan
jumlah yang cukup. Jika kebutuhan tenaga kerja ini tidak dapat dipenuhi oleh
lingkungan, organisasi akan mendapatkan kesulitan dalam
menghasilkan output. Kalangan ini juga menyebabkan tenaga kerja menjadi mahal
dan sulit diperoleh.
d. Keuangan
Segmen ini menggambarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh sumber keuangan
bagi organisasi. Bursa saham, pasar modal, bank, dan perusahaan asuransi merupakan
bagian dari segmen keuangan ini. Tingkat bunga yang berlaku juga berpengaruh
terhadap kemudahan memperoleh sumber keuangan. Tersedianya sumber keuangan
dengan tingkat bunga yang rendah akan merangsang pertumbuhan organisasi secara
cepat. Pertumbuhan yang lambat umumnya terjadi apabila organisasi tidak mampu
mendapatkan sumber keuangan yang murah di lingkungannya, sehingga terpaksa
menggunakan sumber keuangan dari dalam organisasi sendiri. Peminjaman uang yang
berlebihan dari luar juga akan menyebabkan sebagian kontrol terhadap organisasi
terpaksa diberikan kepada pihak yang memberikan pinjaman.
e. Pasar
Segmen ini menggambarkan besarnya permintaan konsumen terhadap produk atau
jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Segmen pasar berpengaruh terhadap organisasi
melalui besarnya permintaan akan output organisasi. Jika pasar menjadi kecil,
organisasi terpaksa mengurangi kegiatannya. Jika permintaan bertambah, maka
kegiatan perusahaan perlu dikembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan
konsumen dan dapat menjaga posisinya dalam persaingan dengan organisasi lainnya.
Pentingnya segmen pasar ini juga menyebabkan perlunya dilakukan usaha untuk
menjaga konsumen agar tetap setia terhadap output yang dihasilkan organisasi.
f. Teknologi
Teknologi, yang merupakan pengetahuan serta teknik-teknik yang digunakan untuk
membuat produk ataupun jasa, berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi.
Tingkat teknologi yang digunakan berpengaruh terhadap ukuran dan tingkat keahlian
yang harus dimiliki dalam organisasi. Organisasi yang tidak mampu mengikuti
perkembangan teknologi sering kali terpaksa menghentikan kegiatannya.
g. Kondisi Ekonomi
Segmen ini menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah ataupun
negara di mana suatu organisasi berada. Kondisi ekonomi ini antara lain digambarkan
oleh besarnya daya beli konsumen, baku dan tenaga kerja, tingkat permintaan
terhadap produk suatu sektor, dan kapasitas produksi total dari sektor. Pengaruh
kondisi ekonomi ini terasa oleh semua jenis organisasi, baik organisasi pemerintah,
perusahaan, maupun organisasi sosial yang tidak mencari keuntungan.
h. Pemerintah
Segmen ini mencakup peraturan-peraturan dan sistem pemerintahan, serta sistem
politik yang melingkupi organisasi. Sistem politik, seperti ideologi kapitalis ataupun
sosialis, berpengaruh terhadap kebebasan organisasi dalam menjalankan usahanya.
i. Kebudayaan
Segmen ini mencakup karakteristik demografis dan sistem nilai yang berlaku pada
masyarakat di mana organisasi berada. Karakteristik demografis mencakup distribusi
penunjukan menurut umur, distribusi pendapatan, tingkat pendidikan, penyebaran
penduduk, dan sebagainya. Sistem nilai merupakan komponen penting dari kebudayaan
dan sering kali berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi. Perusahaan-
perusahaan Jepang jarang sekali melakukan pemutusan hubungan kerja dengan
karyawannya walaupun kegiatannya sedang menurun. Hal ini terjadi karena pekerja
dianggap sebagai anggota keluarga oleh perusahaan, dan tidak dipandang sebagai
tenaga sewaan yang bisa dihentikan jika tidak lagi diperlukan.

Sembilan segmen lingkungan ini terdiri dari berbagai elemen yang mempunyai
potensi untuk mempengaruhi organisasi. Setiap segmen mestinya diamati dan dianalisis
oleh pemimpin organisasi agar dapat ditetapkan cara pengelolaan organisasi yang
sesuai untuk menghadapinya. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua segmen sama
pentingnya bagi organisasi. Walaupun ada kaitan antara masing-masing segmen, tetapi
biasanya ada satu atau beberapa segmen yang besar pengaruhnya terhadap organisasi
sehingga perlu mendapatkan perhatian yang khusus.

3. Analisis pendekatan sumber dalam mengukur efektivitas organisasi!


Jawab :

a. Pendekatan Pencapaian Tujuan (goal attainment approach)


Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan yang
dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu, pencapaian
tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan. Namun
demikian agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah dalam mengukur
keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain juga harus diperhatikan. Pertama,
organisasi harus mempunyai tujuan akhir. Kedua, tujuan-tujuan tersebut harus
diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti. Ketiga, tujuan-tujuan
tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola. Keempat, harus ada consensus atau
kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut.

Beberapa permasalahan dalam pendekatan ini antara lain adalah :

• apa yang dinyatakan secara resmi oleh sebuah organisasi sebagai suatu tujuan
tidak selalu mencerminkan tujuan yang sebenarnya.
• Tujuan jangkan pendek sering kali berbeda dengan tujuan jangka panjangnya.
• Organisasi yang memiliki tujuan majemuk akan menciptakan kesulitan.

b. Pendekatan Sistem (system approach)


Pendekatan system terhadap efektifitas organisasi mengimplikasikan bahwa
organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika slah satu sub
bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang negative
terhadap performa keseluruhan system.
Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan konstituensi
lingkungan. Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan hubungan yang
baik dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan
konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan operasi organisasi
yang stabil.

Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan system adalah hubungannya


dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu memang benar-benar penting.
Keunggulan akhir dari pendekatan system adalah kemampuannya untuk diaplikasikan
jika tujuan akhir sangat samar atau tidak dapat diukur.

c. Pendekatan Konstituen-Strategis (strategic-constituencies approach)


Pendekatan konstituensi-strategis memandang organisasi secara berbeda. Organisasi
diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok yang berkepentingan
bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini, keefektifan
organisasi menjadi sebuah penilaian tentang sejauh mana keberhasilan sebuah
organisasi dalam memenuhi tuntutan konstituensi kritisnya yaitu pihak-pihak yang
menjadi tempat bergantung organisasi tersebut untuk kelangsungan hidupnya di masa
depan.

Kekurangan dari pendekatan ini adalah dalam praktik, tugas untuk memisahkan
konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar mudah untuk diucapkan, tetapi
sukar untuk dilaksanakan. Karena lingkungan berubah dengan cepat, apa yang
kemarin kritis bagi organisasi mungkin tidak lagi untuk hari ini.

Dengan mengoperasikan pendekatan konstituensi strategis, para manajer mengurangi


kemungkinan bahwa mereka mungkin mengabaikan atau sangat mengganggu sebuah
kelompok yang kekuasaannya dapat menghambat kegiatan-kegiatan sebuah organisasi
secara nyata.

d. Pendekatan Nilai-nilai Bersaing (Competing-values approach)

Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada hanya pengakuan
tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan
tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan
bahwa berbagai macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi.
Pendekatan nilai-nilai bersaing mengatakan bahwa ada elemen umum yang mendasari
setiap daftar criteria Efektifitas Organisasi yang komprehensif dan bahwa elemen
tersebut dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan
dasar mengenai nilai-nilai bersaing. Masing-masing kumpulan tersebut lalu
membentuk sebuah model keefektifan yang unik.

(Sumber: BMP EKMA4157/Organisasi)

Anda mungkin juga menyukai