Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Pembimbing Muhammad Saleh, S.T., M.T. Kelas / Kelompok IIC / II Nama Nurhikma
Ramadhani Andi Suriani Hama Astari Patiung Jamaluddin Arham

JURUSAN D3 TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG MAKASSAR 2013


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata terindah yang dapat penulis haturkan selain rasa puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah yang telah diberikan-Nya.
Baik itu nikmat waktu, kesehatan, dan kesempatan. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Bioetanol”, yang merupakan tugas
mata kuliah. Salam dan salawat penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, para sahabat dan orang-orang yang menjadi pengikut setianya hingga akhir
zaman. Penulis menyadari bahwa dalam peyusunan makalah ini tidak terlepas dari
berbagai hambatan dan tantangan. Namun berkat kerja sama, dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Wassalam.

Makassar, 10 Mei 2013

Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .........................................................................
............... 1 DAFTAR
ISI ...............................................................................
......................... 2 BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
............ 3 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar
Belakang ..........................................................................
.................. 3 Rumusan
masalah............................................................................
............. 4
Tujuan ............................................................................
.............................. 4
Manfaat ...........................................................................
............................. 4

BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................
............. 5 2.1 2.2 2.3 Pengertian
Bioetanol .........................................................................
........... 5 Produksi
Bioetanol .........................................................................
.............. 7 Manfaat
Bioetanol .........................................................................
............... 16

BAB III PENUTUP 3.1 3.2


Kesimpulan ........................................................................
.......................... 18
Saran .............................................................................
................................ 19

DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................
................ 20
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui.
Dengan deposit yang terbatas, cepat atau lambat cadangannya pasti akan habis. Hal
ini mendorong dilakukannya usaha penghematan energi dan pencarian sumber energi
baru sebagai alternatif. Jika biodiesel adalah bahan bakar alternatif pengganti
solar, maka bioetanol adalah bahan bakar alternatif pengganti gasoline yang biasa
disebut gasohol (campuran antara gasoline dan alkohol). Sama seperti biodiesel,
bioetanol memiliki beberapa keunggulan, diantaranya ramah lingkungan dengan
sifatnya yang nontoxic. Aplikasi pada mesin juga tidak memerlukan modifikasi khusus
sehingga dapat langsung dipakai pada mesin-mesin konvensional (dengan catatan
kandungan etanol tidak lebih dari 10%). Penggunaan bioetanol juga dapat mengurangi
emisi karbonmonoksida, karena hasil pembakaran bioetanol menghasilkan
karbondiaoksida dan air. Bahan baku bioetanol berasal dari tumbuhan penghasil
karbohidrat yang untuk tumbuhnya secara memerlukan masif dapat

karbonmonoksida.

Sehingga

penggunaan

bioetanol

mengurangi kandungan emisi rumah kaca (karbondioksida). Manusia tidak pernah lepas
dari ketergantungan akan energi. Konsumsi energi dalam jumlah besar merupakan ciri
dari peradaban modern. Sejak ditemukannya api, manusia mulai merekayasa energi. Hal
ini menuntut pengeksploitasian akan sumber-sumber energi yang semakin besar dan
gencar. Namun, hal ini masih terbatas pada sumber- sumber energi tak terbarukan
seperti minyak bumi, gas alam dan batubara. Kontinuitas penggunaan bahan bakar
fosil memunculkan sedikitnya dua ancaman serius, seperti : (1) faktor ekonomi,
berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang,
masalah suplai, harga, dan fluktuasinya. (2) polusi akibat emisi pembakaran bahan
bakar fosil ke lingkungan.
1.2

Rumusan Masalah a. Pengertian Bioetanol b. Produksi Bioetanol c. Manfaat Bioetanol

1.3

Tujuan a. Untuk mengetahui apa itu bioetanol b. Untuk mengetahui bagaimana proses
produksi bioetanol c. Untuk mengetahui manfaat dari bioetanol

1.4

Manfaat a. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam lingkup bidang bioproses,
khususnya bioetanol b. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kita untuk mulai
memanfaatkan dan menerapkan etanol/bioetanol sebagai pengganti bahan bakar. c.
Dapat menjadi bahan referensi bagi orang yang ingin meneliti tentang proses
dehidrasi etanol.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioetanol Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula
dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme. Produksi
bioetanol dari tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui
proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) dengan beberapa metode
diantaranya dengan hidrolisis asam dan secara enzimatis. Metode hidrolisis secara
enzimatis lebih sering digunakan karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
katalis asam. Glukosa yang diperoleh selanjutnya dilakukan proses fermentasi atau
peragian dengan menambahkan yeast atau ragi sehingga diperoleh bioetanol sebagai
sumber energi. Etanol atau biasa juga disebut etil alkohol, alkohol murni, alkohol
absolut, atau alkohol adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil
eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari
gugus etil (C2H5). Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan
kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada
parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah
pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia
lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar. Ethanol
merupakan senyawa yang tidak terdapat secara bebas di alam. Zat ini adalah golongan
alkohol biasa atau alkohol primer yang dibuat dari glukosa atau jenis gula yang
lain dengan jalan peragian.
Alkohol sebagai minuman keras dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:   Minuman yang tidak
disuling, yaitu minuman yang hanya mengandung alkohol paling banyak 12%, contoh bir
dan anggur. Minuman yang disuling, yaitu minuman yang mengandung alkohol kurang
lebih 55%, contoh Whisky, arak, cognac. Agar alkohol yang digunakan sebagai bahan
bakar dan keperluan farmasi serta industri tidak diminum, maka ethanol dibuat tidak
terminum dengan cara diberi methanol dan zat pewarna(denaturasi alkohol), misalnya
alkohol yang dipakai sebagai spirtus bakar. Rumus Kimia (Bio)Etanol sering ditulis
dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O atau
rumus bangunnya CH3-CH2 -OH. (Bio)Etanol merupakan bagian dari kelompok metil
(CH3-) yang terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok
hidroksil (-OH). Secara umum akronim dari (Bio)Etanol adalah EtOH(Ethyl-(OH)).

<– Rumus Bangun

(Bio)Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini
dapat memabukkan jika diminum. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak
dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman.

2.2

Produksi Bioetanol a. Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Bahan baku pembuatan bioetanol
ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Bahan sukrosa Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain ;

nira tebu,nira sargum manis, nira kelapa, nira aren, dan sari buah mete.  Bahan
berpati Bahan-bahan yang termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan yang mengandung
pati atau karbohidrat. Bahan-bahan tersebut antara lain ; tepung-tepung ubi
ganyong, sorgum biji, jagung, cantel, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dll.  Bahan
berselulosa Bahan berselulosa (lignoselulosa artinya adalah bahan tanaman yang
mengandung selulosa (serat), antara lain ; kayu, jerami, batang pisang, dll.
Berdasarkan ketiga jenis bahan baku tersebut, bahan berselulosa merupakan bahan
yang jarang digunakan dan cukup sulit untuk dilakukan. Hal ini karena adanya lignin
yang sulit dicerna sehingga proses pembentukan glukosa menjadi lebih sulit.

b. Produksi Bioetanol Proses pembuatan bioetanol melalui beberapa tahap yaitu


isolasi pati, hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi atau perubahan glukosa
menjadi etanol atau bioetanol, dan destilasi bioetanol lalu didehidrasi. 
Hidrolisis Pati Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang amat luas tersebar
di alam. Pati disimpan oleh tanaman sebagai cadangan makanan di dalam biji buah
maupun di dalam umbi batang dan umbi akar. Pati merupakan polimer dari glukosa atau
maltosa. Unit terkecil dari rantai pati adalah glukosa yang merupakan hasil
fotosintesis di dalam bagian tubuh tumbuh-tumbuhan yang mengandung klorofil. Pati
tersusun atas ikatan α- D- glikosida. Molekul glukosa pada pati dan selulosa hanya
berbeda dalam bentuk ikatannya, α dan β, namun sifat-sifat kimia kedua senyawa ini
sangat jauh berbeda. Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan
molekul pati menjadi monomernya atau unit-unit penyususnya seperti glukosa.
Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim pada suhu, pH, dan
waktu reaksi tertentu. Pemotongan rantai pati oleh asam lebih tidak teratur
dibandingkan dengan hasil pemotongan rantai pati oleh enzim. Hasil pemotongan oleh
asam adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa, sementara enzim bekerja secara
spesifik sehingga hasil hidrolisis dapat dikendalikan. Enzim yang dapat digunakan
dalam proses hidrolisis pati adalah amilase. Enzim amilase merupakan endoenzim yang
menghidrolisis ikatan α- 1,4- glukosida secara spesifik.  Fermentasi Proses
fermentasi sering didefinisikan sebagai proses

pemecahan karbohidrat dan asam amino secara aerobik, yaitu tanpa memerlukan
oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah
karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis
bakteri tertentu. Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan mikroba
tertentu dengan tujuan mengubah sifat bahan agar dihasilkan suatu yang bermanfaat.
Perubahan tersebut karena dalam proses fermentasi jumlah mikroba diperbanyak dan
digiatkan metabolismenya didalam bahan tersebut dalam batas tertentu. Beberapa
langkah utama yang diperlukan dalam melakukan suatu proses fermentasi diantaranya
adalah : Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai dengan tujuan. Seleksi media sesuai
dengan tujuan. Sterilisasi semua bagian penting untuk mencegah kontaminasi oleh
mikroba yang tidak dikehendaki. Yeast merupakan fungsi uniseluler yang melakukan
reproduksi secara pertunasan ( budding ) atau pembelahan ( fission ). Yeast tidak
berklorofil, tidak berflagella, berukuran lebih besar dari bakteri, tidak dapat
membentuk miselium berukuran bulat, bulat telur, batang, silinder
seperti buah jeruk, kadang-kadang dapat mengalami diforfisme, bersifat saprofit,
namun ada beberapa yang bersifat parasit. Saccharomyces cerevisiae merupakan yeast
yang termasuk dalam kelas

Hemiascomycetes, ordo Endomycetales , famili Saccharomycetaceae, Sub famili


Saccharoycoideae , dan genus Saccharomyces. Saccharomyces cerevisiae merupakan
organisme uniseluler yang bersifat makhluk mikroskopis dan disebut sebagai jasad
sakarolitik, yaitu menggunakan gula sebagai sumber karbon untuk metabolisme.
Saccharomyces cerevisiae mampu menggunakan sejumlah gula, diantaranya sukrosa,
glukosa, ruktosa, galaktosa, mannosa, maltosa dan maltotriosa. Saccharomyces
cerevisiae merupakan mikrobia yang paling banyak digunakan pada fermentasi alkohol
karena dapat berproduksi tinggi, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan
terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif melakukan aktivitasnya pada suhu 4–
320C.  Distilasi Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian
besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 780C sedangkan air
adalah 1000C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 –
1000C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi
akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 9% volume. Semakin murni etanol,
semakin bagus untuk mesin. Harga jualnya pun lebih tinggi.  Dehidrasi Proses ini
merupakan proses untuk membuang air sampai menjadi 99,5%. etanol 99,5% ini yang
bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar energi alternatif. Proses dehidrasi etanol
secara

konvensional yang umum digunakan adalah dengan distiIasi azeotopik yang saat ini
mulai digantikan dengan molecular sieve. Metode yang sedang dikembangkan saat ini
adalah pervaporasi dengan membran.
Proses dehidrasi ini ada tiga macam yaitu proses azeotropic distillation, molecular
sieve dan membran pervoration. Dehidrasi etanol merupakan tahapan akhir dalam
proses produksi etanol anhidrat atau fuel grade ethanol. Setelah melalui tahapan
proses destilasi, etanol perlu dimurnikan kembali karena masih terdapat kadar air
dalam technical grade ethanol yang berkisar antara 45% atau hanya menghasilkan
etanol dengan persentase ±95%. Untuk menghasilkan etanol anhidrat dengan kualitas
yang baik harus diimbangi dengan metode pemurnian etanol yang handal (konsumsi
energi yang relatif rendah), ramah lingkungan dan biaya produksi yang relatif
murah. Proses dehidrasi etanol dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
azeotropic distillation, moleculer sieve dan membrane pervaporation. Pada dasarnya
ada 5 tahap proses dehidrasi untuk membuang kandungan air dalam campuran etanol
azeotropik (etanol 95-96%). Proses yang pertama, yang sudah digunakan di banyak
pabrik etanol sejak dulu, adalah proses yang disebut distilasi azeotropik.
Distilasi azeotropik dilakukan dengan cara menambahkan benzena atau sikloheksana ke
dalam campuran. Ketika zat ini ditambahkan, maka akan membentuk campuran azeotropik
heterogen. Hasil akhirnya nanti adalah etanol anhidrat dan campuran uap dari air
dan

sikloheksana/benzena. Ketika dikondensasi, uap ini akan menjadi cairan. Metode lama
lainnya yang digunakan adalah distilasi ekstraktif. Metode ini digunakan dengan
cara menambahkan komponen terner dalam etanol hidrat sehingga akan meningkatkan
ketidakstabilan relatif etanol tersebut. Ketika campuran terner ini nantinya
didistilasi, maka akan menghasilkan etanol anhidrat. Saat ini penelitian juga
sedang mengembangkan metode pemurnian etanol dengan menghemat energi. Metode yang
saat ini berkembang dan mulai banyak digunakan oleh pabrik-pabrik pembuatan etanol
adalah penggunaan saringan molekul untuk membuang air dari etanol. Dalam proses
ini, uap etanol bertekanan melewati semacam
tatakan yang terdiri dari butiran saringan molekul. Pori-pori dari dari saringan
ini dirancang untuk menyerap air. Setelah beberapa waktu, saringan ini pun divakum
untuk menghilangkan kandungan air di dalamnya. 2 tatakan biasanya digunakan
sekaligus sehingga ketika satu sedang dikeringkan, yang satunya bisa dipakai untuk
menyaring etanol. Teknologi dehidrasi ini diperkirakan dapat menghemat energi
sebesar 3.000 btus/gallon (840 kJ/L) jika dibandingkan dengan distilasi azeotropik.

c. Jenis Bahan Yang Bisa Diolah Menjadi Bioetanol Diatas sudah disebutkan bahan-
bahan yang dapat diolah menjadi bioetanol. Beberapa bahan yang biasa diolah menjadi
bioetanol antara lain sebagai berikut ;  Bonggol Pisang Bahan yang belum
dimanfaatkan sebagai penghasil sumber karbohidrat adalah bonggol pisang. Bonggol
pisang juga dapat dimanfaatkan untuk diambil patinya, pati ini menyerupai pati
tepung sagu dan tepung tapioka. Bonggol pisang memiliki komposisi yang terdiri dari
76% pati, 20% air. Potensi kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar yaitu, bioetanol. Bahan berpati yang
digunakan sebagai bahan baku bioetanol disarankan memiliki sifat yaitu berkadar
pati tinggi, memiliki potensi hasil yang tinggi, fleksibel dalam usaha tani dan
umur panen.

Gambar 1 Bonggol pisang


Ampas Singkong Produksi industry tapioca selain menghasilkan produk tapioca,

juga menghasilkan limbah padat dan cair yang begitu banyak. Limbah yang dihasilkan
seperti ampas dan kulit singkong ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
Padahal limbah inimasih mengandung karbohidrat yang dapat konversikan menjadi
etanol dengan

menggunakan metode fermentasi.

Gambar 2 Ampas singkong dari industry tapioca 

Biji Durian Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan

lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu: tanamannya sebagai pencegah
erosi di lahan-lahan yang miring, batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah
tangga, kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus,
bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagi alternatif
pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya), kulit dipakai
sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan cara dijemur sampai kering dan dibakar
sampai hancur. Dengan potensi durian yang demikian besar di Indonesia maupun di
dunia, akan sangat disayangkan jika biji durian (Pongge) yang sering dianggap
limbah tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih besar manfaatnya seperti untuk
pembuatan bioethanol. Biji durian (Durio Sp) mempunyai kadar amilum 43,6 % untuk
biji durian segar dan 46,2 % untuk biji yang sudah masak. Ini merupakan
angka yang potensial guna pengolahan amilum menjadi etanol. Amilum yang berbentuk
polisakarida dapat dihidrolisis menjadi glukosa dalam kadar yang tinggi melalui
pemanasan. Glukosa inilah yang selanjutnya difermentasi untuk menghasilkan etanol.

(a)

(b)

Gambar 3 ( a ) Biji durian. ( b ) Buah durian 

Biji Kapas Dalam buah kapas 2/3 kandungannya berupa biji kapas.

sedangkan sisanya berupa serat kapas. Biji kapas tersebut merupakan hasil samping
dari kapas yang masih bisa dimanfaatkan, diantaranya sebagai bahan baku pembuatan
minyak biji kapas, bahan makanan ternak dan juga sebagai bahan baku pembuatan
ethanol. Sebelum biji kapas dipakai sebagai bahan baku pembuatan etanol, maka harus
melalui beberapa tahapan proses pendahuluan diantaranya pembersihan, pemisahan
serat pendek, pengupasan dan pemisahan dari kotorannya. Pada proses ini biji kapas
direndam dalam aquadest. Kemudian dibiarkan selama semalam, dan dikeringkan pada
suhu kamar. Setelah itu dihancurkan dan disamakan ukurannya dengan ukuran 20 mesh.
Biji kapas diambil sebagian untuk digunakan sebagai contoh analisa. Kandungan biji
kapas terdiri dari 90 % sellulosa, 20-25% pentosa, 8-12% linter, 30-35% hull, 50-
55% kernels dan 10-15% kelembaban.
(a)

(b)

Gambar 4 ( a ) Biji kapas. ( b ) Kapas 

Sampah Organik Sampah juga dapat menjadi bahan baku etanol. Pada umumnya

sampah kota mengandung 50-60% sampah organik. Dengan bantuan mikroorganisme dalam
proses fermentasi pada suhu 35oC, satu ton sampah organik mampu menghasilkan etanol
kurang lebih 350 liter dengan kemurnian 80%.Hasil ini lebih baik dibandingkan
dengan bahan baku lain seperti sagu, ubi jalar, ubi kayu, dan tebu yang
masingmaasing mampu menghasilkan 90, 125, 167, dan 250 liter per ton bahan baku

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Bioetanol.  Pada proses


hidrolisa Beberapa faktor yang mempengaruhi proses hidrolisa, antara lain: Jumlah
kandungan karbohidrat pada bahan baku Jumlah kandungan karbohidrat pada bahan baku
sangat berpengaruh terhadap hasil hidrolisis asam, dimana bila kandungan
karbohidrat sedikit maka jumlah gula yang terjadi juga sedikit, dan bila sebaliknya
bila kandungan karbohidrat terlalu tinggi

mengakibatkan kekentalan campuran akan meningkat, sehingga tumbukkan antara molekul


karbohidrat dan molekul air semakin
berkurang dengan demikian kecepatan reaksi pembentukan glukosa semakin berkurang
pula. PH Hidrolisa PH berpengaruh terhadap jumlah produk hidrolisis, pH ini erat
hubungannya dengan kosentrasi asam, dimana pH makin rendah bila kosentrasi asam
yang digunakan lebih besar, pH optimum adalah 2,3. Waktu hidrolisa Semakin lama
pemanasan, warna semakin keruh dan semakin besar pula konversi pati yang
dihasilkan. Waktu yang dibutuhkan untuk proses hidrolisa asam ini yaitu 1 sampai
dengan 3 jam. Suhu Semakin besar suhunya semakin besar pula konversinya karena
konstata kecepatan reaksi juga semakin besar. Suhu yang digunakan untuk mencapai
konversi selulosa adalah antara 120°C – 180°C. Tekanan Tekanan berpengaruh terhadap
jumlah produk hidrolisis. Tekanan yang digunakan untuk titik didih 120°C, tekanan
atmosfernya adalah 1 atm.  Pada proses fermentasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi etanol, antara lain: Kosentrasi


gula Kosentrasi gula yang digunakan untuk fermentasi diantara 10 – 18 walaupun
dapat pula dipergunakan kosentrasi selain itu. Apabila dipergunakan kosentrasi gala
terlalu tinggi hal ini dapat nlenurunkan pertumbuhan ragi, sehingga waktu
fermentasi akan lebih lama dan ada kemungkinan adanya gula tidak ekonomis.
Kosentrasi gula yang sering kali dipergunakan adalah 12% atau sedikit lebih tinggi.
Bahan nutrient Bahan nutrient yang bisa ditambahkar, kedalam bahan yang di
fermentasi adalah zat-zat yang mengandung fosfor dan nitrogen, seperti . super
fosfat, ammonium sulfat, ammonium fosfat, urea, dan lain- lain. PH fermentasi Pada
kemasaman di bawah pH 0,3 proses fermentasi akan berkurang kecepatannya, pH optimum
pada pH 4,5-5,0. Bila medium fermentasi mempunyai kapasitas buffer yang tinggi,
basil fermentasi terbaik tercapai bila pH awal pa(ht pH 4,5-4,7; sedangkan pada
medium berkapasitas buffer rendah, nilai pH awal yang paling baik pH 5,5. Karena
aktivitas fementasi, maka pH medium akan turun dan pada pH yang lebih tinggi
gliserol dan asam organik terbentuk lebih banyak. Pemberian asam sulfat dan
pemanasan untuk mengurangi kontaminan akan mengendapkan garam-garam yang tidak

dikehendaki, mempertinggi kemurnian alkohol yang diperoleh. Temperatur Temperatur


berpengaruh terhadap proses fermentasi

melaluil dua hal yaitu secara langsung mempengaruhi aktivitas enzim khamir dan
secara tidak langsung mengurangi hasil alkohol karena penguapan. Seperti proses
biologi (enzimatik) yang lain, kecepatan fermentasi akan bertambah sesuai dengan
kenaikan suhu sampai suhu optimum. Waktu yang diperlukan untuk fermentasi Waktu
yang diperlukan untuk fermentasi tergantung pada temperatur, kosentrasi gula dan
faktor-faktor lainnya. Waktu fermentasi sempurna biasanya selama kurang lebih 24
jam.
3.3 Manfaat Bioetanol Saat ini (Bio)Etanol dipakai secara luas di Brazil dan
Amerika Serikat. Semua kendaraan bermotor di Brazil, saat ini menggunakan bahan
bakar yang mengandung paling sedikit kadar ethanol sebesar 20 %. Pertengahan 1980,
lebih dari 90 % dari mobil baru, dirancang untuk memakai (Bio)Etanol murni. Di
Amerika Serikat, lebih dari 1 trilyun mil telah ditempuh oleh kendaraan bermotor
yang menggunakan BBM dengan kandungan (Bio)Etanol sebesar 10 % dan kendaraan FFV
(Flexible Fuel Vehicle) yang menggunakan BBM dengan kandungan 85 % (Bio)Etanol.
Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar, sebenarnya telah lama dikenal. Seperti
telah disebutkan diatas bahwa pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil
quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan
(Bio)etanol sebagai bahan bakarnya. Namun penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar
nabati kurang ditanggapi pada waktu tersebut, karena keberadaan bahan bakar minyak
yang murah dan melimpah. Saat ini pasokan bahan bakar minyak semakin menyusut
ditambah lagi dengan harga minyak dunia yang melambung membuat (Bio)Etanol semakin
diperhitungkan. (Bio)Etanol dapat digunakan pada kendaraan bermotor, tanpa mengubah
mekanisme kerja mesin jika dicampur dengan bensin dengan kadar (Bio)Etanol lebih
dari 99,5%. Perbandingan (Bio)Etanol pada umumnya di Indonesia baru penambahan 10%
dari total bahan bakar. Pencampuran (Bio)Etanol absolut sebanyak 10 % dengan bensin
(90%), sering disebut Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) dan
(Bio)Etanol. (Bio)Etanol absolut memiliki angka oktan (ON) 117, sedangkan Premium
hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax.
Pada komposisi ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling
ramah lingkungan dan di negara-negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl
Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan a. Bioetanol atau biasa juga disebut etil alkohol, alkohol murni,
alkohol absolut, atau alkohol adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

← Rumus Bangun

(Bio)Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini
dapat memabukkan jika diminum. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak
dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. b.
Bahan baku pembuatan bioetanol ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

- Bahan berpati; - Bahan sukrosa; - Bahan selulosa.


c. Proses pembuatan bioetanol melalui beberapa tahap yaitu isolasi pati, hidrolisis
pati menjadi glukosa, fermentasi atau perubahan glukosa menjadi etanol atau
bioetanol, dan destilasi bioetanol lalu didehidrasi. d. Beberapa bahan yang biasa
diolah menjadi bioetanol antara lain sebagai berikut ;

- Bonggol pisang - Ampas singkong - Biji kapas - Biji durian


- Sampah organik
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Bioetanol.  Pada proses
hidrolisa  Jumlah kandungan karbohidrat pada bahan baku PH Hidrolisa Waktu
hidrolisa Suhu Tekanan

Pada proses fermentasi Kosentrasi gula Bahan nutrient PH fermentasi Temperatur


Waktu yang diperlukan untuk fermentasi

f. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dengan cara mencampur
bioetanol kering dengan bensin. g. Bioetanol kering adalah bioetanol yang bila
dicampurkan dengan bensin, tidak akan membentuk 2 lapisan. 3.2 Saran a. Disekitar
kita terdapat banyak limbah organik yang terkadang diabaikan begitu saja, padahal
limbah tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat. Contohnya
limbah tersebut diolah menjadi bioetanol. Dengan membaca makalah ini diharapkan
dapat menjadi inspirasi bagi kita agar lebih peduli terhadap lingkungan. b. Semoga
makalah ini dapat menjadi referensi berguna bagi setiap kalangan yang ingin mencoba
mengolah limbah organik menjadi bioetanol.
DAFTAR PUSTAKA Sarwendah. 2012. Bensin dengan Bioetanol.

http://sarwendahs.blogspot.com/2012/04/bioetanol-bensin-dari-tanaman.html. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2013.

Aenwar,

Saiful.

2011.

Pengertian

Bioetanol. Diakses

http://saifulaenwar.wordpress.com/2011/10/27/pengertian-bioetanol/. pada tanggal 19


Maret 2013.

Anonim

C.

2009.

Pengertian

Bioetanol.

http://energibio.wordpress.com/bioetanol/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2013.

Seno.

2008.

Manfaat

Bioetanol.

http://bioetanolDiakses

seno.blogspot.com/2008/08/manfaat-dan-penggunaan-bioetanol.html. pada tanggal 23


Maret 2013.

Anonim A. 2011. Manfaat Bioetanol. http://tipspedia.net/manfaatbioetanol#.UUi0IRdg-


tQ. Diakses pada tanggal 19 Maret 2013.

Anonim

B.

2012.

Cara

Pengolahan

Bioetanol.

http://tipspedia.net/pengolahan-bioetanol#.UUi0YRdg-tQ. Diakses pada tanggal 20


Maret 2013.

Aries, Ivan. 2008. Bagaimana Proses Pembuatan Bioetanol.


http://ivanaries.blogspot.com/2008/12/proses-pembuatan-bioethanol.html. tanggal 20
Maret 2013. Diakses pada

Anda mungkin juga menyukai