NIM 20046198
Historiografi
1. Historiografi Nasional
Historiografi nasional adalah penulisan sejarah Indonesia yang bertujuan untuk
membangun karakter kebangsaan sesuai dengan visi negara Indonesia. Historiografi nasional
mulai dicetuskan oleh sejarawan Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sejarawan Indonesia pada masa awal kemerdekaan merasa perlu untuk menyusun sebuah
sejarah yang memiliki perspektif Indonesia-sentris.
Dalam jurnal Historiografi dalam Denyut Sejarah Bangsa (2016) karya Taufik
Abdullah, Historiografi nasional secara resmi dirumuskan pada Seminar Sejarah Nasional
yang diselenggarakan di kampus Universitas Gajah Mada tanggal 14-18 Desember 1957.
Seminar tersebut membahas tentang keragaman visi kesejarahan nasionalistis. Berbagai
pandangan tentang makna kebangsaan, visi kesejarahan dan kecenderungan ideologis
disampaikan oleh para peserta yang terdiri dari ilmuwan, cendekiawan, sejarawan, arkoelog
serta tenaga pendidik sejarah.
2. Historiografi Lokal
Historiografi lokal (penulisan sejarah lokal) merupakan suatu penulisan sejarah yang
bersifat khusus tentang masa lalu kehidupan masyarakat (komunitas) serta penulisannya
terfokus kepada satu objek yang diamati. Serta batas-batasan didalam menulis sejarah lokal
ditentukan oleh perjanjian yang telah diajukan penulis sejarah. Ruang lingkup penulisan
sejarah lokal sendiri ialah ; kota, kabupaten, kecamatan dan desa. Sejarah lokal dan
historiografi lokal merupakan suatu hal yang sama jika diartikan bahwa sejarah lokal
diartikan sebagai pengetahuan studi tentang kehidupan masyarakat disuatu tempat tertentu
secara khusus komunitas dari suatu lingkungan sekitar dan memiliki dinamika perkembangan
kehidupan manusia. Historiografi lokal merupakan penulisan sejarah yang terfokus dan
terkhusus kepada kajian-kajian sejarah lokal.
Dalam perkembangannya, fokus kajian sejarah lokal telah dikemukakan lima tema pokok
sebagai acuan penulis sejarah lokal seperti yang dikutip Kuntowijoyo (2003:145) yaitu :
1. Dinamika masyarakat pedesaan.
2. Pendidikan sebagai faktor dinamisasi dan interaksi sosial.
3. Interaksi antar suku didalam masyarakat majemuk.
4. Revolusi nasional di tingkat lokal.
5. Biografi tokoh lokal.