Anda di halaman 1dari 38

KALIBRASI

TEMPERATUR
Bagian 1
Copyright, 2007 © by Adi Prabowo

Kalibrasi temperatur bagian 1 1


Alat Kalibrasi Termometer
Mengukur temperatur
Suhu atau temperatur dapat diukur memakai termometer. Di
Indonesia dipakai skala suhu derajat Celsius dan Kelvin. Celsius
mempergunakan suhu es yang melebur sebagai titik nol, pada
tekanan udara 76 cm air raksa (= 101,4 kPa).
Tidak baku yang ke dua ialah suhu air yang mendidih. Pada
tekanan udara 76 cm air raksa, titik suhu ini ditetapkan sebagai
titik 100 ºC. Antara ke dua titik ini dibuat pembagian skala yang
linier.
Menurut teori tekanan gas pada temperatur –273,15 ºC akan
sama dengan nol (molekul-molekul gas tidak lagi membuat
gerakan). Titik ini oleh Kelvin disebut titik nol absolut (0 K).

Kalibrasi temperatur bagian 1 2


Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan)
Kesetaraan antara ke dua skala suhu tersebut di
atas ialah:
0 Kelvin (K) = –273,15 ºCelsius (ºC)
273,15 Kelvin (K) = 0 ºCelsius (ºC)
Catatan: Satu bagian skala pada termometer Kelvin = Satu
bagian skala pada termometer Celsius.

Untuk konversi dari Kelvin menjadi derajat


Celsius adalah sebagai berikut:
tºC = tK – 273,15

Kalibrasi temperatur bagian 1 3


Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan)
Sensor termometer yang bermacam-macam
didasarkan atas:
1) Pemuaian benda cair,
2) Pemuaian benda padat,
3) Perubahan resistansi listrik pada benda
padat,
4) Tegangan listrik yang timbul akibat selisih
temperatur di dua tempat sambungan dua
jenis bahan yang berbeda (termokopel).
Kalibrasi temperatur bagian 1 4
Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan)
Untuk mengkalibrasi termometer diperlukan termostat
yang dapat dilihat pada tabel berikut menurut JIS Z 8710.

Kalibrasi temperatur bagian 1 5


Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan)
Untuk mengkalibrasi termometer diperlukan juga alat kalibrasi (kalibrator) yang
dapat dilihat pada tabel berikut menurut JIS Z 8710 (untuk contact style).

Kalibrasi temperatur bagian 1 6


Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan)
Untuk non contact style

Kalibrasi temperatur bagian 1 7


Bath untuk kalibrasi termometer
Pendahuluan
Bath untuk penggunaan kalibrasi adalah dirancang khusus,
bukan merupakan adaptasi peralatan yang dirancang untuk
keperluan biology atau laboratorium kimia. Unjuk kerja dari
bath dinyatakan oleh stabilitas dan keseragaman temperatur
saat operasional.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah cairan yang digunakan
di bath, karena dengan cairan inilah range temperatur yang
diinginkan dapat tercapai. Sifat penting dari cairan yang perlu
diperhatikan adalah kekentalan dan range temperaturnya.

Kalibrasi temperatur bagian 1 8


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Gambar potongan dari bath untuk kalibrasi termometer

Kalibrasi temperatur bagian 1 9


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Contoh gambar dari bath untuk kalibrasi termometer

Kalibrasi temperatur bagian 1 10


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Stabilitas adalah ukuran dari unjuk kerja dari kontrol temperatur, yang
akan menjaga temperatur bath tetap. Jika temperatur cairan bath tidak
dapat stabil selama pengukuran, hasil pengukuran yang akurat tidak akan
dapat diperoleh.

Kalibrasi temperatur bagian 1 11


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Stabilitas bath akan bervariasi pada temperatur yang berbeda. Bath
umumnya akan memberikan ujuk kerja yang terbaik pada temperatur
dekat dengan temperatur ambien. Penyetelan pada temperatur lebih
dingin maupun lebih panas akan menghasilkan stabilitas temperatur
yang berbeda. Umumnya pembuat bath hanya memberikan
spesifikasi stabilitas pada temperatur tertentu dekat ambien,
sehingga stabilitas untuk temperatur yang lain belum diketahui.
Cairan bath juga mempengaruhi stabilitas. Kekentalan cairan yang
lebih tinggi, kapasitas panasnya akan lebih rendah, hal ini akan
sangat berpengaruh pada stabilitas temperatur bath. Misalnya pada
temperatur 37 °C, bath akan lebih stabil dengan menggunakan air
sebagai media. Jika digunakan minyak, pada temperatur tersebut
bath akan tidak terlalu stabil, karena minyak akan lebih kental dari
air pada temperatur tersebut.

Kalibrasi temperatur bagian 1 12


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Sebuah bath dapat mempunyai stabilitas temperatur yang baik, tetapi
mempunyai keseragaman temperatur yang buruk. Temperatur cairan dalam
bath harus homogen di seluruh zona pengukuran. Pada zona tersebut
perbandingan pengukuran akan dilakukan. Jika dua termometer atau lebih
diletakkan dalam cairan bath, ke dua termometer harus pada temperatur
yang sama selama pengukuran. Lebih banyak termometer yang akan
dikalibrasi dibutuhkan zona uji lebih luas dan keseragaman temperatur
bath akan menjadi penting artinya. Keseragaman temperatur akan
tergantung pada pengadukan cairan dalam bath. Pengadukan ini biasanya
menggunakan pompa sirkulator.
Pada aliran laminar dalam bath (cairan dialirkan dalam pola berputar),
mungkin gradien horisontal tidak ada, tetapi karena cairan tidak diaduk
secara vertikal, akan ada gradien untuk kedalaman yang berbeda. Hal ini
akan menjadi masalah jika panjang probe termometer yang akan
dikalibrasi tidak sama dengan panjang probe termometer reference.

Kalibrasi temperatur bagian 1 13


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Keseragaman temperatur dalam bath

Kalibrasi temperatur bagian 1 14


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Range temperatur
Spesifikasi bath dengan range dari –80 °C sampai 150 °C, hal ini
dapat menimbulkan sedikit salah pengertian. Bath mungkin dapat
sampai temperatur tersebut, tetapi sampai saat ini belum ada satu
jenis cairan untuk bath yang sesuai dengan range tersebut. Cairan
bath yang dapat bekerja baik pada –80 °C, akan tetapi cairan
tersebut akan menguap dengan cepat jauh sebelum temperatur
mencapai 100 °C, apalagi sampai 150 °C.
Suatu cairan minyak silikon untuk bath dinyatakan dapat digunakan
untuk temperatur 35 °C sampai 300 °C. Minyak silikon yang dapat
digunakan sampai temperatur 300 °C, akan sangat kental pada
temperatur di bawah 80 °C, hal ini dapat disimpulkan bahwa efektif
penggunaan minyak silikon tersebut pada temperatur 80 °C sampai
300 °C.

Kalibrasi temperatur bagian 1 15


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Suatu spesifikasi menyatakan bahwa bath garam (salt bath) dengan
range temperatur mulai 40 °C, tetapi garam kimia tersebut baru
meleleh di atas temperatur 150 °C.
Pada bath dingin gas-gas pendingin akan terurai di atas 150 °C. Jika
sebuah bath dinyatakan mempunyai range temperatur dari –80 °C
sampai 300 °C, maka gas-gas pendingin atau koil-koilnya harus
dipindahkan sebelum mencapai temperatur akhir tertinggi. Sebuah
bath mungkin dapat dirancang untuk dapat beroperasi dari –100 °C
sampai 500 °C, mungkin harganya akan mahal, tetapi pokok
masalahnya tidak pada harga, tetapi dalam mengoperasikannya,
untuk mengoperasikannya anda harus menguras, membersihkan, dan
mengisi kembali dengan cairan bath yang berbeda sekurang-
kurangnya 3 kali selama kalibrasi untuk mencakup range temperatur
tersebut

Kalibrasi temperatur bagian 1 16


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)

Pemecahan terbaik untuk mencakup range


temperatur dari –100 °C sampai 500 °C sekurang-
kurangnya menggunakan 3 bath dengan 3 cairan
bath yang berbeda. Dengan cara tersebut bath
dapat dirancang untuk unjuk kerja yang optimal
pada range temperatur untuk cairan bath yang
digunakan. Dengan cara ini anda akan
mendapatkan stabilitas dan keseragaman
temperatur yang terbaik.

Kalibrasi temperatur bagian 1 17


Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Cairan bath
Di pasaran tersedia jenis cairan bath yang dapat mencakup range
temperatur dari –100 °C sampai dengan 550 °C.
Kekentalan, penguapan, dan sifat lainnya akan berubah sesuai
temperatur cairan, dan akan berpengaruh terhadap unjuk kerja dari
cairan dalam bath yang dikontrol temperaturnya dan disirkulasikan
supaya dapat dicapai keseragaman temperatur yang baik.
Kekentalan cairan bath harus cukup rendah untuk dapat dipompa
dan diaduk.
Untuk bahan cairan bath garam, biasanya dijual dalam bentuk
granular, untuk memudahkan pengisian kedalam bath. Cairan garam
ini dapat beroperasi mulai temperatur 150 °C sampai 550 °C.

Kalibrasi temperatur bagian 1 18


Untuk keperluan kalibrasi, spesifikasi yang diperlukan adalah range
temperatur dan kekentalannya, beberapa hal lain untuk pertimbangan
memilih cairan bath adalah:
1. Karakteristik thermal,
2. Umur pakai,
3. Perubahan karakteristik karena siklus temperatur,
4. Penyerapan air dari udara,
5. Penguapan, asap dan persyaratan tudung asap,
6. Pemuaian karena panas,
7. Kontaminasi, campuran minyak-minyak atau kontaminasi oleh probe
termometer,
8. Sifat konduktivitas,
9. Efek penggunaan cairan di luar rangenya, timbul nyala api, ledakan,
polimerisasi,
10. Efek ketinggian pada titik didih.

Kalibrasi temperatur bagian 1 19


Jenis cairan yang digunakan di dalam bath untuk kalibrasi

Kalibrasi temperatur bagian 1 20


Blok panas untuk kalibrasi termometer
Blok panas untuk kalibrasi termometer merupakan blok padat
yang dapat dikontrol temperaturnya dimaksudkan untuk
mengkalibrasi termometer yang diletakkan di dalam lubang
blok panas.
Blok panas terdiri dari sekurang-kurangnya blok padat, alat
pengatur temperatur blok, sensor temperatur dengan
indikatornya (termometer yang sudah terpasang) untuk
menentukan temperatur blok panas.
Sensor temperatur dan indikator yang digunakan untuk
menentukan temperatur blok harus memenuhi persyaratan, jika
dikalibrasi terpisah dari blok panas.

Kalibrasi temperatur bagian 1 21


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)

Lubang blok yang digunakan untuk kalibrasi mempunyai


zona yang cukup homogenitas temperaturnya sekurang-
kurangnya dengan panjang 40 mm (sebagai zona
pengukuran), di daerah tersebut posisi ujung sensor
diletakkan. Zona homogen secara umum mulai dari ujung
terendah dari lubang blok panas. Jika zona homogen mulai
dari tempat lain, hal ini harus dinyatakan secara jelas.

Kalibrasi temperatur bagian 1 22


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Blok panas untuk kalibrasi harus mempunyai kondisi sebagai
berikut:
1. Pada temperatur dari –80 ˚C sampai +660 ˚C, diameter dalam dari
lubang harus lebih besar 0,5 mm terhadap diameter probe
termometer yang dikalibrasi, pada temperatur +660 ˚C sampai
+1300 ˚C lebih besar dari 1,0 mm. Kedalaman pencelupan dari
termometer harus sekurang-kurangnya sama dengan 15 kali
diameter luar dari termometer.
2. Beberapa bahan isolasi yang dianjurkan oleh pemanufaktur untuk
diletakkan di atas blok harus ditentukan (misalnya jenis bahan
dan ketebalannya) dan disupply bersama-sama dengan
peralatan. Bahan isolasi harus digunakan di atas blok panas
saat pelaksanaan kalibrasi.

Kalibrasi temperatur bagian 1 23


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)

Kalibrasi temperatur bagian 1 24


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Pemakaian Blok Panas, pada umumnya ada dua cara:
1. Menggunakan probe termometer acuan luar (external reference),
kalibrasi termometer dengan cara meletakkan sensor
temperatur ke dalam temperatur stabil, ukur temperatur dengan
termometer acuan (reference), bacaan dari termometer acuan
(reference) dibandingkan terhadap bacaan dari termometer
yang sedang dikalibrasi.
2. Menggunakan sensor acuan internal (internal reference) dari blok
panas, kalibrasi termometer dengan cara meletakkan sensor
temperatur ke dalam temperatur stabil, bacaan dari termometer
blok panas dibandingkan terhadap bacaan dari termometer
yang sedang dikalibrasi.

Kalibrasi temperatur bagian 1 25


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)

Kalibrasi temperatur bagian 1 26


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Gradien temperatur antara termometer
Kemungkinan besar ada perbedaan kedalaman pada kedua
probenya, sehingga terjadi sedikit perbedaan temperatur karena
perbedaan kedalaman. Selanjutnya, walaupun kedua probe
sensor mempunyai konstruksi identik dan dimasukkan dengan
kedalaman yang sama, gradien vertikal harus diperhitungkan.
Stabilitas blok panas
1. Blok panas sering memerlukan banyak waktu untuk mencapai
stabilitas optimum yang ditunjukan oleh indikator.
2. Panjang (lama) waktu harus dipertimbangkan sampai terjadi
variasi kestabilan, siklus maksimum-minimum pada indikator
umumnya 5 cycle, dan/atau time constant adalah 30 menit.
Dari ketentuan tersebut dipakai kondisi yang lebih dulu
tercapai.

Kalibrasi temperatur bagian 1 27


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Gambar kalibrasi termometer dengan blok panas

Kalibrasi temperatur bagian 1 28


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Stabilitas blok panas

Kalibrasi temperatur bagian 1 29


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)

Contoh gambar blok panas

Kalibrasi temperatur bagian 1 30


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Kesalahan yang terbesar pada kalibrasi termometer dengan blok
panas sering disebabkan oleh penggunaan yang salah,
diantaranya:
1. Probe termometer yang dikalibrasi diletakkan tidak kokoh di
lubang.
2. Ujung probe termometer yang dikalibrasi tidak pada zona
pengukuran.
3. Pengambilan data kalibrasi dilakukan saat temperatur blok panas
belum tercapai kestabilannya.
Adalah penting untuk menggunakan blok panas sesuai spesifikasi
dari pembuat. Juga penting untuk menerima keterbatasan dari
blok panas, dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat
menggunakan bath cairan atau sumber panas lainnya.

Kalibrasi temperatur bagian 1 31


Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)

Memilih blok panas yang cocok untuk kalibrasi sensor


temperatur individual, harus mempertimbangkan hal
berikut ini:
1. Range temperatur.
2. Akurasi dan stabilitas.
3. Keseragaman temperatur.
4. Fleksibilitas diameter lubang.
5. Portabilitas.
6. Kedalaman lubang untuk sensor yang dikalibrasi.

Kalibrasi temperatur bagian 1 32


Kalibrasi termometer dengan fixed point
Fixed point dari skala suhu ITS-90 termasuk beberapa
konstanta fisika yang sudah ditentukan sebagai suhu
tertentu yang sudah diketahui ketika suatu unsur kimia
dengan kemurnian yang tinggi telah dicapai kondisi
setimbang. Titik yang paling umum adalah titik tripel air
(the triple point of water) yang terjadi pada suhu 0,01 ºC.
Titik tripel air dicapai ketika tiga keadaan, yaitu gas, cair,
dan padat, ada pada waktu yang sama.
Untuk fixed point yang lain dapat dilihat pada tabel yang
diambil dari JIS Z 8710.

Kalibrasi temperatur bagian 1 33


Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)

Kalibrasi temperatur bagian 1 34


Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)
Untuk mendapatkan kurva beku panjang dan rata dari contoh
kemurnian tinggi, sangat penting mengontrol suhu supaya seragam,
stabil dan terkendali. Furnace dengan 3 zona telah dirancang dan
dikembangkan untuk keperluan ini.
Pemanas melingkari inti dari furnace. Pemanas zona atas dan zona
bawah dililitkan hanya pada puncak dan ujung dasar inti. Pemanas
zona ini membantu untuk membuat suhu inti menjadi seragam
sepanjang inti. Tiga buah pengendali suhu terpisah digunakan untuk
tiga zona. Zona atas dan zona bawah di cabang ke zona tengah dan
dilengkapi sensor termokopel dapat diadjust dengan perubahan pada
nilai set pengendali. Distribusi suhu vertikal dari furnace dapat
diadjust oleh nilai set pengendali atas dan bawah. Untuk
mendapatkan suhu seragam 0,01 ºC tidak sukar dalam daerah 178
mm (7 inches).

Kalibrasi temperatur bagian 1 35


Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)

Kalibrasi temperatur bagian 1 36


Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)
Realisasi dari titik beku timah pada 231,928 oC
Percobaan untuk pembekuan timah, naikkan suhu furnace sekitar 10 ºC
lebih tinggi dari titik beku. Sesudah seluruh logam mencair, set furnace
pada suhu stabil sekitar 2 ºC lebih tinggi dari titik beku dan dibiarkan 12
jam, kemudian furnace diprogram untuk menurunkan suhu pada laju 0,2
ºC per menit dan dimonitor suhu contoh timah menggunakan SPRT yang
dimasukkan ke dalam cell. Ketika suhu contoh timah kemurnian tinggi
(99,9999+%) mencapai suhu titik beku, udara dingin dimasukkan ke
dalam furnace dari dasar mengikuti aliran ke atas sekitar cell fixed point
untuk memulai pembekuan. Setelah pembekuan dimulai, aliran udara
dingin dihentikan dan suhu furnace dijaga pada suhu stabil 1 ºC di bawah
titik beku. Kemudian SPRT yang digunakan untuk memonitor suhu
furnace diambil. Sesudah itu SPRT yang akan dikalibrasi di masukkan
kedalam furnace di dalam cell timah. Dengan cara ini akan diperoleh
kurva pembekuan yang sangat rata.

Kalibrasi temperatur bagian 1 37


Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)

Kurva pembekuan timah pada temperatur 231,928 oC

Kalibrasi temperatur bagian 1 38

Anda mungkin juga menyukai