Alat Kalibrasi Termometer Mengukur temperatur Suhu atau temperatur dapat diukur memakai termometer. Di Indonesia dipakai skala suhu derajat Celsius dan Kelvin. Celsius mempergunakan suhu es yang melebur sebagai titik nol, pada tekanan udara 76 cm air raksa (= 101,4 kPa). Tidak baku yang ke dua ialah suhu air yang mendidih. Pada tekanan udara 76 cm air raksa, titik suhu ini ditetapkan sebagai titik 100 ºC. Antara ke dua titik ini dibuat pembagian skala yang linier. Menurut teori tekanan gas pada temperatur –273,15 ºC akan sama dengan nol (molekul-molekul gas tidak lagi membuat gerakan). Titik ini oleh Kelvin disebut titik nol absolut (0 K).
Kalibrasi temperatur bagian 1 2
Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan) Kesetaraan antara ke dua skala suhu tersebut di atas ialah: 0 Kelvin (K) = –273,15 ºCelsius (ºC) 273,15 Kelvin (K) = 0 ºCelsius (ºC) Catatan: Satu bagian skala pada termometer Kelvin = Satu bagian skala pada termometer Celsius.
Untuk konversi dari Kelvin menjadi derajat
Celsius adalah sebagai berikut: tºC = tK – 273,15
Kalibrasi temperatur bagian 1 3
Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan) Sensor termometer yang bermacam-macam didasarkan atas: 1) Pemuaian benda cair, 2) Pemuaian benda padat, 3) Perubahan resistansi listrik pada benda padat, 4) Tegangan listrik yang timbul akibat selisih temperatur di dua tempat sambungan dua jenis bahan yang berbeda (termokopel). Kalibrasi temperatur bagian 1 4 Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan) Untuk mengkalibrasi termometer diperlukan termostat yang dapat dilihat pada tabel berikut menurut JIS Z 8710.
Kalibrasi temperatur bagian 1 5
Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan) Untuk mengkalibrasi termometer diperlukan juga alat kalibrasi (kalibrator) yang dapat dilihat pada tabel berikut menurut JIS Z 8710 (untuk contact style).
Kalibrasi temperatur bagian 1 6
Alat Kalibrasi Termometer (lanjutan) Untuk non contact style
Kalibrasi temperatur bagian 1 7
Bath untuk kalibrasi termometer Pendahuluan Bath untuk penggunaan kalibrasi adalah dirancang khusus, bukan merupakan adaptasi peralatan yang dirancang untuk keperluan biology atau laboratorium kimia. Unjuk kerja dari bath dinyatakan oleh stabilitas dan keseragaman temperatur saat operasional. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah cairan yang digunakan di bath, karena dengan cairan inilah range temperatur yang diinginkan dapat tercapai. Sifat penting dari cairan yang perlu diperhatikan adalah kekentalan dan range temperaturnya.
Kalibrasi temperatur bagian 1 8
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Gambar potongan dari bath untuk kalibrasi termometer
Kalibrasi temperatur bagian 1 9
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Contoh gambar dari bath untuk kalibrasi termometer
Kalibrasi temperatur bagian 1 10
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Stabilitas adalah ukuran dari unjuk kerja dari kontrol temperatur, yang akan menjaga temperatur bath tetap. Jika temperatur cairan bath tidak dapat stabil selama pengukuran, hasil pengukuran yang akurat tidak akan dapat diperoleh.
Kalibrasi temperatur bagian 1 11
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Stabilitas bath akan bervariasi pada temperatur yang berbeda. Bath umumnya akan memberikan ujuk kerja yang terbaik pada temperatur dekat dengan temperatur ambien. Penyetelan pada temperatur lebih dingin maupun lebih panas akan menghasilkan stabilitas temperatur yang berbeda. Umumnya pembuat bath hanya memberikan spesifikasi stabilitas pada temperatur tertentu dekat ambien, sehingga stabilitas untuk temperatur yang lain belum diketahui. Cairan bath juga mempengaruhi stabilitas. Kekentalan cairan yang lebih tinggi, kapasitas panasnya akan lebih rendah, hal ini akan sangat berpengaruh pada stabilitas temperatur bath. Misalnya pada temperatur 37 °C, bath akan lebih stabil dengan menggunakan air sebagai media. Jika digunakan minyak, pada temperatur tersebut bath akan tidak terlalu stabil, karena minyak akan lebih kental dari air pada temperatur tersebut.
Kalibrasi temperatur bagian 1 12
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Sebuah bath dapat mempunyai stabilitas temperatur yang baik, tetapi mempunyai keseragaman temperatur yang buruk. Temperatur cairan dalam bath harus homogen di seluruh zona pengukuran. Pada zona tersebut perbandingan pengukuran akan dilakukan. Jika dua termometer atau lebih diletakkan dalam cairan bath, ke dua termometer harus pada temperatur yang sama selama pengukuran. Lebih banyak termometer yang akan dikalibrasi dibutuhkan zona uji lebih luas dan keseragaman temperatur bath akan menjadi penting artinya. Keseragaman temperatur akan tergantung pada pengadukan cairan dalam bath. Pengadukan ini biasanya menggunakan pompa sirkulator. Pada aliran laminar dalam bath (cairan dialirkan dalam pola berputar), mungkin gradien horisontal tidak ada, tetapi karena cairan tidak diaduk secara vertikal, akan ada gradien untuk kedalaman yang berbeda. Hal ini akan menjadi masalah jika panjang probe termometer yang akan dikalibrasi tidak sama dengan panjang probe termometer reference.
Kalibrasi temperatur bagian 1 13
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Keseragaman temperatur dalam bath
Kalibrasi temperatur bagian 1 14
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Range temperatur Spesifikasi bath dengan range dari –80 °C sampai 150 °C, hal ini dapat menimbulkan sedikit salah pengertian. Bath mungkin dapat sampai temperatur tersebut, tetapi sampai saat ini belum ada satu jenis cairan untuk bath yang sesuai dengan range tersebut. Cairan bath yang dapat bekerja baik pada –80 °C, akan tetapi cairan tersebut akan menguap dengan cepat jauh sebelum temperatur mencapai 100 °C, apalagi sampai 150 °C. Suatu cairan minyak silikon untuk bath dinyatakan dapat digunakan untuk temperatur 35 °C sampai 300 °C. Minyak silikon yang dapat digunakan sampai temperatur 300 °C, akan sangat kental pada temperatur di bawah 80 °C, hal ini dapat disimpulkan bahwa efektif penggunaan minyak silikon tersebut pada temperatur 80 °C sampai 300 °C.
Kalibrasi temperatur bagian 1 15
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Suatu spesifikasi menyatakan bahwa bath garam (salt bath) dengan range temperatur mulai 40 °C, tetapi garam kimia tersebut baru meleleh di atas temperatur 150 °C. Pada bath dingin gas-gas pendingin akan terurai di atas 150 °C. Jika sebuah bath dinyatakan mempunyai range temperatur dari –80 °C sampai 300 °C, maka gas-gas pendingin atau koil-koilnya harus dipindahkan sebelum mencapai temperatur akhir tertinggi. Sebuah bath mungkin dapat dirancang untuk dapat beroperasi dari –100 °C sampai 500 °C, mungkin harganya akan mahal, tetapi pokok masalahnya tidak pada harga, tetapi dalam mengoperasikannya, untuk mengoperasikannya anda harus menguras, membersihkan, dan mengisi kembali dengan cairan bath yang berbeda sekurang- kurangnya 3 kali selama kalibrasi untuk mencakup range temperatur tersebut
Kalibrasi temperatur bagian 1 16
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Pemecahan terbaik untuk mencakup range
temperatur dari –100 °C sampai 500 °C sekurang- kurangnya menggunakan 3 bath dengan 3 cairan bath yang berbeda. Dengan cara tersebut bath dapat dirancang untuk unjuk kerja yang optimal pada range temperatur untuk cairan bath yang digunakan. Dengan cara ini anda akan mendapatkan stabilitas dan keseragaman temperatur yang terbaik.
Kalibrasi temperatur bagian 1 17
Bath untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Cairan bath Di pasaran tersedia jenis cairan bath yang dapat mencakup range temperatur dari –100 °C sampai dengan 550 °C. Kekentalan, penguapan, dan sifat lainnya akan berubah sesuai temperatur cairan, dan akan berpengaruh terhadap unjuk kerja dari cairan dalam bath yang dikontrol temperaturnya dan disirkulasikan supaya dapat dicapai keseragaman temperatur yang baik. Kekentalan cairan bath harus cukup rendah untuk dapat dipompa dan diaduk. Untuk bahan cairan bath garam, biasanya dijual dalam bentuk granular, untuk memudahkan pengisian kedalam bath. Cairan garam ini dapat beroperasi mulai temperatur 150 °C sampai 550 °C.
Kalibrasi temperatur bagian 1 18
Untuk keperluan kalibrasi, spesifikasi yang diperlukan adalah range temperatur dan kekentalannya, beberapa hal lain untuk pertimbangan memilih cairan bath adalah: 1. Karakteristik thermal, 2. Umur pakai, 3. Perubahan karakteristik karena siklus temperatur, 4. Penyerapan air dari udara, 5. Penguapan, asap dan persyaratan tudung asap, 6. Pemuaian karena panas, 7. Kontaminasi, campuran minyak-minyak atau kontaminasi oleh probe termometer, 8. Sifat konduktivitas, 9. Efek penggunaan cairan di luar rangenya, timbul nyala api, ledakan, polimerisasi, 10. Efek ketinggian pada titik didih.
Kalibrasi temperatur bagian 1 19
Jenis cairan yang digunakan di dalam bath untuk kalibrasi
Kalibrasi temperatur bagian 1 20
Blok panas untuk kalibrasi termometer Blok panas untuk kalibrasi termometer merupakan blok padat yang dapat dikontrol temperaturnya dimaksudkan untuk mengkalibrasi termometer yang diletakkan di dalam lubang blok panas. Blok panas terdiri dari sekurang-kurangnya blok padat, alat pengatur temperatur blok, sensor temperatur dengan indikatornya (termometer yang sudah terpasang) untuk menentukan temperatur blok panas. Sensor temperatur dan indikator yang digunakan untuk menentukan temperatur blok harus memenuhi persyaratan, jika dikalibrasi terpisah dari blok panas.
Kalibrasi temperatur bagian 1 21
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Lubang blok yang digunakan untuk kalibrasi mempunyai
zona yang cukup homogenitas temperaturnya sekurang- kurangnya dengan panjang 40 mm (sebagai zona pengukuran), di daerah tersebut posisi ujung sensor diletakkan. Zona homogen secara umum mulai dari ujung terendah dari lubang blok panas. Jika zona homogen mulai dari tempat lain, hal ini harus dinyatakan secara jelas.
Kalibrasi temperatur bagian 1 22
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Blok panas untuk kalibrasi harus mempunyai kondisi sebagai berikut: 1. Pada temperatur dari –80 ˚C sampai +660 ˚C, diameter dalam dari lubang harus lebih besar 0,5 mm terhadap diameter probe termometer yang dikalibrasi, pada temperatur +660 ˚C sampai +1300 ˚C lebih besar dari 1,0 mm. Kedalaman pencelupan dari termometer harus sekurang-kurangnya sama dengan 15 kali diameter luar dari termometer. 2. Beberapa bahan isolasi yang dianjurkan oleh pemanufaktur untuk diletakkan di atas blok harus ditentukan (misalnya jenis bahan dan ketebalannya) dan disupply bersama-sama dengan peralatan. Bahan isolasi harus digunakan di atas blok panas saat pelaksanaan kalibrasi.
Kalibrasi temperatur bagian 1 23
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Kalibrasi temperatur bagian 1 24
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Pemakaian Blok Panas, pada umumnya ada dua cara: 1. Menggunakan probe termometer acuan luar (external reference), kalibrasi termometer dengan cara meletakkan sensor temperatur ke dalam temperatur stabil, ukur temperatur dengan termometer acuan (reference), bacaan dari termometer acuan (reference) dibandingkan terhadap bacaan dari termometer yang sedang dikalibrasi. 2. Menggunakan sensor acuan internal (internal reference) dari blok panas, kalibrasi termometer dengan cara meletakkan sensor temperatur ke dalam temperatur stabil, bacaan dari termometer blok panas dibandingkan terhadap bacaan dari termometer yang sedang dikalibrasi.
Kalibrasi temperatur bagian 1 25
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Kalibrasi temperatur bagian 1 26
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Gradien temperatur antara termometer Kemungkinan besar ada perbedaan kedalaman pada kedua probenya, sehingga terjadi sedikit perbedaan temperatur karena perbedaan kedalaman. Selanjutnya, walaupun kedua probe sensor mempunyai konstruksi identik dan dimasukkan dengan kedalaman yang sama, gradien vertikal harus diperhitungkan. Stabilitas blok panas 1. Blok panas sering memerlukan banyak waktu untuk mencapai stabilitas optimum yang ditunjukan oleh indikator. 2. Panjang (lama) waktu harus dipertimbangkan sampai terjadi variasi kestabilan, siklus maksimum-minimum pada indikator umumnya 5 cycle, dan/atau time constant adalah 30 menit. Dari ketentuan tersebut dipakai kondisi yang lebih dulu tercapai.
Kalibrasi temperatur bagian 1 27
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Gambar kalibrasi termometer dengan blok panas
Kalibrasi temperatur bagian 1 28
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Stabilitas blok panas
Kalibrasi temperatur bagian 1 29
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Contoh gambar blok panas
Kalibrasi temperatur bagian 1 30
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan) Kesalahan yang terbesar pada kalibrasi termometer dengan blok panas sering disebabkan oleh penggunaan yang salah, diantaranya: 1. Probe termometer yang dikalibrasi diletakkan tidak kokoh di lubang. 2. Ujung probe termometer yang dikalibrasi tidak pada zona pengukuran. 3. Pengambilan data kalibrasi dilakukan saat temperatur blok panas belum tercapai kestabilannya. Adalah penting untuk menggunakan blok panas sesuai spesifikasi dari pembuat. Juga penting untuk menerima keterbatasan dari blok panas, dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat menggunakan bath cairan atau sumber panas lainnya.
Kalibrasi temperatur bagian 1 31
Blok panas untuk kalibrasi termometer (lanjutan)
Memilih blok panas yang cocok untuk kalibrasi sensor
temperatur individual, harus mempertimbangkan hal berikut ini: 1. Range temperatur. 2. Akurasi dan stabilitas. 3. Keseragaman temperatur. 4. Fleksibilitas diameter lubang. 5. Portabilitas. 6. Kedalaman lubang untuk sensor yang dikalibrasi.
Kalibrasi temperatur bagian 1 32
Kalibrasi termometer dengan fixed point Fixed point dari skala suhu ITS-90 termasuk beberapa konstanta fisika yang sudah ditentukan sebagai suhu tertentu yang sudah diketahui ketika suatu unsur kimia dengan kemurnian yang tinggi telah dicapai kondisi setimbang. Titik yang paling umum adalah titik tripel air (the triple point of water) yang terjadi pada suhu 0,01 ºC. Titik tripel air dicapai ketika tiga keadaan, yaitu gas, cair, dan padat, ada pada waktu yang sama. Untuk fixed point yang lain dapat dilihat pada tabel yang diambil dari JIS Z 8710.
Kalibrasi temperatur bagian 1 33
Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)
Kalibrasi temperatur bagian 1 34
Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan) Untuk mendapatkan kurva beku panjang dan rata dari contoh kemurnian tinggi, sangat penting mengontrol suhu supaya seragam, stabil dan terkendali. Furnace dengan 3 zona telah dirancang dan dikembangkan untuk keperluan ini. Pemanas melingkari inti dari furnace. Pemanas zona atas dan zona bawah dililitkan hanya pada puncak dan ujung dasar inti. Pemanas zona ini membantu untuk membuat suhu inti menjadi seragam sepanjang inti. Tiga buah pengendali suhu terpisah digunakan untuk tiga zona. Zona atas dan zona bawah di cabang ke zona tengah dan dilengkapi sensor termokopel dapat diadjust dengan perubahan pada nilai set pengendali. Distribusi suhu vertikal dari furnace dapat diadjust oleh nilai set pengendali atas dan bawah. Untuk mendapatkan suhu seragam 0,01 ºC tidak sukar dalam daerah 178 mm (7 inches).
Kalibrasi temperatur bagian 1 35
Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)
Kalibrasi temperatur bagian 1 36
Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan) Realisasi dari titik beku timah pada 231,928 oC Percobaan untuk pembekuan timah, naikkan suhu furnace sekitar 10 ºC lebih tinggi dari titik beku. Sesudah seluruh logam mencair, set furnace pada suhu stabil sekitar 2 ºC lebih tinggi dari titik beku dan dibiarkan 12 jam, kemudian furnace diprogram untuk menurunkan suhu pada laju 0,2 ºC per menit dan dimonitor suhu contoh timah menggunakan SPRT yang dimasukkan ke dalam cell. Ketika suhu contoh timah kemurnian tinggi (99,9999+%) mencapai suhu titik beku, udara dingin dimasukkan ke dalam furnace dari dasar mengikuti aliran ke atas sekitar cell fixed point untuk memulai pembekuan. Setelah pembekuan dimulai, aliran udara dingin dihentikan dan suhu furnace dijaga pada suhu stabil 1 ºC di bawah titik beku. Kemudian SPRT yang digunakan untuk memonitor suhu furnace diambil. Sesudah itu SPRT yang akan dikalibrasi di masukkan kedalam furnace di dalam cell timah. Dengan cara ini akan diperoleh kurva pembekuan yang sangat rata.
Kalibrasi temperatur bagian 1 37
Kalibrasi termometer dengan fixed point (lanjutan)