Anda di halaman 1dari 27

SUB TEMA II

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN


KARAKTER MELALUI RAPIKAN (RASAKAN, PIKIRKAN, DAN
LAKUKAN) UNTUK MENINGKATKAN ETIKA DAN MORAL
SISWA TAMAN KANAK-KANAK
Karya ini Disusun untuk Mengikuti
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL
INOVASI PENDIDIKAN INDONESIA
IDEA #4

Oleh:
Graciella Theresia
Marsella Indrianti
Lutfi Kharisma

SMAN 27 JAKARTA
JAKARTA
2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan


Karakter Melalui RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan, dan Lakukan) untuk
Meningkatkan Etika dan Moral Siswa Taman Kanak-kanak
2. Subtema : II
3. Ketua :
a. Nama Lengkap : Marsella Indrianti
b. NISN : 0040978630
c. Jurusan : IPA
d. Sekolah : SMA Negeri 27 Jakarta
e. Alamat Rumah : Jl. Cempaka sari 2 No. 25
f. No.HP : 087887510497
g. Email : marsellakoes@gmail.com
4. Anggota : 1). Lutfi Kharisma
2). Graciella Theresia
5. Guru Pembimbing :
a. Nama Lengkap : Husna Hidayati Miharja, S.Si
b. NIP : 198301252009012005
c. No.Tel/HP : +62 852-6389-1020
d. Email : diraffa.dr@gmail.com
Jakarta, 16 Maret 2021

Menyetujui,

Guru Pembimbing Ketua

Husna Hidayati Miharja, S.Si Marsella Indrianti

iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL
INOVASI PENDIDIKAN INDONESIA
IDEA #4
Nama Ketua : Marsella Indrianti

Nama Anggota : 1). Lutfi Kharisma

2). Graciella Theresia

Judul Karya Tulis : Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Melalui


RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan, dan Lakukan) untuk Meningkatkan Etika dan Moral
Siswa Taman Kanak-kanak

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis dengan judul Strategi


Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Melalui RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan,
dan Lakukan) untuk Meningkatkan Etika dan Moral Siswa Taman Kanak-kanak adalah
asli karya kami dan belum pernah diikutsertakan pada perlombaan manapun serta
belum pernah dipublikasikan di luar dari kegiatan “Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
IDEA #4”. Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka kami bersedia didiskualifikasi dari kompetisi ini.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.

Jakarta, 16 Maret 2021

Mengetahui
Guru Pembimbing Ketua

Husna Hidayati Miharja, S.Si Marsella Indrianti

NIP. 198301252009012005 NISN. 0040978630

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Karya tulis ini disusun dalam
rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) IDEA #4 yang
diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta .

Dalam penyusunan karya tulis ini, kami mengangkat judul mengenai Strategi
Pembelajaran berbasis pendidikan karakter melalui RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan,
dan Lakukan) untuk Meningkatkan Etika dan Moral Siswa Taman Kanak-kanak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada panitia dan berbagai pihak yang telah membantu
dalam tercetusnya ide dan penyusunan karya tulis ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Harapan kami semoga ide dalam penulisan karya tulis ini dapat
menginspirasi bagi para pembaca dan harapan kami semoga ide dalam penulisan karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam mengembangkan
pendidikan etika dan moral pada siswa taman kanak-kanak.

Jakarta, 16 Maret 2021

Tim Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii


SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 4
A. Strategi Pembelajaran ............................................................................................... 4
B. Berbagai Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran ........................................................ 6
C. Pendidikan Karakter ................................................................................................. 8
D. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter............................................................... 10
E. Etika dan Moral ...................................................................................................... 11
BAB III METODE PENULISAN ........................................................................... 13
A. Tahapan studi literatur ............................................................................................ 13
B. Kerangka berpikir ................................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 15
A. Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan Etika dan Moral....................................................................................... 15
B. Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran melalui Rasakan, Pikirkan dan Lakukan
(RAPIKAN) ................................................................................................................... 16
C. Pengembangan Media dalam Mendukung Proses Pembelajaran .............................. 17
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 19
A. Simpulan ................................................................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 20

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan Penulisan Studi Literatur ................................................................... 13


Gambar 3.2 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 14

Gambar 4.1 Desain Tampilan Buku ..................................................................................... 18

vii
Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Melalui
Rapikan (Rasakan, Pikirkan, Dan Lakukan) Untuk Meningkatkan
Etika Dan Moral Siswa Taman Kanak-Kanak
Marsella Indrianti, Lutfi Kharisma, Graciella Theresia

SMAN 27 Jakarta

ABSTRAK

Pendidikan karakter merupakan pendidikan dengan pendekatan langsung pada peserta


didik dengan tujuan menanamkan nilai moral sehingga dapat mencegah perilaku yang
dilarang. Pendidikan karakter sangat diperlukan untuk membentuk karakter anak dan
bekal penting pada mempersiapkan anak usia dini pada menyongsong masa depan yang
penuh dengan tantangan, baik secara akademis juga pada kehidupan berbangsa serta
bernegara. Karya tulis ini berupa gagasan dengan menggunakan metode studi literatur,
studi literatur dilakukan untuk menganalisis kebutuhan mengenai permasalahan yang
terjadi, selanjutnya pengumpulan jurnal untuk mengumpulkan gagasan-gagasan yang
relevan dari ide tersebut dan terakhir pembuatan proposal. Pembuatan karya tulis ini
bertujuan untuk meningkatkan etika dan moral di taman kanak-kanak dengan cara
mengembangkan pendidikan karakter, menerapkan cara mengembangkan pendidikan
karakter untuk meningkatkan etika dan moral pada siswa di taman kanak-kanak.
Strategi pembelajaran ini berbantuan buku yang telah didesain untuk pembelajaran.
Pada tahap Rasakan peserta didik diberikan sebuah masalah, dan pada tahap Pikirkan
mereka akan berpikir untuk menemukan solusi atas masalah tersebut. Tahap terakhir
yaitu Lakukan, peserta didik akan melakukan kegiatan yang telah mereka pikirkan
untuk memecahkan masalah tersebut. Strategi pembelajaran ini diharapkan dapat
membentuk karakter peserta didik dan meningkatkan etika dan moralnya.
Kata Kunci: Strategi, Pembelajaran, Taman Kanak-kanak

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, kebiasaan, dan
keterampilan dari diri manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui proses sosialisasi. Karakter adalah sifat atau watak, akhlak
ataupun kepribadian dari seseorang yang mereka pelajari dan lewat semasa
mereka hidup. Keberadaan karakter berarti keberadaan fondasi dari soft skill
yang justru lebih menunjang tingkat kesuksesan seseorang dalam hidupnya
kelak. Hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap manusia yang
harus dibangun terus menerus (Rahmasari, 2019).
dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan
nasional berfungsi berbagi kemampuan serta membuat tabiat dan peradaban
bangsa yg bermartabat pada rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
buat menyebarkan potensi peserta didik supaya menjadi insan yg beriman serta
bertakwa kepada ilahi yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, berdikari, serta menjadi masyarakat negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. terdapat 2 hal penting yang wajib diwujudkan sang forum
pendidikan. Yaitu mengembangan kemampuan yang berkaitan dengan otak yg
merujuk pada kualitas akademik, dan menghasilkan watak yg berkaitan
menggunakan hati yang merujuk di lulusan yang berakhlak mulia (Adibatin,
2016).
Masa pandemi dimana pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh
menyebabkan meningkatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Adapun pengaruh negatif dari perkembangan IPTEK yang cukup signifikan.
(Lickona, 1996) mengidentifikasi sepuluh buah kesamaan remaja yang tampak
pada perilakunya sehari-hari yaitu: 1) meningkatnya pemberontakan remaja,
dua) meningkatnya ketidakjujuran, 3) berkurangnya rasa hormat terhadap orang
tua, guru, dan pemimpin, 4) meningkatnya kelompok sahabat sebaya yang
kejam dan bengis, 5) keluarnya kejahatan serta perampokan, 6) berbahasa tidak

1
sopan, 7) merosotnya etika serta pandangan hidup kerja, 8) meningkatnya sifat-
sifat mementingkan diri sendiri dan kurangnya rasa tanggung jawab, 9)
timbulnya gelombang sikap yg menyimpang, seperti perilaku seksual prematur,
penyalahgunaan obat terlarang serta sikap bunuh diri, serta 10) tumbuhnya
ketidaktahuan sopan-santun, termasuk mengabaikan moral sebagai dasar hidup,
seperti senang memeras, tidak menghormati peraturan-peraturan, serta sikap
membahayakan diri sendiri serta orang lain. sang karena itu, pendidikan
karakter perlu ditingkatkan intensitas serta kualitasnya pada seluruh jalur dan
jenjang pendidikan, melalui pengintegrasian ke pada semua mata pelajaran di
sekolah.
Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi asal pendidikan moral
sebab bukan sekedar mengajarkan mana yang benar serta mana yg salah , tetapi
membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yg baik, mau dan mampu
melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building)
sebaiknya dimulai dalam famili sebab interaksi pertama anak terjadi pada
lingkungan famili. Pendidikan karakter usahakan di terapkan sejak anak usia
dini sebab pada usia dini sebab sangat memilih kemampuan anak pada
membuatkan potensinya. Pendidikan karakter di anak usia dini bisa
mengantarkan anak di matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi
merupakan bekal penting pada mempersiapkan anak usia dini pada
menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik secara akademis
juga pada kehidupan berbangsa serta bernegara (Sudaryanti, 2012).
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka perlu
strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan Pendidikan karakter peserta
didik dimasa pandemi maupun pasca pandemi untuk mempersiapkan
Pendidikan yang berkemajuan. Oleh sebab itu, peneliti menggagas sebuah ide
yang berjudul “Strategi Pembelajaran berbasis pendidikan karakter melalui
RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan, dan Lakukan) untuk Meningkatkan Etika dan
Moral Siswa Taman Kanak-kanak”

2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalahnya yaitu
Bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter di taman
kanak-kanak?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan:
1) Meningkatkan etika dan moral di taman kanak-kanak dengan cara
mengembangkan pendidikan karakter
2) Menerapkan cara mengembangkan pendidikan karakter untuk
meningkatkan etika dan moral pada siswa di taman kanak-kanak

Manfaat :
Dapat mengetahui cara mengembangkan pendidikan karakter untuk
meningkatkan etika dan moral pada siswa di taman kanak-kanak.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai
seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran
menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai
tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang
berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu,
meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa.
Dick & Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak
hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya
materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas semua
komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan
digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan.
2. Teori yang Melandasi Strategi Pembelajaran
Crowl, Kaminsky & Podell (1997) mengemukakan tiga pendekatan
yang mendasari pengembangan strategi pembelajaran. Pertama, Advance
Organizers dari Ausubel, yang merupakan pernyataan pengantar yang
membantu siswa mempersiapkan kegiatan belajar baru dan menunjukkan
hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan konsep atau ide yang lebih
luas. Kedua, Discovery Learning dari Bruner, yang menyarankan pembelajaran
dimulai dari penyajian masalah dari guru untuk meningkatkan kemampuan

4
siswa dalam menyelidiki dan menentukan pemecahannya. Ketiga, peristiwa-
peristiwa belajar dari Gagne.
a. Advance Organizer
Guru menggunakan advance organizer untuk mengaktifkan
skemata siswa (eksistensi pemahaman siswa), untuk mengetahui apa
yang telah dikenal siswa, dan untuk membantunya mengenal relevansi
pengetahuan yang telah dimiliki. Advance organizer memperkenalkan
pengetahuan baru secara umum yang dapat digunakan siswa sebagai
kerangka untuk memahami isi informasi baru secara terperinci Anda
dapat menggunakan advance organizer untuk mengajar bidang studi
apa pun.
b. Discovery Learning dari Bruner
Teori belajar penemuan (discovery) dari Bruner mengasumsikan
bahwa belajar paling baik apabila siswa menemukan sendiri informasi
dan konsep- konsep. Dalam belajar penemuan, siswa menggunakan
penalaran induktif untuk mendapatkan prinsip-prinsip, contoh-contoh.
Misalnya, guru menjelaskan kepada siswa tentang penemuan sinar
lampu pijar, kamera, dan CD, serta perbandingan antara invention
dengan discovery (misalnya, listrik, nuklir, dan gravitasi). Siswa,
kemudian menjabarkan sendiri apakah yang dimaksud dengan invention
dan bagaimana perbedaannya dengan discovery. Dalam belajar
penemuan, siswa “menemukan” konsep dasar atau prinsip-prinsip
dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendemonstrasi- kan
konsep tersebut. Bruner yakin bahwa siswa “memiliki” pengetahuan
apabila menemukan sendiri dan bertanggung jawab atas kegiatan
belajarnya sendiri, yang memotivasinya untuk belajar.
c. Peristiwa-peristiwa Belajar menurut Gagne
Gagne (dalam Gagne & Driscoll, 1988) mengembangkan suatu
model berdasarkan teori pemrosesan informasi yang memandang
pembelajaran dari segi 9 urutan peristiwa sebagai berikut.

5
1) Menarik perhatian siswa
2) Mengemukakan tujuan pembelajaran.
3) Memunculkan pengetahuan awal.
4) Menyajikan bahan stimulasi
5) Membimbing belajar.
6) Menerima respons siswa.
7) Memberikan balikan.
8) Menilai unjuk kerja.
9) Meningkatkan retensi dan transfer
B. Berbagai Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
Ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi
strategi pembelajaran. Berikut ini akan dikemukakan beberapa di antaranya
untuk dipahami dan pada saatnya dapat dipilih serta digunakan secara efektif.
Berdasarkan bentuk pendekatannya, dibedakan:
1. Expository dan Discovery/Inquiry
Dari hasil penelitian Edwin Fenton diketahui bahwa strategi
pembelajaran yang banyak digunakan oleh para guru, bergerak pada suatu
garis kotinum yang digambarkan sebagai berikut guru hanya memberikan
informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti-
bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja informasi yang
diberikan oleh guru. Pembelajaran telah diorganisasikan oleh guru
sehingga siap disampaikan kepada siswa dan siswa diharapkan belajar dari
informasi yang diterimanya itu, pembelajaran itu disebut ekspositori.
Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa kontinum tersebut di atas
berguna bagi guru dalam memilih metode pembelajaran. Titik-titik yang
bergerak dari ujung kiri sampai ke ujung kanan mengandung unsur-unsur
ekspositori dengan berbagai metode yang bergerak sedikit demi sedikit
sampai pada unsur discovery (penemuan).
2. Discovery dan Inquiry

6
Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan
inquiry (penyelidikan) penemuan adalah proses mental yang
mengharapkan siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip.
Proses mental, misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, dan
membuat kesimpulan. Konsep, misalnya bundar, segitiga, demokrasi, dan
energi. Prinsip, misalnya “setiap logam apabila dipanaskan memuai”.
Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan
lebih mendalam). Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan masalah, merancang
eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan. Penggunaan discovery dalam batas-batas
tertentu baik, untuk kelas-kelas rendah, sedangkan inquiry baik untuk
siswa-siswa di kelas yang lebih tinggi.
3. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Sejak dulu cara belajar ini telah ada, yaitu bahwa dalam kelas mesti
terdapat kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa. Hanya saja kadar
(tingkat) keterlibatan siswa itu yang berbeda. Jika dahulu guru lebih banyak
menjejalkan fakta, informasi atau konsep kepada siswa, akan tetapi saat ini
dikembangkan suatu keterampilan untuk memproses perolehan siswa.
Kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat
pada siswa (student centered). Siswa pada hakikatnya memiliki potensi
atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas maka kewajiban
gurulah untuk memberi stimulus agar siswa mampu menampilkan potensi
itu, betapa pun sederhananya. Para guru dapat menumbuhkan
keterampilan-keterampilan pada siswa sesuai dengan taraf
perkembangannya sehingga siswa memperoleh konsep. Dengan
mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan, siswa
akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep,
serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses pembelajaran
seperti inilah yang dapat menciptakan siswa belajar aktif. Hakikat dari

7
CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya:
a. Proses asimilasi/pengalaman kognitif yang memungkinkan
terbentuknya Pengetahuan.
b. Proses perbuatan/pengalaman langsung yang memungkinkan
terbentuknya Keterampilan.
c. Proses penghayatan dan internalisasi nilai yang memungkinkan
terbentuknya nilai dan sikap.
C. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati,
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak. Karakter mengacu kepada serangkaian sikap
(attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan
(skill). John Sewey merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan
bahwa pembentukan watak (karakter) merupakan tujuan umum pengajaran
dan pendidikan budi pekerti di sekolah. Kekuatan karakter akan terbentuk
dengan sendirinya jika ada dukungan dan dorongan dari lingkungan
sekitar. Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat dominan dalam
mendukung dan membangun kekuatan karakter.
2. Pendidikan Karakter Bangsa
a) Intelligence plus character that is the goal of true education
(kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang
sebenarnya) - Martin Luther King.
b) Karakter mengendalikan pikiran dan perilaku kita, yang tentu saja
menentukan kesuksesan, cara kita menjalani hidup, meraih obsesi
dan menyelesaikan masalah.
c) Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata
pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu
penanaman moral, nilai - nilai etika, estetika, budi pekerti yang

8
luhur. Dan yang terpenting adalah praktikan setelah informasi
tersebut di berikan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen
sekolah
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Mengacu pada fungsi pendidikan Nasional. UU RI No 20 tahun 2003
pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan
membantu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
a) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan
Warga Negara yang berbudaya dan karakter bangsa.
b) Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
c) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab.
d) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
e) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi.
4. Prinsip Pendidikan Karakter
Character Education Quality Standart merekomendasikan sebelas prinsip
untuk mewujudkan karakter yang efektif, sebagai berikut:
a) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
b) Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif supaya
mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku.
c) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter.
d) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

9
e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku
yang baik.
f) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua siswa, membangun karakter
mereka dan membantu mereka untuk sukses.
g) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.
h) Melibatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral
untuk berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan
untuk mematuhi nilainilai inti yang sama dalam membimbing
pendidiakn peserta didik.
i) Menumbuhkan kebersamaam dalam kepemimpinan moral dan
dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter.
j) Melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai mitra dalam
upaya pembangunan karakter
k) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
pendidik karakter, dan sejauh mana peserta didik memanifestasikan
karakter yang baik.

D. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter


Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi
Pendidikan Karakter melalui Multiple Talent Aproach
(MultipleIntelligent). Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan
yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi
pengembangan potensi akan membangun Self Concept yang menunjang
kesehatan mental. Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik
untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat
yang dimilikinya. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini
biasanya ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya
dan anak didik tersebut mengikuti tes intelengensia. Cara tersebut misalnya
melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisikatau kemamuan

10
motorik atau lewat cara sosial-emosional. Menurut Gardner (1999),
manusia itu sedikitnya memiliki 9 kecerdasan.

E. Etika dan Moral


1. Pengertian Etika
Etika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai yang
benar dan salah yang dianut masyarakat.” Jika diteliti dengan baik, etika
tidak hanya sekadar sebuah ilmu tentang yang baik dan buruk ataupun
bukan hanya sekadar sebuah nilai, tetapi lebih dari itu bahwa etika adalah
sebuah kebiasaan yang baik dan sebuah kesepakatan yang diambil
berdasarkan suatu yang baik dan benar. Dari asal usul kata, “Etika berasal
dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat/kebiasaan yang baik.
Perkembangan etika studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan
kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.”
Kemudian secara etimologi Etika berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang
sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku”.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: “Susila (Sanskerta) ebih
menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih
baik (su).

11
2. Pengertian Moral
Pengertian moral, menurut Suseno dalam (Kurnia, 2015) adalah ukuran
baikburuknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah
pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral dan manusiawi.
Sedangkan menurut Ouska dan Whellan (Kurnia, 2015), moral adalah
prinsip baik buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang.
Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam
suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan moralitas memiliki sedikit
perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baikburuk. Dengan demikian, hakekat
dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral
dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.

12
BAB III
METODE PENULISAN

A. Tahapan studi literatur


Penulisan ini menggunakan metode studi literatur, berikut tahapan-
tahapan studi literatur.

Mulai Studi Literatur Pengumpulan Jurnal

Selesai Pembuatan Proposal

Gambar 3.1 Tahapan penulisan studi literatur

Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi literatur. Studi leteratur
dilakukan untuk menganalisis kebutuhan mengenai permasalahan yang terjadi.
Tahapan studi literatur dimulai dengan mengumpulkan jurnal-jurnal yang
bertujuan untuk mengumpulkan gagasan-gagasan yang relevan terkait ide yang
peniliti gunakan, yang selanjutnya jurnal-jurnal tersebut akan menjadi acuan
dalam pembuatan karya tulis ini. Setelah melakukan tahap studi literatur dan
pengumpulan jurnal, hal selanjutnya yang dilakukan adalah membuat laporan
penulisan dan selesai.

B. Kerangka berpikir

Etika dan moral pada Pendidikan karakter di


anak-anak Taman kanak-kanak

RAPIKAN
(Rasakan, Pikirkan, Lakukan)

Tujuan pendidikan karakter : membuat Strategi pembelajaran untuk


karakter terutama etika dan moral meningkatkan etika dan moral
pada anak-anak menjadi lebih baik pada Taman Kanak-kanak
13
Gambar 3.2 Kerangka Berpikir

Permasalahan utama yang diangkat adalah pendidikan karakter.


Pendidikan karakter di Taman Kanak-kanak sangat diperlukan, karena di
Taman Kanak-kanak anak-anak bersosialisasi dengan banyak orang dan pola
pikirnya yang masih mudah dibentuk dan juga dipengaruhi, Oleh karena itu di
perlukan strategi pembelajaran untuk meningkatkan etika dan moral pada
Taman Kanak-kanak agar terciptanya karakter terutama etika dan moral pada
anak-anak menjadi lebih baik lagi.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter


Untuk Meningkatkan Etika dan Moral.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan strategi pembelajarn
yang dilakukan untuk meningkatkan etika dan moral pada siswa Taman kanak-
kanak. Konsep strategi pembelajaran tergambar dalam peristia pembelajaran
sebagaiman yang dijelaskan secara terperinci pada bab-bab sebelumnya. Peristiwa
pembelajaran adalah gambaran sederhana tentang paradigma aktivitas peserta
didik dan pendidik yang terjadi secara komplementer (Saling isi-mengisi) dan
saling ketergantungan dalam situasi belajar.

Gagne (2005) menjabarkan peristiwa belajar atau dikenal dengan the nine
event of instruction yang dihubungkan dengan strategi pembelajaran, yang
mencakup:
1) Gaining attention (menarik perhatian)
2) Informing learners of the objective (menjelaskan tujuan pembelajaran)
3) Stimulating recall of prior learning (mengingatkan pengetahuan sebelumnya)
4) Presenting the stimulus (memberi stimulus)
5) Providing learning guidance (memberi petunjuk belajar)
6) Eliciting performance (memfasilitasi berkembangnya kinerja)
7) Providing feedback (memberi umpan balik)
8) Assessing performance (menilai kemampuan atau kinerja)
9) Enhancing retention and transfer (meningkatkan pemahaman dan transfer
pengetahuan peserta didik).

Peristiwa pembelajaran tersebut kemudian disederhanakan ke dalam lima


komponen yang merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Kelima komponen
tersebut meliputi aktivitas sebelum pembelajaran, penyajian isi pembelajaran,
partisipasi peserta didik, penilaian, aktivitas atau kegiatan tindak lanjut (Dick and
Carey, 2009)

15
B. Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran melalui Rasakan, Pikirkan dan
Lakukan (RAPIKAN)
Secara sederhana aktivitas merupakan tugas dalam pembelajaran yang
melibatkan pengalaman dan partisipasi langsung dari peserta didik. Pada kali ini
Aktivitas belajar yang akan di kembangkan adalah untuk meningkatkan etika dan
moral pada peserta didik Taman kanak-kanak dengan cara Rasakan, Pikirkan, dan
Lakukan (RAPIKAN). Aktivitas pembelajaran sering disebut dengan kegiatan
belajar mengajar (KBM), yang merujuk pada berbagai aktivitas mulai dari aktivitas
pendahuluan, inti, dan penutup.
A. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan saat sebelum memulai kegiatan belajar.
Aktivitas yang biasa dilakukan yaitu guru yang memberikan semangat dan
motivasi pada peserta didik agar semakin semangat dan tekun dalam belajar.
Lalu, biasanya juga guru Taman kanak-kanak mengajak peserta didiknya
bermain games. Lalu, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
B. Kegiatan Inti
Aktuvitas yang dilakukan pada kegiatan inti adalah guru memberikan dan
mengajarkan materi pembelajaran. Untuk meningkatkan etika dan moral pada
peserta didik di taman kanak-kanak, materi yang diberikan sesuai strategi
pembelajaran dengan menggunak metode Rasakan, Pikrikan dan Lakukan
(RAPIKAN).
a. Rasakan
Guru memperlihatkan gambar suatu peristiwa sederhana yang bisa
terjadi pada kehidupan sehari-hari.
b. Pikirkan
Setelah peserta melihat gambar tersebut, peserta didik diberikan waktu
untuk berpikir hal apa yang akan dia lakukan.
c. Lakukan

16
Setelah peserta didik tahu hal apa yang akan dia lakukan, peserta didik
melakukan hal tersebut.

C. Pengembangan Media dalam Mendukung Proses Pembelajaran


Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter
Melalui RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan, dan Lakukan) untuk Meningkatkan
Etika dan Moral Siswa Taman Kanak-kanak menggunakan media buku untuk
mendukung proses pembelajaran. Buku tersebut akan dibagian kepada siswa,
pada saat pembelajaran guru menjelaskan isi dari buku tersebut. Guru
menjelaskan sebuah kasus permasalahan dalam buku tersebut yang selanjutnya
akan dicari sebuah solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Siswa
melakukan kegiatan yang telah mereka pikirkan dari permasalahan yang ada,
kegiatan tersebut bisa meliputi kegiatan dirumah atau di lingkungan sekitar.
Peran orang tua adalah memantau dan melihat sekaligus mengarahkan anak,
agar anak mereka melakukan kegiatan sesuai dengan arahan yang ada dalam
buku. Adapun desain pengembangan media tersebut seperti gambar dibawah:

(1) (2)

17
(3)

Gambar 4.1 Desain tampilan isi buku

18
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Melalui
RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan, dan Lakukan) untuk Meningkatkan Etika dan
Moral Siswa Taman Kanak-kanak yang mengajarkan anak-anak merasakan
nilai-nilai yang baik, mau, dan mampu melakukannya untuk membentuk
karakter pribadi anak. Dalam mengembangkan dan membentuk pendidikan
karakter di Taman Kanak-kanak, semua komponen harus terlibat seperti,
komponen itu sendiri ( Metode Rasakan, Pikirkan, dan Lakukan ), media buku
untuk mendukung proses pembelajaran, guru, orang tua dan lingkungan
sekolah.
B. Saran
Diharapakan dengan adanya penerapan penddikan karakter di Taman
Kanak-kanak melalui RAPIKAN (Rasakan, Pikirkan, dan Lakukan) dapat
membentuk pribadi siswa yang jujur dalam berprilaku dan memiliki
kepribadian yang sesuai dengan norma-norma agama dan negara. Untuk itu
penerapan pendidikan karakter di masa dini sangat diperlukan karena pola pikir
yang masih mudah dipengaruhi dan dibentuk, sehingga dapat menjadi generasi
yang beretika dan bermoral.

19
DAFTAR PUSTAKA

Adibatin, A., 2016. Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Strategi Pembelajaran


PAKEM Melalui Permainan Cincin di Jempol Tangan. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 6(1), pp. 1-18.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Konsep CBSA dan
Berbagai Strategi Belajar Mengajar. Program Akta VB Modul 11. Jakarta: Ditjen
Pendidikan Tinggi
Frelberg, H.J. and Driscoll, A. (1992). Universal Teaching Strategies. Boston: Allyn
& Bacon.
Gardner, Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for The 21st Century, New
York: Basic Books, 1999.
Gerlach, V.S. & Ely, D.P. (1980). Teaching and Media a Systematic Approach. New
Jersey: Prentice Hall
Kurnia, Y. (2015). Pengembangan Kemampuan Nilai-nilai Agama dan Moral di TK.
Bandung: PPPPTK TK dan PLB.
Lickona, 1996. Eleven Principles of Effective Character Education. Journal of Moral
Education.
Rahmasari, S., 2019. Kompasiana. [Online]
Available at:
https://www.kompasiana.com/septinarahma02/5dcaa55d097f365c86448472/peran-
orang-tua-dalam-pendidikan-karakter-anak
[Accessed 17 Maret 2021].
Sudaryanti, 2012. Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Anak, 1(1), pp. 11-20.

20

Anda mungkin juga menyukai