Oleh :
Egga Millenia
04.01.18.014
Pertanian 4A
Produksi Tanaman Paria”. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi
pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB III : Jenis dan Komposisi Media Tanam Ideal Tanaman Paria .................. 8
3
BAB I
Pare bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri
yang beriklim panas tropis. Para ahli telah memastikan tanaman pare berasal dari
Asia tropis terutama Myanmar dan India bagian barat, tepatnya di Assam dan
Burma. Tanaman ini juga ditemukan di Nepal, Sri lanka, Cina dan beberapa
negara Asia tenggara khususnya Indonesia. Pare (Momordica charantia L.) atau
disebut bitter gourd merupakan sayuran budidaya dengan nilai ekonomi yang
cukup penting di negara-negara seperti India, China, Malaysia, Afrika dan
Amerika Selatan. Tempat asal asli diduga dari India yang juga kemudian memiliki
keberagaman plasma nutfah di China.
Pare dikenal dengan rasa pahitnya, terutama pada bagian daun dan buahnya. Hal
ini disebabkan karena pare memiliki kandungan zat sejenis glikosida yang disebut
momordicin dan charantin. Walaupun memiliki rasa yang pahit, jika pare
dibandingkan dengan sayuran jenis cucurbits yang lain, pare memiliki nilai nutrisi
yang tinggi diantaranya seperti protein, karbohidrat, berbagai vitamin,
betakaroten, fitokimia, lutein, likopen, kalori, lemak, serat, kalsium, zat besi,
natrium, dan mineral. Buah dan ekstraknya secara tradisional telah digunakan
untuk mengobati diabetes, demam, campak, hepatitis, sariawan, batuk,
penyembuhan anemia, malaria, dan kolera. Selain buahnya, ternyata daun pare
juga mempunyai manfaat yang tidak kalah dengan buahnya. Manfaat tersebut
antara lain: dapat menyembuhkan mencret pada bayi, membersihkan darah bagi
wanita yang baru melahirkan, dapat menurunkan panas, dapat mengeluarkan
cacing kremi serta dapat menyembuhkan batuk.
Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
4
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiosperma
Kelas Dicotyledona
Subkelas Dilleniidae
Ordo Curcubitales
Famili Cucurbitaceae
Genus Momordica
Ada lima jenis tanaman pare yang saat ini cukup dikenal oleh
masayarakat, antara lain pare gajih, pare hijau, pare import, pare belut, dan pare
hutan. Jenis – jenis pare tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pare Gajih
Pare gajih merupakan jenis pare yang paling banyak disukai dan
dibudidayakan oleh masyarakat. Pare ini biasa dikenal dengan sebutan pare putih
5
atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran 30-50 cm dengan
diameter buah 3-7 cm serta memiliki berat 200-500 gram/buah.
2. Pare Hijau
Pare hijau merupakan pare yang berwarna hijau berbentuk lonjong, kecil
dengan bintil agak halus pada buahnya. Panjang buah pare hijau 15-20 cm.
Daging buahnya tipis dan rasanya pahit. Pemeliharaan pare hijau ini tergolong
mudah, karena tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau ini sudah bisa
tumbuh dengan baik.
3. Pare Import
Pare import merupakan pare yang berasal dari taiwan. Varietas pare import
yang beredar di Indonesia meliputi known-you green, known-you now, dan 10
moonshine dengan perbedaan yang dapat dilihat dari permukaan kulit, kecepatan
tumbuh, bentuk buah dan ukuran buah. Pare ini sulit dibudidayakan karena benih
pare ini merupakan hybrida yang final stock sehingga jika ditanam tidak dapat
menghasilkan bibit baru dan jika tetap ditanam akan menghasilkan produk yang
jelek.
4. Pare Belut
Pare belut merupakan jenis pare yang kurang populer di masyarakat. Pare
ini berbentuk panjang menyerupai sebuah belut dan agak melengkung. Panjang
pare ini berkisar antara 30 – 110 cm dengan diameter sebesar 4 – 8 cm.
permukaan kulitnya berwarna belang belang hijau keputihan – putihan mirip
dengan kulit ular. Tetapi, rasa daging buahnya tidak terlalu pahit.
5. Pare Hutan
Pare hutan merupakan pare yang tumbuh secara liar, buahnya berukuran
kecil – kecil dan berbentuk panjang lurus, biasanya ujung buah yang masih kecil
digantungkan batu, dan rasanya pahit.
6
BAB II
Syarat terpenting dalam proses budidaya tanaman pare yaitu tanah yang
gembur, banyak mengandung humus, memiliki sistem drainase dan aerasi yang
baik, dan pH tanah berkisar antara 5 – 6. Tanaman pare dapat tumbuh optimal
pada ketinggian maksimal 1.500 mdpl, dengan suhu antara 18˚C - 24˚C,
membutuhkan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu antara 50% - 70% dan
dengan curah hujan yang relatif rendah. Tanaman pare juga tidak memerlukan
banyak sinar matahari, sehingga dapat tumuh dengan subur di tempat – tempat
yang sedikit terlindung dari sinar matahari atau di tempat – tempat yang teduh.
Sesungguhnya, tanaman pare dapat tumbuh dengan baik dan subur sepanjang
tahun, baik di musim hujan maupun di musim kemarau. Tetapi, waktu tanam yang
paling baik bagi tanaman pare yaitu pada saat awal musim hujan atau awal musim
kemarau. Tanaman pare akan menghasilkan dalam jumlah yang tinggi jika
ditanam di tempat yang terbuka dan kering.
7
BAB III
8
BAB IV
SIMPULAN
Tanaman paria (Momordica charantia L.) atau yang lebih sering dikenal
dengan nama pare, dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan produk yang
tinggi jika di tanam pada ketinggian kurang dari 1.500 mdpl, dengan suhu antara
18˚C - 24˚C, pH tanah antara 5 – 6, curah hujan yang relatif rendah, kelembaban
udara antara 50% - 70%, ditanam di tempat yang terbuka dan kering, serta sedikit
terlindungi dari paparan sinar matahari, menggunakan tanah yang gembur,
mengandung banyak humus, memiliki sistem drainase dan aerasi yang baik, serta
lebih disarankan untuk menggunakan media tanam berupa campuran antara tanah
ultisol, pupuk kandang ayam, dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 : 1.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/images/PDF/12paria.pdf
http://eprints.umm.ac.id/46181/3/BAB%20II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1009006078-3-BAB%20II.pdf
https://eprints.uns.ac.id/42770/1/H3314024_abstrak.pdf
http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/images/PDF/12paria.pdf
10