: 20-29
Oleh:
Ruruh Sarasati
ruruhsaraswati@uny.ac.id
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAK
Analisis wacana kritis selama ini digunakan untuk mengetahui hubungan
kekuasaan yang terjadi dalam proses produksi dan reproduksi makna. Struktur
pengetahuan mempengaruhi jalannya praktik kewacanaan. Pengetahuan yang
dimaksud bukan hanya pengetahuan yang diketahui oleh penutur, akan tetapi
pengetahuan pendengar atau pembaca. Hal tersebut menempatkan analisis wacana
kritis dalam sifat multidisipliner. Sifat multidisipliner yang saat ini melekat pada
analisis wacana kritis memunculkan potensi keterlibatan analisis wacana kritis
dalam wacana-wacana yang timbul di kelas. Lebih lanjut lagi, analisis wacana
kritis juga dapat berperan dalam pembelajaran. Dalam artikel ini disampaikan
potensi peran Analisis Wacana Kritis dalam pembelajaran literasi kritis, berpikir
kritis, dan kesadaran berbahasa kritis.
Kata kunci: analisis wacana kritis, literasi kritis, berpikir kritis, dan kesadaran
berbahasa kritis
ABSTRACT
Critical discourse analysis has been used to determine the power relations that
occur in the process of production and reproduction of meaning. The structure of
knowledge influences the course of the practice of discoure. The intended
knowledge is not only knowledge that is known by the speaker, but the knowledge
of the listener or reader. This places critical discourse analysis in a multidisciplinary
view. The multidisciplinary view is currently inherent in the analysis of critical
discourse and raises the potential for the involvement of critical discourse analysis
in the discourses that arise in the classroom. Furthermore, critical discourse analysis
can also play a role in learning. This article conveys the potential role of Critical
Discourse Analysis in critical literacy learning, critical thinking, and critical
language awareness.
Keywords: critical discourse analysis, critical literacy, critical thinking, and critical
language awareness
20
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
21
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
ditulis sebagai upaya untuk menyampaikan merupakan bentuk analisis wacana yang
gagasan mengenai peran analisis wacana, memiliki hubungan langsung dengan
khususnya analisis wacana kritis, dalam analisis linguistik, sementara analisis tidak
meningkatkan kemampuan berpikir kritis langsung berhubungan dengan aspek-
siswa. Selain kemampuan berpikir kritis, aspek kontekstual linguistik.
kesadaran berpikir kritis dan kemampuan Tercatat tiga tokoh pionir pada
literasi kritis merupakan dua hal lainnya studi analisis wacana kritis. Ketiga tokoh
yang melibatkan peran serta analisis tersebut; van Dijk, Wodak, dan Fairclough
wacana kritis. Dengan analisis wacana memiliki definisi dan prinsip analisis
kritis tersebut, siswa diharap mampu wacana kritis yang berbeda satu sama lain.
menangkap ideologi dan mencapai tujuan Van Dijk (1993: 249) mendefinisikan
tertentu. Melalui literasi kritis, siswa analisis wacana kritis sebagai studi
diharapkan menjadi lebih sadar terhadap hubungan antara wacana, kekuasaan,
maksud yang disampaikan oleh penulis dominasi, ketidakseimbangan sosial, dan
buku dan tidak menerima setiap informasi posisi analis wacana dalam sebuah
sebagai kebenaran yang utuh. hubungan sosial. Oleh karena menyelidiki
hubungan kekuasaan, dominasi, dan analis
wacana kritis, analisis wacana kritis model
ANALISIS WACANA KRITIS
ini disebut analisis wacana kritis model
sosio-kognitif (Sheyholislami, 2001: 3).
Analisis wacana kritis merupakan
Dari definisi ini, van Dijk memandang
salah satu jenis praktik analisis wacana.
analisis wacana sebagai sebuah studi yang
Analisis wacana kritis mulai berkembang
kompleks dan bersifat multidisipliner.
pada akhir 1970 berhubungan dengan
Meskipun demikian, fokus kajian van Dijk
bentuk wacana, proses terbentuknya
terletak pada peran wacana dalam produksi
wacana, proses membaca, dan potensi
dan reproduksi dominasi. Analisis wacana
sosial melalui analisis opini secara kritis
kritis van Dijk merupakan analisis wacana
dan penjelasan wacana untuk memperoleh
yang paling banyak dirujuk dan digunakan
titik temu antara bahasa, ideology, dan hak
dalam analisis kritis wacana media.
asasi (Pang dan Wu, 2009: 148). Analisis
Analisis wacana kritis van Dijk
Wacana Kritis menjembatani perbedaan
memiliki wilayah ketercakupan yang lebih
antara analisis wacana langsung dan
luas. Van Dijk tidak hanya berada pada
analisis wacana tidak langsung (Burns dan
level tekstual dan struktural dari wacana
Morrell: 2). Analisis wacana langsung
media saja, melainkan, dapat pula
22
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
23
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
tubuh dan gambar visual) dan elemen- atau membawa ideologi tertentu, b)
elemen praktik sosial lainnya. Dengan konstruksi tertentu dari identitas penulis
demikian, wacana dibangun oleh adanya dan pembaca, termasuk aspek individual
struktur sosial dan budaya dan diproses dan personal dalam suatu identitas
dengan menyelidiki hubungan antara a) tertentu, c) konstruksi tertentu dari
teks sebagai tindak tutur, b) praktik hubungan antara penulis dan pembaca.
kewacanaan yang menyertai sebuah teks, b. Praktik Wacana
c) serta konteks sosiokultural yang Terdapat dua dimensi praktik
menjadi wahana penciptaan sebuah teks wacana, yaitu proses institusional (berupa
dan penggunaannya (Fairclough, 1995; prosedur pengeditan teks) dan proses
Sheyholislami, 2001: 6). wacana (mengubah teks sesuai konteks
Perbedaan utama antara ancangan produksi dan konsumsi yang dilakukan).
analisis van Dijk dan Fairclough terletak Proses wacana berada pada pertengahan
pada dimensi kedua yakni mengenai antara sisi sosial budaya dan wacana,
praktik kewacanaan yang menyertai bahasa, dan teks di sisi yang lain. Pada
sebuah teks. Van Dijk mengajukan kognisi fokus praktik wacana ini, akan muncul
sosial dan model mental sebagai analisis intertekstual yang merujuk pada
penghubung antara wacana dan sosial, analisis linguistik pada level praktik
sementara Fairclough menyerahkan tugas wacana. Analisis intertekstual terletak di
tersebut pada praktik kewacanaan berupa antara teks dan praktek wacana, sehingga
produksi dan konsumsi teks. Berikut analisis intertekstual ini memandang teks
adalah penjelasan mengenai fokus model dari sudut panda praktik kewacanaan serta
analisis wacana kritis menurut Fairclough melihat jejak praktik wacana dalam sebuah
(Sheyholislami, 2001: 7). teks. Piranti intertekstual sebuah teks
a. Teks terletak pada ciri linguistiknya; ciri
Analisis teks melibatkan analisis linguistik mampu menyediakan berbagai
unsur linguistik berupa kosakata, tata bukti yang dapat digunakan dalam analisis
bahasa, semantik, sistem bunyi, dan kohesi intertekstual.
atau organisasi di atas level kalimat. Teks c. Praktik Sosiokultural
dipandang dari berbagai perspektif dan Setidaknya terdapat tiga praktik
memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi sosikultural yang menjadi dimensi
representasi, relasi, dan identitas berupa: a) analsisis sebuah peristiwa komunikatif.
representasi dan rekontekstualisasi praktik Ketiganya adalah: ekonomi, politik, dan
sosial yang mungkin menyembunyikan budaya. Tidak semua dimensi harus
24
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
25
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
Aktivitas literasi kritis di dalam sebagai agen pembentuk literasi kritis diri
kelas melibatkan siswa dengan berbagai sendiri, bukan sebagai subjek
macam teks, oleh karenanya, pada praktek pembentukan identitas literasi oleh guru.
literasi kritis di dalam kelas perlu adanya Perlawanan siswa yang tampak dari
pengamatan terhadap wacana yang timbul analisis wacana kritis yang dilakukan
di dalam kelas. Analisis wacana kritis mengacaukan ideologi, khususnya ideologi
diperlukan sebagai pemeriksa apakah dalam wacana kelas yang ternyata
praktek wacana kelas tersebut dapat bertentangan dengan literasi kritis yang
dipahami; setiap tuturan, interaksi, gestur, dibangun oleh masing-masing siswa.
dan keputusan yang terjadi di dalam kelas Analisis wacana kritis yang
membentuk apa yang diketahui oleh siswa dilakukan secara cermat dalam upaya
mengenai kelas dan dunia sosial yang peningkatan kemampuan literasi kritis
lebih luas. Oleh karena itu, keberadaan siswa. Analisis wacana kritis diperlukan
analisis wacana kritis sebagai alat dalam mendiagnosis hambatan-hambatan
pengawasan menjadi penting. yang terjadi selama pembelajaran
Keberadaan analisis wacana kritis berkaitan dengan kemampuan literasi kritis
sebagai alat pengawasan diperkuat dengan yang dimiliki tiap siswa. Diharapkan
penelitian Abodeeb-Gentile (2009). literasi kritis yang dibangun oleh siswa
Penelitian Abodeeb-Gentile (2009) tidak bertentangan dengan ideologi yang
menunjukkan penggunaan analisis wacana diusung oleh guru dalam pembelajaran
kritis untuk menunjukkan pihak yang literasi kritis tersebut dan sebaliknya. Guru
dominan (melalui analisis percakapan) juga dapat mempelajari pola-pola
berpengaruh terhadap pembentukan kekuasaan dalam kelas literasi kritis yang
identitas literasi kritis siswa. Pada mungkin berpengaruh pada kemampuan
penelitian tersebut, analisis wacana kritis literasi kritis siswa (terutama siswa dengan
berperan sebagai alat analisis untuk kemampuan rendah) dengan melakukan
mengetahui tekanan yang terjadi selama analisis percakapan dan analisis wacana
pembelajaran literasi kritis di antara siswa kritis.
yang memiliki kemampuan rendah.
Kesadaran Berbahasa Kritis
Analisis juga dilakukan untuk mengetahui
Pada bagian sebelumnya, analisis
tekanan yang dialami oleh siswa yang
wacana kritis dapat digunakan oleh guru
dominan.
sebagai bagian dari upaya pencarian
Dalam praktik literasi kritis di
informasi sekaligus melakukan
kelas, siswa semestinya diposisikan
26
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
pengawasan terhadap perkembangan siswa dalam bentuk analisis wacana kritis (Dar et
dalam literasi kritis. Pada bagian ini, al, 2010: 457). Analisis wacana kritis
analisis wacana kritis dapat diperkenalkan menawarkan perspektif baru dalam
kepada siswa sebagai salah satu pilihan penggunaan bahasa yaitu bersifat
strategi untuk menunjang kesadaran problematis, merefleksikan sekaligus
berbahasa kritis. Kesadaran berbahasa berdampak pada proses sosial dan
kritis adalah kapasitas mental dan internal ideologi. Berdasar hasil penelitian yang
yang dibangun secara bertahap oleh pelajar dilakukan Dar et al (2010: 469), analisis
dengan memberikan motivasi dan wacana kritis terbukti dapat membantu
perhatian secara sadar terhadap sebuah guru dalam mengajarkan kompleksitas
bahasa yang digunakan untuk mencapai bahasa kepada siswa. Tidak hanya itu,
pola tertentu (Dar et al, 2010: 459). siswa juga lebih sadar terhadap
Kesadaran berbahasa kritis juga fleksibilitas bahasa yang mencakup
merupakan pendekatan pedagodis yang pikiran, kepercayaan, dan ideologi.
membantu pelajar mengerti cara kerja Dengan demikian, siswa tidak hanya dapat
sebuah bahasa yang berfokus pada mengidentifikasi ideologi yang ada dalam
hubungan antara bahasa dan konteks sebuah teks dan menyelidiki hal yang
sosial. Kesadaran berbahasa kritis ini perlu salah atau benar, namun juga membuat
dimiliki oleh siswa yang melakukan siswa memiliki kemampuan untuk
kontak dengan bahasa asing dan budaya menyampaikan argumen terkait dengan
asing sehingga mungkin terjadi kepercayaan dan ideologi yang dimiliki
perpindahan pemikiran dan kepercayaan oleh siswa.
asing tersebut menggantikan sistem nilai Berdasar penjelasan di atas,
dan kepercayaan yang telah lebih dulu analisis wacana kritis sebagai sebuah alat
dimiliki oleh siswa. menawarkan potensi yang mendalam
Gagasan penggunaan analisis dalam kaitannya dengan pelatihan guru-
wacana kritis untuk meningkatkan guru, termasuk mengatur jalannya
kesadaran berbahasa kritis didorong oleh percakapan dan perubahan pembelajaran
kurangnya kesadaran berbahasa kritis pada di dalam kelas yang memungkinkan
siswa merupakan cerminan dari kurangnya terciptanya pendayagunaan kelompok-
kesadaran berbahasa kritis oleh guru kelompok yang masih termarginalkan di
(Burns dan Morrel: 8). Kesadaran dalam kelas. Oleh karenanya, bukan tidak
berbahasa kritis dapat dicapai apabila mungkin guru memasukkan teknik analisis
siswa memiliki kemampuan berpikir kritis wacana kritis dalam kegiatan pembelajaran
27
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
28
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29
29