Anda di halaman 1dari 10

Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal.

: 20-29

ANALISIS WACANA KRITIS DALAM PEMBELAJARAN: PERAN AWK PADA


PEMBELAJARAN LITERASI KRITIS, BERPIKIR KRITIS, DAN KESADARAN
BERBAHASA KRITIS

Oleh:
Ruruh Sarasati
ruruhsaraswati@uny.ac.id
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK
Analisis wacana kritis selama ini digunakan untuk mengetahui hubungan
kekuasaan yang terjadi dalam proses produksi dan reproduksi makna. Struktur
pengetahuan mempengaruhi jalannya praktik kewacanaan. Pengetahuan yang
dimaksud bukan hanya pengetahuan yang diketahui oleh penutur, akan tetapi
pengetahuan pendengar atau pembaca. Hal tersebut menempatkan analisis wacana
kritis dalam sifat multidisipliner. Sifat multidisipliner yang saat ini melekat pada
analisis wacana kritis memunculkan potensi keterlibatan analisis wacana kritis
dalam wacana-wacana yang timbul di kelas. Lebih lanjut lagi, analisis wacana
kritis juga dapat berperan dalam pembelajaran. Dalam artikel ini disampaikan
potensi peran Analisis Wacana Kritis dalam pembelajaran literasi kritis, berpikir
kritis, dan kesadaran berbahasa kritis.

Kata kunci: analisis wacana kritis, literasi kritis, berpikir kritis, dan kesadaran
berbahasa kritis

ABSTRACT
Critical discourse analysis has been used to determine the power relations that
occur in the process of production and reproduction of meaning. The structure of
knowledge influences the course of the practice of discoure. The intended
knowledge is not only knowledge that is known by the speaker, but the knowledge
of the listener or reader. This places critical discourse analysis in a multidisciplinary
view. The multidisciplinary view is currently inherent in the analysis of critical
discourse and raises the potential for the involvement of critical discourse analysis
in the discourses that arise in the classroom. Furthermore, critical discourse analysis
can also play a role in learning. This article conveys the potential role of Critical
Discourse Analysis in critical literacy learning, critical thinking, and critical
language awareness.

Keywords: critical discourse analysis, critical literacy, critical thinking, and critical
language awareness

20
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

PENDAHULUAN jawab untuk menciptakan siswa yang


dapat berperan sebagai warga negara
Analisis wacana kritis semula
dengan kesadaran berbahasa kritis yang
dilakukan untuk menyelidiki secara kritis
baik.
adanya ketidakseimbangan sosial yang
Analisis wacana kritis dapat
diekspresikan dalam bentuk penggunaan
diposisikan dalam bentuk metawacana
bahasa wacana (Weiss dan Wodak, 2002:
pada sebuah diskusi kelas; siswa
13). Analisis wacana kritis melihat teks
mendiskusikan bagaimana seorang siswa
sebagai tindak tutur, dengan demikian,
atau sekelompok siswa menggunakan
analisis wacana kritis berefek pada
bahasa untuk menyampaikan maksud. Dari
bagaimana suatu bahasa digunakan dan
penggunaan bahasa tersebut, dapat
bagaimana sebuah makna dapat terbentuk.
diketahui nilai, kepercayaan, dan ideologi
Sifat multidisipliner yang kini tersemat
yang dianut oleh seorang atau sekelompok
dalam analisis wacana kritis berimplikasi
siswa. Informasi-informasi yang diperoleh
pada penggunaan analisis wacana kritis
melalui analisis wacana ini dapat
untuk beragam fungsi dalam teori dan
digunakan sebagai data bagi guru untuk
metode penelitian (Weiss dan Wodak,
mengembangkan pembelajarannya.
2002: 15).
Analisis wacana kritis bahkan dapat
Keberadaan analisis wacana kritis
digunakan oleh guru untuk melakukan
sebagai ilmu yang bersifat multidisipliner
penilaian terhadap performansi berbicara
membawa implikasi termasuk implikasi
siswa dan bagaimana siswa menggunalan
pedagogis. Wacana yang terbentuk di
bahasa untuk merefleksikan pengalaman
dalam kelas memiliki peranan yang cukup
pendidikan yang diterima dalam konteks
kuat (cari kajian atau apa yang
sekola
menyatakan bahwa wacaana dan apa yang
Berbagai keterlibatan analisis
terjadi di dalam kelas terutama kelas
wacana (termasuk analisis wacana kritis)
bahasa memiliki
dalam ranah pendidikan dan pembelajaran
Analisis wacana kritis juga
bahasa tersebut menunjukkan adanya
memiliki implikasi pedagogis. Sekolah
potensi analisis wacana untuk dapat
ikut terlibat dalam perkembangan umum
digunakan sebagai salah satu alat untuk
bahasa dalam hubungannya dengan
meningkatkan pembelajaran, baik berupa
kekuasaan (Fairclough dalam Burns dan
pengalaman belajar maupun hasil belajar
Morrel: 7). Sekolah dan lembaga
yang diharapkan oleh guru. Artikel ini
pendidikan lainnya memiliki tanggung

21
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

ditulis sebagai upaya untuk menyampaikan merupakan bentuk analisis wacana yang
gagasan mengenai peran analisis wacana, memiliki hubungan langsung dengan
khususnya analisis wacana kritis, dalam analisis linguistik, sementara analisis tidak
meningkatkan kemampuan berpikir kritis langsung berhubungan dengan aspek-
siswa. Selain kemampuan berpikir kritis, aspek kontekstual linguistik.
kesadaran berpikir kritis dan kemampuan Tercatat tiga tokoh pionir pada
literasi kritis merupakan dua hal lainnya studi analisis wacana kritis. Ketiga tokoh
yang melibatkan peran serta analisis tersebut; van Dijk, Wodak, dan Fairclough
wacana kritis. Dengan analisis wacana memiliki definisi dan prinsip analisis
kritis tersebut, siswa diharap mampu wacana kritis yang berbeda satu sama lain.
menangkap ideologi dan mencapai tujuan Van Dijk (1993: 249) mendefinisikan
tertentu. Melalui literasi kritis, siswa analisis wacana kritis sebagai studi
diharapkan menjadi lebih sadar terhadap hubungan antara wacana, kekuasaan,
maksud yang disampaikan oleh penulis dominasi, ketidakseimbangan sosial, dan
buku dan tidak menerima setiap informasi posisi analis wacana dalam sebuah
sebagai kebenaran yang utuh. hubungan sosial. Oleh karena menyelidiki
hubungan kekuasaan, dominasi, dan analis
wacana kritis, analisis wacana kritis model
ANALISIS WACANA KRITIS
ini disebut analisis wacana kritis model
sosio-kognitif (Sheyholislami, 2001: 3).
Analisis wacana kritis merupakan
Dari definisi ini, van Dijk memandang
salah satu jenis praktik analisis wacana.
analisis wacana sebagai sebuah studi yang
Analisis wacana kritis mulai berkembang
kompleks dan bersifat multidisipliner.
pada akhir 1970 berhubungan dengan
Meskipun demikian, fokus kajian van Dijk
bentuk wacana, proses terbentuknya
terletak pada peran wacana dalam produksi
wacana, proses membaca, dan potensi
dan reproduksi dominasi. Analisis wacana
sosial melalui analisis opini secara kritis
kritis van Dijk merupakan analisis wacana
dan penjelasan wacana untuk memperoleh
yang paling banyak dirujuk dan digunakan
titik temu antara bahasa, ideology, dan hak
dalam analisis kritis wacana media.
asasi (Pang dan Wu, 2009: 148). Analisis
Analisis wacana kritis van Dijk
Wacana Kritis menjembatani perbedaan
memiliki wilayah ketercakupan yang lebih
antara analisis wacana langsung dan
luas. Van Dijk tidak hanya berada pada
analisis wacana tidak langsung (Burns dan
level tekstual dan struktural dari wacana
Morrell: 2). Analisis wacana langsung
media saja, melainkan, dapat pula

22
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

digunakan untuk analisis dan penjelasan identifikasi dan mendeskripsikan


pada level produksi dan resepsi atau mekanisme dasar yang berkontribusi
pemahaman (Boyd-Barret dalam terhadap “kecacatan” wacana yang terjadi
Sheyholislami, 2001: 3). Pada level dalam konteks tertentu dan berefek pada
mikrostruktur, misalnya, analisis wacana komunikasi (Sheyholislami, 2001: 4).
kritis difokuskan pada hubungan semantik Wacana sosiolinguistik ini kemudian
antara proposisi, sintaksis, leksikal, dan dikembangkan menjadi metode wacana
elemen-elemen retorika yang lain yang historis yang mengisyaratkan adanya
lain; kutipan, laporan langsung, dan usaha untuk mengintegrasikan semua latar
laporan tidak langsung. Analisis pada level belakang secara sistematis dalam analisis
mikrostruktur dan makrostruktur dari teori dan interpretasi dari berbagai lapisan teks
van Dijk lebih banyak digunakan untuk lisan dan tertulis. Pemfokusan pada
analisis media sehingga analisis wacana konteks historis dari sebuah wacana
kritis dalam perspektif ini meliputi: dalam proses penjelasan dan interpretasi
a) menyelidiki konteks wacana yang ini membedakan metode wacana historis
meliputi konteks historis, politis, dan dengan pendekatan-pendekatan analisis
latar belakang sosial sebuah konflik wacana kritis lainnya, termasuk analisis
dan pihak yang terlibat di dalamnya, wacana kritis van Dijk.
b) menganalisis kelompok, hubungan Selain ancangan analisis wacana
kekuasaan, serta konflik yang kritis oleh van Dijk dan Wodak,
melingkupi, Fairclough (2012) juga mengembangkan
c) mengidentifikasi opini positif dan gagasan analisis wacana kritis. Gagasan
negatif mengenai kelompok “kami” vs yang dikembangkan oleh Fairclough
kelompok “mereka” sebelumnya telah dikemukakan oleh
d) mengungkap makna eksplisit dari Williams (Fairclough, 2012) mengenai
presuposisi dan kata-kata implisit semiotika sebagai elemen yang tidak
lainnya terpisahkan dari proses sosial; sebuah
e) menguji seluruh struktur formal untuk proses yang terjalin dari praktik-praktik
membantu memilah kutub antar sosial berbagai kegiatan yang berbeda.
kelompok-kelompok yang beropini. Analisis wacana kritis dalam pandangan
Tokoh lain, Wodak menekankan Fairclough adalah sebuah analisis terhadap
wacana sosiolinguistik sebagai salah satu hubungan dialektikal antara wacana (yang
arah analisis wacana kritis. Pendekatan terdiri atas bahasa dan bentuk-bentuk
wacana sosiolinguistik ini meng- semiotika yang lain; antara lain bahasa

23
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

tubuh dan gambar visual) dan elemen- atau membawa ideologi tertentu, b)
elemen praktik sosial lainnya. Dengan konstruksi tertentu dari identitas penulis
demikian, wacana dibangun oleh adanya dan pembaca, termasuk aspek individual
struktur sosial dan budaya dan diproses dan personal dalam suatu identitas
dengan menyelidiki hubungan antara a) tertentu, c) konstruksi tertentu dari
teks sebagai tindak tutur, b) praktik hubungan antara penulis dan pembaca.
kewacanaan yang menyertai sebuah teks, b. Praktik Wacana
c) serta konteks sosiokultural yang Terdapat dua dimensi praktik
menjadi wahana penciptaan sebuah teks wacana, yaitu proses institusional (berupa
dan penggunaannya (Fairclough, 1995; prosedur pengeditan teks) dan proses
Sheyholislami, 2001: 6). wacana (mengubah teks sesuai konteks
Perbedaan utama antara ancangan produksi dan konsumsi yang dilakukan).
analisis van Dijk dan Fairclough terletak Proses wacana berada pada pertengahan
pada dimensi kedua yakni mengenai antara sisi sosial budaya dan wacana,
praktik kewacanaan yang menyertai bahasa, dan teks di sisi yang lain. Pada
sebuah teks. Van Dijk mengajukan kognisi fokus praktik wacana ini, akan muncul
sosial dan model mental sebagai analisis intertekstual yang merujuk pada
penghubung antara wacana dan sosial, analisis linguistik pada level praktik
sementara Fairclough menyerahkan tugas wacana. Analisis intertekstual terletak di
tersebut pada praktik kewacanaan berupa antara teks dan praktek wacana, sehingga
produksi dan konsumsi teks. Berikut analisis intertekstual ini memandang teks
adalah penjelasan mengenai fokus model dari sudut panda praktik kewacanaan serta
analisis wacana kritis menurut Fairclough melihat jejak praktik wacana dalam sebuah
(Sheyholislami, 2001: 7). teks. Piranti intertekstual sebuah teks
a. Teks terletak pada ciri linguistiknya; ciri
Analisis teks melibatkan analisis linguistik mampu menyediakan berbagai
unsur linguistik berupa kosakata, tata bukti yang dapat digunakan dalam analisis
bahasa, semantik, sistem bunyi, dan kohesi intertekstual.
atau organisasi di atas level kalimat. Teks c. Praktik Sosiokultural
dipandang dari berbagai perspektif dan Setidaknya terdapat tiga praktik
memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi sosikultural yang menjadi dimensi
representasi, relasi, dan identitas berupa: a) analsisis sebuah peristiwa komunikatif.
representasi dan rekontekstualisasi praktik Ketiganya adalah: ekonomi, politik, dan
sosial yang mungkin menyembunyikan budaya. Tidak semua dimensi harus

24
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

diikutsertakan dalam analisis wacana pembelajaran, yakni pada peningkatan


sebuah teks. kemampuan berpikir kritis siswa,
Analisis wacana kritis yang dapat kemampuan literasi kritis siswa, serta
digunakan untuk meningkatkan kemam- kesadaran berbahasa kritis pada siswa.
puan berpikir kritis siswa adalah ancangan
Literasi Kritis
analisis wacana kritis yang disampaikan
Definisi literasi kritis terus
oleh Fairclough berdasar pertimbangan
berubah. Ahli bahasa, ahli pendidikan dan
adanya teks, praktik kewacanaan (produksi
ahli teori sosial berpendapat bahwa literasi
dan resepsi teks), serta praktik sosial
bukan lagi didefinisikan sebagai suatu
budaya. Ketiga hal tersebut dapat diamati
keterampilan nyata; berupa keterampilan
secara langsung di dalam kelas.
membaca dan menulis (Sluys et al, 2006:
Keberadaan ketiga praktik kewacanaan
199). Lebih dari itu, memiliki kemampuan
tersebut memungkinkan guru untuk
literasi berarti memiliki kemampuan untuk
menerapkan analisis wacana kritis sebagai
melakukan berbagai hal yang berkaitan
sarana untuk melatih dan meningkatkan
dengan literasi dan menghubungkannya
kemampuan berpikir kritis siswa, termasuk
dengan ideologi. Praktek-praktek literasi
dalam upaya meningkatkan kemampuan
kritis sering dideskripsikan sebagai
literasi kritis dan kemampuan berbahasa
pengambilan alternatif pada pembelajaran
kritis siswa.
membaca; termasuk menganalisis
ANALISIS WACANA KRITIS DAN bagaimana sebuah teks dapat bekerja
PERANANNYA DALAM PEMBE- secara ideologis. Literasi kritis dalam
LAJARAN pembelajaran di sekolah terwujud dalam
Perubahan linguistik pada ilmu penggunaan teks-teks pembelajaran
sosial membawa dampak pada penelitian sebagai situs penjelajahan kritis, kelas-
di bidang pendidikan, tidak terkecuali kelas bahasa dan sastra juga memfasilitasi
analisis wacana kritis, yang dianggap latihan-latihan bagi praktek kebebasan
sebagai salah satu bagian dari metodologi dalam berpendapat. Praktik literasi kritis
dan pendekatan studi bahasa dan teks yang dapat berkembang menjadi aksi-aksi sosial
terbentuk dari linguistik, teori sastra dan dalam kelas yang berdampak lebih dari
budaya, filsafat bahasa, sosiologi, dan sekadar teks tertulis yang digunakan dalam
psikologi. Berdasar studi referensi yang proses pembelajaran (Sluys et. al, 2006:
dilakukan, analisis wacana kritis berperan 199).
setidaknya dalam tiga bidang

25
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

Aktivitas literasi kritis di dalam sebagai agen pembentuk literasi kritis diri
kelas melibatkan siswa dengan berbagai sendiri, bukan sebagai subjek
macam teks, oleh karenanya, pada praktek pembentukan identitas literasi oleh guru.
literasi kritis di dalam kelas perlu adanya Perlawanan siswa yang tampak dari
pengamatan terhadap wacana yang timbul analisis wacana kritis yang dilakukan
di dalam kelas. Analisis wacana kritis mengacaukan ideologi, khususnya ideologi
diperlukan sebagai pemeriksa apakah dalam wacana kelas yang ternyata
praktek wacana kelas tersebut dapat bertentangan dengan literasi kritis yang
dipahami; setiap tuturan, interaksi, gestur, dibangun oleh masing-masing siswa.
dan keputusan yang terjadi di dalam kelas Analisis wacana kritis yang
membentuk apa yang diketahui oleh siswa dilakukan secara cermat dalam upaya
mengenai kelas dan dunia sosial yang peningkatan kemampuan literasi kritis
lebih luas. Oleh karena itu, keberadaan siswa. Analisis wacana kritis diperlukan
analisis wacana kritis sebagai alat dalam mendiagnosis hambatan-hambatan
pengawasan menjadi penting. yang terjadi selama pembelajaran
Keberadaan analisis wacana kritis berkaitan dengan kemampuan literasi kritis
sebagai alat pengawasan diperkuat dengan yang dimiliki tiap siswa. Diharapkan
penelitian Abodeeb-Gentile (2009). literasi kritis yang dibangun oleh siswa
Penelitian Abodeeb-Gentile (2009) tidak bertentangan dengan ideologi yang
menunjukkan penggunaan analisis wacana diusung oleh guru dalam pembelajaran
kritis untuk menunjukkan pihak yang literasi kritis tersebut dan sebaliknya. Guru
dominan (melalui analisis percakapan) juga dapat mempelajari pola-pola
berpengaruh terhadap pembentukan kekuasaan dalam kelas literasi kritis yang
identitas literasi kritis siswa. Pada mungkin berpengaruh pada kemampuan
penelitian tersebut, analisis wacana kritis literasi kritis siswa (terutama siswa dengan
berperan sebagai alat analisis untuk kemampuan rendah) dengan melakukan
mengetahui tekanan yang terjadi selama analisis percakapan dan analisis wacana
pembelajaran literasi kritis di antara siswa kritis.
yang memiliki kemampuan rendah.
Kesadaran Berbahasa Kritis
Analisis juga dilakukan untuk mengetahui
Pada bagian sebelumnya, analisis
tekanan yang dialami oleh siswa yang
wacana kritis dapat digunakan oleh guru
dominan.
sebagai bagian dari upaya pencarian
Dalam praktik literasi kritis di
informasi sekaligus melakukan
kelas, siswa semestinya diposisikan

26
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

pengawasan terhadap perkembangan siswa dalam bentuk analisis wacana kritis (Dar et
dalam literasi kritis. Pada bagian ini, al, 2010: 457). Analisis wacana kritis
analisis wacana kritis dapat diperkenalkan menawarkan perspektif baru dalam
kepada siswa sebagai salah satu pilihan penggunaan bahasa yaitu bersifat
strategi untuk menunjang kesadaran problematis, merefleksikan sekaligus
berbahasa kritis. Kesadaran berbahasa berdampak pada proses sosial dan
kritis adalah kapasitas mental dan internal ideologi. Berdasar hasil penelitian yang
yang dibangun secara bertahap oleh pelajar dilakukan Dar et al (2010: 469), analisis
dengan memberikan motivasi dan wacana kritis terbukti dapat membantu
perhatian secara sadar terhadap sebuah guru dalam mengajarkan kompleksitas
bahasa yang digunakan untuk mencapai bahasa kepada siswa. Tidak hanya itu,
pola tertentu (Dar et al, 2010: 459). siswa juga lebih sadar terhadap
Kesadaran berbahasa kritis juga fleksibilitas bahasa yang mencakup
merupakan pendekatan pedagodis yang pikiran, kepercayaan, dan ideologi.
membantu pelajar mengerti cara kerja Dengan demikian, siswa tidak hanya dapat
sebuah bahasa yang berfokus pada mengidentifikasi ideologi yang ada dalam
hubungan antara bahasa dan konteks sebuah teks dan menyelidiki hal yang
sosial. Kesadaran berbahasa kritis ini perlu salah atau benar, namun juga membuat
dimiliki oleh siswa yang melakukan siswa memiliki kemampuan untuk
kontak dengan bahasa asing dan budaya menyampaikan argumen terkait dengan
asing sehingga mungkin terjadi kepercayaan dan ideologi yang dimiliki
perpindahan pemikiran dan kepercayaan oleh siswa.
asing tersebut menggantikan sistem nilai Berdasar penjelasan di atas,
dan kepercayaan yang telah lebih dulu analisis wacana kritis sebagai sebuah alat
dimiliki oleh siswa. menawarkan potensi yang mendalam
Gagasan penggunaan analisis dalam kaitannya dengan pelatihan guru-
wacana kritis untuk meningkatkan guru, termasuk mengatur jalannya
kesadaran berbahasa kritis didorong oleh percakapan dan perubahan pembelajaran
kurangnya kesadaran berbahasa kritis pada di dalam kelas yang memungkinkan
siswa merupakan cerminan dari kurangnya terciptanya pendayagunaan kelompok-
kesadaran berbahasa kritis oleh guru kelompok yang masih termarginalkan di
(Burns dan Morrel: 8). Kesadaran dalam kelas. Oleh karenanya, bukan tidak
berbahasa kritis dapat dicapai apabila mungkin guru memasukkan teknik analisis
siswa memiliki kemampuan berpikir kritis wacana kritis dalam kegiatan pembelajaran

27
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

untuk mencapai tujuan pembelajaran data, g) mengemukakan bukti dan


tertentu. mengevaluasi, h) mengenali keberadaan
hubungan logis antar proposisi, i) menarik
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
kesimpulan, j) mengonstruk pola
Berpikir kritis merupakan seni
kepercayaan seseorang, k) dan me-
berpikir, kemampuan untuk menganalisis
nyampaikan penilaian yang akurat
pikiran dan situasi yang kompleks
mengenai kualitas suatu benda.
menggunakan standar obyektivitas dan
Tuntutan agar siswa memiliki
konsistensi (Paul & Elder, 2006: xiii,
kemampuan berpikir kritis mengharuskan
Moore, 2005: 322). Kegiatan berpikir
guru dapat menemukan metode, model,
kritis setidaknya melibatkan tiga tingkatan,
sumber, dan strategi yang tepat, salah
yakni analisis terhadap pemikiran, evaluasi
satunya melalui analisis wacana kritis.
terhadap pemikiran, serta meningkatkan
Analisis wacana kritis fokus terhadap apa
pemikiran (Paul & Elder, 2006: xiii).
yang dilakukan oleh manusia dengan
Dengan landasan berpikir kritis yang kini
bahasa dan bagaimana manusia
digunakan dalam pembelajaran, siswa
menggunakannya. Pada perspektif
diharapkan tidak hanya mempelajari
pembelajaran bahasa di sekolah, salah
sebuah teks sebagaimana adanya. Siswa
wujud dari penggunaan bahasa adalah
diharap menggunakan kemampuan
aktivitas membaca kritis. Penelitian
berpikir tingkat tinggi sehingga tidak
Avendano dan Fonseca (2009: 42)
hanya dapat menyerap pengetahuan yang
menyingkap piranti analisis wacana kritis
ada dalam teks, namun juga mengevaluasi
yang dapat membantu siswa untuk
teks tersebut.
mengidentifikasi dan menganalisis sebuah
Berikut adalah beberapa
teks. Analisis wacana kritis mampu
keterampilan yang merepresentasikan
mendeteksi penggunaan kosa kata dan
kemampuan berpikir kritis siswa (Fisher
bahasa konotatif dan implisit yang
dalam Avendano dan Fonseca, 2009: 39)
semestinya dikritisi. Penggunaan analisis
yaitu , : a) mengenali masalah, b)
wacana kritis dalam kegiatan membaca
memperkirakan dampak dari masalah yang
kritis tersebut merupakan salah satu
ditemukan, c) mengumpulkan informasi
kontribusi analisis wacana kritis dalam
yang penting, d) mengenali asumsi dan
upaya peningkatan kemampuan berpikir
nilai yang tersirat, e) memahami dan
kritis siswa. Tidak menutup kemungkinan
menggunakan bahasa dengan tepat, jelas,
analisis wacana kritis dapat digunakan
dan sesuai konteks, f) menginterpretasi

28
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal. : 20-29

untuk meningkatkan kemampuan berpikir (http://scholarworks.umass.edu/diss


ertations/AAI3315529/
kritis siswa dalam bentuk yang lain.
Avendano, Cesar E.M., dan Maritza H.
Fonseca. 2009. Use of Discourse
PENUTUP Analysis to Enhance Students
Analisis wacana kritis tidak hanya Critical Thinking Skills. Zona
Proxima 10 Juli 2009.
dapat digunakan untuk menyingkap Burns, Leslie dan Ernest Morrel. Why
ideologi yang tersembunyi di balik sebuah Critical Discourse Analysis in
Literacy Research. Makalah
wacana. Lebih dari itu, analisis wacana disajikan dalam National Reading
kritis bersifat multidisipliner yang Conference Yearbook 54,
Michigan State University.
memungkinkan penggunaannya dalam Dar, Zeinab Koupaee et al. 2010. Teaching
berbagai bidang, salah satunya adalah Reading with a Critical Attitude:
Using Critical Discourse Analysis
bidang pembelajaran bahasa. Analisis (CDA) tio Raise EFL University
wacana kritis dapat dijadikan alat untuk Students Critical Language
Awareness (CLA). International
membantu siswa maupun guru dalam Journal of Criminology and
mencapai tujuan pembelajaran, salah Sociological Theory, Vol. 3, No. 2,
December 2010.
satunya, analisis wacana kritis dapat Fairclough, Norman. 2012. The Dialectics
digunakan sebagai metode untuk of Discourse. (Online),
(https://www.sfu.ca/cmns/courses/
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, 2012/801/1-
meningkatkan kompetensi literasi kritis, Readings/Fairclough%20Dialectics
%20of%20Discourse%20Analysis.
dan kesadaran berbahasa kritis. Analisis pdf), diakses 5 Mei 2015.
wacana kritis memiliki peluang untuk Paul, R. and Elder, L. 2006. Foundation
For Critical Thinking. London:
dikolaborasikan dan diterapkan dalam Routladge and Palmer.
pembelajaran bahasa di sekolah-sekolah. Sluys, Katie Van et al. 2006.
Researching Critical Literacy: A
Hal ini tentunya membutuhkan usaha dan Critical Study of Analysis of
kreativitas guru untuk dapat memodifikasi Classroom Discourse. Journal of
Literacy Research, 38(2), 197–233
analisis wacana kritis agar dapat dijadikan Sheyholislami, Jaffer. 2001. Critical
piranti yang tepat untuk meningkatkan Discourse Analysis. Tesis tidak
diterbitkan. Carleton University,
kemampuan siswa. Ottawa, Canada. (Online). Diakses
4 Mei 2015.
DAFTAR PUSTAKA Weiss, Gilbert dan Ruth Wodak (Eds).
2002. Critical Discourse Analysis:
Abodeeb-Gentile, Theresa L. 2008. A Theory and Interdisciplinarity.
Critical Discourse Analysis of New York: Palgrave Macmillan.
Classroom Literacy Practices in
Fourth Grade: The Critical
Moments. Disertasi tidak
diterbitkan. (Online).

29

Anda mungkin juga menyukai