Anda di halaman 1dari 35

MEDIA MENGAJAR

KIMIA
3
Untuk SMA/MA Kelas XII
BAB 7
Senyawa
Karbon Turunan
www.s hutterstock.com/Alexander Raths
Alkana
GUGUS FUNGSI

Gugus fungsi senyawa karbon merupakan gugusan atom atau


sekelompok atom yang menentukan sifat khas senyawa karbon
tersebut. Perhatikan contoh berikut
Beberapa gugus fungsi senyawa karbon.
Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul yang sama (CnH2n + 2O), tetapi mempunyai
gugus fungsi yang berbeda. Peristiwa ini disebut dengan keisomeran fungsi.
Penamaan senyawa organik terbagi menjadi dua, yaitu penamaan menurut IUPAC
(nama sistematis) dan penamaan trivial (nama umum).

Tata nama IUPAC alkohol :


Pilih rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –OH sebagai rantai utama dan
beri nama seperti nama alkananya dengan mengganti akhiran “a” menjadi akhiran “ol”.

Lakukan penomoran dengan cara memberi nomor serendah mungkin pada atom
karbon yang mengikat gugus –OH.

Jika terdapat cabang, penamaan dilakukan seperti tata nama alkana.

Urutan penulisan namanya adalah: nomor cabang dan nama cabang (jika
ada) - nomor letak gugus –OH - nama rantai utama.
Tata nama trivial alkohol :

Pilih rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –OH sebagai rantai utama.

Beri nama rantai tersebut dengan nama alkil, yaitu dengan mengganti akhiran
“ana” menjadi “il ”.

Kemudian, ikuti nama tersebut dengan kata “alkohol ”.

Contoh:
Cara pemberian nama eter
Tata nama trivial eter:
menurut IUPAC:
Dengan memandang bahwa eter Eter yang memiliki gugus alkil
merupakan gugus alkoksi (–O–R′) R sama dengan gugus R′
yang terikat pada suatu alkana. disebut eter simetris dan
Oleh karena itu, eter disebut juga penamaannya disebut dengan
dengan alkoksi alkana. dialkil eter.

Eter yang memiliki gugus R


Letak gugus alkoksi pada alkana tidak sama dengan R′,
diberi nomor seperti pada penamaannya adalah: alkil (R)
penomoran terhadap gugus alkil - alkil (R ′) - eter, dengan
dari suatu alkana yang bercabang. memperhatikan urutan abjad.
Jenis Alkohol :
Berdasarkan letak terikatnya gugus hidroksil (–OH)

Alkohol primer, yaitu Alkohol sekunder, yaitu Alkohol tersier, yaitu


alkohol yang gugus –OH- alkohol yang gugus – alkohol yang gugus –
nya terikat pada atom C OH-nya terikat pada OH-nya terikat pada
primer. atom C sekunder. atom C tersier.

Berdasarkan jumlah gugus –OH yang terikat

Alkohol polivalen,
Alkohol monovalen, yaitu alkohol Alkohol divalen, yaitu alkohol yang yaitu alkohol yang
yang hanya memiliki satu gugus memiliki dua gugus hidroksil (–OH) memiliki lebih dari
hidroksil (–OH) dalam senyawanya. dalam senyawanya. dua gugus hidroksil
(–OH) dalam
senyawanya.
Kegunaan Alkohol dan Eter :
Alkohol

Bahan bakar, Etilena glikol


Alkohol banyak Bahan antiseptik misalnya spiritus (etanadiol)
Pembuatan
digunakan sterilisasi alat- yang merupakan digunakan
asam cuka.
sebagai pelarut alat kedokteran. campuran etanol sebagai zat
dan metanol. antibeku

Eter

Dietil eter juga Dimetil eter


digunakan sebagai merupakan propelan
cairan starter mesin (bahan pendorong)
diesel. pada aerosol.
Sifat Alkohol dan Eter

3) Eter merupakan cairan tidak


berwarna yang mudah
1) Alkohol merupakan cairan menguap dan terbakar, serta
2) Alkohol rantai pendek berbau enak tetapi mempunyai
jernih tidak berwarna dan
mudah larut dalam air pada sifat membius. Titik didih eter
berbau khas. Alkohol suku
berbagai perbandingan. Etanol relatif lebih rendah jika
tinggi (jumlah atom C banyak)
jika dilarutkan dalam air akan dibandingkan dengan alkohol
dan alkohol polivalen
mengalami penyusutan yang setara (memiliki jumlah
merupakan cairan kental
volume. atom C sama) karena di dalam
dengan titik didih relatif tinggi.
alkohol terdapat ikatan
hidrogen, sedangkan pada eter
tidak ada.
Sifat kimia alkohol 4. Oksidasi alkohol primer

1. Reaksi alkohol dengan logam reaktif,

5. Pembentukan ester
2. Reaksi alkohol dengan HCl menggunakan
katalis ZnCl2

3. Reaksi alkohol dengan PCl5


Sifat kimia alkohol Sifat kimia eter

6. Dehidrasi 1. Reaksi dengan PCl5

2. Reaksi dengan asam halida (HX)

www.s hutterstock.com/showcake
www.s hutterstock.com/Elizaveta Galtckaia
Pembuatan alkohol

Reduksi aldehida akan


menghasilkan alkohol
primer.
Metanol dan etanol fermentasi (peragian)
merupakan alkohol yang glukosa atau gula dengan
banyak diproduksi di Etanol di industri menggunakan enzim
industri. Metanol dibuat diperoleh dengan cara yang dihasilkan oleh Reduksi keton akan
secara besar-besaran hidrasi gas etilena mikroba tertentu yang menghasilkan alkohol
dengan cara mereduksi gas dengan katalis asam dikenal dengan nama sekunder.
CO menggunakan gas sulfat atau asam fosfat. ragi (yeast) menghasilkan
hidrogen dengan katalis alkohol .
oksida logam.
Substitusi alkil halida
dengan menggunakan
basa.
Pembuatan eter

Eter simetris dibuat dari dehidrasi alkohol menggunakan


asam sulfat pekat pada suhu 140 oC.

Reaksi antara Na-alkoksida dengan alkil halida (sintesis


Williamson).
Aldehida dan keton merupakan senyawa turunan alkana yang mengikat
gugus karbonil (–CO–). Jika salah satu tangan dari atom karbon pada
karbonil mengikat atom H, senyawa tersebut termasuk kelompok aldehida
atau alkanal.

Kedua senyawa tersebut saling berisomeri gugus fungsi dengan rumus molekul
sama, yaitu CnH2nO.
Tata nama IUPAC aldehida:

Pilih rantai karbon terpanjang yang


mengandung gugus –CHO dan beri Atom C pada rantai karbon diberi
Jika terdapat cabang, penamaan
nama seperti nama alkananya dengan nomor, dimulai dari atom C yang
dilakukan seperti tata nama alkana.
mengganti akhiran “a” dengan akhiran mengikat gugus –CHO.
“al ”.

Tata nama trivial aldehida:


Aldehida diberi nama dengan menghitung jumlah atom karbon (1: form-; 2:
aset-; 3: propion-; 4: butir-; 5: valer-) dan ditambah akhiran -aldehida.
Tata nama IUPAC keton :

Pilih rantai karbon terpanjang yang


mengandung gugus –CO– dan beri Atom C pada rantai karbon diberi
Jika terdapat cabang, penamaan
nama seperti nama alkananya dengan nomor, atom C yang mengikat gugus –
seperti tata nama alkana.
mengganti akhiran “a” dengan akhiran CO– diberi nomor serendah mungkin.
“on”.

Tata nama trivial keton:

Penamaan dengan cara ini seperti eter, tetapi “eter” diganti dengan
“keton”.
Sifat fisis aldehid dan keton

3) Keton suku rendah


berupa zat cair yang
5) Aldehida dan
1) Aldehida suku 2) Untuk jumlah atom mudah larut dalam
keton berbau
tinggi merupakan zat C yang sama, air dan berbau 4) Cairan aseton
menyengat dan
cair kental dan aldehida mempunyai menyengat. Keton mudah menguap dan
mudah menguap,
berbau enak sehingga titik didih dan titik suku sedang beracun serta dapat
mudah melarutkan
sering digunakan leleh relatif lebih merupakan zat cair menyebabkan
senyawa nonpolar,
untuk campuran rendah daripada yang sukar larut matinya saraf.
serta tidak larut
minyak wangi. keton. dalam air, sedangkan
dalam air.
keton suku tinggi
merupakan zat padat.
Reaksi terhadap aldehida
3. Reaksi aldehida dengan pereaksi Grignard (R´—
1. Oksidasi Mg—X)

2. Reduksi
Fehling 4. Reaksi aldehida dengan HCN

Tollens.
Reaksi terhadap keton

1. Reduksi 4. Reaksi keton dengan HCN

2. Keton tidak dapat dioksidasi oleh pereaksi


Fehling dan pereaksi Tollens.
3. Reaksi keton dengan pereaksi Grignard
(R’’—Mg—X)
Sintesis aldehida Sintesis keton

Oksidasi alkohol primer Oksidasi alkohol sekunder

Reaksi ester dengan pereaksi Grignard Distilasi kering garam alkanoat


Kegunaan Aldehida dan Keton
Aldehida :

Larutan formaldehida
Dimanfaatkan
atau metanal 40% Asetaldehida atau Sinamaldehida zat
sebagai bahan baku
digunakan untuk etanal bahan baku yang memberi aroma
untuk industri plastik
antiseptik dan polivinilasetat (PVA) khas pada kayu manis
melamin dan bakelit.
pengawet mayat.

Keton
Hormon dalam tubuh manusia,
Aseton digunakan sebagai misalnya testosteron, dan
pembersih kaca sejenisnya merupakan senyawa
keton.
Asam karboksilat atau asam alkanoat dan ester atau alkil alkanoat
merupakan senyawa turunan alkana. Asam karboksilat mempunyai gugus
karboksil (–COOH), sedangkan ester mempunyai gugus karboalkoksi
(–COOR’).

www.s hutterstock.com/focal point


Tata nama IUPAC asam karboksilat:
Pilih rantai karbon terpanjang yang
mengandung gugus –COOH dan beri Apabila rantai utama mengikat gugus
nama seperti nama alkananya dengan alkil sebagai cabang, penomorannya
mengganti akhiran “a” dengan akhiran dimulai dari gugus –COOH.
“oat” dan ditambah awalan “asam”.

Tata nama trivial asam karboksilat:


Beberapa tetapan nama senyawa
Tata nama IUPAC Ester:

Nama ester adalah alkil alkanoat. Penamaan ester seperti penamaan asam
karboksilat dengan mengganti awalan asam dengan nama gugus alkil yang
diikat.

Tata nama trivial Ester:

Pada penamaan senyawa yang mengandung gugus karbonil, terkadang


digunakan huruf Yunani seperti a dan b untuk menunjukkan posisi relatif
atom-atom karbon terhadap gugus karbonil. Karbon alfa merupakan atom
karbon pertama setelah gugus karbonil, karbon beta merupakan karbon
kedua setelah gugus karbonil, dan seterusnya.
Sifat fisis asam karboksilat

a) Asam karboksilat dapat b) Asam karboksilat


e) Asam karboksilat
membentuk ikatan dengan jumlah atom
c) Asam karboksilat memiliki bau yang
hidrogen yang cukup kuat karbon sedikit (suku d) Di dalam air, dua
bersifat polar sehingga menyengat. Asam
sehingga mempunyai titik rendah) merupakan molekul asam karboksilat
mudah larut dalam air. karboksilat yang paling
didih dan titik leleh yang senyawa yang mudah dapat bergabung
Semakin banyak atom umum adalah asam
relatif tinggi menguap dengan bau membentuk satu molekul
karbonnya, semakin sukar asetat pada cuka dan
dibandingkan alkana tajam. Semakin banyak (dimer).
larut dalam air. asam butanoat pada
dengan jumlah atom jumlah atom karbonnya,
mentega tengik.
karbon yang sama. semakin sukar menguap.

Sifat fisis ester


Ester suku rendah merupakan senyawa yang mudah menguap dan memberikan bau yang
sedap (harum). Semakin banyak atom karbonnya, semakin tinggi titik didihnya. Ester suku
tinggi sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam eter atau CS2.
Sifat kimia asam karboksilat

1. Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) asam 3. Reaksi penggantian gugus –OH


karboksilat berkisar 10-5. Reaksi dengan PCl5, PCl3, atau SOCl2

Reaksi dengan NH3

2. Reaksi asam karboksilat dengan basa atau


logam reaktif
Reaksi dengan alkohol

Subtitusi pada suhu tinggi dengan suatu katalis.


Pembuatan asam karboksilat Pembuatan ester

Ester dibuat dengan


Oksidasi alkohol primer
Hidrolisis alkana
karbonitril (RCN) pada
mereaksikan asam
dengan oksidator kuat. suhu tinggi dan dalam
lingkungan asam kuat.
karboksilat dan alkohol
dengan sedikit asam
sulfat pekat yang
berfungsi sebagai zat
Di industri, asam asetat
Asam formiat dibuat
merupakan senyawa
dari reaksi antara gas higroskopis (penarik
penting. Asam asetat
karbon monoksida
dibuat dari hidrasi
dengan air pada suhu molekul air). Reaksi ini
asetilena yang
dioksidasi dengan
dan tekanan tinggi
menggunakan katalis disebut juga dengan
menggunakan katalis
Hg2+.
oksida logam.
esterifikasi.
Kegunaan Asam Karboksilat dan Ester
Asam karboksilat:

Asam asetat digunakan


Asam formiat digunakan Asam propionat dan
sebagai bahan utama
sebagai zat penggumpal asam benzoat digunakan
pembuatan polivinilasetat
lateks (getah karet) dan sebagai bahan pengawet
(PVA) yang merupakan
zat disinfektan. makanan.
bahan plastik dan lem.

Ester :
Ester digunakan sebagai zat tambahan pada makanan atau minuman yang akan memberikan
aroma tertentu.
Senyawa haloalkana yang disebut juga alkil halida merupakan senyawa turunan alkana
yang salah satu atau beberapa atom hidrogennya digantikan dengan atom halogen.

Tata nama IUPAC haloalkana :

Didahului dengan awalan Jika rantai karbonnya


Jika terdapat lebih dari satu
halo- diikuti dengan nama panjang, penomoran
gugus halogen atau gugus
alkana yang mengikat. dilakukan dengan memberi
alkil, penomorannya dimulai
Jumlah halogen disebutkan nomor serendah mungkin
dari atom C yang paling dekat
dengan awalan mono-, di-, pada atom karbon tempat
dengan cabang.
tri-, tetra-, dan seterusnya. atom halogen terikat.

Tata nama Trivia haloalkana :


Disebut dengan alkil halida, dengan menyebut jumlah halida dengan mono-, di-, tri-,
tetra-, dan seterusnya. Awalan mono- kadang-kadang tidak disebutkan.
Sifat fisis haloalkana

2) Adanya halogen yang


1) Haloalkana terikat pada alkana 3) Untuk jumlah atom 4) Untuk jenis halogen
merupakan senyawa menyebabkan terjadinya karbon yang sama, yang diikat, titik
tidak berwarna, tidak kepolaran ikatan haloalkana mempunyai didihnya semakin tinggi
berbau, dan sukar larut sehingga beberapa titik didih yang lebih dengan urutan F, Cl, Br,
dalam air. senyawa haloalkana tinggi daripada alkana. dan I.
bersifat polar.
Sifat kimia haloalkana 3. Reaksi haloalkana dengan KOH

1. Substitusi
Basa
4. Reaksi reduksi

Na-etoksida(alkanolat)

5. Sintesis Wurtz
2. Reaksi eliminasi

6. Pereaksi Grignard
Sifat kimia haloalkana

Senyawa turunan alkana yang lain dari pereaksi Grignard


Beberapa Haloalkana dan Kegunaannya

DDT
Teflon
PVC (polivinilklorida) (diklorodifeniltrikloro
(politetrafluoroetana 1,1,1-trikloroetana
merupakan polimer etana) dan gamexen
) banyak digunakan digunakan untuk
yang digunakan (heksakloro
sebagai bahan pelarut cat dan
sebagai pipa plastik sikloheksana) banyak
pembuat peralatan pembersih.
(pipa air). digunakan sebagai
rumah tangga.
pestisida
Karakteristik serapan gelombang elektromagnetik dari berbagai jenis ikatan.

Anda mungkin juga menyukai