16
16
Kesetimbangan Benda
Tegar dan Elastisitas
Penulis:
Wandy Praginda, S.Pd, M.Si
Penyunting:
Dede Saepudin, M.Si, M.Pd
Ratu Ismira Fathiyah, S.Pd
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN
Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).
iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.
iv
Paket Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).
Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.
v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
vi
Paket Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas
DAFTAR ISI
Hal
vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
viii
Paket Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas
Paket unit ini disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar alternatif
bagi guru yang tersusun atas Unit Kesetimbangan Benda Tegar dan Unit
bernalar peserta didik. Selain itu, unit-unit ini juga aplikatif bagi guru
dan peserta didik agar dapat menerapkan dasar-dasar pengetahuan
1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
2
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Kesetimbangan Benda
Tegar
Penulis:
Wandy Praginda, S.Pd, M.Si
Penyunting:
Dede Saepudin, M.Si, M.Pd
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ___________________________________ 5
DAFTAR GAMBAR_______________________________ 6
DAFTAR TABEL ________________________________ 8
PENDAHULUAN ________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 11
A. Target Kompetensi_________________________________________________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 11
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 13
A. Kesetimbangan Benda Tegar dalam Keseharian ________________________ 13
B. Tumpuan dan Beban Konstruksi _________________________________________ 18
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 21
A. Soal UN______________________________________________________________________ 21
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 25
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 25
Aktivitas 1 _________________________________________________________________________ 28
Aktivitas 2 _________________________________________________________________________ 29
Aktivitas 3 _________________________________________________________________________ 29
Aktivitas 4 _________________________________________________________________________ 30
Aktivitas 5 _________________________________________________________________________ 31
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 32
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ____________________________________________________ 32
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ____________________________________________________ 33
Lembar Kerja Peserta Didik 3 ____________________________________________________ 34
Lembar Kerja Peserta Didik 4 ____________________________________________________ 35
Lembar Kerja Peserta Didik 5 ____________________________________________________ 37
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 39
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 65
5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Peta konsep KD 3.1 pada lingkup materi Benda tegar____________ 10
Gambar 2. Benda tegar pada pemikul Cobek _________________________________ 13
Gambar 3. Benda tegar pada ayunan ___________________________________________ 14
Gambar 4. Benda tegar pada layar LCD gantung______________________________ 14
Gambar 5. Diagram gaya LCD gantung ________________________________________ 14
Gambar 6. Benda tegar pada tiang Lampu Lalu Lintas _______________________ 15
Gambar 7. Jembatan Kantilever ________________________________________________ 16
Gambar 8. Jembatan Lengkung_________________________________________________ 17
Gambar 9. Jembatan Gantung __________________________________________________ 17
Gambar 10. Tumpuan Rol _______________________________________________________ 18
Gambar 11. Tumpuan Sendi ____________________________________________________ 19
Gambar 12. Tumpuan Jepit _____________________________________________________ 19
Gambar 13. Beban Titik_________________________________________________________ 19
Gambar 14. Beban Merata ______________________________________________________ 20
Gambar 15. Beban Momen _____________________________________________________ 20
Gambar 16. Gerak umum benda dengan lintasan lurus ______________________ 41
Gambar 17. Gerak benda dengan lintasan parabola __________________________ 41
Gambar 18. Gerak Menggelinding ______________________________________________ 42
Gambar 19. Gerak lurus sebuah balok _________________________________________ 42
Gambar 20. Posisi partikel dalam sistem koordinat __________________________ 43
6
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. KD 3.1 dan Target Kompetensi ________________________________________ 11
Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) _____________________________ 12
Tabel 3. Soal Ujian Nasional tahun 2016, 2017 dan 2018 ____________________ 21
Tabel 4. Silabus Pembelajaran __________________________________________________ 26
Tabel 5. Pembahasan & Analisis Butir Soal UN 2016, 2017, 2018 ___________ 65
Tabel 6. Format Lembar Persepsi Pemahaman Unit __________________________ 85
8
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
PENDAHULUAN
Unit disusun sebagai aternatif sumber bahan ajar bagi guru untuk memahami
materi kesetimbangan benda tegar. Melalui bahan bacaan yang terdapat pada
Unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi
tersebut ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi (IPK), terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar
peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif bagi guru dan peserta didik
agar dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Unit kesetimbangan benda tegar dilengkapi pula dengan lima LKPD, yaitu 1)
Menentukan titik berat atau pusat gravitasi benda ; 2) Menentukan titik berat atau
pusat gravitasi benda; 3) Menghitung besar momen gaya (torsi) pada suatu kasus;
4) Menguraikan syarat kesetimbangan benda tegar; dan 5) Menyelidiki
penjumlahan gaya pada sistem kesetimbangan.
9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Materi kesetimbangan benda tegar yang disusun pada bahan bacaan terdiri
atas topik titik berat, syarat kesetimbangan benda tegar, dan jenis-jenis
kesetabilan. Topik-topik tersebut merupakan bagian dari lingkup materi
Benda tegar yang memiliki keterkaitan konsep dengan topik gaya, momen
inersia dan momentum sudut
10
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
A. Target Kompetensi
11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
12
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan adalah keadaan sistem atau benda tidak ada gaya atau tidak
ada torsi yang bekerja atau resultannya bernilai nol. Benda tegar didefinisikan
sebagai benda yang tidak mengalami perubahan bila diberi gaya luar dan torsi
(τ). Syarat kesetimbangan untuk benda yang dianggap sebagai partikel adalah
resultan gaya atau torsi yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol (τ
= 0) dan benda dalam keadaan diam. Pada benda setimbang berlaku ∑Fx dan
∑y = 0, serta ∑τ = 0.
Aplikasi kesetimbangan benda tegar dapat diterapkan pada ayunan yang diam
(tidak sedang berayun).
13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
dari gambar tersebut dapat digambar sketsa ayunan beserta torsi dan gaya
yang bekerja di ayunan.
Seperti permasalahan yang akan kami bahas tentang lampu lalu lintas ini,
ia termasuk dalam benda tegar karena pengaruh gaya dan torsi sama dengan
nol. Hal itu dapat di buktikan dari gambar berikut ini.
14
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
(a) Sfesifikasi pemasangan Lampu laulintas. (b) Diagram gaya penopang lampu lalulintas
Gambar 6. Benda tegar pada tiang Lampu Lalu Lintas
Sumber: http://berbagi-ilmu13.blogspot.com
Yakni gaya berat dari W1 dan Wo disamakan oleh gaya dari fs dan gaya T
(tegang tali). Gaya W1 dan Wo yang arahnya ke bawah searah jarum jam
disamakan oleh gaya fs dan gaya T yang arahnya ke atas berlawanan jarum
jam.
Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan
batu yang disangga di kedua ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya
berupa jembatan sederhana, harus cukup kuat menahan berat jembatan itu
sendiri, kendaraan, dan orang yang menggunakannya. Jembatan juga harus
tahan terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Seiring dengan perkembangan
jaman dan kemajuan teknologi, dibuatlah jembatan-jembatan yang desain dan
konstruksinya lebih panjang dan indah, serta terbuat dari material yang lebih
kuat dan ringan, seperti baja. Secara umum, terdapat tiga jenis konstruksi
jembatan. Marilah pelajari pembahasan kesetimbangan gaya-gaya yang
bekerja pada setiap jenis jembatan berikut.
15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
16
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang
bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi
terhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik berat. Salah satu contoh
aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid, lalu berjalan
di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m.
Terdapat tiga jenis tumpuan atau peletakan yang biasa digunakan dalam suatu
konstruksi yaitu tumpuan sendi, tumpuan roll, tumpuan jepit.
1) Tumpuan Roll
• Dapat memberikan reaksi berupa gaya
vertikal (Ry = Fy)
• Tidak dapat menerima gaya horizontal (Fx).
• Tidak dapat menerima momen
• Jika diberi gaya horisontal, akan Gambar 10.
Tumpuan Rol
bergerak menggelinding karena sifat
roll.
18
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
berputar.
3) Tumpuan Jepit
• Dapat menerima semua
reaksi:
a) gaya vertikal (Fy)
b) gaya horizontal (Fx)
c) momen (M)
• Dijepit berarti dianggap Gambar 12. Tumpuan Jepit
Beban yang mengenai struktur hanya pada satu titik tertentu secara
terpusat.
19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(a) Diagram gaya Papan rak buku (b) Papan rak buku di dinding
(a) Bak mobil truk pengangkut beban (b) Diagram gaya bak mobil truk terbebani
3) Beban momen.
Beban momen dapat berupa
adanya beban titik pada
konstruksi menimbulkan
momen atau momen yang
Gambar 15. Beban Momen
memang diterima oleh
konstruksi seperti momen
punter (torsi) pada poros
transmisi.
20
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
SOAL-SOAL UN/USBN
Soal-soal disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta
didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi
acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada materi
kesetimbangan benda tegar.
A. Soal UN
Berikut ini contoh soal-soal UN materi benda tegar pada kompetensi dasar 3.1
Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut
pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari misalnya
dalam olahraga. 4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan
benda tegar(Permendikbud Nomor 37, 2018).
21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
8/2018 Lima gaya bekerja pada bujur sangkar dengan sisi 10 cm seperti ditunjukkan
pada gambar berikut.
Resultan momen gaya dengan poros di titik
perpotongan diagonal bujursangkar adalah ....
A. 0,15 Nm.
B. 0,25 Nm.
C. 0,75 Nm.
D. 1,15 Nm.
E. 1,25 Nm.
10/2018 Perhatikan gambar berikut ini!
Sebuah batang bermassa 1,5 kg yang salah
satu ujungnya dipasang engsel tegak lurus
dinding dan sebuah lampion digantungkan
pada jarak tertentu dari engsel. Besar gaya
tegangan tali, agar batang berada dalam
keseimbangan adalah ....
A. 3,0 N
B. 15,0 N
C. 25,0 N
D. 26,7 N
E. 37,5 N
22
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Untuk menentukan letak titik berat sebuah kertas karton yang tidak
beraturan, di antara urutan langkah yang benar adalah ....
A. 1, 2, 3, 4, 5
B. 2, 5, 4, 3, 1
C. 3, 1, 5, 4, 2
D. 4, 3, 2, 1, 5
E. 5, 3, 1, 4, 2
23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
14/2017 Seorang penari berdiri di atas lantai es licin dan berputar di tempatnya
seperti pada gambar.
Mula-mula penari tersebut berputar
dengan menyilangkan kedua tangan di
dadanya (gambar A). Kemudian penari
tersebut kembali berputar sambil
merentangkan kedua tangannya (gambar
B). Pernyataan pada tabel di bawah ini
yang benar berkaitan dengan kedua
keadaan penari di atas adalah ….
Momen inersia (I) Momentum Sudut (L)
A. IA = IB L A < LB
B. IA > IB L A = LB
C. IA > IB L A > LB
D. IA < IB L A < LB
E. IA < IB L A = LB
8/2018 Sebuah silinder pejal (I = MR2) bermassa 8 kg menggelinding tanpa slip pada
suatu bidang datar dengan kecepatan 15 m/s. Energi kinetik total silinder
adalah ....
A. 1800 J
B. 1350 J
C. 900 J
D. 450 J
E. 225 J
24
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
Pada Unit ini topik-topik yang dibelajarkan dibatasi hanya pada topik titik
berat dan kesetimbangan benda tegar. Untuk topik momen inersia dan
momentum sudut dapat Saudara kembangkan seperti unit ini. Adapun
aktivitas pembelajaran untuk mencapai masing-masing indikator yang telah
ditetapkan, dapat dicapai dalam tiga kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran
akan diuraikan lebih rinci menjadi dua skenario pembelajaran. Pengembangan
skenario pembelajaran mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar
Proses (Permendikbud nomor 22 tahun 2016).
25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Alokasi Waktu
26
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Media pembelajaran
Media yang digunakan guru dalam pembelajaran topik kesetimbangan benda tegar
adalah papan tulis, komputer dan LCD proyektor digunakan sebagai sarana
komunikasi antara guru dan peserta didik. Alat peraga praktik yang digunakan untuk
kegiatan demonstrasi dan praktikum adalah sebagai berikut.
Alur Pembelajaran
27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas 1
a) Orientasi Masalah
Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan
dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan
yang akan dibahas, dan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal
ini untuk memberi konsep dasar kepada peserta didik. Guru harus mampu
memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.1.1, dan 3.1.2 dengan estimasi
waktu aktivitas pembelajaran selama 15 Menit.
Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan segala 1. Tujuan utama pengajaran
keperluan yang dibutuhkan dalam mempelajari lebih kepada belajar
kesetimbangan benda tegar. bagaimana menyelidiki
2. Guru menyajikan masalah yang harus diselesaikan atau masalah-masalah penting
dipecahkan oleh peserta didik dari video berikut ini. dalam kehidupan mengenai
https://www.youtube.com/watch?v=iT1w1fQFmvk penerapan konsep titik berat
Pertanyaan arahan: dan kesetimbangan benda
o Apa yang kalian amati dari video perahu tersebut? tegar
o Apa yang harus kalian lakukan agar perahu pada video 2. Peserta didik dalam
tersebut tetap stabil di atas permukaan air laut (tidak kelompok mengamati
miring)? tayangan audiovisual tentang
o Layar perahu seperti apa yang dapat menyeimbangkan perahu layar yang dapat
perahu, namun dapat menjadikan perahu bergerak menggerakan perahu tanpa
kencang? menggunakan mesin
3. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok melalui pendorong.
tayangan video berikut ini: 3. Peserta didik memperhatikan
https://www.youtube.com/watch?v=Omg025_P-1c dan mengamati penjelasan
untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang yang diberikan guru yang
belum dipahami dari masalah yang disajikan serta guru terkait dengan permasalahan
mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain untuk yang melibatkan konsep titik
memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan berat dan kesetimbangan
bantuan komentar secara klasikal. benda tegar
28
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Aktivitas 2
Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi, misalnya
membantu peserta didik membentuk kelompok kecil, membantu peserta didik
membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba
untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut. Aktivitas
pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.1.5 dan 4.2.1 dengan estimasi waktu
aktivitas pembelajaran selama 15 Menit.
Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru membagi peserta didik 1. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok
menjadi beberapa kelompok, masing-masing serta meminta peserta didik dalam
misalkan terdiri 4-5 orang. kelompok untuk bekerja sama untuk menyelesaikan
2. Membantu siswa mendefinisikan masalah.
dan mengorganisasikan tugas 2. Peserta didik dalam kelompok melakukan
belajar yang berhubungan dengan brainstorming dengan cara berbagi information, dan
masalah Perahu Layar. klarifikasi informasi tentang permasalahan yang
3. Guru bersama peserta didik mencoba terdapat dalam:
memahami masalah, dan https://www.youtube.com/watch?v=C8Qd41Q1oCo
mengidentifikasi langkah langkah 3. Merumuskan hipotesis mengenai masalah pada
yang perlu dilakukan untuk perahu layar tersebut yang dapat meluncur tanpa
memecahkan masalah tersebut. mesin pendorong
Aktivitas 3
c) Membimbing Penyelidikan
Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide
mereka sendiri untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah baik secara
individu maupun kelompok. Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator
29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
3.1.3, 3.1.4, 4.2.2, dan 4.2.4; dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama
120 Menit.
Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Mendorong siswa untuk mengumpulkan 1. Peserta didik masing-masing kelompok dalam
informasi yang sesuai, melaksanakan kelompok membahas dan berdiskusi tentang
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan permasalahan berdasarkan petunjuk LKPD 1, 2 3,
pemecahan masalah. 4 dan 5, yaitu untuk:
2. Guru menyediakan fasilitas untuk membantu a. Mengenal konsep titik berat
peserta didik menjalankan rencana mereka b. Menentukan Torsi
memecahkan masalah. c. Menyelidiki Syarat Kesetimbangan
3. Guru berkeliling mencermati peserta didik d. Menyelidiki gaya-gaya pada sistem setimbang
dalam kelompok dan menemukan berbagai e. Menyelidiki prinsip kerja kesetimbangan
kesulitan yang di alami peserta didik dan dalam perahu layar
memberikan kesempatan untuk 2. Peserta didik melakukan eksplorasi seperti dalam
mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami LKPD, dimana mereka juga diharapkan
4. Guru memberikan bantuan kepada peserta didik mengaitkan dengan kehidupan nyata
dalam kelompok untuk masalah-masalah yang o peserta didik mendiskusikan pemecahan
dianggap sulit oleh peserta didik masalah dengan menggunakan konsep momen
5. Guru mengarahkan peserta didik dalam gaya, kesetimbangan benda tegar, titik berat,
kelompok untuk menyelesaikan permasahan dan Hukum Archimedes dari berbagai bahan
dengan cermat dan teliti bacaan (buku, majalah, atau internet)
Aktivitas 4
Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam menganalisis data yang telah
terkumpul pada tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah
dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta didik
memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam
bentuk laporan, video, atau model. Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai
indikator 3.1.6, 3.1.7, 3.18 dan 4.2.5 dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran
selama 60 menit.
Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Membantu siswa 1. Peserta didik untuk mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan
dalam semua kemungkinan pemecahan masalah terkait masalah yang diberikan
30
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
merencanakan dan dalam bentuk prototip perahu layar yang dibuat secara berkelompok sesuai
membuat prototip prinsip titik berat dan kesetimbangan benda tegar
perahu layar o iur pendapat untuk menyelesaikan masalah serta memilih cara yang
sederhana terbaik.
2. Guru memfasilitasi o membuat desain sesuai dengan solusi terbaik yang dipilih
siswa menguji coba o mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan
perahu layar yang o membuat purwarupa perahu layar dan sesuai dengan desain
dibuat agar 2. Peserta didik dalam kelompok masing-masing dengan bimbingan guru untuk
terkumpul data hasil dapat mengaitkan, merumuskan, dan menyimpulkan tentang hasil
ujicoba pemecahan masalah yang telah diperoleh
3. Guru mendorong o menguji fungsi prototip perahu layar sesuai dengan persyaratan yang
peserta didik untuk diberikan
merumuskan hasil o mendiskusikan kesesuaian hasil uji coba dengan persyaratan yang
pemecahan masalah diharapkan dan melakukan perbaikan atau penyempurnaan.
dalam sebuah 3. Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian
laporan masalah yang diberikan
Aktivitas 5
Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan
aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta
didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang
dipresentasikan setiap kelompok. Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai
indikator 3.16, 3.1.7, 4.2.3 dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 40
menit.
Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru mendorong peserta 1. Beberapa perwakilan kelompok menyajikan secara tertulis dan
didik untuk saling berbagi hasil lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada
pemecahannya dan tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah
mengkonfirmasi dipahami berkaitan dengan konsep titik berat, kesetimbangan
kebenarannya/ meminta benda tegar dan perahu layar yang telah dibuat, melalui
kelompok presentasi hasil pameran kelas sederhana
kerja. 2. Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
2. Mengevaluasi hasil belajar menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
tentang materi titik berat dan mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
kesetimbangan benda tegar informasi ataupun tanggapan lainnya
31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Berikut ini tujuh buah lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang digunakan dalam
aktivitas pembelajaran dengan tujuan sebagai berikut.
Titik Berat
Tujuan
Menghitung titik berat dari suatu bangun benda
Langkah Percobaan
1. Ambil sebuah salah satu bahan untuk dilubangi di setiap ujungnya
2. Masukkan benang pada salah satu ujung kemudian ikatkan.
3. Gantungkan bahan yang telah diikat pada penggantung, kemudian tSaudarai garis
tengahnya dengan pensil
4. ukur garis yang telah terbentuk dengan penggaris.
5. Lakukan langkah tadi 1-4 pada ujung lainnya
6. Setelah terbentuk titik potong oleh garis-garis tersebut, ukurlah panjang dari alas ke titik
potong. Itulah titik berat benda
32
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
TORSI
Tujuan : Menghitung besar momen gaya (torsi) pada suatu kasus.
Alat dan Bahan
• Kertas milimeter block ukuran A3
• Katrol licin (2 buah)
• Tali
• Penggaris
• Beban (2 buah beban 50 gr dan 1 buah beban 55 gr)
Langkah Percobaan
Penggaris (batang homogen) bermassa 20 gr dan mempunyai panjang 30 cm digantung
dengan dua buah tali pada ujung kanan dan kirinya. Masing-masing tali dihubungkan pada
sebuah katrol licin dan diberi beban sebesar 50 gr. Pada sisi kanan penggaris sejauh 10 cm
dari ujungnya dililitkan sebuah tali yang diberi beban sebesar 55 gr. Penggaris itu
mempunyai gaya berat W. Gaya-gaya yang bekerja pada penggaris tersebut akan mempunyai
Torsi = 0 saat berada dalam posisi setimbang. Keadaan ini dilukis pada kertas millimeter blok
dengan skala 0.1 N = 1 cm.
Tugas
1. Gambarkan desain percobaan berdasarkan teori di atas (Gambar 1)!
2. Uraikan vektor T 1 dan T 2 ke sumbu x dan sumbu y sesuai gambar !
33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Analisis Data
Tabel Pengamatan
No. ∑Fx ∑Fy
F 1.
F 2.
F 3.
F 4.
Kesimpulan
• Berdasarkan data dari Tabel 1, nilai ∑ F x = ....... N
• Pada saat keadaan benda setimbang (diam), gaya-gaya yang bekerja pada benda
tersebut mempunyai resultan ............... Gaya-gaya tersebut akan saling
meniadakan. Inilah teori kesetimbangan.
Syarat Kesetimbangan
MASALAH
Jika benda mengalami setimbang translasi dan setimbang rotasi, apakah benda tersebut
mengalami kesetimbangan?
HIPOTESIS
Rumuskan suatu hipotesis untuk menjawab permasalahan di atas dan dapat diuji
menggunakan seperangkat alat percobaan kesetimbangan benda tegar.
34
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkai alat dan bahan seperti
2. Pasang beban 50 gram pada sisi kanan dan kiri tali
3. Hubungkan tali terhadap katrol licin
4. Gantungkan beban seberat 50 gram di tengah tali
5. Gambarkan diagram sistem
6. Catat gaya-gaya yang bekerja pada tabel data hasil
percobaan
No. ∑Fx ∑Fy
F 1.
Gambar Diagram Sistem
F 2.
F 3.
F 4.
Σ
Kesetimbangan
Tujuan
Menyelidiki penjumlahan gaya pada sistem kesetimbangan
Metode percobaan
Salah satu sarat benda dalam keadaan kesetimbangan, jika jumlah gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol. Dalam bentuk persamaan umum dan dalam koordinat kartesian
adalah sebagai berikut;
• Dalam bentuk umum F = 0,
35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
A3
W2
A2
X
A1
W1
Ukur masing-masing sudut dari ketiga bentangan tali terhadap salah satu sumbu,
misal sudut-sudut tersebut A1, A2, dan A3. Hitung masing-masing gaya dari sistem
kesetimbangan ini dan masukkan dalam Tabel-1. Ingat daerah sumbu-x positif
sebelah kanan sumbu dan daerah negatif sebelah kiri sumbu-x, demikian juga untuk
sumbu-y.
Tabel-1: Hasil data pengamatan penjumlahan gaya yang terjadi pada objek kancing.
Beban Fx Fy
w1 ….. ….
w2 …. ….
w3 …. ….
∑Fx = …. ∑Fy = ….
36
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Pertanyaan
1) Perhatikan pada Tabel-1. Apakah hasil angka hasil perhitungan untuk ∑Fx sama
besar dengan hasil yang diperoleh ∑Fy. Jika jauh berbeda apa pendapatmu, dan
jika sama besar, apa pula pendapatmu?
2) Berapa besar tegangan pada masing-masing tali?
3) Adakah pengaruh gaya gesek puli terhadap tegangan tali?
4) Bagaimanakah cara menghitung gaya gesek statis yang ditimbulkan oleh puli
untuk sistem kesetimbangan di atas?
Bahan diskusi
Sebatang pohon dapat tetap tegak ditempatnya meskipun terdapat berbagai cabang dan
ranting ke segala arah. Apakah pohon tersebut dalam keadaan tegak kesetimbangan stabil?
Perahu Layar
37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendahuluan
Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim
merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektifitas
antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan
transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim.
Perahu atau kapal adalah salah satu moda transportasi yang banyak digunakan
terutama di negara kita yang merupakan kepulauan. Dalam membuat sebuah perahu
baik dalam ukuran kecil maupun besar, terdapat konsep fisika yang sangat penting
agar perahu tersebut dalam berfungsi dengan baik antara lain kesetimbangan benda
tegar dan hukum Archimedes. Penggunaan kedua konsep ini dengan baik akan
menentukan apakah perahu tersebut dapat mengantar sejumlah muatan tertentu ke
lokasi yang diinginkan dengan selamat atau justru sebaliknya.
38
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
10) Plastisin 11) Kipas 12) Beban (Beban gantung, Koin, gundu)
Angin
- Klien sudah memiliki badan perahu tetapi belum bisa digunakan untuk berlayar.
- Skala model perahu dengan perahu sebenarnya
- Perahu tersebut menggunakan layar sebagai penggeraknya
- Perahu harus dapat berlayar dari titik A ke titik B dalam lintasan lurus sejauh 100
cm dengan cepat
- Beban minimum yang harus di angkut sebesar 10 gram
- Tentukan beban maksimal yang dapat diangkut kapal agar tidak melebihi beban
dan tenggelam. (tunjukan hasil perhitungannya)
C. Bahan Bacaan
Benda dapat melakukan gerak rotasi dan gerak lurus. Benda yang melakukan gerak
rotasi disebabkan oleh adanya Torsi atau Momen Gaya. Selisih antara torsi yang
dikerjakan pada benda dengan torsi yang menghambat disebut torsi total, jadi yang
membuat benda berotasi adalah torsi total. Torsi yang menghambat disebabkan oleh
adanya gaya gesekan. Lebih tepatnya torsi yang menghambat adalah hasil kali gaya
gesekan dengan panjang lengan gaya. Konsep gaya total dan torsi total perlu
dipahami dengan baik sehingga bisa membantu Saudara memahami pokok bahasan
keseimbangan benda tegar. Benda tegar atau benda kaku hanya bentuk ideal yang
39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Saudara gunakan untuk menggambarkan suatu benda. Suatu benda disebut sebagai
benda tegar jika jarak antara setiap bagian benda itu selalu tetap.
Dalam hal ini, setiap benda bisa Saudara anggap tersusun dari partikel-partikel atau
titik-titik, di mana jarak antara setiap titik yang tersebar di seluruh bagian benda
selalu tetap. Pada benda tegar tidak pernah benar-benar tegar, melainkan tetap
mengalami deformasi akibat beban yang diterima tetapi umumnya deformasi kecil,
sehingga tidak mempengaruhi kondisi keseimbangan atau gerakan struktur yang
ditinjau dapat diabaikan. Selain itu, pada kenyataannya, setiap benda bisa berubah
bentuk (menjadi tidak tegar), jika pada benda itu dikenai gaya atau torsi. Misalnya
beton yang digunakan untuk membangun jembatan bisa bengkok, bahkan patah jika
dikenai gaya berat yang besar (ada kendaraan raksasa yang lewat di atasnya). Dalam
hal ini benda-benda itu mengalami perubahan bentuk.
Jika bentuk benda berubah, maka jarak antara setiap bagian pada benda itu tentu saja
berubah atau benda menjadi tidak tegar lagi. Untuk menghindari hal ini, maka
Saudara perlu mempelajari faktor-faktor apa saja yang dibutuhkan agar sebuah
benda tetap dianggap benda tegar.
Pusat Massa
Konsep pusat massa berkaitan erat dengan titik berat atau pusat gravitasi yang akan
Saudara pelajari. Dalam pokok bahasan gerak lurus (GLB, GLBB, gerak jatuh bebas
dengan kecepatan horizontal nol, dan gerak vertikal), gerak parabola dan gerak
melingkar, setiap benda Saudara anggap sebagai partikel; lebih tepatnya partikel
40
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
tunggal. Ketika sebuah benda bergerak, mobil misalnya, bagian depan, bagian
samping dan bagian belakang mobil itu mempunyai kecepatan yang sama. Apabila
Saudara menganggap mobil terdiri dari banyak titik yang tersebar di seluruh bagian
mobil itu, maka ketika bergerak, setiap titik yang tersebar di seluruh mobil itu punya
kecepatan yang sama. Karenanya tidak ada salahnya jika Saudara menganggap mobil
seperti satu titik, karena gerakan satu titik bisa menggambarkan gerakan
keseluruhan mobil.
Jika suatu benda melakukan gerak rotasi, benda tidak bisa kita anggap sebagai
partikel karena kasusnya sudah berbeda. Dalam gerak rotasi, benda tegar dianggap
terdiri dari banyak partikel. Jarak antara setiap partikel yang menyusun benda tegar
selalu sama dan tidak bisa dianggap sebagai partikel karena gerakan satu partikel
tidak bisa mewakili keseluruhan gerakan benda. Dalam hal ini, kecepatan linier setiap
bagian benda yang melakukan gerak rotasi berbeda-beda.
Pada benda berotasi atau benda bergerak umum terdapat satu bagian (bisa Saudara
sebut sebagai partikel atau titik) yang bergerak seperti sebuah partikel tunggal dalam
gerak translasi. Titik ini dikenal dengan julukan Pusat Massa. Untuk memudahkan
pemahaman, pelajari contoh berikut ini.
41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
demikian, terdapat satu bagian tongkat yang bergerak sepanjang lintasan lurus yang
diberi garis putus-putus. Bagian tongkat itu kita tandai dengan titik hitam. Bagian
tongkat yang diberi tanda titik hitam itu adalah pusat massa tongkat.
Gerak umum kedua dapat dilihat pada sebuah kapak yang dilemparkan ke atas
seperti pada Gambar 17. Semua bagian dari kapak tersebut akan melakukan gerak
translasi dan rotasi bersamaan, kecuali pusat massanya yang akan melakukan gerak
parabola karena bertindak sebagai satu partikel. Bagian kapak yang diberi titik hitam
itu adalah pusat massa. Dalam hal ini lintasan pusat massa kapak berbentuk
parabola, mirip seperti lintasan benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal)
yang melakukan gerak parabola.
AA
A
B B
B
A
Contoh berikut adalah sebuah balok yang melakukan gerak lurus, lihat Gambar 19.
Titik hitam mewakili pusat massa balok dengan anggapan bahwa balok tersebut tidak
beraturan. Namun jika bentuk balok beraturan, pusat massanya terletak tepat di
tengah balok itu dan hanya ada satu titik pusat massa.
42
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Ketika balok melakukan gerak lurus, pusat massa balok juga melakukan gerak lurus.
Lintasan balok ditSaudarai dengan garis putus-putus. Jadi tidak ada salahnya jika
setiap benda yang melakukan gerak translasi dianggap sebagai partikel atau titik.
Partikel atau titik itu bisa menggambarkan pusat massa benda. Dengan kata lain,
ketika Saudara mengSaudaraikan setiap benda seperti partikel, kita menganggap
massa benda seolah-olah terkonsentrasi pada pusat massanya. Untuk kasus seperti
ini, analisis kita hanya terbatas pada titik dimana pusat massa benda berada.
Benda yang sedang Saudara tinjau diasumsikan sebagai benda tegar. Penjelasan
mengenai partikel bertujuan sebagai pengantar untuk memahami konsep pusat
massa benda, sekaligus melihat kembali hubungan antara pusat massa dengan
konsep partikel dalam menggambarkan benda yang melakukan gerakan translasi.
Bentuk benda dalam kehidupan Saudara beraneka ragam. Ada benda yang bentuknya
beraturan, ada juga benda yang bentuknya tidak beraturan. Untuk memudahkan
pemahaman persamaan pusat massa, Saudara dapat memulai dengan bentuk benda
tegar paling sederhana. Saudara harus membuat benda tegar yang hanya terdiri dari
dua partikel. Sebut saja kedua partikel ini sebagai sistem benda tegar. Untuk lebih
mempermudah, gunakan bantuan sistem koordinat, (lihat Gambar 20).
Keterangan:
m1 : massa partikel 1
m2 : massa partikel 2
M=m1+m2: Massa total kedua partikel. Pusat massa terletak di
antara kedua partikel itu.
Kedua partikel berada pada sumbu x. Partikel 1 berjarak x1 dari sumbu y dan partikel
2 berjarak x2 dari sumbu y. Pusat massa dapat Saudara singkat PM. Karena kedua
partikel terletak pada sumbu x, maka pusat massa untuk kedua partikel itu bisa ditulis
xPM. Persamaan pusat massa system dua partikel tersebut diberikan oleh:
43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
𝑚1 𝑥1 +𝑚2 𝑥2 𝑚1 𝑥1 +𝑚2 𝑥2
𝑥𝑃𝑀 = 𝑚1 +𝑚2
= 𝑀
Jika m1 = m2 = m, maka pusat massa tepat berada di tengah-tengah kedua partikel. Secara
matematis, persamaannya menjadi:
𝑚1 𝑥1 +𝑚2 𝑥2 1
𝑥𝑃𝑀 = = 2 (𝑥1 + 𝑥2 )
𝑚+𝑚
Jika m1>m2 maka letak pusat massa lebih dekat dengan m1. Sebaliknya jika m2>m1
maka letak pusat massa lebih dekat dengan m2. Persamaan di atas hanya berlaku
untuk satu dimensi, di mana benda hanya berada pada salah satu sumbu koordinat
(sumbu x). Apabila kedua partikel tersebar dalam 2 dimensi, maka Saudara bisa
mengubah persamaan pusat massa untuk koordinat y.
𝑚1 𝑦1 +𝑚2 𝑦2 𝑚1 𝑦1 +𝑚2 𝑦2
𝑦𝑃𝑀 = =
𝑚1 +𝑚2 𝑀
Definisi persamaan di atas baru terbatas pada 2 partikel. Jika terdapat banyak
partikel, maka kita bisa memperluas persamaannya. Untuk n partikel, di mana
pertikel pertama bermassa m1 dan berposisi di (X1, Y1, Z1), pertikel ke-2 bermassa m2
dan berposisi di (X2, Y2, Z2), dan seterusnya sampai partikel ke-n bermassa mn dan
berposisi di (Xn, Yn, Zn), maka posisi pusat massa sistem n partikel tersebut adalah:
𝑚1 𝑥1 +𝑚2 𝑥2 + …+𝑚𝑛 𝑥𝑛 ∑ 𝑚𝑖 𝑥𝑖 ∑ 𝑚𝑖 𝑥𝑖
𝑥𝑃𝑀 = = ∑ 𝑚𝑖
=
𝑚1 +𝑚2 + …+ 𝑚𝑛 𝑀
Jika partikel-partikel terletak sebidang (bidang x-y), maka pusat massanya berada di
(XPM, YPM). Sebaliknya, jika partikel-partikel terletak dalam ruang tiga dimensi (x-y-
z), maka pusat massanya berada di (XPM,YPM, ZPM).
44
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Pada bentuk benda simetris, pusat massa dengan mudah dapat ditentukan. Pusat
massa benda simetris tepat berada di tengah-tengah. Jika bentuk benda tidak simetris
atau tidak beraturan, maka pusat massa benda bisa ditentukan menggunakan
persamaan (persamaan untuk menentukan pusat massa benda ada di bahasan pusat
massa), syaratnya adalah nilai percepatan gravitasi g pada tempat benda berada,
harus sama.
Titik Berat
Kali ini Saudara akan mengkaji titik berat atau pusat gravitasi.
Konsep titik berat ini hampir sama dengan pusat massa. Setiap
benda dalam kehidupan bisa berubah bentuk (tidak selalu
tegar/kaku), jika pada benda tersebut dikenai gaya yang besar.
Gambar 21. Susuanan
Setiap benda tegar dianggap terdiri dari banyak partikel atau titik. partikel benda
Partikel-partikel itu tersebar di seluruh bagian benda. Jarak
antara setiap partikel yang tersebar di seluruh bagian benda selalu tetap. Pada gambar
21, benda dianggap tersusun banyak partikel , yang ditandai dengan titik hitam.
Salah satu gaya yang bekerja pada setiap benda yang terletak di permukaan bumi
adalah gaya gravitasi. Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda disebut gaya berat
(W). Untuk benda yang mempunyai ukuran bukan titik (kalau titik tidak punya ukuran),
gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut sebenarnya bukan hanya bekerja pada
satu titik. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, setiap benda bisa Saudara anggap
terdiri atas banyak partikel atau banyak titik. Gaya gravitasi sebenarnya bekerja pada
tiap-tiap partikel yang menyusun benda itu. Perhatikan Gambar 22 berikut ini!
Keterangan:
w : gaya berat yaitu gaya
gravitasi yang bekerja
pada benda
m : massa benda
g : percepatan gravitasi
W1 : berat partikel ke-1
45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Apabila benda berada pada tempat di mana nilai percepatan gravitasi (g) sama, maka
gaya berat sebanding dengan massanya. Arah gaya berat setiap partikel juga sejajar
menuju ke permukaan bumi. Pada kasus seperti Gambar 22.(b), Saudara bisa
menggantikan gaya berat pada masing-masing partikel dengan sebuah gaya berat
tunggal (w = m.g) yang bekerja pada titik pusat massa benda. Jadi gaya berat ini
mewakili semua gaya berat partikel. Titik dimana gaya berat bekerja (dalam hal ini
pusat massa benda), disebut titik berat. Nama lain dari titik berat adalah pusat
gravitasi.
Jadi untuk percepatan gravitasi yang sama di setiap titik pada benda, pusat gravitasi
sama dengan pusat massa. Semakin dekat dengan pusat bumi, semakin besar
percepatan gravitasi, maka partikel penyusun balok yang berada lebih dekat dengan
permukaan tanah memiliki g yang lebih besar. Sebaliknya, partikel yang berada di
atas permukaan tanah memiliki g lebih kecil. Pada Gambar 22.(c), partikel 1 yang
bermassa m1 memiliki g lebih besar, sedangkan partikel terakhir yang bermassa mn
memiliki g yang lebih kecil. Huruf n merupakan simbol partikel terakhir. Jumlah
partikel sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti berapa jumlah partikel,
sehingga cukup disimbolkan dengan huruf n.
46
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Karena partikel yang bermassa m1 memiliki g lebih besar, maka gaya berat yang
bekerja padanya lebih besar dibandingkan dengan partikel terakhir. Jika Saudara
amati bagian balok, dari m1, hingga mn, tampak bahwa semakin ke atas, jarak bagian
balok 2 itu dari permukaan tanah semakin jauh. Tentu saja hal ini mempengaruhi nilai
g pada masing-masing partikel penyusun balok tersebut. Untuk massa setiap partikel
sama, maka yang menentukan besar gaya berat adalah percepatan gravitasi (g).
Semakin ke atas, gaya berat (W) setiap partikel semakin kecil. Untuk massa setiap
partikel berbeda maka gaya berat bergantung pada massa dan gravitasi. Pada kasus
percepatan gravitasi tidak sama, pusat gravitasi dan pusat massa tidak sama.
Jika benda berada pada tempat yang memiliki nilai percepatan gravitasi (g) yang
sama, maka gaya gravitasi bisa dianggap bekerja pada pusat massa benda itu. Untuk
kasus seperti ini, titik berat benda berada pada pusat massa benda. Perlu diketahui
bahwa penentuan titik berat benda juga perlu memperhatikan syarat-syarat
keseimbangan. Untuk kasus di atas, titik berat benda harus terletak pada pusat massa
benda, agar syarat 1 terpenuhi. Syarat 2 mengatakan bahwa sebuah benda berada
dalam keseimbangan statis jika jumlah semua torsi atau momen gaya yang bekerja
pada benda adalah nol. Ketika titik berat berada pada pusat massa, lengan gaya
adalah nol. Karena lengan gaya nol, maka tidak ada torsi yang dihasilkan oleh gaya
berat
Torsi = Momen Gaya = Gaya x Lengan Gaya = Gaya berat x 0 = 0
Titik berat benda untuk tempat yang memiliki percepatan gravitasi (g) yang berbeda.
Pada pembahasan sebelumnya, titik berat benda diangggap terletak pada pusat
massa benda tersebut. Hal ini hanya berlaku jika benda berada di tempat yang
memiliki percepatan gravitasi (g) yang sama. Benda yang berukuran kecil bisa
memenuhi kondisi ini, tetapi benda yang berukuran besar tidak.
Bagaimanapun, percepatan gravitasi (g) ditentukan oleh jarak dari pusat bumi.
Bagian benda yang lebih dekat dengan permukaan tanah (maksudnya lebih dekat
dengan pusat bumi), memiliki g yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang
47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
jaraknya lebih jauh dari pusat bumi. Untuk memahami hal ini, amati ilustrasi pada
Gambar 23 di bawah ini.
(a) Batang kayu diletakan d iatas jari (b) Gaya-gaya yang bekerja pada batang kayu
Gambar 23. Batang kayu homogen
Sebuah batang kayu diletakkan di atas jari, tepat di tengah tengah batang kayu. Saudara
dapat menganggap batang kayu tersusun dari potongan-potongan yang sangat kecil.
Potongan-potongan batang yang sangat kecil ini bisa disebut sebagai partikel atau titik.
Massa setiap partikel penyusun balok sama. Bentuk batang kayu simetris sehingga bisa
menentukan pusat massanya dengan mudah. Pusat massa terletak di tengah-tengah
batang kayu (lihat Gambar 23.b).
Bagaimanakah titik berat batang kayu di atas? Titik berat atau pusat gravitasi tidak
tepat berada pada pusat massanya. Titik berat berada di bawah pusat massa balok. Hal
ini disebabkan karena gaya berat partikel-partikel yang berada di sebelah bawah pusat
massa balok (partikel-partikel yang lebih dekat dengan permukaan tanah) lebih besar
daripada gaya berat partikel 2 yang ada di sebelah atas pusat massa (partikel 2 yang
lebih jauh dari permukaan tanah).
Hampir semua benda yang dipelajari berukuran kecil, sehingga Saudara tetap
menganggap titik berat benda berhimpit dengan pusat massa. Jarak antara setiap
partikel dari pusat bumi (dari permukaan tanah) berbeda-beda, tetapi karena
perbedaan jarak itu sangat kecil, maka perbedaan percepatan gravitasi (g) untuk setiap
partikel tidak terlalu besar. Karenanya, perbedaan percepatan gravitasi bisa diabaikan.
48
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Saudara tetap menganggap setiap bagian benda memiliki percepatan gravitasi yang
sama.
Pada benda yang diam, bukan berarti tidak ada gaya yang bekerja pada benda, paling
sedikit ada gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda tersebut. Hukum II Newton
menggambarkan bahwa jika terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda maka
benda itu akan mengalami percepatan. Ketika benda diam, gaya total bernilai nol,
dengan demikian ada gaya lain yang mengimbangi gaya gravitasi, sehingga gaya total
bernilai nol.
49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sekarang mari melangkah lebih jauh. Kali ini Saudara mencoba melihat faktor-faktor
apa saja yang membuat benda tetap dalam keadaan diam.
Syarat pertama:
Dalam hukum II Newton, telah dijelaskan bahwa jika terdapat gaya total yang bekerja
pada sebuah benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal), maka benda bergerak
lurus searah gaya total. Saudara dapat menyimpulkan bahwa untuk membuat sebuah
benda diam, maka gaya total harus bernilai nol. Gaya total merupakan Jumlah semua
gaya yang bekerja pada benda, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Ketika sebuah benda diam, benda tidak punya percepatan (a). Karena percepatan (a)
bernilai nol, maka persamaan Hukum II Newton berubah menjadi:
∑ 𝐹𝑥 = 0 ; Persamaan 1
𝐹 = 0 ∑ Fy = 0 ; Persamaan 2
∑ Fz = 0 ; Persamaan 3
50
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Gaya merupakan besaran vektor (besaran yang punya nilai dan arah). Dengan
berpedoman pada koordinat kartesius (x, y, z) dan sesuai dengan kesepakatan
bersama, jika arah gaya menuju sumbu x negatif (ke kiri) atau sumbu y negatif (ke
bawah), maka gaya tersebut bernilai negatif. Kita cukup menulis tSaudara negatif di
depan angka yang menyatakan besar gaya. Amati gambar 25.
Keterangan gambar :
F : gaya tarik
fges : gaya gesek
N : gaya normal
w : gaya berat
Gambar 25. Resultan gaya bernilai nol pada benda diam m : massa
g : percepatan gravitasi
Sekarang Saudara tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda. Gaya yang bekerja
pada komponen horisontal (sumbu x) adalah:
∑ 𝐹𝑥 = 0
Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fges) mempunyai besar yang sama. Arah kedua gaya ini
berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau menuju sumbu x positif (bernilai positif),
sebaliknya arah gaya gesekan ke kiri atau menuju sumbu x negatif (bernilai negatif).
Karena besar kedua gaya sama (ditandai dengan panjang panah) dan arahnya
berlawanan, maka jumlah kedua gaya ini = 0. Sekarang Saudara tinjau gaya yang
bekerja pada komponen vertikal (sumbu y) berikut ini.
∑ 𝐹𝑦 = 0
N-w=0
N - mg = 0
N = mg
51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada komponen vertikal (sumbu y), terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N).
Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau menuju sumbu y negatif
(bernilai negatif), sedangkan arah gaya normal berlawanan dengan arah gaya berat
atau menuju sumbu y positif (bernilai positif). Karena besar kedua gaya ini sama
sedangkan arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan. Benda pada
Gambar 25 berada dalam keadaan seimbang atau diam, karena gaya total atau jumlah
semua gaya yang bekerja pada benda, baik pada sumbu horisontal maupun sumbu
vertikal bernilai nol.
Untuk membantu memahami hal ini, coba letakkan sebuah buku di atas meja.
Selanjutnya, berikan gaya pada kedua sisi buku itu. Ketika Saudara memberikan gaya
pada kedua sisi buku, itu sama saja dengan Saudara memutar buku. Tentu saja buku
akan berputar atau berotasi. Dalam hal ini buku tidak berada dalam keadaan
setimbang lagi. Berdasarkan contoh ini, bisa dikatakan bahwa untuk membuat
sebuah benda tetap diam, syarat 1 saja belum cukup. Kita masih membutuhkan syarat
tambahan.
52
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Syarat Kedua:
Dalam dinamika rotasi, jika terdapat torsi total yang bekerja pada sebuah benda
(benda dianggap sebagai benda tegar), maka benda akan melakukan gerak rotasi.
Dengan demikian, agar benda tidak berotasi (tidak bergerak), maka torsi total harus
bernilai nol. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut. Persamaan Hukum II
Newton untuk gerak rotasi adalah ∑τ = I α. Ketika sebuah benda diam (tidak
berotasi), benda tidak punya percepatan sudut (α:alfa). Karena percepatan sudut (α)
= 0, maka persamaan berubah menjadi:
∑τ = 0
Amati gambar 27. Dua benda, masing-masing bermassa m1 dan m2 diletakkan di atas
papan jungkat-jungkit (m1=m2). Lengan gaya untuk gaya berat benda pertama adalah
l1, sedangkan lengan gaya untuk gaya berat benda kedua adalah l2 dengan panjang
lengan pertama sama dengan lengan kedua (l1=l2). Papan jungkat-jungkit tidak
bergerak atau berada dalam keadaan seimbang statik, karena m1=m2 dan l1=l2. Arah
rotasi itu sengaja digambar, untuk menunjukkan kepada Saudara bahwa jungkat-
jungkit juga bisa berotasi.
53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Berikutnya tinjau torsi yang bekerja pada papan jungkat-jungkit. Jika Saudara
menganggap gaya F1 bisa menyebabkan papan jungkat jungkit bergerak ke bawah,
maka arah putaran papan (sebelah kiri) berlawanan dengan arah gerakan jarum jam.
Karena arah putaran berlawanan dengan jarum jam, maka Torsi 1 (bagian kiri)
bernilai positif. Demikian juga, apabila Saudara menganggap gaya F2 bisa
menyebabkan papan berputar maka arah putaran papan (bagian kanan) searah
dengan putaran jarum jam. Karena arah putaran papan searah dengan gerakan jarum
jam, maka torsi 2 bernilai negatif. Tanda positif dan negatif ini hanya kesepakatan
saja. Gaya yang diakibatkan oleh benda bermassa pada papan jungkat-jungkit
sebenarnya merupakan gaya berat (w). Sekarang Saudara tinjau torsi yang bekerja
pada bagian kiri.
τ = F.l sin θ
τ1 = (F1).(l1 sin θ)
Arah gaya tegak lurus dari sumbu rotasi, sehingga sudut yang dibentuk 90o
τ1 = (F1).(l1)
τ1 = (F2).(l2 sin θ)
Arah gaya tegak lurus dari sumbu rotasi, sehingga sudut yang dibentuk 90o
τ2 = (F2).(l2)
54
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Torsi 1 dan torsi 2 sudah Saudara pelajari, selanjutmya pelajari persamaan syarat
kedua agar benda tetap dalam keadaan seimbang.
∑τ = 0
τ2 - τ1 = 0
(F2).(l2) - (F1).(l1) = 0
(F1).(l1) = (F2).(l2)
Jenis-jenis keseimbangan
Tidak semua benda yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu berada dalam
keadaan diam. Mungkin pada mulanya benda diam, tetapi jika diberi gangguan
(misalnya ditiup angin) benda bisa saja bergerak. Permasalahannya adalah apakah
setelah bergerak, benda itu kembali lagi ke posisinya semula atau tidak. Hal ini sangat
bergantung pada jenis keseimbangan benda tersebut.
Jika sebuah benda yang sedang diam mengalami gangguan (terdapat gaya total atau
torsi total yang bekerja pada benda), tentu saja benda akan bergerak (berpindah
tempat). Setelah bergerak, akan ada tiga kemungkinan, yakni apabila setelah
bergerak benda kembali ke posisinya semula, benda tersebut dikatakan berada dalam
keseimbangan stabil (kemungkinan 1). Apabila setelah bergerak benda bergerak
lebih jauh lagi, maka benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil atau tidak
stabil (kemungkinan 2). Sebaliknya, jika setelah bergerak, benda tetap berada pada
posisinya yang baru, benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral
(kemungkinan 3). Untuk lebih memahami permasalahan ini, alangkah baiknya jika
Saudara pelajari satu persatu.
55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
a) Keseimbangan Stabil
Misalnya mula-mula benda diam, dalam hal ini tidak ada gaya total atau torsi total
yang bekerja pada benda tersebut. Jika pada benda dikerjakan gaya atau torsi
(terdapat gaya total atau torsi total pada benda itu), benda akan bergerak. Benda
dikatakan berada dalam keseimbangan stabil, jika setelah bergerak, benda kembali
lagi ke posisi semula. Dalam hal ini, yang menyebabkan benda bergerak kembali ke
posisi semula adalah gaya total atau torsi total yang muncul setelah benda bergerak.
Untuk memudahkan pemahaman Saudara, cermati contoh berikut.
Contoh 1.
posisi 1 posisi 2
Keterangan:
T : gaya tegang tali
w : gaya berat
w sin : gaya total
Pada posisi 2. Bola bergerak kembali ke posisi seimbang akibat adanya gaya total
yang bekerja pada bola (w sin θ). Gaya tegangan tali (T) dan komponen gaya berat
yang sejajar dengan tali (w cos θ) saling melenyapkan, karena kedua gaya ini memiliki
besar yang sama tetapi arahnya berlawanan.
56
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Contoh 2:
Bola bergerak kembali ke posisinya semula akibat adanya komponen gaya berat yang
sejajar dengan permukaan mangkuk (w sin θ), merupakan gaya total yang berperan
menggulingkan bola kembali ke posisi seimbang. Contoh ini juga menunjukkan
bahwa bola berada dalam keseimbangan stabil, karena setelah bergerak, bola
kembali lagi ke posisinya semula.
Contoh 3:
Karena arahnya berlawanan, maka kedua gaya ini saling melenyapkan. Posisi 2
menunjukkan posisi benda setelah didorong. Perhatikan posisi titik berat dan titik
tumpu. Jika posisi titik berat masih berada di sebelah kiri titik tumpu, maka benda
masih bisa kembali ke posisi semula. Benda bisa bergerak kembali ke posisi semula
57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
akibat adanya torsi total yang dihasilkan oleh gaya berat. Dalam hal ini, titik tumpu
berperan sebagai sumbu rotasi.
Bagaimana kalau benda terangkat ke kiri seperti yang ditunjukkan posisi 3? Kasusnya
mirip seperti ketika benda terangkat ke kanan (posisi 2). Perhatikan posisi titik berat
dan titik tumpu. Benda masih bisa kembali ke posisi semula karena titik berat berada
di sebelah kanan titik tumpu. Torsi total yang
dihasilkan oleh gaya berat menggerakkan benda
kembali ke posisi semula (Titik tumpu berperan
sebagai sumbu rotasi). Untuk kasus seperti ini,
biasanya benda tetap berada dalam keseimbangan
stabil kalau setelah bergerak, titik berat benda tidak
melewati titik tumpu. Minimal titik berat tepat Gambar 32. Titik berat & titik
berada di atas titik tumpu. Untuk memahami hal ini, tumpu berbagai posisi balok (gerak
ke kanan)
amati gambar 32.
Misalnya mula-mula benda diam. Benda akan kembali ke posisi semula jika setelah
didorong, posisi benda condong ke kanan seperti ditunjukkan posisi 1 atau posisi 2.
Dalam hal ini, titik berat benda masih berada di sebelah kiri titik tumpu atau titik
berat tepat berada di atas titik tumpu. Untuk kasus seperti ini, benda masih berada
dalam keseimbangan stabil. Sebaliknya, apabila setelah didorong dan bergerak, titik
berat benda berada di sebelah kanan titik tumpu, maka benda tidak akan kembali ke
posisi semula lagi, tetapi terus berguling ke kanan/ benda terus bergerak menjauh
dari posisi semula (posisi 3). Untuk kasus seperti ini, benda tidak berada dalam
keseimbangan stabil lagi.
58
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Pada umumnya, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpu, maka benda selalu
berada dalam keseimbangan stabil. Sebaliknya, apabila titik berat benda berada di
atas titik tumpu, keseimbangan benda menjadi relatif. Benda bisa berada dalam
keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam keseimbangan labil. Batas
maksimum keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi
semula) adalah ketika titik berat tepat berada di atas titik tumpu.
Hal ini disebabkan karena gaya normal yang mengimbangi gaya gravitasi masih
berada dalam daerah kontak, sehingga torsi yang dikerjakan gaya berat bisa
mendorong benda kembali ke posisi semula. Kalau titik berat sudah melewati titik
tumpu, maka torsi yang dikerjakan oleh gaya berat akan membuat benda bergerak
lebih jauh lagi.
59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
c) Keseimbangan Netral
Sebuah benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral jika setelah digerakkan,
benda tersebut tetap diam di posisinya yang baru (benda tidak bergerak kembali ke
posisi semula; benda juga tidak bergerak menjahui posisi semula).
60
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Contoh 1:
Contoh 2:
Partikel dalam keadaan keseimbangan jika resultan gaya yang bekerja pada partikel
tersebut nol.
a) Jika pada suatu partikel diberi 2 gaya yang sama besar, mempunyai garis gaya
yang sama dan arah berlawanan, maka resultan gaya tersebut adalah NOL. Hal
tersebut menunjukkan partikel dalam keseimbangan.
b) Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya–gaya yang bekerka
pada benda tersebut membentuk sistem gaya berjumlah nol
c) Sistem tidak mempunyai resultan gaya dan resultan kopel.
d) Syarat perlu dan cukup untuk keseimbangan suatu benda tegar secara analitis
adalah:
61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa benda tidak bergerak dalam
arah translasi atau arah rotasi (diam).
e) Jika ditinjau dari Hukum III Newton, maka keseimbangan terjadi jika gaya aksi
mendapat reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi tetapi arahnya saling
berlawanan.
f) Dalam konstruksi mekanika teknik yang sesungguhnya, beban yang dialami oleh
struktur merupakan beban gabungan. Misalnya sebuah jembatan dapat
mengalami beban titik, beban bergerak, beban terbagi merata, beban angin dll.
g) Semua beban harus dihitung dan menjadi komponen AKSI, yang akan diteruskan
ke tumpuan/peletakan, dimana tumpuan akan memberikan REAKSI, sebesar
aksi yang diterima.
h) Fokus dalam Mekanika Teknik (Statika Struktur) adalah Statis Tertentu. Bahwa
persoalan yang dipelajari dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan 3
persamaan keseimbangan statik yaitu: ΣFx = 0, ΣFy = 0, ΣM = 0. Jika persoalan
tidak dapat diselesaikan dengan 3 persamaan tersebut dan membutuhkan lebih
banyak persamaan, maka disebut dengan Statis Tak Tentu.
i) Kesetabilan konstruksi statis tertentu diperoleh jika:
1) Semua gejala gerakan (gaya) mengakibatkan perlawanan (reaksi) terhadap gerakan
tersebut.
2) Suatu konstruksi statis tertentu akan stabil jika reaksi-reaksinya dapat dihitung
dengan persamaan statis tertentu
j) Dalam menganalisis suatu persoalan mekanika teknik, biasanya digunakan
beberapa diagram yang dapat mendukung kemudahan analisis tersebut.
1) Diagram Ruang. Suatu diagram yang menggambarkan kondisi/situasi suatu masalah
teknik yang sesungguhnya, dapat berupa skema, sketsa, atau ilustrasi.
2) Diagram Benda Bebas. Diagram yang menggambarkan semua gaya-gaya yang bekerja
pada suatu benda dalam keadaan bebas. Dalam menganalisis persoalan mekanika
62
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
diagram benda bebas ini sangat diperlukan untuk membantu memahami dan
menggambarkan masalah keseimbangan gaya dari suatu benda.
(a) Diagram ruang (b) Diagram Benda Bebas (c) Penjumlahan Segi tiga
(a) Diagram ruang (b) Diagram Benda Bebas (c) polygon gaya
Contoh 3: Benda Tegar
Diagram ruang
Teknik Perhitungan
63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
64
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat pembahasan soal-soal terkait materi benda tegar yang muncul di
UN tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Pada bagian
ini pun memuat cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk
pemodelan pengembangan instrumen soal agar dapat dijadikan acuan dalam
mengembangkan soal untuk materi tersebut. Saudara perlu mencermati dengan teliti
bagian ini agar terampil mengembangkan soal HOTS yang mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi pembelajaran yang berorientasi HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
Materi benda tegar sering muncul soal UN pada tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil
analisis PAMER UN, materi ini termasuk yang kurang berhasil dijawab oleh peserta
didik di lingkup nasional. Berikut ini contoh pembahasan soal-soal materi benda
tegar.
65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Jawaban : E
Analisis Butir Soal
Level Kognitif : L2
IPK yang dicapai : Menghitung besar torsi
Tingkat : Sukar
Kesukaran
Kategori Soal : Menghitung – C3
Materi yang : Torsi
dibutuhkan
Paket/
Penyelesaian
Tahun
10/2018
• Jawaban: E
Analisis Butir Soal
Level Kognitif : L2
IPK yang dicapai : Menerapkan syarat-syarat kesetimbangan benda tegar
Tingkat : Sedang
Kesukaran
66
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Paket/
Penyelesaian
Tahun
10/2016 Bentuk hurup H memiliki
keistimewaan simetris, dengan
demikian dapat ditententukan titik
beratnya seperti pada gambar
Jawaban: D
Paket/
Penyelesaian
Tahun
11/2018 Jawaban: B. Sudah jelas
Analisis Butir Soal
Level Kognitif : L3
IPK yang dicapai : Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda tegar pada
kondisi benda setimbang
Tingkat : Sedang
Kesukaran
Kategori Soal : Menganalisis – C4
Materi yang : Titik berat
dibutuhkan
Paket/
Penyelesaian
Tahun
14/2016
67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Paket/
Penyelesaian
Tahun
• Dari persamaan momen inersia: I=mR2, dapat
14/2017
diketahui bahwa nilai I ditentukan oleh besar
massa (m) dan jari-jari benda (R).
• Karena mA = mB dan RA < RB , dengan
demikian: IA < IB
• Sedangkan momentum sudut berlaku hukum
kekelana momentum sudut: LA = LB
• Jawaban: E
Analisis Butir Soal
Level Kognitif : L3
IPK yang dicapai :
Tingkat : Mudah
Kesukaran
Kategori Soal : Membandingkan – C4
Materi yang : Momen Inersia dan Momentum Sudut
dibutuhkan
68
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Paket/
Penyelesaian
Tahun
Cara 1:
8/2018
Cara 2:
Berdasarkan hasil kajian analisis butir soal, soal UN untuk materi benda tegar sudah
berorientasi HOTS. Soal berada pada tingkat kesukaran mudah dan sedang. Soal
tersebut cukup baik digunakan untuk mengukur tingkat penalaran (level 3) peserta
didik.
69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada bagian ini akan dimodelkan pengembangan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan pada
materi benda tegar. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator
soal.
Kompetensi yang diuji: KD 3.1. Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik
berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan
sehari-hari misalnya dalam olahraga
Lingkup Materi: Benda tegar
Ranah Level Bentuk
No Materi Indikator Soal
Kognitif Kognitif Soal
1 Jenis kestabilan Disajikan gambar benda dalam empat kondisi,
benda Peserta didik dapat menyeleksi ke dalam salah C4 L3 PG
satu jenis kestabilan
Kesetimbangan Disajikan gambar sistem katrol, Peserta didik
2 benda tegar dapat menyimpulkan keadaan benda
C5 L3 PG
berdasarkan prinsip kesetimbangan benda
tegar
3 Kesetimbangan Disajikan batang homogen tergantung pada
benda tegar dua tali, Peserta didik dapat membandingkan
C4 L3 PG
besar gaya bergadarkan prinsip
kesetimbangan benda tegar
4 Kesetimbangan Disajikan Kasus mekanik, Peserta didik dapat
benda tegar menafsirkan kondisi kesetimbangan yang akan C5 L3 PG
terjadi
5 Titik Berat dan Disajikan gambar sistem partikel, Peserta didik
Kesetimbangan dapat mengukur dimensi panjang lengan agar C5 L3 PG
benda tegar bergerak tranlasi
6 Kesetimbangan Disajikan gambar sistem engsel, Peserta didik
benda tegar dapat memerinci besaran-besaran yang C4 L3 PG
muncul pada kondisi setimbang
70
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Ranah Level Bentuk
No Materi Indikator Soal
Kognitif Kognitif Soal
7 Kesetimbangan Disajikan gambar batang homogen, Peserta
benda tegar didik dapat mebandingkan koefisien kekasaran C4 L3 PG
lantai
8 Kesetimbangan Menganalisis desain perahu layar yang stabil
C4 L3 PG
benda tegar
9 Titik berat Menghitung ukuran layar sebuah model
C4 L3 PG
perahu layar
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang telah
disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk mengukur indikator
pencapaianan kompetensi (IPK) kunci pada ranah kognitif yang tergolong HOTS.
71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam memprediksi
pada ranah kognitif menganalisis (C4). Silahkan Saudara mencari penyelesaian soal tersebut.
72
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam mengkur pada
ranah kognitif menganalisis (C5). Silahkan Saudara mencari penyelesaian soal tersebut.
73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
menginterpretasi data pada ranah kognitif menganalisis (C4). Silahkan Saudara mencari
penyelesaian soal tersebut
74
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
menyimpulkan pada ranah kognitif mengevaluasi (C5). Silahkan Saudara pelajari
penyelesaian soal tersebut.
75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
76
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengidentifikasi variabel pada ranah kognitif menganlisis (C4). Silahkan Saudara
mencari penyelesaian soal tersebut.
77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengidentifikasi variabel pada ranah kognitif menganlisis (C4). Silahkan Saudara
mencari penyelesaian soal tersebut.
78
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengidentifikasi variabel pada ranah kognitif menganlisis (C4). Silahkan Saudara
mencari penyelesaian soal tersebut.
79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengidentifikasi variabel pada ranah kognitif menganlisis (C4). Silahkan Saudara
mencari penyelesaian soal tersebut.
80
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
C. Refleksi Pembelajaran
Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi dalam proses pembelajaran
materi Benda Tegar. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan melihat kesesuaian
antara proses pembelajaran, peserta didik, penilaian, dan ketercapaian KD.
81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
13. Apakah kekuatan Saudara atau hal-hal baik yang telah saudara capai dalam
mempelajari aktivitas pembelajaran?
82
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
KESIMPULAN
Adapun konten yang dikembangkan pada materi kesetimbangan benda tegar terdiri
atas: 1) titik berat; 2) syarat kesetimbangan benda tegar; dan 3) jenis kestabilan
benda Materi ini terdiri dari topik-topik yang kaya akan pengetahuan kontekstual
83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
bagi peserta didik. Artinya, Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi peserta
didik untuk menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi yang dimaksud.
Pada bagian aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan torsi dan pemanfaatan konsep
kesetimbangan benda tegar dalam kehidupan. Fenomena kontektual lainnya yang
dapat disajikan oleh Saudara, di antaranya teknologi konstruksi jembatan yang
memanfaatkan konsep kesetimbangan. Saudara dapat menyajikan fenomena
kontekstual melalui penyajian berita yang terdapat di media ekektronik atau
menugaskan peserta didik menggali langsung informasi kepada narasumber yang
relevan.
Berkaitan dengan penilaian, materi ini muncul dalam instrumen tes UN selama tiga
tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan sudah dalam taraf level kogintif pada
ranah mulai dari C3 sampai C4. Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa
peserta didik memahami materi ini dengan baik agar siap mengahadapi UN. Lebih
dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan pada tingkat level
berpikir yang lebih tinggi lagi. Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta
didik agar dapat memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus mengembangkan soal-soal yang
relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.
84
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar
UMPAN BALIK
Dalam upaya mengetahui pemahaman terhadap Unit ini, Saudara perlu mengisi
lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen ini, Saudara
dapat mengetahui tingkat pemahaman beserta umpan baliknya. Oleh karena itu,
isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur dengan memberikan Saudara
silang (√) pada kriteria yang menurut Saudara tepat.
85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Selamat, Saudara telah selesai mempelajari Unit Benda tegar, menarik, bukan? Dari
mempelajari Unit ini, Saudara dapat mengenal konsep titik berat dan kesetimbangan
benda tegar. Selain itu, Saudara juga bisa mendapatkan begitu banyak manfaat.
Misalnya, Saudara dapat mengetahui penerapan titik berat dan kesetimbangan benda
tegar dan cara membelajarkan di kelas. Dapatkah Saudara menyebutkan manfaat
lainnya?
Setelah mempelajari Unit ini, bagian manakah yang paling Saudara sukai? Bagian
mana pula yang belum Saudara pahami? Diskusikanlah dengan tim sejawat atau
narasumber, agar Saudara lebih menguasai materi dalam unit ini.
86
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Elastisitas
Penulis:
Wandy Praginda, S.Pd, M.Si
Penyunting:
Ratu Ismira Fathiyah, S.Pd
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI __________________________________ 89
DAFTAR GAMBAR______________________________ 91
DAFTAR TABEL _______________________________ 92
PENDAHULUAN _______________________________ 93
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 95
A. Target Kompetensi_________________________________________________________ 95
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 95
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 97
A. Usaha pada Pegas __________________________________________________________ 97
B. Usaha dari Perubahan Energi _____________________________________________ 97
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 99
A. Soal UN______________________________________________________________________ 99
BAHAN PEMBELAJARAN _______________________ 101
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 101
Aktivitas 1 ________________________________________________________________________ 105
Aktivitas 2 ________________________________________________________________________ 108
Aktivitas 3 ________________________________________________________________________ 110
Aktivitas 4 ________________________________________________________________________ 112
Aktivitas 5 ________________________________________________________________________ 115
Aktivitas 6 ________________________________________________________________________ 116
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 119
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ___________________________________________________ 119
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ___________________________________________________ 120
Lembar Kerja Peserta Didik 3 ___________________________________________________ 121
Lembar Kerja Peserta Didik 4 ___________________________________________________ 123
Lembar Kerja Peserta Didik 5 ___________________________________________________ 124
Lembar Kerja Peserta Didik 6 ___________________________________________________ 126
89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
90
Unit Pembelajaran
Elastisitas
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Peta konsep KD 3.2 pada lingkup materi Elastisitas _____________ 94
Gambar 2. Pegas memberikan nilai usaha yang dapat berubah karena gaya
tidak tetap __________________________________________________________ 97
Gambar 3. Usaha pada busur panah ___________________________________________ 98
Gambar 4. Kurva Elastisitas. (a) Linier, (b) non linier _______________________ 131
Gambar 5. Susunan pegas Seri ________________________________________________ 131
Gambar 6. Dua benda elastis yang tersusun secara parallel. (a) sebelum
diberi beban dan (b) setelah diberi beban _______________________ 132
Gambar 7. Berbagai bentuk pegas ____________________________________________ 133
91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Kompetensi Dasar 3.2 dan Target Kompetensi Pembelajaran
Elastisitas ______________________________________________________________ 95
Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) materi Elastisitas ________ 96
Tabel 3. Soal Ujian Nasional tahun 2016, 2017 dan 2018 materi elastisitas 99
Tabel 4. Silabus Pembelajaran Elastisitas ____________________________________ 102
Tabel 5. Analisis butir Soal UN tahun 2016,2017 dan 2018 dan
pembahasannya _____________________________________________________ 135
Tabel 6. Format Lembar Persepsi Pemahaman Unit ________________________ 149
92
Unit Pembelajaran
Elastisitas
PENDAHULUAN
Unit disusun sebagai aternatif sumber bahan ajar bagi guru untuk memahami
materi elastisitas. Melalui bahan bacaan yang terdapat pada Unit ini, guru
dapat memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi tersebut ke
peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi
(IPK), terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik.
Selain itu, materi ini juga aplikatif bagi guru dan peserta didik agar dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Materi elastisitas yang disusun pada bahan bacaan terdiri atas topik sifat
elastis, Hukum Hooke, susunan seri-parallel pegas, tegangan-regangan dan
modulus elastisitas. Topik-topik tersebut merupakan lingkup materi
Elastisitas yang memiliki keterkaitan konsep dengan topik gaya.
94
Unit Pembelajaran
Elastisitas
A. Target Kompetensi
95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
ini rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.1 dan 4.1.
di kelas XI.
96
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Usaha memiliki kaitan yang erat dengan energi. Ketika anda mendorong
sebuah peti di atas lantai yang datar dan licin, hanya gaya dorong anda yang
melakukan usaha pada peti, dan ternyata kelajuan peti bertambah. Kelajuan
peti bertambah berarti energi kinetik pada peti juga bertambah. Tentu saja
pertambahan energi kinetik berasal dari usaha yang dilakukan oleh gaya
dorong.
97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(a). Energi kinetik pada anak penah. (b). Energi potensiap busur panah
98
Unit Pembelajaran
Elastisitas
SOAL-SOAL UN/USBN
Soal-soal disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta
didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi
acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada materi
elastisitas.
A. Soal UN
Berikut ini contoh soal-soal UN materi elastisitas pada kompetensi dasar 3.2
menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari dan
kompetensi dasar 4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu
bahan berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
(Permendikbud Nomor 37, 2018).
Tabel 3. Soal Ujian Nasional tahun 2016, 2017 dan 2018 materi elastisitas
Peket/
Soal
Tahun
Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara gaya (F) dan
2016
pertambahan panjang (ΔL) dari tiga bahan yang berbeda
99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
100
Unit Pembelajaran
Elastisitas
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
Pada Unit ini topik-topik yang dibelajarkan dibatasi hanya pada topik sifat
elastis, Hukum Hooke, dan susunan seri-parallel pegas. Untuk topik tegangan-
regangan dan modulus elastisitas dapat Saudara kembangkan seperti unit ini.
Adapun aktivitas pembelajaran untuk mencapai masing-masing indikator
yang telah ditetapkan, dapat dicapai dalam dua kali pertemuan. Aktivitas
pembelajaran akan diuraikan lebih rinci menjadi dua skenario pembelajaran.
Pengembangan skenario pembelajaran mengacu pada kriteria yang
ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud nomor 22 tahun 2016).
101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
102
Unit Pembelajaran
Elastisitas
6. Menelaah grafik Berdasarkan pola Konstanta • Siswa menganalisis pola grafik untuk
hubungan antara F grafik yang telah pegas menemukan nilai konstanta pegas.
terhadap ∆x untuk dibuat, siswa dapat merupakan nilai
menemukan nilai menemukan nilai tan dari F/∆x.
konstanta pegas. konstanta pegas.
4. Inquiry Lab
7. Merancang desain Melalui peralatan Konstanta pegas • Siswa berdiskusi dengan
ekperimen untuk yang disediakan dapat ditemukan kelompoknya untuk merancang
menentukan nilai guru, siswa dapat dengan desain eksperimen untuk
konstanta pegas. merancang desain membandingkan menentukan nilai konstanta pegas.
8. Menyimpulkan eksperimen untuk besar gaya
hubungan massa menetukan nilai terhadap
beban dengan konstanta pegas. perubahan
perubahan panjang
panjang pegas. pegas.
9. menyimpulkan Melalui diskusi Semakin besar nilai • Siswa membandingkan nilai konstanta
hubungan antara berdasarkan konstanta semakin hasil pengolahan data untuk 3 pegas
nilai konstanta pengolahan data kaku suatu pegas. di kelompoknya dengan sifat fisis
pegas terhadap hasil percobaan, pegas yang diteliti.
tingkat elenturan siswa dapat • Siswa menverikasi hipotesis di
suatu pegas menyimpulkan kelompoknya dengan hasil
hubungan antara pengolahan data di kelompok yang
nilai konstanta lain.
pegas terhadap • Siswa berdiskusi dengan
tingkat kelenturan kelompoknya dan menyimpulkan
suatu pegas hubungan antara konstanta dengan
tingkat kelenturan suatu pegas.
5. Real World Application
10. Menelaah Melalui Aplikasi • Siswa membaca permasalahan
Hukum Hooke pengalaman Hukum elastisitas melalui LK yang disediakan
dalam belajar pada level Hooke oleh guru.
permasalahan sebelumnya siswa • Siswa berdiskusi memecahkan
kehidupan dapat menerapkan permasalahan yang tertera di LK
sehari-hari. hukum Hooke pada • Siswa mempresentasikan jawaban
permasalahan di hasil diskusi terkait permasalahan
kehidupan sehari- yang terdapat di LK.
hari.
6. Hypothetical Inquiry
11. Menguji Melalui tugas Aplikasi Kegiatan di kelas.
hipotesis proyek, siswa Hukum Peserta didik berdiskusi secara
terhadap dapat menguji Hooke berkelompok dan menuliskan
fenomena yang hipotesis untuk hipotesisnya berdasarkan pengalaman
teramati memjawab serta pengetahuan yang dimiliki oleh
berdasarkan permasalahan yang peserta didik.
hukum Hooke. diajukan oleh Kegiatan diluar kelas.
guru/LK. Peserta didik mengadakan penelitian
untuk menjawab hipotesisnya dengan:
1. Mencari referensi melalui internet
terkait masalah yang ada pada soal.
2. Bertemu langsung dengan
narasumber/praktisi yang terkait
permasalahan pada soal. Peserta
didik dapat mengunjungi bengkel
motor dan bengkel mobil/truk.
Setelah batas waktu yang ditentukan
berakhir, peserta didik secara
103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Alokasi Waktu
Media pembelajaran
104
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Langkah-Langkah Pembelajaran
Aktivitas 1
a) Discovery Learning
Pada langkah ini, peserta didik mengamati benda-benda elastis, mengamati
fenomena elastisitas, dan mengidentifikasi besaran-besaran yang terukur
(secara kualitatif). Setelah pengamatan, peserta didik dapat membangun
konsep sifat elastisitas. Kemudian peserta didik menyimpulkan pengertian
elastisitas secara definisi operasional. Melalui kegiatan ini peserta didik dapat
klasifikasi sifat elastisitas yang diakibatkan oleh struktur atau oleh bahan.
105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul tersebut, mari kita lakukan
aktivitas berikut ini. Aktivitas ini mencakup 3 bagian utama, yaitu 1)
mengamati fenomena benda elastis karena struktur dan karena jenis bahan;
2) mengidentifikasi besaran-besaran fisis yang terukur pada benda yang
elastis; dan 3) membangun definisi operasional mengenai sifat elastisitas.
Setelah melakukan aktivitas tersebut dengan baik, diharapkan Saudara
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.2.1 sampai dengan 3.2.2
dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 20 Menit. Adapun
media, alat dan bahan yang digunakan adalah:
1) beberapa macam pegas
2) berbagai macam bahan elastis seperti karet dan bahan tidak elastis
(plastis) seperti logam besi, kayu, dll.
Aktivitas Pembelajaran:
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
1. Guru meminta siswa untuk 1. Siswa menceritakan pengalamannya sesuai
mengungkapkan pengalamannya yang diminta guru.
terkait dengan bahan-bahan seperti
karet, plastik, dan logam terutama
sifat-sifatnya.
106
Unit Pembelajaran
Elastisitas
107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas 2
b) Interactive Demonstration
Pada tahap ini, peserta didik melakukan simulasi gelaja elastisitas di setiap
kelompok. Peserta didik menjelaskan sifat elastisitas dapat ditinjau dengam
melihat besaran-besaran (variabel) gaya dan perubahan panjang. Selain itu
peserta didik menggunakan pemikiran kondisional mengenai hubungan
(korelasional) antar variabel yang telah teridentifikasi pada tahap
sebelumnya: “jika gaya diperbesar, maka perubahan panjang akan membesar,
begitupun sebaliknya”. Tahap ini diakhiri hingga peserta didik dapat
memprediksi tingkat kelenturan ditentukan oleh karakteristik bahan elastis
(koefisien pegas).
1) Menjelaskan (cexplaining).
2) Memperdiksi.
108
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul tersebut, mari kita lakukan
aktivitas berikut ini. Aktivitas ini mencakup 2 bagian, yaitu 1) menjelaskan
terjadinya gejala elastisitas pada pegas; 2) mendapatkan hubungan/korelasi
antara besar gaya dengan perubahan panjang pegas; dan mendapatkan makna
fisis pegas lentur dan kurang lentur melalui tinjauan koefisien pegas . Setelah
melakukan aktivitas tersebut dengan baik, diharapkan Saudara mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.2.3 dan 3.2.7, dengan
estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 30 Menit. Adapun media, alat
dan bahan yang digunakan adalah:
Aktivitas Pembelajaran:
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
1. Guru menyiapkan pegas beserta statip serta 1. Peserta didik menggantungkan ujung
beberapa massa beban dan LKPD 1 di setiap berbagai macam pegas pada statip
kelompok. hingga dapat menunjukkan gejala
elastisitas setelah digantungkan
beban pada ujung pegas lainnya
2. Guru menyampaikan bahwa nilai massa yang 2. Peserta didik menyimak informasi
tertera pada beban berkaitan dengan gaya luar yang diberikan guru
yang bekerja pada pegas.
3. “Sekarang perhatikan pegas yang tergantung 3. Peserta didik mengukur panjang
ini! Ada yang bisa bantu saya, berapa panjang mula-mula pegas dari penggaris yang
pegas?” Guru mengacungkan penggaris ditawarkan oleh guru, dan mencatat
menawarkan pada peserta didik untuk hasilnya.
mengukur panjang pegas. “Jangan lupa dicatat
4. Siswa mengukur panjang pegas saat
berapa panjangnya!”
dikenai beban dan menuliskan perubahan
Mengajukan pertanyaan:
➢ Bagaimana agar pegas menunjukkan sifat panjangnya.
elastisnya?
4. jika ujung pegas yang di bawah digantungkan 5. Siswa mengamati dan mencatat
beban, apa yang terjadi pada pegas?” perubahan panjang pegas saat guru
selanjutnya guru menggantungkan 1 beban memberikan nilai beban yang
pada ujung pegas sebagai contoh berbeda-beda.
5. “ Selanjutnya jika semua beban ini
109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas 3
c) Inquiry Lesson
Pada tahap ini, peserta didik diajak untuk membuat grafik hubungan gaya
pemulih terhadap perubahan panjang (F- Δx). Guru menuntun peserta didik
untuk memahami bahwa variabel terikat adalah gaya (F), dan variabel bebas
adalah perubahan panjang pegas (Δx). Kemudian Guru menuntut peserta didik
untuk membuat plot grafik F fungsi Δx. Selain itu Guru membantu peserta
didik cara menentukan koefisien pegas melalui analisis kemiringan (gradien)
kurvanya. Tahap ini diakhiri dengan merumuskan persamaan elastisitas yang
dikatakan sebagai Hukum Hooke.
110
Unit Pembelajaran
Elastisitas
1) Menerapkan informasi.
2) Menggambarkan hubungan.
Dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul tersebut, mari kita lakukan
aktivitas berikut ini. Aktivitas ini mencakup 2 bagian, yaitu 1) Praktik
membuat grafik gaya terhadap perubahan panjang pegas (F- Δx); dan 2)
merumuskan persamaan hukum Hooke. Setelah melakukan aktivitas tersebut
dengan baik, diharapkan Saudara mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.2.4, 3.2.5 dan 4.2.2
dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 35 menit. Adapun
media, alat dan bahan yang digunakan adalah kertas grafik, pensil dan
penggaris
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
1. Berdasarkan data yang kalian catat pada 1. Peserta didik berlatih mengkonversi data
saat demonstrasi, pindahkan data tersebut hasil pengamatan yang berupa tabel
dalam bentuk grafik berdasarkan menjadi grafik hubungan antara F terhadap
variabelnya! Guru membimbing siswa ∆x dengan menggunakan LKPD 2
untuk mengkonversi data menjadi grafik
hubungan antara gaya luar tehadap
pertambahan panjang pegas dengan
menggunakan LKPD 2
111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
2. Guru membimbing peserta didik agar bisa 2. Siswa menganalisis pola grafik untuk
menterjemahkan grafik hubungan antara F menemukan nilai koefisien pegas.
terhadap ∆x dan menemukan konsep 3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
tetapan pegas. kelompoknya terkait nilai tetapan pegas.
Jawaban yang diharapkan:
Mengajukan pertanyaan: ✓ ada keteraturan antara pertambahan
➢ “Perhatikan pola grafik yang sudah kalian panjang dengan gaya luarnya yang ditandai
buat, bagaimana kecenderungannya? Dan dengan pola grafik yang mendekati garis
apa maknanya!” lurus yang condong ke kanan
Aktivitas 4
d) Inquiry Laboratory
112
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul tersebut, mari kita lakukan
aktivitas berikut ini. Aktivitas ini mencakup 2 bagian, yaitu 1) melakukan
percobaan elastisitas pada rangkaian pegas tunggal, seri dan parallel; dan 2)
menganalisis data elastisitas pada berbagai rangkaian pegas. Setelah
melakukan aktivitas tersebut dengan baik, diharapkan Saudara mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.2.8, 4.2.1, 4.2.2 dan 4.2.3
dengan estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 60 menit. Adapun
media, alat dan bahan yang digunakan adalah:
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
1. Guru menugaskan siswa untuk membentuk 1. Siswa membentuk kelompok dan
kelompok kemudian menyiapkan masing-masing mengambil peralatan yang disediakan
3 buah pegas yang berbeda kelenturannya, oleh guru.
sepaket beban, statip dan meminta siswa
menyiapkan penggarisnya.
2. Guru menugaskan pada siswa untuk merancang 2. Siswa berdiskusi dengan
dan melakukan percobaan untuk menentukan kelompoknya untuk merancang
nilai tetapan masing-masing pegas yang ada desain eksperimen untuk
pada tiap kelompok. “Berdasarkan pengalaman menentukan nilai tetapan pegas.
kalian saat mengamati demonstrasi dan
3. Tiap kelompok melaksanakan
menterjemahkan grafik, silahkan rancang dan
eksperimen berdasarkan desain yang
lakukan eksperimen untuk menentukan nilai
tetapan pegas yang ada pada tiap kelompok!” telah dirancang.
3. Setelah semua kelompok menyelesaikan 4. Tiap kelompok mempresentasikan
eksperimennya, guru menugaskan tiap kelompok hasil eksperimennya secara
mempresentasikan hasil percobaannya. Guru bergantian.
menfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
data hasil percobaan, analisis data dan
kesimpulan hasil percobaan.
113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
114
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Aktivitas 5
e) Real-World Application
Pada tahap ini, menerapkan hukum Hooke dalam berbagai situasi fisis yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik menganalisis informasi
tingkat kelenturan dan struktur yang diberikan dan mengajukan ide solusi
permasalahan dengan menggunakan data, rumusan matematis dan
prinsip dalam menyelesaikan masalah terkait dengan konsep elastisitas.
Dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul tersebut, mari kita lakukan
aktivitas berikut ini. Aktivitas ini mencakup 2 bagian, yaitu 1) mengidentifikasi
data-data pada fenomen kontektual; dan 2) Analisis mekanisme elastisitas
pada pemanfaatan peralatan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melakukan
115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.2.6 dan 4.2.3 dengan
estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 25 menit. Adapun media, alat
dan bahan yang digunakan adalah Video atau gambar berbagai peralatan yang
menggunakan pegas.
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
1. Guru menampilkan gambar atau dan menyampaikan pertanyaan 1. Peserta didik
pada siswa dengan menggunakan LKPD 6. membaca
Soal pertama. permasalahan
Perhatikan gambar! Jelaskan apa yang elastisitas melalui
terjadi pada nilai tetapan slingki jika
LKPD 6 yang
Slingki plastik dipotong menjadi dua
disediakan oleh
sama panjang!
guru.
Soal kedua. 2. Peserta didik
Perhatikan gambar! jika per pada jepitan berdiskusi
jemuran dipotong menjadi 2 sama besar, dan memecahkan
dibentuk seperti semula, jelaskan apa yang permasalahan yang
terjadi pada jepitan jemuran tersebut! tertera di LKPD
tersebut
Soal Ketiga. 3. Peserta didik
“Perhatikan gambar atau video, jika mempresentasikan
pengendara motor ingin membuat motornya
jawaban hasil
kuat menahan beban berat dan tetap
diskusi terkait
mendapatkan kenyamanan dari redaman
shockbreaker. Jelaskan shockbreaker seperti apa yang harus permasalahan pada
dipasang di motor tersebut! LKPD 6.
Aktivitas 6
f) Hypothetical Inquiry
116
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul tersebut, mari kita lakukan
aktivitas berikut ini. Aktivitas ini mencakup 2 bagian, yaitu 1) merumuskan
persamaan matematis konsep elastisitas pada pegas dengan struktur yang
berbeda; dan 2) melakukan penelitian ilmiah secara nyata penerapan pegas
dalam aplikasi teknik. Setelah melakukan aktivitas tersebut dengan baik,
diharapkan Saudara mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 4.2.2 dan 4.2.4 dengan
estimasi waktu aktivitas pembelajaran selama 1 minggu. Adapun media, alat
dan bahan yang digunakan adalah berbagai bentuk pegas daun, dan spiral
serta lingkungan bengkel kendaraan.
117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
1. Guru memperlihatkan pegas bentuk lain yaitu 1. Peserta didik berdiskusi secara
bentuk daun dan spiral. kelompok untuk merumuskan
Mengajukan pertanyaan: hypotesis variabel-variabel
“Bagaimanakah merumuskan persamaan elastisitas yang akan muncul pada pegas
untuk pegas bentuk daun dan spiral? bentuk daun dan spiral
2. Peserta didik
mempormulasikan persamaan
elastisitas pada pegas bentuk
daun dan spiral yang dapat
disimulasikan.
Pegas Daun
Pegas Spiral
2. Guru membagikan dan menayangkan 2 soal dengan Kegiatan di kelas.
gambar sebagai tugas project pada peserta didik 3. Peserta didik berdiskusi secara
dan dikumpulkan satu minggu setelah tugas berkelompok dan menuliskan
diberikan. Tugas bersifat kelompok dengan LKPD 7 hipotesisnya berdasarkan
pengalaman serta
Soal Pertama. pengetahuan yang dimiliki
Perhatikan gambar, oleh peserta didik dengan
menggunakan LKPD 7
118
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Berikut ini tujuh buah lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran dengan tujuan sebagai berikut.
Interactive Demonstration
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Inkuiri Lesson
120
Unit Pembelajaran
Elastisitas
................................................................................................................................
................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Pegas Tunggal
121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tabel Pengamatan
Massa beban pemberat Gaya beban pada pegas, Penambahan panjang
Pegas
m (kilogram) F (Newton) pegas, ∆X (meter)
II
II
122
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Tabel Pengamatan
Massa Penambahan Penambahan Penambahan
Gaya beban
beban panjang pegas 1, panjang pegas 2, panjang pegas
Pegas pada pegas,
pemberat ∆X1 (meter) ∆X2 (meter) rata-rata,
F (Newton)
m (kg) ∆Xrata-rata
II
123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
5. Berdasarkan data pada tabel di atas hitunglah koefisien kedua pegas yang
disusun secara paralel dengan menggunakan persamaan kseri = F/ ∆ Xrata-rata.
Catat hasilnya pada tabel di bawah ini.
II
124
Unit Pembelajaran
Elastisitas
4. Ulangi langkah kegiatan 2 – 3 untuk pegas yang berbeda. Catat hasilnya dalam
tabel.
Tabel Pengamatan
Massa beban Penambahan Penambahan Penambahan
Gaya beban
pemberat m panjang panjang panjang pegas
Pegas paa pegas,
(kg) pegas 1, ∆X1 pegas 2, ∆X2 rata-rata,
F (Newton)
(meter) (meter) ∆Xrata-rata
II
5. Berdasarkan data pada tabel diatas hitunglah koefisien kedua pegas yang
disusun secara seri dengan menggunakan persamaan kseri = F/ ∆ Xrata-rata. Catat
hasilnya pada tabel di bawah ini.
II
6. Berdasarkan data pada tabel di atas, bandingkan besar koefisien pegas rata-rata
yang disusun secara paralel dengan koefisien pegas rata-rata masing-masing
pegas dan buatlah kesimpulannya.
125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
1. Perhatikan gambar! Jelaskan apa yang terjadi pada nilai tetapan slingki
jika Slingki plastik dipotong menjadi dua sama panjang!
126
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Hypothetical Inquiry
Masalah:
1. Perhatikan gambar!
127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
128
Unit Pembelajaran
Elastisitas
C. Bahan Bacaan
Elastisitas dapat ditinjau dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu
elastisitas sebagai sifat dari bentuk benda dengan struktur spiral dan
elastisitas merupakan karakteristik sifat bahan yang dapat mulur. Untuk
tinjauan pertama, berlaku Hukum Hooke (F = k.Δx), sedangkan untuk tinjauan
kedua, berlaku konsep Modulus elastisitas, atau dikenal dengan nama
modulus Young (Y=tegangan/regangan). Untuk modulus Young akan dibahas
pada topik selanjutnya. Silahkan Anda terlebih dahulu meninjau elastisitas
sebagai sifat dari bentuk benda dengan struktur pegas.
Ambil sebuah pegas, lalu tariklah salah satu ujung dan ujunglainnya berada di
posisi tetap. Tampak bahwa panjang pegas bertambah. Namun, begitu tarikan
dilepaskan, pegas kembali ke panjang semula. Sebaliknya, jika pegas diberi
gaya dengan cara menekan kedua ujungnya maka panjang pegas berkurang.
Namun, begitu gaya dihilangkan, pegas akan kembali ke panjang semula. Inilah
bentuk makna fisis dari elastisitas yang merupakan sifat dari bentuk benda
dengan struktur pegas
Namun, besar tarikan atau tekanan yang diberikan tidak boleh terlalu besar.
Jika pegas ditarik cukup jauh, bisa terjadi setelah tarikan dihilangkan, panjang
akhir pegas lebih besar daripada panjang semula. Begitu pula jika pegas
ditekan cukup jauh dapat menyebabkan panjang akhir pegas lebih kecil
daripada panjang semula. Kondisi ini terjadi karena pegas telah melampaui
batas elastisitasnya dan pegas dapat menjadi tidak tidak elastis. Dengan
demikian dapat dikatakan bahan apapun yang dibentuk menjadi bentuk pegas
akan memiliki elastisitas
129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah per atau
pegas.Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan
pegas dan pertambahan panjang (X), di daerah yang ada dalam batas
kelentingan pegas.
F = k . Δx atau F = k (delta) x
k merupakan koefisien pegas atau koefisien elastisitas atau ukuran
kelenturan pegas. Nilai k akan berbeda untuk pegas yang berbeda. Satuannya
dalam SI adalah N/m.
Hubungan ini pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635-1703) pada
tahun 1678 karenanya dikenal sebagai Hukum Hooke.
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang
menyatakan bahwa pada suatu struktur: hubungan tegangan (stress) dan
regangan (strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan
deformasi (deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti
hukum Hooke dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan Δx berupa garis
130
Unit Pembelajaran
Elastisitas
lurus, lihat Gambar 4-a, sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum
Hooke dikatakan Elastis non linier, lihat Gambar 4-b.
(a) (b)
Gambar 4. Kurva Elastisitas. (a) Linier, (b) non linier
Gaya yang bekerja pada benda elastis atas dan benda bawah sama besarnya, dan
sama dengan gaya yang diberikan oleh beban, maka:
W
• W = k1 ΔL1 atau ΔL1 = k (7.1)
1
𝑊
• W = k2 ΔL2 atau Δ𝐿2 = 𝑘 (7.2)
2
Jika kseri adalah koefisien pengganti untuk susunan dua benda elastis di atas,
maka berlaku:
W = kseri. ΔL, atau
131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
𝑊
ΔL = 𝑘
𝑠𝑒𝑟𝑖
(7.3)
diperoleh persamaan:
𝟏 𝟏 𝟏
= + (7.4)
𝒌𝒔𝒆𝒓𝒊 𝒌𝟏 𝒌𝟐
Gambar 6. Dua benda elastis yang tersusun secara parallel. (a) sebelum diberi beban dan (b)
setelah diberi beban
132
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Karena gaya ke bawah dan jumlah gaya ke atas pada beban harus sama maka:
W = F1+ F2 atau kparalel ΔL = k1 ΔL + k2 ΔL,
dengan menghilangkan ΔL pada kedua ruas, diperoleh:
kparalel = k1 + k2 (7.7)
untuk kasus susunan pegas parallel maupun seri, selalu diasumsikan bahwa
tegangan di setiap pegas selalu sama. Dengan asumsi ini dapat dianalisis
perubahan panjang setiap benda elastis. Selanjutnya silahkan Anda dapat
kenali berbagai macam bentuk pegas dalam kehidupan sehari hari berikut ini.
133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
134
Unit Pembelajaran
Elastisitas
PENGEMBANGAN PENILAIAN
A. Pembahasan Soal-soal
Materi elastisitas sering muncul soal UN pada tiga tahun terakhir. Berdasarkan
hasil analisis PAMER UN, materi ini termasuk yang kurang berhasil dijawab
oleh peserta didik di lingkup nasional. Berikut ini contoh pembahasan soal-
soal materi elastisitas.
Tabel 5. Analisis butir Soal UN tahun 2016,2017 dan 2018 dan pembahasannya
Paket/
Penyelesaian
Tahun
• Pegas akan tetap bersifat elastis jika pada pegas tersebut masih berlaku
1/2016
hukum Hooke. Secara matematis, hukum Hooke dinyatakan melalui rumus:
k = ΔF / Δx
Keterangan rumus: k = konstanta elastisitas, ΔF = gaya, Δx = panjang pegas.
• Hukum Hooke menyatakan bahwa perbandingan perubahan gaya (ΔF)
terhadap perubahan panjang (Δx) pegas, selalu bernilai konstan. Jika nilai k
berubah maka hukum Hooke tidak lagi berlaku pada pegas dan hal ini
menunjukkan bahwa pegas tidak lagi bersifat elastis.
• Amati grafik pada soal dan pahami perhitungan berikut ini.
k1 = ΔF / Δx = 5 / 4 = 1,25
k2 = ΔF / Δx = 4,5 / 8,5 = 0,53
k3 = ΔF / Δx = 3,5 / 14,5 = 0,24
• Jika dibandingkan maka, koefisien pegas (k) pegas 1, 2 dan 3 dari terbesar
hingga terkecil adalah k1, k2 dan k3.
• Jawaban: A
Analisis Butir Soal
135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Level Kognitif : L3
IPK yang dicapai : 3.2.5 Menganalisis grafik hubungan antara F terhadap ∆x
untuk menemukan nilai konstanta pegas.
Tingkat : mudah
Kesukaran
Kategori Soal : Membandingkan – C4
Materi yang : Hukum Hooke
dibutuhkan
Paket/
Penyelesaian
Tahun
• Secara matematis, hukum Hooke dinyatakan melalui rumus:
1/2017
k = ΔF / Δx
Keterangan rumus: k = koefisien pegas, ΔF = gaya, Δx = panjang pegas
Dimana F dapat dihitung dari gaya berat beban yang digantung pada pegas
(W) = m.g
Dengan demikian :
F = k Δx
m.g = k Δx
• Hukum Hooke menyatakan bahwa perbandingan perubahan gaya (ΔF)
terhadap perubahan panjang (Δx) pegas, selalu bernilai konstan
• Dapat dilihat bahwa data hasil percobaan pada tabel berada pada rentang
elastisitas. Dengan demikian dapat disimpulkan, semakin besar massa
beban, semakin besar pertambahan panjang pegas
• Jawaban : B
Analisis Butir Soal
Level Kognitif : L3
IPK yang dicapai : 3.2.7. Menyimpulkan hubungan antara massa beban
dengan perubahan panjang pegas.
Tingkat : mudah
Kesukaran
Kategori Soal : Menyimpulkan – C5
Materi yang : Hukum Hooke
dibutuhkan
Paket/
Penyelesaian
Tahun
1/2018 • Rumus periode gerak harmonik sederhana :
𝑚
T = 2π.√ 𝑘
• Keterangan : T = periode getaran pegas, m = massa beban, k =
konstanta pegas
• Dengan demikian:
k ≈ 1/T2
• Konstanta pegas terbesar didapat jika nilai kuatrat periodanya
bernilai kecil
• Jawaban : C
136
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Berdasarkan hasil kajian analisis butir soal, soal UN untuk materi elastisitas
sudah berorientasi HOTS. Soal berada pada tingkat kesukaran mudah dan
sedang. Soal tersebut cukup baik digunakan untuk mengukur tingkat
penalaran (level 3) peserta didik.
137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
138
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengkomunikasikan pada ranah kognitif menganalisis (C4). Silahkan Saudara
mencari penyelesaian soal tersebut.
139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengkur pada ranah kognitif menganalisis (C4). Silahkan Saudara mencari
penyelesaian soal tersebut dengan kunci: (a). 0,16 m; (b). 0,04 m (c).
perbandingan tingkat kelenturan pegas.
140
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengkur pada ranah kognitif menganalisis (C4). Silahkan Saudara mencari
penyelesaian soal tersebut dengan kunci: (a). 375 N/m; (b). 0,7 cm dan 1,3 cm
141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
menginterpretasi data pada ranah kognitif menganalisis (C4). Silahkan
Saudara pelajari penyelesaian soal tersebut.
Pembahasan:
Pegas akan tetap bersifat elastis jika pada pegas tersebut masih berlaku hukum
Hooke. Secara matematis, hukum Hooke dinyatakan melalui rumus:
k = ΔF / Δx
Keterangan rumus : k = konstanta elastisitas, ΔF = gaya, Δx = panjang pegas
Hukum Hooke menyatakan bahwa perbandingan perubahan gaya (ΔF) terhadap
perubahan panjang (Δx) pegas, selalu bernilai konstan. Jika nilai k berubah maka
hukum Hooke tidak lagi berlaku pada pegas dan hal ini menunjukkan bahwa pegas
tidak lagi bersifat elastis. Amati grafik di atas dan pahami perhitungan berikut ini.
k1 = ΔF / Δx = 4 / 2 = 2
k2 = ΔF / Δx = 8 / 4 = 2
k3 = ΔF / Δx = 12 / 7 = 1,7
Konstanta (k) pegas bernilai konstan hingga gaya tarik sebesar 8 Newton. Jadi pegas
tetap akan bersifat elastis pada gaya tarik sebesar 0 sampai 8 Newton.
142
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
menyimpulkan pada ranah kognitif mengevaluasi (C5). Silahkan Saudara
pelajari penyelesaian soal tersebut.
Pembahasan:
Karet akan tetap bersifat elastis selama konstanta karet bernilai konstan. Jika
konstanta karet mulai berubah maka karet mulai berubah dari sifat elastis menjadi
bersifat plastis. Elastis artinya setelah gaya tarik dilepas, karet kembali ke bentuk
semula. Sebaliknya plastis artinya setelah gaya tarik dilepas, karet tidak kembali ke
bentuk semula.
143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengidentifikasi variabel pada ranah kognitif menganalisis (C4). Silahkan
Saudara mencari penyelesaian soal tersebut.
144
Unit Pembelajaran
Elastisitas
Soal tersebut dapat mengukur keterampilan proses sain peserta didik dalam
mengidentifikasi variabel pada ranah kognitif mengevaluasi (C5). Silahkan
Saudara mencari penyelesaian soal tersebut.
C. Refleksi Pembelajaran
145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
146
Unit Pembelajaran
Elastisitas
13. Apakah kekuatan Saudara atau hal-hal baik yang telah saudara capai
dalam mempelajari aktivitas pembelajaran?
KESIMPULAN
147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada bagian aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan pemanfaatan benda
elastis seperti pegas dalam kehidupan. Fenomena kontektual lainnya yang
dapat disajikan oleh Saudara, di antaranya perubahan energi mekanik pada
busur panah yang memenuhi persamaan elastisitas. Saudara dapat
menyajikan fenomena kontekstual melalui penyajian berita yang terdapat di
media ekektronik atau menugaskan peserta didik menggali langsung
informasi kepada narasumber yang relevan.
Berkaitan dengan penilaian, materi ini muncul dalam instrumen tes UN selama
tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan sudah dalam taraf level
kogintif pada ranah mulai dari C4 sampai C5 (L3). Oleh karena itu, Saudara
perlu meyakinkan bahwa peserta didik memahami materi ini dengan baik agar
siap mengahadapi UN. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal
pengetahuan pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi. Artinya,
Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat memecahkan
soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh
karena itu, Saudara perlu terus mengembangkan soal-soal yang relevan
dengan indikator yang telah dikembangkan.
148
Unit Pembelajaran
Elastisitas
UMPAN BALIK
149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Setelah mempelajari Unit ini, bagian manakah yang paling Saudara sukai?
Bagian mana pula yang belum Saudara pahami? Diskusikanlah dengan tim
sejawat atau narasumber, agar Saudara lebih menguasai materi dalam unit ini.
150
Paket Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas
PENUTUP
Saudara perlu memahami unit-unit dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit
perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut oleh Saudara bersama rekan sejawat
guru Fisika lainnya dalam Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) di MGMP masing-masing. Kajian semua komponen unit pembelajaran
yang disajikan perlu dilakukan, sehingga dapat Saudara mendapatkan
gambaran teknis mengenai cara mengimplementasikan di kelas. Selain itu,
diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan
dihadapi.
153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
154
Paket Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar dan Elastisitas
DAFTAR PUSTAKA
155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
LAMPIRAN
156