Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN FAKTOR KIMIA LINGKUNGAN KERJA


( PRAKTIKUM ANALISA SAMPEL SO2 DI UDARA LINGKUNGAN KERJA )

OLEH :
Rachmah Catur Agustin 2440018027
Thea Aisyah Safitri 2440018028
Arivia Surya Aldini 2440018029
Nadhifa Setyo Ayu Mustikaning Hapsari 2440018030
Muhammad Ilham Rizqi Dermawan 2440018031

PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

1 Judul praktikum : Praktikum Analisa Sampel SO2 di Udara


. Lingkungan Kerja
2 Mata kuliah : Pengukuran Faktor Kimia Lingkungan Kerja
.
3 Nama praktikan
.
a. Nama : 1. Rachmah Catur Agustin
2. Thea Aisyah Safitri
3. Arivia Surya Aldini
4. Nadhifa Setyo Ayu Mustikaning Hapsari
5. Muhammad Ilham Rizqi Dermawan
b. NIM : 2440018027
2440018028
2440018029
2440018030
2440018031
4 Nama dosen
.
a. Nama : Moch. Sahri, S.KM., M.KKK
b. NPP : 19011230

Mengetahui, Surabaya, 3 November 2020


Dosen Mahasiswa

Moch. Sahri, S.KM., M.KKK Rachmah Catur Agustin


NPP. 19011230 NIM. 2440018027
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Udara merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia di muka bumi,
sehingga kebutuhan udara bersih perlu diperhatikan. Namun, di perkembangan industri 4.0
semakin banyak industri-industri yang berkembang dengan berbagai bahan-bahan kimia
sebagai bahan baku pembuatan produk atau sebagai bahan penunjang. Selain itu, dalam
menunjang atau mempermudah mobilitas masyarakat digunakanlah alat transportasi
pribadi. Seiring perkembangan waktu, semakin tingginya angka pengguna alat transportasi
pribadi yang dimana semakin sering dan semakin banyak masyarakat yang menggunakan
maka semakin banyak pula gas buang yang dihasilkan oleh alat transportasi tersebut. Alat
transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor, mobil. Adapun
alat transportasi yang digunakan khusus pada perusahaan atau industri-industri tertentu
untuk mengangkut bahan pokok. Selain alat transportasi, pencemaran udara juga dapat
dihasilkan oleh perusahaan atau industri yang dalam proses produksinya mengeluarkan
gas buang. Gas buang yang biasa mengkontaminasi udara yang bersih yaitu sulfur
dioksida (SO2).
Sulfur dioksida (SO2) adalah komponen pencemar udara dengan jumlah paling
banyak. Sulfur dioksida berasal dari dua sumber yakni sumber alamiah dan buatan.
Sumber-sumber SO2 alamiah adalah gunung-gunung berapi, pembusukan bahan organik
oleh mikroba dan reduksi sulfat secara biologis. Sumber-sumber SO2 buatan adalah
pembakaran bahan bakar minyak, gas dan batubara yang mengandung sulfur tinggi
(Slamet, 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 tahun 1999,
salah satu parameter pencemaran udara adalah sulfur dioksida (SO2). SO2 mempunyai
karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara. SO2 terbentuk saat terjadi
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Berdasarkan SK Gubernur Nomor
551 tahun 2001 baku mutu untuk Sulfur dioksida adalah 900 µg/m3 / 1 jam pengukuran.
Apabila terhirup oleh indra penciuman manusia dan terakumulasi di dalam tubuh
dalam jangka waktu yang lama maka akan berdampak pada kesehatan dapat menyebabkan
gangguan fungsi paru, iritasi, dan asma dalam sistem pernapasan manusia (Suyono, 2014).
Secara regional negara – negara berpenghasilan rendah dan menengah di wilayah Asia
Tenggara dan Pasifik memiliki beban penyakit terkait polusi udara terbesar pada tahun
2012, dengan total 3,3 juta kematian akibat polusi udara dalam ruangan dan 2,6 juta
kematian yang berhubungan dengan polusi udara di luar ruangan. Masalah kesehatan
lingkungan utama yang terjadi di dunia adalah pencemaran udara, terutama terjadi di
negara – negara yang sedang berkembang.
Maka dari itu perlunya suatu pemahaman tentang pengenalan gas yang dapat
mengkontaminasi udara bersih sehingga hal ini dapat dihitung besaran dampak yang
kemungkinan akan mempengaruhi pada kesehatan manusia. Selanjutnya dapat dilakukan
suatu pengendalian dari dampak tersebut apabila hasil dari pengukuran gas tersebut
melebihi nilai ambang batas atau ketentuan yang telah ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan yang terkait. Hal ini perlu diperhatikan oleh seorang pengusaha atau
pemilik usaha agar para pekerjanya tetap sehat dan selamat.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mampu menganalisa tentang gas SO2 mulai dari bahaya serta nilai ambang batas
(NAB) SO2 di lingkungan kerja
2. Mampu mengetahui tentang dasar hukum dan peraturan lain yang terkait dengan gas
SO2 di lingkungan kerja
3. Mampu membuat dan menghitung kurva kalibrasi tentang gas SO2 di lingkungan
kerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. BAHAYA GAS SO2
Sulfur dioksida ( SO2 ) merupakan gas tak berwarna yang menimbulkan rasa
jika konsetrasinya 0,3 ppm dan menghasilkan bau yang kuat pada tingkat konsentrasi
yang lebih besar dari 0,5 ppm. Gas SO2 dapat berbahaya terhadap manusia apabila
terpapar melalui :
1. Pernafasan
SO2 adalah gas yang dapat diserap oleh selaput lendir hidung dan
saluran pernafasan. Gas SO2 yang mempunyai konsentrasi tinggi dapat merusak
paru-paru atau menimbulkan penyakit pernafasan lainnya (Jacobson, 2002).
Selain itu pengaruh lain dari pencemar SO2 adalah iritasi sistem pernafasan,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi apabila kadar
SO2 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi
pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap gas yang berbahaya bagi kesehatan terutama
pada orangtua dan penderita penyakit kronis pada sistem pernafasan
kardiovaskular ( Depkes, 2007 ). Apabila terhirup oleh indra penciuman manusia
dan terakumulasi di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama maka akan
berdampak pada kesehatan dapat menyebabkan gangguan fungsi paru, iritasi, dan
asma dalam sistem pernapasan manusia (Suyono, 2014).
2. Kontak Kulit dan Mata
SO2 adalah gas yang bersifat iritasi yang kuat bagi kulit dan selaput
lendir dengan konsentrasi 6-12 ppm. Apabila dengan konsentrasi 20 ppm akan
berdampak pada kesehatan yaitu iritasi pada mata.

Selain berdampak pada manusia, bahaya gas SO2 ini juga sangat berdampak
berbahaya pada lingkungan terutama udara. Sulfur dioksida ( SO2 ) adalah unsur
penting di atmosfer di daerah tercemar. Gas tersebut dipancarkan ke troposfer sebagai
akibat dari fenomena antropogenik dan alami. Sumber SO2 secara alami adalah
gunung berapi sedangkan sumber utama antropogenik dari SO2 adalah hasil
pembakaran BBM pada alat transportasi, peleburan bijih sulfida logam untuk
mendapatkan logam murni dan bakaran batu bara. Hujam asam disebabkan oleh reaksi
dari HSO2 dan O2 sehingga menjadi SO3 kemudian larut dalam awan, aerosol dan
bereaksi dengan H2O dan dikonversikan menjadi H2SO4. Hal tersebut dapat
berdampak merugikan pada lingkungan, tumbuhan dan hewan.
B. NAB GAS SO2
Menurut Permenakertrans No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Lingkungan Kerja, NAB dari Gas SO2 tersebut adalah :

Notasi Nama NAB PSD/KTD Berat Keterangan


Bahan Molekul
BDS Mg/M3 BDS Mg/M3
Kimia

SO2 0,1 0,25 64,07 Gangguan


fungsi paru-
paru, iritasi
saluran
pernafasan
bawah

C. Teori Lain yang Menunjang


BAB III METODE PELAKSANAAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 2 November 2020 pada pukul 07.00
- 12.20 dan dilakukan pada rumah mahasiswa masing-masing tepatnya di Raya Tenggilis
133 E RT01/RW03 Kecamatan/Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur.

B. METODE ANALISA
Menurut SNI 7119-7 :2017 dalam menguji kadar Sulfur Dioksida ( SO ) dengan
menggunakan metode pararosanilin menggunakan alat spektofotmeter
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
1. Labu ukur dengan ukuran 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml dan 1000 ml
2. Midget Impinger
3. Pipet volumetrik
4. Gelas ukur 100 ml
5. Gelas piala 100 ml, 250 ml, 500 ml dan 100 ml
6. Spektofotmeter sinar tampak dilengkapi kuvet
7. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
8. Buret 50 ml
9. Labu erlenmeyer asah bertutup 250 ml
10. Oven
11. Kaca Arloji
12. Termometer
13. Barometer
14. Pengaduk
15. Botol reagen
b. Bahan :
1. Larutan penjerap tetrakloromerkurat (TCM) 0,04 M
2. Larutan induk natrium metabisulfit (Na2S2O5)
3. Larutan standar natrium metabisulfit (Na2S2O5)
4. Larutan induk iod (I2) 0,1 N
5. Larutan iod 0,01 N
6. Larutan indikator kanji
7. Larutan asam klorida (HCl) (1+10)
8. Larutan induk natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
9. Larutan Na2S2O3 0,01 N
10. Larutan asam klorida (HCl) 1 M
11. Larutan asam sulfamat (NH2SO3H) 0,6% b/v
12. Larutan asam fosfat (H3PO4) 3M
13. Larutan induk pararosanilin hidroklorida (C19H17N3 HCl) 0,2%
14. Larutan kerja pararosanilin
15. Larutan formaldehilda (HCHO) 0,2% v/v
16. Larutan penyangga asetat 1 M (pH = 4,74)
D. PROSEDUR KERJA
a. Prosedur sampling

b. Prosedur Analisa
-
-
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
a. Kurva kalibrasi
Pada kurva kalibrasi didapatkan angka sebagi berikut :
Konsentrasi Absorbansi

0 0,028

0,2 0,030

0,4 0,032

0,6 0,034

0,8 0,036

1 0,38

1,2 0,4

Apabila dibuat dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut :

Dalam kurva tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan konsentrasi


diperlukan nilai absorban yang terbaca oleh alat spektrofotometer (x) yang akan
disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut :

y= 1,9855x + 0,3334
LEMBAR KVERJA
PENGAMBILAN CONTOH UJI
KUALITAS UDARA LINGKUNGAN KERJA

Form. XX

PENGAMBILAN CONTOH UJI


KUALITAS UDARA LINGKUNGAN KERJA

1. Nama Perusahaan : PT. Mancing Mantap


2. Tanggal Pelaksanaan : 3 November 2020
3. Alamat Perusahaan : Raya Tenggilis 133E RT01/RW03 Surabaya
4. Lokasi Pengukuran : Kec/Kel. Tenggilis Mejoyo. Kota Surabaya, Jawa Timur.
60292
( BIKIN DENAH )

Form. XX

5. Jam Pengukuran : 16.30


6. Tanggal Pengukuran : 3 November 2020
PARAM Fr (lpm)
Vol (ml) t (menit) Faktor Fisik ALAT TERKOREKSI
ETER ALAT TERKOREKSI
SO2 1 1,01 10 30 Sk (oC) 33,7 33,7
RH (%) 57 57
V angin (m/s ) 0,4-0,7 0,4-0,7
Arah Angin Ke Barat
Cuaca Cerah
Tekanan 758 mmHg
atmosfer (Pa)
Catatan :
Disimulasikan sampel sudah di baca
dengan menngunakan spectrofotometer
dengan hasil pembacaan absorbansi
sebesar 1,235

IDENTITAS ALAT Pengambil contoh uji Verifikasi

( Rachmah Catur Agustin ) ( ……………………. )


b. Kadar zat di udara lingkungan kerja

Diketahui :
V : 10 ml
F : 1,01 lpm
t : 30 menit
Pa : 758 mmHg
Ta : 33,7 C = 306,85 K

Jadi, diketahui volume udara yang terkoreksi dalam kondisi normal adalah 29,34 liter.

Lalu apabila sudah diketahui volume udara, selanjutnya adalah menghitung


konsentrasi SO2 di udara ambien dengan cara menghitung besaran jumlah SO2 ( a )
dari contoh uji berdasarkan kurva kalibrasi dengan menggunakan persamaan yang
sudah dibuat berdasarkan kurva kalibrasi, dengan diketahui nilai absorban yang telah
dibaca oleh alat spektrofotometer (x) sebesar 758 mmHg yaitu :

y = 1,9855 ( x ) + 0,3334

y = 1,9855 ( 758 ) - 0,3334

y = 1.505,009 - 0,3334

y = 1.504,6756 µg = 1,5 mg

Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai besaran jumlah SO2 sebesar 1,5 mg

Setelah mendapatkan nilai besaran SO2 langkah selanjutnya adalah untuk


menghitung kadar udara di lingkungan kerja.

Diketahui :

a = 1,5 mg

V = 29,34 liter

konversi L ke m3 = 1000
Rumus :

Perlu dikonversikan ke dalam satuan ppm dengan cara sebagai berikut :

Diketahui

Berat molekul SO2 = 64,7 g/mol

Konsentrasi SO2 = 51,12 mg/m3

Maka,

y ppm = 24,45 x konsentrasi mg/m3 : berat molekul

y mg/m3 = 24,45 x 51,12 : 64,7

= 1,249 : 64,7

y mg/m3 = 0,019 mg/m3

B. PEMBAHASAN

Didapatkan volume udara yang terkoreksi sebesar 29,34 liter. Dalam hasil uji yang
telah dihitung menggunakan rumus :

y ppm = 24,45 x konsentrasi mg/m3 : berat molekul

dapat menghasilkan 0,002 mg/m3. Konsentrasi SO2 dalam udara ambien di lingkungan kerja
yang mana jika dikomparasikan dengan Nilai Ambang Batas Kadar SO2 yang sesuai dengan
Permenakertrans No. 5 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja
menyebutkan bahwa Nilai Ambang Batas untuk gas SO2 sebesar 0,1 BDS atau 0,25 mg/m3.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
B. SARAN
REFERENSI
https://media.neliti.com/media/publications/110315-ID-analisis-risiko-kesehatan-lingkungan-
pap.pdf

file:///C:/Users/DELL/Downloads/15648-57358-3-PB.pdf
file:///C:/Users/DELL/Downloads/4731-35809-2-PB.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/14479-ID-analisis-kadar-gas-sulfur-dioksida-so2-
di-udara-ambien-pada-industri-makanan-rin.pdf

Anda mungkin juga menyukai