Pendahuluan
1.2 Tujuan
1. untuk mengetahui sikap dan cara menghadapi pasien marah
2. untuk mengetahui ciri klien yang sedang marah
3. untuk mengetahui penyebab marah
4. untuk mengetahui tehnik berkomunikasi terapeutik untuk mengatasi klien marah
5. hal yang tidak boleh dilakukan saat pasien marah
1
Bab 2
Tinjauan Teoritis
2.1 Pasien dalam Keadaan Marah
Terkadang kita segera merasa benci kepada pasien yang marah-marah. Tetapi
membenci pasien berlawanan dengan segala sesuatu yang telah diajarkan kepada kita.
Karena penyakitnya, pasien mempunyai perasaan hilang kendali, kewibawaan terganggu, dan
takut. Kemarahannya adalah mekanisme untuk mengatasi perasaan takutnya
Konfrontasi dapat menjadi teknik yang berguna untuk berbicara atau mewawancarai
pasien seperti itu. Dengan mengatakan “Anda kelihatan sangat marah” , Anda membuat
pasien dapat melepaskan sebagian ketakutannya. Cara konfrontasi lainnya adalah dengan
mengatakan, “Anda jelas merasa marah mengenai sesuatu hal. Beritahukanlah kepada saya
hal yang salah menurut Anda.” Anda harus mempertahankan ketenangan hati Anda dan
jangan menjadi defensif. Jika pada awal wawancara Anda mengetahui bahwa pasien sedang
marah, berusahalah untuk menghilangkan perasaan tersebut. Ajukanlah pertanyaan-
pertanyaan Anda dengan perlahan-lahan
Pasien marah karena berbagai alasan, tapi terutama karena kebutuhan, gagasan, dan
pengharapan mereka tidak terpenuhi. Karena itu kunci utama meredam kemarahan pasien
adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan, gagasan dan pengharapan mereka.
2
2.3 Penyebab Marah
1. Faktor fisik
a) Kelelahan yang berlebihan
b) Adanya zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah, seperti kurangnya zat
asamdi otak.
c) Hormon kelamin, seperti pada waktu menstruasi pada wanita
2. Faktor psikis
a) Rendah hati, menilai dirinya selalu merasa dirinya rendah dari yang sebenarnya.
b) Sombong, menilai dirinya melebihi dari yang sebenarnya
c) Egoistis, akan selalu mementingkan diri sendiri
Menurut Nuh, Hamzah, Hawwa ( 1993) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan kemarahan yaitu :
a) Lingkungan,
b) Pertengkaran dan perdebatan
c) Senda gurau dengan cara yang batil
d) Memusuhi orang lain dengan segala cara
e) Congkak dan sombong di muka bumi yanpa hak
f) Lupa mengendalikan diri
g) Orang lain tidak melaksanakan kewajibannya kepada sipemarah
h) Penjelasan orang lain terhadap aibnya
i) Mengingat permusuhan dan dendam lama
j) Lalai terhadap akibat ditimbulkan oleh marah.
2. Tunjukkan empati
Ketika ada pasien marah, cara terbaik menghadapinya adalah mendengarkan dan
menunjukkan empati daripada ikut berdebat dan berargumen. Sulit mengetahui akar
penyebab kemarahan, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan, ketakutan, atau hal lain.
Dokter perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan pasien mereka, meskipun kadang tidak
masuk akal. Agar bisa melakukannya, cobalah posisikan diri Anda di posisi mereka dan
rasakan sakit yang mereka rasakan. Anda mungkin tidak perlu menghiraukan ketika mereka
mengeluarkan kata-kata kasar ke diri Anda.
3
4. Jangan menghiraukan perasaan mereka
Tidak ada pasien marah yang suka dihiraukan oleh dokter atau perawat. Tenaga kesehatan
justru perlu memberi perhatian khusus ke pasien ini. Cara Anda menunjukkan respek akan
menunjukkan kepedulian Anda terhadap situasi yang sedang mereka hadapi. Ini juga bisa
dianggap sebagai perlindungan diri, untuk mencegah keluhan atau komentar negatif di media
sosial.
5. Hiburlah mereka
Jika Anda telah berusaha meredakan amarah pasien dan tidak berhasil, biarkan saja pasien marah.
Tidak ada orang yang sempurna, dan jika pasien ingin marah, biarkan mereka sedikit marah,
karena Anda tahu Anda telah memberi yang terbaik dan Anda tahu tidak Ada lagi yang bisa Anda
lakukan. Ingatlah untuk tetap tenang dan berusaha menghibur mereka, dan sampaikan bahwa
Anda memahami perasaan mereka. Biarkan keberuntungan, pelampiasan, dan waktu - akan
menyelesaikannya.
4
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pasien marah karena berbagai alasan, tapi terutama karena kebutuhan, gagasan, dan
pengharapan mereka tidak terpenuhi. Karena itu kunci utama meredam kemarahan pasien
adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan, gagasan dan pengharapan mereka.
3.2 Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi.
5
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/7527979/KOMUNIKASI_PADA_SITUASI_KHUSUS?
auto=download
6
Kasus :
Disebuah asrama, ada seorang mahasiswi mengalami sesak nafas saat dia sedang membaca.
Akhirnya dia dibawah ke rumah sakit terdekat oleh teman-temannya untuk diberikan
pertolongan pertama.
Dirumah sakit
Novi : suster, tolong teman saya (panik)
Nelly : baik mbak, kami akan segera melakukan pertolongan kepada teman mbak. Tapi
sebelumnya mbak tunggu diluar ya, agar kami dapat dengan tenang menangani teman
mbak
Novi : baiklah suster.
Diluar ruangan IGD, Novi menelepon orang tua Nadya.
Novi : selamat siang, benar dengan orang tuanya Nadya?
Ratna : ya, saya orang tuanya nadya. Ini siapa? Dan kenapa anda menelepon saya?
Novi : saya teman asramanya Nadya. Jadi begini bu, nadya sekarang berada di rumah sakit.
Tadi dia sesak pada saat membaca.
Ratna : Baiklah, saya akan segera kesana.
Didalam ruangan IGD
Nadya : (sesak nafas)
Nelly : Permisi ya mbak saya akan memasang alat bantu pernapasan, agar mbak lebih
enakan bernapasnya.
Setelah merasa baikan, perawat kembali mencabut oksigen yang telah terpasang
sebelumnya.
Nelly : selamat siang mbak
Nadya : selamat siang suster
Nelly : perkenalkan, saya perawat nelly yang bertugas di ruangan IGD siang ini, untuk
mengontrol dan merawat mbak selama ada disini. nama Mbak siapa