0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
282 tayangan4 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang komunikasi terapeutik yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk menangani pasien yang marah. Beberapa tips yang diberikan adalah dengan mendengarkan pasien secara empatik, berhati-hati dalam berbicara agar tidak memperparah situasi, tidak menghiraukan perasaan pasien, serta berusaha menenangkan pasien dengan cara menghibur.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang komunikasi terapeutik yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk menangani pasien yang marah. Beberapa tips yang diberikan adalah dengan mendengarkan pasien secara empatik, berhati-hati dalam berbicara agar tidak memperparah situasi, tidak menghiraukan perasaan pasien, serta berusaha menenangkan pasien dengan cara menghibur.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang komunikasi terapeutik yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk menangani pasien yang marah. Beberapa tips yang diberikan adalah dengan mendengarkan pasien secara empatik, berhati-hati dalam berbicara agar tidak memperparah situasi, tidak menghiraukan perasaan pasien, serta berusaha menenangkan pasien dengan cara menghibur.
TAHUN 2020 KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN MARAH
Ruang konsultasi bisa jadi selalu penuh dengan emosi,
khususnya dari pasien. Ketika pasien tidak bisa mengontrol emosi, dokter dan perawat terkadang perlu mengatasinya dengan komunikasi terapeutik. Berikut beberapa tips bagaimana Anda bisa menangani pasien atau anggota keluarga pasien yang marah:
1. Siaplah untuk menghadapi emosi yang beragam
Ketika menghadapi orang sakit, Anda mungkin akan menemukan berbagai reaksi emosi. Sesaat setelah mulai bekerja, Anda perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidaknyamanan yang mungkin muncul. Anda juga perlu mengidentifikasi kapan sesuatu akan berubah menjadi buruk, berdasarkan bahasa tubuh pasien. 2. Tunjukkan empati Ketika ada pasien marah, cara terbaik menghadapinya adalah mendengarkan dan menunjukkan empati daripada ikut berdebat dan berargumen. Sulit mengetahui akar penyebab kemarahan, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan, ketakutan, atau hal lain. Dokter perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan pasien mereka, meskipun kadang tidak masuk akal. Agar bisa melakukannya, cobalah posisikan diri Anda di posisi mereka dan rasakan sakit yang mereka rasakan. Anda mungkin tidak perlu menghiraukan ketika mereka mengeluarkan kata-kata kasar ke diri Anda. 3. Hati-hati dalam berbicara Kata-kata Perawat bisa dijadikan alat oleh pasien. Dalam situasi marah perawat perlu berhati-hati saat berbicara, sehingga tidak memperparah situasi. Kata-kata memiliki kekuatan, jadi daripada memperpanas kemarahan, Anda mungkin bisa membiarkan pasien Anda mencurahkan dan menyampaikan perasaan mereka. 4. Jangan menghiraukan perasaan mereka Tidak ada pasien marah yang suka dihiraukan oleh dokter atau perawat. Tenaga kesehatan justru perlu memberi perhatian khusus ke pasien ini. Cara Anda menunjukan respek akan menunjukkan kepedulian Anda terhadap situasi yang sedang mereka hadapi. Ini juga bisa dianggap sebagai perlindungan diri, untuk mencegah keluhan atau komentar negatif di media sosial. 5. Hiburlah mereka Jika Anda telah berusaha meredakan amarah pasien dan tidak berhasil, biarkan saja pasien marah. Tidak ada orang yang sempurna, dan jika pasien ingin marah, biarkan mereka sedikit marah, karena Anda tahu Anda telah memberi yang terbaik dan Anda tahu tidak Ada lagi yang bisa Anda lakukan. Ingatlah untuk tetap tenang dan berusaha menghibur mereka, dan sampaikan bahwa Anda memahami perasaan mereka. Biarkan keberuntungan,pelampiasan,waktu akan menyelesaikannya. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Nasir, dkk. 2009. Komunikasi Dalam Keperawatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta:SalembaMedika. Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Marhaeni, Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Jakarta : Graha Ilmu. Nurjannah, Intansari. 2005. Komunikasi Terapeutik (Dasar- dasar Komunikasi Bagi Perawat). Yogyakarta : Mocomedia.