Anda di halaman 1dari 4

“KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN MARAH”

OLEH:

KELOMPOK 5

1. FIRGITA LASIDO

2. YUNINDA TOMAYAHU

3. FRENGKI IGRIS

4. FITRI ANGRIANI K.PUTRI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH GORON ANTALO

TAHUN 2020
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN MARAH

Ruang konsultasi bisa jadi selalu penuh dengan emosi,


khususnya dari pasien. Ketika pasien tidak bisa mengontrol
emosi, dokter dan perawat terkadang perlu mengatasinya dengan
komunikasi terapeutik. Berikut beberapa tips bagaimana Anda
bisa menangani pasien atau anggota keluarga pasien yang marah:

1. Siaplah untuk menghadapi emosi yang beragam


Ketika menghadapi orang sakit, Anda mungkin akan
menemukan berbagai reaksi emosi. Sesaat setelah mulai
bekerja, Anda perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi
ketidaknyamanan yang mungkin muncul. Anda juga perlu
mengidentifikasi kapan sesuatu akan berubah menjadi buruk,
berdasarkan bahasa tubuh pasien.
2. Tunjukkan empati
Ketika ada pasien marah, cara terbaik menghadapinya adalah
mendengarkan dan menunjukkan empati daripada ikut berdebat
dan berargumen. Sulit mengetahui akar penyebab kemarahan,
bisa jadi karena mereka sedang kesakitan, ketakutan, atau hal
lain. Dokter perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan pasien
mereka, meskipun kadang tidak masuk akal. Agar bisa
melakukannya, cobalah posisikan diri Anda di posisi mereka dan
rasakan sakit yang mereka rasakan. Anda mungkin tidak perlu
menghiraukan ketika mereka mengeluarkan kata-kata kasar ke
diri Anda.
3. Hati-hati dalam berbicara
Kata-kata Perawat bisa dijadikan alat oleh pasien. Dalam
situasi marah perawat perlu berhati-hati saat berbicara, sehingga
tidak memperparah situasi. Kata-kata memiliki kekuatan, jadi
daripada memperpanas kemarahan, Anda mungkin bisa
membiarkan pasien Anda mencurahkan dan menyampaikan
perasaan mereka.
4. Jangan menghiraukan perasaan mereka
Tidak ada pasien marah yang suka dihiraukan oleh dokter
atau perawat. Tenaga kesehatan justru perlu memberi perhatian
khusus ke pasien ini. Cara Anda menunjukan respek akan
menunjukkan kepedulian Anda terhadap situasi yang sedang
mereka hadapi. Ini juga bisa dianggap sebagai perlindungan diri,
untuk mencegah keluhan atau komentar negatif di media sosial.
5. Hiburlah mereka
Jika Anda telah berusaha meredakan amarah pasien dan tidak
berhasil, biarkan saja pasien marah. Tidak ada orang yang
sempurna, dan jika pasien ingin marah, biarkan mereka sedikit
marah, karena Anda tahu Anda telah memberi yang terbaik dan
Anda tahu tidak Ada lagi yang bisa Anda lakukan. Ingatlah
untuk tetap tenang dan berusaha menghibur mereka, dan
sampaikan bahwa Anda memahami perasaan mereka. Biarkan
keberuntungan,pelampiasan,waktu akan menyelesaikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Nasir, dkk. 2009. Komunikasi Dalam Keperawatan


Teori dan Aplikasi. Jakarta:SalembaMedika.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Marhaeni, Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek.
Jakarta : Graha Ilmu.
Nurjannah, Intansari. 2005. Komunikasi Terapeutik (Dasar-
dasar Komunikasi Bagi Perawat). Yogyakarta : Mocomedia.

Anda mungkin juga menyukai