Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

(PERAN ILMU KOMUNIKASI


TERHADAP BIDANG KESEHATAN)

Oleh:
Lagut Sutandra S.Sos., MSP.,
Sulaiman ST., MKN.,
MEMBAHAS
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
2. TUJUAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
3. PRINSIP DASAR DALAM
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
4. TEHNIK DASAR DALAM
MELAKUKAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
5. HAMBATAN MELAKUKAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
6. TAHAPAN MELAKUKAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
7. STRATEGI MELAKUKAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
8. KESADARAN INTERPERSONAL
DEFENISI KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK adalah
komunikasi yang
direncanakan secara
sadar, bertujuan dan
kegiatannya
dipusatkan untuk
kesembuhan pasien
(Stuart, 1998).
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK adalah
komunikasi yang
mendorong proses
penyembuhan pasien
(Depkes RI, 1997).
KOMUNIKASI TERAPEUTIK adalah kemampuan atau
keterampilan perawat untuk membantu pasien beradaptasi
terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis, belajar dan
bagaimana berhubungan dengan orang lain (Northouse,
1998).
tujuan KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Menurut Stuart dan Sundeen (Hamid, 1996),
tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada
pertumbuhan pasien meliputi:
1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan
penghormatan terhadap diri
2. Rasa identitas personal yang jelas dan
peningkatan integritas diri.
3. Kemampuan untuk membina hubungan
interpersonal yang intim dan saling tergantung
dengan kapasitas untuk mencintai dan dicintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
personal yang realistik
tujuan KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Menurut Stuart dan Sundeen (Hamid, 1996),
tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada
pertumbuhan pasien meliputi:
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang
ada bila pasien pecaya pada hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
dirinya sendiri.
4. Tujuan terapeutik akan tercapai bila teraphis
memiliki karakteristik sebagai berikut (Hamid, 1999):
a. Kesadaran diri. b. Klarifikasi nilai. c. Eksplorasi
perasaan. d. Kemampuan untuk menjadi model
peran. e. Motivasi altruistik. f. Rasa tanggung jawab
dan etik.
KOMPONEN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

1. PENGIRIM (KOMUNIKATOR)
2. PESAN (message)
3. MEDIA (CHANNEL)
4. PENERIMA (KOMUNIKAN)
5. UMPAN BALIK
6. LINGKUNGAN
KARAKTER TERAPHIS
BERKOMUNIKASI TERAPEUTIK
Karakteristik perawat/teraphis yg dapat
menfasilitasi tumbuhnya hubungan yg teraputik
(Roger):
1. KEJUJURAN (TRUST WORTHY)
2. TIDAK MEMBINGUNGKAN DAN CUKUP
EKSPRESIF.
3. BERSIKAP POSITIF.
4. EMPATI BUKAN SIMPATI.
5. MAMPU MELIHAT
PERMASALAHAN PASIEN DARI
KACAMATA PASIEN.
6. MENERIMA PASIEN APA ADANYA.
7. SENSITIF TERHADAP PERASAAN
PASIEN.
8. TIDAK MUDAH TERPENGARUH OLEH
MASA LALU PASIEN ATAUPUN DIRI
PERAWAT SENDIRI.
NO KARAKTER TERAPHIS IMPLEMENTASI BERKOMUNIKASI
BERKOMUNIKASI TERAPEUTIK STATUS
TERAPEUTIK KEPADA PASIEN
1. KEJUJURAN Memberitahukan pasien, sebentar
(TRUSTWORTHY) lagi ajalnya akan dijemput malaikat X/

2. TIDAK MEMBINGUNGKAN
DAN CUKUP EKSPRESIF.
3. BERSIKAP POSITIF.
4. EMPATI BUKAN SIMPATI.
5. MAMPU MELIHAT
PERMASALAHAN PASIEN
DARI KACAMATA PASIEN.
6. MENERIMA PASIEN APA Pasien yang tidak bisa membayar
ADANYA. jasa terapis, tolak kedatangannya X/
7. SENSITIF TERHADAP
PERASAAN PASIEN.
8. TIDAK MUDAH Pasien yang pernah memutuskan
TERPENGARUH OLEH MASA cinta terapis pada saat H-1 X/
LALU PASIEN ATAUPUN DIRI menjelang pernikahan kita
PERAWAT SENDIRI.
SIKAP TERAPHIST DALAM
KOMUNIKASI TERAPUTIK
Sikap atau cara menghadirkan diri secara fisik
(Herber J, 1982):
1. Saling Berhadapan Antara Teraphist Dengan
Pasien
2. Menampilkan: “Saya Sebagai Teraphist Siap
Untuk Anda”
3. Membuka Bahasa Tubuh
Dengan Membungkuk Kearah
pasien
4. Keinginan mengatakan atau
mendengar sesuatu
5. Teraphist merespons, perhatian
dan keinginan membantu pasien
6. Mempertahankan sikap terbuka dan
tidak melipat kaki atau tangan
SIKAP TERAPHIST DALAM
KOMUNIKASI TERAPUTIK

Sikap atau cara menghadirkan diri secara fisik


(Herber J, 1982):
7. Menghargai pasien dan
mengatakan keinginan untuk
tetap berkomunikasi
8. Mempertahankan kontak mata,
mendengar dan memperhatikan
pasien
9. Menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi dan tetap rileks
untuk membuka diri
10. Menciptakan lingkungan baik,
menjaga privasi pasien dan rasa
nyaman
SIKAP TERAPHIST DALAM
KOMUNIKASI TERAPUTIK

4. Isyarat obyek, yaitu


obyek yang digunakan pakaian dan benda pribadi
secara sengaja atau lainnya.
tidak sengaja oleh
seseorang

5. Ruang memberikan
isyarat tentang norma-norma social
kedekatan hubungan budaya yang dimiliki
antara dua orang

6. Sentuhan, yaitu fisik


antara dua orang dan tatanan dan latar belakang
merupakan budaya, jenis hubungan,
komunikasi non verbal jenis kelamin, usia dan
yang paling personal harapan.
SIKAP TERAPHIST DALAM
KOMUNIKASI TERAPUTIK
Sikap terapeutik juga dapat teridentifikasi melalui perilaku
non verbal. Stuart dan Sundeen (1999) mengatakan ada lima
kategori komunikasi non verbal, yaitu :

1. Isyarat vokal, yaitu tekanan suara, kualitas


isyarat paralingustik suara, tertawa, irama dan
kecepatan bicara.

2. Isyarat tindakan, yaitu semua gerakan tubuh : ekspresi


wajah dan sikap tubuh.

3. Isyarat obyek, yaitu


obyek yang digunakan pakaian dan benda pribadi
secara sengaja atau lainnya.
tidak sengaja oleh
seseorang
TEHNIK UMUM DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK SEORANG TERAPHIS
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian;
teraphist berusaha mengerti pasien dengan cara
mendengarkan masalah yang disampaikan pasien.
Sikap teraphist menghadapi pasien saat sedang
berbicara:
• Tidak menyilangkan
kaki dan tangan
• Hindari gerakan
yang tidak perlu
• Anggukkan kepala
jika pasien
membicarakan hal
yang penting atau
memerlukan umpan
balik
• Condongkan tubuh
kearah lawan bicara
TEHNIK UMUM DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK SEORANG TERAPHIS
2. Menunjukkan penerimaan untuk
membangun rasa percaya dan
mengembangkan empati;
Teraphis harus waspada terhadap ekspresi
wajah dan gerakan tubuh yang menyatakan
tidak setuju, seperti:
•Mengerutkan kening atau menggelengkan
kepala
•Sikap mendengarkan tanpa memutuskan
pembicaraan
•Memberikan umpan balik verbal tanpa
memutuskan pembicaraan
•Menghindari perdebatan, ekspresi keraguan
atau usaha untuk mengubah pikiran pasien,
misalnya dalam percakapan:
 Pasien: “Saya telah melakukan
beberapa kesalahan“
 Teraphis: “Saya ingin
mendengarkannya., tidak apa-apa jika
anda ingin mendiskusikan hal ini dengan
saya“
TEHNIK UMUM DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK SEORANG TERAPHIS
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan ;
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai
masalah yang disampaikan pasien Misalnya : “ Tadi Anda
katakan memiliki tiga orang anak, siapa yang anda rasa
paling dekat dengan Anda “
4. Mengulang ucapan dengan pasien dengan kata-kata
sendiri.
Teraphis memberikan umpan balik bahwa ia mengerti
pesan dan berharap komunikasi dilanjutkan, misalnya:
Pasien : “Saya tidak dapat tidur dan sepanjang malam
saya terjaga”
Perawat : “Anda mengalami kesulitan tidur……..”
5. Mengklarifikasi dan menyamakan pengertian;
Teraphis berusaha menjelaskan dalam kata-kata
mengenai ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh
pasien Misalnya :
•“Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang Anda katakan

•“Apa yang anda maksud dengan ….”
TEHNIK UMUM DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK SEORANG TERAPHIS
6. Memfokuskan dan membatasi bahan pembicaraan
sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan
dimengerti
Usahakan untuk tidak memutuskan pembicaraan ketika
pasien menyampaikan masalah yang penting Misalnya :
•“Hal ini tampak penting, mari kita bicarakan lebih dalam
lagi”
•“Apa yang sudah
7. Menyatakan Hasilkita sepakai untuk dibicarakan “
Observasi:
Pasien dapat menguraikan apakah pesannya diterima
dengan benar atau tidak.
Teraphis harus memberikan umpan balik kepada pasien
dengan menyatakan hasil pengamatannya Misalnya :
•“Anda tampak tegang “
•“Anda tampak tidak tenang bila Anda ……”
8. Menawarkan Informasi;
Memfasilitasi pasien untuk mengambil keputusan Perawat
tidak dibenarkan memberikan nasehat kepada pasien ketika
memberikan informasi
TEHNIK UMUM DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK SEORANG TERAPHIS
9. Diam;
Memberikan kesempatan kepada
teraphist dan pasien untuk
mengorganisasi pikirannya Misalnya :
Pasien : “ Saya marah !“
Teraphist : ( diam )
10.Meringkas;
Untuk membantu mengingat topik yang telah
dibahas sebelum meneruskan
pembicaraan berikutnya, misalnya:
• “Selama lima belas menit ini anda dan
saya telah membicarakan.......apa ya ”
11.Memberikan penghargaan Misalnya
:
“Ibu tampak cocok sekali mengenakan
kerudung berwarna coklat ini “
12.Menawarkan diri dengan respon yang
diharapkan;
contoh: “Saya akan duduk menemani Ibu selama 15
menit”
TEHNIK UMUM DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK SEORANG TERAPHIS

13.Memberikan kesempatan kepada


pasien untuk memulai
pembicaraan;
Teraphis dapat merangsang untuk
mengambil inisatif dan merasakan
bahwa ia diharapkan untuk
membuka pembicaraan Misalnya :
•“Apakah ada sesuatu yang ingin
Anda bicarakan ? “
•“Apakah yang sedang Anda pikirkan
?”
14.Menganjurkan untuk meneruskan
pembicaraan;
Memberikan kesempatan kepada
pasien untuk mengarahkan hampir
seluruh pembicaraan Misalnya :
•“……………..Teruskan…………..”da
n kemudian ……………”
•“Coba ceritakan kepada saya
tentang hal tersebut “
HAMBATAN PSIKOLOGIS PASIEN
BERKOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Resisten (penolakan);
Upaya pasien untuk tetap tidak
menyadari penyebab sakit yang
diderita karena mengalami
ansietas (kecemasan yang
berlebihan) yang dialami pasien.
2. Transference (benci,
kemarahan, ketergantugan);
Respon yang tidak disadari,
dimana pasien mengalami
perasaan dan sikap terhadap
teraphist yang terkait dengan
figur yang mampu memberikan
kesembuhan di masa lalu
pasien.
3. Konter-transferens; kebuntuan terapeutik yang dibuat
oleh teraphist, bukan oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai