Anda di halaman 1dari 55

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN MATEMATIKA WAJIB


KELAS XII.IPS

Disusun oleh
Tim Mata Pelajaran Matematika
1. Andre Maulana, A.Ma., S.Pd
2. Yuqita Miria, S.Pd.
3. Qoyma Yusnitha, S.Pd.
4. Yuvita Andriani, S.Pd., M.M.
5. Intan Puspita Sari, S.Pd.

SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA


SEMESTER GANJIL
TERAKREDITASI AMAT BAIK
TAHUN AJARAN 2020/2021
PENGESAHAN PENULISAN BAHAN AJAR

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA WAJIB UNTUK


KELAS XII.IPS

Oleh
ANDRE MAULANA, A.Ma., S.Pd.
NIY. 19950508201311088
Guru Mata Pelajaran Matematika Wajib di Kelas XII.IPS

SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA


TERAKREDITASI A (AMAT BAIK)
GANJIL 2020

Ditulis oleh

Andre Maulana, A.Ma., S.Pd.

Disahkan oleh Disetujui oleh


Kepala Sekolah Waka Kurikulum

Dra. Hj. Erlina. B Mugiasih, S.Si.

SEKOLAH UNGGUL DALAM PRESTASI DAN BUDI PEKERTI


SILABUS MATEMATIKA WAJIB

Satuan Pendidikan : SMA SENTOSA BHAKTI


Kelas : XII (Dua Belas)
Kompetensi Inti :

 KI-1dan KI-2:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), bertanggungjawab, responsif, dan pro-aktif dalamberinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan

kawasan internasional”.

 KI 3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

 KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode

sesuai kaidah keilmuan


Kompetensi Materi KegiatanPembelaja
Indikator
Dasar Pokok ran
3.1  Memahami konsep Geometri  Mengamati

geometri ruang Ruang dan mengidentifikasi


Mendeskrips
 Mengidentifikasi - Jarak fakta pada jarak
ikanjarakdala
fakta pada jarak dalam antar Titik dalam ruang (antar
mruang
ruang (antar titik, titik ke - Jarak titik, titik ke garis,
(antartitik,
garis, dan titik ke bidang) Titik ke dan titik ke bidang)
titikkegaris,
 Mendeskripsikan Garis  Mengumpul
dantitikkebid
jarak dalam ruang (antar - Jarak kan dan mengolah
ang)
titik, titik ke garis, dan titik Titik ke informasi untuk

ke bidang) Bidang membuat


4.1  Menentukan jarak
kesimpulan, serta
dalam ruang (antar titik,
Menentukanj menggunakan
titik ke garis, dan titik ke
arakdalamru prosedur untuk
bidang)
ang menentukan jarak
 Menyelesaikan
(antartitik, dalam ruang (antar
masalah yang berkaitan
titikkegaris, titik, titik ke garis,
dengan geometri ruang
dantitikkebid dan titik ke bidang)
 Menyajikanpenyele
ang)  Menyelesaik
saianmasalah yang
anmasalah yang
berkaitandengangeometriru
berkaitandengangeo
ang
metriruang

 Menyajikanp
Kompetensi Materi KegiatanPembelaja
Indikator
Dasar Pokok ran
enyelesaianmasalah

yang

berkaitandengangeo

metriruang
3.2  Mengidentifikasifak Statistika  Mengamatid

tapadaukuranpemusatandan - anmengidentifikasifa
Menentukan
penyebarandata Penyajian ktapadaukuranpemu
danmenganal
yangdisajikandalambentukt data satandanpenyebaran
isisukuranpe
abeldistribusifrekuensidan - data
musatandanp
histogram UkuranPe yangdisajikandalam
enyebaran
 Menentukan ukuran musatan bentuktabeldistribusi
data yang
pemusatan dan penyebaran data frekuensidan
disajikandala
data yang disajikan dalam - histogram
mbentuktabe
bentuk tabel distribusi UkuranPe  Mengumpul
ldistribusifre
frekuensi dan histogram nyebaran kandanmengolahinfo
kuensidan
 Menganalisis Data rmasiuntukmembuat
histogram
ukuran pemusatan dan kesimpulan,

penyebaran data yang sertamenggunakanpr

disajikan dalam bentuk oseduruntukmenentu

tabel distribusi frekuensi kanukuranpemusata

dan histogram ndanpenyebarandata


4.2  Menyelesaikanmas
yangdisajikandalam
alah yang
Menyelesaik bentuktabeldistribusi
Kompetensi Materi KegiatanPembelaja
Indikator
Dasar Pokok ran
anmasalah berkaitandenganpenyajian frekuensidan

yang data histogram

berkaitanden hasilpengukurandanpencac  Mengumpul

ganpenyajian ahandalamtabeldistribusifre kandanmengolahinfo

data kuensidan histogram rmasiuntukmembuat

hasilpenguku  Menyajikanpenyele kesimpulan,

randanpenca saianmasalah yang sertamenggunakanpr

cahandalamt berkaitandenganpenyajian oseduruntukmenyele

abeldistribusi data saikanmasalah yang

frekuensidan hasilpengukurandanpencac berkaitandenganpen

histogram ahandalamtabeldistribusifre yajian data

kuensidan histogram hasilpengukurandan

pencacahandalamtab

eldistribusifrekuensi

dan histogram

 Menyajikanp

enyelesaianmasalah

yang

berkaitandenganpen

yajian data

hasilpengukurandan

pencacahandalamtab

eldistribusifrekuensi
Kompetensi Materi KegiatanPembelaja
Indikator
Dasar Pokok ran
dan histogram
3.3  Memahamikonsepk Kaidah  Mengamatid

aidahpencacahan Pencacaha anmengidentifikasifa


Menganalisis
 Mengidentifikasifak n ktapadaaturanpencac
aturanpencac
tapadaaturanpencacahan - ahan
ahan
(aturanpenjumlahan, AturanPen (aturanpenjumlahan,
(aturanpenju
aturanperkalian, permutasi, jumlahan aturanperkalian,
mlahan,
dankombinasi) - permutasi,
aturanperkali
melaluimasalahkontekstual AturanPer dankombinasi)
an,
 Menganalisis aturan kalian melaluimasalahkont
permutasi,
pencacahan (aturan - ekstual
dankombinas
penjumlahan, aturan Permutasi  Mengumpul
i)
perkalian, permutasi, dan danKombi kandanmengolahinfo
melaluimasal
kombinasi) melalui nasi rmasiuntukmembuat
ahkontekstua
masalah kontekstual kesimpulan,
l
4.3  Menyelesaikanmas sertamenggunakanpr

alahkontekstual yang oseduruntukmenyele


Menyelesaik
berkaitandengankaidahpenc saikanmasalahkonte
anmasalahko
acahan kstual yang
ntekstual
(aturanpenjumlahan, berkaitandengankaid
yang
aturanperkalian, permutasi, ahpencacahan
berkaitanden
dankombinasi) (aturanpenjumlahan,
gankaidahpe
 Menyajikanpenyele aturanperkalian,
Kompetensi Materi KegiatanPembelaja
Indikator
Dasar Pokok ran
ncacahan saianmasalah yang permutasi,

(aturanpenju berkaitandengankaidahpenc dankombinasi)

mlahan, acahan  Menyajikanp

aturanperkali (aturanpenjumlahan, enyelesaianmasalah

an, aturanperkalian, permutasi, yang

permutasi, dankombinasi) berkaitandengankaid

dankombinas ahpencacahan

i) (aturanpenjumlahan,

aturanperkalian,

permutasi,

dankombinasi)
3.4  Memahamikonsepp PeluangK  Mengamatid

eluangkejadianmajemuk ejadianMa anmengidentifikasifa


Mendeskrips
 Mengidentifikasifak jemuk ktapadapeluangkejad
ikandanmene
tapadapeluangkejadianmaje - ianmajemuk(peluang
ntukanpeluan
muk(peluang, kejadian- Kejadians , kejadian-
gkejadianmaj
kejadiansalingbebas, alingbebas kejadiansalingbebas,
emuk
salinglepas, - salinglepas,
(peluangkeja
dankejadianbersyarat)daris Kejadians dankejadianbersyarat
dian-
uatupercobaanacak alinglepas )darisuatupercobaan
kejadiansalin
 Mendeskripsikan - acak
gbebas,
peluang kejadian majemuk Peluangke  Mengumpul
salinglepas,
(peluang kejadian-kejadian jadianbers kandanmengolahinfo
Kompetensi Materi KegiatanPembelaja
Indikator
Dasar Pokok ran
dankejadianb saling bebas, saling lepas, yarat rmasiuntukmembuat

ersyarat) dan kejadian bersyarat) dari kesimpulan,

darisuatuperc suatu percobaan acak sertamenggunakanpr

obaanacak  Menentukan oseduruntukmenyele

peluang kejadian majemuk saikanmasalahyang

(peluang kejadian-kejadian berkaitandenganpelu

saling bebas, saling lepas, angkejadianmajemu

dan kejadian bersyarat) dari k (kejadian-

suatu percobaan acak kejadiansalingbebas,


4.4  Menyelesaikan
salinglepas,
masalah yang berkaitan
Menyelesaik dankejadianbersyarat
dengan
anmasalah )
peluangkejadianmajemuk
yang  Menyajikan
(kejadian-
berkaitanden masalah yang
kejadiansalingbebas,
ganpeluangk berkaitandenganpelu
salinglepas,
ejadianmaje angkejadianmajemu
dankejadianbersyarat)
muk k (peluang, kejadian-
 Menyajikanmasalah
(peluang, kejadiansalingbebas,
yang
kejadian- salinglepas,
berkaitandenganpeluangkej
kejadiansalin dankejadianbersyarat
adianmajemuk (peluang,
gbebas, )
kejadian-
salinglepas,
kejadiansalingbebas,
Kompetensi Materi KegiatanPembelaja
Indikator
Dasar Pokok ran
dankejadianb salinglepas,

ersyarat) dankejadianbersyarat)

Baturaja, Juli 2020


Mengetahui,
Kepala SMA Sentosa Bhakti Guru Mata Pelajaran,

Dra. Hj. Erlina. B Andre Maulana, A.Ma., S.Pd.


NIY 19660628199472001 NIY 19950508201311088

BAB I
DIMENSI TIGA
Kompetensi Dasar :

3.1. Mendeskripsikan dimensi tiga

4.1. Menyajikan dimensi tiga sebagai sarana belajar

Tujuan Pembelajaran :

1. Menjelaskan dimensi tiga


2. Menjelaskan pengertian dimensi tiga

3. Mengidentifikasi pemakai dimensi tiga

4. Menjelaskan penggunaan dimensi tiga

5. Menganalisis

A. Pengertian Dimensi tiga

Dimensi tiga merupakan bangun dengan ukuran yang terdiri atas panjang,

lebar, dan tinggi. Dimensi tiga juga sering disebut juga dengan bangun ruang. ...

Unsur tersebut adalah diagonal sisi, diagonal ruang, bidang frontal, dan bidang

diagonal. Unsur tersbut dapat dilihat pada gambar di bawah.

C. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Dimensi Tiga

Dimensi tiga terbentuk dari 3 elemen yaitu titik, garis, dan bidang. Titik

adalah lukisan tanda noktah yang dibubuhi nama menggunakan huruf kapital.

Suatu titik tidak memiliki besaran dan tidak berdimensi. Garis adalah himpunan

titik-titik yang hanya memiliki ukuran panjang dan berdimensi satu. Sedangkan

bidang adalah himpunan titik-titik yang memiliki ukuran panjang dan luas,

sehingga dikatakan berdimensi dua. Bidang adalah luasan (bidang datar), dan

hanya dapat dibentuk dari :

1.Tiga titik berbeda

2.Satu titik dan satu garis

3.Dua garis yang berpotongan atau sejajar.

Contoh titik, garis, dan bidang digambarkan di bawah ini :


Suatu titik, garis, ataupun bidang memiliki suatu posisi atau kedudukannya satu

sama lain. Kedudukan ini mempunyai syarat-syarat khusus yaitu sebagai berikut :

Kedudukan titik terhadap garis

a. Titik terletak pada garis

Titik berada pada garis karena garis itu melalui titik. Contohnya titik A, P, dan

titik B pada gambar 2.

b. Titik berada di luar garis

Titik berada di luar garis karena garis itu tidak melalui titik. Contohnya titik

Q.

Kedudukan titik terhadap bidang

1.Titik berada pada bidang terjadi karena Bidang melalui titik

2.Titik berada pada garis yang terletak pada bidang itu.

Contohnya titik P Titik berada di luar bidang

Titik berada di luar bidang terjadi karena :

1.Bidang tidak melalui titik

2.Titik tidak berada pada garis yang berada pada bidang itu.
Contohnya titik Q

Kedudukan garis terhadap bidang adalah sebagai berikut :

1.Garis berada terletak pada bidang contohnya garis AB,AC, dll (gambar 4). Garis

berada pada bidang karena ada dua titik yang dilalui garis pada bidang itu.

2.Garis memotong atau menembus bidang yaitu contohnya garis PQ. Garis

menembus/memotong bidang karena ada satu titik yang dilalui garis pada bidang

itu (titik tembus).

3.Garis sejajar dengan bidang contohnya garis RS. Garis sejajar dengan bidang

karena garis itu sejajar dengan salah satu garis pada bidang itu atau tidak memiliki

satupun titik persekutuan.

Kedudukan Bidang terhadap Bidang lain

a. Dua bidang yang saling sejajar.

Dua bidang sejajar apabila tidak ada satupun garis berpotongan bidang dari kedua

bidang.

b. Dua bidang saling berpotongan


Dua bidang berpotongan apabila terdapat garis perpotongan bidang, yaitu

garis persekutuan yang merupakan bagian dari kedua bidang.

c. Dua bidang saling berimpit

Dua bidang saling berimpit ( α, β). Apabila setiap titik yang terletak pada bidang α

juga terletak pada bidang β atau setiap titik yang terletak pada bidang β juga

terletak pada bidang α.

Kedudukan titik, garis dan bidang memiliki suatu aksioma. Aksioma adalah

sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima sebagai suatu kebenaran

dan bersifat umum. Tanpa perlu adanya pembuktian dari kita sendiri. Aksioma

terhadap kedudukan garis, dan bidang adalah sebagai berikut :

1.Apabila dua buah bidang berpotongan tegak lurus, maka seluruh garis dari

bidang 1 terhadap bidang 2 juga tegak lurus.

2.Hasil perpotongan dua bidang adalah garis, sedangkan hasil perpotongan tiga

bidang dapat berupa garis atau titik.

Proyeksi Titik dan Garis Pada Bidang

Proyeksi adalah proses penjatuhan (pemindahan) titik dan garis pada suatu

bidang. Proyeksi dapat disebut juga dengan pencerminan. Proyeksi dilakukan

dengan cara menjatuhkan titik atau titik tersebut pada garis tegak lurus terhadap

bidang, dan biasanya dilambangkan dengan tanda aksen (‘). Berikut di bawah ini

adalah bentuk-bentuk proyeksi titik atau garis ke suatu bidang.


Jarak dari Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang

Jarak adalah panjang ruas garis penghubung kedua bangun itu yang terpendek dan

bernilai positif.

a. Jarak antara titik dan titik

Jarak antara titik A dan titik B adalah panjang ruas garis AB.

b. Jarak antara titik dan garis

Jarak antara titik A dan garis g (titik A terletak di luar garis g) adalah panjang ruas

garis AA’, dengan titik A’ merupakan proyeksi titik A pada garis g. Dengan

perkataan lain jarak antara titik A dan garis g ditentukan dengan cara menarik

garis dari titik A tegak lurus garis g sehingga memotong garis g dititik A’, maka

garis AA’ adalah jarak antara titik A dan garis g. (lihat gambar 11 (a) ). Jika garis

g terletak pada suatu bidang dan titik A berada di luar bidang tersebut, maka

untuk menentukan jarak antara titik A dan garis g ditempuh dengan membuat

garis AB yang tegak lurus bidang, kemudian tariklah garis BC yang tegak lurus

garis g, sehingga diperoleh panjang ruas garis AC yang merupakan jarak antara

titik A dan garis g. (lihat gambar 11 (b) ).


c. Jarak antara titik dan bidang

Jarak antara titik A dan bidang α adalah panjang ruas garis AA’. Dengan titik A’

merupakan proyeksi titik A pada bidang α .Karena AA’ ⊥ a dan AA’ b maka

hasilnya adalah AA’ bidang α

Jarak Dua Garis Sejajar, Jarak Garis dan Bidang Yang Sejajar, Jarak Dua Bidang

Sejajar

a. Jarak Dua Garis Sejajar

Jarak antara garis g dan h yang sejajar adalah garis AB, dengan titik A adalah

sebarang titik pada garis g dan titik B merupakan proyeksi titik A pada garis h.

b. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar

Jarak antara garis g dan bidang α = panjang ruas garis AB ( AB tegak lurus bidang

α dan garis g).

c. Jarak dua bidang yang saling sejajar

Bidang α sejajar dengan bidang β maka jarak kedua bidang = panjang ruas garis

AB ( AB tegak lurus dengan kedua bidang)


.

Sudut Antara Garis dan Bidang

Sudut adalah kemiringan yang dihasilkan antara garis dengan garis atau garis

dengan bidang. Sudut pada dimensi tiga biasa disimbolkan dengan α, β, atau θ.

Jika garis b tidak tegak lurus pada bidang α maka sudut antara garis b dan bidang

α adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis g dan proyeksi garis g pada bidang

α. Jika garis B tegak lurus pada bidang α maka sudut antara garis b dan bidang α

adalah 900

Jika garis B terletak pada bidang α atau sejajar dengan bidang α maka sudut antara

garis B dan bidang α adalah 00

Sudut Antara Dua Bidang


Sudut antara dua bidang (yang berpotongan) adalah sudut yang terbentuk oleh dua
garis pada masing-masing bidang tadi di mana setiap garis itu tegak lurus pada
garis potong kedua bidang tersebut di satu titik. Garis ( α, β) = perpotongan
bidang α dan β. AB dan BC tegak lurus ( α, β)
Contoh soal :
1. Pada limas beraturan T.ABCD, panjang rusuk tegaknya 25 cm dan panjang
rusuk alasnya 7√2 cm. Jarak titik T ke bidang ABCD sama dengan …

2. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm, titik P adalah tepat
ditengah CG, tentukan jarak titik C ke garis AP!
Jawaban :
Posisi titik C dan garis AP pada kubus sebagai berikut:
3. Panjang rusuk kubus ABCD . EFGH adalah 6 cm. Jika S adalah titik potong EG
dan FH, maka jarak DH ke AS adalah …
Jawaban :

4. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisi 12 cm. Titik P adalah perpotongan


diagonal bidang ABCD. Tentukan jarak titik P ke titik G
Jawaban :
Gambar sebagai berikut

5.Pada kubus ABCDEFGH, titik P pada AD dan titik Q pada EH sehingga


AP=EQ = 12 cm. Jika panjang rusuk 12√3 cm maka jarak A ke BPQF sama
dengan …
Jawaban :
Lembar
Kerja Dimensi Tiga
oleh andre maulana
Peserta Alokasi Waktu : 9 x 45 menit
Kelompok :
Didik
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

Gambar 1 : Beberapa gambar peralatan rumah tangga

Perhatikan bentuk-bentuk bangun ruang yang sering kita jumpai


dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kamar tidur berbentuk
balok, kotak makanan berbentuk kubus dan lain sebagainya.
Pernakah anda berpikir bahwa dalam bangun-bangun tersebut
terdapat beberapa istilah yang akan dibahas pada bab ini yaitu
jarak antar titik, jarak titik ke garis, dan jarak titik ke bidang.
Kompetensi Dasar:
3.1 Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke
garis, dan titik ke bidang)
4.1 Menentukan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis,
dan titik ke bidang)
Indikator:
1. Siswa mampu mengidentifikasi dan menentukan jarak dalam
ruang (antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang)
2. Siswa mampu memecahkan masalah berkaitan dengan jarak
dalam ruang (antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang)

Alat dan Bahan : Whiteboard, LCD, laptop, spidol, penggaris, dan


alat tulis lainnya.

Petunjuk Pengisian Lembar Kerja :


1. Bacalah kemudian pahami dengan seksama lembar kerja ini!
2. Diskusikan dengan teman satu kelompok, Ayo Belajar dan
pemecahan masalah pada lembar kerja ini, kemudian
tuliskan penyelesaiannya pada bagian yang telah diberikan.
3. Jika terdapat kesulitan dalam memahami atau menentukan
penyelesaian permasalahan maka mintalah bimbingan pada
Guru.
AYO BELAJAR
JARAK ANTAR TITIK

Inovasi JNE untuk Memudahkan


Proses Pengemasan Paket oleh
Pelanggan di Awal Tahun
Tahun ini, langkah untuk memenuhi salah
satu kebutuhan pelanggan saat melakukan
aktifitas pengiriman, kembali JNE lakukan dengan
menyediakan Packaging Center di titik layanan.
Fasilitas ini adalah sebuah ruangan khusus,
dimana pelanggan dapat berkonsultasi, bahkan
meminta bantuan petugas JNE, terkait kemasan
paket yang akan dikirimkan. Untuk mencegah
berbagai resiko yang dapat terjadi selama paket
dalam proses pengantaran, maka paket harus
dibungkus dalam kemasan dengan cara yang
tepat.
Sebagai langkah awal, Packaging Center https://www.google.com/sear
disediakan di titik layanan JNE Jl. Tomang Raya ch?q=PACKING+JNE&safe=
strict&client=firefox-b-d&sa
No.9 Jakarta Barat, yang juga merupakan kantor
=X&sxsrf=
pusat JNE dan salah satu gerai yang paling banyak
dikunjungi pelanggan. Bukan hanya sebagai
tempat berkonsultasi dan meminta bantuan
dalam pengemasan paket, Packaging Center pun
menjual berbagai macam kemasan khusus yang
dapat memaksimalkan keamanan isi paket.
Masalah 1

Bangun berikut merepresentasikan kota-kota yang terhubung


dengan jalan dalam wilayah pengiriman paket oleh JNE. Titik
merepresentasikan kota dan ruas garis merepresentasikan jalan
yang menghubungkan kota wilayah pengiriman paket oleh JNE.

53 km A
B
47 km
48 km

50 km
57 km

D
C 46 km

Gambar 1 : Gambar Kota dan jalan yang menghubungkannya


Amir seorang kurir JNE berencana menuju kota C berangkat dari
kota A. Tentukan rute perjalanan yang mungkin ditempuh oleh Amir.
Tulis kemungkinan rute yang ditempuh Amir pada tabel 1.1
Kemudian tentukan panjang rute-rute tersebut. Rute manakah yang
terpendek? Menurut pendapat kalian berapa jarak antar kota A dan
C?

Tabel 1 : Kemungkinan Rute yang ditempuh Amir


N Kemungkinan Rute dari Kota A ke Kota C Panjang Lintas
1
2
3
4
5

Masalah 2

Perhatikan masalah berikut ini.

B
A
Gambar 2 : Jarak Dua Titik

Jika G1 dan G2 adalah bangun-bangun geometri. Maka G1 dan G2 dapat dipikirkan


sebagai himpunan titik-titik dari G1 dan G2 dapat dilakukan pemasangan satu-satu
antara titik-titik pada G1 dan G2. Jika AB adalah yang terpendek antara semua ruas garis
penghubung titik-titik itu, maka panjang ruas garis AB disebut jarak bangun G1 dan G2.

Dari kegiatan mengamati diatas, tulislah istilah penting dari hasil


pengamatan kalian.
AYO CARI INFORMASI DAN BERNALAR

Tabel Jarak antar titik dalam bangun ruang

NO Bangun Ruang Pertanyaan Jawaban


a. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik F dan
G?
1. b. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik B dan
D?
a. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik P dan
N?
2. b. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik Q dan
L?
a. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik E dan
F?
3. b. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik B dan
D?
a. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik T dan
D?
4. b. Manakah yang
merupakan jarak
antara titik B dan
D?
Masalah 3

Dalam suatu kamar berukuran 4m x 4m x 4m dipasang lampu tepat


di tengah-tengah atap. Kamar tersebut digambarkan sebagai kubus
ABCD. EFGH. Berapa jarak lampu ke salah satu sudut lantai kamar?
Latihan

1. Diketahui limas beraturan T.ABC dengan bidang


alas berbentuk segitiga sama sisi. TA tegak lurus
dengan bidang alas. Jika panjang AB = 4√2 cm dan
TA = 4 cm. Tentukan jarak antara titik T dan C!

Jawab:
2. Diketahui panjang AB = 10 cm dan TA = 13 cm. Titik O
merupakan titik tengah garis BE. Tentukan jarak antara
titik T dan O pada gambar disamping!

Jawab:
Ayo Belajar
Jarak Titik ke Garis

Tabel Jarak titik ke garis pada bangun ruang

No Bangun Ruang Keterangan


Dari gambar di samping, panjang
ruas garis EA adalah jarak antara
titik E dengan ruas garis AB.
1
Panjang ruas garis BC merupakan
jarak antara titik C dengan ruas garis
AB.
Dari Gambar di samping, panjang
ruas garis OR merupakan jarak
2 antara titik R dengan ruas garis OP.

Dari gambardi samping, panjang


ruas garis DC merupakan jarak
antara titik D dengan ruas garis BC.
3
Panjang ruas garis AE merupakan
jarak antara titik A dengan ruas garis
EF.

Dari kegiatan mengamati di atas, tulislah istilah penting dari hasil


pengamatan anda.
Masalah 1

Tiga paku ditancapkan papan sehingga menjadi titik sudut segitiga


siku-siku (lihat Gambar a). Seutas tali diikatkan pada dua paku yang
ditancapkan (lihat Gambar b). Misal paku-paku tersebut
digambarkan sebagai titik A,B, dan C seperti Gambar c dengan AC=
6 cm, BC= 8 cm, dan AB= 10 cm.

Gambar a Gambar b

Gambar C
Melalui eksperimen kecil, tentukan panjang tali minimal yang
menghubungkan paku C (titik C) dengan tali yang terpasang pada
paku A dan paku B (ruas garis AB). Apa syarat yang harus dipenuhi
agar mendapatkan panjang tali mnimal? Beri alasan untuk jawaban
anda.
Masalah 2

Diberikan kubus ABCD.EFGH sebagai berikut. Jika panjang rusuk kubus adalah
2 cm, berapakah jarak titik A ke diagonal bidang EB?

Ayo Selesaikan
Masalah 3

Diberikan segitiga siku-siku ABC seperti gambar dibawah. Misal AB = c,


BC = b, dan CD = d. Garis CD merupakan tinggi. Bagaimana menentukan
d, apabila a, b, dan c diketahui?
AYO BERLATIH

Nomor Soal

Diketahui limas beraturan T.ABCD, panjang rusuk AB =


3 cm dan TA = 6 cm. Tentukan jarak titik B dan dan
1
rusuk TD!

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang AB = 10


cm. Tentukan :
2
a. Jarak titik F ke garis AC
b. Jarak titik H ke garis DF

AYO BELAJAR
JARAK TITIK KE BIDANG
Tabel jarak titik ke bidang

Bangun Ruang Keterangan


Panjang ruas garis BC
merupakan jarak antara titik B
dengan bidang DCGH.

Panjang ruas garis CD


merupakan jarak antara titik C
dengan bidang ADHE.

Panjang ruas garis KN


merupakan jarak antara titik K
dengan bidang MNRQ.

Panjang ruas garis OP


merupakan jarak antara titik O
dengan bidang LMQP.
Panjang ruas garis HE
merupakan jarak antara titik H
dengan bidang ABFE.

Panjang ruas garis CG


merupakan jarak antara titik C
dengan bidang EFGH.

Masalah 1
Tiang penyangga dibuat untuk menyangga atap suatu gedung. Tiang penyangga ini
menghubungkan suatu titik pada salah satu sisi gedung dan suatu titik pada bidang atap
seperti ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar.tiang penyangga atap bangunan

Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fdocplayer.info
%2Fdocs-images%2F85%2F92819342%2Fimages%2F280.jpg&imgrefurl=https%3A%2F
%2Fdocplaer.info
%2F92819342-.html&docid=IQZKouYqs8_YM&tbnid=59xXr8kCO85DvM%3A&vet=

1&source=sh%2Fx%2Fim

Pada gambar, apabila dibuat gambar tampak samping diperoleh gambar sebagai
berikut.

Gambar.Tampak samping tiang penyangga atap bangunan

Dari gambar, cermati gambar kayu penyangga dan atap. Dapatkah anda menentukan
kondisi atau syarat agar panjang kayu penyangga seminimal mungkin?
Dari kegiatan mengamati diatas, tulislah istilah penting dari hasil pengamatan anda.

Dari kegiatan mengamati diatas, apakah terdapat hal-hal yang ingin anda tanyakan?
Tulislah pernyataan-pernyataan tersebut ke tempat berikut ini

Masalah 2
Pada masalah, siswa diberi limas T.ABCD dengan alas persegi dan siswa
diminta untuk menentukan jarak titik O ke bidang TBC.
Diberikan limas T.ABCD dengan alas persegi. Titik O adalah perpotongan
diagonal AC dan BD. Jika AB = BC = CD = AD = 6 cm, TA = TB = TC = TD =
3√6 cm dan tinggi 6 cm, berapakah jarak antara titik O dengan bidang
TBC ?

Ayo Selesaikan :
AYO BERLATIH

1. Diketahui kubus ABCD.EFGH yang panjang rusuknya a cm. Titi Q


adalah titik tengah rusuk BF. Tetukan jarak titik H ke bidang ACQ.
2. Dari gambar dibawah, jika diketahui panjang AB = 8 cm, BC = 6
cm dan EC = 5√5 cm, tentukan jarak antara titik B dan bidang
ACE.
BAB II
STATISTIKA

Kompetensi Dasar :
3.1. Mendeskripsikan statistika
4.1. Menyajikan statistika sebagai sarana belajar

Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan sejarah statistika
2. Menjelaskan pengertian statistika
3. Mengidentifikasi pemakai statistika
4. Menjelaskan contoh statistika
5. Menganalisis data yang ada

A. Sejarah statistika
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa Latin
modern statisticum collegium ("dewan negara") dan bahasa Italia statista
("negarawan" atau "politikus").
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk
pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan
mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)". Pada awal abad ke-19 telah
terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi
data". Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke
dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus
data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan.
Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan
secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak
menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang
statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode
ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal
abad ke-20 oleh [Ronald Fisher] (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson
(metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel
berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah
menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga
linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta
psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya
lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika),
dan psikometrika. Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai
cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika
sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan
aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri
maupun tergabung dengan matematika.

B. Pengertian statistika
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan atau penganalisaannya dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisaan yang dilakukan.
Statistika dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu statistika deskriptif dan
statistika inferensia.
Statistika deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.
Sedangkan pengertian
statistika inferensia adalah metode yang berhubungan dengan analisis
sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan
tentang seluruh gugus data induknya.

C. Macam- macam istilah statistika


ada 9 istilah statistik yang harus kalian pahami. Kesembilan istilah tersebut
adalah rataan hitung, modus, median, jangkauan, quartil, simpangan quartil,
simpangan rata-rata, ragam, dan simpangan baku.
1. Rataan Hitung
Rataan hitung ini sama saja dengan rata-rata nilai hasil hitung. Contohnya
nilai rata-rata ulangan matematikamu selama semester 1 di kelas XII. Rumus yang
dipakai untuk menghitung rataan hitung.

Berdasarkan rumus di atas, nilai rata-rata bisa dihitung dengan cara


menjumlahkan semua data lalu dibagi dengan banyaknya data yang ada.

2. Modus
Yang dimaksud dengan modus dalam statistika adalah data yang paling
sering muncul atau data yang memiliki frekuensi terbesar di antara data-data
lainnya.
3. Median
Median itu nilai tengah. Median ini ada 2 jenisnya. Kedua jenis median
tersebut adalah median untuk data ganjil dan data genap. Rumus yang dipakai
untuk menghitungnya pun berbeda.

4. Jangkauan
Sesuai dengan namanya, jangkauan itu mencakup data terbesar dan data
terkecil. Jangkauan digunakan untuk menghitung selisih nilai tertinggi dan nilai
terkecil dalam kelompok data tersebut. Oleh karena itu, rumus yang digunakan
untuk menghitung jangkauan adalah Xmax-Xmin.
5. Kuartil
Kuartil atau Qi adalah nilai yang membagi sekumpulan data yang telah
disusun ke dalam 4 bagian sama besar.

6. Simpangan Kuartil
Yang dimaksud dengan simpangan kuartil adalah jangkauan dari ketiga kuartil
itu sendiri.

7. Simpangan Rata-Rata
Selain simpangan kuartil, ada juga yang namanya simpangan rata-rata.
hasil penghitungan dari simpangan rata-rata selalu positif.

8. Ragam

9. Simpangan Baku
Rumus statistik data tunggal yang terakhir adalah simpangan baku, atau yang
biasa dikenal dengan istilah deviasi standar.

D. Contoh soal
Soal 1.
Disajikan data sebagai berikut: 6, 7, 7, 8, 9, 8, 6, 7, 8, 5, 9, 4 Kemudian tentukan
modus dari data yang telah disajikan di atas!

Jawab:
Terlihat yang paling banyak tampil atau muncul adalah 7 dan 8. Di mana masing-
masing sama sebanyak 3 kali muncul. Sehingga dapat kita ketahui bahwa
modusnya adalah 7 dan 8.

Soal 2.
Disajikan data dari nilai ujian matematika anak kelas XI IPA-1 seperti berikut ini:
7, 8, 8, 6, 8, 6, 9, 7, 6, 8, 5, 8
Maka tentukan nilai dari modus data yang disajikan di atas!
Jawab:
Modus yang diambil dari data yang paling banyak tampil atau muncul. Dari data
di atas maka dapat kita ketahui bahwa modusnya adalah 8.

Soal 3.
Perhatikan data yang disajikan di bawah ini: 7, 8, 9, 10, 5, 4, 2, 3, 1
Tentukan nilai modus datanya!
Jawab:
Data ini tidak mempunyai modus, sebab tidak ada suatu nilai yang muncul lebih
sering dari yang lain. Semuanya memiliki frekuensi sama.

Soal 4.
Perhatikan tabel distribusi frekuensi data tunggal di bawah ini:
Tentukan modus dari data di atas!
Jawab:
Yang paling banyak muncul atau modusnya adalah 7. Karena muncul sebanyak 11
kali. Sehingga dapat kita ketahui modusnya adalah 7.

Soal 5
Perhatikan tabel berikut!

Modus data pada tabel tersebut adalah….


Jawab:
Rumus untuk menentukan modus dari data berkelompok:
rumus modus data kelompok
Keterangan:
tb = titik bawah kelas modus
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
p = panjang kelas
Dari tabel soal maka kita dapatkan kelas modusnya yaitu interval 49 – 54 (yang
frekuensinya paling banyak), data lainnya adalah:
tb = 49 − 0,5 = 48,5
d1 = 14 − 9 = 5
d2 = 14 − 10 = 4
p = 36,5 − 30,5 = 6
Sehingga kita ketahui modusnya yaitu:

Soal 6.
Di Desa Joho diadakan pengukuran tinggi badan, beberapa penduduk setempat
kemudian dijadikan sebagai sampel, sehingga diperoleh data sebagai berikut:
172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
Hitunglah Simpangan Baku Data Kelompok terhadap sampel data di atas.
Cara menghitung Simpangan Baku secara manual: Dari perhitungan di atas, maka
diketahui jika nilai variannya yaitu 30,32. Oleh sebab itu, untuk menghitung
simpagan baku hanya membutuhkan akar kuadrat dari nilai varian itu, yakni s =
√30,32 = 5,51. Sehingga, nilai Simpangan Baku Data Kelompoknya yaitu 5,51.
Soal 7.
Hitunglah simpangan rata-rata dari nilai ulangan Matematika siswa Kelas XI
SMK PGRI 2 Tanjung Raja seperti yang ada pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1 Nilau ulangan matematika siswa Kelas XI SMK PGRI Tanjung Raja

Dari table diatas, dapat diperoleh hasil yang sudah dibulatkan yaitu 65,7
Maka, simpangan rata-rata (SR) = 671,7 / 71 = 9,46

Soal 8.
Simpangan baku dari data 8,12,14,15,6,5,11,8,9,12 adalah..
Jawab :
Pertama, kita akan tentukan rata - rata (x̄) data di atas.
Soal 9.
Simpangan rata-rata dari data 5,6,4,6,5,8,7,7,8,4 adalah ...
Data   Frekuensi
4    2
5    2
6    2
7    2
8    2
x̄ = ∑x / n
x̄ = (5 + 6 + 4 + 6 + 5 + 8 + 7 + 7 + 8 + 4) / 10
x̄ = 60/ 10
x̄ = 6
SR = ∑|x - x̄| / n
SR = (2|4 - 6| + 2|5 - 6| + 2|6 - 6| + 2|7 - 6| + 2|8 - 6|) / 10
SR = [2(2) + 2(1) + 2(0) + 2(1) + 2(2)] / 10
SR = 12 / 10
SR = 1,2
Sehingga simpangan rata-rata dari data tersebut adalah 1,2.
Evaluasi :
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Perhatikan histogram berikut yang menyajikan data berat badan (dalam kg) 30
orang siswa. Modus data tersebut adalah…

2.

Nilai modus dari data pada tabel adalah...

3. Kuartil atas data berikut adalah...

4.
5.

6. Hitunglah simpangan rata-rata dari 4,2,5,2,5,1,3,3,1,4


7. Hitunglah simpangan rata-rata dari frekuensi dibawah ini.

8. Pada Desa Bangun Rejo terdapat sebuah pengukuran tinggi badan, beberapa
warga yang akan dijadikan sebagai sampel, yaitu sebagai berikut : 172, 167, 180,
170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
Hitunglah Simpangan Baku Data Kelompok pada sampel dari data diatas.
9. Simpangan baku dari data 4,6,8,2,5,7,3 adalah....
10. Data frekuensi
43-47 5
48-52 12
53-57 9
58-62 4
Simpangan baku dari data diatas adalah...
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2016. Buku Matematika SMP/MTs Kelas XII. Jakarta: Pusat


Kurikulum dan Perbukuan Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai