Anda di halaman 1dari 6

Nama : Laelanie Putri

NIM : 191501011

Mata Kuliah : Interior Publik

Dosen Pengampu : Indarto, S.Sn., M.Sn

Kafe

A. Sejarah Kafe

Orang-orang Prancis menyebut kedai kopi dengan sebutan cafe. Prancis menjadi salah
satu negara yang di juluki dengan “negri caffe” karena pesatnya perkembangan caffe disana dan
dari Prancis lah cafe mulai tersebar luas di dunia.

Cafe atau caffe shop atau yang di kenal dengan kedai kopi berasal dari Turki. Caffe shop
pertama kali berdiri di Constatinopel di turki (Istanbul) pada tahun 1475. Kesultanan Utsmaniyah
atau dikenal juga dengan sebutan Ottoman merupakan dinasti Islam yang berjaya selama 600
tahun di wilayah Turki, Eropa Tenggara hingga Timur Tengah.

Kafe atau kedai kopi pertama kali muncul di Kesultanan Ottoman semenjak bar dan
tempat minuman alkohol lainnya di larang keras di sana. Kedai kopi ini menjadi alternatif tempat
berkumpulnya orang-orang untuk berdiskusi hingga berbagi ide. Selain itu kopi juga terjangkau
dan bisa dinikmati oleh semua lapisan.

Coffee shop pertama di Eropa didirikan pada tahun 1529. Minuman ini sangat di gemari
di Eropa karena adanya ide untuk menyaring kopi dan memperhalus citra rasa minuman kopi
dengan susu dan gula. Coffee shop di Eropa semakin populer karena meraka tidak hanya menjual
minuman kopi tetapi mulai menjual kue-kue manis.
Coffee Shop pertama di Britania Inggris didirikan tahun 1652 merupakan bentuk revolusi
dari kehidupan masyarakat disana. Dulu budaya di Inggris sangat ketat dan tersusun rapih hingga
duduk di samping orang lain dianggap sebagai tindakan radikal. Hal ini berbeda jauh dengan
kondisi kedai kopi kebanyakan, di mana biasanya satu meja bisa diisi oleh banyak orang yang
ngopi sambil berdiskusi tentang isu yang berkembang. Bahkan ada juga yang menulis berita di
dalam kedai kopi. Di Coffee Shop inilah istilah kata “tips” pertama kali di gunakan. Guna
menjamin servis yang cepat, sebuah toples diletakan di meja counter, orang-orang memasukan
koin tips ke dalam toples untuk dapat dilayani dengan cepat (Mustika treisna yuliandri.
(november12,2015). majalah.ottencoffee.co.id).

Kedai kopi atau warung kopi sudah ada di Indonesia, tepatnya ketika India mengirimkan
bibit biji kopi Yemen atau yang dikenal dengan Arabica kepada Pemerintahan Belanda di
Batavia pada tahun 1696. Meskipun bibit kopi pertama tersebut sempat gagal tumbuh karena
banjir di Jakarta (Batavia). Namun pada pengiriman yang ke dua kalinya, benih biji kopi tersebut
dapat tumbuh di Indonesia. Lalu pada tahun 1711, biji-biji kopi mulai dikirim ke Eropa. Kurang
dari 10 tahun, pengiriman kopi meningkat hingga 60 ton per tahun. Indonesia pun terkenal
sebagai daerah penghasil kopi, selain Arab dan Ethiopia.

B. Definisi

Dalam KBBI Kafe adalah tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan
musik dan tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman, seperti kopi, teh, bir,
dan kue-kue. Kafe dari (bahasa Prancis: café) secara harfiah adalah (minuman) kopi, tetapi
kemudian menjadi tempat untuk minum-minum yang bukan hanya kopi, tetapi juga minuman
lainnya termasuk minuman yang beralkhohol rendah.

Cafe atau Coffee Shop (kedai kopi) adalah merupakan suatu tempat melakukan
pelayanan mandiri, yang biasanya menyediakan tempat duduknya di bagian dalam dan luar
ruangan untuk bersantai bagi pengunjungnya. Cafe tidak menyediakan makanan berat, karena
lebih fokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti dan sup.(Cafes and Bars: The
Architecture of Public Display,2007).
Pengertian Kafe Istilah café paling umum dijumpai di Negara Perancis yang kemudian
diadopsi oleh kota – kota di Inggris pada akhir abad ke-19. Istilah kafe (café) berasal dari kata
coffee yang berarti kopi. Café merupakan tempat yang cocok untuk bersantai, melepas
kepenatan, serta bertemu dengan kerabat. Secara umum kafe merupakan sebuah tempat yang
menyediakan makanan dan minuman yang menyerupai restoran dalam sistem pelayanan
pengunjung, yang dapat digunakan sebagai tempat santai dan ngobrol sambil dihibur oleh alunan
musik. Kafe cenderung mengutamakan hiburan yang disajikan dengan kenyamanan pelanggan
dalam menikmati hidangan maupun rasa dan variasi menu yang diutamakan.

C. Elemen pembentuk

1. Lantai
Lantai merupakan bagian paling bawah dalam sebuah ruang. Ia berfungsi untuk
membentuk karakter dan menunjang aktivitas yang ada di dalam ruangan tersebut. Sebagai
pembentuk karakter, lantai juga memiliki dampak psikologi yang berbeda-beda tergantung
material apa yang digunakan. Lantai merupakan bidang datar yang dapat menunjang fungsi atau
kegiatan yang terjadi didalam ruangan, dapat memberikan serta menjelaskan sifat ruang,
misalnya dengan memberikan permainan pada permukaan lantai. Lantai harus kuat menahan
beban, tahan terhadap kelembapan, dan perembesan air karena lantai bocor dapat mengakibatkan
ruangan/dinding menjadi lembab.

Lantai pada sebuah kafe harus fungsional dan dekoratif. Pemilihan material lantai
menentukan dalam hal pembersihan serta perawatanya. Penampilan adalah kebutuhan utama
pada kafe, dimana menggambarkan kenyamanan, ketenangan, dan kehangatan. Dalam situasi ini
kebersihan menjadi pertimbangan kedua. (Fred 40) [5]. Pemilihan lantai yang digunakan juga
dapat disesuaikan dengan tema yang akan digunakan pada Kafe.

2. Dinding
Dinding merupakan elemen interior bagian tengah antara plafon dan lantai. Selain
memiliki fungsi sebagai pembentuk dan pemisah ruang, dalam desain interior dinding juga
merupakan focal point dan menjadi salah satu elemen yang bisa didekorasi untuk meningkatkan
daya tarik ruang itu sendiri.

Dinding kafe sebaiknya memiliki ciri-ciri:

 Dinding diberi bahan penyerap suara agar dinding yang berbahan keras yang cenderung
meningkatkan kebisingan suara dapat teratasi.

 Dinding harus mudah dibersihkan dan tahan terhadap pemakaian bahan sobekan.

 Dinding merupakan pola yang dapat diolah sebagai focal point, sumber penchayaan, dan
interaksi dengan dunia luar.

3. Plafon

Plafon atau ceiling merupakan bagian paling atas, batasan antara ruang di bawah atap
dengan dinding yang memiliki ketinggian bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Tinggi plafon
umumnya adalah 280-400 cm, atau dalam beberapa situasi bisa lebih pendek dan lebih tinggi
dari itu. Kuncinya adalah tergantung kebutuhan.

Plafon berfungsi menyembunyikan area instalasi listrik dan struktur atap sehingga
ruangan terlihat lebih indah dan menarik secara visual. Plafon tidak hanya berfungsi sebagai nilai
estetik. Ia juga memiliki fungsi untuk menahan panas dari atap sehingga udara dalam ruangan
dapat lebih terkontrol. Selain itu, plafon juga memiliki peran sebagai akustik ruang. Walaupun
prinsip dari plafon tetap dipertahankan, saat ini plafon mengalami perubahan fungsi dan bentuk.
Perkembangan teknologi yang mutakhir memberikan kesan ruang yang baik pula. Kuantitas
cahaya yang sesuai dengan kebutuhan manusia perlu diperhatikan agar diperoleh sistem
pencahayaan yang baik.

Pencahayaan pada kafe sebaiknya memiliki ciri-ciri :


 Pencahayaan terang pada area dengan tingkat aktifitas tinggi seperti dapur, gudang dan
kasir.
 Standart pemakaian intensitas cahaya disesuaikan dengan kegiatan dalam ruang.
 Pencahayaan terlalu terang atau gelap dapat menyebabkan mata sakit.
 Menggabungkan penggunaan direct lighting, indirect lighting dan down lighting.
 Pencahayaan seragam menyebabkan atmosfer terasa membosankan.
 Cahaya yang terlalu tajam tidak diarahkan ke makanan karena dapat menyebabkan
makanan tidak kelihatan menyelerakan.

Penghawaan dalam kafe sebaiknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


 Pemakaian AC unit sangat efisien pada suatu kafe untuk menciptakan udara yang
berkualitas.
 Untuk pemakaian heating dan cooling, disesuaikan dengan iklim. Untuk daerah tropis
menggunakan cooling.
 Exhaustfan dan AC digunakan di dapur untuk sirkulasi udara di daerah dapur.
 Smoke control diletakkan pada ruangan yang banyak asap rokok ununtuk mencegah asap
rokok menyebar ke ruang lain.

D. Persyaratan kafe

Kafe memiliki sebuah prinsip yang menyangkut persyaratan, yaitu persyaratan mengenai
kenikmatan manusia yang dititikberatkan pada kebutuhan ruang gerak atau individu. Kebutuhan
ruang gerak bagi individu adalah 1,4-1,7 m2 Desain mebel, dalam perancangan desain interior
sebuah kafe dapat mempengaruhi seorang pengunjung untuk berlama-lama duduk ataupun
datang, makan lalu pergi. Standart dudukan kursi adalah 40x40 cm, tetapi sebaiknya dibuat
45x45 cm agar pengunjung betah untuk berlama-lama. Teori Pelayanan Kafe Menurut buku
Restaurant Planning and Design sistem pelayanan pada sebuah kafe ada bermacam-macam,
antara lain :

 Self service
Yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung melakukan pelayanan untuk dirinya sendiri. Cara ini
berkesan familiar karena pengunjung datang mengambil makanan dan minuman yang mereka
inginkan, kemudian menuju ke kasir untuk membayar. Setelah itu mereka dapat duduk ditempat
yang telah disediakan.

 Waiter or waitress to tables

Yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung yang datang dan duduk ditempat yang telah
disediakan dilayani oleh pramusaji. Cara ini berkesan lebih formal karena pramusaji melayani
mulai dari pencatatan menu hingga mengantarkan bon pembayaran kepada pengunjung.

 Counter service

Yaitu sistem pelayanan dimana terdapat area khusus untuk display makanan yang ada dan
biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat. Cara ini berkesan tidak formal.

Automatic vending

Yaitu sistem pelayanan yang menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukan koin lalu
mesin mengeluarkan makanan yang dipesan.

E. Sumber

Aditya Chandra Puspoyo, A. P. (2015). Perancangan Interior Kafe Dan Resto The Historic Of
Blitar. Jurnal Intra, 81-82.

Sejarah Kafe, diakses melalui http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00470-


DI%20Bab2001.pdf

https://food.detik.com/info-kuliner/d-5042521/budaya-ngopi-di-kafe-ternyata-sudah-ada-di-
dunia-sejak-berabad-lalu

https://www.bing.com/search?q=lantai+dinding+plafon+adalah&qs=HS&sk=HS2&sc=8-
0&cvid=1A2C176224AA4D92AA14F564E288200A&FORM=QBRE&sp=3#

Anda mungkin juga menyukai