Dosen Pembimbing :
Enung Mardiyana H., S. Kep. Ns. M. Kes.
Disusun oleh :
1. Almaida Sracika Zachwa (P27820119003)
2. Ariffatul Azizah (P27820119007)
3. Genvilla Dikytami Putri A (P27820119018)
4. Rachmalia Rianda Mukti (P27820119034)
TINGKAT II REGULER A
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-nya, karena kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
mengenai “BMP (Bone Marrow Puncture)”. Makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok untuk
mata kuliah Keperawatan Anak.
Makalah ini kami persembahkan kepada:
1. Enung Mardiyana H., S. Kep. Ns. M. Kes.
2. Serta teman – teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini memiliki banyak kekurangan, oleh sebab
itu kami mengharapkan kritik, saran, petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua dan dapat memberikan informasi bagi pembaca.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Bone Marrow Puncture (BMP)..........................................................3
2.2 Tujuan Bone Marrow Puncture (BMP)................................................................3
2.3 Indikasi Bone Marrow Puncture (BMP)..............................................................3
2.4 Kontraindikasi Bone Marrow Puncture (BMP)...................................................4
2.5 Persiapan pasien Bone Marrow Puncture (BMP)................................................5
2.6 Posisi pasien Bone Marrow Puncture (BMP)......................................................5
2.7 Anestesi pada prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)......................................6
2.8 Standar Operasional Prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)...........................6
2.9 Checklist Penilaian Keterampilan SOP Bone Marrow Puncture (BMP).............8
2.10 Edukasi Pasien Pasca Bone Marrow Puncture (BMP)........................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
8. Bagaimana Standar Operasional Prosedur Bone Marrow Puncture
(BMP) ?
9. Bagaimana edukasi pasien pasca Bone Marrow Puncture (BMP) ?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian Bone Marrow Puncture (BMP)
2. Memahami tujuan Bone Marrow Puncture (BMP)
3. Mengetahui indikasi Bone Marrow Puncture (BMP)
4. Mengetahui kontraindikasi Bone Marrow Puncture (BMP)
5. Memahami persiapan pasien Bone Marrow Puncture (BMP)
6. Mengetahui posisi pasien Bone Marrow Puncture (BMP)
7. Mengetahui anestesi pada prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)
8. Memahami dan mampu melaksanakan Standar Operasional Prosedur
Bone Marrow Puncture (BMP)
9. Mengetahui edukasi Pasien Pasca Bone Marrow Puncture (BMP)
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
turunnya jumlah sel darah dapat dilihat dari gejala atau dari pemeriksaan
awal hitung darah lengkap. Beberapa jenis penyakit yang memiliki indikasi
untuk dilakukannya aspirasi sumsum tulang adalah:
1. Anemia aplastik
2. Sindrom mielodisplasia (MDS)
3. Mielofibrosis
4. Polisitemia
5. Hemokromatosis
6. Penyakit Gaucher
7. Amiloidosis
8. Kanker darah, seperti leukemia atau multiple myeloma
9. Kanker getah bening (limfoma)
10. Infeksi jamur
11. Tuberkulosis
5
2.5 Persiapan Pasien Bone Marrow Puncture (BMP)
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah Informed consent terkait
penjelasan langkah-langkah pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, termasuk
risiko nyeri yang mungkin terjadi. Pasien perlu dijelaskan agar tetap pada
posisi atau hanya melakukan gerakan minimal walau merasa nyeri atau tidak
nyaman. Hal ini agar tindakan dapat selesai dalam waktu singkat. Dokter
harus dapat menjawab semua pertanyaan dan keraguan pasien sebelum
tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan.
Persiapan pasien termasuk memastikan tidak ada penyakit yang menjadi
kontraindikasi tindakan aspirasi sumsum tulang, yaitu:
1. Risiko perdarahan dengan melakukan pemeriksaan darah, termasuk nilai
retikulosit, apusan darah tepi, serta faktor pembekuan darah seperti
prothrombin time (PT), international normalized ratio (INR), dan
activated partial thromboplastin (aPTT). Jika terdapat gangguan faktor
koagulasi pada pasien maka sebelum tindakan sebaiknya diterapi terlebih
dahulu. Pada pasien yang mengonsumsi obat antikoagulan, sebaiknya
obat dihentikan 1 minggu sebelum tindakan dilaksanakan.
2. Risiko infeksi setelah tindakan dengan memastikan status imunitas pasien,
seperti pada penderita HIV, defisiensi autoimun yang bersifat
bawaan,atau penggunaan obat imunosupresan.
3. Risiko hipersensitivitas terhadap bahan anestesi lokal.
4. Risiko kerapuhan tulang atau fraktur patologis, misalnya dengan mencari
riwayat operasi pada tulang, terapi radiasi dan kemoterapi, osteoporosis,
dan multiple myeloma.
5. Risiko metastasis ke tulang akibat keganasan yang telah diderita
sebelumnya.
6. Risiko terjadinya anomali pada komponen darah, seperti status nutrisi dan
alkoholisme.
6
tungkai bawah berada dalam keadaan ekstensi. Sebagai alternatif, pasien
dapat pada posisi pronasi. Untuk pasien obesitas, jarak antara kulit dengan
iliaka akan semakin besar sehingga mempersulit tindakan aspirasi sumsum
tulang. Karena itu, perlu meletakkan bantal kecil pada posisi ipsilateral
panggul pasien untuk dapat lebih jelas menentukan lokasi aspirasi.
7
2. Instruksi Kerja
1. Cek Ketersediaan peralatan dan cuci tangan
2. Memonitor tanda vital, oksimetri, dan keadaan sedasi bila tindakan
dilakukan pada pasien anak
3. Singkirkan semua pelapis dan pakaian yang menutupi tulang lokasi
tindakan
4. Pastikan posisi pasien, untuk aspirasi sumsum tulang iliaka posisi
pasien dalam keadaan lateral dekubitus atau pronasi
5. Seorang perawat atau asisten dapat membantu agar pasien tetap
bertahan dalam posisi yang sama, sedangkan untuk pasien anak dapat
dibantu oleh orang tuanya
6. Tentukan lokasi aspirasi sumsum tulang dengan menandai lokasi
tersebut dengan marker
7. Siapkan bahan anestesi dalam spuit untuk tindakan anestesi dengan
larutan lidokain
8. Isi spuit 20 ml dengan sedikit EDTA untuk pemeriksaan sitologi, jika
untuk keperluan sitogenetika menggunakan larutan heparin
9. Cuci tangan dan memakai sarung tangan steril
10. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis dil lokasi aspirasi
menggunakan kasa steril yang dibasahi cairan povidone iodin 10%
atau klorheksidin, dengan gerakan memutar keluar atau sentrifugal
sampai kira-kira 8‒9 cm
11. Pasang duk steril
12. Lakukan penetrasi jarum aspirasi secara tegak lurus, dan gerakan
memutar ke kiri dan kanan, secara lembut menembus kulit sampai
membentur tulang dan menembus periosteum
13. Cabut mandrain dan memasang spuit 20 ml
14. Lakukan aspirasi secara perlahan dan pasti maksimal 5 ml untuk
pemeriksaan sitomorfologi dan immunophenotyping
15. Cabut spuit dengan jarum dibiarkan saja
16. Teteskan aspirat secukupnya di atas kaca objek dan diratakan,
pastikan terdapat partikel sumsum tulang
8
17. Jika spesimen sudah benar, sisa aspirat dimasukkan ke dalam botol
koleksi dan dikirim ke laboratorium
18. Pasang spuit 20 ml yang telah dibasahi heparin untuk mendapatkan
spesimen untuk pemeriksaan sitogenetika
19. Lakukan tindakan aspirasi sebanyak maksimal 5 ml seperti cara
sebelumnya
20. Cabut jarum aspirasi perlahan-lahan dengan cara diputar seperti saat
memasukkannya
21. Tekan daerah aspirasi selama minimal 5 menit
22. Tutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa steril dan plester
23. Bereskan alat-alat yang telah dipakai
24. Mencuci tangan
25. Dokumentasika tindakan
9
. iodine atau klorheksidin glukonat)
11 Alkohol swab
.
12 Perekat elastoplast
.
2. Instruksi Kerja
1. Cek Ketersediaan peralatan dan cuci
tangan
2. Monitor tanda vital, oksimetri, dan
keadaan sedasi bila tindakan dilakukan
pada pasien anak
3. Singkirkan semua pelapis dan pakaian
yang menutupi tulang lokasi tindakan
4. Pastikan posisi pasien, untuk aspirasi
sumsum tulang iliaka posisi
pasien dalam keadaan lateral dekubitus
atau pronasi
5. Seorang perawat atau asisten dapat
membantu agar pasien tetap bertahan
dalam posisi yang sama, sedangkan
untuk pasien anak dapat dibantu oleh
orang tuanya
6. Tentukan lokasi aspirasi sumsum tulang
dengan menandai lokasi tersebut dengan
marker
7. Siapkan bahan anestesi dalam spuit
untuk tindakan anestesi dengan larutan
lidokain
8. Isi spuit 20 ml dengan sedikit EDTA
untuk pemeriksaan sitologi, jika untuk
keperluan sitogenetika menggunakan
larutan heparin
9. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis
dil lokasi aspirasi menggunakan kasa
steril yang dibasahi cairan povidone
iodin 10% atau klorheksidin, dengan
10
gerakan memutar keluar atau sentrifugal
sampai kira-kira 8‒9 cm
10 Pasang duk steril
.
11 Lakukan penetrasi jarum aspirasi secara
. tegak lurus, dan gerakan memutar ke kiri
dan kanan, secara lembut menembus
kulit sampai membentur tulang dan
menembus periosteum
12 cabut mandrain dan memasang spuit 20
. ml
13 Lakukan aspirasi secara perlahan dan
. pasti maksimal 5 ml untuk pemeriksaan
sitomorfologi dan immunophenotyping
14 Cabut spuit dengan jarum dibiarkan saja
.
15 Teteskan aspirat secukupnya di atas kaca
. objek dan diratakan, pastikan terdapat
partikel sumsum tulang
16 Jika spesimen sudah benar, sisa aspirat
. dimasukkan ke dalam botol dan dikirim
ke laboratorium
17 Pasang spuit 20 ml yang telah dibasahi
. heparin untuk mendapatkan spesimen
untuk pemeriksaan sitogenetika
18 Lakukan tindakan aspirasi sebanyak
. maksimal 5 ml seperti cara sebelumnya
19 Cabut jarum aspirasi perlahan-lahan
. dengan cara diputar seperti saat
memasukkannya
20 Tekan daerah aspirasi selama minimal 5
. menit
21 Tutup bekas luka tusukan jarum dengan
. kasa steril dan plester
22 Bereskan alat-alat yang telah dipakai
.
23 Mencuci tangan
11
.
24 Dokumentasikan tindakan
.
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bone marrow puncture (BMP) atau aspirasi sumsum tulang adalah metode
untuk mendeteksi penyakit kelainan darah seperti leukemia atau limfoma
dengan mengambil sampel isi sumsum tulang. Melalui sampel sumsum tulang
tersebut, dokter dapat mengetahui kondisi sel punca yang beredar ke seluruh
tubuh dari sumsum tulang, sehingga penyakit kelainan darah dapat didiagnosis
dengan akurat.
3.2 Saran
Bagi perawat atau petugas medis lain diharapkan dapat memahami
bagaimana standart operasional prosedur bone marrow puncture agar tindakan
tersebut dapat dilaksanakan tanpa adanya kesalahan dan memilimalkan risiko
negatif yang timbul pasca tindakan.
14
DAFTAR PUSTAKA