Anda di halaman 1dari 18

BMP (BONE MARROW PUNCTURE)

Dosen Pembimbing :
Enung Mardiyana H., S. Kep. Ns. M. Kes.

Disusun oleh :
1. Almaida Sracika Zachwa (P27820119003)
2. Ariffatul Azizah (P27820119007)
3. Genvilla Dikytami Putri A (P27820119018)
4. Rachmalia Rianda Mukti (P27820119034)

TINGKAT II REGULER A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOETOMO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-nya, karena kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
mengenai “BMP (Bone Marrow Puncture)”. Makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok untuk
mata kuliah Keperawatan Anak.
Makalah ini kami persembahkan kepada:
1. Enung Mardiyana H., S. Kep. Ns. M. Kes.
2. Serta teman – teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini memiliki banyak kekurangan, oleh sebab
itu kami mengharapkan kritik, saran, petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua dan dapat memberikan informasi bagi pembaca.

Surabaya, 15 Maret 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Bone Marrow Puncture (BMP)..........................................................3
2.2 Tujuan Bone Marrow Puncture (BMP)................................................................3
2.3 Indikasi Bone Marrow Puncture (BMP)..............................................................3
2.4 Kontraindikasi Bone Marrow Puncture (BMP)...................................................4
2.5 Persiapan pasien Bone Marrow Puncture (BMP)................................................5
2.6 Posisi pasien Bone Marrow Puncture (BMP)......................................................5
2.7 Anestesi pada prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)......................................6
2.8 Standar Operasional Prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)...........................6
2.9 Checklist Penilaian Keterampilan SOP Bone Marrow Puncture (BMP).............8
2.10 Edukasi Pasien Pasca Bone Marrow Puncture (BMP)........................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bone marrow aspiration atau aspirasi sumsum tulang adalah tindakan
untuk mendapatkan sampel dari tulang besar. Sumsum tulang terdiri dari stem
sel atau sel-sel primitif yang belum berdiferensiasi dan dilindungi oleh stroma.
Stem sel ini terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel yang akan berdiferensiasi menjadi
sel darah dan sel yang akan berdiferensiasi menjadi jaringan ikat. Tindakan
pada sumsum tulang ini biasa disebut juga bone marrow biopsy.
Sampel yang didapatkan pada aspirasi sumsum tulang terdiri dari
komponen sel dan fragmen jaringan, ataupun gabungan dari keduanya.
Sampel biasanya digunakan dalam pemeriksaan sitologi, untuk menentukan
morfologi dan hitung jenis sel. Lebih jauh lagi, sampel dapat digunakan untuk
pemeriksaan sitogenetika, biologi molekuler, mikrobiologi, imunohistokimia,
dan sitometri. Interpretasi akhir dari aspirasi sumsum tulang ini akan berguna
untuk kepentingan klinis, seperti penegakan diagnosis penyakit anemia,
leukemia, limfoma, maupun multiple myeloma. Tindakan aspirasi sumsum
tulang ini memiliki kontraindikasi dan efek samping yang perlu dijelaskan
kepada pasien, agar dapat mencegah terjadinya komplikasi seperti infeksi dan
perdarahan pada lokasi tindakan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul yang akan kita bahas, masalah yang dapat dirumuskan,
diantaranya :
1. Apakah pengertian dari Bone Marrow Puncture (BMP) ?
2. Apakah tujuan dari Bone Marrow Puncture (BMP) ?
3. Apakah indikasi Bone Marrow Puncture (BMP) ?
4. Apakah kontraindikasi Bone Marrow Puncture (BMP) ?
5. Bagaimana persiapan pasien Bone Marrow Puncture (BMP) ?
6. Bagaimana posisi pasien Bone Marrow Puncture (BMP) ?
7. Bagaimana anestesi pada prosedur Bone Marrow Puncture (BMP) ?

1
8. Bagaimana Standar Operasional Prosedur Bone Marrow Puncture
(BMP) ?
9. Bagaimana edukasi pasien pasca Bone Marrow Puncture (BMP) ?

1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian Bone Marrow Puncture (BMP)
2. Memahami tujuan Bone Marrow Puncture (BMP)
3. Mengetahui indikasi Bone Marrow Puncture (BMP)
4. Mengetahui kontraindikasi Bone Marrow Puncture (BMP)
5. Memahami persiapan pasien Bone Marrow Puncture (BMP)
6. Mengetahui posisi pasien Bone Marrow Puncture (BMP)
7. Mengetahui anestesi pada prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)
8. Memahami dan mampu melaksanakan Standar Operasional Prosedur
Bone Marrow Puncture (BMP)
9. Mengetahui edukasi Pasien Pasca Bone Marrow Puncture (BMP)

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bone Marrow Puncture (BMP)


Bone marrow puncture (BMP) atau aspirasi sumsum tulang adalah metode
untuk mendeteksi penyakit kelainan darah seperti leukemia atau limfoma.
Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk melihat perkembangan dari
pengobatan yang sedang dijalani para pengidap kelainan darah. 
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang berada di dalam tulang besar,
seperti tulang panggul atau tulang belakang. Sumsum tulang berisi sel punca,
yaitu sel awal sebelum mengalami perkembangan dan perubahan menjadi sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah (trombosit) yang matang.
Aspirasi sumsum tulang dilakukan dengan mengambil sampel isi sumsum
tulang. Melalui sampel sumsum tulang tersebut, dokter dapat mengetahui
kondisi sel punca yang beredar ke seluruh tubuh dari sumsum tulang, sehingga
penyakit kelainan darah dapat didiagnosis dengan akurat.

2.2 Tujuan Bone Marrow Puncture (BMP)


Tujuan dilakukannya bone marrow puncture atau aspirasi sumsum tulang,
yaitu:
1. Mendiagnosis penyakit atau kondisi yang melibatkan sumsum tulang
atau sel darah
2. Menentukan stadium atau perkembangan suatu penyakit
3. Memeriksa kadar dan metabolisme zat besi di dalam tubuh
4. Memantau pengobatan suatu penyakit
5. Mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi

2.3 Indikasi Bone Marrow Puncture (BMP)


Aspirasi sumsum tulang atau bone marrow puncture (BMP) dilakukan
ketika seorang pasien mengalami tanda-tanda penyakit kelainan darah, seperti
menurun atau meningkatnya jumlah salah satu atau ketiga sel darah. Naik

4
turunnya jumlah sel darah dapat dilihat dari gejala atau dari pemeriksaan
awal hitung darah lengkap. Beberapa jenis penyakit yang memiliki indikasi
untuk dilakukannya aspirasi sumsum tulang adalah:
1. Anemia aplastik
2. Sindrom mielodisplasia (MDS)
3. Mielofibrosis
4. Polisitemia
5. Hemokromatosis
6. Penyakit Gaucher
7. Amiloidosis
8. Kanker darah, seperti leukemia atau multiple myeloma
9. Kanker getah bening (limfoma)
10. Infeksi jamur
11. Tuberkulosis

2.4 Kontraindikasi Bone Marrow Puncture (BMP)


1. Gangguan Perdarahan
Gangguan perdarahan seperti gangguan fungsi koagulasi konggenital
seperti hemofilia, DIC (disseminated intravascular coagulation) dan pada
penggunaan antikoagulasi yang meningkatkan risiko perdarahan. Jika
aspirasi sumsum tulang sangat penting pada beberapa keadaan ini, maka
prosedur ini dapat dilakukan dengan cara memberikan faktor pembekuan
dan monitor pasien selama 24 jam setelah prosedur
2. Penyebaran Infeksi
Infeksi pada kulit dan terapi radiasi yang baru saja dilakukan pada posisi
aspirasi sumsum tulang
3. Gangguan Tulang dan Sumsum Tulang
Kelainan tulang yang berat pada osteomielitis dan osteogenesis
imperfekta. Gangguan sumsum tulang yang berat seperti leukemia berat,
melodisplasia sindrom yang berat dan limfoma.

5
2.5 Persiapan Pasien Bone Marrow Puncture (BMP)
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah Informed consent terkait
penjelasan langkah-langkah pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, termasuk
risiko nyeri yang mungkin terjadi. Pasien perlu dijelaskan agar tetap pada
posisi atau hanya melakukan gerakan minimal walau merasa nyeri atau tidak
nyaman. Hal ini agar tindakan dapat selesai dalam waktu singkat. Dokter
harus dapat menjawab semua pertanyaan dan keraguan pasien sebelum
tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan.
Persiapan pasien termasuk memastikan tidak ada penyakit yang menjadi
kontraindikasi tindakan aspirasi sumsum tulang, yaitu:
1. Risiko perdarahan dengan melakukan pemeriksaan darah, termasuk nilai
retikulosit, apusan darah tepi, serta faktor pembekuan darah seperti
prothrombin time (PT), international normalized ratio (INR), dan
activated partial thromboplastin (aPTT). Jika terdapat gangguan faktor
koagulasi pada pasien maka sebelum tindakan sebaiknya diterapi terlebih
dahulu. Pada pasien yang mengonsumsi obat antikoagulan, sebaiknya
obat dihentikan 1 minggu sebelum tindakan dilaksanakan.
2. Risiko infeksi setelah tindakan dengan memastikan status imunitas pasien,
seperti pada penderita HIV, defisiensi autoimun yang bersifat
bawaan,atau penggunaan obat imunosupresan.
3. Risiko hipersensitivitas terhadap bahan anestesi lokal.
4. Risiko kerapuhan tulang atau fraktur patologis, misalnya dengan mencari
riwayat operasi pada tulang, terapi radiasi dan kemoterapi, osteoporosis,
dan multiple myeloma.
5. Risiko metastasis ke tulang akibat keganasan yang telah diderita
sebelumnya.
6. Risiko terjadinya anomali pada komponen darah, seperti status nutrisi dan
alkoholisme.

2.6 Posisi Pasien Bone Marrow Puncture (BMP)


Posisi pasien untuk tindakan aspirasi tulang iliaka disiapkan dalam posisi
lateral dekubitus, dengan tungkai atas berada dalam keadaan fleksi dan

6
tungkai bawah berada dalam keadaan ekstensi. Sebagai alternatif, pasien
dapat pada posisi pronasi. Untuk pasien obesitas, jarak antara kulit dengan
iliaka akan semakin besar sehingga mempersulit tindakan aspirasi sumsum
tulang. Karena itu, perlu meletakkan bantal kecil pada posisi ipsilateral
panggul pasien untuk dapat lebih jelas menentukan lokasi aspirasi.

2.7 Anestesi pada Prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)


Tindakan anestesi dengan lidokain 2% dilakukan setelah persiapan
praprosedural selesai. Untuk luas area berdiameter 3-4 cm, dibutuhkan larutan
lidokain 1% sebanyak 0,5 cc. Lidokain disuntikkan dengan spuit 10 ml dan
jarum berukuran 25 intradermal, selanjutnya dengan jarum ukuran 22 untuk
penetrasi ke jaringan subkutan dan menembus periosteum. Sebelum
penyuntikan sebaiknya dilakukan aspirasi. Untuk pasien anak, tindakan
anestesi dilakukan dengan anestesi umum.

2.8 Standar Operasional Prosedur Bone Marrow Puncture (BMP)


1. Alat dan Bahan
1. Pisau scalpel 15
2. Mallet
3. Spuit 30 cc
4. Jarum aspirasi yang terdiri dari jarum trokar dan kanul bone marrow
aspiration (BMA)
5. Antikoagulan di dalam tabung EDTA, jika spesimen tidak segera
langsung dibuat dalam bentuk slide
6. Spuit 5 ml atau 10 ml untuk anestesi
7. Jarum 22 dan 25 untuk menyuntikkan anestesi
8. Sediaan untuk anestesi lokal yaitu larutan buprenorphine 0,5% dan
lidokain hidroklorida 2%
9. Sarung tangan steril
10. Cairan antiseptik (povidone iodine atau klorheksidin glukonat)
11. Alkohol swab
12. Perekat elastoplas

7
2. Instruksi Kerja
1. Cek Ketersediaan peralatan dan cuci tangan
2. Memonitor tanda vital, oksimetri, dan keadaan sedasi bila tindakan
dilakukan pada pasien anak
3. Singkirkan semua pelapis dan pakaian yang menutupi tulang lokasi
tindakan 
4. Pastikan posisi pasien, untuk aspirasi sumsum tulang iliaka posisi
pasien dalam keadaan lateral dekubitus atau pronasi
5. Seorang perawat atau asisten dapat membantu agar pasien tetap
bertahan dalam posisi yang sama, sedangkan untuk pasien anak dapat
dibantu oleh orang tuanya
6. Tentukan lokasi aspirasi sumsum tulang dengan menandai lokasi
tersebut dengan marker
7. Siapkan bahan anestesi dalam spuit untuk tindakan anestesi dengan
larutan lidokain
8. Isi spuit 20 ml dengan sedikit EDTA untuk pemeriksaan sitologi, jika
untuk keperluan sitogenetika menggunakan larutan heparin
9. Cuci tangan dan memakai sarung tangan steril
10. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis dil lokasi aspirasi
menggunakan kasa steril yang dibasahi cairan povidone iodin 10%
atau klorheksidin, dengan gerakan memutar keluar atau sentrifugal
sampai kira-kira 8‒9 cm
11. Pasang duk steril
12. Lakukan penetrasi jarum aspirasi secara tegak lurus, dan gerakan
memutar ke kiri dan kanan, secara lembut menembus kulit sampai
membentur tulang dan menembus periosteum
13. Cabut mandrain dan memasang spuit 20 ml
14. Lakukan aspirasi secara perlahan dan pasti maksimal 5 ml untuk
pemeriksaan sitomorfologi dan immunophenotyping
15. Cabut spuit dengan jarum dibiarkan saja
16. Teteskan aspirat secukupnya di atas kaca objek dan diratakan,
pastikan terdapat partikel sumsum tulang

8
17. Jika spesimen sudah benar, sisa aspirat dimasukkan ke dalam botol
koleksi dan dikirim ke laboratorium
18. Pasang spuit 20 ml yang telah dibasahi heparin untuk mendapatkan
spesimen untuk pemeriksaan sitogenetika
19. Lakukan tindakan aspirasi sebanyak maksimal 5 ml seperti cara
sebelumnya
20. Cabut jarum aspirasi perlahan-lahan dengan cara diputar seperti saat
memasukkannya
21. Tekan daerah aspirasi selama minimal 5 menit
22. Tutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa steril dan plester
23. Bereskan alat-alat yang telah dipakai
24. Mencuci tangan
25. Dokumentasika tindakan

2.9 Checklist Penilaian Keterampilan SOP Bone Marrow Puncture (BMP)


Dilakukan
No Kegiatan Ket
Ya Tidak
1. Alat dan Bahan
1. Pisau scalpel 15
2. Mallet
3. Spuit 30 cc
4. Jarum aspirasi yang terdiri dari jarum
trokar dan kanul bone marrow
aspiration (BMA)
5. Antikoagulan di dalam tabung
EDTA, jika spesimen tidak segera
langsung dibuat dalam bentuk slide
6. Spuit 5 ml atau 10 ml untuk
anestesi
7. Jarum 22 dan 25 untuk
menyuntikkan anestesi
8. Sediaan untuk anestesi lokal
yaitu larutan buprenorphine 0,5% dan
lidokain hidroklorida 2%
9. Sarung tangan steril
10 Cairan antiseptik (povidone

9
. iodine atau klorheksidin glukonat)
11 Alkohol swab
.
12 Perekat elastoplast
.
2. Instruksi Kerja
1. Cek Ketersediaan peralatan dan cuci
tangan
2. Monitor tanda vital, oksimetri, dan
keadaan sedasi bila tindakan dilakukan
pada pasien anak
3. Singkirkan semua pelapis dan pakaian
yang menutupi tulang lokasi tindakan
4. Pastikan posisi pasien, untuk aspirasi
sumsum tulang iliaka posisi
pasien dalam keadaan lateral dekubitus
atau pronasi
5. Seorang perawat atau asisten dapat
membantu agar pasien tetap bertahan
dalam posisi yang sama, sedangkan
untuk pasien anak dapat dibantu oleh
orang tuanya
6. Tentukan lokasi aspirasi sumsum tulang
dengan menandai lokasi tersebut dengan
marker
7. Siapkan bahan anestesi dalam spuit
untuk tindakan anestesi dengan larutan
lidokain
8. Isi spuit 20 ml dengan sedikit EDTA
untuk pemeriksaan sitologi, jika untuk
keperluan sitogenetika menggunakan
larutan heparin
9. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis
dil lokasi aspirasi menggunakan kasa
steril yang dibasahi cairan povidone
iodin 10% atau klorheksidin, dengan

10
gerakan memutar keluar atau sentrifugal
sampai kira-kira 8‒9 cm
10 Pasang duk steril
.
11 Lakukan penetrasi jarum aspirasi secara
. tegak lurus, dan gerakan memutar ke kiri
dan kanan, secara lembut menembus
kulit sampai membentur tulang dan
menembus periosteum
12 cabut mandrain dan memasang spuit 20
. ml
13 Lakukan aspirasi secara perlahan dan
. pasti maksimal 5 ml untuk pemeriksaan
sitomorfologi dan immunophenotyping
14 Cabut spuit dengan jarum dibiarkan saja
.
15 Teteskan aspirat secukupnya di atas kaca
. objek dan diratakan, pastikan terdapat
partikel sumsum tulang
16 Jika spesimen sudah benar, sisa aspirat
. dimasukkan ke dalam botol dan dikirim
ke laboratorium
17 Pasang spuit 20 ml yang telah dibasahi
. heparin untuk mendapatkan spesimen
untuk pemeriksaan sitogenetika
18 Lakukan tindakan aspirasi sebanyak
. maksimal 5 ml seperti cara sebelumnya
19 Cabut jarum aspirasi perlahan-lahan
. dengan cara diputar seperti saat
memasukkannya
20 Tekan daerah aspirasi selama minimal 5
. menit
21 Tutup bekas luka tusukan jarum dengan
. kasa steril dan plester
22 Bereskan alat-alat yang telah dipakai
.
23 Mencuci tangan

11
.
24 Dokumentasikan tindakan
.

2.10 Edukasi Pasien Pasca Bone Marrow Puncture (BMP)


Setelah selesai tindakan bone marrow aspiration atau aspirasi sumsum
tulang, pasien harus diberikan edukasi sebagai berikut:
1. Lokasi tempat yang dilakukan aspirasi akan terasa nyeri selama
beberapa
hari,  pasien  dapat  mengonsumsi  obat  analgesic  seperti  ibuprofen at
au paracetamol.
2. Sebaiknya selama 24 jam jangan melakukan aktivitas yang berat untuk
menghindari risiko nyeri atau perdarahan yang semakin berat 
3. Pertahankan pembalut penutup luka dalam keadaan kering selama 48
jam, setelah pembalut dapat dibuka
4. Setelah dibuka, lakukan penilaian apakah pada lokasi bekas luka ada
tanda infeksi, perdarahan, atau sekret yang berlebihan 

12
13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bone marrow puncture (BMP) atau aspirasi sumsum tulang adalah metode
untuk mendeteksi penyakit kelainan darah seperti leukemia atau limfoma
dengan mengambil sampel isi sumsum tulang. Melalui sampel sumsum tulang
tersebut, dokter dapat mengetahui kondisi sel punca yang beredar ke seluruh
tubuh dari sumsum tulang, sehingga penyakit kelainan darah dapat didiagnosis
dengan akurat.

3.2 Saran
Bagi perawat atau petugas medis lain diharapkan dapat memahami
bagaimana standart operasional prosedur bone marrow puncture agar tindakan
tersebut dapat dilaksanakan tanpa adanya kesalahan dan memilimalkan risiko
negatif yang timbul pasca tindakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rafiqua, N 2020, Bone Marrow Puncture, SehatQ, dilihat 15 Maret 2021


<https://www.sehatq.com/tindakan-medis/bone-marrow-puncture-bmp>
(Disarikan dari berbagai sumber)

Tamin, R 2020, Aspirasi Sumsum Tulang, Alodokter, dilihat 15 Maret 2021


<https://www.alodokter.com/aspirasi-sumsum-tulang-ini-yang-harus-anda-
ketahui> (Disarikan dari berbagai sumber)

Taringan, J 2020, Teknik Bone Marrow Aspiration, Alomedika, dilihat 17 Maret


2021<https://www.alomedika.com/tindakan-medis/hematologi-dan-
onkologi/aspirasi-sumsum-tulang/teknik> (Disarikan dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai