Anda di halaman 1dari 10

SOP BMP (BONE MARROW PUNCTURE)

Disusun oleh :
Kelompok 3
Intan Yuni Laila A (30901800095)
Irna Sulistiyani (30901800097)
Ita Purwanti (30901800098)
Jazimatul Chaizah (30901800099)
Jingga Zulvana N.T (30901800100)
Karunia Sukma O (30901800101)
Kidung Asmara Dana (30901800102)
Laili Ulin Ni’mah (30901800103)
Lailiyatul Kiftiyah (30901800104)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih


lagi Maha Panyayang yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makala yang berjudul “Standar Operasional
Prosedur BMP (Bone Marro Puncture)”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari  berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan ini. Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaik makalah
ilmiah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................

ISI................................................................................................

1.1 Pengertian...........................................................................
1.2 Tujuan.................................................................................
1.3 Indikasi...............................................................................
1.4 Kontraindikasi....................................................................
1.5 Persiapan Alat.....................................................................
1.6 Persiapan pasien................................................................
1.7 Prosedur..............................................................................
1.8 Evaluasi..............................................................................

1.9 Penutup...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BONE MARROW PUNCTURE / ASPIRASI SUMSUM TULANG

1.1 Pengertian:
BMP (BONE MARROW PUNCTION)
Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas
hemopoetiknya (pembentukan sel darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
pada penderita yang dicurigai menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit
dengan eritrosit berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1
Bone marrow puncture (BMP) atau aspirasi sumsum tulang adalah salah satu
metode diagnosis untuk mendeteksi kondisi kelainan darah, seperti leukemia atau
limfoma. BMP dilakukan melalui pengambilan sampel cairan dari jaringan lunak
di dalam tulang. Tim medis kemudian akan mengamati isi sumsum tulang
tersebut.
BMP adalah sebuah proses pemeriksaan sumsum tulang belakang dengan
cara mengambil sedikit sampel massa dari sumsum tulang belakang seorang
pasien yang terindikasi menderita LEUKEMIA, untuk diperiksa apakah dalam
sumsum tulang tersebut terdapat sel sel kanker atau tidak. Tak hanya sampai
disitu, pemeriksaan sampel sumsum tulang juga memeriksa secara teliti baik
jumlah maupun komponen komponen yang terdapat didalamnya hingga dapat
diketahui dengan lebih akurat jika terdapat kelainan sedikit saja pada struktur
penyusun sumsum tulang belakang yang cara pengambilannya cukup membuat
takut itu.

1.2 Tujuan :
Tujuan khusus :
1. Mendiagnosis penyakit atau kondisi yang melibatkan sumsum tulang
atau sel darah
2. Menentukan stadium atau perkembangan suatu penyakit
3. Memeriksa kadar dan metabolisme zat besi di dalam tubuh
4. Memantau pengobatan suatu penyakit
5. Mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi
Tujuan umum :
BMP dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit tertentu, memonitor
perkembangan atau pengobatan suatu penyakit yang terkait dengan masalah
sumsum tulang, misalnya:

 Anemia aplastik
 Penyakit sumsum tulang, seperti myelofibrosis atau myelodysplastic
syndrome
 Penyakit sel darah, seperti leukopenia dan polisitemia vera
 Kanker pada sumsum tulang atau darah, seperti leukemia atau limfoma
 Hemochromatosis, sebagai kelainan genetik akibat peningkatan zat besi
darah yang kemudian menumpuk di organ dan jaringan
 Infeksi, terutama penyakit kronis seperti TBC
 Amiloidosis
 Penyakit Gaucher
 Infeksi jamur
 BMP adalah tes penting terutama ketika menjalani perawatan kanker, agar
dapat mencegah kanker menyebar ke tulang

1.3 Indikasi :

1. Diagnosis, penentuan tahap dan evaluasi pengobatan :

a. kanker darah atau leukemia

b. multiple myeloma

c. kelainan lymphoproliferatif dan myeloproliferatif yang lain

2. Evaluasi dari sitopenia (menurunnya jumlah sel, contohnya


trombositopenia, anemia, leukopenia, pansitopenia, bisitopenia),
thrombositosis, leukositosis, anemia dan status cadangan besi.

3. Kondisi nonhematologik : investigasi panas yang tidak diketahui


terutama pada pasien AIDS, mikroorganisme yang terdapat pada
sumsum tulang seperti tuberculosis, Mycobacterium Avium
Intracellulare (MAI), histoplasmosis. Leishmaniasis dan infeksi jamur
yang lain.

4. Penilaian kanker yang telah metastase atau menyebar

1.4 Kontraindikasi :

1. Gangguan Perdarahan : Aspirasi sumsum tulang tidak dianjurkan


dilakukan pada pasien dengan gangguan perdarahan karena
meningkatkan risiko perdarahan. Gangguan perdarahan seperti
gangguan fungsi koagulasi konggenital seperti hemofilia, DIC
(disseminated intravascular coagulation) dan  pada penggunaan
antikoagulasi yang meningkatkan risiko perdarahan. Jika
aspirasi sumsum tulang sangat penting pada beberapa keadaan
ini, maka prosedur ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan faktor pembekuan dan monitor pasien selama 24
jam setelah prosedur 

2. Penyebaran Infeksi : Aspirasi sumsum tulang dihindari dilakukan


di area yang memiliki infeksi kulit, atau di area yang baru saja
dilakukan terapi radiasi

3. Gangguan Tulang dan Sumsum Tulang : Aspirasi sumsum


tulang sebaiknya tidak dilakukan pada kelainan tulang yang
berat, misalnya osteomielitis dan osteogenesis imperfekta. 
Selain itu, juga tidak dilakukan bila terdapat gangguan
sumsum tulang berat, seperti leukemia berat, sindrom
mielodisplasia berat, dan limfoma berat. 

1.5 Persiapan Alat :

1. Duk Steril

2. Set BMP
3. Bethadine dan alkohol

4. Obat anestesi lokal


5. Disposible 3 cc

6. Kassa steril

7. Handscoon steril
8. Objek glass

9. Korentang
10. Bengkok 

11. Plester dan gunting


12. Alat tulis kantor 

13. Meja tindakan (Jika diperlukan)


14. Formulir persetujuan tindakan (informed consent)

15. Formulir pemeriksaan laboratorium

1.6 Persiapan Klien :

Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.


Jika keluarga / pasien setuju maka minta untuk menandatangani formulir
persetujuan tindakan medis (Formulir Informed Consent).

1.7 Prosedur :

1. Atur posisi pasien diatas meja tindakan atau tempat tidur 

2. Cuci tangan di air yang mengalir.


3. Pakai sarung tangan disposible

4. Observasi kondisi pasien selama dokter melakukan tindakan


BMP

5. Petugas laboratorium mengambil sampel sumsum tulang untuk


pemeriksaan laboratorium

6. Tutup bekas tusukan dengan kassa betadin

7. Bereskan alat dan atur pasien dengan posisi terlentang selama


± 4 jam
8. Rapikan alat-alat dan rapikan pasien
9. Buka sarung tangan
10. Cuci tangan di air yang mengalir.

11. Catat dalam rekam medik 


12. Observasi kondisi pasien terhadap kemungkinan terjadi
komplikasi

1.8 Evaluasi :

Pasien dapat merasakan nyeri atau sakit di lokasi aspirasi


sumsum tulang (BMP) selama beberapa hari. Untuk merdakan rasa
nyeri pasca aspirasi, pasien akan diberikan obat  pereda rasa nyeri.
Pasien juga harus berhati-hati merawat luka akibat tusukan jarum
aspirasi. Luka akibat aspirasi sumsum tulang harus dijaga tetap kering
selama 48 jam agar terhindar dari infeksi. Hasil dari BMP akan selesai
dalam beberapa hari sampai 1 minggu, dan akan didiskusikan dengan
dokter dalam pertemuan berikutnya.

1.9 Penutup :

16. Sumsum tulang dapat diambil dan diperiksa ke laboratorium


17. Tidak terjadi komplikas setelah tindakan BMP

18. Catat tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medis


pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Alkhouri N, Ericson SG. Aplastic Anemia:Review of Etiology and Treatment.


[serial online]1999;70:46-52. Avaiable from:
http://bloodjournal.hematologylibrary.org/cgi /reprint/103/11/46. Accessed
July 07, 2008.
Bakta IM. Anemia Karena Kegagalan Sumsum Tulang. In: Hematologi Klinik
Ringkas. Cetakan I. Jakarta: EGC;2006. p. 97-112.

Shadduck RK. Aplastic Anemia. In: Beuttler E, Coller BS, Lichtman M, Kipps
TJ. Williams Hematology. 6th ed. USA: McGraw-Hill;2001. p. 504-523.

Young NS, Shimamura A. Acquired Bone Marrow Failure Syndromes. In: Handin
RI, Lux SE, Stossel TP. Blood Principle and Practice of Hematology. 2 nd
ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins;2003. p. 55-59.

Anda mungkin juga menyukai