Anda di halaman 1dari 41

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 1. (Al-Quran): 1. Menerapkan Hukum Bacaan Qalqalah
dan Ra
Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra
1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam
bacaan surat-surat Al-Quran dengan benar

Indikator : 1.1.1 Menjelaskan pengertian hukum bacaan qolkolah


1.1.2 Menjelaskan macam-macam hukum bacaan qolkolah
dan menyebutkan contoh-contohnya
1.1.3 Menjelaskan pengertian hukum bacaan ra
1.1.4 Menjelaskan macam-macam hukum bacaan ra dan
menyebutkan contoh-contohnya
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian hukum bacaan


qolkolah
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam hukum bacaan
qolkolah dan menyebutkan contoh-contohnya
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian hukum bacaan ra
4. Siswa dapat menjelaskan macam-macam hukum bacaan
ra dan menyebutkan contoh-contohnya
Materi Pembelajaran:
A. Qolkolah
1. Pengertian bacaan qolqolah
Qolqolah adalah huruf hijaiyah tertentu yang dibaca dengan disertai pantulan (echo).
Jumlah hurufnya ada 5 (lima), yaitu : ‫ د‬, ‫ ج‬,‫ ب‬,‫ ط‬,‫ق‬
Untuk mempermudah mengingatnya, kelima huruf tersebut dapat dirangkaikan menjadi
kalimat : ‫قطب جد‬
Huruf-huruf diatas dibaca qolqolah apabila huruf tersebut mati atau terdapat tanda waqaf
(tanda berhenti).
2. Macam-macam Qolqolah
1. Qolqolah Shugra, artinya qolqolah kecil yaitu huruf qolqolah yang bertanda mati;
yang terletak ditengah suku kata.
Contoh : Huruf qolqolah ‫ ق‬contoh bacaannya ‫يقطعون‬
Huruf qolqolah ‫ ط‬contoh bacaannya ‫يطمعون‬
Huruf qolqolah ‫ ب‬contoh bacaannya /‫يبخلون‬
Huruf qolqolah ‫ ج‬contoh bacaannya ‫يجعلون‬
Huruf qolqolah ‫ د‬contoh bacaannya ‫يد خلو ن‬
2. Qolqolah kubro, artinya qolqolah besar, yaitu apabila huruf qolqolah bertanda mati
diakhir kalimat atau terdapat tanda waqaf.
Contoh : Huruf qolqolah ‫ ق‬contoh bacaannya ‫اسحاق‬
Huruf qolqolah ‫ ط‬contoh bacaannya ‫صراط‬
Huruf qolqolah ‫ ب‬contoh bacaannya ‫الباب‬
Huruf qolqolah ‫ ج‬contoh bacaannya ‫ازواج‬
Huruf qolqolah ‫ د‬contoh bacaannya ‫شديد‬
B. Bacaan Ra
3. Huruf ra ( ‫ ) ر‬dibaca tebal (tafkhim), apabila :
a. Huruf ra yang berharokat fathah ( ‫َر‬ ) dan berharokat fathatain ( ‫ًر‬ ), ra’ berharokat
dhamah ( ‫ر‬
ُ ) atau ra’ berharokat dhamahtain ( ‫) ٌر‬.
Contoh : - Huruf ra berharakat fathah, ‫رب العالَمين‬
- Huruf ra berharakat fathatain,
- Huruf ra berharakat dhommah,
- Huruf ra berharakat dhommatain, ‫نارحامية‬
b. Ra sukun ( ‫ْر‬ ) dan huruf sebelumnya berharakat fathah ( ‫َر‬ ) atau huruf yang
berharakat dhamah ( ‫ر‬
ُ ).
Contoh : ‫مرحبا‬
- Ra sukun sebelumnya berbaris fathah,
- Ra sukun sebelumnya berbaris dhpmmah, ‫وماارسلوا‬

c. Ra sukun karena diwaqafkan (berhenti) yang sebelumnya ada huruf mati (sukun)
sebelum berbaris fathah dan berbaris dhommah.
Contoh : - Ra sukun sebelum berbaris fathah,
- Ra sukun sebelum berbaris dhommah,

d. Huruf ra sukun ( ‫ ) ْر‬dan huruf sebelumnya berharakat fathah asli dan sesudahnya
tidak berupa huruf isti’la, yaitu huruf kha, shod, dhod, ghain, tho, qof, dan dzo.
Contoh :

e. Ra sukun dan huruf yang sebelumnya berharakat kasroh yang asli dari bahasa arab.
Contoh :

4. Ra’ dibaca tipis (tarqiq), apabila :


a. Huruf ra yang berharakat kasrah ( ‫ر‬
ِ ).
Contoh : ‫القارعة‬
b. Ra ( ‫ ) ر‬yang sebelumnya terdapat ya’ sukun ( ).
Contoh : ‫ صغير‬- ‫يسير‬
c. Ra’ sukun ( ‫ ) ْر‬dan huruf sebelumnya berharakat kasrah ( ‫ِر‬ ) yang asli dan
sesudahnya tidak berupa huruf isti’la.
Contoh : ‫فبشره‬ - ‫ واستغفره‬- /‫فرعون‬
3. Ra’ tebal dan ra’ tipis
Huruf Ra bisa dibaca tebal dan bisa dibaca tipis jika berharokat sukun ( ‫ْر‬ ) dan huruf
sebelumnya berharokat kasrah ( ‫ر‬
ِ ) serta huruf sesudahnya berupa huruf isti’la.
Contoh :
.‫ قرطاس‬- ‫ مرصاد‬- ‫فرقة‬
Metode Pembelajaran :
1. Drill, siswa diberikan latihan berupa mencari kalimat dalam ayat al Qur’an yang
mengandung hukum qolkolah dan ra, agar dapat memahami dan memantapkan materi
yang diajarkan.
2. Telaah, siswa menelaah buku yang membahas tentang ketentuan dalam hukum membaca
qolkolah dan ra yang terkandung dalam al Qur’an
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan
 Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
 Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
 Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan menela’ah literatur tentang ketentuan hukum bacaan qolkolah
dan ra hingga dapat menjelaskannya.
 Siswa mencari kalimat dalam al Qur’an yang mengandung hukum bacaan qolkolah dan ra.
 Siswa menunjukkan dan membaca kalimat yang mengandung hukum bacaan qolkolah dan ra.

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa ketentuan tentang bacaan qolkolah dan ra.
 Mengadakan evaluasi berupa tanya jawab sekitar materi yang telah dibahas.
 Memberi tugas untuk menuliskan beberapa contoh kalimat yang mengandung hukum
bacaan qolkolah dan ra.

Alat/Sumber Belajar : 1. Buku paket pendidikan Agama Islam kelas VIII


2. Al-Quran.
3. Buku-buku tentang ilmu tajwid.

Penilaian :
1. Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan dengan memberikan soal-soal pilihan ganda dan soal uraian.
Contoh Soal uraian :
1) Jelaskan pengertian hukum bacaan qalqalah!
2) Jelaskan macam-macam hukum bacaan qalqalah dan sebutkan contohnya masing-
masing!
3) Jelaskan pengertian hukum bacaan ra!
4) Jelaskan macam-macam hukum bacaan ra dan sebutkan contohnya masing-masing!

2. Unjuk Kerja
Unjuk kerja dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk membaca ayat
Al quran yang ada kaitannya dengan hukum bacaan qalqalah lam dan ro.
Penilain diberikan pada beberapa aspek yang mengacu pada keaktifan siswa selama proses
belajar.
Contoh Soal :
Bacalah dengan benar ayat Al Qur’an yang ada kaitannya dengan hukum bacaan qalqalah
lam dan ro.
Format Penilaian Praktek hukum bacaan qalqalah lam dan ro
Tindak
Aspek yang dinilai Jml Ketuntasan
No. Nama siswa Nilai Lanjut
Score
1 2 3 4 T TT R P

Aspek yang dinilai : 1. Mahraj → Score 3


2. Qalqalah → Score 3
3. Lam → Score 2
4. Ra → Score 2
Mengetahui, Sukabumi, Juli 2017
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S. Ahmad, A. Ma Aam Amah, S.Pd.I


S.Ahmad,A.Ma S.Ahmad,A.Ma
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 1. (Al-Quran): 1. Menerapkan Hukum Bacaan Qalqalah
dan Ra
Kompetensi Dasar : 1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam
bacaan surat-surat Al-Quran dengan benar

Indikator : 1.2.1 Menunjukkan hukum bacaan qolkolah dengan benar


1.2.2 Melafalkan dengan benar bacaan qolkolah
1.2.3 Menunjukkan hukum bacaan ra (tebal) dengan benar
1.2.4 Melafalkan dengan benar hukum bacaan ra (ra)
1.2.5 Menunjukkan hukum bacaan ra (tipis) dengan benar
1.2.6 Melafalkan dengan benar hukum bacaan ra (tipis)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menunjukkan hukum bacaan qolkolah


dengan benar
2. Siswa dapat melafalkan dengan benar bacaan qolkolah
3. Siswa dapat menunjukkan hukum bacaan ra (tebal)
dengan benar
4. Siswa dapat melafalkan dengan benar hukum bacaan ra
(ra)
5. Siswa dapat menunjukkan hukum bacaan ra (tipis)
dengan benar
6. Siswa mampu melafalkan dengan benar hukum bacaan
ra (tipis)

Materi Pembelajaran:

No. Kutipan Ayat Nama Bacaan Alasan Cara Baca


Tafkhim Ra berharkat fathah Tebal/berat

Tafkhim Ra berharkat domah Tebal/berat


Tak langsung
Qolkolah Karen matinya
diwaqafkan,
kubra diwaqafkan
ada jeda
Qolkolah Ba nya berharkat
Dipantulkan
subra sukun
Tak langsung
Qolkolah Karen matinya
dipantulkan,
kubra diwaqafkan
ada jeda
Huruf sebelumnya
Tarkik Tipis / ringan
berharkat kasrah
Huruf sebelumnya Lam-nya
Tafkhim
berharkat fathah dibaca tebal

Metode Pembelajaran :
1. Diskusi, siswa berdiskusi tentang ketentuan hukum bacaan qolkolah dan ra
2. Praktik, siswa memberi contoh kalimat yang mengandung hukum bacaan qolkolah dan ra.
3. Drill, siswa diberikan latihan berupa mencari kalimat dalam ayat al Qur’an yang
mengandung hukum qolkolah dan ra, agar dapat memahami dan memantapkan materi
yang diajarkan.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan menela’ah literatur tentang ketentuan hukum bacaan qolkolah
dan ra.
 Siswa mendiskusikan hukum bacaan qolkolah dan ra dengan teman-temannya.
 Siswa mencari contoh kalimat dalam al Qur’an yang mengandung hukum bacaan
qolkolah dan ra kemudian melafalkannya dengan benar.

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa ketentuan tentang hukum bacaan qolkolah dan ra.
 Mengadakan evaluasi berbentuk pertanyaan sekitar materi yang telah dibahas.
 Memberi tugas untuk menuliskan beberapa contoh kalimat dalam al Qur’an yang
mengandung hukum bacaan qolkolah dan ra.

Alat/Sumber Belajar : 1. Buku paket pendidikan Agama Islam kelas VIII


2. Al-Quran.
3. Buku-buku tentang ilmu tajwid.

Penilaian :
1. Carilah hukum bacaan qolkolah dan ra !
2. Lafalkan dengan benar hukum bacaan qolkolah dan ra dalam QS. Al Ikhlas !
3. Carilah hukum bacaan ra tebal dan QS al Insyirah !
4. Lafalkan dengan benar hukum bacaan ra tebal dalam QS al Insyirah !
5. Carilah hukum bacaan ra tipis dalam QS al Insyirah !
6. Lafalkan dengan benar hukum bacaan ra tipis dalam QS al Insyirah !

Mengetahui, Cisaat, Juli 2017


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S. Ahmad, A.Ma Aam Amah, S.Pd.I


NIP. NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 2. Meningkatkan Keimanan kepada Kitab-kitab Allah
Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab
Allah

Indikator : 2.1.1 Menjelaskan pengertian kitab-kitab Allah


2.1.2 Menjelaskan pengertian iman kepada kitab-kitab Allah
2.1.3 Menyebutkan dalil naqli yang terkait dengan iman
kepada kitab-kitab Allah
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian hukum bacaan


qolkolah
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam hukum bacaan
qolkolah dan menyebutkan contoh-contohnya
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian hukum bacaan ra
4. Siswa dapat menjelaskan macam-macam hukum bacaan
ra dan menyebutkan contoh-contohnya
Materi Pembelajaran:
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan
bahwa Allah SWT telah menurunkan beberapa kitab yang berisikan firman-firman-Nya
kepada para Nabi dan Rasul untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman
hidup untuk mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Beriman kepada kitab Allah SWT merupakan rukun iman yang ketiga.
Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran Allah SWT berfirman :

Artinya : “Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan Sebenarnya;


membenarkan Kitab yang Telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat
dan Injil” (QS. Ali Imran : 3)

Namun demikian walaupun sudah jelas Allah SWT. Menyatakan dalam Al-Qur’an tentang
beriman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebagai petunjuk, tetapi orang-orang
kafir tetap tidak percaya bahkan mengejek dan mengolok-olok. Sebagaimana dalam surat
Al-An’am :

Artinya: “Dan kalau kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat
menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu
berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." (QS. Al-An’am :7)

Dalam surat Al-An’am diatas, Allah SWT. Menegaskan bahwa betapapun jelasnya bukti-
bukti kebenaran kitab-kitab Allah, namun orang-orang kafir tetap mengingkari kebenaran
itu, bahkan mereka mengatakan bahwa kitab Allah SWT adalah sihir belaka.
Kitab-kitab Allah SWT berisi tentang peraturan, ketentuan, perintah, larangan, dan
hidayah yang perlu dijadikan pedoman bagi umat manusia dalm hidup dan kehidupan
sehari-hari untuk mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat.
Meskipun kitab Allah SWT itu berlainan nama, masa, bahasa dan nabi penerimanya,
tetapi di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, , yaitu tauhid atau tentang ke-
Esaan Allah SWT, perbedaanya hanyallah pada masalah syariat yang disampaikan para
Rasul sesuai dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
Metode pembelajaran :
1. Telaah, siswa menelaah buku yang membahas tentang pengertian iman kepada kitab-kitab
Allah
2. Diskusi, siswa berdiskusi tentang iman kepada kitab-kitab Allah
3. Tanya jawab, siswa bertanya jawab masalah yang berkaitan dengan iman kepada kitab-
kitab Allah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan menela’ah literatur tentang iman kepada kitab-kitab Allah
 Siswa mendiskusikan tentang iman kepada kitab-kitab Allah
 Siswa mengadakan tanya jawab bersama teman-temannya tentang iman kepada kitab-kitab
Allah

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa ketentuan tentang tentang iman kepada kitab-kitab Allah.
 Siswa ditugaskan menulis dalil naqli yang terkait dengan iman kepada kitab-kitab
Allah

Alat/Sumber Belajar : 1. Aqidah Islam/Ilmu Tauhid, Said Sabiq, Bandung CV Diponegoro


2. Dienul Islam, Narsuddin Razak, Bandung PT. Al Ma’arif
3. Kuliah Al Islam, Endang Saefudin An Shori, Jakarta, Rajawali
4. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Jelaskan pengertian kitab Allah menurut istilah !
2. Jelaskan pengertian iman kepada kitab-kitab Allah !
3. Sebutkan salah satu dalil yang terkait dengan iman kepada kitab-kitab Allah !

Mengetahui, Cisaat, Juli 2017


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad, A.Ma Aam Amah, S.Pd.I


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 2. Meningkatkan Keimanan kepada Kitab-kitab Allah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyebutkan nama-nama kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada para Rasul
Indikator : 2.2.1 Menjelaskan nama-nama kitab Allah beserta para Rasul
yang menerimanya
2.2.2 Menyebutkan shuhuf-shuhuf yang diturunkan kepada
para Nabi dan Rasul
2.2.3 Menyebutkan isi pokok dari kitab-kitab Allah
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan nama-nama kitab Allah beserta


para Rasul yang menerimanya
2. Siswa dapat menyebutkan shuhuf-shuhuf yang
diturunkan kepada para Nabi dan Rasul
3. Siswa dapat menyebutkan isi pokok dari kitab-kitab
Allah
Materi Pembelajaran:

Macam-macam Kitab Allah


1. Kitab Taurat
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as. di bukit Thursina. Adapun pokok ajaran yang
terkandung didalamnya yaitu “sepuluh hukum Tuhan”, yang dikenal dengan sebutan
“sepuluh firman Tuhan”, yaitu :
a. Mengakui ke-Esaan Allah SWT.
b. Larangan menyembah berhala.
c. Jangan menyebut nama Allah SWT dengan sia-sia.
d. Supaya menyucikan hari Sabtu.
e. Supaya menghormati ayah dan ibu.
f. Larangan membunuh manusia.
g. Larangan berzina.
h. Larangan mencuri.
i. Tidak boleh menjadi saksi palsu.
j. Tidak boleh mengambil istri orang.
Dari sepuluh firman Tuhan tersebut yang tidak disyariatkan dalam Islam adalah
penghormatan pada hari Sabtu.
Allah SWT. telah menjelaskan bahwa kitab Taurat adalah petunjuk dan cahaya bagi umat
nabi Musa as. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Maidah :

Artinya : Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)


petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan
perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah,
oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan
mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi
terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi)
takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan
harga yang sedikit. barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-
Maidah : 44)
2. Kitab Zabur
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud as. didalamnya berisikan pokok-pokok ajaran
tentang kewajiban menyembah Allah SWT. serta merupakan petunjuk Allah SWT yang
wajib di percayai. Dalam surat Al-Isra Allah SWT. berfirman :

Artinya : “…, dan kami berikan Zabur kepada Daud”. (QS. Al-Isra : 55)

3. Kitab Injil
Allah SWT menurunkan kitab ini kepada Nabi Isa as.
Pokok ajaran kitab Injil secara prinsip sama dengan kitab-kitab Allah yang diturunkan
sebelumnya. Kita wajib mempercayai kitab Injil sebagaimana kita mempercayai kitab-
kitab suci sebelumnya.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah :

Artinya : “Dan kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. dan kami Telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu
Kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa.(QS. Al-maidah : 46)

4. Kitab Al-Qur’an
Nabi Muhammad saw sebagai rasulullah dalam risalahnya membawa kitab suci Al-
Qur’an.
Kitab Al-Qur’an diturunkan di kota Makkah dan Madinah, merupakan mukjizat Nabi
Muhammad yang terbesar diantara mukjizat lainnya, dan mengandung petunjuk bagi umat
manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
Al-Qur’an merupakan kitab Allah terakhir dari kitab-kitab yang diturunkan kepada para
rasul-Nya, sehingga sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Kitab Al-Qur’an terdiri dari :
- 30 juz
- 114 surat
- 6666 ayat
- 74437 kalimat
- 325345 huruf.
Sedang mengenai isi Al-Qur’an, pada garis besarnya berisi :
a. Tauhid atau keimanan
b. Ibadah dan syari’ah
c. Muamalah
d. Akhlak
e. Tarikh atau sejarah.
f. Janji dan ancaman
g. Ilmu pengetahuan, dan
h. Hal-hal yang akan datang.

C. Perbedaan Kitab dan Shuhuf


1. Pengertian Kitab
Kitab ialah kumpulan wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para rasul melalui
malaikat Jibril. Kitab Allah SWT ditutunkan sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia.
Dengan mempelajari dan memahami serta mengamalkan kitab Allah SWT akan
memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.
2. Pengertian Suhuf
Suhuf artinya lembaran yang ditulisi atau sesuau yang ada tulisannya. Suhuf ialah wahyu
Allah SWT yang diturunkan kepapa nabi / rasul yang berupa lembaran.
Suhuf dan kitab merupakan wahyu Allah; suhuf jumlahnya ada 100 buah yang terbagi
kepada:
a. Nabi Syeis as 50 suhuf
b. Nabi Idris as 30 suhuf
c. Nabi Ibrahim as 10 suhuf
d. Nabi Musa as 10 suhuf
Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’la :

Artinya:“Sesungguhnya Ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu. (yaitu)


kitab-kitab Ibrahim dan Musa”. (QS. Al-A’laa : 18 – 19)

Metode pembelajaran :
1. Diskusi, siswa berdiskusi tentang kandungan dari kitab-kitab Allah
2. Tanya jawab, siswa bertanya jawab masalah yang berkaitan dengan suhuf dan kitab-kitab
Allah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa mendiskusikan tentang keimanan kepada kitab-kitab Allah
 Siswa merumuskan beberapa poin penting yang terkait dengan kitab-kitab Allah

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa contoh tentang keimanan kepada kitab-kitab Allah.
 Siswa diberi tugas untuk menjawab soal-soal yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan.

Alat/Sumber Belajar : 1. Aqidah Islam/Ilmu Tauhid, Said Sabiq, Bandung CV Diponegoro


2. Dienul Islam, Narsuddin Razak, Bandung PT. Al Ma’arif
3. Kuliah Al Islam, Endang Saefudin An Shori, Jakarta, Rajawali
4. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Sebutkan empat nama kita-kitab Allah beserta para Rasul yang menerimanya !
2. Sebutkan beberapa suhuf yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul !
3. Sebutkan beberapa isi pokok yang ada dalam kitab Taurat !

Mengetahui, Cisaat, Juli 2017


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S. Ahmad, A.Ma Aam Amah, S.Pd.I


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 2. Meningkatkan Keimanan kepada Kitab-kitab Allah
Kompetensi Dasar : 2.3 Menyebutkan nama-nama kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada para Rasul
Indikator : 2.3.1 Menjelaskan Al Qur’an sebagai kitab Allah terakhir dan
terlengkap
2.3.2 Menjelaskan keistimewaan Al Qur’an atas kitab-kitab
Allah yang lain.
2.3.3 Menjadikan Al Qur’an sebagai sumber hukum dan
pedoman dalam kehidupan sehari-hari
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan Al Qur’an sebagai kitab Allah


terakhir dan terlengkap
2. Siswa dapat menjelaskan keistimewaan Al Qur’an atas
kitab-kitab Allah yang lain.
3. Siswa dapat menjadikan Al Qur’an sebagai sumber
hukum dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran:

A. Keutamaan Mencintai Al-Qur’an


Kitab Al-Qur’an ialah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
saw dengan menggunakan bahasa Arab dan merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang
terbesar; didalamnya terkandung petunjuk bagi manusia untuk keselamatan hidup di dunia
dan di akhirat.
Kitab Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang terakhir, diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw yang erupakan nabi dan rasul terakhir serta merupakan penyempurna
kitab-kitab sebelumnya.
Kitab suci Al-Qur’an mendapat jaminan dari Allah SWT dan akan dijaga sampai akhir
zaman, dalam surat Al-Hijr Allah SWT berfirman :

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami


benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr : 9).

Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad saw diutus hanya untuk satu kaum tertentu, seperti
Nabi Musa as untuk kaum Bani Israil dan Nabi Shaleh untuk kaum Tsamud, sedangkan
Nabi Muhammad saw diutus uuntuk seluruh umat manusia, bahkan menjadi rahmat bagi
seluruh alam. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anbiya :

Artinya: “ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”. (QS. Al-Anbiya : 107)

Sebagai kitab terakhir, Al-Qur’an menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, diantara


keistimeaan Al-Qur’an adalah:
1. Merupakan mukjizat Nabi Muhammad saw yang terbesar.
2. Memberikan petunjuk yang lengkap dan hukum-hukumnya sesuai dengan keadaan
zaman dan tempat baik sekarang maupun yang akan datang.
3. Memiliki bahasa yang indah yang dapat menarik perhatian karena susunannya tidak
sanggup ditandingi oleh siapa pun.
4. Mudah dan dapat dibaca dengan irama serta lagu yang indah, mudah dihafal dan dapat
mempengarahi jiwa pendengarnya.
5. Al-Qur’an memberi petunjuk yang lengkap untuk manusia.
6. Al-Qur’an memandanga manusia sama dan tidak membeda-bedakan, karena dapat
menimbulkan kesenjangan-kesenjangan social.
7. Apabila dibaca dapat dijadikan obat untuk menghilangkan segala macam penyakit
rohani. Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ :

Artinya: “Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra’ : 82)

8. Membaca dan mendengan bacaan Al-Qur’an termasuk ibadah yang mendapat pahala.
9. Keaslian, kesucian dan kemurnian Al-Qur’an tetap dipelihara Alalh SWT sampai akhir
zaman. Dalam surat Al-Hijr Allah SWT berfirman :

Artinya:“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya


kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr : 9)

Mencintai Al-Qur’an dengan cara membaca, memahami dan mengamalkan isi


kandungannya, sangat besar nilainya disisi Allah SWT, dan merupakan suatu ibadah serta
dapat menumbuhkan ketentraman dan ketenangan jiwa.
Orang yang berpaling dari Al-Qur’an akan mendapat murka Allah SWT dan diakhirat
kelak akan mendapat siksaan yang sangat pedih, sebagaimana dijelaskan dalam surat
Thaha :

Artinya: “ Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya


penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thaha : 124)

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari peringatan Allah yang terkandung
dalam Al-Qur’an maka kehidupannya akan sempit, gelisah, tidak tenang dan kelak akan
mendapat siksa dari Allah SWT.

Metode pembelajaran :
1. Drill, siswa diberikan latihan berupa hafalan surat-surat pendek dalam al Qur’an yang
mengandung nilai-nilai ketauhidan dan keimanan kepada Allah dan kitab-kitab Allah
2. Diskusi, siswa berdiskusi sekitar makna mencintai al Qur’an dan kitab Allah lainnya.
3. Tanya jawab, siswa bertanya jawab masalah yang berkaitan dengan iman kepada kitab-
kitab Allah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
b. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
c. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
d. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa belajar membaca al Qur’an dengan giat dan menghafalkannya sedikit-demi
sedikit sebagai sikap mencintai Al Qur’an
 Siswa berdiskusi tentang sikap mencintai al Qur’an sebagai kitab Allah
3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa contoh tentang keimanan kepada kitab-kitab Allah.
 Siswa diberi tugas mengerjakan soal-soal tentang materi yang disampaikan

Alat/Sumber Belajar : 1. Aqidah Islam/Ilmu Tauhid, Said Sabiq, Bandung CV Diponegoro


2. Dienul Islam, Narsuddin Razak, Bandung PT. Al Ma’arif
3. Kuliah Al Islam, Endang Saefudin An Shori, Jakarta, Rajawali
4. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Bagaimana pendapatmu seandainya kitab-kitab sebelum al Qur’an pada saat ini masih ada
dan masih terpelihara keasliannya !
2. Jelaskan keistimewaan al Qur’an !
3. Tuliskan firman Allah yang menyatakan bahwa al qur’an sebagai sumber hukum dan
sebagai pedoman hidup !

Mengetahui, Cisaat, Juli 2017


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad, A.Ma Aam Amah, S.Pd.I


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Perilaku Terpuji
Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal.
Indikator : 3.1.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan menyebutkan
dalilnya.
3.1.2 Menjelaskan pengertian tawakkal dan menyebutkan
dalilnya
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian zuhud dan


menyebutkan dalilnya..
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian tawakkal dan
menyebutkan dalilnya

Materi Pembelajaran : Zuhud dan Tawakal


1. Pengertian Zuhud
Menurut bahasa Zuhud berasal dari kata kerja “zahada” yang mengandung arti
“meninggalkan atau tidak menyukai”, sedangkan menurut istilah zuhud yaitu
meninggalkan kesenangan dunia untuk lebih mendekatkan dan mengabdikan diri kepada
Allah SWT atau sikap yang tidak mementingkan dunia, tetapi lebih mementingkan
akhirat. Imam Abu Laits As-Samarkandi menyatakan “orang yang berakal sehat, pasti rela
hidup sederhana di dunia, menyibukkan diri dengan amal akhirat, karena akhirat itulah
tempat kenikmatan kekal, sedang harta dunia hanya fitnah, rusak dan tipu daya belaka”.
Imam Ahmad bin Hambal membagi zuhud dalam tiga bagian, yaitu :
a. Zuhud orang awam, yaitu meninggalkan semua yang diharamkan Allah SWT.
b. Zuhud orang khawash (khusus), yaitu meninggalkan hal-hal yang berlebihan
walaupun halal.
c. Zuhud arifin, yaitu meninggalkan apa yang memalingkan diri dari Allah SWT.
Rasulullah saw ditanya tentang zuhud, “Ya Rasul, siapa orang yang paling zuhud?”,
Rasulullah saw menjawab : “Orang yang tidak lupa kubur dan siksanya, dan yang
mengurangi perhiasan dunia, mengutamakan yang kekal daripada yang sementara”.

2. Pengertian
Menurut arti bahasa tawakkal adalah berserah diri, mempercayakan diri atau
mewakilkan. Sedangkan menurut istilah tawakkal adalah berserah diri kepada Allah swt.
dalam melaksanakan suatu pekerjaan setelah berusaha dengan maksimal dan sungguh-
sungguh.disertai dengan berdo’a.
Diantara dalil naqli tentang tawakkal terdapat dalam surat Ali Imran :

Artinya: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka ber-tawakkallah kepada
Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal”. (Ali Imran :
159)
Tawakkal merupakan salah satu perwujudan dari sikap akhlakul mahmudah (Akhlak
terpuji) disisi Allah SWT., orang yang tawakkal selalu optimis terhadap rahmat dan
pertolongan Allah. Namun tawakkal harus disertai ikhtiar (usaha) baik lahir maupun batin,
kemudian hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT.

Metode pembelajaran :
1. Telaah, siswa menelaah buku yang membahas tentang pengertian zuhud dan tawakal
2. Diskusi, siswa berdiskusi tentang berbagai sikap dan perilaku yang mencerminkan
perilaku zuhud dan tawakal
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa mendiskusikan berbagai perilaku zuhud dan tawakal
 Memberi tugas siswa untuk menerapkan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan
sehari-hari

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa contoh tentang perilaku zuhud dan tawakal
 Siswa ditugaskan menulis dalil naqli yang terkait perilaku zuhud dan tawakal

Alat/Sumber Belajar : 1. Al Qur’an


2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Jelaskan pengertian pengertian zuhud dan tawakal !
2. Sebutkan salah satu dalil yang mengharuskan kita untuk berperilaku tawakal !

Mengetahui, Cisaat, Juli 2017


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad, A.Ma Aam Amah, S.Pd.I


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Perilaku Terpuji
Kompetensi Dasar : 3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal.
Indikator : 3.2.1 Menunjukkan contoh-contoh perilaku zuhud dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2.2 Menunjukkan contoh-contoh perilaku tawakal dalam
kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menunjukkan contoh-contoh perilaku


zuhud dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat menunjukkan contoh-contoh perilaku
tawakal dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pembelajaran : Contoh Perilaku Zuhud dan Tawakal


1. Contoh Perilaku Zuhud
Rasulullah saw adalah manusia pilihan Allah yang paling zuhud, beliau hidup sangat
sederhana, kadang tidur diatas pelepah kurma, Umar bin Khatab pernah menangis melihat
keadaan Rasulullah saw ketika beliau bangun dari tidur, Umar melihat bekas tikar tempat tidur
membekas pada punggung beliau.
Kehidupan Rasulullah saw yang sederhana merupakan suatu contoh bahwa dengan
kesederhanaan akan membawa kebahagian apabila diterima dengan ikhlas, pasrah, dan tawakal
serta selalu beribadah kepada Allah SWT.
Zuhud yang seharusnya kita lakukan dalam kehidupan ini adalah tidak rakus terhadap
kemewahan, mencari harta dengan jalan halal, tidak meninggalkan kewajiban kepada Allah SWT.
Lukman Hakim berkata : “Hai anakku dunia adalah lautan dalam dan kebanyakan manusia
tenggelam didalamnya, oleh karena itu jadikan taqwa kepada Allah bahtera di dunia ini”.
Di dalm sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Laits As-Samarkandi disebutkan bahwa
orang yang setiap harinya menganggap dunia sangat penting (diutamakan melebihkan lainnya)
maka Allah menimpakan tiga bencana, yaitu :
a. Kekacauan yang tidak ada hentinya
b. Kesibukan yang tidak ada waktu istirahat
c. Perasaan fakir (miskin) sepanjang hidupnya

2. Bentuk Perilaku Zuhud dalam Kehidupan Sehari-hari


Zuhud dalam konsep ajaran Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah saw adalah tetap
melakukan kegiatan hidup dan kehidupan di dunia, tetapi tidak boleh terbawa oleh
kesenangan duniawi, dengan meningglakan kewajiban kepada Allah SWT. Kehidupan akhirat
harus dicari dengan penuh pengabdian diri kepada Allah SWT tetapi juga jangan melupakan
dunia yang harus dicari dengan cara-cara yang halal dan baik. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur’an surat Al-Qashash :

Artinya: “ Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
(QS. Al-Qashas : 77)

Sikap zuhud yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap tidak tamak
dan rakus terhadap dunia, tidak menghalalkan segala cara. Sikap pelaku zuhud seperti ini
hendaknya menjadi kebiasaan dalam lingkungan hidup dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Sikap zuhud di keluarga, sekolah, dan masyarakat tidak mempunyai rasa iri dan dengki,
serta tidak ada hasrad terhadap apa yang dimiliki orang lain, hidup sederhanan dalam
berpakaian, dan tutur kata yang santun juga merupakan bagian dari zuhud.
3. Contoh Perilaku Tawakal
Seorang siswa yang belajar dengan sunguh-sungguh, kemudian berdoa kepada Allah agar
berhasil dalam ujian dengan nilai yang baik dan diterima di sekolah favorit yang diharapkan.
Siswa seperti ini mempunyai sikap dan perilaku tawakkal. Allah SWT menjelaskan dalam Al-
Qur’an surat Al-Insyirah :

Artinya: ”Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS. Al-Insyirah : 7-8)
Demikian pada seorang yang bekerja dalam suatu perusahaaan atau suatu instansi, dan
mengharapkan hasil yang maksimal dan terbaik untuk dirinya dan keluarganya, maka
hendaknya bekerja dan berusaha dengan sungguh dengan penuh semangat dan optimis, karena
keberhasilan harus dilakukan dengan sungguh, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Ar-Ra’du :

Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Ar-
Ra’du : 11)
Namun, usaha dan ikhtiar yang kita lakukan dengan sungguh harus diikuti dengan doa dan
menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT yang terbaik bagi kita.

Metode Pembelajaran :
1. Diskusi, siswa berdiskusi tentang berperilaku zuhud dan tawakal serta menampilkan
contoh-contohnya dalam kehidupan shari-hari

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 orang
 Siswa memperagakan perilaku zuhud dan tawakal lewat sosio drama tiap-tiap kelompok
 Kelompok lain memberikan tanggapan pada kelompok lainnya

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama.
 Siswa ditugaskan menulis contoh-contoh perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan
sehari-hari

Alat/Sumber Belajar : 1. Al Qur’an


2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Coba amati perilaku zuhud dalam lingkungan keluarga dan berilah penilaian terhadap hal
tersebut, lalu laporkan hasilnya dalam bentuk tulisan !
2. Coba amati tindakan teman-temanmu yang berkaitan dengan sikap perilaku tawakal dan
laporkan dalam bentuk tulisan !

Mengetahui, Cisaat, Juli 2017


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Aam Amah, S.Pd.I


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Perilaku Terpuji
Kompetensi Dasar : 3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal.
Indikator : 3.3.1 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam
lingkungan keluarga.
3.3.2 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam
lingkungan sekolah.
3.3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam
lingkungan masyarakat.
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat membiasakan perilaku zuhud dan tawakal


dalam lingkungan keluarga.
2. Siswa dapat membiasakan perilaku zuhud dan tawakal
dalam lingkungan sekolah.
3. Siswa dapat membiasakan perilaku zuhud dan tawakal
dalam lingkungan masyarakat.

Materi Pembelajaran : Membiasakan Perilaku Zuhud dan Tawakal

Cobalah kelompokkan contoh perilaku yang biasa dilakukan atau ditemui dalam kehidupan
sehari-hari, dengan memberi ceklis pada kolom zuhud atau tawakal !

No. Kebiasaan yang dilakukan Zuhud Tawakal Keterangan


1. v
2. v
3. v v
4. v
5. v
6. v
7. v
8. v v
9. v
10. v

Metode Pembelajaran :
1. Sosio drama, siswa memperagakan berbagai tindakan yang mencerminkan perilaku zuhud
dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat
2. Diskusi, siswa mendiskusikan bentuk perilaku yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari dan menggolongkannya dalam perilaku zuhud dan tawakal.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 orang
 Siswa mendiskusikan lembar kerja yang disediakan untuk tiap kelompok
 Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan
3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama.
 Siswa ditugaskan menulis contoh-contoh kebiasaan yang dilakukan dan
menggolongkannya dalam perilaku zuhud dan tawakal

Alat/Sumber Belajar : 1. Al Qur’an


2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8
3. Lembar kerja siswa

Penilaian :
1. Cobalah biasakan berperilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan keluarga. !
2. Cobalah biasakan berperilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan sekolah. !
3. Cobalah biasakan berperilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan masyarakat !

Mengetahui, .................., Juli


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad,A.Ma S.Ahmad,A.Ma
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al-Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 4. Menghindari perilaku tercela
Kompetensi Dasar : 4.1 Menjelaskan pengertian ananiah, ghadhab, hasad,
ghibah, dan namimah.
Indikator : 4.1.1 Menjelaskan pengertian ananiah dan bahayanya.
4.1.2 Menjelaskan pengertian ghadhab dan bahayanya.
4.1.3 Menjelaskan pengertian hasad dan bahayanya.
4.1.4 Menjelaskan pengertian ghibah dan bahayanya.
4.1.5 Menjelaskan pengertian namimah dan bahayanya.
4.1.6 Menyebutkan dalil naqli terkait dengan ananiah,
ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ananiah dan bahayanya.


2. Siswa dapat menjelaskan pengertian ghadhab dan bahayanya.
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian hasad dan bahayanya.
4. Siswa dapat menjelaskan pengertian ghibah dan bahayanya.
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian namimah dan
bahayanya.
6. Siswa dapat menyebutkan dalil naqli terkait dengan ananiah,
ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.

Materi Pembelajaran : Menghindari perilaku tercela

1. Pengertian Ananiah
Secara etimologis “Ananiyah” berasal dari kata “Anani” yang mempunyai arti cinta
kepada diri sendiri yang berlebihan yaitu mencintai diri sendiri yang berlebihan tanpa
menghiraukan pendapat orang lain karena merasa dirinya lebih hebat dan ada perasaan
sombong dalam dirinya atau sikap hidup yang lebih mengutamakan diri sendiri tanpa
ambil peduli dengan kepentingan atau hak orang lain. Sikap ini juga dinamakan “egois”.

2. Pengertian Ghadab
Pemarah berasal dari kata “marah” yang mengandung arti merasa (perasaan) sangat
tidak senang dan panas, atau merasa gusar dan berang. Adapun pemarah adalah orang
yang lekas marah.

Marah mempunyai empat tingkatan, yatiu :


a. Ada orang cepat marah tetapi cepat pula redanya;
b. Ada orang lambat marah, tetapi lambat pula rendanya;
c. Ada orang yang cepat marah, tetapi lambat redanya;
d. Ada orang lambat marah, tetapi cepat redanya.

Secara etika, marah terbagi kepada dua bagian yaitu :


a. Marah madzmumah, yaitu yang tidak terkendali sampai melampaui batas, dilakukan
secara emosional dan penuh kebencian bahkan berniat akan membalas kekecewaan
yang dirasakan.
b. Marah mahmudah, yatiu marah yang dianjurkan oleh agama, karena pengaruhnya
sangat besar, baik bagi individu ataupun masyarakat. Sikap marah seperti, misalnya :
- Berniat memberikan pendidikan, atau untuk memperbaiki sikap yang negatif.
- Menjaga kehoramatan agama bila dilecehkan oleh orang lain.
- Menegur bila terjadi tindak penyimpangan agar tidak tersesat terlalu jauh.
Adapun cara mengekang amarah, Rasulullah saw menganjurkan dengan sabdanya
”Sesungguhnya marah berasal dari bara api, barang siapa dalam keadaan marah sedang
dia dalam keadaan berdiri, maka segera ia duduk, namun jika masih juga marah, maka
berbaringlah.”(HR. dari Abu Laits As-Samaqandi).

3. Pengertian Hasad
Hasad merupakan sifat mazmumah (tercela), hasad adalah sifat yang timbul akibat
rasa iri hati dan dengki, yakni sifat tidak senang apabila melihat orang lain mendapat
kebahagian. Hasad termasuk salah satu sifat iblis terhadap Nabi Adam, karena Nabi Adam
menerima anugerah dari Allah SWT.

4. Pengertian Ghibah
Ghibah merupakan salah satu sifat tercela, karena bilamana terus dilakukan akan
membawa dampak yang negatif bagi diri sndiri dan orang lain. Ghibah berasal dari bahasa
Arab “Ghaba” yang berarti “mengumpat dibelakang mata”, sedangkan menurut istilah
membicarakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan.
Rasulullah saw bersabda tentang ghibah :
‫ان تذ كر اخاك بما يكرهه فإ كان ذالك الشئ فيه فقد اغتبته وان لم يكن ذالك الشئ فيه‬
)‫فقد بهته (رواه بيظوى‬
Artinya :“Engkau menyebutkan saudaramu dengan sesuatu yang dia membencinya,
apabila yang engkau bicarakan keburukannya itu (Ghibahkan) ada padanya,
maka sesunnguhnya engkau telah berbuat ghibah, dan apabila yang engkau
ghibahkan itu tidak ada padanya, maka sungguh engkau telah berbuat bohong”.
(HR. Baidhawi)

5. Pengertian Namimah
Secara etimologis kata “Namimah” berasal dari bahsa Arab “Namma” yang emngandung
arti “mengumpat”. Sedangkan menurut terminologi, namimah adalah salah satu sifat
madzmumah (tercela) dengan mengumpat dan mengadu domba orang lain, sehingga dapat
menimbulkan permusuhan. Rasulullah saw bersabda :
)‫من مشى باالنميمة بين اثنين سلط هللا عليه فى قبره نارا تحرقه الى يوم القيامة ( الحديث‬
Artinya: “Barang siapa berjalan dengan mengadu domba antara dua orang, maka Allah
akan menyelubungkan api kepadanya didalam kuburnya sampai hari kiamat”.
(HR. Abu Hurairah)

Metoda Pembelajaran :
1. Diskusi, siswa mendiskusikan tentang pengertian, bahaya, dan dalil naqli tentang ananiah,
ghibah, ghodob, hasad, dan namimah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan melaah literatur tentang ananiah, ghadab, gibah, dan namimah.
 Siswa mendiskusikan pengertian, bahaya, dan dalil tentang ananiah, ghadab, gibah, dan
namimah.

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan hasil diskusi tentang ananiah, ghadab, gibah, dan namimah.
 Siswa ditugaskan menulis ayat-ayat dalam al Qur’an tentang ananiah, ghadab, gibah,
dan namimah.
Alat/Sumber Belajar : 1. Al Qur’an
2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Jelaskan pengertian ananiyah, ghadzab, hasad, ghibah dan namimah!
2. Jelaskan perbedaan ananiyah dan ghadzab !
3. Jelaskan perbedaan hasad, ghibah dan namimah!

Mengetahui, .................., Juli


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad,A.Ma S.Ahmad,A.Ma
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al-Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 5. Mengenal tatacara shalat sunnat.
Kompetensi Dasar : 5.1 Menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib.
Indikator : 5.1.1 Menjelaskan pengertian shalat sunnat rawatib dan
hukumnya.
5.1.2 Menyebutkan macam-macam shalat sunnat rawatib.
5.1.3 Menyebutkan dalil naqli tentang shalat sunnat rawatib.
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat sunnat
rawatib dan dasar hukumnya
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat sunnat
rawatib..
3. Siswa dapat menyebutkan dalil naqli tentang shalat
sunnat rawatib

Materi Pembelajaran : Salat Sunat Rawatib

A. Pengertian salah sunat rawatib


Shalat rawatib ialah shalat yang mengiringi salat fardu atau shalat sunat yang
dikerjakan sebelum dan atau sesudahnya.
Shalat sunat yang dikerjakan sebelum shalat fardu dinamakan shalat sunat rawatib
qabliyah, sedangkan shalat sunat yang dikerjakan sesudah shalat fardu disebut shalat
sunat rawatib ba’diyah.

Dilihat dari segi tingkat keutamaan shalat sunat rawatib terdiri atas :
1. Shalat sunat rawatib muakkad yaitu shalat sunat sangat dipentingkan (dikuatkan
kesunatannya).
2. Shalat sunat rawatib ghairu muakkad yaitu shalat sunat yang dianjurkan (tidak
dikuatkan kesunatannya).

B. Macam dan waktu Shalat Rawatib


Yang termasuk shalat sunat rawatib muakkad, yaitu :
a. Dua rakaat sebelum shalat subuh.
b. Dua rakaat sebelum shalat zuhur.
c. Dua rakaat sesudah shalat zuhur.
d. Dua rakaat sesudah shalat magrib.
e. Dua rakaat sesudah shalat isya.

Adapun dalil naqli tentang shalat rawatib dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw. :
ُّ ‫ظ ْه ِر َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ال‬
‫ظ ْه ِر َو َر‬ ُّ ‫َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْب َل ال‬ ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ت عَنْ َر‬ ِ َ‫عَنْ َع ْب ِدهللاِ ْب ِن ُع َم َرقا َ َل َحفِظ‬
‫ب َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ْال ِعشَا ِء َو َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْب َل ْال َغ َد ِة‬
ِ ‫ ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ا ْل َم ْغ ِر‬.
Artinya : “Dari Abdullah bin Umar, katanya saya ingat dari Rasulullah saw. dua ra-
kaat seblum zuhur, dua rakaat sesudah zuhur, dua rakaat sesudah magrib,
dua rakaat sesudah isya, dua rakaat sebelum subuh”. (H.R. Bukhari
Muslim).

Sedangkan yang termasuk shalat sunat rawatib ghairu muakkad yaitu :


a. Tambahan dua rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sesudah zuhur. Dengan
demikian pada shalat zuhur ada empat rakaat sebelumnya dan empat rakaat
sesudahnya yang dua rakaat muakad dan yang dua lagi ghoiru muakad.
b. Empat rakaat sebelum salat ashar.
c. Dua rakaat sebelum salat magrib.
Metode Pembelajaran :
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Pemberian tugas

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan melaah literatur tentang ketentuan-ketentuan salat sunat rawatib.
 Siswa berdiskusi tentang pengertian dan hukum salat sunat rawatib

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama

Alat/Sumber Belajar : 1. Al Qur’an


2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Jelaskan perbedaan antara shalat sunat dengan sunat shalat !
2. Jelaskan fungsi salat sunat ?
3. Apakah yang dimaksud dengan sunat muakkad?
4. Apakah yang dimaksud dengan sunat ghairu muakkad?
5. Apakan yang dimaksud salat sunat rawatib itu ?
6. Sebutkan shalat sunat rawatib yang termasuk muakad ?
7. Sebutkan shalat sunat rawatib yang termasuk ghairu muakad ?
8. Apakah yang dimaksud shalat rawatib qobliyah !
9. Apakah yang dimaksud shalat rawatib ba’diyah !
10. Jelaskan ketentuan pelaksanakan salat sunat rawatib !

Mengetahui, .................., Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad,A.Ma Aam Amah, S.Pd.I


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al-Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 6. Memahami macam-macam sujud.
Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan
sujud tilawah.
Indikator : 6.1.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur dan dasar hukumnya
6.1.2 Menjelaskan pengertian sujud sahwi dan dasar hukumnya.
6.1.3 Menjelaskan pengertian sujud tilawah dan dasar hukumnya.
6.1.4 Menyebutkan dalil naqli terkait dengan sujud syukur,
sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sujud syukur dan
dasar hukumnya
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian sujud sahwi dan
dasar hukumnya
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian sujud tilawah dan
dasar hukumnya
4. Siswa dapat menyebutkan dalil naqli terkait dengan
sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.

Materi Pembelajaran : Sujud Syukur, Sahwi dan Tilawah


A. Pengertian Sujud Sahwi
Sujud sahwi ialah sujud dua kali karena terlupa melaksanakan rukun shalat atau sunat
ab’ad atau terjadi kekeliruan bilangan rakaat.

a. Hukum Melaksanakan Sujud Sahwi


Melaksanakan sujud sahwi hukumnya sunah muakkad. Rasulullah bersabda :
‫اذاشك احدكم فىصال ته فلم يد ركم صلى ثال ثا اواربعا فليطرح الشك وليـبن علىما استـيقن ثم يسجد سجد تين‬
‫قبل ان يسلم‬.

Artinya :“Jikalau salah seorang dari kamu ragu-ragu dalam shalatnya, sehingga
tidak tahu berapa rakaat yang sudah dikerjakan, apakah tiga ataukah empat,
maka baiklah ia menghilangkan mana yang diragukan dan menetapkan mana
yang diyakini, kemudian sujud dua kali sebelum salam”. ( Hadis dari Said Al-
Hudri)

b. Sebab-sebab Sujud Sahwi


1) Kelebihan bilangan rokaat dalam salat.
2) Memberi salam sebelum salatnya sempurna.
3) Lupa tasyahud awal.
4) Terdapat keraguan dalam salat terutama dalam bilangan rakaatnya.

c. Waktu Melaksanakan Sujud Sahwi


1) Dikerjakan sebelum salam bila ragu / kelebihan rakaat, tidak tasyahud awal .
2) Dikerjakan sesudah salam apabila sudah salam sebelum salatnya sempurna .

B. Pengertian Sujud Tilawah


Sujud tilawah ialah Sujud Bacaan yaitu melakukan sujud satu kali apabila membaca
atau men-dengar ayat-ayat sajadah. Sujud tilawah tidak perlu membaca tasyahud dan tidak
perlu membaca salam.
a. Hukum Sujud Tilawah
Melakukan sujud tilawah hukumnya sunah. Nabi Muhammad saw. dari Nafi dan
Ibnu Umar :
‫عن ابن عمران النـبىصلى هللا عليه وسلم كان يقرأ علينا القران فاذامر بالسجدة كبر وسجد وسجد نا معه‬.
Artinya :“Dari Ibnu ‘Umar : Sesungguhnya Nabi saw. membaca Alqur’an di
depan kami, ketika beliau melalui (membaca) ayat sajdah beliau takbir, lalu sujud dan kami
pun sujud pula bersamasama beilau”. (H.R. Tirmidzi)

b. Keutamaan Sujud Tilawah

‫عن ابىهريرة قال رسول هللا صلىاهلل عليه وسلم اذاقرأبن ادم السجدة فسجدا عـتزل الشيطان يـبكي يـقول ياويلتا امرابن‬
‫بالسجود فله الـجنة وامرت بالسجود فعصيت فلى النار‬.
Artinya :“Dari Abu Hurairah, telah berkata Rasulullah saw.: Apabila seorang
anak Adam membaca ayat sajadah, kemudian ia sujud menghindarlah syetan dan ia
menangis seraya berkata: Hai Celaka! Anak Adam disuruh sujud, Lantas ia sujud, maka
baginya surga dan saya disuruh sujud juga, tetapi saya enggan (tidak mau), maka bagi saya
neraka”. (H.R., Muslim)

c. Sebab-sebab Sujud Tilawah


1) Apabila membaca ayat sajdah
2) Apabila mendengar orang membaca ayat sajdah.

d. Waktu Sujud Tilawah


Sujud tilawah dilakukan pada saat membaca ayat sajdah atau saat mendengar
saat orang lain membaca Al-Qur’an ayat sajdah, apakah dalam mengerjakan shalat atau diluar
shalat.

e. Ayat-ayat sajdah
1) ‫لـه يـسـجـد ون‬ di akhir surat Al-A’raf
2) ‫بالـغـد وواآل صـال‬ ayat 15 surat Ar-Ra’du
3) ‫ويفعلون مايؤمرون‬ ayat 50 surat An-Nahl
4) ‫ويزيدهم خشوع ا‬ ayat 109 surat Al-Isra’
5) ‫خـرواسجـداوبكيا‬ ayat 58 surat Maryam
6) ‫ان هللا يفعل مايشاء‬ ayat 18 surat Al-Haj
7) ‫لـعـلـكم تـفـلـح و‬ ayat 77 surat Al-Haj
8) ‫وزا دهـم نـفـورا‬ ayat 60 surat Al-Furqan
9) ‫رب الـعـرش الـعـظـي‬ ayat 26 surat An-Nahl
10) ‫وهم اليستـكبرون‬ ayat 15 surat As-Sajdah
11) ‫وخـرراكـعـاوانـا‬ ayat 24 surat Shad
12) . ‫وهـم اليـسـأمـون‬ ayat 38 surat Hamim
13) ‫فاسـجـدوهللا واعـبدوا‬ di akhir surat An-Najm
14) ‫اليـسـجدون‬ ayat 21 surat Al-Insyiqaq
15) ‫واسـجـدواقـتـرب‬ diakhir surat Al-’Alaq

C. Pengertian Sujud Syukur


Sujud syukur ialah melakukan sujud satu kali bagi seseorang yang mendapat nikmat
dan kegembiraan atau terhindar dari bahaya atau malapetaka.
a. Hukum Sujud Syukur
Melakukan sujud syukur hukumnya sunah, sebagaimana Rasulullah saw.
bersabda:
‫عن ابىبكرة ان النبى صلىاهلل عليه وسلم كان اذا اتاه امريسره اويشرى به خر ساجدا شكر‬.
Artinya :“Dari Abi Bakrah bahwa Nabi saw. apabila mendapatkan sesuatu yang
disenangi atau diberi kabar gembira, segerahlah tunduk bersujud sebagai tanda syukur
kepada Allah Ta’ala”. (H.R. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmizi)

b. Sebab-sebab Sujud Syukur


- Mendapat nikmat dari Allah swt.
- Mendapat kabar gembira.
- Terhindar dari bahaya dan mala petaka.
c. Waktu Sujud Syukur
Sujud syukur dilakukan kapan saja dan dimana saja ketika kita mendapat nikmat
dan kabar gembira serta terhindar dari bahaya, tetapi tidak diperbolehkan sujud syukur di
dalam WC. Karena sujud syukur tidak ada sangkut pautnya dengan shalat, maka tidak
dibolehkan sujud syukur dalam salat. Sujud syukur tidak perlu berwudu.

Metode Pembelajaran :
1. Diskusi, siswa berdiskusi tentang pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan melaah literatur tentang ketentuan-ketentuan salat sunat rawatib.
 Siswa memperagakan tatacara salat sunat rawatib secara individu

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama

Alat/Sumber Belajar : 1. Al Qur’an


2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Sebutkan macam-macam sujud yang tidak termasuk rukun shalat !
2. Sebutkan pengertian sujud sahwi !
3. Jelaskan sebab-sebab melaksanakan sujud sahwi !
4. Kapan melaksanakan sujud sahwi ?
5. Jelaskan pengertian sujud syukur !
6. Jelaskan sebab-sebab sujud syukur !
7. Kapan waktu dan dimana melaksanakan sujud syukur ?
8. Jelaskan pengertian sujud tilawah !
9. Mengapa disunahkan melaksanakan sujud tilawah ?
10. Jelaskan bacaan dalam sujud sahwi, syukur dan tilawah !
11. Sebutkan ayat-ayat sajdah yang kamu ketahui !

Mengetahui, .................., Juli


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad,A.Ma S.Ahmad,A.Ma
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Negei 1 Kadudampit


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara puasa.
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib.
Indikator : 7.1.1 Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar
hukumnya.
7.1.2 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa wajib.
7.1.3 Menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.
7.1.4 Menjelaskan macam-macam puasa wajib.
7.1.5 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
7.1.6 Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan
puasa RamadlanAlokasi
Waktu : 2 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian puasa wajib dan
dasar hukumnya.
2. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat melaksanakan
puasa wajib
3. Siswa dapat menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.
4. Siswa dapat menjelaskan macam-macam puasa wajib.
5. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan
puasa.
6. Siswa dapat menjelaskan orang-orang yang boleh tidak
melakukan puasa RamadlanAlokasi.

Materi Pembelajaran : Puasa Wajib


1. Pengertian, hukum, syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan puasa
a. Pengertian Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut shaum. Puasa atau shaum menurut bahasa mengandung
arti meninggalkan sesuatu atau menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah,
shaum atau puasa ialah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari
terbit fajar sampai terbenam mathari dengan disertai niat untuk berpuasa. Allah SWT
berfirman dalam surat Al-Baqarah :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang”. (QS. Al-Baqarah : 183)

b. Hukum Puasa
Berdasarkan QS. Al-Baqarah tersebut, puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi tiap-tiap
orang yang beriman. Jadi melaksanakan ibadah puasa bukan hanya diwajibkan kepada
umat nabi Muhammad saw saja, tetapi juga kepada umat sebelumnya dengan tujuan untuk
mencapai tingkat dan martabat takwa di sisi Allah SWT.
Dalam hadits yang diriwayatkan Talhan bin ‘Ubaidillah disebutkan bahwa seorang laki-
laki bertanya kepada Rasulullah saw :

Artinya: “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku puasa yang diwjibkan Allah atas diriku!”
Sabda Nabi saw: “Puasa Ramadhan. “Tanya laki-laki itu lagi: “Apakah ada
lagi yang wajib atasku? Jawab Nabi saw: “Tidak, kecuali kalu anda berpuasa
sunat.”
c. Syarat Wajib Puasa
1) Beragama Isalam
2) Baligh
3) Berakal sehat
4) Sanggup atau mampu berpuasa.

d. Syarat Sah Puasa


1) Suci dari haid dan nifas (bagi wanita)
2) Dalam waktu yang diperbolahkan puasa

e. Rukun Puasa
1) Niat untuk mengerjakan puasa
2) Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar
sampai terbenam matahari.

f. Hal-hal yang membatalkan puasa :


1) Makan dan minum dengan sengaja.
2) Bercampur suami istri di siang hari
3) Muntah dengan sengaja
4) Keluar darah haid (bagi wanita)
5) Nifas (wanita yang baru melahirkan)
6) Gila atau hilang akal
7) Keluar mani dengan sengaja
8) Keluar dari agama Islam (murtad)

g. Sunat-sunat Puasa
1) Menyegerakan berbuka puasa jika sudah yakin matahari terbenam.
2) Mulai berbuka dengan yang manis (kurma, teh manis, dan sebagainnya)
3) Berdo’a sebelum berbuka, yaitu :
4) Mengakhirkan makan sahur (menjelang terbit fajar)
5) Memberi makanan atau minuman untuk berbuka nkepada orang yang berpuasa
jika sudah tiba waktu berbuka.
6) Memperbanyak membaca Al-Qur’an(tadarrus)
7) Memperbanyak sedekah
8) Melakukan shalat malam (tarawih)
9) Berti’tikaf dalam masjid.

2. Perbedaan puasa ramadhan, puasa nazar dan puasa kifarat


a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan ialah puasa yang dikerjakan pada bulan Ramadhan lamanya satu
bulan penuh. Nabi bersabda :

Artinya: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah telah mewajibkan atas”.

b. Puasa Nazar
Nazar artinya janji. Puasa Nazar ialah puasa yang dijanjikan oleh seseorang karena telah
mendapat rahmat atau nikmat dari Allah SWT, terhindar dari bahaya dan lain-lain. Puasa
nazar merupakan suatu janji pribadi muslim dengan Allah SWT sebagai tanda syukur.
Contoh :
Salah seorang murid bernama Ali sedang menempuh ujian akhir di salah satu SMP,
dia bernazar dengan janji: “Kalau saya lulus ujian akhir, akan berpuasa Senin Kamis
selama 2 pekan”. Jika si Ali lulus ujian akhir, maka ia mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan janji tersebut yaitu puasa Senin dan Kamis selam dua pekan.
Puasa yang dinazarkan hukumnya wajib, jika tidak dikerjakan berdosa sebagaimana
firman Allah Surat Al-Hajj:
Artinya: “…dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka”. (QS. Al-
Hajj : 29)

Rasulullah saw bersabda :

Artinya: “Siapa yang bernazar akan mentaati Allah hendaklah ia kerjakan”. (HR. Al-
Bukhari).

Pelaksanaan puasa nazar dapat dilaksanakan kapan saja, namun puasa nazar tidak
dapat dilakukan pada hari-hari yang terlarang, dan tidak bersamaan dengan puasa
Ramadhan. Tata cara puasa nazar sama dengan puasa wajib, yang berbeda hanya
niatnya.
Perlu diingat bahwa nazar merupakan janji seorang muslim dengan Allah SWT.
Karena itu jika bernazar harus yang dapat kita kerjakan, jangan terlalu berat dan tidak
mungkin dilaksanakan dan tidak dibenarkan bernazar untuk berbuat jahat.

c. Puasa Kafarat
Kafarat artinya denda. Puasa kafarat ialah mengerjakan puasa sebagai denda karena
melaksanakan hubungan suami istri di hari pada bulan Ramadhan. Jenis denda
sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an ialah memilih satu di antara pilihan berikut :
1) Memerdekan hamba sahaya,
2) Jika tidak mampu memerdekan budak, maka berpuasa dua bulan berturut-turut,
3) Jika tidak mampu berpuasa dua bulan berturut-turut, maka memberi makan 60
orang fakir miskin.

3. Waktu yang diharamkan puasa


a. Tiap tanggal 1 Syawal yaitu hari Raya Idul Fitri
b. Tiap tanggal 10 Zulhijjah yaitu hari Raya Idul Adha
c. Tiap hari tasyriq, yaitu tanggal 11.12. dan 13 Zulhijjah
d. Hari-hari syak, yaitu hari yang diragukan apakah masih bulan Ramadhan atau sudah
Idul Fitri.
e. Puasa sunat bagi seorang istri tanpa izin suaminya sedang suaminya berada di rumah

4. Orang yang boleh tidak puasa


- Orang yang boleh tidak puasa, tidak wajib qada, dan tidak wajib membayar fidyah,
mereka itu adalah:
a. Orang yang tidak beragama Islam
b. Orang yang tidak berakal sehat
c. Anak-anak yang belum baligh

- Orang yang tidak wajib puasa, tetapi wajib mengqadha, yaitu:


a. Orang yang musafir (bepergian jauh)
b. Orang yang sakit jika sudah sembuh
c. Perempuan yang sedang haid atau nifas apabila sudah suci

- Orang yang tidak wajib puasa tapi boleh membayar fidyah (memberi makan kepada
seorang miskin dengan ukuran sekali makan) yaitu:
a. Orang yang tidak mempunyai kesanggupan berpuasa
b. Orang yang sangat tua
c. Perempuan yang hamil dikhawatirkan merusak kandungannya
d. Perempuan yang menyusui dikhawatirkan merusak kandungannya
e. Perempuan yang menyesui dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan anak
f. Orang sakit terus menerus yang tidak ada kemungkinan sembuh lagi
Metode Pembelajaran :
1. Diskusi, siswa berdiskusi tentang puasa wajib dan dasar hukumnya yang terkandung
dalam al Qur’an
2. Tanya jawab, siswa melakukan tanya jawab tentang pengertian, dasar hukum, syarat dan
berbagai ketentuan yang berkenaan dengan puasa wajib.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan melaah literatur tentang puasa wajib
 Siswa siswa berdiskusi dan tanya jawab tentang puasa wajib
 Siswa merumuskan beberapa poin yang terkait dengan puasa wajib

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa ketentuan tentang puasa wajib secara bersama-sama
 Memberi tugas siswa untuk menuliskan beberapa dalil naqli tentang puasa wajib

Alat/Sumber Belajar : 1. Petunjuk Qalku untuk SMP kelas 8


2. Buku Fiqih Islam oleh Sulaeman Rasyid
3. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Jelaskan pengertian puasa menurut bahasa dan istilah !
2. Tulislah dalil naqli tentang kewajiban puasa !
3. Jelaskan syarat wajib, syarat sah dan rukun puasa !
4. Jelaskan hal-hal yang membatalkan puasa !
5. Jelaskan pengertian puasa nazar !
6. Apakah yang dimaksud puasa kifarat !
7. Apakah balasan bagi orang yng mengerjakan puasa ramadhan dengan ikhlas !
8. Siapa saja yang boleh untuk meninggalkan puasa ramadhan !
9. Apakah yang dimaksud fidyah !
10. Siapa saja yang boleh mengganti puasa dengan fidyah !
11. Tulislah dalil naqli tentang kewajiban puasa ramadhan !

Mengetahui, .................., Juli


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad,A.Ma S.Ahmad,A.Ma
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Islam Al-Hidayah


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 8. Memahami Zakat.
Kompetensi Dasar : 8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal.
Indikator : 8.1.1 Menjelaskan pengertian zakat dan dasar hukumnya.
8.1.2 Menjelaskan macam-macam zakat.
8.1.3 Menjelaskan syarat mengeluarkan zakat.
8.1.4 Menjelaskan waktu mengeluarkan zakat.
8.1.5 Menyebutkan jenis harta yang wajib dizakati.
8.1.6 Menyebutkan dalil naqli terkait dengan zakat fitrah dan
zakat mal.

Waktu : 2 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian zakat dan dasar
hukumnya.
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam zakat.
3. Siswa dapat menjelaskan syarat mengeluarkan zakat.
4. Siswa dapat menjelaskan waktu mengeluarkan zakat.
5. Siswa dapat menyebutkan jenis harta yang wajib
dizakati.
6. Siswa dapat menyebutkan dalil naqli terkait
dengan zakat fitrah dan zakat mal

Materi Pembelajaran : Puasa Wajib

A. ZAKAT FITRAH
a. Pengertian Zakat Fitrah
Zakat fitrah disebut juga dengan Zakat An-Nafs artinya zakat untuk mensucikan jiwa.

b. Hukum Zakat Fitrah


Zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap individu baik laki-laki maupun perempuan, besar
ataupun kecil. Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah berdasarkan hadis Muhammad saw.
dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai berikut :
‫عن ابن عمرقال فرض رسول هللا صلىاهلل عليه وسلم زكاة الفطرمن رمضان صاعامن تـمراوصاعامن شعيرعلىكل‬
‫حراوعبد ذكراوانـثى من المسلمين‬.
Artinya: “Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan
Ramadhan sebanyak satu sha’ (3,1 liter atau 2,5 kg) kurma atau gandum atas
tiap-tiap muslim merdeka atau hamba laki-laki dan perempuan dari kaum
muslimin”.
Di dalam hadis yang lain Nabi saw. bersabda :
‫فـرض رسول هللا صلىاهلل عليه وسلم زكاة الفطر طهرة للصـائم من اللغو والرفث وطعمة للمساكين‬.
Artinya: “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan diri orang-
orang yang berpuasa dari perbuatan yang tidak berguna dan perkataan kotor
serta untuk memberi makan kepada orang miskin.” (HR. Abu Daud)

c. Syarat-syarat Zakat Fitrah


 Orang yang beragama Islam.
 Orang yang hidup pada senja akhir Ramadhan sampai salat Idul Fitri.
 Orang yang mempunyai kelebihan makanan untuk hari raya dan cukup bagi yang
menjadi tang-gungannya.

d. Rukun Zakat Fitrah


 Orang yang memberi zakat (muzakki).
 Orang yang menerima zakat (mustahiq).
 Harta yang dizakatkan.
 Ijab qabul
e. Yang Menzakatkan
Yang menzakatkan ialah orang yang bertanggung jawab atas tiap-tiap diri.

f. Yang Dizakatkan
Yang dizakatkan ialah bahan makanan pokok atau yang mengenyangkan banyaknya 1
Sha’ (kurang lebih 2 ½ kg atau 3,1 liter), boleh diuangkan seharga tersebut diatas.
Sebagaimana disebut-kan dalam hadis Rasulullah saw.
‫كنانحرج زكاة الفطراذا كان فيـنا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم صا عا من طعام‬.
Artinya: “Kami pernah mengeluarkan zakat fitrah ketika Rasulullah saw. bersama kami
yaitu 1 (satu) Sha’ makanan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

g. Waktu Berzakat
Waktu mengeluarkan zakat fitrah mulai awal bulan Ramadhan sampai terbit matahari
pada hari raya Idul Fitri bahkan ada ulama yang berpendapat sebelum khatib naik mimbar
pada shalat Idul Fitri. Adapun pembagian hukum waktu membayarkan zakat sebagai
berikut :
a. Waktu jawaz (mubah) yaitu selama bulan Ramadhan.
b. Waktu wajib yaitu setelah senja akhir Ramadhan.
c. Waktu fadillah (utama) yaitu sebelum berangkat untuk salat Idul Fitri.
Sabda Rasulullah saw. :
‫ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم امر بزكاة الفطران تؤدى قبل خروج الناس الى الصالة‬.
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah saw. telah memerintahkan untuk mengeluarkan zakat
fitrah sebelum manu-sia keluar untuk salat Idul Futri”. (H.R. Bukhari dan
Muslim)

Tidak dibenarkan mengeluarkan zakat fitrah setelah shalat Idul Fitri.

B. Zakat Mal (Harta)


1. Pengertian Zakat Mal dan Perbedaannya dengan Zakat Fitrah
Menurut arti bahasa zakat berasal dari kata zakaa yang berarti Thaharah (suci dan bersih),
an-namu (tumbuh berkembang), al-barakah (keberkahan). Sedangkan menurut pengertian
syara’ zakat adalah kadar harta tertentu yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya, dengan syarat-syarat tertentu. Orang yang memberikan zakat dinamakan
muzakki sedangkan yang ber-hak menerima zakat disebut mustahiq. Perbedaan zakat fitrah
dan zakat mal yaitu, yaitu zakat mal disebut juga zakat harta adalah zakat untuk
membersihkan harta kekayaan, sedangkan zakat fitrah atau zakat nafs, yaitu zakat untuk
membersihkan diri.

2. Hukum Zakat
Zakat merupakan ibadah maliyah ijtima’iyah, yakni ibadah yang berhubungan dengan
harta dan wajib dikeluarkan bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat dan rukun-
rukunnya.
Banyak dijumpai dalam Al-Qur’an perintah untuk mengeluarkan zakat, diantaranya
sebagai-mana tercantum dalam surat An-Nisa :
‫اقيمواالصلوة واتـواالزكوة‬.
Artinya: “Dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.” (An-Nisa : 77)

Dalam surat At-Taubah juga dijelaskan :


‫خذمن اموالـهم صدقة تطهرهم وتزكيهم بها‬.
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka”. (At-Taubah :103)

Demikian pula dalam surat Al-Baqarah Allah berfirman :


‫ان الذين امنواوعملواالصلحت واقامواالصلوة واتواالزكوة لهم اجرهم عندربَّهم والخوف عليهم والهم يحزنون‬.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman mengerjakan amal saleh mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala disisi Allah. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(Al-
Baqarah : 277)
Perintah zakat diterima Rasulullah saw pada tahun ke-2 hijriyah (dua tahun setelah Nabi
Mu-hammad saw. hijrah ke Madinah).

3. Syarat Wajib Zakat Mal


a. Beragama Islam.
b. Merdeka (bukan hamba).
c. Milik sendiri (milik sempurna).
d. Cukup sampai Nisab (Batas terendah dari harta yang wajib dikeluarkan zakatnya).
e. Haul (sudah dimiliki 1 tahun, kecuali hasil bumi, hasil tambang emas, hasil tambang
perak dan harta rikaz atau temuannya).

4. Rukun Zakat Mal


a Orang yang memberi zakat (muzakki).
b Orang yang menerima zakat (mustahiq).
c Harta yang dizakatkan.
d Ijab qabul

5. Harta Yang Wajib Dizakatkan


a. Harta Kekayaan
Kekayaan pada mulanya terbatas pada emas dan perak tetapi kemudian berkembang
penger-tiannya menjadi semua barang yang disimpan dan dimiliki.

b. Emas
Yang dimaksud dengan harta emas disini ialah emas yang diperdagangkan dan yang
di-simpan, dikeluarkan setelah genap 1 tahun.

c. Perak
Sama halnya dengan emas, zakat perak pun ialah yang diperdagangkan dan yang
disimpan, dikeluarkan setelah genap 1 tahun.

d. Perniagaan
Zakat perniagaan disebut juga zakat tijarah yaitu semua benda yang dapat
diperjualbelikan se-perti barang dagangan yang berada di toko, perusahaan, pabrik,
dsb. Dikeluarkan setelah genap 1 ta-hun.

e. Peternakan
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah sapi, kerbau, unta dan kambing
jika sudah sampai nisab dan sesuai dengan ketentuan.

f. Pertanian
Hasil pertanian yang wajib dizakatkan ialah, padi atau beras, jagung, gandum yaitu
bahan makanan yang mengenyangkan atau yang menjadi bahan makanan pokok.
Sedangkan buah-buahan hanya kurma dan anggur saja (berdasarkan hadis riwayat
Tirmidzi). Zakatnya dikeluarkan ketika panen, sebagaimana Firman Allah dalam surat
Al-An’am :
َ ‫احقَّـه يَ ْو َم َح‬
‫صا ِده‬ َ ‫وا ت ُْو‬.
َ
Artinya:“Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya.”
(Al-An’am : 141)

g. Barang Temuan atau Rikaz


Barang temuan ialah berupa emas dan perak yang didapatkan oleh manusia dari dalam
tanah.
Disamping hal-hal yang disebutkan di atas, ada jenis harta kekayaan yang wajib
dikeluarkan zakatnya seperti :
a. Perikanan
Perikanan ialah segala jenis ikan air yang dibudidayakan dalam tambak.
b. Tanaman Hias
Tanaman hias ialah segala macam tanaman atau tumbuhan yang digunakan untuk
hiasan rumah atau halaman.
c. Unggas
Unggas ialah segala macam hewan yang dipelihara seperti ayam, burung, dsb.
d. Profesi
Zakat profesi ialah pendapatan yang diperoleh dari hasil profesinya seperti gaji,
honorarium, komisi, penghasilan dokter, dsb.

6. Macam-macam Zakat dan Nishabnya serta Praktik Pelaksanaannya


Nisab ialah batas minimal atau terendah dari harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Adapun nisab dari harta yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah :
a. Emas
Nisabnya : 85 gr (sebagian ulama menyebutkan 93,6 gr)
Zakatnya : 2,5 %
Waktunya : Apabila sudah dimiliki 1 tahun (haul)

b. Perak
Nisabnya : 672 gr.
Zakatnya : 2,5 %
Waktunya : Apabila sudah dimiliki 1 tahun (haul)

c. Perniagaan
Nisabnya : Seharga emas 85 gr. / 93,6 gr.
Zakatnya : 2,5 %
Waktunya : Apabila sudah 1 tahun

d. Peternakan
1). Unta : 5 ekor
Zakat yang harus dikeluarkan bila :
05 – 09 ekor : zakatnya 1 ekor kambing (2 tahun lebih) / 1 ekor
domba (1 tahun lebih)
10 – 14 ekor : zakatnya 2 ekor kambing (2 tahun lebih) / 1 ekor
domba (1 tahun lebih)
15 – 19 ekor : zakatnya 3 ekor kambing (2 tahun lebih) / 1 ekor
domba (1 tahun lebih)
20 – 24 ekor : zakatnya 2 ekor kambing (2 tahun lebih) / 1 ekor
domba (1 tahun lebih)
25 – 35 ekor : zakatnya 1 ekor anak unta (1 tahun lebih)
36 – 45 ekor : zakatnya 1 ekor anak unta (2 tahun lebih)
46 – 60 ekor : zakatnya 1 ekor anak unta (3 tahun lebih)
61 – 75 ekor : zakatnya 1 ekor anak unta (4 tahun lebih)
76 – 90 ekor : zakatnya 2 ekor anak unta (2 tahun lebih)
91 – 121 ekor : zakatnya 2 ekor anak unta (3 tahun lebih)

2). Sapi/kerbau : 30 ekor


Zakat yang harus dikeluarkan bila :
30 – 39 ekor : zakatnya 1 ekor kerbau/sapi (1 tahun lebih)
40 – 59 ekor : zakatnya 1 ekor kerbau/sapi (2 tahun lebih)
60 – 69 ekor : zakatnya 2 ekor kerbau/sapi (1 tahun lebih)
70 - .......... : zakatnya 2 ekor kerbau/sapi (2 tahun lebih)
Demikian seterusnya setiap tambahan 30 ekor sapi atau kerbau zakatnya ditambah 1
ekor sapi atau kerbau umur 1 tahun. Dan setiap tambahan 40 ekor sapi atau kerbau
zakatnya ditambah 1 ekor sapi atau kerbau umur 1 tahun.

3). Kambing : 40 ekor


Zakat yang harus dikeluarkan bila :
40 – 120 ekor : zakatnya 1 ekor
121 – 200 ekor : zakatnya 2 ekor
201 – 300 ekor : zakatnya 3 ekor
Demikian seterusnya setiap tambahan 100 ekor zakatnya ditambah 1 ekor kambing.
Binatang ternak dikeluarkan zakatnya setelah dimiliki 1 tahun.

e. Pertanian
Nisabnya : 1350 gabah ( kotor )
750 beras ( bersih )
Zakatnya : 10 % jika di airi dari air hujan (tanpa biaya)
5 % jika di airi dari irigasi (menggunakan biaya)
Waktunya : Pada waktu panen atau memetik hasil

f. Barang Temuan / Rikaz


Harta rikaz ialah harta temuan berupa emas dan perak yang di tanam oleh kaum
jahiliyah (sebe-lum Islam). Apabila kita mendapatkan harta temuan berupa emas dan
perak yang ditanam kaum jahili-yah wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 20 %. Nabi
Muhammad saw. bersabda dalam hadisnya yang berbunyi :
‫عن ابى هريرة قال رسول هللا صلىاهلل عليه وسلم وفىالركاز الـخمس‬.
Artinya: “Dari Abi Hurairah ra. telah berkata Rasulullah saw.: Zakat rikaz itu
seperlima.” (HR. Bukhari Muslim)

Harta rikaz tidak disyaratkan setahun, jadi pengeluarannya pada saat ditemukan.
Begitu juga ni-sab harta rikaz tidak disayaratkan berapapun yang ditemukan
dikeluarkan zakatnya 20 %.

g. Perikanan dan Tanaman Hias


Mengenai nisab Perikanan dan tanaman hias dikatagorikan kepada harta perniagaan
atau perdagangan, zakat yang harus dikeluarkan :
Nisabnya : seharga emas 85 gr. / 93,6 gr.
Zakatnya : 2,5 %
Waktunya : setelah dimiliki 1 tahun
Cara menghitungnya sama dengan zakat emas.

h. Zakat Profesi
Zakat profesi ialah zakat yang dikeluarkan dari hasil pendapatan yang diperoleh dari
hasil profe-sinya seperti gaji, honorarium, komisi, penghasilan dokter, akuntan
pengacara dsb. Zakat profesi nisab-nya seharga emas 85 gr /93,6 gr, zakatnya 2,5 %..
Perhitungannya seluruh penghasilan satu tahun setelah dikurangi kebutuhan hidup
sehari-hari dan pengeluaran-pengeluaran lain seperti pembayaran hutang dsb. Jadi
yang dikeluarkan zakatnya ialah ha-sil bersih dari penghasilan selama satu tahun.

Metode Pembelajaran :
1. Diskusi, siswa berdiskusi tentang zakat fitrah dan zakat mal dan dasar hukumnya yang
terkandung dalam al Qur’an
2. Tanya jawab, siswa melakukan tanya jawab tentang pengertian, dasar hukum, syarat dan
berbagai ketentuan yang berkenaan dengan zakat fitrah dan zakat mal.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan melaah literatur tentang zakat fitrah dan zakat mal
 Siswa siswa berdiskusi dan tanya jawab yang terkait dengan zakat fitrah dan zakat mal
 Siswa merumuskan beberapa poin yang terkait dengan zakat fitrah dan zakat mal
3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa ketentuan tentang zakat fitrah dan zakat mal secara bersama-
sama
 Memberi tugas siswa untuk menuliskan beberapa dalil naqli tentang zakat fitrah dan
zakat mal

Alat/Sumber Belajar : 1. Al Qur’an


2. Buku Fiqih Islam oleh Sulaeman Rasyid
3. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Jelaskan pengertian zakat maal !
2. Tulislah dalil naqli yang menerangkan tentang kewajiban zakat !
3. Jelaskan hukum zakat maal !
4. Sebutkan syarat zakat maal !
5. Sebutkan rukun zakat maal !
6. Sebutkan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya !
7. Jelaskan pengertian zakat fitrah !
8. Kapan waktu yang paling utama kuntuk memberikan zakat fitrah ?
9. Siapa yang wajib membayarkan zakat fitrah ?
10. Sebutkan benda yang boleh diberikan untuk zakat fitrah, dan berapa banyaknya ?

Mengetahui, .................., Juli


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad,A.Ma S.Ahmad,A.Ma
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/MTs : SMP Negei 1 Kadudampit


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 9. Memahami sejarah Nabi Muhammad Saw.
Kompetensi Dasar : 9.1 Menceritakan sejarah Nabi Muhammad Saw. dalam
membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan
perdagangan.
Indikator : 9.1.1 Menceritakan perjalanan Nabi Muhammad Saw. dalam
membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan
perdagangan di Makkah.
9.1.2 Menceritakan perjalanan Nabi Muhammad Saw. dalam
membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan
perdagangan di Madinah.
Waktu : 2 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menceritakan perjalanan Nabi Muhammad
Saw. dalam membangun masyarakat melalui kegiatan
ekonomi dan perdagangan di Makkah..
2. Siswa dapat menceritakan perjalanan Nabi Muhammad
Saw. dalam membangun masyarakat melalui kegiatan
ekonomi dan perdagangan di Madinah.

Materi Pembelajaran : Sejarah Nabi

A. Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan


Kehidupan masyarakat Makkah sebelum Islam dating dikenal dengan masa jahiliyah,
masyarakat yang belum mengenal tatanan hukum, aturan-aturan dalam kehidupan masyarakat,
termasuk aturan dalam kegitan ekonomi secara benar. Praktek riba yang mengakibatkan
kesengsaraan bagi masyarakat tumbuh berkembang sehingga siapa yang kuat dan kaya dialah
yang berkuasa dan yang lemah dialah yang tertindas.
Sesuai dengan kondisi alam ditanah Arab, kegiatan perekonomian masyarakat pada
umumnya adalah peternakan dan perdagangan. Perkebunan lebih banyak tanaman qurma, tetapi
ada juga yang dihasilkan berupa buah “Tin” dan “Zaitun”.
Perdagangan dilakukan antar kelompok kabilah-kabilah yang ada di kota Makkah, mereka
mengadakan transaksi jual beli di pasar-pasar.Diantaranya yang terkenal adalah pasar Ukaz.
Bahkan ada kabilah yang berasal dari keturunan Arab Ismail dan Adnan telah
mengadakan perdagangan keluar dari jazirah Arab sampai ke Persia, India, Mesir, Iraq, Syam
dan Yaman. Para saudagar menjual dagangannya dalam waktu yang cukup lama di wilayah
tersebut. Sebab transportasi pada saat itu hanya ada unta dan kuda. Bahkan berbulan-bulan baru
mereka kembali.
Demikian pula dengan Rasulullah saw ketika beliau masih kecil, baru berumur 12 tahun,
telah ikut berdagang dengan paman beliau Abu Thalib ke Negeri Syam. Saat Rasulullah
menginjak usia dewasa, beliau mempunyai inisiatif untuk berdagang sendiri. Akhirnya melalui
bantuan paman beliau, Rasulullah saw membawakan dagangan milik saudagar kaya Siti
Khadijah untuk dijual ke Negeri Syam.
Rasulullah saw memberikan contoh kepada pedagang-pedagang lainnya dalam berdagang
yang harus disertai dengan kesungguhan, ketelitian, kejujuran, tanggungjawab, dan keramah
tamahan.
Ketika Rasulullah saw berada di Madinah beliau melihat kegiatan perekonomian lebih di
dominas atau dikuasai oleh orang-orang Yahudi, mereka menguasai tanah-tanah terbaik dan oase-
oase, Tairma, Fadak dan Wadil Al-Qura’ yang sangat subur untuk kegiatan perkebunan dan
peternakan. Sehingga dapat mempengaruhi suku-suku dan kabilah-kabilah yang ada di Madinah.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dalam mempersatukan umat,
baik kaum Muhajirin dengan Anshar serta hubungan dengan orang Yahudi dan Nasrani dalam
membangun masyarakat antara lain.
1. Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshor agar
semakin kokoh.
2. Meletakkan dasar perekonomian dan sosial dan kuat dalam berbagai segi kehidupan.
3. Mengadakan perjanjian dengan orang Yahudi dengan Nasrani serta kabilah untuk
hidup berdampingan

B. Meneladani Perjuangan Nabi dan Para Sahabat di Madinah


1. Reaksi Masyarakat Madinah Terhadap Kaum Muhajirin
Kehadiran Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabat beliau disambut dengan suka
cita oleh masyarakat Madinah. Setiap hari, orang-orang Madinah yang telah memeluk agama
Isalam selalu mengharap dan menantikan kedatangan Rasulullah saw. Mereka menunggu
kedatangan Rasulullah saw dari pagi sampai siang. Akhirnya Nabi Muhammad saw sampai di
suatu tempat yang bernama Quba.
Berbondong-bondong pendudukan Yatsrib (Madinah) menyambut kedatangan
Rasulullah saw baik kaum muslimin, orang-orang musyrik maupun Yahudi. Mereka berharap
dengan kedatangan Rasulullah saw akan membawa perubahan bagi kota Yatsrib (Madinah).
Sahabat-sahabat Rasulullah saw yang datang dari Makkah (Kaum Muhajirin) disambut
dengan penuh keramah-tamahan oleh masyarakat Yatsrib (Madinah) dengan cara menolong
mereka (kaum Anshor). Oleh Rasulullah saw mereka (kaum Muhajirin dan Anshor)
dipersaudarakan agar persatuan dan kesatuan antar umat Islam kuat dan kokoh.
Demikian pula dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, kaum Muhajirin yang datang
dari Mekkah disambut dengan baik, sehingga semakin hari semakin erat rasa
persaudaraannya, baik antar kaum muslimin maupun antara kaum muslimin dengan orang-
orang Yahudi dan Nasrani.
Sambutan atas kedatangan nabi Muhammad beserta sahabat-sahabatnya di Kota
Madinah, dihiasi dengan berbagai macam hiasan yang indah, mereka juga melantunkan syair
dan lagu-lagu :

Artinya : “Telah terbit bulan purnama atas kita;


Dari kampung Tsaniyatil wada’;
Wajib atas kita berterimakasih;
Karena yang berseru kepada Allah telah berseru;
Hai orang yang diutus atas kita;
Engkau telah datang dengan perkara;
Yang merindukan kita kepada Tuhan;

2. Rasulullah dan Para Sahabat Menjalin Hubungan dengan Kelompok Non Muslim
Setelah Rasulullah saw berada di kota Madinah, beliau membentuk suatu masyarakat
yang besar, di antaranya mendirikan masjid, mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan
Anshor, meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial. Beliau juga membuat perjanjian
bantu-membantu serta tolong-menolong antara kaum muslim dengan non muslim.
Penduduk kota Madinah setelah datang Islam terdiri dari tiga golongan, yaitu :
a. Kaum Muslimin.
b. Bangsa Yahudi yag terdiri dari Bani Quraizhah, Bani Nadhir, dan Bani Qainuqa.
c. Bangsa Arab yang belum menganut agama Islam maupun Yahudi.

Rasulullah saw hendak menciptakan suasana saling tolong-menolong dan bantu-


membantu. Beliau membuat perjanjian antara umat muslim dengan non-muslim, perjanjian
tersebut antara lain:
a. Menghukum siapa saja yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada yang
patuh.
b. Kebebasan beragama terjamin semua.
c. Kewajiban bagi pendudukan kota Madinah, baik muslim maupun non muslimin,
saling bantu membantu menangkis serangan terhadap kota mereka Madinah.
d. Perselisihan dan perkara yang besar harus diselesaikan dihadapan Rasulullah.

3. Mempersatukan Kaum Muhajirin dan Anshor


Menurut bahasa ”Muhajirin” mengandung arti ”orang-orang yang hijrah”, yaitu orang-
orang atau sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang hijrah (pindah) dari Kota Mekkah ke
Madinah untuk menghindari penyiksaan dan ancaman orang-orang kafir di Mekkah. Sedangkan
”Anshor” adalah sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang berada di Madinah yang dengan
ikhlas dan jiwa besar, menerima dan menolong sahabat-sahabat yang hijrah dari Mekkah.
Kaum Muhajirin ke Madinah banyak yang menderita kemiskinan, karena harta benda
dan kekayaan mereka ditinggalkan di Mekkah hanya untuk mempertahankan aqidah dan
keyakinan mereka kepada Allah SWT.
Rasulullah saw mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshor, Abu Bakar
beliau persaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair, Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Mu’adz
bin Jabbal, dan lain sebagainya.
Begitu kuatnya ikatan persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshor sehingga
dianggap oeh Rasulullah sebagai saudara kandung, kaum Muhajirin yang tinggal di Madinah
membaur dan melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat.
Dengan mengadakan persaudaraan dan kehidupan yang rukun antara kaum Muhajirin
dan Anshor, Rasulullah saw telah menciptakan suatu persatuan yang kuat berdasarkan agama,
dan menggantikan persaudaraan dan persatuan yang berdasarkan kesukuan, sehingga
terwujud rasa saling kash-mengasihi, sayang-menyayangi dan tolong-menolong di antara
mereka tanpa memandang suku, pangkat, jabatan dan golongan.

4. Toleransi Rasulullah saw dan Para Sahabat Terhadap Agama lain.


Rasulullah saw mengajarkan umatnya untuk menghormati orang lain yang berbeda
agama, tidak boleh menyakiti, menghina dan mengejek, mempermalukan sama dalam hukum,
menolong mereka yang mendapat kesulitan sebatas hubungan sebagai manusia.
Oleh karena itu salah satu butir perjanjian dengan orang Yahudi adalah kebebasan
beragama terjamin semua. Karena tidak ada paksaan dalam ajaran Islam. Dalam Al-Quran
surat Al-Baqarah ditegaskan :

Artinya: ”Tidak ada paksaan dalam agama Islam (QS. Al-Baqarah: 256)

Umat Islam memberikan kemerdekaan beribadah, semua hak yang diberikan kepada
kaum muslimin, juga diberikan kepada mereka. Disamping diberikan hak, kepada mereka
juga dibebankan kewajiban untuk bekerjasama dengan kaum muslimin dalam membela dan
melindungi tanah air bila diserang musuh. Demikian pula sebagaimana kaum muslimin,
mereka diwajibkan memberikan materi yang ada bila keadaan sangat memerlukan sebagai
tanggungjawab bersama.
Dasar-dasar kehidupan yang telah diciptakan oleh kaum muslimin dalam mengatur
urusan keagamaan dan kedamaian sungguh sangat tinggi. Perlakuan kaum muslimin terhadap
orang-orang yang bukan muslimin merupakan toleransi yang luhur, tidak dibenarkan untuk
menindas atau menyakiti walaupun jumlah mereka minoritas, Islam adalah agama perdamaian
dan Rahmatan lil alamin.

Metode Pembelajaran :
1. Diskusi, siswa berdiskusi tentang perjalanan Nabi dalam membangun masyarakat Mekah
dan Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan
2. Ceramah, siswa mendengarkan ceritra dan penjelasan tentang perjalanan Nabi dalam
membangun masyarakat Mekah dan Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan
3. Tanya jawab, siswa melakukan tanya jawab tentang perjalanan Nabi dalam membangun
masyarakat Mekah dan Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. Membaca ayat al Qur’an selama 5 menit
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi yang akan dicapai secara
singkat.

2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca dan melaah literatur tentang puasa wajib
 Siswa siswa berdiskusi dan tanya jawab tentang puasa wajib
 Siswa merumuskan beberapa poin yang terkait dengan puasa wajib

3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan beberapa ketentuan tentang puasa wajib secara bersama-sama
 Memberi tugas siswa untuk menuliskan beberapa dalil naqli tentang puasa wajib

Alat/Sumber Belajar :
1. Buku Paket Pendidikan Agama Islam, SMP Kelas 8

Penilaian :
1. Jelaskan kehidupan masyarakat Makkah sebelum datangnya Islam !
2. Bagaimana cara masyarakat Makkah dalam melakukan perdagangan !
3. Sebutkan dua kabilah terkenal yang telah melakukan perdagangan ke luar jazirah Arab !
4. Sebutkan cara Rasulullah saw memberikan contoh cara berdagang yang baik !
5. Sebutkan lima oase yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi di Madinah !
6. Sebutkan usaha-usaha yang dilakukan Rasulullah saw dalam mempersatukan kaum
muhajirin dan ansor !
7. Bagaimana reaksi penduduk Madinah terhadap kedatangan Rasulullah saw dan para
sahabat !
8. Jelaskan perjanjian Rasulullah saw dengan kelompok non muslim !
9. Sebutkan salah satu ayat yang menjelaskan bahwa tidak ada paksaan dalam Islam !
10. Jelaskan toleransi yang dibenarkan dalam Islam !

Mengetahui, .................., Juli


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

S.Ahmad,A.Ma S.Ahmad,A.Ma
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai