Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN


1. Hasil
a) Mikroskopik
Nama Tanaman Hasil Gambar
Daun kumis kucing

Daun discolour
Daun kejibling

Daun oleander

Daun teh
Daun saga

Daun digitalis

Daun sirih

Daun durian

b) Makroskopik
Nama Organoleptis Morfologi Daun
Tanaman
Daun pepaya  Bau: Tidak berbau  Bangun daun:
 Rasa: Pahit Membulat (toreh
(Caricae
 Warna: Hijau tidak merdeka)
folium)  Pangkal daun:
Berlekuk
 Ujung daun:
meruncing
 Pertulanga daun:
Menjari
 Tepi daun: berbagi
menjari
 Permukaan daun:
kasar
Daun miana  Bau: Bau khas  Bangun daun: Bulat
daun miana telur
(Colei
 Rasa: Pahit  Pangkal daun:
scutellarioidi  Warna: Ungu Membulat
 Ujung daun: Runcing
folium)
 Pertulanga daun:
Melengkung
 Tepi daun: beringgit
(toreh merdeka)
 Permukaan daun:
kasar
Daun jambu  Bau: Bau jambu  Bangun daun: Lanset
biji  Pangkal daun:
biji (Psidii
 Rasa: Pahit Tumpul
folium)  Warna: Hijau  Ujung daun: Runcing
 Pertulanga daun:
Menyirip
 Tepi daun: Rata
(toreh merdeka)
 Permukaan daun:
Berkerut
Daun jambu  Bau: Bau jambu  Bangun daun :
air Jantung terbalik
air
 Rasa: Rasa seperti  Pangkal daun:
jambu air Tumpul
 Ujung daun: Tumpul

 Warna: Hijau  Pertulanga daun:


Melengkung
 Tepi daun: Rata
(toreh merdeka)
 Permukaan daun:
Licin
Daun Rhoe  Bau: Tidak berbau  Bangun daun:
 Rasa: Sedikit getir Bangun lanset
discolor folium
(sepet)  Pangkal daun:
 Warna:Dua sisi : Memeluk pangkal
Hijau dan ungu batang
 Ujung daun:
Meruncing
 Pertulanga daun:
Sejajar
 Tepi daun: Rata
(toreh merdeka)
 Permukaan daun:
Licin
Daun durian  Bau: Tidak ada  Bangun daun:
bau Memanjang
 Rasa: Tidak ada  Pangkal daun:
rasa Membulat
 Warna: Depan  Ujung daun:
Meruncing
hijau, belakang
 Pertulanga daun:
keemasan Melengkung
 Tepi daun: Rata
(toreh merdeka)
 Permukaan daun:
Kasar

Daun salam  Bau: Tidak berbau  Bangun daun: Lanset


 Rasa: Tidak ada  Pangkal daun:
rasa Tumpul
 Warna: Hijau  Ujung daun:
Meruncing
 Pertulanga daun:
Melengkung
 Tepi daun: Rata
(toreh merdeka)

 Permukaan daun:
Licin
Daun singkong  Bau: Tidak ada  Bangun daun: Bulat
bau  Pangkal daun:
 Rasa: Tidak rasa Berlekuk
 Warna: Hijau  Ujung daun: Runcing
 Pertulanga daun:
Menjari
 Tepi daun: Rata
(toreh merdeka)
 Permukaan daun:
Kasar

2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan identifikasi secara mikroskopik dan
makroskopik pada folium yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengamati
simplisia secara makroskopik dan mikroskopik pada folium. Daun merupakan alat
yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi proses
fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Sebagai Fungsi daun
sebagai alat pengambilan zat zat makanan, sebagai pengolahan zat zat makanan,
penguapan air, dan pernafasan.

Pertama kami melakukan identifikasi mikroskopik pada daun teh. Ambil


serbuk daun teh dengan menggunakan spatula letakan diatas objek glass tetesi
dengan air 1-2 tetes menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air homogen
kemudian tutup dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati. Daun
teh memiliki ciri berbagai bentuk sel batu daun teh, fragmen sel batu/sklereid
terlepas dari epidermis dan epidermis terlihat berwarna hijau dan kuning jingga,
bawah epidermis dengan sel batu sangat banyak. Kedua kami melakukan
identifikasi mikroskopik pada daun digitalis. Ambil serbuk daun digitalis dengan
menggunakan spatula letakan diatas objek glass tetesi dengan air 1-2 tetes
menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air homogen kemudian tutup
dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati. Daun digitalis memiliki
ciri fragmen epidermis bawah dengan stomata, terliat pula rambut
penutup 2-6 sel dengan ujung tumpul, terlihat pula epidermis dan fragmen epidermis
dengan rambut kelenjar (panah) dan rambut penutup yang tersebar.
Ketiga kami melakukan identifikasi mikroskopik pada daun saga. Ambil
serbuk daun saga dengan menggunakan spatula letakan diatas objek glass tetesi
dengan air 1- 2 tetes menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air homogen
kemudian tutup dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati. Daun
saga memiliki ciri fragmen epidermis dan 4 buah rambut penutup bersel 1. Bawah 2
rambut penutup dan fragmen epidermis serta urat daun. Keempat kami melakukan
identifikasi mikroskopik pada daun kumis kucing. Ambil serbuk daun kumis kucing
dengan menggunakan spatula letakan diatas objek glass tetesi dengan air 1-2 tetes
menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air homogen kemudian tutup
dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati. Daun kumis kucing
memiliki ciri fragmen rambut penutup masih menempel pada epidermis, fragmen
rambut penutup terlepas, epidermis dengan stomata tipe diasitik.
Kelima kami melakukan identifikasi mikroskopik pada daun sirih. Ambil
serbuk daun sirih dengan menggunakan spatula letakan diatas objek glass tetesi
dengan air 1-2 tetes menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air homogen
kemudian tutup dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati. Daun
sirih memiliki ciri fragmen sel minyak dalam epidermis, dan terlihat pula sel
kelenjar (panah).
Keenam kami melakukan identifikasi mikroskopik pada daun kejibeling.
Ambil serbuk daun kejibeling dengan menggunakan spatula letakan di atas objek
glass tetesi dengan air 1-2 tetes menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air
homogen kemudian tutup dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan
amati. Daun kejibeling memiliki ciri fragmen rambut penutup, fragmen epidermis,
dan sistolit seperti bonggol jagung (panah).
Ketujuh kami melakukan identifikasi mikroskopik pada daun oleander.
Ambil serbuk daun kejibeling dengan menggunakan spatula letakan di atas objek
glass tetesi dengan air 1-2 tetes menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan
air homogen
kemudian tutup dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati.
penutup, fragmen epidermis, dan sistolit seperti bonggol jagung (panah)Kedelapan
kami melakukan identifikasi mikroskopik pada daun rheo discolour. Ambil serbuk
daun rheo discolour dengan menggunakan spatula letakan di atas objek glass tetesi
dengan air 1-2 tetes menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air homogen
kemudian tutup dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati.
Terakhir kami melakukan identifikasi mikroskopik pada daun durian. Ambil
serbuk daun durian dengan menggunakan spatula letakan di atas objek glass tetesi
dengan air 1-2 tetes menggunakan pipet tetes. Aduk agar serbuk dan air homogen
kemudian tutup dengan cover glass, letakan di bawah mikroskop dan amati.
selanjutnya kami melakukan identifikasi makroskopik pada daun. pertama kami
melakukan identifikasi organoleptik dan morfologi pada daun pepaya dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung pada daun. Daun pepaya memiliki ciri
organoleptik rasa pahit, tidak berbau, berwarna hijau, bangun daun membulat,
pangkal daun berlekuk, ujung daun meruncing, pertulangan daun menjari, tepi daun
berbagi menjari (toreh tidak merdeka) dan permukaan daun kasar.
Kedua kami melakukan identifikasi organoleptik dan morfologi pada daun
miana dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada daun. Daun miana
memiliki ciri berasa pahit, bau khas daun miana, berwarna ungu, Bangun daun bulat
telur, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, pertulangan daun melengkung,
tepi Daun beringgit (toreh merdeka) dan permukaan daun berbulu halus.
Ketiga kami melakukan identifikasi organoleptik dan morfologi pada daun
jambu air dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada daun. Daun
jambu air memiliki ciri berasa seperti jambu air, bau khas jambu air, berwarna
hijau, Bangun daun jantung terbalik, ujung daun tumpul, pangkal daun tumpul,
pertulangan daun melengkung, tepi Daun rata (toreh merdeka) dan permukaan daun
licin.
Keempat kami melakukan identifikasi organoleptik dan morfologi pada
daun jambu biji dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada daun.
Daun jambu biji memiliki ciri berasa pahit, bau khas jambu biji, berwarna hijau,
Bangun daun
3.

lanset, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, pertulangan daun menyirip,
tepi Daun rata (toreh merdeka) dan permukaan daun berkerut.
Kelima kami melakukan identifikasi organoleptic dan morfologi pada
daun rheo discolour dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada
daun. Daun rheo discolour memiliki ciri rasa sedikit getir atau sepet, tidak
memiliki bau, memiliki 2 sisi warna yaitu hijau dan ungu. Bangun daun lanset,
pangkal daun memeluk pangkal batang, ujung daun meruncing, pertulangan
daun sejajar, tepi daun rata (toreh merdeka), permukaan daun licin.
Keenam kami melakukan identifikasi organoleptic dan morfologi pada
daun durian. Daun durian memiliki ciri tidak ada bau, tidak berasa, bewarna
hijau disisi depan dan keemas an pada sisi belakang, bangun daun memanjang,
pangkal daun membulat, ujung daun meruncing, pertulangan daun
melengkung, tepi daun rata (toreh merdeka) dan permukaan kasar.
Ketujuh kami melakukan identifikasi organoleptic dan morfologi pada
daun salam. Daun salam memiliki ciri tidak berbau, tidak memiliki rasa dan
bewarna hijau, bangun daun lanset, pangkal daun tumpul, ujung daun
meruncing, pertulangan daun melengkung, tepi daun rata (bertoreh merdeka)
dan permukaan daun licin. Terakhir kami melakukan identifikasi organoleptic
dan morfologi pada daun singkong. Daun singkong memiliki ciri tidak berbau,
tidak memiliki rasa dan warna hijau, bangun daun bulat, pangkal daun
berlekuk, ujung daun runcing, pertulangan daun menjari, tepi daun rata (toreh
merdeka) dan permukaan daun kasar.

BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa untu identifikasi
mikroskopik menggunakan alar mikroskop, dan untuk melakukan identifikasi
makroskopik dengan cara visual, hasil dari praktikum ini dapat di lihat dari tabel
hasil pengamatan.

2. Saran
a) Praktikan diharap lebih aktif pada saat praktikum
b) Praktikum tepat waktu
c) Pada saat praktikum diharap lebih berhati hati karna ada beberapa alat
yang mudah pecah

Anda mungkin juga menyukai